• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan Pendeta Perempuan Di Gereja Batak Karo Prostestan (Gbkp) Di Klasis Medan Namorambe: Suatu Tinjauan Fenomenologis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepemimpinan Pendeta Perempuan Di Gereja Batak Karo Prostestan (Gbkp) Di Klasis Medan Namorambe: Suatu Tinjauan Fenomenologis"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

Kepemimpinan Pendeta perempuan di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) telah menjadi fenomena penting di GBKP karena jumlah pendeta perempuan yang semakin besar dibandingkan dengan jumlah pendeta laki-laki. Tujuan penelitian untuk mengetahui kepemimpinan pendeta perempuan dalam struktural di GBKP terkait dengan persepsi Majelis terhadap pendeta perempuan yang duduk dalam posisi ketua di struktural. Permasalahan yang diangkat bagaimana kepemimpinan pendeta perempuan dalam struktural dan bagaimana persepsi majelis terhadap pendeta perempuan yang duduk dalam posisi ketua dalam struktural. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung dengan kuantitatif. Subyek penelitian adalah pendeta perempuan dan majelis jemaat GBKP. Lokasi penelitian di GBKP Klasis Medan Namorambe, yakni di tiga jemaat GBKP Simpang Selayang, GBKP Namobintang, GBKP Namopinang. Tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan penyebaran kuisioner. Teori yang dipakai adalah teori kepemimpinan, teori feminisme dan kajian gender. Hasil penelitian menunjukkan persepsi Majelis terhadap kepemimpinan pendeta perempuan menduduki posisi ketua dalam struktur, yakni di wilayah Runggun 71% majelis setuju, menjadi ketua klasis 86% majelis setuju, menjadi ketua moderamen 58% majelis setuju. Persepsi majelis yang positif ini kurang memiliki implikasi terhadap peningkatan jumlah pendeta perempuan menjadi pemimpin dalam struktur di GBKP. Ini disebabkan oleh ketidakkonsistenan antara persepsi dan praktek di lapangan. Akarnya adalah budaya Karo yang patriarki dan ajaran teologia Calvinis tentang perempuan lebih rendah dari laki-laki masih kuat mempengaruhi para majelis. Sedikitnya pendeta perempuan di dalam struktur di GBKP disebabkan ketidaksiapan pendeta perempuan sendiri menjadi pemimpin. Pendeta perempuan kurang percaya diri bahwa mereka mampu menjadi pemimpin, khawatir tidak diterima, dihujat dan diremehkan. Beban kerja ganda yang harus dipikul sebagai ibu rumah tangga dan juga pemimpin di jemaat juga membuat pendeta perempuan cenderung enggan menjadi pemimpin dalam struktur yang dianggap akan lebih banyak lagi menyita waktu di ruang publik. Sikap pendeta perempuan yang masih cenderung tidak mendukung perempuan akan melemahkan posisi perempuan. Untuk itu dibutuhkan semangat dan kerja keras dari para pendeta perempuan yang lebih peka gender agar lebih berperan secara dominan di dalam mengembangkan wacana prilaku yang stimulatif terhadap usaha-usaha pemberdayaan pendeta perempuan.

(2)

viii Abstract

The leadership of women's Pastor in Batak Karo Protestant Church (GBKP) has become an important phenomenon in GBKP since the numbers of women pastors is greater than the number of male pastors. The research objective is to determine the leadership of women pastors in the body of GBKP Assembly related to the perception of the female pastor who is appointed as a chairperson position in the

structural.The Issues being raised is how the leadership of women pastors in

structural assembly and how is the perception of the female pastor who sits in the chairman position in the structural. The approach used in this research is qualitative approach supported by quantitative approach. The subject of this research is female pastor and the congregation of GBKP. The location of the research taken is GBKP Klasis Medan Namorambe, that is consists of three congregation of GBKP Simpang Selayang, GBKP Namobintang, and GBKP Namopinang. The data collection used by observation, interview and questionnaire. The theory used is leadership theory, feminism theory, and gender analysis. The results showed that the perceptions of the Assembly towards the leadership of women pastor to be a chief of congregation 71 % agreed, to be a superintendent 86 % agreed, to be a moderamen 58 % agreed. This positive perception owned a less implications for increasing the number of women pastors become a leader in the structure in GBKP. This is caused by an inconsistency between perception and practice in the society itself. The main caused is a patriarchal culture and the Calvinist theology about the women which is considered inferior from the male that still bound influence toward the assembly. The less number of women pastors in the structural assemblyis caused by unpreparedness GBKP female pastors themselves to become leaders. Female pastors are lacked of confidence that they can be leaders, afraid not accepted, humiliated, and despised. Double works that must be borne as a housewife and also as a leader in the church also made female pastors tend to be reluctant become a leader in the assembly which is considered to be more time used in public spaces. The attitude of women pastors who still tend not supporting the women would weaken the position of women. Therefore it needs the passion and hard work of the pastors that more aware of gender cases in order to be dominantly to expand the stimulative attitude towards the empowerment of the female pastors.

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah pengembangan kapas seperti: Lamongan, Jeneponto, dan Bantaeng beberapa petani tidak memanfaatkan seluruh paket IKR yang telah disiapkan, artinya sebagian

Semua galur kapas yang diuji pada sis- tem tumpang sari dengan kacang hijau tidak menunjukkan perbedaan antargalur dan varie- tas kontrol terhadap pertumbuhan

Dengan disetujuinya Penutupan Polis ini oleh PT Sun Life Financial Indonesia dan diterimanya dana pembayaran sejumlah nilai tunai dari Penutupan Polis tersebut (jika ada), maka

Cisnet berdasarkan survey dan wawancara dimulai dari perkiraan pendapatan biaya � biaya dan investasi, penilaian investasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

Dana Tahapan hanya dapat ditransfer ke rekening atas nama Pemilik Polis, apabila rekening dalam mata uang US Dollar , maka biaya transfer akan dibebankan pada Pemilik Polis dan

Nama orang tua Sri Yati dan Supirin (Alm), pekerjaan Ibu subjek sekarang Buruh Pabrik Glory Semarang, Penghasilan 1.200.000 per bulan. Subjek merupakan kategori anak yang

Proses komunikasi pembangunan dalam mendampingi masyarakat desa untuk menanamkan gagasan-gagasan, sikap mental, mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh suatu negara

Meskipun koefisien harga karet Amerika Serikat mempunyai tanda negatif, sesuai dengan yang diharapkan dan secara statistik t hitung berpengaruh nyata pada taraf α = 1 persen,