KAJIAN PENGARUH KINERJA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI
Cut Zukhrina Oktaviani
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email: cut.zukhrina@gmail.com
Abstract : Construction procurement has been described as an organized methods or process and procedure for clients to obtain or acquire construction products. In order to increase the performance of the construction project, development of procurement procedures and im-provement of procurement performance is therefore vital. Several literatures in construction management support the view tha t procurements have impacts on project performance. Aim of this paper is to investigate the effects of procurement performance towards project perfor-mance. Constraints in the processes of construction procurement restrict or limit the effective-ness of the procurement process and construction project performance. Successful construction procurement should result in a project delivered on time, to cost and to the desired quality ca-pable of performing the specific function required by the client.
Keyword : procurement, construction, performance, construction project
Abstrak : Pengadaan konstruksi merupakan metode/proses dan prosedur terorganisir yang dil-aksanakan oleh pemilik untuk mendapatkan/memperoleh produk konstruksi. Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja proyek konstruksi diperlukan adanya upaya pengembangan prosedur pengadaan dan peningkatan kinerja pengadaan. Beberapa literatur dalam ranah keilmuan Manajemen Konstruksi memperlihatkan bahwa kinerja pengadaan memberi dampak terhadap kinerja proyek konstruksi. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kinerja pengadaan terhadap kinerja proyek konstruksi. Permasalahan dalam proses pengadaan struksi akan mempengaruhi efektivitas proses pengadaan konstruksi dan kinerja proyek kon-struksi. Pengadaan konstruksi yang berjalan dengan baik seharusnya akan menghasilkan proyek yang tepat waktu, biaya dan kualitas yang diinginkan serta mampu melakukan fungsi khusus yang diperlukan oleh pemilik.
Kata kunci : pengadaan, konstruksi, kinerja, proyek konstruksi
PENDAHULUAN
Pengadaan pekerjaan konstruksi merupakan salah satu kunci sukses pelaksanaan pekerjaan
kon-struksi terutama pada upaya pencapaian quality assurance. Keberhasilan pelaksanaan pengadaan di-tengarai menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi baik tidaknya kualitas hasil pelaksanaan kon-struksi (International Labor Office, 1984; Hughes et.al, 2006:7; Watermeyer, 2012:1; Mohsini &
Da-vidson, 1989:86; Lenard & Mohsini, 1998:79; Rowlinson, 1999:29; Walker & Rowlinson, 2007:43). Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa terdapat benang merah antara hasil pelaksanaan
pen-gadaan dengan kualitas hasil pelaksanaan pekerjaan (Wiyana, 2012; Yunus, 2006; Larasati, 2011; Kashiwagi & Byfield, 2002, Winch, 2000; Crowley & Hancher, 1995; Hatush & Skitmore, 1997; Fong
& Choi, 2000; Kumaraswamy, 1996; Latham, 1994; Lingard et.al., 1998; Merna & Smith, 1990; Rus-sell,1996; Wong et.al., 2000, Mangitung, 2005; Nissen, 2007). Dengan kata lain, kinerja pengadaan
Hasil kajian terhadap beberapa hasil penelitian memperlihatkan sistem pengadaan yang sekarang
terbangun masih memiliki berbagai celah dan kelemahan yang menyebabkan kinerja proses pengadaan belum mencapai hasil yang diharapkan. Kondisi ini secara tidak langsung akan turut mempengaruhi
kinerja proyek terutama terhadap pencapaian quality assurance. Dengan demikian perlu dipastikan bahwa kinerja pengadaan pekerjaan konstruksi berjalan sebagainya yang direncanakan sehingga kiner-ja proyek konstruksi juga akan dapat dicapai yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu dan
kuali-tas bangunan publik.
KAJIAN PUSTAKA
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Procurement atau pengadaan merupakan semua kegiatan yang diperlukan untuk mendapatkan
ba-rang/jasa yang diperlukan untuk sebuah proyek (Huston, 2004; ISO 10845-1, 2010; PMBOK, 2013:381; Watermeyer, 2012:1). Proses pengadaan barang/jasa pemerintah di Indonesia dapat ditempuh melalui 2
(dua) cara, yaitu dengan menggunakan penyedia barang/jasa (pihak ketiga) atau dengan cara swakelola (Pasal 3 Perpres 4/2015) dan terdiri atas kegiatan pengadaan barang, pekerjaan konstruksi, jasa
kon-sultansi, dan jasa lainnya. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah di Indonesia dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip pengadaan (Pasal 5 Perpres 4/2015) yaitu efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak dikriminatif dan akuntabel.
Sebagai bagian dari kegiatan pengadaan barang/jasa, pengadaan konstruksi dapat didefinisikan
dengan banyak cara dan telah menjadi topik yang kompleks dan sulit, terlebih lagi dengan karakteris-tik proyek konstruksi yang unik. Pengadaan konstruksi merupakan proses akuisisi dari berbagai sum-ber daya yang akan merealisasikan konstruksi bangunan yang direncanakan (International Labor
Of-fice, 1984; Hughes et.al, 2006:7; Watermeyer, 2012:1; Mohsini & Davidson, 1989:86; Lenard & Mohsini, 1998:79; Rowlinson, 1999:29; Walker & Rowlinson, 2007:43), dengan demikian strategi
pengadaan haruslah mencakup semua proses sesuai keinginan klien yang mungkin akan meliputi se-luruh umur bangunan.
Kinerja Pengadaan
Kinerja pengadaan merupakan kegiatan yang terdiri atas aktivitas mengukur dan mengevaluasi
kualitas, efektivitas, dan efisiensi dengan menggunakan indikator output dan outcome (Cavinato, 1991). Sementara OECD (2005, 2007) mendefinisikan evaluasi dalam sistem pengadaan barang/jasa
pemerintah sebagai proses menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program sebuah penilaian yang obyektif dan sistematik terhadap sebuah intervensi yang direncanakan, sedang
METODE KAJIAN
Makalah ini merupakan hasil kajian deskripstif dari berbagai literatur, peraturan perundangan terkait dan berbagai informasi yang relevan dengan pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pemerintah. Penelitian
terkait pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi terutama pada proyek pemerintah relatif sangat sedikit. Dengan adanya pemaparan hasil kajian teoritis pada makalah ini diharapkan akan membuka wacana pemahaman bagi semua pihak.
HASIL KAJIAN
Pengadaan pekerjaan konstruksi dimaksudkan untuk mendapatkan penyedia yang berkompeten dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi, sehingga proses yang berjalan akan melibatkan banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi bukanlah merupakan proses
yang mudah dan tanpa risiko, setiap tahapan yang dilaksanakan mulai dari perencanaan sampai dengan penyerahan barang/jasa memiliki permasalahan tersendiri.
Proses dan tahapan pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi pemerintah berbeda dengan pengadaan pemerintah lainnya, terutama jika dikaitkan dengan karakteristik dan kompleksitas pekerjaan konstruksi. Selain
itu, hasil penilaian lembaga internasional dan nasional memperlihatkan masih banyak celah maupun kelemahan dari sistem dan prosedur pengadaan pekerjaan konstruksi pemerintah di Indonesia yang saat ini
berjalan (Word Bank, 2001). Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengadaan sejalan dengan reformasi birokrasi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah yang terfokus pada isu kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia/aparatur.
Proses pengadaan yang berjalan baik akan menghasilkan penyedia jasa yang kompetitif, efektif, efisien,
dan ekonomis dalam rangka penyelesaian pekerjaan konstruksi, akan menghasilkan output atau produk
konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi dan harapan pemilik pekerjaan serta memiliki assurance dalam
aspek ketepatan harga, mutu dan waktu (Susanto dan Makmur, 2013:97). Efektivitas dan efisiensi dari proses
yang dilaksanakan memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan atau kegagalan proyek.
Sistem pengadaan yang buruk akan mengakibatkan biaya-biaya tinggi bagi pemerintah maupun
masyarakat. Sistem yang demikian mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan proyek yang selanjutnya memperbesar biaya; menghasilkan kinerja proyek yang buruk dan menunda manfaat proyek bagi masyarakat;
membuka peluang korupsi; menimbulkan banyak protes dan kecurigaan terhadap integritas proses pengadaan; menghasilkan penyedia yang tidak tepat akibat ketidaksesuaian target bidang usaha pemasok dengan struktur
pasar; tingkat persaingan yang rendah akibat persyaratan spesifikasi yang tidak sesuai; sanggahan dan tuntutan akibat ketidakmampuan untuk melakukan keputusan yang benar atau keputusan yang dibuat bukan atas dasar
nilai terbaik; ketidakjelasan prosedur akan menyebabkan keputusan yang dipengaruhi oleh kepentingan lain; sehingga timbul pelanggaran terhadap peraturan yang dapat mengakibatkan denda, klaim dan terbuangnya waktu, uang, sumber daya, material dan akan menurunkan secara drastis motivasi untuk melakukan perubahan
baik (nasional maupun asing) untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengadaan akibatnya pemerintah akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh harga yang murah untuk barang dan jasa yang lebih baik (Yudiyatna, 2011:40; Word Bank, 2001:17).
Proses pengadaan yang dilaksanakan secara kompetitif dan memperhatikan prinsip persaingan usaha yang
sehat akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat (public welfare) karena sebagian besar proyek-proyek
pemerintah memang merupakan kegiatan pemerintah atau government spending yang ditujukan untuk memacu
kegiatan dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai upaya untuk mendapatkan layanan terbaik dan kinerja dari industri konstruksi, pemilik/pemerintah harus terlibat secara mendalam pada setiap tahapan dari proses
pengadaan. Pengadaan konstruksi yang berjalan dengan baik seharusnya akan menghasilkan proyek yang tepat waktu, biaya dan kualitas yang diinginkan serta mampu melakukan fungsi khusus yang diperlukan oleh
pemilik (Akram, et.al, 2012:8).
PENUTUP
Pengadaan konstruksi merupakan tahap penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang terdiri dari banyak tahapan dan melibatkan banyak pihak. Keberhasilan pengadaan memiliki benang merah dengan
keber-hasilan proyek, dengan kata lain kinerja pengadaan akan mempengaruhi pencapaian kinerja proyek. Pengadaan konstruksi yang berjalan dengan baik seharusnya akan menghasilkan proyek yang tepat waktu, biaya dan
kualitas yang diinginkan serta mampu melakukan fungsi khusus yang diperlukan oleh pemilik. Untuk itu perlu dipastikan bahwa kinerja pengadaan pekerjaan konstruksi berjalan sebagainya yang direncanakan sehingga
kinerja proyek konstruksi juga akan dapat dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
--- 2008, A Guide to the Project Management of Knowledge (PMBOK Guide) 4th ed., Pro-ject Management Institute, Pennsylvania
Akram, S, et.al, 2012, Manual ―Procurement Strategy In Construction‖, Leonardo Da Vinci Tol Pr o-ject, European Commission
Cavinato, J.L., 1991, Evolving Procurement Organizations: Logistics Implications, Journal of Busi-ness Logistics, 13, 27-45
Chan, A. P. C., 2000, Evaluation of Enhanced Design and Build System: a Case Study of a Hospital Project, Journal of Construction Management & Economics, 18, 863-871
Dza, M., Fisher, R., Gapp, R., 2013, Procurement Reforms in Africa: The Strides, Challenges, and Im-provement Opportunities, Public Administration Research; Vol. 2, No. 2; 2013, ISSN 1927-517x E-ISSN 1927-5188, Published by Canadian Center of Science & Education
Hughes, W., Hillebrandt, P., Greenwood, D., Kwawu, W., 2006, Procurement in the Construction In-dustry, The Impact and Cost of Alternative Market and Supply Processes, Taylor and Francis, London, USA
Hughes, M. 2006, Evaluation of the Local Government Procurement Agenda - Baseline Survey Report, The Office of the Deputy Prime Minister, London, www.odpm.gov.uk.
Huston, C.L, 2004, Management of Project Procurement, McGraw Hill, NewYork
Kochi University of Technology, Kochi, Japan
Lenard, D., Mohsini, R., 1998 ‗Recommendations from the organisational workshop‘, in C.H.Davidson (ed.) Procurement—the way forward: Proceedings of CIB W92 Montreal Con-ference, Université de Montréal, Montréal, CIB publication 203, 79–81
LKPP, 2009, Laporan Kajian Strategi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka Pengem-bangan Iklim Usaha dan Nasional
Mohsini, R., Davidson, C.H., 1989 ‗Building Procurement—Key To Improved Performance‘, in D.Cheetham, D.Carter, T.Lewis, D.M. Jaggar (eds) Contractual Procedures for Building: Pro-ceedings of the International Workshop, 6–7 April, University of Liverpool, Liverpool, UK OECD, 2005, Millennium Development Goals, DAC Guidelines and Reference series, Harmonizing
Donor Practices for Effective Aid Delivery Vol. 3: Strengthening Procurement Capacities in Developing Countries, Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Rashid, K. A., Morledge, R., 1998, Construction Procurement Processes In Malaysia: Constraints
And Strategies, In: Hughes, W (Ed.), 14th Annual ARCOM Conference, 9-11 September 1998, University of Reading. Association of Researchers in Construction Management, Vol. 2, 506-16 Rowlinson, S., McDermott, P., 1999, Procurement System, a Guide to Best Practice in Construction, E
& FN Spon, Taylor & Francis Group, London, ISBN 0-203-98278-9
Susanto, H., Makmur, H., 2013, Auditing Proyek-proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta Watermeyer, R., 2012 Changing The Construction Procurement Culture To Improve Project Outcomes,
Joint CIB W070, W092 and TG72 International Conference on Facilities Management, Pro-curement Systems and Public Private Partnerships, Cape Town, 23rd to 25th January 2012
Walker, D.H.T., and Rowlinson, S., 2007, Procurement System, a Cross-Industry Project Management Perspective, Taylor and Francis, London
Wiyana, Y.E., 2012, Analisis Kegagalan Konstruksi dan Bangunan dari Perspektif Faktor Teknis,Wahana TEKNIK SIPIL Vol.17 No.2 Desember 2012 77-86
World Bank, 2001, Indonesia Country Procurement Assessment Report: Reforming The Public Pro-curement System, Report No. 21823-IND, World Bank Office, Jakarta
Yudiyatna, H, 2011, Pentingnya Pembentukan ULP, Kredibel Edisi 01, Oktober-Desember 2011 Yunus, R., M, 2006, Kegagalan Dini Perkerasan Jalan Akibat Pelaksanaan Konstruksi, ―Mektek‖ T