• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDIDAYA BEBEK PETELUR LAPORAN WAWANCARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUDIDAYA BEBEK PETELUR LAPORAN WAWANCARA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BUDIDAYA BEBEK PETELUR

LAPORAN WAWANCARA Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah Kewirausahaan Yang dibimbing oleh Bapak Agung Witjoro

Oleh :

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PRODI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JANUARI 2015

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu usaha yang dapat mengatasi pengangguran dan mengurangi kemiskinan yang sekaligus untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah usaha pemeliharaan bebek petelur.

Usaha pemeliharaan bebek merupakan salah satu cara alternatif beternak yang tidak bisa di pandang sebelah mata. Selain telurnya yang mampu di buat menjadi olahan telur asin, dagingnya mampu di buat menjadi bahan olahan yang banyak di gemari oleh masyarakat.

Saat ini peluang usaha bebek petelur masih sangat besar, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Peluang bisnis bebek petelur sangat menjanjikan. Hal ini tampak dari banyaknya permintaan pasar akan telur bebek. Telur bebek biasa digunakan oleh pedagang martabak dan pedagang jamu sampai kini, keberadaan kedua pedagang tersebut semakin banyak, bahkan kian menjamur. Bebek petelur umumnya memiliki kekebalan tubuh yang cukup baik sehingga jarang terserang penyakit. Selain itu, bebek petelur juga mudah dalam mendapatkan pakan yakni pakan buatan pabrik, sisa hasil industri pertanian, perkebunan, perikanan, maupun sampah rumah makan. Dengan teknik penyusunan bahan pakan bebek yang tepat, hampir seluruh bahan baku pakan yang tersedia dapat digunakan sebagai bahan pakan budidaya bebek. Bahan-bahan tersebut umumnya mempunyai harga yang murah dan mudah mendapatkannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari bebek petelur?

2. Bagaimana proses dan pemeliharaan usaha budidaya bebek petelur? 3. Apa jenis penyakit yang sering di derita bebek petelur?

4. Apa hasil wawancara yang di dapatkan dari pengusaha budidaya bebek petelur?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian dari bebek petelur.

(3)

3. Memahami jenis penyakit yang sering di derita bebek petelur.

(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Bebek Petelur

Bebek adalah unggas yang memiliki keunikan yang beragam, seperti bulu pada bebek yang terdapat lapisan minyak sehingga membuat bulunya tidak basah dan badanya bisa berenang dalam air. Jenis bebek mempengaruhi warna dan bentuk bulu bebek. Bebek juga mempunyai paruh yang berbentuk lempeng dan datar yang berguna untuk menangkap mangsanya di air dan di lumpur dengan mudah. Dan bebek mempunyai kaki yang berselaput berguna untuk mendorong bebek berenang ke arah yang berbeda-beda.

Bebek petelur merupakan bebek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan telur dalam jumlah banyak. Adapun jenis bebek petelur yang biasa di gunakan adalah cv 2000-INA, bebek tegal, bebek mojosari, bebek bali, bebek alabio dan indian runner. Bebek petelur umumnya memiliki kekebalan tubuh yang baik sehingga jarang terserang penyakit.

2.2 Proses Pemeliharaan Bebek Petelur

Pemeliharaan bebek petelur cukup mudah sehingga tidak membutuhkan perawatan yang khusus.

Tahap-tahap pemeliharaan dalam budidaya bebek petelur: 2.2.1 Lokasi Kandang

a) Lokasi kandang jauh dari pemukiman penduduk.

Kotoran bebek petelur mengandung banyak bakteri dan virus yang cukup membahayakan, tidak hanya bagi kesehatan unggas tersebut, tetapi juga bagi manusia. Oleh karena itu, lokasi kandang harus jauh dari pemukiman penduduk. Jarak minimal antara kandang dengan pemukiman penduduk 10 meter.

b) Lokasi kandang mudah diakses dalam proses distribusi.

Dengan mudahnya akses distribusi hasil ternak, dapat menghemat waktu dan biaya transportasi.

c) Lokasi dekat dengan sumber air bersih.

Air bersih memudahkan proses budidaya bebek petelur. Selain itu, proses pembersihaan kandang akan semakin mudah.

d) Lokasi kandang jauh dari resiko bencana alam.

Lokasi kandang harus jauh dari bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, angin puting beliung ataupun yang lainnya.

(5)

Lokasi yang cocok untuk budidaya bebek petelur adalah di daerah pedesaan. 2.2.2 Jenis Kandang Menurut Umur Bebek Petelur

a. Kandang Stater (kandang anak bebek petelur)

Kandang ini digunakan untuk menempatkan anak bebek, mulai umur 0 hingga 8 minggu (Day Old Duck/DOD). Umumnya kandang untuk fase stater dibuat lebih tertutup. Kapasitas kandang adalah 50 ekor/m2.

b. Kandang Grower (kandang bebek remaja)

Kandang ini digunkan untuk menempatkan bebek yang sudah remaja, mulai umur 8 sampai 18 minggu. Kapasitas setiap kandang 90 ekor/m2.

c. Kandang layer (kandang bebek dewasa)

Kandang ini berfungsi untuk menempatkan bebek yang sudah dewasa, sekitar umur lebih dari 18 minggu.

Ada lima pilihan kandang layer untuk bebek petelur dewasa. Pemilihan jenis kandang yng baik sesuaikan dengan lingkungan.

Adapun lima kandang tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kandang terbuka lantai tanah atau pletser.

Kandang terbuka mempunyai kelebihan dan kekurangan A. Kelebihan

1) Pembuatanya lebih mudah karena kandang terdiri dari kerangka dan atap.

2) Biaya murah karena kandang tanpa dinding, hanya dilengkapi sekat sebagai pembatas kandang.

3) Kondisi kandang terang karena cahaya matahari langsung masuk. 4) Udara dalam kandang leih segar dan bau kotoran cepat hilang. B. Kekurangan

1) Bebek mudah terpengaruh kondisi luar dan mudh terkejut jika ada orang lewat atau ada binatang liar.

2) Ada pengaruh buruk akibat hembusan angin atau air hujan. 3) Kondisi lantai kandang yang lembap.

4) Bebek merasa kurang nyaman saat bertelur. 5) Produksi telur kurang maksimum.

2. Kandang tertutup A. Kelebihan

(6)

2) Bebek merasa tenang terutama saat bertelur. 3) Memudahkan mengawasi bebek.

4) Energi untuk gerak dapat dibatasi. 5) Produksi telur lebih tinggi.

B. Kekurangan

1) Bau kotor menyengat dan dapat mengganggu pernapasan. 2) Pembersihan kotoran dapat mengganggu ketenangan bebek. 3) Bila ada yang sakit, mudah menular ke bebek lain.

3. Kandang Panggung A. Kelebihan

1) Pemberian pakan lebih mudah.

2) Kondisi kandang lebih bersih karena kotoran jatuh kebawah. 3) Energi lebih banyak untuk produksi.

4) Keamanan bebek lebih terjamin. B. Kekurangan

1) Biaya lebih mahal.

2) Kaki bebek dapat terjepit di antara sela-sela lantai.

3) Harus selalu memperhatikan kondisi tiang penyangga lantai. 4. Kandang baterai

A. Kelebihan

1) Pengambilan telur lebih mudah. 2) Telur dalam kondisi bersih.

3) Produktivitas setiap ekor bebek dapat diketahui. 4) Penyebaran penyakit dapat dicegah.

5) Pemberian pakan terukur setiap ekornya. 6) Energi lebih banyak dipakai untuk produksi. B. Kekurangan

1) Biaya pembuatan mahal.

2) Diperlukan pengelolaan yang cermat. 5. Kandang kombinasi terbuka dan tertutup.

(7)

tempat terbuka. Kandang kombinasi dapat digunakan sebagai kandang multifungsi dengan biaya pembuatan tidak telalu mahal.

2.2.3 Persiapan Bibit

Untuk menghasilkan telur yang banyak diperlukan pemilihan bibit yang tepat. Oleh karena itu, sebelum membeli DOD (Day Old Duck) alangkah baik jika anda sudah mengetahui dengan benar kualitas DOD tersebut.

Untuk lebih meyakinkan bahwa DOD yang diterima itu baik dan sehat, dapat dilihat dari beberapa ciri sebagai berikut.

1. Tubuh tegap, gesit, dan lincah 2. Mata tampak jernih dan bersinar

3. Kaki kokoh dan warna bulu punggung coklat

4. Fisik tidak cacat, seperti buta, kaki bengkok, dan sayap terkulai 5. Bulu kering dan cerah

6. Nafsu makan tinggi. 2.2.4 Penyediaan Pakan

Pakan utama bebek petelur adalah pelet yang sudah banyak dijual di toko-toko peternakan, namun biasanya pakan tersebut dicantumkan sendiri berdasarkan umurnya sehingga DOD berbeda dengan pakan untuk bebek remaja/bebek dewasa. Untuk pakan tambahan dapat diberikan dedak, nasi, cacing, ikan kecil cincang, keong yang dicincang, dan lain-lain.

Untuk pakan starter (anak bebek petelur), sebaiknya menggunakan pakan jadi buatan pabrik. Hal ini dimaksudkan agar anak bebek dapat mendapat suplai gizi yang seimbang untuk pertumbuhanya.

Pakan untuk fase grower (bebek remaja) dan layer (bebek dewasa) dapat menggunakan pakan campuran sendiri atau mencampurinya dengan konsentrat pabrik. Apabila menggunakan campuran sendiri, komposisi kandungan gizi dari bahan yang dicampur tetap harus diperhatikan.

2.2.5 Tempat Pakan dan Minum Strater

(8)

Air minum pada prinsipnya diberikan secara bebas. Artinya, air minum harus selalu ada pada tempat minum, jangan sampai terjadi kekosongan. Jika hal ini terjadi, akan menyebabkan anak bebek stres. Pemberian air minum berlebihan atau tempat minum yang terlalu banyak dapat menyebabkan bulu anak bebek basah. Bila tidak cepat dikeringkan, anak bebek akan kedinginan dan berujung pada kematian. Untuk itu, jika ada anak bebek basah segera pisahkan dari yang lain dan keringkan agar anak bebek tetap sehat.

2.2.6 Proses Reproduksi

Bebek petelur akan mulai bertelur ketika telah mencapai umur 8 bulan. Perkawinan bebek petelur dilakukan secara alami karena pemeliharaanya dicampurkan menjadi satu antara induk jantan dan induk betina. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang baik untuk mengetahui apakah bebek sudah bertelur. Jika di kandang sudah muncul telur maka segera ambil agar telur tidak pecah karena terinjak oleh induk bebek lainnya.

2.3 Jenis penyakit yang menyerang bebek petelur

Penyakit yang menyerang bebek petelur tidak jauh berbeda dengan unggas lainnya, namun bebek biasanya jarang terserang penyakit karena memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan unggas lain (khususnya ayam). Pengetahuan mengenai penyakit yang biasa menyerang bebek petelur tetap diperlukan agar dapat mengetahui gejala-gejalanya dan dapat mengambil tindakan yang tepat sehingga terhindar dari kerugian yang lebih besar lagi.

Secara umum, penyakit bebek timbul sebagai reaksi sekunder akibat adanya faktor utama yang tidak berfungsi dengan baik.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sanitasi yang tidak baik

Sanitasi meliputi semua aspek yang berhubungan langsung dengan

bebek. Sanitasi yang harus diperhatikan antara lain sanitasi tempat pakan dan minum, lantai kandang, serta sanitasi lingkungan kandang sekitar.

2. Biosekuriti yang kurang ketat

Biosekuriti dalam peternakan merupakan faktor yang harus dilaksanakan. Biosekuriti dalam beternak bebek diantaranya sebagai berikut:

a). Petugas kandang memakai pakaian khusus saat berada didalam kandang.

(9)

c). Hindari masuknya hewan lain seperti tikus atau kucing dalam kandang, karena dapat membawa penyakit dari luar.

3. Manajemen yang salah

Manajemen yang dimaksud di sini adalah semua pengaturan yang berhubungan dengan pemeliharaan bebek, diantaranya sebagai berikut.

a. Manajemen pemberian pakan yang salah seperti kadar proteinnya rendah, jumlah pakan untuk per ekornya kurang, dan lain-lain.

Hal-hal tersebut menyebabkan pertumbuhan bebek menjadi terhambat dan bebek menjadi lemah sehingga bibit penyakit mudah masuk.

b. Manajemen lantai kandang/litter. Litter yang lembap dan kotoran yang menumpuk akan menyebabkan gas amoniak tinggi. Hal ini dapat menyebabkan bebek kekurangan oksigen dan gangguan pernapasan sehingga efek sekundernya adalah bibit penyakit akan mudah masuk.

c. Manajemen ventilasi. Pertukaran udara dalam kandang harrus baik sehingga bau amoniak dapat diminalkan.

d. Pengaruh faktor lingkungan, terutama cuaca dan suhu. Pengaruh suhu yang berubah-ubah secara ekstrim akan menyebabkan bebek menjadi stres sehingga akan mudah terserang penyakit.

Penyakit yang menyerang bebek dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit, serta penyakit akibat lainnya. Penyakit yang biasa menyerang bebek antara lain. 1. Berak darah (coccidiosis)

Penyebab penyakit ini adalah bakteri coccidia sp. Yang menyerang saluran pencernaan dan organ tubuh lainnya.

Gejala

a) Kotoran cair dan berwarna merah karena bercampur darah. b) Nafsu makan turun.

c) Kondisi tubuh lemah. Pengendalian

Pencegahan dengan cara meningkatkan sanitasi kandang dan peralatan kandang. Pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotik seperti sulfaquixaline, sulfadimidin, atau tetrasulfa.

2. Pilek (corryza)

Penyebab penyakit ini adalah bakteri haemophilus gallinarum. Dapat dipicu juga dengan adanya perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

Gejala

(10)

c) Bebek kelihatan mengantuk. Pengendalian

Pencegahan dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pakan, terutama kadar protein dan kandungan energi metabolismenya serta memberi vitamin c pada waktu terjadi perubahan cuaca. Memperbaiki ventilasi udara dalam kandang.

Pengobatan dilakukan dengan cara memberikan antibiotik seperti streptomycin, oxytetrasixlin, preparat sulfat, imequil, atau corivit.

3. Ngorok

Penyebab penyakit ini adalah mycoplasmagallisepticum mycoplasma atau anatis. Amoniak yang tinggi diatas 25 ppm dan debu kandang yang pekat dapat menghambat sekresi lendir permukaan saluran pernapasan dan mengandung infeksi mikoplasma. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan bebek yang terserang, peralatan kandang, telur tetas yang terinfeksi, atau melalui petugas kandang.

Gejala

a) Napasnya berbunyi atau ngorok.

b) Batuk-batuk, terutama pada malam hari. c) Sering menggeleng-gelengkan kepalanya. Pengendalian

Pencegahan dengan cara meningkatkan sanitasi kandang dan memberi waktu istirahat kandang yang cukup.

Pengobatan dilakukan dengn memberikan salah satu antibiotik seperti spyramicin, mycomas, atau tetra.

4. Cacingan

Penyebabnya adalah cacing ascaradia perspicillium. Penularannya dapat melalui kotoran bebek, air minum, dan tempat pakan.

Gejala

Pengobatan dengan memberikan obat cacing secara terpogram misalnya pada umur 6, 12, dan 18 minggu serta setelah bebek bertelur pada umur 40 minggu. Obat cacing yang dapat digunakan contohnya levamisol, ascarx, dan febantel.

5. Kutu pada bulu

Penyebab penyakit ini adalah kutu pada bulu, yaitu Anaticola crassicornis dan Tritonquerquedula.

Gejala

(11)

b) Pertumbuhan lambat dan bebek sering menggaruk-garuk badannya dengan paruh karena gatal.

Pengendalian

Pencegahan penyakit ini antara lain dengan melakukan sanitasi kandang secara berkala dan menjauhkan unggas lain dari lingkungan kandang.

Untuk pengobatan dengan menyemprot kandang menggunakan larutan obat anti kutu dan memandikan bebek dengan larutan obat anti kutu.

2.4 Hasil Wawancara dari Pengusaha Budidaya Bebek Petelur

Telur bebek juga bisa dijadikan telur asin dan permintaan pasar telur asin pun cukup banyak. Oleh karena itu, Bapak Eko Pujianto selaku keluarga pengusaha yang tinggal di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu tergiur untuk melakukan usaha budidaya bebek petelur. Beliau lahir di Kota Batu pada 5 Januari 1970. Pendidikan yang pernah di kenyam oleh beliau hanya sampai SMP kelas 2. Usaha budidaya bebek tersebut berasal dari hobi yang suka memelihara binatang. Sebelum menjalankan usaha budidaya bebek beliau adalah seorang sopir luar kota, pernah menjadi sopir angkot, bahkan sopir pribadi. Beliau juga pernah menjadi tukang ojek, kemudian mencoba mengembangkan hobinya yang semula hanya menyukai binatang menjadi beternak binatang. Awalnya beternak burung kenari namun karena harga pasar yang naik turun tidak menentu, membuat para peternak pemula seperti Pak Eko tidak mampu bertahan. Kemudian mencoba beternak kelinci, beternak kelinci juga gagal dikarenakan kelinci yang rawan sekali terkena penyakit dan mati. Kemudian mencoba beternak bebek, usaha ini bertahan cukup lama karena harga daging dan telur bebek stabil dan cenderung meningkat serta bebek merupakan binatang yang tahan penyakit.

Pak Eko sudah menjalankan usaha budidaya bebek selama 10 tahun. Usaha dilakukan sendiri, namun ada teman yang membantu dalam penyediaan bibit bebek, serta pemasaran daging dan telur bebek. Pada awalnya bebek yang diternakkan adalah bebek petelur, dengan membeli bebek dewasa yang sudah siap bertelur, kemudian telur tersebut dijadikan telur asin untuk dijual, ketika bebek sudah tidak produktif bertelur, bebek tersebut dijual di rumah makan dan membeli lagi bebek yang siap bertelur. Bebek dewasa produktif bertelur sekitar 5-6 bulan. Namun setelah berjalan sekitar 2 tahun, telur yang dihasilkan sebagian disisihkan untuk ditetaskan sendiri sehingga sekarang tidak perlu membeli bebek yang siap bertelur.

(12)

juga harus diperhatikan, pakan bebek yang digunakan adalah pakan buatan pabrik seperti konsentrat, karak, dedak, dan beras jagung. Pemberian pakan juga harus teratur, dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Dari 100 ekor bebek membutuhkan 12 kg pakan per hari. Jika pemberian pakan tidak teratur, maka jumlah telur yang dihasilkan bebek juga akan berkurang. Perlengkapan utama yang diperlukan dalam usaha bebek ini adalah kandang yang layak dan cukup hangat untuk bebek. Menurut Pak Eko kandang yang baik berukuran 4x6 meter, dimana pada setiap kandang berisi maksimal 75 ekor bebek.

Bebek yang dikembangkan oleh Pak Eko adalah bebek lokal petelur, dimana dari 100 ekor bebek setiap harinya dihasilkan sekitar 70 butir telur. Dengan harga pakan per kg Rp 4.500,00, keuntungan beternak bebek petelur adalah Rp 50.000,00 per hari untuk setiap 100 ekor. Jadi keuntungan awal mula beternak sekitar Rp 1.500.000 per bulan dari 200 ekor bebek, sedangkan keuntungan sekarang sekitar Rp 18 juta per bulan dari 1.200 ekor bebek, dan jumlah bebek hampir setiap tahun bertambah. Pak Eko mengatakan selama menjalankan budidaya bebek belum ada hambatan dan belum pernah mengalami kerugian. Modal awal yang dikeluarkan yaitu Rp 9 juta untuk bibit dan pakan Rp 6 juta untuk pembuatan kandang. Jadi, total keseluruhan Rp 15 juta. Selain mengembangkan bebek petelur, Pak Eko juga mulai mengembangkan bebek pedaging. Bebek pedaging yang dikembangkan adalah jenis bebek hibrida, yaitu bebek persilangan antara bebek lokal dengan bebek peking. Alasan mengembangkan bebek jenis ini adalah ukurannya yang cukup besar jika dibandingkan dengan bebek lokal, namun jumlah pakan yang dibutuhkan tidak begitu banyak jika dibandingkan dengan pakan untuk bebek peking. Harga bibit bebek hibrida berumur kurang lebih 1 minggu sekitar Rp 6.500,00 per ekor. Sedangkan harga jual per ekor bebek berumur 7-8 minggu sekitar Rp 25.000,00.

(13)
(14)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah ditulis, maka penulis mendapatkan kesimpulan yang disimpulkan secara rinci.

1. Usaha budidaya bebek petelur sangat menggiurkan disamping pemeliharaannya yang tidak terlalu rumit juga membuahkan hasil yang besar.

2. Kunci sukses usaha budidaya bebek petelur yakni:

a). Upayakan pembuatan kandang sesuai standar dengan biaya yang serendah mungkin.

b). Lakukan pembelian bibit bebek berkualitas baik yang berharga rendah dengan membandingkan dari beberapa pembibit

c). Lakukan pemeliharaan yang baik dengan memberi perhatian penuh pada bebek sehingga dapat menekan angka kematian dan meningkatkan produksi telur. d). Lakukan pembelian bahan pakan bermutu baik dengan harga rendah melalui

beberapa penyedia pakan.

e). Lakukan pemasaran produk secara langsung ke konsumen atau cari beberapa tengkulak yang dapat ditawar dengan harga tinggi dan sebaiknya ciptakan persaingan antartengkulak/pembeli.

3. Bebek petelur jarang mengalami penyakit apapun itu disebabkan karena bebek petelur mempunyai daya tahan tubuh yang baik.

4. Bebek petelur akan menghasilkan hasil yang memuaskan saat pemeliharaannya di jaga dengan baik dan penempatan kandang lebih baik berada agak jauh (sepi) dari keramaian orang.

3.2 Saran

Upaya penelitian dan pengembangan seperti ini ke depan harus terus dilakukan, mengingat bebek-bebek lokal asli Indonesia mempunyai keanekaragaman genetik dan dapat dimanfaatkan untuk pembentukan bebek secara langsung dapat meningkatkan efisiensi usaha, kesejahteraan peternak, dan pemenuhan gizi masyarakat.

(15)

Prasetio, Bambang. 2010. 16 Peluang Usaha Top Bidang Peternakan Panduan Sukses MenjadiPeternak Unggulan. Yogyakarta: Lily Publisher.

Supriyadi. 2011. Beternak Itik Hibrida Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Terjun Langsung di desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. pada: 16 dan 20 Januari 2015.

(16)

Bapak Eko Pujianto

(17)

Anakan bebek umur 1 minggu

(18)

Bebek umur 7 minggu

(19)

Tempat makan bebek

(20)

Pakan Campuran

Referensi

Dokumen terkait