Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
1. PANDUAN OBSERVASI
No
Hal yang diamati
Obyek
Pengamat
1
2
3
4
5
Gambaran status gizi balita
Gambaran kesehatan lingkungan
keluarga
Gambaran status
ekonomi/pendapatan keluarga
Sistem budaya yang berkaitan dengan
gambaran pola asuh gizi balita
a.
Penyediaan makanan
b.
Cara mengolah makanan
c.
Cara memberi makanan
d.
Gambaran pelayanan
kesehatan/pengobatan
dalam keluarga
e.
Gambaran pola konsumsi
RT
Gambaran sistem sosial
a.
Keakraban sosial
b.
Kelembagaan/organisasi
kemasyarakatan
Balita di Desa
Pecuk
Rumah
keluarga
balita
Keluarga
balita
Keluarga
balita
Masyarakat
Desa Pecuk
Peneliti
utama
221
222
2. PANDUAN WAWANCARA
N
o
Masalah Obyek
Pewawancar
a
1
I.Sistem budaya
Kepercayaan
Keluarga
balita,
Kepala
Desa,
Perangkat
Desa,
Kepala
Puskesmas
, Bidan
Desa,
Kader
Posyandu
Peneliti
utama
dibantu
Anggota
2 Norma
3 Nilai-nilai
4 Mitos
5
6
7
Kebiasaan-kebiasaan
Tradisi
II.Sistem sosial
a.
Keakraban sosial
b.
Kelembagaan/organisasi
kemasyarakatan
8
Pola asuh gizi balita
a.
Penyediaan makanan
b.
Gambaran pelayanan
kesehatan/pengobatan
dalam keluarga
c.
gambaran pola konsumsi
makanan balita
223
3. Panduan Fokus Grup Diskusi
FGD ini digunakan untuk: 1) mendapatkan data yang lebih lengkap
dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang telah
didapat sebelumnya.
Pemandu : Ketua Tim Peneliti
Anggota : Anggota Tim Peneliti
Peserta : Kelompok 1 : pengarah/penanggung jawab bidang
kesehatan dan kader kesehatan
Kelompok 2: keluarga balita
Tempat : di Balai desa atau Puskesmas atau menyesuaikan dengan
hasil kesepakatan
Script FGD
Ucapan Salam
Pemandu (moderator) menjelaskan tujuan FGD saat ini
Tujuan pertemuan saat ini untuk mendapatkan informasi, masukan
tentang perilaku yang berkaitan dengan gizi serta faktor-faktor
pendukungnya (pola asuh gizi setempat).
Dalam hal ini terdiri dari sistem budaya, sistem sosial dan pola asuh
gizi balita.
(1)
Sistem budaya yang dapat berupa :
a.
Kepercayaan
b.
Norma
c.
Nilai-nilai
d.
Mitos
e.
Kebiasaan-kebiasaan
f.
Tradisi
(2)
Sisitem sosial yang dapat berupa :
a.
Keakraban sosial (kohesi sosial)
b.
Kelembagaan/organisasi kemasyarakatan
(3)
Pola asuh gizi balita, yang berkaitan dengan Aspek dan
penyediaan makanan balita,pelayanan kesehatan/pengobatan
224
dalam keluarga, dan gambaran pola konsumsi makanan
balita.
Perlu juga disampaikan dan ditekankan pada peserta bahwa acara ini
independen, bagi peserta untuk menyampaikan pendapatnya tanpa
ada tekanan dan subyektif kontrol. Adanya rekaman berupa video
dan voice recorder dimaksud bahwa pikiran, pendapat, gagasan
Bapak/Ibu diperlukan dalam rangka penyusunan laporan kegiatan
dan proses evaluasi.
Pertanyaan- Pertanyaan
1.
Ceritakan kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan
kesehatan, makanan , pengobatan yang ada di masyarakat
atau yang biasa ibu/bapak lakukan. (kepercayaan adalah
anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu
benar atau nyata). Contoh pertanyaan adalah jika anak bapak
atau ibu sakit maka pertama kali dilakukan dalah mencari
pengobatan kepada siapa?
2.
Ceritakan tentang norma-norma yang berkaitan dengan
kesehatan, makanan , pengobatan yang ada di masyarakat
atau yang biasa ibu/bapak lakukan. (norma adalah aturan
atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan dan
pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima, sehingga
setiap warga masyarakat harus mentaatinya).
3.
Ceritakan tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan
kesehatan, makanan , pengobatan, nilai anak yang ada di
masyarakat atau ibu/bapak rasakan. (nilai adalah gagasan
mengenai apakah pengalaman berarti atau tidak berarti).
Dapat berupa pertanyaan yang mengarah pada bagaimana
225
nilai anak bagi orangtuanya dan perilaku apa yang
mendukung nilai-nilai tersebut.
4.
Ceritakan tentang mitos-mitos yang berkaitan dengan
kesehatan, makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat
atau ibu/bapak yakini. (mitos adalah rasionalisasi yang
merupakan suatu kerangka penunjang yang dibuat oleh akal
manusia guna memelihara eksistensinya)
5.
Bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan dengan
kesehatan, makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat
atau ibu/bapak seringlakukan (kebiasaan adalah suatu cara
yang lazim, yang wajar dan diulang-ulang dalam melakukan
sesuatu)
6.
Ceritakan tentang tradisi yang berkaitan dengan kesehatan,
makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat atau
ibu/bapak seringlakukan (tradisi adalah adat kebiasaan turun
temurun yang masih dijalankan dimasyarakat, dengan
penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada
merupakan yang paling baik dan benar).
7.
Bagaimana keakraban sosial, kelembagaan/organisasi
kemasyarakatan yang ada dilingkungan bapak/ibu yang
berkaitan dengan perbaikan kesehatan , misalnya asuransi
kesehatan di desa, lumbung padi desa .
8.
Bagaimana pola asuh gizi balita yang berkaitan dengan
penyediaan makanan, pelayanan kesehatan/pengobatan
dalam keluarga dan pola konsumsi makanan balita .
Penutup
Moderator mengucapkan terima kasih kepada para peserta FGD atas
partisipasinya
DATA STATUS GIZI BALITA DESA PECUK, KEC. MIJEN,
KAB. DEMAK
BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
BULAN ……….TAHUN 2009
DATA STATUS
GIZI BALITA
Umur (bulan)
STATUS GIZI (jumlah/prosen)
BURUK KURANG BAIK LEBIH
0-6 7-12 13-18 19-24 25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55-60 JUMLAH
226
227
DESA PECUK, KEC. MIJEN,
KAB. DEMAK
BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
BULAN ……….TAHUN 2009
Umur (bulan)
STATUS GIZI (jumlah/prosen)
BB NAIK BGM BGT 0-6 7-12 13-18 19-24 25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55-60 JUMLAH
DATA KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI
……….
DI DESA PECUK, KEC. MIJEN, KAB. DEMAK
BULAN ………..TAHUN 2009
No Nama
balita
Umur
balita
Pendidik
an ibu
Pekerjaan
ibu
Pendapata
n
keluarga
Jumlah
anak
Ketera
ngan
228
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM
(Khusus Untuk Anak Usia 1 – 2 tahun)
Nama balita : ……….
Umur : ……….
Berat Badan : ……….
Nama Ibu : ……….
Nama Ayah : ……….
Alamat : ……….
Waktumakan
Nama masakan
Bahan makanan
Jenis
Banyaknya
URT
Gram
Pagi/jam Siang/jam Malam/jam229
230
Lampiran 2
HASIL PENELITIAN
Tabel : Data prosentase status gizi balita Kabupaten Demak
tahun 2008
No Kecamatan Puskesmas Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih 1 Mranggen Mranggen I Mranggen II Mranggen III 0 1,01 1,11 4,00 30,30 4,44 96,00* 68,69 93,33* 0,00 0,00 1,11 2 Karangawen Karangawen I Karangawen II 0 0 7,33 14,44 91,33* 84,44* 1,33 1,11 3 Guntur Guntur I Guntur II 3,33 1,11 18,89 13,33 77,78 85,56* 0,00 0,00 4 Sayung Sayung I Sayung II 2,67 6,67 17,33 15,33 80,00 77,33 0,00 0,67 5 Karang Tengah Karang Tengah 0 18,89 81,11 0,00 6 Bonang Bonang I Bonang II 6,67 0 18,89 17,78 74,44 82,22 0,00 0,00 7 Demak Demak I Demak II Demak III 0 0 1,11 9,33 17,78 18,89 85,00* 82,22 80,00 5,67 0,00 0,00 8 Wonosalam Wonosalam I Wonosalam II 1,11 4,44 17,78 25,56 80,00 68,89 1,11 1,11 9 Dempet Dempet 0 23,33 76,67 0,00 10 Gajah Gajah 3,33 15,56 80,00 1,11 11 Karanganyar Karanganyar I Karanganyar II 1,33 0 17,33 16,67 81,33 83,33* 0,00 0,00 12 Mijen Mijen I Mijen II 0 1,33 2,22 2,67 97,78* 96,00* 0,00 0,00 13 Wedung Wedung I Wedung II 0 7,78 10,67 27,78 88,67* 58,89 0,67 5,56 14 Kebonagung Kebonagung 5,56 25,56 66,67 2,22 Jumlah 1,71 14,70 82,48 1,11
Sumber : Subdin Kesga dan Inkes DKK Demak
*) lebih dari rata-rata di tingkat kabupaten
Tabel : Data Lingkungan di Kabupaten Demak tahun 2007
No Kecamatan Puskesmas Keluargapra sejahtera (%) Rawan Pangan berdasar kasus gizi buruk > 0,05% Prosent Pendidik an (s/d lulus SD) Besar keluar ga Kate gori 1 Mranggen Mranggen I Mranggen II Mranggen III 44,52 - 0,08* - 47,92 4.3* - - - 2 Karangawen Karangawen I Karangawen II 58,26* 0.09* - 82,95* 3.9 2 - 3 Guntur Guntur I Guntur II 68,79* 0,28* - 58,28 3.6 1 - 4 Sayung Sayung I Sayung II 44,79 0,45* - 67,28* 4.0 - - 5 Karang Tengah Karang Tengah 49,47* - 69,82* 3.4 - 6 Bonang Bonang I Bonang II 45,51 - 0,15* 63,24* 4.1* - - 7 Demak Demak I Demak II Demak III 65,95* - - 0,24* 50,00 3.6 - - - 8 Wonosalam Wonosalam I Wonosalam II 53,05* 0,19* 0,09* 66,19* 2.8 2 2 9 Dempet Dempet 46,7 0,21* 63,83* 3.3 - 10 Gajah Gajah 47,44 0,06* 81,77* 3.8 - 11 Karanganyar Karanganyar I Karanganyar II 25,46 - - 59,02 3.6 - - 12 Mijen Mijen I Mijen II 50,12* 0,10* 0,11* 72,72* 3.7 2 1 13 Wedung Wedung I Wedung II 51,81* 0,49* - 46,29 4.2* 2 - 14 Kebonagung Kebonagung 40,52 0,08* 59,63 3.3 - Kab. Demak 48,79 61,69 3.7
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Demak tahun 2007, Demak Dalam
Angka 2007
*) Lingkungan rentan gizi (nilai lebih dari rata-rata tingkat
kabupaten, gizi buruk > 0,05 atau jumlah keluarga > 4 orang)
232
HASIL OBSERVASI
No Hal yang diamati Hasil
1 Gambaran status gizi balita
Tidak ditemukannya balita dengan status gizi buruk, balita di Desa Pecuk rata-rata mempunyai status gizi baik.
2 Gambaran kesehatan
lingkungan keluarga
a. Kebanyakan halaman rumah tidak tertata rapi dan kurang bersih, dengan binatang piaraan terutama ayam atau bebek yang berkeliaran, pemanfaatan pekarangan untuk tanaman sayur-sayuran tak banyak terlihat.
b. Tempat pembuangan sampah terkumpul disudut rumah dengan sistem lubang, atau hanya terkumpul untuk kemudian dibakar.
c. Saluran pembuangan limbah seadanya (berupa saluran tanpa betonisasi) yang terlihat tanpa genangan air.
d. Rata-rata sudah mempunyai kamar mandi dan jamban sendiri-sendiri, dengan air yang berasal dari sumur.
e. Sirkulasi udara dan pencahayaan rata-rata sudah cukup memadai.
3 Gambaran status
ekonomi/pendapatan keluarga
Yang diamati dari kondisi bangunan rumah yang rata-rata berupa rumah semi permanen dengan lantai plesteran dan sebagian tanah, dinding tembok tanpa plesteran atau dengan dinding kayu tanpa cat atau dinding anyaman bambu. Hal ini menunjukan status ekonomi/pendapatan keluarga rata-rata termasuk kalangan menengah kebawah.
4 Sistem budaya yang
berkaitan dengan gambaran pola asuh gizi balita
a. Penyediaan makanan terutama diperuntukan bagi anaknya, terlihat dari beberapa anak meminta makan setiap saat selalu dipenuhi
b. Bahan pangan hampir semua dibeli setiap hari, kecuali beras yang tersedia untuk beberapa hari, tergantung adanya uang atau hasil panen.
c. Beberapa bahan pangan mudah didapat dari warung sekitar rumah, juga hampir semua bahan pangan dapat dibeli di penjaja keliling
233
d. Makanan pokok balita diatas satu tahun adalah nasi, dengan dominan lauk sayur bayam/jangan kunci saja.
e. Banyaknya penjaja makanan ringan yang menawarkan dagangannya melewati depan rumah, yang berupa makanan yang disukai oleh anak-anak termasuk balita seperti ciki-ciki, sate ojek dan aneka kue serta roti.
f. Ibu balita sangat memperhatikan pemberian imunisasi, yang terlihat saat kegiatan posyandu dengan jadwal pelayanan imunisasi dan semua balita telah mendapat imunisasi dasar sesuai dengan umurnya.
g. Pemberian ASI dilakukan tanpa jadwal tetap, selalu diberikan dimanapun anak meminta, termasuk di depan tamu atau pada saat sedang berjalan.
5 Gambaran sistem sosial a. Sistem kekeluargaan yang masih erat, dapat dilihat dari cara berkomunikasi, banyak ibu pada waktu senggang saling berkunjung, mengisi waktu luangnya dengan berbincang-bincang, menyuapi anaknya bersama-sama dan membawa anak tetangganya untuk ditimbangkan jika ibunya berhalangan.
b. Kegiatan posyandu berjalan setiap bulan dengan partisipasi dan keaktivan kader yang sangat baik, saling membantu dan menjalankan tugas.
c. Adanya seorang bidan desa sebagai koordinator posyandu yang cukup akrab dengan para kader posyandu dan saling mendukung tugas dan kepentingan masing-masing.
d. Kegiatan sosial berjalan melalui komunikasi yang bersifat tradisional (getok tular dari mulut ke mulut)
e. Adanya kebiasaan gotong royong yang tinggi, yang dapat dilihat saat membangun mushola (rumah ibadah) dan membersihkan lingkungan.
234
HASIL WAWANCARA
No Item Hasil I. 1 Sistem BudayaKepercayaan a. Masih adanya kepercayaan berkaitan
dengan penyembuhan penyakit/pengobatan kepada Dukun
Bayi, Tiyang Sepuh, Orang Pintar dan Kiyai
b. Adanya Danyang (penunggu desa), yaitu di makam Mbah Buyut Suradi, yang dianggap sebagai pendiri Desa Pecuk, merupakan keluarga dari H Abdullah Mukti (Bp. Carik) yang bertindak sebagai juru kunci makam. Bagi masyarakat yang akan hajatan atau punya kerja, mau puasa, malam jumat kliwon untuk mendapatkan keselamatan dan dilindungi mereka akan menabur bunga (nyekar) di makam.
c. Untuk keselamatan masyarakat desa melakukan sedekah bumi setahun sekali pada bulan Apit tahun Jawa.
d. Supaya padi yang ditanam dapat dipanen dengan hasil yang baik maka harus disajeni oleh yang mempunyai sawah. e. Sebagai tanda syukur bahwa panen padi
dapat berhasil dengan baik ,maka dilakukan wiwitan (syukuran)
2 Norma Norma yang merefleksikan kebiasaan saling
memberi di dalam keluarga dan masyarakat, yang dapat jelas terlihat pada saat tetangga mempunyai kerja (mengawinkan anaknya) maka masyarakat sekitar akan nyumbang
(memberi buah tangan berupa bahan-bahan pokok seperti gula, beras dan lain-lain) yang kemudian dicatat dan akan dibalas pada saat kita punya kerja yang akan datang. Begitu juga saling merawat dan mengawasi anak-anak disekelilingnya terutama anak yang masih kecil (balita)
3 Nilai-nilai a. Adanya pergeseran nilai-nilai yang
sangat menyolok pada 4 tahun terakhir oleh karena adanya perpindahan penduduk (orang dari desa lain), maupun
235
masyarakat Desa Pecuk yang bekerja di desa lain, yang mengakibatkan tanaman pertanian tidak hanya berupa padi saja, tetapi sudah bervariasi dan dikembangkan ke jenis tanaman lain, yaitu buah melon, cabe besar keriting dan brambang yang dianggap lebih mempunyai nilai tinggi.
b. Perpindahan penduduk juga
menyebabkan mulai munculnya keberanian masyarakat untuk berwiraswasta seperti berjualan lamongan (warung tenda ikan laut) dan berjualan nasi uduk yang merupakan makanan khas dari daerah Jatim dan Betawi.
c. Perbandingan tanah pekarangan dan persawahan adalah 1 : 5, disini terlihat tanah persawahannya sangat luas, tetapi orang Desa Pecuk sendiri kurang berminat mengerjakan lahannya dan diserahkan kepada orang dari desa lain sedangkan orang Desa Pecuk lebih banyak memilih bekerja sebagai buruh di Jepara atau Kudus. Masyarakat menganggap bekerja sebagai buruh lebih
menguntungkan, mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan mendapatkan pengalaman atau pengetahuan yang baru dibandingkan hanya bersawah saja, yang telah dilakukan sejak orang tuanya dulu.
d. Nilai anak :
1) Nilai anak ada yang positif
(menguntungkan) yaitu secara :
(1) Emosional : member
kebahagiaan, menghibur dan sebagai teman tempat mencurahkan rasa sayang.
(2) Perkembangan pribadi ortu : merupakan keluarga utuh dan dapat diterima di masyarakat. Mengangkat derajat ortu.
(3) Ekonomi : dapat member
bantuan di hari tua. Memperhatikan/ mengurusi/ merawat di hari tua.
(4) Kerukunan keluarga :
236
2) Nilai anak yang merugikan, yaitu secara :
(1) Biaya emosional : sering
menjengkelkan, membuat rumah berantakan, membuat pusing.
(2) Biaya ekonomi : uang yang harus disediakan banyak yaitu untuk jajan, makan sehari-hari, sekolah, berobat, membeli susu. (3) Membatasi kebebasan ortu dan
merepotkan, jika bekerja harus ada dan menyediakan uang untuk yang momong (menjaga). (4) Ketegangan di dalam hubungan
suami-istri, terutama yang berkaitan dengan uang yang harus ada untuk keperluan anak .
3) Menurut mereka balita merupakan masa anak yang perlu mendapat perhatian dan kepedulian yang tinggi, sehingga pemberian makanan, imunisasi dan pengobatan ketika sakit amat diperhatikan.
4) Termasuk juga kepedulian yang sangat tinggi terhadap pendidikan anak yang mulai nampak, seperti yang diceritakan oleh H.Abdullah Mukti sebagai berikut :
Keluarga Bp. Ali Akhsan yang sehari-hari hanya berjualan ciki-ciki (sejenis makanan ringan yang digemari
anak-anak) dapat menghasilkan 3 anak
yang semuanya sarjana, dengan keadaan rumah yang sangat sederhana,
keluarga ini mengutamakan
pendidikan anak-anaknya.
5) Adanya pendapat masyarakat, jika anak baik laki maupun perempuan tidak disekolahkan, maka orangtua
237
dianggap tidak memperhatikan anak. 6) Kepedulian terhadap anak yang
tinggi dapat dilihat juga pada ibu yang bekerja sebagai buruh di Jepara akan membayar orang untuk mengasuh anaknya, yang bisa oleh tetangga atau keluarga, dengan upah rata-rata Rp5.000,- sampai dengan Rp7.000,- perhari.
7) Pemberian vitamin dirasa perlu untuk anak, sehingga jika ada pembagian vitamin A dari Puskesmas yang disalurkan melalui posyandu, maka posyandu selalu penuh atau lebih banyak balita yang datang. Jika anak susah makan maka orangtua akan membelikan vitamin penambah nafsu makan dari apotik atau toko obat yang letaknya di desa sebelah (wilayah Jepara).
8) Pemberian imunisasi dasar pada balitanya sangat diutamakan, yang dapat dilihat pada catatan Kartu Menuju Sehat (KMS), dimana semua balita mendapatkan imunisasi dasar sesuai umurnya.
e. Pemanfaatan pekarangan kebanyakan untuk memelihara ayam atau bebek, yang rata-rata mempunyai 5 sampai dengan 10 ekor, yang tidak dikandangkan dan dianggap mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan menanam sayuran di pekarangan rumah.
f. Kebanyakan kader posyandu bekerja mencari tambahan penghasilan sebagai penjual sayur keliling, guru, jualan makanan kecil, menerima pesanan kue, menawarkan barang-barang kelontong yang dapat di kredit, hanya sebagian kecil sebagai ibu rumah tangga murni. Kader tersebut masih menyempatkan waktu untuk kegiatan posyandu.
4 Mitos Untuk balita:
Tak boleh makan ikan banyak nanti cacingan Tak boleh banyak kangkung agar tak mencret Tak boleh makan bayam ketok karena menyebabkan batuk
238
Ibu hamil :
Belut/udang menyebabkan bayi mlungker, susah lahir
Jantung pisang menyebabkan bayi di dalam kandungan besar tapi setelah lahir jadi kecil Makan cumi/kepiting menyebabkan anak hitam Ikan sembilang menyebabkan bayi di kandungan hilang
Tak boleh minum banyak menyebabkan bayi terlalu besar
Ibu menyusui:
Harus mutih, tak boleh sayur maupun lauk supaya ASI tak amis
Setelah melahirkan ibu harus makan keringan tak pakai sayur supaya jahitan cepat kering Jangan makan daging supaya ASI tak amis Mitos ini banyak diketahui oleh ibu balita sebatas pengetahuan saja. Hampir semua ibu balita sudah tidak melaksanakannya lagi, seperti yang dikatakan Ibu Sri Haryati, seorang kader kesehatan pada saat FGD dilakukan :
Pantangan-pantangan semua ngerti dan pernah dengar tapi tak pernah dilakukan, mbahe (orang tuanya) sering mengingatkan tapi inggih mendel mawon (di iyakan saja tapi tidak dilaksanakan). Ikan, udang, belut semua dimakan, kata Bu Bidan banyak gizinya, bagus untuk anak-anak. Atau seperti yang dikatakan oleh Ibu Emilda salah seorang informan :
Sekarang ibu-ibu sudah pinter-pinter, sudah pada sekolah atau banyak tahu dari Bu Bidan, dari TV kalau ikan-ikan itu baik untuk kesehatan dan khasiatnya tinggi, jadi pantangan-pantangan sudah banyak ditinggalkan. Pantangan biasanya untuk anak yang gatal-gatal jangan makan ikan atau kalau batuk jangan makan ciki-ciki.
239
5 Kebiasaan-kebiasaan a. Dari orang tua dan lingkungannya yang selalu memberikan ASI pada anak-anaknya, sampai dengan ASI tak keluar lagi, kapan dan dimanapun anak memintanya
b. Makan dalam sehari 3 kali, tetapi untuk anak balita, kapanpun anak minta makan selalu diberikan
c. Mengutamakan makan, seperti yang dikatakan oleh Ibu Hasunah, yang merupakan salah satu Ibu balita, kader posyandu dan penjaja sayur keliling, yang telah meninggal oleh karena sakit pada saat penelitian ini masih berlangsung, yaitu :
Biarpun rumah jelek, orang tak punya tapi makanan tetap harus enak, buktinya belanja sehari bisa 15.000, kadang juga dengan “ ijol beras njalo iwak”
(menukar beras dengan ikan)
d. Masyarakat yang kebanyakan bekerja sebagai buruh tani selalu mempunyai beras dalam bentuk gabah, yang kemudian di slep (di kupas) sedikit-sedikit atau seperlunya, baik untuk dimakan maupun untuk ditukar dengan bahan pangan lainnya, yang biasanya ditukar dengan ikan.
6 Tradisi a. Adanya sedekah bumi yang selalu
diadakan setahun sekali pada bulan Apit tahun Jawa, dengan tujuan untuk keselamatan masyarakat Desa, dimana masyarakat mengadakan hajatan bertempat di rumah Bapak Lurah, atau selama bapak lurah masih belum dipilih hajatan dilaksanakan di rumah Bapak Mudin yang merupakan salah satu perangkat desa. Setiap rumah membawa hajat yang berupa nasi dengan lauk pauknya atau dapat juga
240
berupa pisang, kemudian setelah didoakan maka masyarakat yang hadir akan makan bersama-sama. Setelah itu akan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang dengan lakon yang tidak boleh diganti, yaitu “Tambak Romo, Romo tanding”.
b. Membuat sajen pada waktu dimulainya menanam padi, oleh yang mempunyai sawah, dengan tujuan supaya panen nantinya berhasil dengan baik. Sajen berisi bubur merah putih, kembang 3 macem, telur, cabe trasi brambang yang disusun ditusuk dalam satu batang lidi (sundukan), tumpeng kecil, uang receh, sisir, kaca hias kecil dan kendi berisi air. c. Wiwitan (syukuran) , yang dilakukan
pada saat panen, sebagai tanda syukur atas hasil panen yang didapat. Wiwitan berisi ayam ingkung (ayam satu ekor yang sudah dibumbui tanpa dipotong-potong), nasi, kering tahu yang didoakan pada saat ngedos (melepas padi dari tangkainya dengan menggunakan mesin), kemudian dimakan bersama-sama.
d. Mempunyai makanan tradisional yang disebut, 1) “coro” , yang dibuat dari tepung beras merah ditambah santan dan gula merah serta areh (sari dari pembuatan minyak kelapa). Cara membuatnya dengan cetakan yang terbuat dari tanah liat dan menggunakan alat masak dengan bahan bakar kayu. Bentuknya seperti kue apem yang disusun tumpuk (ditangkep), ditengah tangkepan diberi areh, sehingga menghasilkan rasa manis dan gurih. Coro ini dijajakan pada sore hari dan sangat digemari oleh masyarakat Desa Pecuk sebagai makanan cemilan anak-anak sampai orangtua. 2) bubur meniran untuk anak balita.
241
II. 7 Sistem sosial - Keakraban sosial - Kelembagaan/organi sasi kemasyarakatana. Keakraban sosial (kohesi sosial), berupa :
1) Adanya rasa saling percaya, jaringan pertemanan yg dekat atau rasa kekeluargaan, norma-norma yg merefleksikan kebiasaan saling memberi di dalam keluarga dan masyarakat, contohnya bila ibu berhalangan ke posyandu maka anak dititipkan kader untuk ditimbang di posyandu, atau kadang dibawa oleh tetangganya.
2) Keakraban sosial juga dapat
tergambar pada ibu yang bekerja sebagai buruh di Jepara akan membayar orang untuk mengasuh anaknya, yang biasanya oleh tetangga atau keluarga, walaupun dengan memberikan uang lelah atau uang saku.
3) Dalam rangka desa siaga, ada beberapa penduduk yg mampu meminjamkan mobil untuk ambulan desa, dengan bensin ditanggung pemakai, tetapi kadang-kadang yg punya mobil membantu keseluruhan bahkan diberi bantuan biaya RS bagi yg tak mampu
4) Adanya kebiasaan gotong royong dalam masyarakat, contohnya dalam membangun rumah ibadah (mushola), membangun jalan, rumah dan membersihkan lingkungan. 5) Hubungan dengan tetangga dan
lingkungan sangat dekat, seperti saudara sendiri yang dapat dilihat dari saling membagi lauk untuk anak bila anak bermain ke rumahnya, saling memperhatikan dan menjaga anak, saling meminjamkan uang bila memerlukan untuk kepentingan makan atau berobat.
6) Kebanyakan tetangga masih
mempunyai ikatan saudara.
b. Kelembagaan /organisasi
kemasyarakatan berupa :
242
lain sebagai boro (buruh), contohnya adalah ke desa yang bersebelahan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Jepara dan Wilayah Kabupaten Kudus yang secara ekonomi lebih makmur, sebagai buruh pabrik mebel atau pabrik rokok.
2) Undangan atau informasi kegiatan posyandu dapat tersosialisasi dengan baik oleh karena informasi jadwal poyandu dari puskesmas yang sampai kekelurahan akan langsung disampaikan ke salah satu kader posyandu yang juga merupakan tenaga bantu di kelurahan atau disampaikan kepada salah satu kader yang merupakan anak dari perangkat desa, kemudian akan disampaikan secara tradisional dari mulut ke mulut (getok tular) bila bertemu dengan ibu balita. Informasi juga dilakukan oleh beberapa kader posyandu yang bekerja sebagai penjual sayur keliling, seperti yang dikatakan Ibu Hasunah :
Ngopyak-opyak ke posyandu, ya sekaligus ider blanjaan (mengajak ke posyandu sekaligus pada waktu menjajakan dagangan).
3) Sesama ibu balita saling
mengingatkan jadwal posyandu apabila sudah mendapat kepastian dari puskesmas
4) Merasa sama-sama membutuhkan kesehatan, anak yg gizinya baik, ditimbang selalu naik dan karena merasa orang desa, dengan pengetahuan terbatas, tak banyak uang, semua serba terbatas maka harus di upayakan bersama-sama 5) Kegiatan posyandu dapat berhasil
dan berjalan setiap bulannya oleh karena : 1) kesadaran dan keaktivan dari para kader, 2) kerjasama yang
243
baik dari aparat desa, 3) adanya figure dari pemimpin desa yang dominan dan disegani, 4) adanya kesadaran dari masyarakat tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan tumbuh kembang balita yang dianggap penting, untuk menjadikan anak sehat dan berkualitas, salah satunya dengan melihat perkembangan berat badan anak di posyandu, 5) koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pihak Puskesmas Mijen 2.
6) Posyandu di Desa Pecuk merupakan organisasi kemasyarakatan di bawah koordinasi Puskesmas Mijen 2 yang sangat berperan dalam perkembangan status gizi balita di Desa Pecuk. Koordinasi dilakukan oleh seorang bidan yang ditugasi sebagai bidan desa. Posyandu di Desa Pecuk sampai dengan tahun 2009 dibagi menjadi 3 pos yang semuanya berkategori posyandu madya, yaitu Pos Melati I, Pos Melati II dan Pos Melati III, dengan susunan struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar : struktur organisasi posyandu Desa Pecuk tahun 2009 Ketua
Tim Penggerak PKK/Ibu Carik (Ibu Hj. Asriyah)
Wakil Ketua Ibu Masmirah
Sekretaris Bendahara Ibu Hasunah Ibu Nanik Rosida
Pos Melati I Pos Melati II Pos Melati III
Ds. Bandaran Ds. Pecuk Ds. Peranakan
1. Ibu Saifatun 1.Ibu Masmira 1.Ibu Nanik R
(koordinator) (koordinator) (koordinator)
2. Ibu Ari Dewi 2. Ibu Hasunah 2. Ibu Sumirah
3. Ibu Yatin 3. Nurul Alfa 3. Ibu Asih
4. Ibu Yumi 4. Ibu Asrifah 4. Ibu Trisnawati
5. Ibu Zakiah 5. Ibu Eny
Sumber : Wakil Ketua Posyandu Desa Pecuk, 2009
Jumlah kader di masing-masing pos ada 5 orang, hanya di Pos Melati I jumlah kader ada 4 orang, oleh karena satu orang yang telah ditunjuk menyatakan mengundurkan diri, oleh karena tidak dapat membagi waktu dengan pekerjaan yang dijalani dan hingga akhir tahun 2009 ini belum ada penggantinya. Pada akhir tahun 2009 seorang kader
245
posyandu yang sangat aktif dan berkedudukan sebagai sekretaris posyandu meninggal dunia oleh karena sakit, sehingga pada akhir tahun 2009 jumlah kader posyandu menjadi 13 orang ibu.
Kader lebih banyak merupakan ibu yang mempunyai usaha untuk membantu ekonomi keluarga, seperti yang diceritakan oleh Ibu Masmirah , sebagai berikut :
Hampir semua kader nyambi
(kerja sampingan) cari tambahan, Sofiatun sebagai bakul jajan di pasar dan pembuat coro, Masyumi menerima pesanan kue, Aridewi membantu suami membuat siomai, Asrifah sebagai buruh sawah, Nanik Rosidah berjual beras keliling, Sumirah sebagai guru TK, Asih jualan jajanan dan minyak tanah di rumah, Trisnawati sebagai guru bantu TK . Jadi kalau ada kegiatan posyandu maka kebanyakan kader ngatur waktu atau bahkan meliburkan usaha sampingannya.
Penunjukan kader dilakukan oleh Ibu Carik atas rekomendasi atau masukan dari kader-kader yang sudah ada, dengan persyaratan berdasarkan adanya kemampuan, kemauan termasuk dapat menyediakan waktu untuk kegiatan dan ikhlas (tanpa mengharapkan imbalan). Penunjukan dilakukan secara lisan, tanpa surat keputusan maupun pelantikan.
Tugas dari kader yang dilakukan selama ini adalah sebagai berikut :
1) Mempersiapkan tempat dan makanan tambahan (PMT)
2) Melakukan pendaftaran balita yang datang
246
3) Menimbang, mencatat berat badan dan status gizi
4) Membagikan PMT
Untuk pelayanan imunisasi, pengobatan, konsultasi yang diperlukan oleh ibu balita dilakukan oleh bidan desa yang berada di Pos Desa Pecuk (Pos Melati II) bersamaan dengan kegiatan Pustu (puskesmas pembantu), yang bertempat dibalai desa. Sehingga balita yang berumur kurang dari 9 bulan atau yang berkaitan dengan imunisasi dasar, pelayanan posyandu berada di Pos Desa Pecuk, tetapi setelah balita berumur lebih dari 9 bulan pelayanan poyandu berada di pos yang sesuai dengan tempat tinggalnya. Pencatatan oleh kader dilakukan dibuku besar yang berisi nomor urut, nama anak, tanggal lahir, nama orangtua (bapak dan ibu), berat badan, umur, status gizi dengan keterangan-keterangan yang dapat berupa :
B1 : pertama mendaftar T1 : BB turun ringan T2 : BB turun sedang
T3 : BB turun berat (dibawah garis merah)
Laporan oleh kader dilakukan setiap bulan pada saat selesai penimbangan kepada bidan desa secara lisan, terutama berkaitan dengan hasil penimbangan dengan kasus-kasus yang perlu mendapat perhatian, misalnya berat badan turun, gizi buruk.
247
8 Pola asuh gizi balita : 1) Penyediaan makanan Balita
a. Pemberian makanan tambahan untuk anak dibawah satu tahun, rata-rata diberikan pada anak menginjak umur 5 bulan, oleh karena dirasakan anak sudah lebih besar sehingga membutuhkan tambahan makanan lain selain ASI.
b. Makanan tambahan yang diberikan berupa bubur bayi dalam kemasan yang pembuatannya sangat mudah dengan rasa bermacam-macam sesuai dengan keinginan dan mudah didapat di warung besar di Desa atau di Desa tetangga yang merupakan wilayah Kabupaten Jepara. c. Saat anak masih umur 2 bulan,
orang-orang tua sering menyarankan untuk memberi uletan sego gedang (nasi dicampur pisang ijo yang dihaluskan) bila anak sering menangis (rewel), oleh sebagian ibu balita hal ini sudah mulai ditinggalkan oleh karena takut anak masih kecil yang dapat mengakibatkan sakit usus berdasarkan informasi yang didapat dari bidan, tetapi sebagian ibu balita masih melakukannya.
d. Adanya makanan tradisional yaitu bubur meniran yang sering diberikan untuk bayi dan anak-anak. Bubur terbuat dari tepung beras yang agak kasar, yang dimasak dengan santan dan banyak dijual di pasar atau dapat pesan ke penjual sayur keliling. e. Pengetahuan tentang makanan yang
sehat untuk balita termasuk pengetahuan tentang 4 sehat 5 sempurna sudah diketahui oleh ibu, dan mengakui bahwa pedoman makanan tersebut baik untuk kesehatan anak, tetapi pelaksanaannya sukar karena alas an anak tak mau atau uang tidak mencukupi. Realitas dari hasil observasi, bahwa hamper semua balita diberi makan nasi dengan lauk sayur bayam atau jangan kunci.
f. Keinginan makan anaknya selalu berusaha dipenuhi dengan membelikan roti atau makanan ringan/jajanan yang diminta oleh anaknya, baik dari warung dekat rumah atau dari penjaja makanan keliling, maupun menyediakan lauk ikan untuk anak yang memintanya, walau dengan jalan harus berhutang atau menukarnya
248
2) Gambaran pelayana keseh/pengob dalam keluarga
dengan beras yang dipunyai.
Bahkan dapat dikatakan diluar makanan utama, rata-rata mereka memanjakan anak balitanya dengan jajanan/cemilan, yang sering menggantikan porsi makan untuk siang hari.
g. Untuk anak makan harus minimal 3 kali sehari, dengan lauk yang disesuaikan dengan kesenangan anak, tetapi hanya mementingkan kuantitas saja (nasi dengan lauk seadanya misalnya dengan krupuk dan kecap atau dengan sayur tanpa lauk lainnya). Seperti yang diutarakan Ibu Winarsih, salah seorang ibu balita, sebagai berikut:
Biar hidup kami pas-pasan, anak tetep dikasih makanan yang bergizi, dikasih makan 3 kali sehari, dikasih susu meskipun endak setiap hari, lauk nuruti maunya anak, lainnya seadanya.
a. Informasi tentang kesehatan yang berkaitan dengan imunisasi, penyakit, makanan untuk balita, termasuk pemberian vitamin penambah nafsu makan di dapat dari kegiatan posyandu oleh bidan atau dari TV.
b. Pelayanan kesehatan yang tersedia disekitar Desa Pecuk adalah Puskesmas Mijen 2, Puskesmas Pembantu, Posyandu, praktek swasta oleh bidan dan dokter serta adanya desa siaga yang mulai aktif.
c. Masih adanya ketergantungan
penyembuhan sakit kepada dukun bayi, tiyang sepuh, orang pintar ,untuk anak balitanya terutama yang berumur kurang dari satu tahun bila balita menangis terus (rewel) , yang dianggap kecapekan, atau keceklik karena terlalu banyak polah (gerak) atau bila balita diberi obat oleh puskesmas/bidan tak sembuh-sembuh. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Ibu Winarsih :
249
3) Gambaran pola konsumsi makanan balita
Kalau anak sakit diperiksakan ke Bu Bidan, tapi kadang juga dikasih air putih atau disembur oleh orang pintar, tapi itu pilihan kedua, kalau diberi obat tak sembuh-sembuh. Kadang juga dipijet Dukun bayi kalau anak rewel saja karena kecapekan.
d. Anak kurang dari satu tahun juga sering diberi penangkal sawan yang didapat dari orang pintar atau Kiyai, yang berupa kalung berisi rajahan(tulisan arab) atau berupa bengkle, supaya terhindar dari sakit atau keluhan karena penyebab yang tak bisa dilihat.
e. untuk penyakit yang dianggap jelas penyebabnya seperti panas, mencret, pilek maka mereka lebih suka meminta pertolongan di puskesmas, Pustu yang berada dibalai desa yang memberikan pengobatan gratis.
f. Tetapi kepuasan lebih tinggi ketika masyarakat berobat pada praktek dokter swasta/bidan, oleh karena obat yang diberikan dianggap lebih manjur, biaya yang dikeluarkan berkisar dari Rp 20.000,- sampai dengan Rp 40.000,-
g. Pemberian imunisasi dasar pada balitanya sangat diutamakan sehingga semua balita mendapatkan imunisasi dasar sesuai dengan umurnya
Gambaran pola konsumsi makanan balita yang didapat dari partisipan, rata-rata didapatkan :
a. Angka kecukupan gizi protein (AKG protein) : 22,53 gram
b. Tingkat kecukupan protein (TKP) : 125,98% (diatas kecukupan) c. Angka kecukupan gizi energi (AKG
250
d. Tingkat kecukupan energi (TKE) : 95,92% (normal)
Rata-rata sumbangan konsumsi makanan dari jajanan adalah :
a. Untuk protein sebesar 31,95% b. Untuk kalori sebesar 46,39%
DATA PARTISIPAN KELUARGA BALITA
No part
Nama balita
Nama Bpk dan Ibu
(pek, penddk, pendp, jml kel)
Alamat Umur balita BB balita (kg)
1 Putri Pandan Arum
Budi Setiono/Fitri Rahmawati Bengkel motor/ - SMP/SMA RP 800.000/bl 3 org Ds Bandaran 12 bl (1 th) 9 2 Noval Setiawan Nasikin/Sofia Supir/buruh rokok SMP/SD Rp 1.200.000/bl 4 org Ds Pecuk 24 bl (2 th) 13 3 Muh. Maulana Syarif Gunawan/Sulis
Buruh pocokan/buruh rokok SMP/SD Rp 900.000/bl 3 org Ds Pecuk 28 bl (2 th 4 bl) 13 4 Rendi Pratama Rohmat/Maryuni Tani/- SD/SMP Rp 700.000/bl 3 org Ds Bandaran 27 bl (2 th 3 bl) 13 5 M Abdul Rohim M Said/Suriah Tani/- SD/SD Rp 800.000/bl 6 org Ds Bandaran 24 bl (2 th) 11,5
251
Hasil observasi :
No
part
Hasil Observasi Partisipan Keluarga Balita
1
Status gizi balita baik.Rumah masih menumpang di ortu dengan kondisi rumah
tembok dan lantai sebagian besar keramik, sebagian lagi plesteran. Rumah
dihuni oleh dua keluarga dengan jumlah penghuni 9 orang. Luas rumah ± 60 m²,
yang terdiri dari 3 kamar tidur.
2
Status gizi balita baik. Rumah masih menumpang di ortu dengan kondisi rumah
bata tanpa plesteran, lantai tanah. Terdiri dari 3 kamar tidur, dengan penghuni
terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 9 orang. Luas rumah ± 60 m².
3
Status gizi balita baik. Rumah menumpang di ortu dengan kondisi rumah
tembok, lantai sebagian keramik, sebagian plesteran, bagian dapur berlantai
tanah. Terdiri dari4 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga
yang berjumlah 8 orang. Luas rumah ± 70 m².
4
Status gizi balita baik. Rumah masih menumpang di rumah kakak, dengan
kondisi rumah setengah tembok. lantai sebagian plesteran sebagian tanah.
Terdiri dari 3 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang
berjumlah 7 orang. Luas rumah ± 60 m².
5
Status gizi balita baik. Bertempat tinggal dirumah sendiri dengan 4 orang anak.
Kondisi rumah setengah bata belum diplester sebagian kayu ,dengan lantai
sebagian plesteran sebagian tanah. Terdiri dari 2 kamar tidur, dengan penghuni
terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 9 orang. Luas rumah ± 50 m².
Hasil wawancara
No
part
Hasil Wawancara Partisipan Keluarga Balita
1
- belum mempunyai rumah sendiri, lebih sering berada di rumah tetangganya
terutama siang hari, yang masih merupakan saudara, dengan kondisi rumah
bata belum disemen dan lantai sebagian plesteran, sebagian tanah.
- makan 3 kali sehari dengan lauk tempe atau tahu, kadang anak meminta lauk
hanya dengan kerupuk saja, tetapi untuk anak kapan saja anak meminta makan
akan diberikan.
253
- setiap hari anak pasti minta jajan gorengan yang dijual diwarung dekat rumah,
sehingga harus selalu berusaha menyiapkan uang untuk keperluan jajan anak
yang berkisar antara Rp 1.000 – Rp 2. 000 sehari.
- jika anak sakit selalu berobat ke puskesmas oleh karena tidak membayar
(gratis). Jika terpaksa sudah berobat ke puskesmas tak sembuh maka akan
dibawa ke dukun bayi atau Pak Kiyai.
Pendapatan suami dirasa tidak mencukupi dan bersifat tak menentu.kadang
dalam beberapa hari tidak mendapatkan penghasilan ,seperti pada saat ini.
Sehingga untuk makan sering ikut ortu atau meminjam kepada tetengga atau
saudara.
- Nilai anak yang menguntungkan ;
Anak dapat menjadi teman saat suami bekerja, dapat bermain-main dengan
anak. Anak juga dapat untuk mencurahkan rasa sayang. Ibu juga berharap anak
dapat dinunuti (ditumpangi) pada saat ortu sudah tua. Mempunyai anak dapat
lebih mengikat hubungan antara bapak dan ibu atau antara suami istri.
- Nilai anak yang merugikan :
Untuk kebutuhan anak memerlukan biaya yang cukup tinggi, yaitu untuk
makan, jajan, sekolah, berobat. Kadang-kadang juga repot jika anak sedang sakit
dan rewel. Anak juga sering menimbulkan pertengkaran dengan suami. Oleh
karena anak minta jajan atau harus memenuhi kebutuhan anak padahal ortu
tak punya uang, sehingga ortu merasa tidak dapat menyenangkan anaknya.
- hubungan dengan tetangga lebih banyak saling tolong menolong, membantu
saat sedang repot punya kerja (hajatan) atau saat sedang kesusahan (anak sakit,
kematian) tetangga juga merupakan teman untuk curhat (mencurahkan
masalah) dan teman pengisi waktu luang. Tetangga dekat rumah kanan dan kiri
masih banyak yang mempunyai ikatan saudara.
2
- merasa masih kekurangan oleh karena belum punya rumah sendiri,
penghasilan tak menentu setiap bulannya dan sering tak mencukupi untuk
keperluan anak-anak.
- makan 3 kali sehari dengan lauk terutama sayur, kadang ditambah tahu atau
tempe. Jarang dengan lauk ayam atau daging , kadang satu atau dua minggu
sekali saja.
- kalau rebut dengan suami selalu masalah ekonomi, saat tidak punya beras,
tidak punya uang untuk jajan anak.
254
biaya rata-rata Rp 30.000, oleh karena merasa cocok, disamping hal tersebut
pengobatan gratis di puskesmas tidak memungkinkan karena pagi hari ibu
bekerja sedangkan pelayanan di puskesmas dilakukan hanya pagi hari saja. Jika
berobat ke bidan dan dokter tidak sembuh, maka baru pergi ke orang pintar
atau dukun bayi, karena diyakini penyebabnya adalah hal yang tak tampak atau
sawanan.
- pengeluaran untuk anak setiap harinya adalah untuk keperluan “ ngupah sing
momong” (member upah kepada yang menjaga anak), dan jajan.
- untuk uang jajan anak diusahakan ada setiap harinya yang berkisar antara Rp
1.000 per hari atau dapat sampai Rp 4.000 per hari per anak. Oleh karena
disekitar rumah banyak anak tetangga yang sepantaraan (seumur) semua pada
jajan, jadi anak selalu ikut-ikut temannya, jika tak diberi akan menangis dan
ibu merasa kasihan, tak tega pada anaknya, atau juga merasa bersalah tak dapat
menyenangkan hati anaknya.
- Nilai anak yang menguntungkan :
Anak dapat menghibur orang tua. Mempunyai anak merasa dapat diterima di
masyarakat sebagai keluarga yang utuh dan dapat mengangkat derajat orang tua
apabila anak mencapai sekolah yang tinggi, seperti yang dikatakan oleh Ibu
Sofia :
“Anak niku nek disawang lucu, iso kanggo hiburan nek
lagi kesel bar nyambut gawe. Nek pinter iso ngangkat
derajate wong tuo”
- Nilai anak yang merugikan :
Untuk keperluan anaak membutuhkan biaya yang banyak, yaitu
untuk berobat, makan, jajan, member upah yang jaga, sekolah juga
butuh rumah yang cukup memadai.
- hubungan dengan tetangga sangat baik, seperti saudara saja,
sering saling mengawasi anak yang masih kecil, menyuapi anak
bersama-sama, bahkan saling membagi aluk yang dipunyai. Rasa
gotong royong yang tinggi, saling membantu tenaga (membangun
rumah, membuat jalan kampong), maupun membantu materi
(meminjamkan uang jika ada yang memerlukan). Saudara juga
banya bertempat tinggal didekat rumah
3
- kehidupan dan untuk keperluan makan masih dibantu ortunya belum
mempunyai rumah sendiri. Setiap bulannya dijatah beras satu karung, oleh
255
karena suami bekerjanya tak menentu, seperti pada saat ini sudah satu bulan
suami tidak bekerja.
- makan 3 kali sehari atau untuk balitanya setiap anak meminta makan akan
dituruti, kadang-kadang 4 smpai dengan 5 kali perhari, dengan lauk seadanya.
Anak tak pernah rewel dengan lauk yang disediakan, apa saja mau.
- sering cekcok (bertengkar) masalah ekonomi, oleh karena uang yang didapat
tidak mencukupi terutama untuk jajan anak.
- diutamakan uang untuk jajan anak. Jika sedang tidak punya uang , maka akan
meminjam pada tetangga. Untuk jajan anak harus tersedia sekitar Rp 5.000 – Rp
7.000 perhari, kadang uang jajan diberi dari mbahnya.
- alasan penyediaan uang jajan : jika mau jajan dan tak diberi uang, maka anak
akan menangis terus, malu dengan tetangga dan merasa kasihan tak menuruti
keinginan makan anaknya.
- Nilai anak yang menguntungkan :
Mempunyai anak merasa senang tidak kesepian, anak dapat diajak guyon
(tertawa/hiburan), jika ortu sudah tua dapat minta makan ke anaknya. Kalau
Bpak kerja diluar kota, maka Bapak selalu ingin mendengarkan suara anaknya
melalui telp untuk mengobati rasa capek.
- Nilai anak yang merugikan :
“Repot pas sakit atau meriang, nek rak duwe duit jalo jajan, beler kudu tak teot”
Anak dapat menjadikan kita repot terutama waktu sakit, waktu tak punya uang
anak minta jajan dan jika tak dituruti anak menangis terus. Untuk sekolah juga
perlu banyak biaya. Anak juga membuat ibu sering marah, oleh karena
membuat rumah berantakan, Jika pulang kerja dan terus akan memasak anak
rewel dan beler (nakal), sehingga ibu jadi sering mencubit anaknya. Jika tak
punya uang anak sakit, maka ibu harus berusaha meminjam ke tetangga atau
saudara oleh karena anak hanya cocok jika berobat ke bidan atau ke dokter
praktek swasta ,dengan biaya berkisar antara Rp 30.000.
- jika membeli susu untuk anaknya harus di took besar yang ada di Welahan
(desa seberang), yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara, supaya tidak
mendapat susu palsu.
- jika Ibu bekerja, anak diasuh oleh saudara yang rumahnya berdekatan dan
memberi upah Rp 5.000 perhari kepada yang menjaganya.
- dibandingkan kerugiaannya maka lebih untung jika mempunyai anak, walau
anak menimbulkan banyak pikiran, sehingga anak harus dijaga supaya sehat.
256
Dimana sehat menurut batasan ibu dan keluarga adalah anak yang tidak sakit,
lincah dan banyak makan, tidak minta digendong terus ,seperti yang dikatakan
oleh Ibu Sulistyoningsih :
“ yang penting anak sehat, tandane anak sehat niku tak
sakit, lincah, playon rono rene, beler, mangan katah, bar
mangan mngan maleh, awake kenceng, orak meriang,
orak lenger-lenger, orak njalo gendongan “.
- hubungan dengan tetangga sangat dekat seperti keluarga saja, kalau tidak
punya uang antuk makan akan meminjam ke tetangga pasti diberi, begitu juga
sebaliknya, jika tetangga kehabisan uang juga akan dipinjamkan,tidak sulit dan
tidak perlu ada jaminan apapun, hanya saling membantu dan kepercayaan saja.
Penimbangan anak ke posyandu kadang dibawa oleh tetangga, saudara atau
neneknya, oleh karena ibu bekerja dan aturan di perusahaan sangat ketat. Anak
juga sering diperhatikan oleh tetangga yang ibunya tidak bekerja, diberi makan,
diberi roti. Banyak tetangga juga masih mempunyai ikatan saudara.
-
4
- belum mempunyai rumah sendiri
- makan 3 kali sehari, dengan lauk tahu, tempe atau sayur saja, kadang anak
minta lauk ikan yang diberikan satu minggu sekali jika punya uang.
- yang utama harus menyediakan uang untuk keperluan jajan anaknya Rp 3.000
– Rp 5.000 perhari, yang dibeli hampir setiap hari adalah sate ojek sedangkan
untuk es dan ciki-ciki tidak dibolehkan takut kalau jadi batuk. Jika tak punya
uang diusahakan dengan cara meminjam dari tetangga atau saudara. Ibu merasa
kasihan jika anak tidak diperbolehkan jajan, oleh karena semua anak disekitar
rumahnya pada jajan. Jika anak tidak diberi uang jajan, anak akan menangis,
menjadikan ibu merasa malu terhadap tetangga yang akan mengira ibu tidak
bisa memenuhi kebutuhan anaknya.
- jika anak sakit ibu akan berusaha mengobati sendiri terlebih dahulu dengan
membeli obat yang ada diwarung, jika tidak sembuh-sembuh baru berobat ke
balai kesehatan kepunyaan yayasan dengan biaya kurang lebih Rp 70.000.
Waktu anak berumur dibawwah satu tahun sering membawa anak untuk
dipijatkan ke dukun bayi.
- Nilai anak yang menguntungkan ;
Anak itu lucu, bisa menghibur waktu capek, dapat membuat ortu bahagia, juga
dapat jadi teman waktu sendirian. Kalau tak punya anak, rasanya ada yang
belum lengkap. Anak juga dapat membantu dan merawat ortu kalau sudah tua.
- Nilai anak yang merugikan :
Anak juga dapat menjengkelkan dan merepotkan saat rewel (merengek0,
manja, tak menurut. Biaya untuk keperluan untuk merawat anak dengan baik
juga cukup besar, harus menyediakan biaya untuk makan, jajan, sekolah,
berobat. Sering juga bertengkar soal anak terutama yang berkaitan dengan
keperluan uang yang harus disediakan untuk anak.
- hubungan dengan tetangga seperti sedulur (saudara), saling tolong menolong
misalnya dalam hal menitipkan anak saat ada keperluan, membantu saat ada
kesusahan misalnya saat anak sakit, kematian. Warga juga sering melakukan
gotong royong waktu membangun atau memperbaiki rumah, jalan dan
membersihkan lingkungan.
5
- setiap hari bisa makan 3 kali, oleh karena mempunyai simpanan beras, tetapi
untuk lauk hanya seadanya atau sepunyanya uang saja, yang sering adalah
dengan lauk sayur bayam.
- setiap hari harus menyediakan uang jajan Rp 7.000 – Rp 10.000 untuk jajan ke
empat anaknya dan uang jajan ini yang diutamakan harus ada. Sedangkan
untuk belanja lauk setiap hari di nomor duakan. Lauk dapat yang ada saja,
misalnya yang didapat dari halaman rumah atau dengan lauk kerupuk atau
kecap.
- jajan setiap hari berupa sate ojek, ciki-ciki. Jika tak dituruti anak menangis
dan ibu merasa malu dengan tetangga, juga kasihan melihat anak menangis.
Semua anak dilingkungannya selalu jajan, jadi mau tidak mau semua anak
ikut-ikutan jajan juga.
- jika anak sakit selalu berobat ke puskesmas oleh karena tak perlu membayar
bidan dan obat (gratis).
- nilai anak yang menguntungkan :
Anak dapat buat teman, kalau sendirian kan sepi, nglangut (melamun). Kalau
orang berkeluarga harus punya anak (keluarga yang komplit). Anak juga
membuat kita senang (bahagia).
- nilai anak yang merugikan :
Anak juga sering menjengkelkan jika nakal, rewel tak bisa diberi tahu.
Membuat orang tua pusing kalau minta jajan tak punya uang. Biaya anak juga
tak sedikit.
- hubungan dengan tetangga seperti sedulur (saudara), saling momong
257
258
(merawat0 anak. Jika anak ada di rumah tetangga dan anaknya sedang makan,
maka anak kita juga akan diberi makan. Kadang juga membawa anak tetangga
ke posyandu yang ibunya sedang bekerja atau tak bisa membawa anaknya
sendiri. Kalau anak sakit selalu dibantu, diperhatikan oleh tetangga sekitar,
misal ditiliki (dikunjungi), pernah diantar ke puskesmas dengan kendaraan roda
dua. Banyak anak yang sepantaran (sebaya) mereka selalu bermain
bersama-sama dan anak-anak sangat akrab antara satu dengan lainnya.
259
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Putri Pandan Arum
Umur : 12 bulan
Nama Ibu : Fitri Rahmawah Nama Ayah : Budi Santoso
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 9 Kg
Status : 27-04-2010
Waktu
Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
07.00 - Nasi Soto - Ayam 2 Sendok
- Kerupuk 1 Biji
1 Biji
08.30 - Roti Biskuit
- Bubur Sagu - Sagu 1 Mangkok Kecil
- Gula
- Kelapa
10.00 - Pisang 1 Buah
Siang/Jam
12.00 - Nasi
- Sayur Sop - Kol
- Wortel
- Kentang
- Tomat
- Jajan Wafer
12.30 - Sate Ojek (siomay) 3 Biji
13.00 - Ciki 1 Biji
- Wafer 2 Biji
14.00 - Bakwan - Gandum 1 Biji
- Kol
- Wortel
14.30 - Telo Goreng 1/2 Biji
Malam/Jam 16.00 - Bakwan 1/2 Biji 17.00 - Nasi 2 Sendok - Sayur Sop - Jeruk 1 Biji 18.00 - Wafer 2 Biji
260
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Putri Pandan Arum
Umur : 12 bulan
Nama Ibu : Fitri Rahmawah
Nama Ayah : Budi Santoso
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 9 Kg
Status : 28-04-2010
Waktu Makan Nama Masakan
Bahan Makanan Jenis Banyaknya URT Pagi/Jam 06.30 - Nasi 2 Sendok - Soto - Ayam 07.00 - Ciki-ciki 1 Bungkus
- Buah - Pisang 1 Biji
08.00 - Roti biskuit - Biskuit 2 Biji
- Jajan wafer - Wafer 1 Biji
09.30 - Roti biskuit - Biskuit 1 Biji
Siang/Jam
11.30 - Kerupuk Rambak 1 Biji
12.00 - Sate Ojek (siomay) 1 Biji
12.30 - Nasi
- Sayur Bening - Bayam 3 Sendok
- Wortel
13.00 - Ciki-ciki - Potato 1 Bungkus
14.30 - Ciki-ciki - Krip-krip 1 Bungkus
- Tempe - Tempe Goreng 1 Iris
Malam/Jam
16.00 - Telur Rebus 1/2 Butir
- Kerupuk Terung 1 Biji
17.00 - Nasi + Sayur Bening - Bayam 3 Sendok
- Wortel
18.00 - Roti - Biskuat 2 Biji
18.45 - Tahu Goreng 1 Biji
261
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Putri Pandan Arum
Umur : 12 bulan
Nama Ibu : Fitri Rahmawah Nama Ayah : Budi Santoso
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 9 Kg
Status : 29-04-2010 Waktu
Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
05.30 - Roti - Biskuat 1 Biji
06.00 - Bolu Kukus 1 Bungkus
07.30 - Nasi + Serundeng 4 Sendok
- Kerupuk 1 Biji
08.30 - Roti biskuit - Biskuit 2 Biji
09.30 - Jeruk 1 Buah
10.00 - Ciki-ciki - Ipin + Upin 1 Bungkus
Siang/Jam
11.30 - Roti biskuit - Biskuit 2 Biji
12.30 - Siomay 1 Biji
13.00 - Nasi + Sayur - Kangkung 3 Sendok
14.30 - Bakwan 1/2 Potong
15.00 - Ciki-ciki - Kripik Jos 1 Bungkus
Malam/Jam
16.00 - Ciki-ciki - Sumo 1 Bungkus
17.00 - Nasi + Sayur - Kangkung 3 Sendok
- Telur Rebus 1 Butir
'18.00 - kue - Pukis 1 Biji
- Kerupuk Udang 1/2 Biji
262
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Noval Setiawan
Umur : 2 Tahun
Nama Ibu : Nasikun
Nama Ayah : Sofia
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 15 Kg
Status : 27-04-2010
Waktu
Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
06.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The Gula
06.30 - Wafer - 2 Biji
07.00 - Ubi Rebus - 1 Biji
07.15 - Nasi - 3 Sendok
- Ikan Pindang - 1/2 Ikan
10.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The Gula
11.00 - Minum Jamu - Kunir Asem - 1 Gelas Kecil
- Manisan
Siang/Jam
12.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The Gula
12.15 - Roti Biskuit - Gandum - 1 Bungkus
- Telur
13.00 - Nasi
- Sayur Sop +
Tempe - Kol - 1 Iris
- Daging -
- Kedelai
14.00 - Sosis - 1 Potong
- Duku
15.00 - Bakwan - Gandum - 1 Potong
- Sayuran
16.30 - Nasi - 8 Sendok
- Sop piting - 1 Piting
Malam/Jam -
18.00 - Air Putih - 240 cc Air
19.00 - Kue Bakpao - Gandum - 1 Butir
- Telur -
- Gula - 1 Biji
19.30 - Minum Susu - 240 cc Air
263
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Noval Setiawan
Umur : 2 Tahun
Nama Ibu : Nasikun
Nama Ayah : Sofia
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 15 Kg
Status : 28-04-2010
Waktu Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
07.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The Gula
08.00 - Es Dawet - 120 cc Air
- Nasi - 5 Sendok
- Lauk - Ikan
Bandeng - 1/2 Ikan
10.00 - Kacang Rebus - 1 Mangkuk Kecil
11.30 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The Gula
Siang/Jam
12.15 - Nasi - 5 Sendok
- Sayur Bayam - Bayam - 1 Mangkuk Kecil
- jagung
- Wortel
- Ayam Goreng - 1 Iris
14.00 - Sosis Ayam - Daging
Ayam - 1 Potong
15.00 - Bihun Mie - Bihun
Jagung - 1 Bungkus Kecil
15.30 - Air Putih - 240 cc Air
17.00 - Wingko - Ketan - 1 Iris
- Gula
17.15 - Nasi - 4 Sendok
- Sayur Bening
- Ayam Goreng - 1 Potong
Malam/Jam
19.00 - Minum Susu - 240 cc Air
264
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Noval Setiawan
Umur : 2 Tahun
Nama Ibu : Nasikun
Nama Ayah : Sofia
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 15 Kg
Status : 28-04-2010
Waktu Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
07.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The
Gula
07.30 - Nasi - 5 Sendok
- Lauk - Telur Dadar - 1 Iris
08.15 - Es Gempol - Gula Santan - 120 cc Air
10.00 - Jeruk - 1 Buah
11.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The
Gula
11.30 - Jeruk - 1 Buah
Siang/Jam
12.15 - Nasi - 8 Sendok
- Sop Kepiting - Kepiting - 1 Kepiting
- Air Putih - 120 cc Air
14.00 - Duku - 10 Butir Buah
14.15 - Wafer - 3 Iris
- Coklat Wafer - 1 Bungkus
16.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The
Gula
Malam/Jam
12.15 - Nasi - 8 Sendok
- Sop Kepiting - Kepiting - 1 Kepiting
19.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 1 Sendok The
265
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Muh. Maulana
Syarif
Umur : 2 Tahun, 4 Bulan
Nama Ibu : SulistioNingsih
Nama Ayah : Gunawan
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 13 Kg
Status : 03/01/2010
Waktu Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
07.30 - Air Gula - 240 cc Air
- 3 Sendok Teh Gula
08.00 - Nasi - 1 Sendok
- Tahu dikering - 1 Potong
09.00 - Ciki-ciki - 1 Bungkus 11.00 - Sate Ojek (siomay) - 6 Biji - Es Syrup - 1 Gelas Siang/Jam 12.00 - Nasi - 1 Sendok - Botok Mlanding (petet) - Kelapa Parut Melanding Teri - 2 Sendok
13.00 - Air Gula - 240 cc Air
14.30 - Semangka - 1 Potong
16.00 - Nasi - 1 Sendok
- Petet - 1 Sendok
Malam/Jam
18.00 - Roti Coklat - 1 Potong
19.30 - Nasi - 1 Sendok
- Ikan Pindang - 4x4 Cm
20.00 - Air Gula - 240 cc Air
266
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Muh. Maulana
Syarif
Umur : 2 Tahun, 4
Bulan
Nama Ibu : SulistioNingsih
Nama Ayah : Gunawan
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 13 Kg
Status: 05/01/2010
Waktu Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
04.30 - SGM - 240 cc Air
- 2 Sendok Teh Gula
3 Sendok Teh Susu
07.30 - Nasi - 1 Sendok
- Ikan goreng - 5x5 Cm
08.00 - Ciki-ciki - 4 Bungkus
10.00 - SGM - 240 cc Air
- 2 Sendok Teh Gula
- 3 Sendok Teh Susu
Siang/Jam
12.00 - SGM - 240 cc Air
- 2 Sendok Teh Gula
- 3 Sendok Teh Susu
13.00 - Martabak - Telur - 4 Potong
- Tempe di
Goreng
14.30 - Roti biskuit - 1 Potong
- Roti Coklat - 1 Potong
Malam/Jam
16.30 - Nasi - 1 Sendok
- Pisang goreng - 1 Potong
- Oseng Terong - 1 Sendok Makan
18.00 - Roti Coklat - 1 Potong
20.00 - Air Gula - 240 cc Air
267
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Muh. Maulana Syarif
Umur : 2 Tahun, 4 Bulan
Nama Ibu : SulistioNingsih
Nama Ayah : Gunawan
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 13 Kg
Status: 04/01/2010
Waktu Makan Nama Masakan
Bahan Makanan Jenis Banyaknya URT Pagi/Jam 04.30 - SGM - 240 cc Air - 2 Sendok Teh Gula 3 Sendok Teh Susu 07.30 - Nasi - 1 Sendok - Ikan Pindang - 5x5 Cm 09.00 - Ciki-ciki - 4 Bungkus 10.00 - SGM - 240 cc Air - 2 Sendok Teh Gula - 3 Sendok Teh Susu Siang/Jam 12.30 - SGM - 240 cc Air - 2 Sendok Teh Gula - 3 Sendok Teh Susu
13.00 - Martabak - Telur - 4 Potong
- Tempe di Goreng
14.00 - Roti Mari - 1 Potong
- Roti Coklat - 1 Potong
Malam/Jam
16.30 - Nasi - 1 Sendok
- Mendoan - 1 Potong
- Oseng Terong - 1 Sendok
Makan
18.30 - Roti Coklat - 1 Potong
20.00 - Air Gula - 240 cc Air
- 3 Sendok
268
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )
Nama Balita : Rendi Pratama
Umur : 2 Tahun, 3 Bulan
Nama Ibu : Maryuni
Nama Ayah : Rohmat
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 13 Kg
Status : 27/04/2010
Waktu Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
05.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 3 Sendok Teh
Susu
- Wafer - 2 Biji
06.30 - Nasi - 4 Sendok
- Dadar Telur - 1/2 Butir Telur
- Air Putih - 1/2 Cangkir
07.30 - Bubur Promina - 2 Sendok
09.30 - Sosis Ayam - 2 Potong
- Krupuk - 5 Biji
12.15 - Nasi - 3 Sendok
- Sayur Sop - Kol
- Wortel
- Kentang
- Tomat
- Tempe Goreng - 1 Iris
Siang/Jam
14.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 2 Sendok Teh
Susu
- 2 Sendok Teh
Gula
Malam/Jam
18.00 - Minum Kopi - 1/2 Sendok Teh
Kopi
- 2 Sendok Teh
Gula
- Mie Goreng - 1 Bungkus
20.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 3 Sendok Teh
Susu
24.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 3 Sendok Teh
269
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Rendi Pratama
Umur : 2 Tahun, 3 Bulan
Nama Ibu : Maryuni
Nama Ayah : Rohmat
Alamat : Desa Pecuk
Berat Badan : 13 Kg
Status : 28/04/2010
Waktu Makan Nama Masakan
Bahan Makanan
Jenis Banyaknya
URT
Pagi/Jam
06.00 - Minum Susu - 240 cc Air
- 3 Sendok Teh Susu
- Nasi + Kecap - 5 Sendok
- Air Putih - 1 Cangkir
08.00 - Ciki-ciki - 1 Bungkus
- Roti Biskuat - 1 Bungkus
- Air Putih - 1/2 Cangkir
09.30 - Sosis - daging ayam - 2 Potong
Siang/Jam
11.00 - Nasi - 15 Sendok
- Sayur Kunci
- Ikan - Ikan Bandeng - 1/2 Potong
- Air Putih - 1/2 Cangkir
14.00 - Minum Susu - 120 cc Air
- 3 Sendok Teh Susu
15.00 - Roti Biskuat - 1 Bungkus
Malam/Jam
18.00 - Minum Kopi - 1/2 Sendok Teh Kopi
- 2 Sendok Teh Gula
- 240 cc Air
- Buah - Pisang - 1 Buah
20.00 - Minum Susu - 120 cc Air
- 3 Sendok Teh Susu
03.00 - Minum Susu - 240 cc Air