• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-14

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-14"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 14.

KESEDJAHTERAAN SOSIAL DAN DJAMINAN SOSIAL

A. KESEDJAHTERAAN SOSIAL

I. Pendahuluan.

Makin lama makin diinsjafi orang, bahwa program-program kesedjahteraan sosial tidak dapat dipandang lagi sebagai tindakantindakan insidentil dan sementara jang hanja mendjadi urusan usaha-usaha sosial fihak partikelir semata-mata.

Mula-mula orang beranggapan bahwa jang memerlukan bantuan dari sumber-sumber partikelir dan Pemerintah adalah mereka jang lemah, tjatjad, djahat ataupun memiliki kekurangan-kekurangan lain; tetapi kini njatalah bahwa pokok-pokok sebabnja lebih banjak terletak diidalam sistim ekonomi dari pada didalam diri perseorangan semata-mata. Mereka jang kuat, mampu bekerdja dan berkemauan, terpaksa menderita bersama-sama dengan mereka jang lemah. Maka oleh sebab itu, kesedjahteraan sosial kini berarti segala rentjana Pemerintah jang positif jang bertudjuan djaminan ekonomis, kesehatan, pengetahuan dan kemakmuran, dan meliputi lapangan-lapangan pertanggungan sosial, pendidikan umum,

kesehatan umum, kedjahatan dan

pemberantasannja, kesedjahteraan kanak-kanak dan lain-lain.

II. Lapangan-lapangan Pekerdjaan Kesedjahteraan Sosial.

Untuk memberi sekedar gambaran tentang lapangan-lapangan pekerdjaan kesedjahteraan sosial tersebut diatas jang sebahagian dari padanja berupa penjelenggaraan berdjenis-'djenis bantuan

(2)

c. rehabilitasi penderita tjatjad, bekas hukuman, korban kema-sjiatan, dan sebagainja.

Pekerdjaan ini meliputi usaha-usaha mengadakan perumahan untuk merawat dan mendidik, dan memberi bantuan kepada penderita tjatjad jang membutuhkan pertolongan diluar

(3)

mahan; memberl bantuan kepada keluarga penderita tjatjad, pentjari nafkah jang diasramakan; mengurus warga negara Indonesia jang datang dari lain negara jang membutuhkan pertolongan;

d. bantuan kepada orang-orang jang kehilangan rumah dan nafkah karena bentjana alam atau kekatjauan; korban-korban sebagai akibat bahaja kebakaran, displaced persons, korban-korban sebagai akibat gangguan binatang lamas;

e. usaha untuk memasjarakatkan kembali suku-suku jang hidup terasing (Kubu, Mentawai, Sakai, dan lain-lain);

f. usaha pemberantasan dan pentjegahan berbagai penjakit masjarakat seperti berdjudi, ngidjon;

g. usaha pemberantasan dan pentjegahan perdagangan perempuan dan anak-anak dan penerbitan jang bersifat tjabul, pula memberantas dan mentjegah kema'sjiatan (djudi, mabok, madat).

Pekerdjaan ini meliputi usaha-usaha memberi perawatan, bantuan dan pendidikan, mengawasi penerbitan jang bersifat tjabul, melaksanakan pekerdjaan mengenai pemberantasan per-dagangan perempuan dan anak-anak jang bertalian dengan keanggautaan Indonesia di P.B.B., melaksanakan pemberantasan dan pentjegahan djudi, mabok dan madat;

h. disamping usaha-usaha berupa kuratif-repressif seperti tersebut diatas, djuga diselenggarakan pekerdjaan sosial jang dinamakan „bimbingan-sosial” jang bersifat promotif-preventif.

Bimbingan dilakukan dengan djalan penjuluhan lisan/tulisan dan visuil untuk masjarakat, chusus dalam soal-soal kemasjarakatan untuk mengembangkan rasa kesosialan dan tanggung djawab sosial.

III. Peranan Pemerintah.

1. Djenis-djenis pekerdjaan jang disebutkan diatas, walaupun seandainja diingini, tidak mungkin didjalankan oleh Pemerintah semata-mata. Karena untuk dapat mentjapai tudjuan Rentjana Lima Tahun ini, ialah mempertinggi tingkat kehidupan rakjat, maka

(4)

modal dan keahlian-keahlian, sedemikian rupa sehingga dapat diharapkan akan mengakibatkan kenaikan pendapatan per capita dan produktivitet per capita. Dengan demi-kian akan dapat diperbesar pula biaja-biaja untuk keperluan pekerdjaan-pekerdjaan didalam lapangan kesedjahteraan sosial.

(5)

2. Maka oleh sebab itu, kesedjahteraan sosial hendaknja ter-utama diserahkan kepada kegiatan-kegiatan masjarakat. Dengan demikian pun terpupuk dan terpelihara perasaan akan kesedjah-teraan sosial jang sedjak dahulu memang sudah ada didalam masjarakat Indonesia.

3. Tugas Pemerintah dalam hal ini ialah memberi bimbingan, dorongan dan bantuan kepada dan pengawasan atas usaha-usaha dalam masjarakat dalam menjelenggarakan dan memadjukan kesedjahteraan sosial.

4. Balai Penjelidikan dan Penjandraan Sosial didalam lingkungan Kementerian Sosial chusus melakukan penjelidikan-penjeli-dikan atas masalah-masalah kesedjahteraan sosial dan tjara-tjara penjelesaiannja. Pun beberapa universitas melakukan pula penjelidikan-penjelidikan dalam djurusan ini. Memperluas dan memper-dalam penjelidikan-penjelidikan ini akan berarti penambahan

bahan-bahan jang chusus dapat dipergunakan untuk pekerdjaanpekerdjaan sosial didalam masjarakat Indonesia.

5. Rentjana Lima Tahun ini menjediakan dana sebesar

Rp. 12,5 djuta jang dimaksudkan untuk dipergunakan terutama

sebagai investasi dalam lapangan penjelidikan (research) dan bimbingan-sosial. menghendaki bahwa memadjukan kepastian dan djaminan sosial mendjadi suatu tugas umum P'emerintah, sedangkan tugas-tugas chusus didalam lapangan ini diperintji lebih landjut didalam fasal ter-sebut:

(6)

merupakan bagian integral dari pada seluruh Rentjana Pembangunan kita.

Perbelandjaan jang disediakan dalam Rentjana Pembangunan 1956-1960 untuk DjaminanSosial adalah sebanjak Rp, 8,3 djuta.

(7)

II. Keadaan djaminan sosial Dewasa ini 1.Beberapa basil perundang-undangan.

Dari sedjumlah peraturan perundang-undangan sosial dalam mana terdapat pasal-pasal mengenai djaminan sosial disini dapat disebutkan:

a. dalam masa Hindia-Belanda

(1) „Aanvullende Plantersregeling”, mulai

berlaku pada tanggal 1 Djuli 1938;

(2) „Ongevallen-besluit”, mulai berlaku pada

tanggal 1 Dja-nuari 1940, jang telah diganti dengan Undang-undang Ketjelakaan 1947; (3) „Schepelingen Ongevallen Regaling”, mulai

berlaku pada tanggal 1 Djanuari 1941;

(4) „Peraturan .Pemerintah”, dari tanggal 4 Pebruari 1953,

Buku II titel 4 dart Kitab Undang-undang Hukum Dagang;

(5) Buku III Titel 7a fasal 1602 dan seterusnja Kitab

Undang-undang Hukum Sipil.

b. Sesudah Proklamasi kemerdekaan, ,teristimewa setelah saat pemulihan kedaulatan 27 Desember 1949:

(1) Undang-undang kerdja No. 1 tahun 1951; (2) Undang-undang ketjelakaan No. 2 tahun 1951; (3) Peraturan Menteri Perburuhan No, 48 tahun 1952.

Selandjutnja peraturan-peraturan jang mengatur hal pengangguran ialah:

(1) Peraturan Menteri No. 33 tahun 1952 mengenai sokongan

pengangguran, mulai berlaku pada tanggal 1 Djuli 1952;

(2) Peraturan Menteri No. 34 tahun 1952 tentang Pemberian

kerdja darurat kepada kaum Penganggur, mulai berlaku

pada tanggal 1 Djuni 1952;

(8)

tentang Pindjaman Modal guna perluasan kerdja

(2) Peraturan Menteri Perburuhan No. 51 tahun 1952

me-ngenai Pemberian Bantuan guna perluasan kerdja.

(9)

2. Usaha-usaha sosial lain jang tidak berdasarkan basil per-undang-undangan.

Diantara pengusaha-pengusaha ada jang:

a. Membajar seluruh atau sebagian upah buruh jang tak mampu bekerdja karena sakit.

b. Menanggung ongkos-ongkos pengobatan buruh dan kadangkadang pula bagi anggauta keluarga buruh jang sakit.

c. Menanggung ongkos-ongkos penguburan apabila buruh meninggal dan lain-lain.

Usaha-usaha ini tidak didasarkan atas suatu hak dari buruh.

Perselisihan-perselisihan perburuhan mengenai djaminan sosial, menimbulkan berbagai perdjandjian kolektif jang dapat menambah stabilitet ekonomi negara karena menjeragamkan dan mendjamin sjarat-sjarat kerdja dan bentuk-bentuk djaminan sosial.

3. Usaha bersama buruh-madjikan.

Atas andjuran, dengan bimbingan dan bantuan dari Kementerian Perburuhan didirikan usaha-usaha bersama buruh-madjikan, misal-nja:

a. Dana Sakit untuk Buruh Bandung;

b. Sentral Fonds Sakit Buruh di Jogjakarta; c. Dana Sosial Buruh Rokok Kretek di Kudus; d. Dana Sakit Buruh di Palembang;

e. Dana Sakit di Medan;

f. Dana-dana Sakit Perusahaan di Surabaja dan tempat-tempat lain.

Sebagai pertjobaan dalam lapangannja, usaha-usaha ini besar artinja dan memberikan bahan pengalaman jang sangat berharga.

(10)
(11)

a. Undang-undang No. 20 tahun 1952 tentang pensiun pegawai negeri sipil (L.N. No. 74 tahun 1952, Pendjelasan dalam T.L.N. No, 305).

b. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1952 tentang pemberian pensiun kepada djanda dan tundjangan kepada anak jatim-piatu pegawai negeri sipil (L.N. No. 25 tahun 1952, Pendjelasan dalam T.L.N. No. 210).

c. Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1953 tentang pemberian istirahat dalam negeri (L.N. No. 26 tahun 1953, Pendjelasan dalam T.L.N. No. 379), jang diubah dengan P.P. No. 21 tahun 1953 (L.N. No. 33 tahun 1953, Pendjelasan dalam T.L.N. No. 404).

d. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1955, tentang peraturan tentang gadji pegawai negeri sipil Republik Indonesia (L.N. No. 48 tahun haruslah diadakan perbedaan antara tjara kehidupan dikota dan tjara kehidupan di-desa.

1. Masjarakat desa.

Dalam keadaan sekarang mentjobakan suatu sistim untuk djaminan sosial jang meliputi masjarakat desa tidak dapat dipersoalkan.

Panting adalah pengobatan jang sekarang hampir-hampir tidak terdapat dalam kebanjakan masjarakat desa. Pekerdjaan penjelenggaraan hal ini sebaiknja diserahkan kepada Kementerian Kesehatan, program untuk itu memang sudah ada dan sedang diusahakan pelaksanaannja. Sangat diandjurkan supaja memperkuat kembali azas gotong-rojong dengan djalan mengadakan usaha-usaha sosial tertentu jang disusun menurut tjara-tjara jang paling modern, tetapi tanpa merusak tradisi-tradisi lama jang sehat dan mendjadi dasar dari pada azas gotong-rojong tersebut. Usaha-usaha sosial itu misalnja:

penjelenggaraan organisasi pertanggungan hasil

panen dan

(12)

dan tundjangan bagi djanda-djanda dan anak-anak jatim-piatu; koperasi-koperasi dapat memainkan peranan jang panting dalam hal ini.

(13)

2. Masjarakat kota,

Masjarakat dikota dengan tjara kehidupan jang tidak begitu berbeda dibandingkan dengan dinegara-negara jang lebih madju perekonomiannja, terdiri dari:

(1) Industrialis-industrialis, pengusaha-pengusaha, orang-arang dengan kedjuruan tertentu (professional men) dan orang-orang jang berpentjaharian babas.

(2) Sebagian terbesar dad mereka jang bekerdja pada Peme-rintah.

(3) Sedjumlah besar pedagang-pedagang ketjil dan pekerdja di-dalam keradjinan tangan.

(4) Buruh dan pekerdja partikelir jang besar djumlahnja, diantara mana sedjumlah besar pembantu rumah-tangga menempati tempat jang chusus.

Golongan pertama tidak dimasukkan dalam rentjana karena biasanja, mereka jang termasuk golongan ini telah mempunjai pendapatan jang tjukup tinggi, sehingga sebagian dari pada pendapatan tersebut dapat disediakan untuk keperluan sakit, ketjelakaan dan hari tua.

Dalam golongan kedua belum termasuk pegawaijpekerdja Pemerintah diluar kota. Tetapi pegawaijpekerdja Pemerintah ini, baik jang bekerdja dikota maupun diluar kota, dapat dianggap dan di-perlakukan sebagai sate golongan sadja.

Sebaliknja perbedaan jang nampak lebih njata pada

waktu ini

ialah pegawai Pemerintah disatu fihak dan pekerdja Pemerintah, jang djuga sering disebut pekerdja harian atau bulanan, dilain fihak,

Peraturan upah dan djaminan sosial tidak sama bagi kedua go-longan ini.

Bagi pegawai Pemerintah sudah ada peraturan-peraturan jang mengatur gadji dan djaminan sosialnja seperti: tundjangan anak, djanda, hari-tua, pengobatan dokter dan sebagainja. Boleh dikata-kan djaminan sosial golongan inilah jang paling teratur, walaupun belum memuaskan. Dalam waktu

jang singkat masih dapat

diada-kan perbaidiada-kan-perbaidiada-kan, antara lain dalam hal pengobatan dan perawatan, tundjangan anak, tundjangan perdjalanan, dan sebagainja.

(14)

diatur sebagai-mana mestinja. Dalam beberapa tahun ini kiranja dapat diletakkan dasar-dasar jang sehat bagi djaminan sosial pekerdja Pemerintah tersebut.

(15)

Pada taraf pertama Kantor Urusan Pegawai perk mengadakan registrasi pegawai dan pekerdja Pemerintah selengkap-lengkapnja guna didjadikan bahan bagi rentjana-rentjana perbaikan djaminan sosial selandjutnja.

Walaupun diusahakan perbaikan tersebut diatas, perlu dipegang teguh, bahwa kita lambat-laun menudju kepada suatu sistim dja-minan sosial umum, janq berlaku baik bagi pegawai/pekerdja Pemerintah maupun bagi pekerdja-pekerdja partikelir dan dalam sistim mama mereka mendapat perlakuan jang sama.

Apabila telah ada sate dinas djaminan sosial sadja jang mengurus baik administrasi sektor partikelir

maupun Pemerintah, dapat

di-tjegah penjebaran tenaga-tenaga jang mempunjai pengetahuan tentang pertanggungan sosial.

kan ikut serta untuk dapat menerima tundjangan-tundjangan sakit, usia landjut, djanda dan anak

Mengingat keadaan organisasi pasar tenaga belum tjukup madju, nampaknja belum waktunja untuk

sekarang mengadakan pertanggungan

pengangguran. Buat sementara waktu jang mungkin ialah meluaskan kegiatan-kegiatan dalam rangka sistim jang sudah ada, kearah perbaikan latihan kerdja bagi penganggur dan untuk memetjahkan setjepat mungkin seal kekurangan tenaga terlatih.

b. Ketjelakaan-ketjelakaan karena/didalam pekerdjaan dan sakit karena pekerdjaan.

(16)

oleh Pemerintah.

Setelah dua atau tiga tahun maka dapat

dipertimbangkan supaja

ikut-sertanja perusahaan-perusahaan setjara sukarela sesuai dengan peraturan-peraturan jang kini sudah

ada, selama masa peralihan

satu tahun atau lebih, diubah mendjadi ikut-serta jang diharuskan.

(17)

Sementara itu kegandjilan-kegandjilan dan kekurangan-kekurangan didalam peraturan-peraturan jang sekarang berlaku dihilangkan setjepat mungkin. Lagi pula berlakunja peraturan-peraturan itu perlu diluaskan sehingga meliputi segala madjikan jang mempekerdjakan sekurang-kurangnja seorang pekerdja, termasuk pekerdja jang membantu rumah-tangga. Tetapi hal ini hanja mungkin apabila risiko-risiko itu ditutup oleh suatu sistim pertanggungan sosial. Iuran-iuran ditetapkan dengan memperhatikan risiko-risiko jang berhubungan dengan tiap djenis perusahaan.

Bantuan-bantuan untuk orang-orang jang tidak mampu bekerdja harus serupa dengan tundjangan-tundjangan jang diberikan kepada orang-orang jang sakit, perempuan hamil dan bersalin dan orangorang jang tjatjad.

c. Hamil dan bersalin.

Djuga kewadjiban-kewadjiban jang kini dibebankan oleh undang-undang kerdja atas para madjikan dan jang menjerupai pertanggungan hamil dan bersalin, harus dimasukkan didalam tundjangan djaminan sosial.

Tundjangan-tundjangan hendaklah disamakan dengan tundjangan-tundjangan jang diberikan dalam hal sakit, tetapi masa pemberian sekarang karena datang bulan dan pembajaran upah untuk masa tersebut.

Kompensasi hendaknja dibajarkan hanja dalam bentuk bantuan tidak mampu bekerdja karena sakit, dan hanja apabila dapat ditundjukkan suatu sertifikat dokter.

Peraturan dewasa ini mungkin akan memaksa para madjikan untuk mempekerdjakan makin sedikit pekerdja-pekerdja perempuan, dan pekerdja-pekerdja perempuan itu sendirilah akan mendjadi korban tindakan-tindakan jang diambil atas namanja.

e. Usia landjut, djanda dan anak jatim-piatu.

(18)

pertanggungan djiwa, baru dapat diadakan sesudah beberapa tahun jang akan datang oleh karena belum ada bahan-bahan statistik mengenai keadaan umur dari pada penduduk.

Diandjurkan untuk sementara mengadakan suatu rentjana djaminan hari-tua berdasarkan sistim. menabung (savingsystem).

(19)

Djumlah pensiun, terlepas dari pada besarnja upah, akan makin bertambah. sesuai dengan bertambahnja djumlah iuran jang telah dibajar sipekerdja. Mereka jang berhenti bekerdja dan ternjata tidak/belum mentjapai djumlah minimum iuran jang mendjadi sjarat pembajarannja, akan menerirna uang tanpa bunga jang diambil dari iuran-iuran atas namanja. Kalau seorang pekerdja meninggal, djandanja akan menerima uang dalam bentuk pensiun setiap bulan jang diambil dari iuran-iuran atas nama suaminja.

Negara hanja akan turut tjampur dalam memberikan pensiun untuk anak jatim-piatu.

f. Keadaan sakit, pengobatan.

Tiap perbaikan keadaan pengobatan harus diarahkan kepada pengobatan djuga bagi anggauta keluarga pekerdja.

Kekurangan jang sangat akan tenaga dokter dan alat-alat kesehatan adalah suatu alasan untuk mengadakan pemakaian fasilitet-fasilitet jang tersedia seperti rumah-rumah obat, poliklinik-poliklinik dan rumah-rumah sakit Pemerintah maupun partikelir, setjara rasionil dan kerdjasama menudju perbaikan keadaan de-wasa ini dengan segera. Tiap tindakan dalam urusan kesehatan dalam rangka rentjana djaminan sosial, sedapat

mungkin

dikoor-dinir dengan kebidjaksanaan umum Kementerian Kesehatan.

Reorganisasi fasilitet-fasilitet kesehatan dilakukan dengan ber-angsur-angsur, berdasarkan suatu rentjana daerah jang bulat setelah penjelidikan seksama dari pada segenap faktor dan dengan kerdjasama erat dengan fihak-fihak jang berkepentingan

seperti pengusaha-pengusaha, pekerdja-pekerdja, dokter-dokter, dinas-dinas kesehatan umum, dan sebagainja.

Perawatan dirumah sakit sebaiknja diberikan

(20)

g. Tundjangan-tundjangan sakit.

Masalah uang bantuan merupakan suatu soal tersendiri karena ada madjikan membajar upah penuh kepada buruh jang sakit, untuk djangka waktu jang berbeda-beda. Tundjangan-tundjangan tunai ini perlu dimasukkan dalam rentjana djaminan sosial agar supaja tundjangan-tundjangan itu meliputi semua buruh, terdjamin pembajarannja dan distandardisir sjarat-sjarat pemberiannja.

(21)

h. Ttjatjat

Pada waktu sekarang tidak dapat dipersoalkan untuk memberikan tundjangan kepada penderita

tjatjad untuk masa lebih dari

6 bulan, sebab pengalaman dalam pemberian tundjangan ini akan diperoleh barn sesudah bertahun-tahun sehingga memungkinkan pengumpulan bahan-bahan atas dasar mana suatu sistim pertanggungan tjatjad jang tetap bisa diadakan.

Sedapat mungkin tundjangan tjatjad haruslah serupa baik untuk ketjelakaan atau sakit karena/didalam pekerdjaan, maupun untuk ketjelakaan atau sakit bukan karenajdidalam pekerdjaan.

i. Kematian.

Bantuan penguburan hendaknja diberikan waktu orang jang dipertanggungkan meninggal,

Dimasa depan bantuan itu dapat dinaikkan sampai 30 kali upah harian dan pemberian bantuan sekedarnja pada waktu anggauta keluarga meninggal, dapat dipertimbangkan.

j. Struktur administratif.

Penjelenggaraan seluruh program ini hendaknja dipertjajakan pada suatu badan jang otonom sebagai badan hukum dengan tanggung-djawab eksekutif sepentthnja dan dengan kerdja-sama erat sekali dengan bermatjam-matjam djawatan-djawatan Pemerintah jang berkepentingan dan dibawah penilikan teliti dari pada Kementerian Perburuhan. Pimpinan badan ini hendaknja diserahkan kepada suatu pengurus/direksi.

(22)

Didalam tiap propinsi didirikan suatu direktorat dan kantorkantor setempat untuk mengadakan hubungan erat dengan orangorang jang dipertanggungkan dan para madjikan. Kekuasaan penuh harus diserahkan kepada badan pusat untuk memperbaiki fasilitetfasilitet kesehatan diseluruh negara.

(23)

IV. Pelaksanaan rentjana setjara berangsur-angsur Mengingat kenjataan hampir tidak tersedianja tenaga tata-usaha jang terlatih disamping kekurangan jang sangat akan tenaga kesehatan, maka mula-mula hendaknja diselenggarakan latihan-latihan bagi mereka fang akan dibutuhkan untuk mendjalankan rentjana.

Pelaksanaan rentjana dalam tingkat permulaan dibatasi pada golongan-golongan buruh tertentu dibeberapa daerah tertentu sadja, sedangkan perluasan dilakukan hanja dengan berangsur-angsur, kalau sjarat-sjarat telah terpenuhi.

1.Fase pendahuluan.

Dua matjam usaha penting dari pada Kementerian Perburuhan ialah:

a. membentuk suatu badan otonom jang akan menjelenggarakan administrasi djaminan sosial; b. mengadakan kursus-kursus untuk memperoleh

latihan-dasar bagi anggauta-anggauta staf jang mendjadi inti, jang setidak-tidaknja sudah memiliki pengetahuan teoretis.

2.Fase-fase permulaan.

Mengingat djumlah tenaga staf jang tersedia masih sangat sedikit, maka kegiatan-kegiatan didalam fase-fase permulaan perlu sangat dibatasi.

Kalau keanggautaan diharuskan, maka perusahaan-perusahaan

dari djenis jang sama sedapat mungkin dikumpulkan

agar supaja

tidak merugikan beberapa perusahaan diantaranja, kalau diingat adanja saingan-saingan jang masih bebas dalam hal ini. Tudjuan permulaan haruslah perbaikan keadaan buruh jang dewasa ini tidak atau kurang mendapat djaminan sosial.

(24)

perusahaan-perusahaan mana

jang akan dikenakan sistim pertanggungan, jang akan diatur didalam perdjandjian-perdjandjian kolektif.

(25)

3. Perkembangan-perkembangan selandjutnja. Segala perkembangan selandjutnja dalam hal pengobatan jang didjamin dalam hubungan pertanggungan sakit, baik mengenai djumlah jang dipertanggungkan maupun daerah-daerah jang di-liputinja, tergantung dari pada fasilitet-fasilitet kesehatan jang ter-sedia.

Pertanggungan hari-tua dan ahli-waris hendaknja meliputi sebanjak mungkin buruh, mengingat stabilitet keuangan.

Pertanggungan ketjelakaan karena/didalam pekerdjaan dan pertanggungan sakit karena/didalam pekerdjaan jang diwadjibkan, hendaknja pada permulaan diadakan bagi perusahaan-perusahaan jang sudah mengenal pertanggungan sakit.

Pertanggungan hamil dan bersalin diadakan pada waktunja; ini djuga berlaku bagi perusahaan-perusahaan jang mendjalankan rentjana pertanggungan sakit.

Baru setelah 5 atau 6 tahun dipertimbangkan untuk mengadakan pertanggungan tjatjad.

Organisasi administratif akan berkembang selangkah demi selangkah makin banjak kantor-kantor setempat akan terbentuk, sehingga pada suatu ketika tiba saatnja untuk membentuk suatu direktorat propinsi dengan tjara memperluas kantor jang sudah ada didalam ibukota propinsi jang bersangkutan.

4. Rekomendasi-rekomendasi umum.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Upaya pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan memutus mata rantai kemiskinan itu sendiri, antara lain dengan memperluas akses Usaha Kecil dan Mikro (UKM) dalam

Hubungan antara reaksi oksidasi reduksi (redoks) de- ngan energi listrik dapat dipelajari dalam elektrokimia. Elek- trokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari hubungan timbal

Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda lainnya tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

(5) Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja yang menjamin penempatan tenaga kerja sesuai dengan kesehatan dan pekerjaan

Potensi sektor perbankan di Jawa Timur yang terpetakan secara spasial, terdapat 3 daerah unggulan sektor (sub sektor) perbankan, sedangkan dari aspek pengembangan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk menjamin keberlangsungan tugas penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan

(2) Apabila suatu ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 80 (delapan puluh) cm sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) c dan d terdapat peralatan listrik yang dihubungkan