• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PANDUAN TUTOR BLOK 1.1. KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS. Tahun Ajaran 2020/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PANDUAN TUTOR BLOK 1.1. KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS. Tahun Ajaran 2020/2021"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PANDUAN TUTOR

BLOK 1.1.

KETERAMPILAN BELAJAR DAN

BERPIKIR KRITIS

(2)

1

BLOK 1.1

KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS BUKU PANDUAN TUTOR

EDISI 3 ISBN No. ...

Hak Cipta @Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Dicetak di Jakarta

Cetakan pertama : September 2018

Dikompilasi oleh : ….

Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

All right reserved

@ Faculty of Medicine Press

This publication is protected by Copyright law and permission should be obtained from publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a

retrieval system, or transmission in any form by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or likewise

(3)

2

Penyusun

Penasihat

Dr. dr. Wawang S Sukarya, Sp.OG(K), MARS, MH.Kes

Koordinator Blok

Dr. dr. Gea Pandhita S, M.Kes, Sp.S

Tim Blok

Dr. dr. Wawang S Sukarya, Sp.OG(K), MARS, MH.Kes dr. Bety Semara Lakhsmi, MKM

dr. Leli Hesti, MKK

Dr. dr. Gea Pandhita, Sp.S, M.Kes dr. Oktarina, M.Sc

dr. Rika Lisiswanti, MMedEd Dr. Yulmaida Amir, MA.Psikolog Muhib Rosyidi, S.Th.I., M.A., M.Hum Drs. Hilal Ramadan, M.Ag

Tutor

Dr. dr. Gea Pandhita, Sp.S, M.Kes Sri Suciati Nigsih, S.Si, M.Biomed M. Arif Budiman, S.Pd, M.Biomed

Shinta Dewi Permata Sari, S.Si, M.Biomed

(4)

3

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaykum Warahmatullaahi Wabarokatuh,

Alhamdulillah, Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta salawat dan salam kepada Rasul tercinta Muhammad SAW, dimana atas inayah-Nya dan berkah-Nya kami dapat menyelesaikan buku ini. Buku blok ini berisikan tujuan pembelajaran, kegiatan mingguan, dan daftar literatur.

Tujuan blok ini adalah memberikan bekal bagi mahasiswa tentang keterampilan belajar yang harus digunakan sepanjang hayat sebagai seorang dokter. Kemampuan belajar sepanjang hayat merupakan salah satu keterampilan yang harusdimiliki seorang dokter untuk menghadapi tantangan kemajuan dan dinamika ilmu kedokteran yang selalu berkembang.

Blok ini merupakan blok pertama pada semester 1, dimana mahasiswa akan beradaptasi dari sistim pembelajaran konvensional dimasa sekolah menengah atas menuju sistim pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran berdasarkan masalah (PBL-Problem Based Learning). Blok ini memberikan dasar pondasi untuk pelaksanaan blok-blok selanjutnya selama pendidikan pre-klink mahasiswa.

Terimakasih sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian buku panduan ini. Kami menyadari buku ini masih banyak kekurangan, kami sangat mengharapkan masukan dan saran agar kedepannya lebih baik. Semoga buku blok ini dapat memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya.

Wassalaamu’alaykum Warahmatullaahi Wabarokatuh.

(5)

4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 3 DAFTAR ISI ... 4 I. PENDAHULUAN ... 5 A. DESKRIPSI BLOK ... 5 B. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 6

C. BIDANG ILMU YANG TERKAIT ... 8

II. RENCANA PEMBELAJARAN ... 9

A. AREA KOMPETENSI DAN KOMPONEN KOMPETENSI ... 9

B. TINGKAT KOMPETENSI ... 10

C. RENCANA PEMBELAJARAN BLOK ... 12

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN ... 17

A. METODE PEMBELAJARAN ... 17

B. EVALUASI PEMBELAJARAN ... 18

C. STANDAR PENILAIAN BLOK ... 19

IV. RENCANA KEGIATAN MINGGUAN ... 20

A. TEMA MINGGUAN ... 20 B. PETA KONSEP ... 22 C. MODUL TUTORIAL ... 23 D. SKENARIO ... 24 E. PENILAIAN TUTORIAL ... 56 F. JADWAL ... 56 Referensi ... 60

(6)

5

I. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI BLOK

1. Kode Blok : Blok 1.1.

2. Nama Blok : Keterampilan Belajar dan Berpikir Kritis

3. SKS : 3 SKS

4. Durasi : 3 Minggu

5. Jadwal Pelaksanaan : Semester I 6. Student’s Entry Behaviour :

Mahasiswa baru yang berasal dari Sekolah Menengah Atas dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam.

7. Deskripsi Singkat :

Blok keterampilan belajar dan berpikir kritis secara garis besar berisi tentang keterampilan belajar sepanjang hayat (lifelong learning) yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa yang akan menjadi bekal hingga saat sudah menjadi seorang dokter. Selain keterampilan belajar sepanjang hayat, seorang mahasiswa kedokteran juga perlu melatih keterampilan berpikir kritis (critical thinking) serta pemecahan masalah (problem solving). Keterampilan mengenai teknologi informasi juga diperlukan untuk mendukung keterampilan belajar, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Blok ini mendukung mahasiswa mencapai kompetensi mawas diri dan pengembangan diri, serta sedikit kompetensi pengelolaan informasi dari Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

Materi pada blok ini meliputi pengantar ilmu kedokteran dan kompetensi pendidikan dokter, dasar-dasar ketrampilan belajar, pengenalan gaya belajar (learning style), pencarian literatur (literature searcing), penelusuran sumber belajar secara kritis, mendengar aktif (active listening), membaca efektif (effective reading), konsentrasi dan memori (concentating and memory), managemen waktu (time

(7)

6

management), membuat catatan kuliah (note taking) dan persiapan ujian (test preparation). Selain itu dipelajari juga mengenai prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning), problem solving, problem base learning dan dan tujuh langkah tutorial. Metode pengajaran berupa kuliah, diskusi kelompok kecil (tutorial), keterampilan dalam penggunaan teknologi informasi (IT) dan belajar mandiri.

8. Hubungan Dengan Blok Lain:

Blok Keterampilan Belajar dan Berfikir Kritis berhubungan dengan Semua blok lain pada tahap akademik. Blok ini memberikan landasan keterampilan belajar yang akan diperlukan selama tahap akademik.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Umum:

1. Mahasiswa mampu melatih kompetensi mawas diri dan pengembangan diri

2. Mahasiswa mampu melatih kompetensi pengelolaan informasi Tujuan Khusus:

Pengetahuan:

1. Mahasiswa mampu memahami mengenai pentingnya belajar sepanjang hayat dalam profesi dokter guna menghadapi berbagai bentuk tantangan profesi

2. Mahasiswa mampu menganalisis keterampilan belajar, yang terdiri dari:

a) Pengenalan gaya belajar (learning style) b) Pencarian literatur (literature searching) c) Penelusuran sumber belajar secara kritis d) Mendengar aktif (active listening)

e) Membaca efektif (effective reading)

f) Konsentrasi dan memori (concentration & memory) g) Manajemen waktu (time management)

(8)

7

h) Membuat catatan kuliah (note taking) i) Persiapan ujian (test preparation)

3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis proses Problem solving dan decission making

4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis proses pemecahan masalah secara ilmiah

5. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis proses telaah kritis

6. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis proses dalam Menilai kesahihan informasi ilmiah

7. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis proses dalam Keterampilan pemanfaatan evidence based medicine (EBM)

8. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis proses dalam keterampilan dasar pengelolaan informasi

9. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis proses dalam diseminasi informasi dalam bidang kesehatan baik lisan maupun tulisan

10. Memahami ilmu-ilmu yang harus dipelajari dalam pendidikan kedokteran.

Keterampilan Umum:

1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning), yang terdiri dari:

a) Belajar mandiri b) Berpikir kritis

c) Umpan balik konstruktif d) Refleksi diri

2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan Problem Based Learning (PBL)

3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip presentasi 4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis teknik

(9)

8

5. Mahasiswa mampu beradaptasi dengan lingkungan baru perkuliahan

6. Mahasiswa mampu melakukan coping positif dalam menghadapai kesulitan belajar

7. Mahasiswa mampu bekerja bersama dalam tim (teamwork) Sikap:

1. Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits tentang ilmu mendahului amal

2. Membiasakan diri melakukan tindakan dan pengambilan keputusan berdasarkan ilmu.

3. Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits tentang kewajiban menuntut ilmu.

4. Selalu bersemangat dan meluruskan niat dalam menuntut ilmu. 5. Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits yang memerintahkan untuk tabayun dan tidak menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya.

6. Membiasakan diri melakukan konfirmasi dan berusahaa selalu mencari kebenaran sebuah informasi atau berita dan tidak menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya.

C. BIDANG ILMU YANG TERKAIT  Ilmu Pendidikan Kedokteran

 Psikologi

(10)

9

II. RENCANA PEMBELAJARAN

A. AREA KOMPETENSI DAN KOMPONEN KOMPETENSI

Area Kompetensi 2: Mawas Diri dan Pengembangan Diri

2.1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning) a. Belajar mandiri

b. Berpikir kritis

c. Umpan balik konstruktif d. Refleksi diri

2.2. Dasar-dasar keterampilan belajar

a. Pengenalan gaya belajar (learning style) b. Pencarian literatur (literature searching) c. Penelusuran sumber belajar secara kritis d. Mendengar aktif (active listening)

e. Membaca efektif (effective reading)

f. Konsentrasi dan memori (concentration & memory) g. Manajemen waktu (time management)

h. Membuat catatan kuliah (note taking) i. Persiapan ujian (test preparation) 2.3. Problem based learning

2.4. Problem solving

2.5. Metodologi Penelitian dan statistik

a. Konsep dasar penulisan proposal dan hasil penelitian b. Konsep dasar pengukuran

c. Konsep dasar disain penelitian

d. Konsep dasar uji hipotesis dan statistik inferensial e. Telaah kritis

(11)

10 Area Kompetensi 4: Pengelolaan Informasi

4.1. Teknik keterampilan dasar pengelolaan informasi

4.2. Metode riset dan aplikasi statistic untuk menilai kesahihan informasi ilmiah

4.3. Keterampilan pemanfaatan evidence-based medicine (EBM)

4.4. Teknik pengisian rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

4.5.Teknik diseminasi informasi dalam bidang kesehatan baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan media yang sesuai

B. TINGKAT KOMPETENSI

Tingkat pengetahuan yang diharapkan dicapai pada akhir blok: C.1. Mengingat (Remember)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling).

C.2. Memahami (Understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing).

C.3. Mengaplikasikan/menerapkan (Apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melakukan percobaan dan menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi

(12)

11

kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).

C.4. Menganalisis (Analyze)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan seseorang untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, serta menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi pendukung. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributing) dan mengorganisasikan (organizing).

C.5. Evaluasi (Evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar, baik yang sudah ada maupun yang dibuat sendiri. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing)

C.6. Membuat (Create)

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan seseorang untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan untuk menciptakan. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis seseorang bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan akan menghasilkan sesuatu yang baru.

(13)

12

C. RENCANA PEMBELAJARAN BLOK

Perte muan

Kemampuan akhir

yang diharapkan Indikator

Materi Pokok (Bahan Kajian) Bentuk Pembelajaran (Metode dan Pengalaman Belajar) Penilaian Referensi Jenis Kriteria Bobot

1 Memahami tentang

kontrak belajar MK. Memahami kontrak belajar dan assessment tentang kebutuhan belajar.

Memahami manfaat mempelajari MK dalam konteks profesi dokter Memahami metode pencapaian tujuan belajar

Memahami hubungan dengan mata kuliah lain

Kontrak belajar dan assessment

tentang kebutuhan belajar. Manfaat mempelajari MK dalam konteks profesi dokter

Metode pencapaian tujuan belajar

Hubungan dengan mata kuliah lain Kuliah interaktif 2 x 50 menit Kuis Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. - dr. Gea 2 Memahami pentingnya seorang dokter belajar sepanjang hayat

Memahami pentingnya belajar sepanjang hayat dalam profesi dokter guna menghadapi berbagai bentuk tantangan profesi

- Peran, tugas dan wewenang dokter - Tantangan profesi - lifelong learning. Kuliah interaktif 2 x 50 menit MCQ level C2 3 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 3 dr. Wawang 3 Melakukan Prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning)

- Melakukan prinsip

pembelajaran orang dewasa dalam kehidupan perkuliahan - Melakukan p umpan balik

konstruktif dan refleksi diri dalam kehidupan perkuliahan - Menganalisis proses umpan

balik konstruktif dan refleksi diri

- Belajar mandiri

- Umpan balik konstruktif - Refleksi diri Kuliah interaktif 2x50 menit MCQ level C3 5 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 3 dr. Oktarina Praktikum belajar mandiri & umpan balik konstruktif & refleksi diri 1x150 menit Tugas Refleksi & umpan balik Kesesuaian dengan kriteria refleksi dan umpan balik yang

baik

(14)

13 4 Mahasiswa mampu

menganalisis keterampilan belajar

- Memahami dan menganalisis gaya belajar dan kemampuan memori diri sendiri

- menganalisis dan menentukan cara belajar yang paling sesuai dengan gaya belajar dan kemempuan memori

- Pengenalan gaya belajar (learning style)

- Konsentrasi dan memori (concentration & memory)

Kuliah interaktif & penjelasan hasil kiusioner gaya belajar 2x50 menit MCQ Level C4-C5 5 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 5 dr. Gea

Praktikum gaya belajar, konsentrasi & memori 1x150 menit

Tugas Kesesuaian dengan kriteria

5%

5 Mahasiswa mampu menganalisis

keterampilan belajar diri sendiri

Mampu mengaplikasikan dan menganalisis cara mendengar aktif dan membaca efektif

- Mendengar aktif (active

listening)

- Membaca efektif (effective

reading) Kuliah interaktif 1x50 menit MCQ C4-C5 5 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 5 dr. Rizka

Praktik mendengar aktif & membaca efektif 1x150 menit Tugas mendengar aktif dan membaca efektif Kesesuaian dengan kriteria mendengar aktif dan membaca efektif 5% 7 Mahasiswa mampu menganalisis

keterampilan belajar diri sendiri

Mampu mengaplikasikan dan menganalisis cara membuat catatan kuliah dan mind maping

Membuat catatan kuliah (note

taking & mind maping) Kuliah interaktif

2x50 menit MCQ level C4-C5 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 3 dr. Oktarina Praktik membuat cacatan & mind maping 1x150 menit

Tugas Kesesuaian dengan kriteria note taking dan mind maping

yang baik

(15)

14 8 Mahasiswa mampu

memahami Problem based learning (PBL)

Mampu mengaplikasikan Problem based learning (PBL)

Problem based learning Kuliah interaktif 2x50 menit MCQ level C1-C2 3 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 3 dr. Oktarina mengaplikasikan

Problem Based Learning

(PBL)

- Melakukan tutorial 7 Langkah - Memahami ilmu-ilmu yang

harus dipelajri dalam pendidikan kedokteran - Mengetahui ayat-ayat Alquran

& Hadits tentang ilmu mendahului amal & kewajiban menuntut ilmu

Tutorial 7 Langkah Praktikum 2x150 menit

Penilaian

tutorial Kesesuaian dengan rubrik tutorial Tim Tutorial

9 - mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip presentasi - mampu mengaplikasikan dan menganalisis teknik presentasi menggunakan media yang sesuai - Menggunakan prinsip

presentasi ilmiah dalam proses kegiatan belajar mengajar - Menggunakan dan menganalisis

teknik presentasi

- Jenis-jenis presentasi ilmiah - Pembuatan slide ppt yang

baik dan benar

- Penyajian presentasi ilmiah dalam forum kelas

- Diskusi ilmiah Kuliah interaktif 2x50 menit MCQ level C4-C5 5 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 5 dr. Leli Praktik Presentasi 1x150 menit

Tugas Kesesuaian dengan kriteria slide yang

baik Waktu & cara penyampaian

5% dr. Leli / dr. Betty / dr.

Octarina

10 Teamwork Mampu melakukan teamwork dalam perkuliahan

Teamwork Kuliah interaktif 1x50menit Games 2x30 menit Tugas Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 5% Ibu Yulmaida

11 Adaptation Mampu beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan

Adaptation Kuliah interaktif 1x50 menit

Tugas Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang

(16)

15 Games 2x30 menit diberikan.

12 Coping Mechanism memiliki mekanisme coping yang menunjang belajar

Coping Mechanism Kuliah interaktif 1x50 menit Games 2x30 menit Tugas Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 5% Ibu Yulmaida 14 Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menganalisis proses

Problem solving dan

decission making

Mengaplikasikan dan menganalisis langkah-langkah ilmiah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan - Berpikir kritis - Problem solving - Decission making Kuliah 2x50 menit MCQ Level C4-C5 5 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 5 dr. Gea

Praktikum Berpikir kritis, Problem solving, decission making 1x150 menit

Tugas Kesesuaian dengan kriteria note taking dan mind maping

yang baik 5% 15 Mahasiswa mampu menganalisis keterampilan belajar, serta mampu mengaplikasikan dan menganalisis salah satu proses evidence based medicine (EBM), yaitu langkah berfikir kritis

- Mampu mengaplikasikan dan menganalisis langkah berfikir kritis yaitu membuat pertanyaan dan mencari jawaban

- Mampu melakukan pencarian informasi yang kontekstual - Mampu menganalisis

sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya

- Langkah Membuat Pertanyaan

- Langkah Mencari jawaban pertanyaan

- Pencarian informasi yang kontekstual berdasar buku teks

- Penelusuran informasi yang dapat dipercaya Kuliah interaktif 2x50 menit MCQ Level C4-C5 5 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 5 dr. Gea

Pencarian dan penelusuran

informasi Praktikum 1x150 menit Tugas Kesesuaian pekerjaan dengan tugas yang dberikan. 5% 16 Mahasiswa mampu

menganalisis - Mampu menganalisis manajemen waktu - Membuat/ menyusun jadwal

- Manajemen waktu (time

management) - Persiapan ujian (test

Kuliah interaktif MCQ level

C5-C6 jawaban dengan Kesesuaian pertanyaan yang

(17)

16 keterampilan belajar belajar harian

- Menganalisis kebutuhan untuk persiapan ujian

preparation) 2x50 menit 5 soal diberikan. 17 Tutorial - Memapu melakukan langkah

berfikir kritis

- Mengaplikasikan langkah-langkah ilmiah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan - Mampu melakukan pencarian

informasi melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya - Mengetahui ayat-ayat Alquran

& Hadits yang memerintahkan untuk tabayun dan tidak menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya - Berpikir kritis - Problem solving - Decision making - Literature (information) searching Tutorial Penilaian tutorial Kesesuaian dengan rubrik tutorial Tim tutorial 18 Mahasiswa mampu memahami manhaj Muhammadiyah, Prinsip Muhammadiyah dalam mengaktualisasikan Islam

- Materi tentang pengenalan Muhammadiyah, khususnya terkait Manhaj Muhammadiyah, Prinsip Muhammadiyah dalam mengaktualisasikan Islam

- Pengenalan Muhammadiyah - Manhaj Tarjih Muhammadiyah - Prinsip Muhammadiyah dalam

mengaktualisasikan Islam Kuliah interaktif 2x50 menit MCQ level C5-C6 5 soal Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diberikan. 5 Ust. Muhib

Ujian Akhir Blok (MCQ) 40%

Tugas/praktikum 35%

Penilaian tutorial 25%

(18)

17

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. METODE PEMBELAJARAN

1. Tutorial Problem Based Learning (PBL)

Mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (10 mahasiswa), dan didampingi oleh seorang tutor/fasilitator. Pada saat kegiatan tutorial pertemuan pertama, mahasiswa harus mengidentifikasi tujuan pembelajaran dari setiap masalah yang ada pada sekenario yang diberikan pada saat itu. Pada pertemuan kedua tutorial, mahasiswa mendiskusikan hasil belajar mandiri dan memastikan semua tujuan pembelajaran telah dibahas. Mahasiswa akan belajar bagaimana bekerjasama sebagai suatu tim, saling membantu, serta saling bertukar fikiran mengenai masalah yang diberikan dalam tutorial. Hal ini akan membentuk kebiasaan belajar mandiri serta bersosial yang dapat memberikan dasar untuk tahapan belajar selanjutnya.

2. Kuliah Pakar

Kuliah Pakar diberikan sesuai dengan jadwal untuk memberikan dasar pemahaman atau konsep ilmu tertentu serta mengkonfirmasi kebenaran hasil belajar mandiri mahasiswa.

3. Belajar mandiri

Belajar mandiri diwajibkan untuk melatih keterampilan belajar. Dengan mengacu pada tujuan pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat memahami materi sesuai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Jika pada saat belajar mandiri ada materi yang tidak dipahami, mahasiswa bisa berdiskusi dengan mahasiswa lain, mencari referensi atau bertanya pada pakar.

4. Konsultasi Pakar

Mahasiswa dapat berkonsultasi dengan pakar tentang masalah maupun konsep yang masih belum difahami pada saat belajar mandiri. Teknis pelaksanaannya ditentukan oleh mahasiswa dengan pakar yang bersangkutan.

5. Praktikum

Praktikum bertujuan untuk menunjang teori dan menambah pemahaman mahasiswa. Pelaksanaan praktikum sepenuhnya diserahkan

(19)

18

kepada setiap bagian/departemen. B. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Formatif assessment yaitu penilaian yang bersifat membangun, memantau pembelajaran mahasiswa saat masih dalam proses, mengenali kekuatan dan kelemahan mahasiswa, karakteristik pembelajaran dan karakter mahasiswa, mendiagnosis kebutuhan belajar mahasiswa, membantu dosen memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian yang bersifat formatif pada blok ini dilakukan melalui refleksi, tugas, dan penilaian tutorial .

2. Sumatif assessment yaitu evaluasi yang dilakukan setelah proses pembelajaran selesai, untuk melihat apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau tidak. Penilaian ini berfungsi untuk mengkomunikasikan hasil pembelajaran mahasiswa kepada orang tua atau pihak lainnya dan mereviu keberhasilan proses pembelajaran.

Komponen penilaian sumatif terdiri dari: Ujian Akhir Blok (MCQ) : 40%

Tugas/praktikum : 35%

Penilaian tutorial : 25%

TOTAL : 100%

Ujian Akhir Blok: berupa Multiple choice question (MCQ) merupakan instrument yang berisi diskripsi suatu hal dan mahasiswa memilih salah satu jawaban yang sudah terstruktur. Pertanyaan dapat berupa kasus yang berhubungan dengan materi dan dapat menilai kedalaman pembelajaran hingga C6 dengan 5 pilihan jawaban (a,b,c,d,e)

Tugas/praktikum : membuat suatu tugas yang diberikan selama kuliah maupun praktikum. Tugas tersebut akan dinilai oleh dosen yang

(20)

19

bersangkutan berdasarkan rubrik penilaian. Penilaian oleh dosen harus disertai dengan catatan umpan balik untuk perbaikan mahasiswa

Penilaian tutorial: penilaian yang dilakukan oleh tutor selama kegiatan tutorial. Penilaian tutorial harus disertai dengan catatan umpan balik untuk perbaikan mahasiswa

Refleksi: merupakan metode menilai kemampuan diri sendiri. Metode ini merupakan menilaian formatif yang dapat membantu mahasiswa mengenali sejauh mana pencapaian belajar dan mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang belum tercapai untuk kemudian merumuskan hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

C. STANDAR PENILAIAN BLOK

Nilai blok yang dicapai peserta didik ditentukan oleh penialian sumatif blok. Bobot nilai yang dikeluarkan berdasar pada acuan patokan yang ditetapkan oleh Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), yaitu:

Nilai Akhir Nilai Mutu Bobot Predikat

80-100 A 4 Sangat baik

68-79 B 3 baik

56-67 C 2 Cukup

45-55 D 1 Kurang

(21)

20

IV. RENCANA KEGIATAN MINGGUAN

A. TEMA MINGGUAN

Tujuan Pembelajaran Minggu 1 Tema: Learning & PBL

 Memahami pentingnya belajar sepanjang hayat dalam profesi dokter guna menghadapi berbagai bentuk tantangan profesi

 Melakukan prinsip pembelajaran orang dewasa dalam kehidupan perkuliahan

 Melakukan prinsip umpan balik konstruktif dan refleksi diri dalam kehidupan perkuliahan

 Menganalisis proses umpan balik konstruktif dan refleksi diri

 Memahami dan menganalisis gaya belajar dan kemampuan memori diri sendiri

 Menganalisis dan menentukan cara belajar yang paling sesuai dengan gaya belajar dan kemempuan memori

 Mampu mengaplikasikan dan menganalisis cara mendengar aktif dan membaca efektif

 Mampu mengaplikasikan dan menganalisis cara membuat catatan kuliah dan mind maping

 Mampu memahami PBL

 Melakukan tutorial 7 Langkah

 Menggunakan prinsip presentasi ilmiah dalam proses kegiatan belajar mengajar

 Menggunakan dan menganalisis teknik presentasi

 Mampu melakukan teamwork dalam kegiatan perkuliahan

 Mampu beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan

 Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits tentang ilmu mendahului amal

 Membiasakan diri melakukan tindakan dan pengambilan keputusan berdasarkan ilmu.

 Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits tentang kewajiban menuntut ilmu.

 Selalu bersemangat dan meluruskan niat dalam menuntut ilmu. Minggu 2

Tema:

 Memiliki mekanisme coping yang menunjang belajar

 Mampu mengaplikasikan dan menganalisis langkah berfikir kritis yaitu membuat pertanyaan dan mencari jawaban

(22)

21 Effective

Information Searching

 Mengaplikasikan dan menganalisis langkah-langkah ilmiah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

 Mampu melakukan pencarian informasi yang kontekstual

 Mampu menganalisis sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya

 Mampu menganalisis manajemen waktu

 Membuat/ menyusun jadwal belajar harian

 Menganalisis kebutuhan untuk persiapan ujian

 Memapu melakukan langkah berfikir kritis

 Mengaplikasikan langkah-langkah ilmiah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

 Mampu melakukan pencarian informasi melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya

Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits yang memerintahkan untuk

tabayun dan tidak menyebarkan berita yang tidak diketahui

kebenarannya.

 Membiasakan diri melakukan konfirmasi dan berusahaa selalu mencari kebenaran sebuah informasi atau berita dan tidak menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya.

(23)

22

B. PETA KONSEP

INFORMATION GATHERING Adult Learning Reflection & Metacognition Positive feedback

LEARNING

Learning Skills Lifelong Learning Learning result Presentation PBL Teamwork Learning Difficulties

Active Listening & Effective Reading

(24)

23

C. MODUL TUTORIAL

Alokasi Waktu Tutorial Pertemuan Pertama

No Kegiatan Alokasi Waktu

1 Doa, perkenalan tutor, absensi mahasiswa 5 menit

2 Langkah 1. Clarifying terminology 10 menit

3 Langkah 2. Defining problem 15 menit

4 Langkah 3. Brainstrorming of prior knowledge 70 menit

5 Langkah 4. Interim Conclussion 25 menit

6 Langkah 5. Formulate learning objective 15 menit

7 Feed back dan penutup 15 menit

Total Waktu 150 menit

Pertemuan Kedua

No Kegiatan Alokasi Waktu

1 Doa, absensi mahasiswa 5 menit

2 Langkah 7. Discuss the knowledge acquired 130 menit

3 Feed back dan penutup 15 menit

(25)

24

D. SKENARIO

SKENARIO PRAKTIKUM TUTORIAL

New student in Medical School of Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA are doing self directed learning activities to prepare discussion materials in a small group discussion (tutorial). Tutorial activity is a part of Problem Based Learning (PBL) method that applied in the Medical School of Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. There are seven steps to do in the tutorial.

This time, discussion topic is about the sciences that must be studied in medical school. This is important to know because a doctor must learn throughout his life. And before doing something, a doctor must know in advance the science that underlies his actions.

(26)

25 CAPAIAN PEMBELAJARAN:

1. Memahami dan mengaplikasikan 7 langkah tutorial.

2. Memahami ilmu-ilmu yang harus dipelajari dalam pendidikan kedokteran.

3. Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits tentang ilmu mendahului amal 4. Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits tentang kewajiban menuntut

ilmu.

CAPAIAN PEMBELAJARAN 1

Tujuh langkah tutorial merupakan sebuah metode pembelajaran yang dikembangkan pada University of Limburg-Maastricht sebagai bentuk utama pendekatan belajar berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL). Pada metode ini mahasiswa akan dibagi dalam kelompok kecil berjumlah 10-12 orang dan difasilitasi oleh seorang tutor. Setiap kelompok akan diberikan suatu permasalahan dalam bentuk sekenario. Permasalahan dalam tutorial tersebut akan dibahas dalam 7 langkah tutorial berikut ini:

1. Langkah 1. Clarifying terminology and concept. Mahasiswa melakukan klarifikasi terminologi dan konsep yang belum dipahami. Pada tahap ini mahasiswa melakukan penyamaan persepsi mengnai permasalahan yang ada di dalam sekenario, sehingga semua orang yang ada dalam kelompok memiliki arahan yang sama dalam membahas permasalahan yang ada.

2. Langkah 2. Defining problem. Mahasiswa mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan dalam sekenario. Pada tahap ini masing-masing mahasiswa menyatakan pendapatnya mengenai permasalahan yang dirasa terdapat dalam sekenario.

3. Langkah 3. Brainstrorming & activation of prior knowledge. Menganalisis permasalahan dan menawarkan penjelasan sementara dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pada tahap ini, pengguanan prior knowledge sangat penting diperhatikan, karena berhubungan dengan salah satu cara untuk membuat suatu pengetahuan masuk dalam memori jangka panjang, adalah dengan asosiasi. Tutor harus dapat memastiakan mahasiswa dalam grup menghubungkan pengetahuan yang akan

(27)

26

didapat dalam proses belajar mandiri memiliki asosiasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa.

Mahasiswa dapat mengungkapkan apapun yang terkait dengan sekenario tanpa harus dikoreksi benar atau tidaknya pernyataan tersebut. Semua mahasiswa dapat mengungkapkan pendapatnya, namun harus ditekankan bahwa semua pendapat pada tahap braisntorming masih perlu dipastikan kebenarannya. Dilakukan hanya dengan aktivasi prior knowledge.

4. Langkah 4. Interim Conclussion. Mengindentifikasi dan meninjau kembali hasil penjelasan sementara dan membuat alur, koneksi dan kesimpulan sementara dari hasil brainstorming. Sangat dianjurkan pada tahap ini mahasiswa dapat membuat peta konsep dari permasalahan yang ditemukan.

5. Langkah 5. Formulate learning objective. Menformulasi tujuan belajar dar hasil kesimpulan sementara.

6. Langkah 6. Information gahtering by independent learning. Mahasiswa mengumpulkan informasi dan mengkonfirmasi kebenaran informasi yang didiskusikan sebelumnya melalui belajar mandiri maupun diskusi pakar.

7. Langkah 7. Discuss the knowledge acquired. Mahasiswa berdiskusi dan mengevaluasi hasil belajar mandiri bersama sama. Setelah itu mahasiswa melakukan refleksi dengan tutor untuk mendiskusikan ketercapaian tujuan pembelajaran.

(28)

27 CAPAIAN PEMBELAJARAN 2

Kurikulum pendidikan dokter harus berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga, serta memiliki muatan lokal yang spesifik.

Isi kurikulum harus meliputi ilmu Biomedik, ilmu Kedokteran Klinik, ilmu Humaniora Kedokteran, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan / Kedokteran Komunitas dengan memperhatikan prinsip metode ilmiah dan prinsip kurikulum spiral. Isi kurikulum harus mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

Komponen penting dari kurikulum adalah tersedianya kesempatan bagi mahasiswa untuk terpapar secara dini dengan masalah klinik dan masalah komunitas

Sesuai dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia, nomor 15 tahun 2013, bidang ilmu yang akan dipelajari sebagai bekal untuk menjadi seorang dokter minimal adalah:

Ilmu Biomedis yang meliputi: Anatomi, Biokimia, Histologi, Biologi Sel dan Molekular, Fisiologi,

Ilmu paraklinis yang meliputi: Mikrobiologi, Parasitologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, dan Farmakologi.

(29)

28

Ilmu kedokteran klinis meliputi: Ilmu Penyakit Dalam dengan percabangannya, Ilmu Bedah dengan percabangannya, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Ilmu Penyakit Saraf, Ilmu Kesehatan Jiwa, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu THT, Ilmu Gizi Klinik, Ilmu Anestesi, Ilmu Radiologi, Ilmu Rehabilitasi Medik, serta Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Ilmu Humaniora Kedokteran meliputi ilmu pendidikan kedokteran, ilmu perilaku kesehatan, sosiologi kedokteran, antropologi kedokteran, agama, bioetika dan hukum kesehatan, bahasa, serta Pancasila dan kewarganegaraan

Ilmu kesehatan masyarakat / kedokteran pencegahan/ kedokteran komunitas meliputi biostatistik, epidemiologi, ilmu kedokteran keluarga, ilmu kedokteran kerja, ilmu kesehatan lingkungan, ilmu manajemen dan kebijakan kesehatan, ilmu sosial dan perilaku kesehatan, serta gizi masyarakat.

Prinsip metode ilmiah meliputi metodologi penelitian,

berpikir kritis, penalaran klinis, dan kedokteran berbasis bukti

Keseluruhan bidang ilmu diatas disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan dokter dengan kompetensi sesuai dengan yang telah diatur dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).

CAPAIAN PEMBELAJARAN 3 & 4

Ilmu Mendahului Amal dan Kewajiban Menuntut Ilmu

Kata ilmu dengan berbagai derivasinya terulang sebanyak 750 kali dalam al Quran. Salah satu di antaranya adalah QS. Al Baqarah, 2:269:

َّلِإ ُرَّكَّذَياَمَو اًريِثَك اًرْيَخ َيِتوُأ ْدَقَف َةَمْكِحْلا َتْؤُي نَمَو ُءآ َشَي نَم َةَمْكِحْلا يِتْؤُي ِباَبْلَلأْا اوُلْوُأ

“Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang al-Qur’an dan as-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al-Hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya

(30)

29

orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Al-Baqarah: 269).

Imam Qurthuby dalam kitab Tafsirnya menjelaskan bahwa pengertian dasar dari kata hikmah adalah sesuatu yang menghilangkan kebodohan. Sementara itu, Muhammad Abduh sebagaimana dikutip oleh Buya Hamka menjelaskan bahwa hikmah itu adalah ilmu yang sah, yang dapat dipertanggungjawabkan, .... Allah menganugerahkan hikmah berarti Allah menganugerahkan kepada manusia alat yang sangat sempurna yaitu akal.

Dengan akal manusia dapat membedakan mana ilmu yang benar, yang dapat dipertanggungjawabkan dan mana yang sebaliknya. Buya Hamka mengibaratkan seorang yang baru menyelesaikan pendidikan diperguruan tinggi sebagai seorang yang alim (berilmu pengetahuan) namun ia belum dapat disebut sebagai ahli hikmah. Ia baru dapat disebut sebagai seorang ahli hikmah manakala ia mempraktekkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Melalui praktek dan pengamalan ilmu pengetahuan seseorang akan mendapatkan beberapa hikmah dari ilmu pengetahuan yang dimilikinya yang tidak ia peroleh dalam buku buku yang ia pelajari dan dari perkuliahan yang ia ikuti.

Dengan demikian jelaslah bahwa ilmu pengetahuan merupakan fondasi dari perkataan dan perbuatan atau amal. Dalam kaitan ini, Imam Bukhari dalam menyusun kitab Shahihnya membuat satu bab yang berjudul “ilmu sebelum perkataan dan perbuatan”. Pada bab ini, Imam Bukhari memulai dengan mengutip al Quran Surat Muhammad, 47: 19 yang berbunyi: ْرِفْغَت ْساَو ُ َّاللَّ َّلَِإ َهََٰلِإ َلَ ُهَّنَأ ْمَل ْعاَف ُمَلْعَي ُ َّاللََّو ۗ ِتاَنِمْؤُمْلاَو َنيِنِمْؤُمْلِلَو َكِبنَذِل ( ْمُكاَوْثَمَو ْمُكَبَّلَقَتُم 19 (

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”.

(31)

30

Selanjutnya, Imam Bukhori menyatakan bahwa ia memulai dengan dengan ilmu pengetahuan dikarenakan para ulama (ilmuwan) merupakan pewaris para nabi. Barang siapa yang dapat mewarisi ilmu pengetahuan maka ia memperoleh keberuntungan yang besar (berlimpah) dan barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu pengetahuan maka Allah mudahkan baginya jalan ke surga. Seiring dengan itu Allah berfirman, QS. Fathir, 35:28:

“Hanya para ulama (ilmuwan) sajalah (dari hamba hamba Allah) yang takut kepada-Nya.”

Selanjutnya Allah berfirman dalam QS. al Ankabut, 39:43

“dan tidak ada yang dapat memahaminya kecuali orang orang yang berilmu”

Kemudian dalam QS. Al Muluk, 67:10

“Dan mereka berkata, sekiranya kami mau mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak menjadi penghuni neraka sa’ir (api

yang menyala nyala)”. Dalam QS. Az- Zumar, 39:9

“Katakanlah (Muhammad), apakah sama orang yang berilmu dan yang tidak berilmu?”

Seiring dengan ayat ayat di atas nabi Muhammad saw bersabda:

امنإو نيدلا يف ههقفي اريخ هب الله دري نم ملسو هيلع الله ىلص يبنلا لاقو ملعتلاب ملعلا

Dan Nabi saw bersabda barang siapa yang dikehendaki Allah untuk mendapat kebaikan maka Allah jadikan ia menjadi orang yang paham terhadap agamanya, dan hanya saja ilmu itu diperoleh melalui proses

pembelajaran.

(32)

31

Berdasarkan ayat ayat dan hadits di atas maka dapatlah dikatakan bahwa setiap orang Islam diwajibkan untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari ilmu pengetahuan manusia terbebas dari kebodohan dan kesesatan dan dengan ilmu pengetahuan manusia akan mendapatkan berbagai kemudahan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

(33)

32

SKENARIO TUTORIAL

Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (FK UHAMKA) mendapatkan pertanyaan dari keluarganya. Keluarganya menanyakan tentang berita yang baru saja dia baca di salah satu blog di internet. Berita tersebut menyatakan bahwa telah ditemukan suatu ramuan yang dapat membunuh virus SARS Cov 2. Ramuan tersebut apabila dikalungkan di leher akan membuat seseorang dapat terhindar dari penyakit Covid-19. Keluarga mahasiswa FK UHAMKA tersebut menanyakan apakah berita tersebut benar? Karena dia akan menyampaikan berita tersebut kepada anggota keluarga yang lain dan menganjurkan supaya menggunakan kalung tersebut.

(34)

33 CAPAIAN PEMBELAJARAN:

1. Mampu melakukan langkah berfikir kritis

2. Mengaplikasikan langkah-langkah ilmiah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

3. Mampu melakukan pencarian informasi melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya

4. Mengetahui ayat-ayat Alquran & Hadits yang memerintahkan untuk tabayun dan tidak menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenarannya

CAPAIAN PEMBELAJARAN 1

Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, indepen-den, jernih dan rasional.

Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikir-an dan penggunaan alasan yang logis, mencakup ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubung-kan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyam-paian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berda-sarkan bukti-bukti pendukung yang memadai.

Ada 3 syarat diperlukan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis:

1. Sikap untuk menggunakan pemikiran yang dalam di dalam melihat suatu permasalahan, dengan menggunakan pengalaman dan bukti yang ada

2. Pengetahuan tentang metode untuk bertanya dan mengemukakan alasan dengan logis

(35)

34

Seorang pemikir kritis memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut: 1. Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting,

merumuskannya dengan jelas dan teliti

2. Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan untuk melakukan tugas. Pemikiran kritis memiliki peran penting untuk menilai manfaat ide-ide baru, memilih ide-ide yang terbaik, atau memodifikasi ide-ide jika perlu

3. Mengumpulkan dan menilai informasi-informasi yang relevan, dengan menggunakan gagasan abstrak untuk menafsirkannya dengan efektif

4. Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat, bukti yang kuat, dan mengujinya dengan menggunakan kriteria dan standar yang relevan

5. Berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternatif sistem pemikiran, sembari mengenali, menilai, dan mencari hubungan-hubungan antara semua asumsi, implikasi, akibat-akibat praktis 6. Mampu mengatasi kebingungan, mampu membedakan antara

fakta, teori, opini, dan keyakinan

7. Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain dalam upaya menemukan solusi atas masalah-masalah kompleks, tanpa terpengaruh oleh pemikiran orang lain tentang topik yang bersangkutan

8. Jujur terhadap diri sendiri, menolak manipulasi, memegang kredibilitas dan integritas ilmiah, dan secara intelektual independen, imparsial, netral

CAPAIAN PEMBELAJARAN 2

Masalah kesehatan/kedokteran adalah masalah yang terkait dalam bidang kesehatan/kedokteran. Masalah kesehatan/kedokteran dapat terkait dengan perorangan (individu) maupun masyarakat (komunitas). Masalah kesehatan/kedokteran dapat terkait aspek pencegahan penyakit (preventif), promotif, pengobatan (kuratif), dan rehabilitatif.

(36)

35

kesehatan/kedokteran juga memerlukan metode ilmiah kesehatan/kedokteran. Metode ilmiah (scientific method) adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Proses berpikir dalam metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berurutan sesuai langkah-langkah metode ilmiah. Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol, yaitu dilakukan dalam keadaan sadar dan terjaga.

Langkah-langkah metode ilmiah dalam pemecahan suatu masalah dilaksanakan secara sistematis, berurutan, dan terkontrol. Langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah 2. Merumuskan hipotesis

3. Mengumpulkan data/informasi dan bukti ilmiah 4. Menguji hipotesis

5. Merumuskan kesimpulan dan mengambil keputusan

(1) Merumuskan Masalah

Rumusan masalah dalam metode ilmiah disusun dalam bentuk kalimat tanya. Penggunaan kalimat tanya akan memudahkan seseorang dalam mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan, menganalisis data tersebut, dan kemudian mengambil kesimpulan. Bentuk pertanyaan dalam merumuskan masalah kesehatan/kedokteran dapat berbentuk background

question (pertanyaan dasar, pertanyaan latar belakang) ataupun foreground

question (pertanyaan aplikatif, pertanyaan latar depan).

Pertanyaan latar belakang (background question) dikemukakan untuk memperoleh pengetahuan medis yang bersifat mendasar. Pertanyaan ini lazim dikemukakan oleh mahasiswa kedokteran tingkat dasar, misalnya fisiologi dan pato-fisiologi penyakit. Format pertanyaan latar belakang

(background question) biasanya menggunakan kata kunci 5W+1H (Who,

(37)

36

Pertanyaan latar depan (foreground question) dikemukakan bertujuan untuk memperoleh informasi spesifik yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan klinis. Pertanyaan latar depan (foreground question) antara lain tentang keakuratan diagnosis, kebenaran kausa (penyebab penyakit), keakuratan prognosis (probabilitas kesembuhan penyakit), serta efektivitas dan kerugian terapi. Pertanyaan latar depan (foreground question) perlu dirumuskan dengan spesifik, dengan struktur terdiri atas empat komponen, disingkat PICO (Patient and Problem, Intervention, Comparison, dan

Outcome).

(2) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah. Jawaban sementara ini nantinya harus dibuktikan berdasarkan analisis data/informasi yang akan dicari dan dikumpulkan. Rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan seseorang untuk mencari dan mengumpulkan data yang benar-benar diperlukan. Proses selanjutnya dalam metode ilmiah dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut berdasarkan analisis data/informasi yang ditemukan dari berbagai literatur ilmiah.

(3) Mengumpulkan Data/Informasi dan Bukti Ilmiah

Pengumpulan data/informasi dan bukti ilmiah dilakukan berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data/informasi dan bukti ilmiah memiliki peran penting dalam metode ilmiah, karena berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada hasil analisis data/informasi dan bukti ilmiah yang dikumpulkan.

Data/informasi dan bukti ilmiah untuk menjawab pertanyaan latar belakang (background question) dapat dikumpulkan dari buku teks

(textbook) atau kajian pustaka. Data/informasi dan bukti ilmiah untuk

menjawab pertanyaan latar depan (foreground question) dapat dikumpulkan dari artikel penelitian hasil riset yang otoritatif dan terpercaya kebenarannya dengan ciri-ciri "Evidence that is Understandable, Relevant, Extendible,

Current and Appraised (EUREKA)" – yaitu bukti yang dapat dipahami,

(38)

37

penilaian.

(4) Menguji Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Langkah menguji hipotesis dalam metode ilmiah dilakukan tidak untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun ditujukan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. Uji hipotesis dimaksudkan untuk memperoleh jawaban akhir terhadap rumusan masalah yang telah disusun pada langkah pertama.

Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan kesesuaian antara hipotesis dengan data/informasi dan bukti ilmiah yang telah dikumpulkan pada langkah ketiga. Uji hipotesis ini baru dapat dilakukan setelah seseorang membaca, mengkaji, dan menganalisis data/informasi dan bukti ilmiah yang telah dikumpulkan tersebut.

(5) Merumuskan Kesimpulan dan Mengambil Keputusan

Rumusan kesimpulan harus bersesuaian dengan rumusan masalah yang telah diajukan. Kesimpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas untuk menjawab pertanyaan pada langkah pertama metode ilmiah. Data/informasi dan bukti ilmiah yang tidak relevan (tidak terkait, tidak bersesuaian) dengan masalah yang diajukan, tidak perlu ditampilkan.

Keputusan yang diambil untuk memecahkan suatu masalah, khususnya masalah kesehatan/kedokteran, harus mempertimbangkan tiga hal penting, yaitu: (1) mengacu kepada rumusan kesimpulan jawaban pemecahan masalah berdasarkan metode ilmiah, (2) mempertimbangkan aplikabilitas (kemamputerapan / kemampuan untuk diterapkan) pada kondisi yang aktual, dan (3) mempertimbangkan nilai-nila dan norma-norma yang berlaku pada individu atau komunitas tersebut.

Seorang Dokter dalam memecahkan masalah gangguan kesehatan pasien dan kemudian mengambil keputusan pengobatan apa yang akan diterapkan terhadap pasien, selalu mendasarkan kepada tiga pilar utama praktek kedokteran, yaitu:

(39)

38

1. Keahlian klinis yang dimilikinya (individual clinical expertise), 2. Bukti ilmiah terbaik yang tersedia (current best evidence),

3. Mempertimbangkan kondisi spesifik tiap-tiap pasien dari aspek medis maupun non-medis (patient value).

(1) Individual Clinical Expertise

Keahlian klinis seorang Dokter diperoleh terutama dari pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman praktek klinis. Penatalaksanaan pasien yang dilakukan oleh orang yang tidak kompeten akan mengakibatkan penanganan yang salah, sembarangan, dan membahayakan pasien.

(2) Current Best Evidence

Bukti ilmiah terbaik yang digunakan oleh seorang Dokter dalam memecahkan masalah kesehatan pasien diperoleh dari penelitian klinis yang sesuai, baik dari penelitian basic sciences of medicine (misal: genetika dan imunologi), maupun dari penelitian klinis yang berfokus pada pasien (misal: epidemiologi klinis). Penatalaksanaan pasien menggunakan metode pengobatan yang tidak memiliki bukti ilmiah yang memadai dapat berakibat penanganan menjadi tidak tepat, out of date, merugikan, dan bahkan membahayakan pasien.

Hasil penelitian klinis dapat dijadikan bukti ilmiah untuk mendukung penatalaksanaan pasien apabila memenuhi beberapa kaidah, diantaranya: sesuai logika biologis medis, menggunakan indikator keberhasilan yang terukur jelas dan objektif (tidak cukup hanya berupa testimoni), metode pengobatan yang digunakan dideskripsikan secara detail sehingga dapat diuji ulang dan dibuktikan kebenarannya oleh peneliti lain, serta tidak bertentangan dengan etika.

Etika penelitian klinis disusun berdasarkan prinsip kebaikan, keadilan, serta penghormatan terhadap manusia. Salah satu tujuannya adalah untuk menghindarkan seseorang yang sedang sakit menjadi “kelinci percobaan” dari orang yang tidak bertanggung jawab, yang “mencobakan” metode pengobatan yang belum jelas bukti ilmiah manfaat dan keamanannya.

(40)

39

(3) Patient Value

Nilai-nilai, harapan, dan ekspektasi yang dimiliki oleh pasien (dan keluarga), harus juga menjadi pertimbangan seorang Dokter dalam mengambil keputusan klinis. Keputusan klinis seorang Dokter tidak boleh bertentangan dengan moral keagamaan dan nilai-nilai yang dipercaya oleh pasien.

Apabila keputusan klinis seorang Dokter berpotensi menimbulkan konflik dengan nilai-nilai, harapan, dan ekspektasi yang dimiliki oleh pasien (dan keluarga), hal tersebut harus didiskusikan dengan pasien (dan keluarga). Pasien (dan keluarga) harus terlibat dalam setiap pengambilan keputusan klinis yang akan diterapkan terhadap pasien.

CAPAIAN PEMBELAJARAN 3

Pencarian informasi merupakan salah satu unsur yang menyusun kemampuan literasi informasi seorang mahasiswa. Kemampuan ini memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Tahap awal konsep literasi informasi adalah keterampilan mengidentifikasi. Identifikasi informasi merupakan suatu proses untuk mengetahui, mengenali, serta memahami topik dan sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Topik Informasi

Sebuah topik merupakan abstraksi dari suatu fenomena yang sedang terjadi. Untuk menentukan sebuah topik, kita perlu mengamati berbagai fenomena dan gejalanya menggunakan sumber-sumber informasi dari media cetak, media elektronik, dan web (Internet). Beberapa pertanyaan mungkin akan muncul saat kita mempersiapkan sebuah topik, antara lain: topik apa yang akan dicari?, aspek apa saja yang berkaitan dengan topik tersebut?, bagaimana cara mencari informasi tentang topik tersebut?, kata kunci apa saja yang digunakan?, sarana apa yang digunakan untuk mencari informasi?

Topik yang kita tentukan pertama kali tentu masih bersifat umum dan luas. Topik itu belum dapat menggambarkan masalah dengan lebih jelas dan

(41)

40

fokus. Oleh karena itu topik perlu dikembangkan lebih lanjut dan dibatasi ruang lingkupnya dengan mengumpulkan kata-kata kunci dan sub-sub topik. Metode untuk mengembangkan topik adalah dengan melakukan curah gagasan (brainstorming), yaitu teknik mengembangkan dan mengumpulkan ide-ide atau konsep yang berkaitan dengan topik. Secara umum, terdapat beberapa cara untuk mengembangkan topik melalui brainstorming, yaitu: membuat daftar pertanyaan (questioning), mengelompokan topik berhubungan (clustering), dan enulis bebas (free writing).

Brainstorming dapat dilakukan dengan bertanya kepada narasumber (pakar), berdiskusi dengan teman-teman, bertanya pada diri sendiri atau mencari ke berbagai sumber informasi. Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan untuk brainstorming antara lain: ensiklopedi dan kamus; buku teks dan buku pedoman; tesaurus dan daftar subjek; serta web, database, atau katalog perpustakaan. Sumber-sumber informasi tersebut akan memberikan banyak sekali informasi yang kita perlukan, mulai dari arti kata, definisi, sinonim, dan cakupan sebuah topik serta topik-topik yang berhubungan.

Menentukan kata kunci

Kata-kata kunci sangat berguna dalam suatu pencarian informasi (information searching). Kata-kata kunci (keywords) merupakan kata-kata atau frase yang penting dan sering muncul di dalam sebuah teks atau dokumen. Kata-kata kunci juga terdapat di dalam judul, abstrak, dan isi tulisan. Pada setiap halaman dokumen atau web terdapat kata-kata kunci yang dianggap sebagai kata-kata penting.

Kata-kata kunci dapat diperluas atau dipersempit melalui kata-kata lain yang berkaitan dengan topik supaya informasi yang dicari dalam pencarian informasi dapat tepat sasaran. Database online memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk mengembangkan kata kunci sesuai dengan bidang subyek yang menjadi cakupannya, antara lain: Thesaurus, Daftar Tajuk Subjek, Library of Congress Subject Headings, Sears List Subject Heading, Medical Subject Headings (Bidang Kedokteran dan Kesehatan), dan Macro Thesaurus (Bidang Ekonomi).

(42)

41 Sumber Informasi

Sumber informasi dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Sumber primer (primary sources)

Sumber primer merupakan informasi yang berasal dari penemuan baru atau ilmu pengetahuan baru. Sumber primer disebut juga informasi yang berasal dari asalnya, yang dihasilkan oleh penulis atau peneliti. Sumber primer ada yang diterbitkan dan ada yang tidak diterbitkan. Contoh sumber primer yang diterbitkan adalah: Laporan penelitian; Paten; Prosiding; serta Skripsi, Tesis, Disertasi (jika diterbitkan sebagai artikel atau buku). Contoh sumber primer yang tidak diterbitkan adalah: Berkas pribadi; Berkas lembaga; Buku harian dan memo; serta Skripsi, Tesis, Disertasi (yang tidak diterbitkan sebagai artikel atau buku).

2. Sumber sekunder (secondary sources)

Sumber sekunder merupakan penilaian, ringkasan atau kritikan terhadap suatu karya atau penelitian seseorang, dan merupakan informasi tentang sumber primer yang disusun secara sistematis supaya mudah diakses. Contoh sumber sekunder adalah: Buku, Jurnal, Majalah, Ulasan (reviews), Essay, dan Antologi.

3. Sumber tersier (tertiary sources)

Sumber tersier memuat informasi berupa saringan, rangkuman, atau kumpulan dari sumber primer dan sekunder. Contoh sumber tersier adalah: Almanac, Ensiklopedia, dan Bibliografi.

Strategi Penelusuran Informasi

Strategi penelusuran informasi dapat digunakan untuk mencari dan menemukan sumber informasi secara efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil yang relevan. Pencarian informasi ini dapat ditemukan di perpustakaan maupun di internet. Tujuan menggunakan strategi penelusuran informasi adalah untuk: (1) menghindari jumlah informasi yang terlampau banyak, (2) menghindari informasi yang tidak relevan, (3) menghindari informasi yang terlampau luas cakupannya, (4) mendapatkan informasi yang lebih spesifik

(43)

42

cakupannya, dan (5) mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sebelum melakukan penelusuran informasi, kita harus sudah menentukan:

1. Kata-kata kunci yang berkaitan dengan topik utama, 2. Jenis informasi apa yang akan dicari,

3. Format atau bentuk sumber informasi yang diperlukan, 4. Lokasi, tempat, atau alamat sumber informasi berada.

Contoh sebuah topik: "Peran gizi dalam keluarga"

Tentukan kata kunci yang mengandung konsep utama, yaitu:

1 2 3

Peran Gizi Keluarga

Setelah itu setiap konsep dikembangkan dengan bainstorming sehingga diperoleh konsep lain yang berhubungan dengan konsep utama tersebut, misalnya sebagai berikut:

Peran Gizi Keluarga

Fungsi Nutrisi Rumah Tangga

Pengaruh Makanan Anak

Dampak Diet Kelompok Umur

Efek Junk Food Kebiasaan

Konsep-konsep atau kata-kata kunci yang berhubungan dapat menggunakan sinonim kata, jamak/tunggal, antonim, singkatan, atau bahasa Inggris. Misalnya:

(44)

43

Peran Gizi Keluarga

Fungsi Nutrition Family

Pengaruh Food Children

Dampak Kuliner Parent

Efek Junk Food Kebiasaan

Kata-kata kunci tersebut dalam penelusuran secara online di internet dapat digabungkan dengan menggunakan "operator pencarian", antara lain: Operator Boole (AND, OR dan NOT), pemenggalan (truncation), *, ?, dan operator kata (misal: filetype, site).

Evaluasi Informasi

Informasi yang ditemukan harus dievaluasi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan. Informasi tersebut harus dievaluasi karena: (1) belum tentu informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan, (2) informasi tersebut dapat saja menyesatkan dan tidak dapat dipercaya atau berasal dari sumber yang tidak kredibel, atau (3) informasi tersebut sudah ketinggalan atau sudah tidak up to date.

Apabila kita menemukan suatu buku, harus dievaluasi terlebih dahulu siapa penulisnya, tahun berapa ditulisnya/diterbitkan, dan sekilas tentang apa isinya. Demikian pula apabila kita menemukan sumber informasi di internet, harus dievaluasi terlebih dahulu sebelum digunakan supaya jelas dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Kriteria dalam melakukan evaluasi informasi mencakup tiga bagian utama, yaitu:

1. Kepengarangan (Authorship) untuk mengevaluasi kredibilitas pengarang atau organisasi dari karya yang akan dibaca.

2. Kesesuaian (Relevance) untuk mengetahui tingkat relevansi dengan topik yang diperlukan. Suatu informasi yang memiliki kualitas sangat

(45)

44

baik tetapi tidak relevan dengan topik yang diperlukan tetap dikategorikan tidak relevan.

3. Kekinian (Currency) untuk mengetahui seberapa jauh tingkat perkembangan suatu ilmu.

Evaluasi Sumber Informasi Tercetak 1. Pengarang (Author)

a. Anda dapat mengetahui latar belakang penulis, seperti pendidikan, posisi saat ini dll?

b. Apakah penulis berkualitas (qualified) memiliki otoritas untuk menulis untuk menulis pada satu topik tertentu?

2. Tanggal penerbitan (Date of publication)

a. Kapan buku atau artikel tersebut diterbitkan?

b. Apakah tanggal tercantum sesuai dengan topic yang akan ditulis? 3. Penerbit (Publisher)

a. Apakah anda mengenal dengan baik penerbitnya?

b. Apakah penerbit sudah terbiasa dalam menerbitkan karya-karya ilmiah, seperti Oxford University Press; UI Press dll?

4. Judul jurnal (Title of Journal)

a. Apakah jenis Jurnal dikategorikan ilmiah, popular atau perdangangan?

b. Apakah jurnal masuk kategori jurnal ilmiah? 5. Pembaca yang dituju (Intended audience)

a. Apakah karya tersebut ditujukan untuk kelompok pembaca tertentu?

b. Apakah karya tersebut dikategorikan karya umum yang bisa dibaca oleh masyarakat umum?

6. Objektifitas (Objectivity / Bias)

a. Apakah karya tersebut objektif berdasarkan kajian ilmiah atau penelitian?

b. Apakah data yang ditampilkan merupakan data factual, bukan propaganda atau pendapat umum?

(46)

45

a. Apakah isi diperoleh dari sumber pertama (primary sources) atau sekunder (secondary sources)?

b. Apakah karya tersebut masuk dalam sumber pertama di bidangnya?

8. Tinjauan (Reviews)

a. Apakah terdapat tinjauan terhadap karya-karya tersebut, contoh artikel jurnal dan buku dll. ?

b. Apakah karya tersebut sudah ditinjau dari sudut pandang yang berbeda, seperti sudut pandang ahli di bidang lain?

9. Bedakan buku-buku akademis dan nonakademis

Apabila manuskrip seorang penulis berhasil diterima untuk diterbitkan, hal itu berarti bahwa seseorang telah menganggap karya mereka layak untuk didiskusikan. Namun, ada perbedaan yang penting dan signifikan antara buku-buku yang diterbitkan untuk tujuan akademis dan nonakademis.

 Buku-buku akademis ditulis dengan tujuan utama memberi informasi; buku-buku ini menawarkan ide baru, mengkritik ide-ide lama, dan memberikan data-data atau teori terbaru yang relevan terhadap para pembaca akademis mereka. Buku-buku nonakademis bisa saja membahas materi akademis—semisal, sosiologi atau politik. Namun, buku-buku ini juga ditulis untuk menghibur pembaca, bukan untuk memberi informasi kepada khalayak akademis.

 Buku-buku akademis sering kali diterbitkan oleh percetakan universitas (Amherst College Press) dan asosiasi profesional (American Historical Association), sedangkan artikel-artikel nonakademis diterbitkan oleh penerbit komersial (Houghton Mifflin).

 Buku-buku akademis akan memberikan daftar pustaka yang ekstensif untuk meningkatkan kredibilitas akademis mereka, sedangkan buku-buku nonakademis sering kali hanya mengklaim tanpa memberikan tunjangan referensi yang bisa dipercaya.

(47)

46 Evaluasi Sumber Informasi Non Tercetak

1. Pengarang atau organisasi (Author or Organization)

a. Adakah karya lainnya dari penulis tersebut? Jika ya, apakah penulis sudah jelas identitasnya?

b. Apakah penulis mempunyai kapabilatas untuk menulis di topik tersebut?

c. Apakah penulis berafiliasi dengan universitas dan organisasi tertentu? d. Adakah karya-karya penuls di sitasi oleh penulis lainnya?

e. Apakah sumber-sumber tersebut mewakili kelompok, organisasi, kelembagaan, korporasi atau badan lembaga lainnya?

f. Adakah sarana berkomunikasi lebih lanjut (kontak) dengan penulis dan atau organisasi tersebut?

g. Siapa yang ada di balik website tersebut?

 Periksa alamat (URL) website tersebut dan lihat akhiran domainnya (.id, .com, dll.) yang terkadang dapat membantu mengenali jenis organisasi di balik website. Contoh: domain .go.id merupakan situs resmi milik pemerintah, domain .ac.id untuk lembaga pendidikan tinggi, dan domain .or.id untuk organisasi atau komunitas resmi yang memiliki akta pendirian.

 Periksa halaman ‘Tentang Kami’, ‘About’ atau semisalnya untuk melihat organisasi, perusahaan, atau individu yang menjalankan dan mensponsori website. Apakah mereka mencantumkan alamat, nomor telepon atau email yang dapat dihubungi?

 Periksa apakah pihak yang menjalankan website memiliki reputasi yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan cross-check via Google, atau dari sumber lain yang dapat menjelaskan reputasi mereka.

2. Ketepatan (Accuracy)

a. Apakah sumber informasi tersebut sudah diedit atau dikaji sebelum dipublikasikan?

(48)

47

b. Apakah informasi yang fatual sudah diverifikasi dengan sumber-sumber yang terpecaya?

c. Apakah sudah jelas siapa yang bertanggungjawab terhadap ketepatan informasi tersebut?

d. Apakah data dalam bentuk grafik, diagram sudah jelas sumber informasinya?

3. Kekinian (Currency)

a. Adakah tanggal kapan karya tersebut dibuat atau diterbitkan? b. Sudah jelaskan kapan sumber tersebut terakhir diperbaharui,

direvisi atau di edit?

c. Adakah indikasi jika materi tersebut sering diperbarui atau secara konsisten selalu menampilkan informasi terkini?

d. Adakah links ke wesites yang terbaru? 4. Objektif (Objectivity)

a. Apakah halaman situs bebas iklan atau promosi?

b. Apakah halaman yang ditampilkan bias atau mengandung banyak perspektif?

c. Adakah kejelasan tentang sudut pandang lain dari subjek tersebut di masa yang akan dating?

d. Apakah mengandung bahasa yang provokatif? 5. Cakupan (Coverage)

a. Apakah sumber informasi tersebut selalu terbaru dari karya lainnya dan mendukung karya lain yang and abaca sebelumnya? b. Apakah sumber informasi mencakup topik yang komprehensif

atau hanya meninjau dari satu aspek saja?

c. Apakah sumber online tersebut sudah baik atau masih dalam penataan (under construction)?

d. Jika sumber online memiliki sumber tercetak, apakah bentuk tercetak sesuai dengan informasi di website, atau hanya ada di situs saja tanpa bentuk tercetak?

Referensi

Dokumen terkait

Jenis grouting yang digunakan dalam penelitian berdasarkan tujuannya adalah sementasi pemadatan (compaction grouting) yaitu dilakukan dengan cara menginjeksi

Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan indeks adalah menyeleksi artikel pada surat kabar yang ada di Perpustakaan Universitas Dharma Andalas. Surat

Seluruh Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia atas semua ilmu, bimbingan, dan pengalaman yang telah

f. Semua benda kasat mata hanya dapat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alami maupun cahaya buatan. Apabila suatu benda diamati, akan terlighat bahwa

Melakukan pre test untuk menentukan subjek penelitian dan diperoleh 13 siswa dari 31 siswa kelas VIII A SMP N 3 Muntilan yang tingkat perilaku konsumtifnya berada dalam

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik dan termotivasi untuk menganalisa sistem informasi tersebut sebagai bahan penelitian dalam skripsi ini yang

Kuliner Lebay merupakan sebuah program acara kuliner baru di Global TV, walaupun stasiun-stasiun TV lain juga banyak yang menyajikan acara kuliner akan tetapi acara Kuliner Lebay

1) Bagi penulis : Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam mengembangkan teori dan penerapannya pada dunia praktik, khususnya sistem informasi akuntansi berbasis