• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALQURAN DAN ASSUNNAH TENTANG PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALQURAN DAN ASSUNNAH TENTANG PENDIDIKAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ALQURAN DAN ASSUNNAH

TENTANG PENDIDIKAN MASYARAKAT

Risman Muchtar

Abstract

Al-Quran is a guide for men to achieve salvation and happiness in this world and in the hereafter. Assunnah is journey of Prophet Muhammad’s life that explains and exemplifies the practice of the Holy Quran in private life and community. Al-Qur'an and Assunnah educate and guide all man and woman in the world to realize a harmonious society and prosperous under blessing and maghfirah Allah SWT.

Keyword: Alquran dan Assunnah, Islamic Religius, Education and Society

A. Pendahuluan

Alquran dan Assunnah adalah dua sumber utama ajaran Islam yang di dalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam tentang aqidah, ibadah, akhlak dan mu’amalah. Sebagai sebuah sistem (manhaj), ajaran Islam merupakan sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain. Aqidah, ibadah, akhlak dan mu’amalah saling terkait, yang tersimpul dalam kata majemuk “iman dan amal shaleh”. Iman adalah sumber enerji yang akan melahirkan kekuatan dan sugesti untuk melakukan amal shaleh, sedangkan amal shaleh adalah semua aktifitas yang melahirkan manfaat untuk kemaslahatan individu dan masyarakat yang dilakukan berdasarkan petunjuk dan panduan Alquran dan Assunnah. Dengan mengikuti petunjuk Alquran dan Assunnah, manusia akan meraih kedudukan sebagai makhluk yang mulia, sebagaimana firman Allah SWT :

تتبببييتطيبلٱ نبميت مههنببققزبربوب رتحقببلقٱوب ريتببلقٱ ىفت مقههنببلقمبحبوبمبدباءب ىىنتبب انبمقريبكب دققبلبوب

الليضتفقتب انبققلبخب نقميبميت رريثتكب ىبلبعب مقههنببلقضيبفبوب

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS Al-Isra`/17:70).

Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang paling mulia di jagat raya ini, karena Allah SWT telah memberikan berbagai karunia yang membuat manusia lebih utama dari makhluk yang lain, seperti akal, perasaan dan sebagainya (Primarni at all,2013, Pendidikan Holisitik, 163).

(2)

ۥههرهيقغب هرلببإت نقميت مكهلب امب هبليبلٱ ااودهبهعقٱ متوققبيبب لباقب احللتصبب مقههاخبأب دبومهثب ىبلبإتوب

نيبإت هتيقلبإت ااىوبهوته ميبثه ههورهفتغقتبسقٱفب اهبيفت مقكهربمبعقتبسقٱوب ضترقأبلقٱ نبميت مكهأبشبنأب وبهه

ببيجتميه ببيرتقب ىبيترب

Artinya: “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do'a hamba-Nya)." (QS Huud/11:61)

Allah menjanjikan bahwa Dia akan memberikan tugas kekhalifahan itu kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh;

ضترقأبلقٱ ىفت مقههنيبفبلتخقتبسقيبلب تتحببلتصبيبلٱ ااولهمتعبوب مقكهنمت ااونهمباءب نبيذتليبٱ ههليبلٱ دبعبوب

مقههلب ىبضبتبرقٱ ىذتليبٱ مهههنبيدت مقههلب نيبنبكيتمبيهلبوب مقهتلتبققب نمت نبيذتليبٱ فبلبخقتبسقٱ امبكب

نمبوب اـلـيقشب ىبت نبوكهرتشقيه الب ىنتنبودهبهعقيب انلمقأب مقهتفتوقخب دتعقبب ننميت مههنيبلبديتببيهلبوب

نبوقهستفببلقٱ مههه كبئتىببلاوأهفب كبلتذبب دبعقبب ربفبكب

Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (QS An-Nur/24:55)

Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya yang terang. Sebagai utusan Allah Nabi Muhammad SAW bertugas menyampaikan petunjuk Allah tersebut dengan sejelas-jelasnya, sehingga manusia mampu memahami dan melaksanakannya dalam hidup dan kehidupan mereka, baik sebagai orang seorang maupun sebagai anggota masyarakat;

نمب ههليبلٱ ليهضتيهفب مقههلب نبييتببيهلت ۦهتمتوققب نتاسبلتبت اليبإت لروسهريب نمت انبلقسبرقأب امبوب

مهيكتحبلقٱ زهيزتعبلقٱ وبههوب ءهاشبيب نمب ىدتهقيبوب ءهاشبيب

(3)

Agar manusia sukses melaksanakan tugas kekhalifahannya di permukaan bumi sekaligus sebagai ‘abdun(hamba) dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dalam seluruh aktifitas kehidupannya, sebagaimana firman-Nya;

نتودهبهعقيبلت اليبإت سبنإتلقٱوب نيبجتلقٱ تهققلبخب امبوب

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Az-Zariyat/51:56)

maka diperlukan proses pendidikan (tarbiyah) berdasarkan prinsip-prinsip dan ajaran Islam yang bersumber dari Alquran dan Assunnah, sehingga manusia khususnya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dapat menjalankannya secara benar dengan sasaran utamanya untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Anggaran Dasar Muhammadiyah bab III pasal 6).

B. Paradigma Islam

Manusia menjadi tema sentral Alquran, sebagaimana disebutkan oleh Abul A’la al Mawdudi dalam “The Meaning Of the Quran” bahwa pokok pembicaraan Alquran adalah manusia. Pada QS Al’Alaq/91:1-5 sebagai ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW, ternyata Allah disamping memperkenalkan dirnya sebagai Rabb, juga telah menyebut istilah insan atau manusia sebanyak dua kali. Pertama, manusia disebut dalam konteks yang berhadapan dengan Allah, sebagai makhluk yang diciptakan, yaitu diciptakan dari segumpal darah. Kedua, manusia disebut dalam konteks, juga berhadapan dengan Allah, sebagai makhluk yang menerima pelajaran atau pengetahuan, dengan perantaraan suatu alat, yaitu pena Alqalam, atau alat pencatat. Sedang ayat terakhir menyebut suatu proses perpindahan dari keadaan tidak tahu menjadi tahu. (Rahardjo, 2005).

Berangkat dari paradigma di atas, ada beberapa prinsip yang menjadi dasar penyelenggaraan dari program pendidikan dalam Islam; Pertama, Dinul Islam adalah agama yang sempurna dan diridhai oleh Allah Subhanahu wata’ala;

مبلببسقإتلقٱ مهكهلب تهيضتربوب ىتتمبعقنت مقكهيقلبعب تهمقمبتقأبوب مقكهنبيدت مقكهلب تهلقمبكقأب مبوقيبلقٱ

انليدت

Artinya: “Hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku sempurnakan nikmatKu atas kamu, dan Aku ridha Islam sebagai agama untukmu”. (Al-Maidah/5:3).

(4)

keamanan, politik dan kekuasaan, termasuk hubungan yang bersifat internasional. Ajaran Islam merupakan dusturul hayah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang berkualitas , yang di dalam Alquran dikenal dengan sebutan khaira ummah;

رتكبنمهلقٱ نتعب نبوقهبنقتبوب فتورهعقمبلقٱبت نبورهمهأقتب ستانيبللت تقجبرتخقأه ةرميبأه ربيقخب مقتهنكه

نبونهمتؤقمهلقٱ مهههنقميت مههليب ارليقخب نباكبلب بتتببكتلقٱ لههقأب نبمباءب وقلبوب هتليبلٱبت نبونهمتؤقتهوب

نبوقهستفببلقٱ مهههرهثبكقأبوب

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS Ali Imran/3:110)

Kedua, untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas tentu saja harus melalui sebuah proses rekonstruksi sosial yaitu membangun suatu masyarakat yang hidup dan berkehidupan sesuai dengan tuntunan dan tatanan Islam yang bersumber kepada Alquran dan Assunnah. Dalam hal itulah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw, selain memberikan petunjuk (guidance) tentang iman dan ibadah, dalam pengertian khusus, juga mengajarkan tentang hubungan manusia dengan sesamanya, baik keluarga, masyarakat, dan negara. Hal tersebut ditegaskan oleh Allah Swt berfirman bahwa manusia itu akan ditimpa oleh kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia;

ستانيبلٱ نبميت لربقحبوب هتليبلٱ نبميت لربقحببت اليبإت ااىوفهقتثه امب نبيقأب ةهليبذيتلٱ مههتيقلبعب تقببرتضه

ااونهاكب مقههنيبأببت كبلتذبب ةهنبكبسقمبلقٱ مههتيقلبعب تقببرتضهوب هتليبلٱ نبميت برضبغببت وءهاببوب

ااونهاكبويب ااوصبعب امببت كبلتذبب قيرحب رتيقغببت ءبايببتننأبلقٱ نبولهتهققيبوب هتليبلٱ تتيبباـبـبت نبورهفهكقيب

نبودهتبعقيب

Artinya: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu [220] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS Ali Imran/3:112).

Ayat ini memberikan penegasan bahwa kegagalan manusia membangun komunikasi vertikal dengan Allah dan komunikasi horizontal dengan manusia dan lingkungan hidupnya menjadi penyebab utama yang menyebabkan mereka menjadi makhluk terhina dalam pandangan Allah SWT.

(5)

seorang manusiapun yang bisa hidup sendiri tanpa keberadaan orang lain. Hal tersebut diingatkan Allah kepada manusia sejak semula jadi sebagaimana firmanNya yang menyatakan bahwa manusia itu diciptakan dari diri yang satu (Adam), dan dari diri yang satu diciptakan pasanganya (Hawa), dan dari keduanya (Adam dan Hawa) dikembangkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak. Kemudian Allah memerintahkan kepada manusia yang banyak itu agar bertaqwa kepada Allah dan sekaligus mengingatkan bahwa manusia itu saling meminta (membutuhkan) dan Dia memerintahkan agar manusia itu menjaga hubungan silaturrahim;

اهبجبوقزب اهبنقمت قبلبخبوب ةردبحتوبب سرفقنيب نميت مكهقبلبخب ىذتليبٱ مهكهبيبرب ااوقهتيبٱ سهانيبلٱ اهبييهأبىببي

مباحبرقأبلقٱوب ۦهتبت نبولهءباسبتب ىذتليبٱ هبليبلٱ ااوقهتيبٱوب ءلاسبنتوب ارليثتكب اللاجبرت امبههنقمت ثيبببوب

ابليقترب مقكهيقلبعب نباكب هبليبلٱ نيبإت

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanyaAllah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An-Nisa`/4:1)

Oleh karena itu pendidikan juga harus dipandang sebagai sebuah proses interaksi sosial yang berlangsung dalam bentuk formal dan non formal, di mana kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kelebihan ilmu dan ketrampilan melakukan transfer ilmu dan ketrampilan yang dimilikinya kepada kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkannya.

C. Pendidikan

Pendidikan berasal kata kerja didik – mendidik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan. Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI Edisi ketiga ,2000, halaman 263). Dalam Bahasa Arab ada beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pengertian pendidikan, yaitu ta’lim, tarbiyah dan ta`dib. Akan tetapi menurut Al-Attas pemakaian ta`dib lebih tepat, karena tidak terlalu sempit tidak sekedar mengajar saja, tetapi juga tidak luas meliputi makhluk selain manusia. Ta`dib sudah meliputi ta’lim dan tarbiyah. Selain itu kata ta`dib juga erat hubungannya dengan kondisi ilmu dalam Islam yang termasuk dalam isi pendidikan (Primarni at all, 2013, 111-112).

(6)

secara ketat dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan di luar sekolah, meski memiliki rencana dan program yang jelas tetapi pelaksanaannya relatif longgar dengan berbagai pedoman yang relatif fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Pelaksanaan pendidikan dalam keluarga dilaksanakan secara informal tanpa tujuan yang dirumuskan secara baku dan tertulis. Dengan mendasarkan pada konsep pendidikan tersebut di atas, maka sesungguhnya pendidikan merupakan pembudayaan atau "enculturation", suatu proses untuk mentasbihkan seseorang mampu hidup dalam suatu budaya tertentu. Konsekuensi dari pemyataan ini, maka praktek pendidikan harus sesuai dengan budaya masyarakat akan menimbulkan penyimpangan yang dapat muncul dalam berbagai bentuk goncangan-goncangan kehidupan individu dan masyarakat. Tuntutan keharmonisan antara pendidikan dan kebudayaan bisa pula dipahami, sebab praktek pendidikan harus mendasarkan pada teori-teori pendidikan dan giliran berikutnya teori-teori pendidikan harus bersumber dari suatu pandangan hidup masyarakat yang bersangkutan (Mappalotteng,2011).Sumber: Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011.

Pendidikan tidak selalu identik dengan sekolah atau madrasah (schooling). Pendidikan adalah proses mentransfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua kepada generasi muda untuk hidup sejahtera pada zamannya. Karena itu, kita harus sanggup mendisain pendidikan untuk masa depan (A. Qodri Aziziy, 2004) Sumber: Swara Ditpertais: No. 15 Th. II, 31 September 2004.

D. Pendidikan Dalam Alquran

Pendidikan dalam bentuk konsep sekaligus praktek dalam Alquran ditokohkan seorang pendidik yang bernama Luqman, yang namanya dibakukan sebagai salah satu nama surat di dalam Alquran, yaitu surat ke 31 sebanyak 34 ayat diturunkan di Makkah atau disebut juga Surat Makiyah. Pengertian pendidikan dalam ayat ini diungkapkan dengan kata “ya’izhu” yang terdapat dalam ayat 13:

ۦهتنتبقٱلت نهمببققله لباقب ذقإتوب

ههظهععيي ويههوي

مبلقظهلب كبرقشيتلٱ نيبإت هتليبلٱبت كقرتشقته الب ىيبنببهيبب ۥ

مبيظتعب

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS Luqman/31:13)

(7)

pendidikan bermasyarakat. Kata “ya’izhu” juga ditemukan antara lain dalam QS An-Nahlu/16:90:

ءتاشبحقفبلقٱ نتعب ىبهبنقيبوب ىبببرققهلقٱ ىذت ئتاتبيإتوب نتسببحقإتلقٱوب لتدقعبلقٱبت رهمهأقيب هبليبلٱ نيبإت

ىتغقببلقٱوب رتكبنمهلقٱوب

ممكهظهععيي

نبورهكيبذبتب مقكهليبعبلب

yang berisi perintah Allah SWT untuk menegakkan keadilan, kejujuran dan kepedulian, serta melarang melakukan perbuatan keji, munkar dan kezaliman (permusuhan). Pada ujung ayat ini Allah menutup dengan kalimat “ya’izhukum la’allakum tazakkaruun”, Dia (Allah) mengajar kamu, agar kamu mengambil pelajaran”.

Selain kata ya’izhu, banyak sekali ungkapan Alquran yang sesungguhnya dapat dimaknai dengan pengertian “pendidikan”, jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan sendiri dalam upaya membangun karakter manusia yang memiliki pandangan hidup yang jelas, sikap hidup yang benar dan ketrampilan hidup yang dapat mendukung usaha dan aktifitasnya dalam mencapai tujuan hidupnya. Di antara yang terpenting adalah kata “da’wah” yang berasal dari kata kerja “da’aa (fiil madhy)-yad’uw (fiil mudhari’)-da’watan (mashdar), yang berarti mengajak, menyeru atau seruan. Syekh Ali Mahfuzh dalam Kitab Hidayat alMursyidin mendefinisikan al-Da’wah Islamiyah adalah upaya membawa (mendorong) manusia kepada kebajikan, petunjuk dan bimbingan-bimbingan (ilahiyah), beramar ma`ruf nahi munkar, untuk menggapai keberhasilan hidup dunia akhirat (Hidayat, 2012)

(8)

Kata qaul yang berasal dari kata kerja “qaala-yaquulu-qaulan” juga dapat dimaknai dengan pengertian pendidikan, seperti yang terdapat dalam QS Annisa`/4:9, yang secara substansial menjelaskan bahwa solusi yang tepat agar tidak meninggalkan generasi yang lemah adalah “falyaquulu qaulan sadiidaa”, yang berarti katakanlah perkataan yang baik, maksudnya adalah agar orang tua mendidik anak-anak mereka dengan pendidikan yang benar. Berkaitan dengan kata “qaul” di dalam Alquran terdapat tujuh sifat dari qaul itu; (1) qaulan saddida, artinya perkataan yang benar (QS An-Nisa`/4:9, Al-Ahzab/33:70); (2)

qaulan kariima, artinya perkataan yang mulia (QS Al-Isra`/17:23); (3) qaulan layyina, artinya perkataan yang lemah lembut (QS Thaha/20:44; (4) qaulan baliigha, artinya perkataan yang dapat dimengerti oleh yang mendengar (QS An-Nisa`/4:63); (5) qaulan ma’ruufa, perkataan yang baik yang berisi nasehat (QS Al-Baqarah/2:235, An-Nisa`/4:5 dan 8, Al-Ahzab/33:32), artinya perkataan yang baik atau bermaanfaat, (6) qaulan tsaqiila, artinya perkataan yang berat, yaitu perkataan yang mengandung hal-hal yang prinsip berupa pandangan hidup dan keyakinan (QS Al-Muzammil/73:5), dan (7) qaulan maysuura, yaitu perkataan yang baik, lemah lembut dan tidak mengecewakan (QS Al-Isra`/17:28).

E. Masyarakat Dalam Alquran

Secara bahasa “masyarakat” artinya; sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (KBBI Edisi ketiga, 2000 halaman 721). Kemungkinan kata masyarakat berasal kata syarikat (bahasa Arab) yang dalam kosa kata bahasa Indonesia menjadi serikat, yang kemudian dalam penggunaannya diberi awalan ber menjadi berserikat artinya berkumpul lebih dari satu orang. Sejumlah orang yang berkumpul tersebut dengan “masyarakat”.

Ada beberapa kata dalam Alquran yang dapat difahami dan dianggap lebih mendekati pengertian masyarakat; ummah, qauwm dan qabilah (qabaail); (1) Kata ummah:

نتعب نبوقهبنقيبوب فتورهعقمبلقٱبت نبورهمهأقيبوب رتيقخبلقٱ ىلبإت نبوعهدقيب ةبميبأه مقكهنميت نكهتبلقوب

نبوحهلتفقمهلقٱ مههه كبئتىببلاوأهوب رتكبنمهلقٱ

Artinya: Hendaklah di antara kamu membentuk satu umat yang menyeru kepada kebaikan (Islam) dan menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatabn munkar, dan itulah orang-orang yang beruntung”. (QS Ali Imran/3:104)

(9)

disepakati bersama seperti adanya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta program yang dikerjakan secara bersama-sama).

(2) Kata qawm, sebagai berikut:

مقههنقميت ارليقخب ااونهوكهيب نأب ى بىسبعب مروققب نميت مبوققب رقخبسقيب الب ااونهمباءب نبيذتليبٱ اهبييهأبىببي

البوب مقكهسبفهنأب ااىوزهمتلقتب البوب نيبههنقميت ارليقخب نيبكهيب نأب ى بىسبعب ءراسبنيت نميت ءباسبنت البوب

كبئتىببلاوأهفب بقتهيب مقليب نمبوب نتمببيإتلقٱ دبعقبب قهوسهفهلقٱ مهسقٱلتٱ سبئقبت بتقببلقأبلقٱبت ااوزهببانبتب

نبومهلتظبيبلٱ مههه

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Alhujurat/49:11)

Kata qawm di atas diterjemahkan dengan sekumpulan orang laki-laki yang memenuhi kriteria masyarakat yang terikat oleh kesamaan budaya, profesi, organisasi, termasuk juga kesamaan latar belakang etnis, suku atau bangsa.

Dan (3) kata qabilah atau qabaail ditemukan pada ayat berikut:

لبئتاببقبوب ابلوعهشه مقكهنببلقعبجبوب ىبثبنأهوب رركبذب نميت مكهنببققلبخب انيبإت سهانيبلٱ اهبييهأبىببي

ريبتخب مبيلتعب هبليبلٱ نيبإت مقكهىبقبتقأب هتليبلٱ دبنعت مقكهمبربكقأب نيبإت ااىوفهرباعبتبلت

(10)

Kata qabaail bentuk jamak dari qabiilah diterjemahkan dengan bersuku-suku, artinya sekumpulan orang yang terikat dengan kesamaan latar belakang etnis, suku atau bangsa dalam pengertian yang luas.

Dari beberapa kata yang diungkapkan dalam Alquran yang dipandang lebih mendekati kepada pengertian masyarakat, dapat ditemukan beberapa indikator; (1) masyarakat yang terorganisir, terikat oleh kesamaan cita-cita dan pandangan hidup, memiliki tatanan organisasi yang baik dan program kerja yang dikerjakan bersama-sama; (2) masyarakat yang terikat oleh kesamaan profesi, organisasi, termasuk juga kesamaan latar belakang etnis dan budaya; dan (3) masyarakat yang terikat dengan latar belakang kesamaan etnis, suku atau bangsa.

F. Pendidikan Kemasyarakatan

Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Ahmad bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak. Sedangkan definisi akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya, menyatakan apa yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untuk apa yang harus diperbuat (Ahmad Amin, 1977). Berbeda dengan Ahmad amin, Imam Al Gazali mengatakan bahwa akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dulu (Tafsir Alquran Tematik, 2012, seri tiga halaman 301). Nabi Muhammad SAW sebagai utusan yang mendeklarasikan dirinya untuk menyempurnakan akhlak manusia adalah pribadi yang memiliki kepribadian yang agung (khuluqin ‘azhim) sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Qalam/68:4 yang artinya: “Sesungguhnya engkau (Ya Muhammad) sungguh memiliki akhlak yang agung”.

Adapun salah satu tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW membawa agama Islam adalah untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam (QS Al-Anbiya`/21:107). Islam sebagai agama rahmat mengajarkan kepada manusia agar berusaha mewujudkan kehidupan yang harmonis, saling menghargai, saling menolong dan memiliki sikap toleransi atas dasar prinsip-prinsip keadilan, kejujuran dan kesalehan sosial serta menjauhi segala bentuk perbuatan keji, munkar dan kezaliman (QS An-Nahlu/16:90).

(11)

Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan rasul-nya, maka hendaklah dia memuliakan tetangganya”. Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam hubungan bertetangga dan membangun kehidupan yang harmonis dalam masyarakat, sangat banyak ditemukan hadist-hadist Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang tatakrama, sopan santun dan menjauhi segala perbuatan yang dapat merugikan orang lain, antara lain dijelaskan dalam hadist dari Abu Hurairah diriwayatkan oleh Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang yang berbuat tidak senonoh (misdeed) terhadap tetangganya tidak akan masuk sorga” ; (2) EtikaTentangTamu; Hadist dari Abu Hurairah diriwayatkan oleh Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya”. Banyak sekali tuntunan Islam yang memberikan pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat baik yang bersumber dari Alquran dan as-Sunnah tentang bagaimana etika bertamu, hak-hak tamu dan tuan rumah; (3) Sillaturrahim; Hubungan kasih sayang mempunyai kedudukan penting dalam membangun kehidupan yang harmonis, sehingga Rasulullah SAW memberikan motivasi yang kuat agar orang-orang Islam berusaha untuk menyambung silaturrahim dengan cara berjabat tangan dan memberikan bantuan terhadap saudaranya membutuhkan; (4) Pergaulan, Dalam Islam pergaulan harus diupayakan mencari teman yang baik, sebagaimana hadist dari Ali diriwayatkan oleh Dailami, Nabi bersabda: “Ada empat macam di antara kebahagiaan manusia: 1) Isteri yang shalehah, 2) Anak yang baik, 3) Sahabat yang baik, dan 4) Rezekinya berada dalam negerinya sendiri”. ((Tafsir Alquran Tematik, 2012, seri tiga halaman 317-318).

Ditinjau dari segi lingkungannya, pendidikan dapat dibagi atas tiga lingkungan; (a) Lingkungan pendidikan keluarga atau rumah tangga. Dalam lingkungan pendidikan rumah tangga ini, maka yang bertindak sebagai guru besarnya adalah ibu dan ayah; (b) Lingkungan pendidikan perguruan formal; (c) Lingkungan pendidikan luar keluarga dan luar perguruan formal, yaitu lingkungan pendidikan kemasyarakatan dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk ke dalamnya organisasi (Anshari, 2004, Wawasan Islam halaman 150)

E. Penutup

(12)

Dari pribadi yang berkualitas dan kehidupan masyarakat yang harmonis akan terwujud kehidupan bernegara yang aman sentosa, di bawah lindungan kasih sayang dan maghfirah Allah. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Referensi:

Alquran dan Terjemahannya, Jakarta, SABIQ 2009

Al-Mu’jamul-Fihris Li alfaazhil Qur`anil Karim, Beirut Libanon, Darul Fikri, 1974

Anggaran Dasar Muhammadiyah, Yogyakarta, Suara Muhammadiyah, 2011 Jurnal MEDTEK, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011.

Paripurna, Jakarta, Al Mawardi Prima, 2013 Paradigma Alquran, Jakarta, PSAP, 2005

Pendidikan Holisitik , Format Baru Pendidikan Islam Membentuk Karakter, Jakarta. Gema Insani, 2013

Wawasan Islam, Jakarta, Gema Insani 2004

Tafsir Alquran Tematik, Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia 2012 Tafsir Dakwah Muhammadiyah, Kartasura, Kafilah Publishing, 2012 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Edisi ketiga ,2000

Masukan:

PHIWM agar dimasukkan sebagai referensi

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur dari perhitungan dimulai dengan pengitungan masa tambah kapal dengan menggunakan metode strip teori, selanjutnya relatif motion dihitung setelah mendapatkan

Saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah meningkatkan nilai deskripsi variabel yang dinilai rendah diantaranya adalah menyelesaikan

[r]

[r]

Dengan demikian gejala utama untuk diagnosis asma pada anak adalah batuk dan/atau mengi dengan karakteristik yang khas yaitu: timbul secara berulang yang menunjukkan adanya

Data-data yang diperoleh peneliti antara lain partitur yang ditranskrip melalui proses hearing, audio Blue Rondo Ala Turc aransemen Al-Jarreau berupa file.. format ‘mp3’,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel Ekuitas Merek (X 1 ), Kualitas Produk (X 2 ) dan Kualitas Pelayanan (X 3 ) terhadap Kepuasan Konsumen (Y)

Faktor risiko asma pada murid sekolah dasar usia 6-7 tahun di kota padang berdasarkan kuisioner International Study Of Asthma And Allergies In Childhood yang dimodifikasi;