• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PENGURUS WILAYAH ORMAS OI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PENGURUS WILAYAH ORMAS OI JAWA BARAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BADAN PENGURUS WILAYAH ORMAS Oi PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN WILAYAH BPW ORMAS Oi PROVINSI JAWA BARAT NOMOR O1 TAHUN 2015

TENTANG

PEREKRUTAN KELOMPOK DAN ANGGOTA BARU ORMAS Oi JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BPW Oi JAWA BARAT :

Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan tertib administrasi keanggotaan Oi yang lebih baik, teratur dan sistematis, dipandang perlu untuk mengatur kembali secara menyeluruh ketentuan-ketentuan tentang pendaftaran dan penerimaan kelompok atau anggota Oi baru.

b. Bahwa Peraturan Organisasi Nomor 01 Tahun 2014 tentang Penerimaan dan Perekrutan Keanggotaan Oi perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan dinamika dan perkembangan organisasi khususnya di Provinsi Jawa Barat.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Organisasi tentang Sistem Administrasi Penerimaan Keanggotaan Oi di Provinsi Jawa Barat. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi

Kemasyarakatan.

2. Anggaran Dasar Oi Bab VIII Pasal 11,

3. Anggaran Rumah Tangga Oi Bab IV Pasal 7, Bab V Pasal 8, Bab VI Pasal 9 dan Pasal 10, Bab VII Pasal 11, Bab XVII Pasal 48.

4. Ketetapan-ketetapan Munas Oi V Tahun 2013. 5. Keputusan-keputusan Rakernas Oi Tahun 2013.

6. Peraturan Organisasi Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Tata Urutan Peraturan-peraturan Dalam Ormas Oi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN WILAYAH BADAN PENGURUS WILAYAH ORMAS Oi JAWA BARAT TENTANG “PEREKRUTAN & PENERIMAAN KELOMPOK DAN ANGGOTA BARU ORMAS Oi”

(2)

2 BAB I

KETENTUAN PENDAFTARAN KELOMPOK Oi BARU PASAL 1

1. Pendaftaran kelompok dilakukan hanya sekali saat pendafaran pertama kali yang diurus oleh pendiri kelompok.

2. Mengisi Formulir Pendaftaran Kelompok (P1) warna asli biru. 3. Mengisi Formulir Aplikasi Keanggotaan (P2) warna asli merah.

4. Melampirkan fotokopi KTP/Kitas/Kartu Keluarga/Surat Keterangan Domisili dari kelurahan setempat disteples bersamaan formulir P2.

5. Membuat Proposal Pendaftaran Kelompok Oi yang isinya meliputi a. Latar belakang

b. Maksud dan tujuan pendirian kelompok c. Struktur organisasi lengkap

d. Profil Singkat Kelompok

e. Alamat Sekretariat (No HP, Facebook, Twitter, Website)

f. Rencana atau program kerja kegiatan Kelompok Selama 6 bulan kedepan g. Penutup

h. Lampiran-lampiran yang dibutuhkan untuk verifikasi data. 6. Jumlah anggota minimal 15 orang.

7. Membayar iuran keanggotaan Rp.1000 per/bulan selama satu periode (4 tahun) dan dibayar saat pertama kali mendaftar dengan total iuran selama satu periode Rp.48.000 (empat puluh delapan ribu). Terkait mekanisme distribusi anggaran iuran telah diatur melalui Peraturan Organisasi Ormas Oi No.1 Tahun 2014 dengan persentase sebagai berikut

a. BPP 20% Rp.9.600 b. BPW 20% Rp. 9.600 c. BPK 30% Rp.14.400 d. BPKel 30% Rp.14.400

8. Selanjutnya BPK akan memverifikasi secara faktual di lapangan terkait kebenaran data-data yang diajukan oleh calon kelompok Oi baru.

9. Setelah persyaratan administrasi dinyatakan lengkap oleh BPK, selanjutnya setiap anggota baru wajib mengikuti Pendidikan & Pelatihan (Diklat) Tingkat 1 (Diklat Kelompok) yang diselenggarakan oleh BPK sesuai dengan aturan masing-masing BPK. 10. Setelah dinyatakan lulus mengikuti Diklat, selanjutnya kelompok yang telah resmi

terdaftar akan diberikan oleh BPK :

a. SKPPK (Surat Keputusan Pengesahan Pendirian Kelompok). b. TDK (Tanda Daftar Kelompok).

c. Kartu Tanda Anggota Ormas Oi Nasional.

11. Pengukuhan dan penyerahan atribut keorganisasian dilakukan pada saat berlangsungnya Diklat sekaligus pelantikan kelompok Oi baru dan anggota Oi baru. 12. Siap membuat/mengikuti kegiatan program kerja Ormas Oi minimal satu kegiatan

dalam rentang waktu 6 (enam) bulan serta membuat laporan rutin setiap 6 bulan kepada BPK dalam bentuk LKK (Laporan Kegiatan Kelompok). Apabila tidak, BPK berhak membekukan SK dan TDK kelompok tersebut.

13. Dalam hal BPKel yang telah diberikan SK dan TDK oleh BPK tetapi dalam waktu 6 (enam) bulan ternyata anggota berkurang, maka ketua BPK wajib memberikan perintah agar Ketua BPKel merekrut anggota baru agar memenuhi persyaratan pendirian kelompok minimal 15 anggota selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak ketua BPKel menyerahkan LKK (Laporan Kegiatan Kelompok) kepada BPK.

(3)

3

14. Terkait Laporan Kegiatan Kelompok Oi (LKK Oi) akan dibahas dalam bab dan pasal tersendiri.

15. BPK berhak menginstruksikan kepada BPKel yang anggotanya kurang dari 15 orang untuk bergabung dengan BPKel terdekat.

16. Untuk kelompok lama yang belum ber-KTA Oi Nasional paling lambat sudah harus mengajukan ulang (pemutihan) kepada BPK sebelum 1 Agustus 2015 sejak diterbitkannya Perwil BPW Oi Jawa Barat.

BAB II

TENTANG PENERIMAAN ANGGOTA Oi BARU PASAL 2

1. Setiap calon anggota baru yang bergabung di kelompok Oi lama atau kelompok Oi baru wajib memenuhi persyaratan-persyaratan administratif sebagaimana dimaksud di dalam BAB I Pasal 1 point (2), (3), (4), (7), (9), dan (11).

BAB III

LAPORAN KEGIATAN BPK (LKB Oi)

Setiap Badan Pengurus Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Barat wajib memberikan Laporan Kegiatan BPK (LKB) secara periodik setiap 1 (satu) tahun sekali kepada Badan Pengurus Wilayah Prov. Jawa Barat dengan ketentuan

1. Diserahkan saat kegiatan Studi Banding Antar BPK. 2. Format dasar LKB diatur oleh BPW Oi Jawa Barat.

3. BPW berhak memberikan teguran secara lisan dan tulisan kepada BPK Oi yang tidak memberikan LKB Oi kepada BPW.

4. Apabila BPK Oi tidak pernah memberikan LKB kepada BPW dalam waktu 1 (satu) tahun kemudian BPW melihat terjadinya kecacatan dalam roda organisasi di BPK tersebut, maka BPW berhak mengeluarkan Surat Keputusan Pembekuan BPK.

BAB IV

LAPORAN KEGIATAN KELOMPOK (LKK Oi) PASAL 3

1. Setiap kelompok berkewajiban menyerahkan Laporan Kegiatan Kelompok (LKK Oi) kepada BPK setiap 6 (enam) bulan sekali.

2. Format LKK Oi diatur oleh BPW Oi Jawa Barat.

3. Format LKK Oi sekurang-kurangnya memenuhi beberapa point antara lain a. Nama Kelompok Oi

b. Sejarah Pendirian Kelompok Oi c. Visi

d. Misi

e. Kegiatan Utama

f. Kegiatan Yang Pernah dilakukan (lampirkan minimal 3 foto) g. Kegiatan Yang Akan Dilakukan (Rencana Program Kerja) h. Struktur Jajaran BPKel terbaru

i. Alamat Lengkap Sekretariat j. Legalitas Ketua dan Sekjen BPKel

(4)

4

4. Untuk kepentingan penggandaan, LKK Oi dapat didownload melalui website www.bpwoijawabarat.org

BAB V

KELOMPOK Oi YANG TIDAK MENYERAHKAN LKK Oi PASAL 4

1. Langkah pertama hak pengayoman. BPK berkewajiban mencari tahu dan memberikan hak pengayoman berupa nasehat atau motivasi apabila terdapat kelompok yang tidak menyerahkan LKK Oi kepada BPK.

2. Langkah kedua teguran secara lisan. Jika BPKel tidak merespon nasehat, atau arahan dari BPK untuk memberikan LKK secara lisan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan, BPK berhak memberikan teguran secara tulisan.

3. Langkah ketiga teguran secara tertulis. BPK wajib mengeluarkan surat teguran resmi apabila tidak ada respon sebagaimana yang dimaksud point nomor (1), dan (2).

4. Selambat-lambatnya satu tahun setelah diberikan nasehat, teguran lisan, dan teguran tulisan BPKel tidak segera memberikan respon kepada BPK untuk melaporkan LKK Oi, maka BPK berhak membekukan status kelompok tersebut dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Pembekuan Kelompok.

BAB VI

PEMBEKUAN KELOMPOK PASAL 5

1. Anggota-anggota Oi yang kelompoknya telah dibekukan oleh BPK namun masih memiliki iktikad baik untuk aktif di organisasi sedangkan jumlah anggotanya tidak sampai 15, anggota tersebut dapat bergabung dengan kelompok lain yang masih tercatat aktif oleh BPK.

2. Pembekuan Kelompok dapat dibuktikan dengan Surat Keputusan Pembekuan oleh BPK yang isinya mencakup :

a. Surat Keputusan Pembekuan dari BPK b. Surat Keputusan Penarikan SKPPK oleh BPK c. Surat Keputusan Penarikan TDK oleh BPK

d. Surat Keputusan penarikan KTA Oi Nasional oleh BPK dengan turut serta mencantumkan nama-nama anggota dan NPK Oi yang dianggap tidak aktif pasca dibekukan oleh BPK.

3. BPK tidak berkewajiban mengundang kelompok yang telah dibekukan statusnya telah dibekukan dalam acara-acara resmi keorganisasian seperti Muskab/Muskot, Diklat, dll.

4. Dalam hal kelompok yang telah dibekukan oleh BPK dan ingin aktif kembali, pendiri kelompok tersebut wajib melakukan audiensi/wawancara dengan BPK dan membuat Surat Pernyataan untuk terus membenahi kegiatan dan administrasi di kelompoknya serta mengikuti peraturan-peraturan yang dibuat oleh BPK Oi, BPW Oi, maupun BPP Oi.

(5)

5

BAB VII

ANGGOTA Oi TIDAK AKTIF PASAL 6

1. Ketua BPKel berhak memberikan teguran secara lisan dan tulisan kepada anggota yang dianggap tidak aktif.

2. Seorang anggota dianggap tidak aktif apabila :

a. Tidak pernah menjalin komunikasi secara organisasi maupun personal dengan BPKel sehingga keberadaannya dipertanyakan tanpa ada kejelasan dan respon positif dari anggota terseut selama kurun waktu 6 (enam) bulan.

b. Tidak pernah memberikan kontribusi nyata dalam kegiatan-kegiatan organisasi. c. Tidak ada usaha untuk mengurus dan mengajukan KTA Oi Nasional.

3. Setelah diberikan teguran secara lisan dan tulisan oleh Ketua BPKel akan tetapi tidak ada respon baik dari anggota tersebut, ketua BPKel berhak merekomendasikan pembekuan statusnya dari anggota Oi melalui persetujuan Ketua BPK.

4. Pembekuan hak keorganisasian tersebut tidak boleh bersifat permanen (selamanya). BAB VIII

PEMBEKUAN HAK KEORGANISASIAN ANGGOTA Oi YANG NON-AKTIF PASAL 7

1. Ketua BPKel mengajukan laporan tertulis melalui surat resmi kepada BPK yang isinya merekomendasikan agar nama-nama anggota yang tercantum dalam surat tersebut dibekukan hak keorganisasiannya dari Ormas Oi.

2. Dalam hal ini BPK berhak untuk ikut terlibat menegur secara langsung kepada anggota yang dianggap tidak aktif sesuai dengan laporan dari ketua BPKel.

3. Apabila tidak ada respon baik setelah BPK memberikan teguran kepada anggota non-aktif tersebut, selanjutnya BPK berhak merekomendasikan pembekuan hak keanggotaannya dari Oi dengan mengirimkan surat rekomendasi pembekuan hak keorganisasian kepada BPKel.

4. Keputusan pembekuan hak keorganisasian anggota Oi non-aktif di tingkat kelompok dikeluarkan melalui surat resmi oleh Ketua BPKel.

5. Anggota Oi yang telah dicabut hak keorganisasiannya berhak melakukan pembelaan melalui audiensi dengan ketua BPKel.

6. Setelah dilakukan audiensi dengan ketua BPKel dan siap untuk kembali aktif di organisasi, ketua BPKel mengirimkan surat rekomendasi kepada BPK agar anggota tersebut dapat diaktifkan hak keorganisasiannya sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Cianjur Pada tanggal 14 Juni 2015 KETUA BPW ORMAS Oi JAWA BARAT

Fikri Habibullah Muharram Lc. NPK. 12012511000843

Referensi

Dokumen terkait

Besar pengaruh yang diberikan Penyusutan Aset Tetap dan Revaluasi Aset Tetap Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan pada Perusahaan Badan Usaha Milik Negara

Hal ini membuktikan bahwa variabel kualitas pelayanan ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh variabel birokrasi dan disiplin kerja semata, tetapi ada variabel lain yang juga

Apabila dilihat dari tingkat ideal yang diharapkan dari pelayanan yang diberikan badan koordinasi promosi dan penanaman modal Provinsi Jawa Barat ternyata masih

(1) Tunjangan alat kelengkapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD yang duduk dalam badan musyawarah,

Adapun briefing tidak terjadwal sesuai dengan tingkatan kedaruratan.” Pernyataan tersebut selaras dengan informasi yang diberikan oleh anggota Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Kota