• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Kecil Menengah UD. Rezeki Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Kecil Menengah UD. Rezeki Baru"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Inovasi

Keberlangsungan hidup dari perusahaan bergantung pada seberapa cepat dan tanggap perusahaan tersebut menghadapi kedinamisan yang ada. Seperti contohnya, perusahaan manufaktur yang dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi-strategi bersaing yang efektif dengan melakukan perbaikan, baik dari sisi pengembangan produk maupun dari sisi proses secara berlanjut.

Teknologi dan inovasi sudah dikenal sebagai faktor penting dalam meningkatkan keuntungan, positioning, dan kinerja bagi perusahaan dalam menghadapi kedinamisan pasar. Dengan melakukan inovasi, perusahaan bereaksi terhdap perubahan pasar yang dinamis dan untuk menciptakan atau mempertahankan daya saingnya. Dapat dikatakan bahwa “Innovation is an almost

obligatory survival stretegy” Menurut Drucker (1999) dalam Wawan Dewanto

(2)

meningkatkan kemampuan kreatif dari para karyawan perusahaan atau anggota organisasi

Inovasi menurut Schumpeter (1934) dalam Wawan Dewandto dkk (2014:3) adalah sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting (critical driving force) dalam pertumbuhan ekonomi. Konsep inovasi Schumpeter melibatkan inovasi produk,inovasi proses, inovasi pasar,penggunaan bahan baku dan mendapatkan bahan baku tersebut dengan cara dan inovasi pada organisasi.

Menurut Kotler dalam dalam Moh Alifuddin & Mashur Razak (2015:121) mendefiniskan inovasi sebagai sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama eksis tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya. Lebih lanjut menurut kotler dalam dalam Moh Alifuddin & Mashur Razak (2015: 121) perusahaan dapat melakukan inovasi berupa:

1. Inovasi Produk (barang, jasa dan ide)

2. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan, pemasaran)

2.1.1 Unsur-unsur Inovasi

Schumpeter (1949) menyebutkan bahwa inovasi terdiri dari lima unsur yaitu:

1. memperkenalkan produk baru atau perubahan kualitatif pada produk yang sudah ada,

(3)

4. Mengembangkan sumber pasokan baru pada bahan baku atau masukan lainnya,

5. perubahan pada organisasi industri

2.1.2 Tipe dan Karakteristik Inovasi

Martin Radenakers (2005) membagi inovasi ke dalam beberapa tipe yang mempunyai karakteristik masing-masing seperti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Tipe dan Karakteriktik Inovasi

No Tipe Inovasi Karakteristik

1 Inovasi Produk Produk, jasa, atau kombinasi keduanya yang baru

2 Inovasi Proses Metode baru dalam menjalankan kegiatan bernilai tambah (misalnya distribusi atau produksi) yang lebih baik atau lebih murah) 3 Inovasi

Organisasional

Metode baru dalam mengelola, mengkoordinasi, dan mengawasi pegawai, kegiatan, dan tanggung jawab

4 Inovasi Bisnis Kombinasi produk, proses, dan sistem

organisasional yang baru (dikenal juga sebagai model bisnis)

(4)

2.1.3. Sumber- Sumber Inovasi

Membicarakan inovasi dalam wirausaha tentu tidak terlepas dari sumber-sumber inovasi itu sendiri. Menurut Drucker dalam Moh Alifuddin & Mashur Razak (2015:124) membagi sumber inovasi menjadi tujuh jenis yakni :

1. Hal yang tidak diperkirakan (the unexpected), yakni sukses yang tidak diperkirakan atau kegagalan yang tidak diperkirakan.

2. Keganjilan/Ketidaksesuaian (the incongruity) ada perbedaan antara realitas yang sebenarnya dengan kenyataan yang di rumuskan,

3. Proses Kebutuhan (Process need)

4. Perubahan struktur pasar dan struktur industri

5. Demografi, yakni perubahan dalam besaran populasi, struktur usia, komposisi tenaga kerja, tingkat pendidikan.

6. Perubahan persepsi, suasana hati. 7. Pengetahuan baru, ilmiah atau tidak

2.2 Pengertian Produk

Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.

(5)

garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan

membeli produk tersebut.

Menurut Danang Sunyoto ( 2014: 30 ) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar untuk memuaskan kebutuhan. Kategori tersebut meliputi objek-objek fisik, jasa orang, tempat, organisasi dan ide-ide. Istilah lain untuk suatu produk adalah penawaran, nilai kemasan atau rangkaian keuntungan.

2.2.1 Proses Perencanaan Strategi Produk

Proses perencanaa strategi produk meliputi beberapa langkah (Fandy Tjiptono (1997) dalam Danang Sunyoto (2015 : 86-87) sebagai berikut :

1. Analisis situasi

Analisis situasi dilakukan terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain, apakah perusahaan dapat memanfaatkan yang dimiliki, seberapa besar permintaan terhadap produk tertentu, dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan tersebut.

2. Penentuan tujuan produk

(6)

3. Penentuan sasaran pasar/produk

Perusahaan dapat berusaha melayani pasar secara keseluruhan ataupun melakukan segmentasi. Dengan demikian alternatif yang dapat dipilih adalah produk standar, customizes product, maupun produk standar modifikasi.

4. Penentuan anggaran

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penyusunan anggaran. Anggaran ini dapat bermanfaat sebagai alat perencanaan, koordinasi, sekaligus pengendalian.

5. Penentuan strategi produk’

Dalam tahap ini alternatif-alternatif strategi produk dianlisis dan dinilai keunggulan dan kelemahannya, kemudian dipilih yang paling baik dan layak untuk kemudian diterapkan.

6. Evaluasi pelaksanaan strategi

Aktivitas yang terakhir adalah evaluasi atau penilaian terhadap pelaksanaan yang telah disusun.

2.2.2 Pengembangan produk

Pengembangan produk (product development) disebut juga merchandising adalah kegiatan-kegiatan pembuat barag (manufactuterer) dan perantara (middlemen) yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan untuk dijual atas permintaan pembeli. Termasuk didalam pengembangan produk adalah penentuan kualitas, ukuran, bentuk, daya tarik,

(7)

perencanaan produk harus menjamin (Suhardi Sigit (1992) dalam Danang Sunyoto (2015 :96) :

1. Kualitas barangnya baik 2. Desain barangnya baik

3. Barang baru dapat ditambahkan jika diperlukan 4. Kegunaan-kegunaan baru selalu diusahan 5. Bungkusnya sesuai

6. Barangnya diberi cap yang pantas.

Penanganan yang cermat terhadap pengembangan produk dan perencanaan produk itu disebabkan oleh adanya tiga faktor yang selalu berubah, yaitu:

1. Jumlah pembeli potensial

2. Kebutuhan dan preferensi para pembeli 3. Daya beli para pembeli

2.3 Inovasi Produk

Inovasi produk menurut Wawan Dewanto dkk (2014) merupakan hasil dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang sudah ada maupun belum. Dari produk lama yang telah mencapai titik jenuh dipasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut. Penggantian ini dapat berupa produk pengganti yang secara total baru atau dengan perkembangan produk lama yang lebih modern dan up to date, sehingga dapat terus meningkatkn keinginan konsumen dalam keputusan pembelian produk tersebut.

(8)

dapat terlaksana dengan memahami praktik apa yang terbaik yang harus diadopsi untuk proses pengembangan produk, dan kemudian mengadopsi praktik-praktik ini untuk mengulangi kesuksesan dan proses maturity dari perusahaan-perusahaan yang memiliki peforma terbaik menurut Paul dkk( 1993). Semua perusahaan harus memperbaharui produk dan layanan mereka untuk bertahan hidup. Menurut Peter Drucker dalam Wawan Dewanto dkk (2014), sebuah perusahaan yang kompetitif memiliki dua tujuan penting : (1) menciptakan nilai pelanggan “customer value

(atau pemasaran), dan (2) Inovasi. Inovasi produk dapat berasal dari keinginan konsumen akan suatu produk yang memenuhi kebutuhannya (market pull) atau juga bisa melalui suatu teknologi yang menciptakan atau mengembangkan produk baru yang kemudian diperkenalkan ke pasar (technology push).

Inovasi produk menjadi tanggung jawab seluruh bagian dalam bisnis. Baik departemen pemasaran, operasioanl, keuangan, akuntansi, pembelian, semua merupakan bagian integral dari suatu organisasi untuk mengembangkan produk secara efektif dan efisien menurut Holzman dalam Wawan Dewanto dkk (2014). Seluruh departmen ini memiliki peran dalam perwujudan suatu produk baru. Ide-ide baru dapat tercipta terutama dari kebutuhan konsumen yang tersampaikan kepada salah satu karyawan dalam perusahaan yang dapat mengembangkannya menjadi suatu nilai tambah akan produk lama atau menjadi produk pengganti yang lebih diharapkan konsumen.

(9)

kegagalan, namun seorang wirausahawan sejati diajarkan untuk melihat semua ini sebagai bagian dari proses.

Penyaringan ide diperlukan dan wajar jika ada beberapa ide yang ditolak dengan alasan tidak bisa diterapka. Artinya konsep inovasi memilih yang terbaik dari berbagai ide tersebut. Sifat selektif memang diperlukan apalagi jika menyangkut dengan pemilihan bentuk bisnis, tentunya itu nanti akan diikuti dengan implikasi dari bisnis yang dipilih tersebut seperti untng dan rugi(menurut Irham Fahmi 2013: 83)

2.3.1 Market Pull dan Technology Push

Setiap dorongan inovasi dapat datang melalui dua hal yang berbeda menurut Boehme dan Bullinger dalam Wawan Dhewanto (2014) :

1. Market Pull/Demand Pull

Inovasi yang datang melalui sumber ini dimulai dari ketidakpuasan

customer ini (sebuah produk untuk kebutuhan tertentu). Dorongan ini datang dari seseorang atau sekelompok orang yang mau mengekspresikan kebutuhan pasar menjadi produk nyata yang dapat digunakan oleh banyak orang yang membutukannya.

2. Technology Push

(10)

Menurut Walsh, dkk dalam Wawan Dhewanto (2014) mengkarakteristikkan technology push sebagai hasil produk yang kreatif atau desdruktif di pasaran, sedangkan market pull sebagai produk pengganti atau penambah.

Penting sekali menemukan ide-ide yang berpotensi untuk sukses. Namun, banyak perusahaan tidak mengambil tindakan untuk memastikan bahwa setiap sumber ide-ide tersebut dapat digunakan dan dikembangkan. Peusahaan sering memperoleh informasi tentang kebutuhan customer, informasi inilah yang sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber ide-ide baru untuk menciptakan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada di pasar. Penelitian yang dilakukan Mgnusson dkk. Dalam Wawan Dhewanto (2014) menunjukkan bahwa pelanggan menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif dibandingkan dengan para teknisi yang bekerja dalam perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, mengumpulkan saran-saran konsumen sangatlah penting untuk menjadikannya sebagai bahan pertimbangan pengembangan produk baru yang lebih sukses di pasaran karena sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Perubahan paradigma customer dari peserta pasif menjadi kontributor aktif dalam inovasi sebuah produk telah disarankan untuk waktu yang lama. Kreasi dari

(11)

Pelanggan memiliki pengetahuan yang unik tentang bagaimana mereka menggunakan produk dalam rumahnya.

2.3.2 Peran Pemasaran (Marketing) dalam Inovasi Produk

Marketing memiliki peran yang penting dalam keberhasilan dari hasil inovasi produk yang telah diciptakan. Tanpa pemasaran yang baik, inovasi produk yang telah dikembangkan akan menjadi usaha yang sia- sia, bahkan merugikan bagi perusahaan untuk biaya yang telah dikeluarkan dalam pengembangan sebuah produk. Meskipun dikatakan biaya pemasaran umumnya jauh lebih besar dari biaya pengembangan produk itu sendiri, namun keberhasilan yang diraih jika produk baru tersebut sukses dipasarkan akan mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dari awal pengembangan produk higga komersialisasi.

(12)

2.3.3 Peluncuran Produk Baru dan Performa

Produk baru yang sukses sangat penting bagi banyak perusahaan karena produk inovasi penting dalam membantu perusahaan unuk beradaptasi dengan perubahaan di pasar, teknologi, dan persaingan.

Strategi peluncuran untuk produk baru untuk produk baru, menurut Hultink dan Schoorsman dalam Wawan Dhewanto, dkk (2014:79) adalah “Keputusan penting” yang dibuat oleh manajer pemasaran. Dalam industri dengan

teknologi tinggi, menjadi yang pertama untuk meluncurkan produk baru dapat membawa manfaat yang signifikan, seperti pangsa pasar yang lebih besar dan harga premium. Sebaliknya keterlambatan pengenalan produk barudapat menyebabkan hilangnya pangsa pasar atau bahkan lebih parah lagi kehilangan penjualannya (Lost-sales) menurut Rosas-Vega dan Vokuka dalam Wawan Dhewanto, dkk (2014:79).

Menurut De Bruyne, dkk dalam Wawan Dhewanto, dkk (2014:80) menemukan bahwa semakin besar jumlah sumber daya pemasaran sebuah perusahaan diinvestasikan dalam pengembangan dan peluncuran produk baru, semakin tinggi pua probabilitas keberhasilanny.pengujian pasar yang efektif dan penelitian sangat penting dalam memunculkan informasi mengenai pelanggan dan efektivitas upaya pemasaran pada saat peluncuran produk baru tersebut.

2.3.4 Indikator Inovasi Produk

(13)

Gatignon dan Xuereb (1997, p. 71) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik inovasi yaitu keunggulan produk, biaya produk dan kredibilitas produk. Produk inovasi dapat gagal hanya karena alasan tidak menawarkan desain yang unik atau salah perkiraan akan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Inovasi produk seharusnya mampu memberikan nilai tambah dibanding produk sejenis (keunggulan produk) sehingga dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan dibandingkan pesaingnya. Lukas dan Ferrell (2000, p.240) menjelaskan adanya beberapa indikator dari inovasi produk, yaitu:

1. Perluasan lini (line extensions) yaitu produk yang dihasilkan perusahaan tidaklah benar-benar baru tetapi relatif baru untuk sebuah pasar.

2. Produk baru (me too – product) yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi tidak baru bagi pasar.

3. Produk benar – benar baru (new – to – the – world - product) adalah produk yang termasuk baru baik bagi perusahaan maupun pasar.

2.4 Keunggulan Bersaing

(14)

dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan menciptakan dasar untuk diferensiasi.

Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing yaitu keunggulan biaya dan diferensiasi.

1. Keunggulan Biaya

Keunggulan biaya merupakan inti dari setiap strategi bersaing. Untuk mencapai keunggulan biaya, sebuah perusahaan harus bersiap menjadi produsen berbiaya rendah dalam industrinya. Perusahaan harus memiliki cakupan yang luas dan melayani banyak segmen, bahkan beroperasi dalam industri yang terkait. Sumber keunggulan biaya bervariasi dan tergantung kepada struktur industri. Sumber tersebut mungkin mencakup : pengejaran skala ekonomi, teknlogi milik sendiri, akses ke bahan mentah dan lain-lain. Bila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan biaya, maka akan menjadi perusahaan dengan kinerja rata dalam industri asal dapat menguasai harga pada atau dekat, rata-rata industri.

2. Diferensiasi

Perusahaan harus menjadi unik dalam industrinya yang secara umum dihargai oleh pembeli, sehingga perusahaan dihargai karena keunikannya. Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk tiap industri dan pada umumnya dapat didasarkan kepada produk, sistem penyerahan,pendekatan pemasaran dan lain-lain.

(15)

mengembangkan kompetensi inti. Menciptakan nilai pada poin tertentu dengan menggunakan kompetensi inti dan menciptakan nilai sepanjang rantai nilai dengan menggabungkannya dengan proses yang efektif akan menghasilkan nilai total nilai yang luar biasa.

2.4.1 Mempertahankan Keunggulan

Menurut Crown Dirganto (2002:19) beberapa cara mempertahankan keunggulan yang bisa diidentifikasi antara lain:

1. Keunggulan Operasional

Keunggulan ini mengacu kepada strategi generik yang berdasarkan kepada strategi harga dan biaya terendah dengan penekanan kepada efisiensi. Bila perusahaan bekerja secara efisien dan kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya total untuk produk sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalam industrinya, maka kemungkinan terbesar bisa menetapkan harga produk yang terendah pula dalam industri. Efisiensi berarti pula bahwa pelanggan akan mendapatkan produk dengan biaya kepemilikan terendah serta waktu yang tersingkat. Disamping itu dapat diminimumkan pada waktu,biaya dan kerepotan yang harus ditanggung oleh pelanggan untuk perbaikan setelah menerima atau membeli produk atau yang sering kita kenal berada dalam masa purna jual (after sales service)

2. Keunggulan Produk dan Teknologi

(16)

dengan dilema besarnya biaya yang harus mereka keluarkan untuk penelitian dan pengembangan, akan tetapi mereka juga tidak menutup kemungkinan memperoleh keuntungan yang menggiurkan dari kepemimpinan produk yang akan mereka dapatkan. Agar dapat menjadi pemimpin produk, perusahaan harus menunjukkan bahwa mereka dapat menciptakan arus yang konsisten dari produk-produk yang menonjol yang akan mampu membuat para pelanggan akan terus menanti dengan penuh harap produk-produk baru yang akan diluncurkan.

Hal lain yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang menjadi pemimpin produk adalah perusahaan tidak boleh terlalu terlena dengan terus menerus melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar. Pekerjaan lain yang tidak kalah beratnya adalah bagaimana membuat pasar siap menerima produk-produk yang sebelumnya tidak pernah ada.

Teknologi memiliki peran sangat penting dalam proses pengembangan atau inovasi produk. Dengan teknologi, maka banyak hal atau kemungkinan-kemungkinan yang tadinya hanya dalam angan-angan saja kemudian menjadi sebuah kenyataan. Pemanfaatan teknologi dalam proses inovasi produk sudah sedemikian meluasnya, sehingga yang banyak terjadi adalah teknologi menjadi penggerak utama dalam penemuan produk baru.

3. Kedekatan Dengan Pelanggan.

(17)

tersebut. Refleks atau keotomatisan respons seperti ituah yang diinginkan oleh perusahaan dan bukan hal yang terlalu mudah untuk merealisasikan itu semua.

2.4.2 Strategi Terhadap Pembeli

Kebanyakan industri menjual produk atau jasa mereka tidak hanya kepada seorang pembeli, melainkan kepada sejumlah pembeli yang berlain-lainan. Kekuatan tawar-menawar (bargaining power) kelompok pembeli ini, bila ditinjau sebagai satu kumpulan, merupakan salah satu kekuatan persaingan kunci yang menentukan kemampulabaan potensi suatu industri.

Sebagai akibat dari heterogenitas ini, seleksi pembeli yaitu pemilihan pembeli target merupakan variabel strategis yang penting. Secara umum, perusahaan hendaknya menjual kepada para pembeli yang kemungkinannya paling menguntungkan, sejauh masih terdapat pilihan. Seleksi pembeli dapat sangat memperngaruhi pertumbuhan perusahaan dan memperkecil kekuatan pembeli yang tidak menentu. Seleksi pembeli dengan memusatkan perhatian pada pertimbngan struktural merupakan variabel strategis yang sangat penting dalam tingkat industri yang telah mapan dan dalam industri dimana rintangan-rintangan yang ditimbulkan oleh diferensiasi produk atau inovasi teknologis sangat sulit diatasi.

(18)

potensi pertumbuhan pembeli, semakin besar kemungkinan permintaan produk akan terus meningkat.

2.4.3 Dimensi Strategi Bersaing

Menurut Michael Porter dan Agus Maulana (1995:113) Strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda-beda dalam berbagai macam cara. Tetapi dimensi-dimensi strategis dibawah ini umumnya meliputi perbedaan-perbedaan yang mungkin ada diantara pilihan strategis suatu perusahaan dalam suatu industri tertentu:

1. Spesialisasi

Derajat pemfokusakan upaya dalam bentuk keluasan lini produknya, segmen pelanggan sasaran dan pasar geografis yang dilayani

2. Identifikasi Merek

Tingkat identifikasi merek dan bukan persaingan yang didasarkan terutama pada harga atau variabel lain. Identifikasi merek dapat dicapai melalui periklanan, tenaga penjualan atau bermacam alat lainnya.

3. Saluran Distribusi

Tingkat upaya dalam mengembangkan identifikasi merek secara langsung dengan konsumen terakhir versus dukungan saluran distribusi dalam menjual produknya.

4. Mutu Produk

(19)

5. Kepeloporan Teknologis

Derajat pengupayaan untuk mencapai kepeloporan teknologis versus mengikuti atau meniru. Penting diperhatikan bahwa suatu perusahaan mungkin dapat menjadi pelopor teknologis walaupun dengan sengaja tidak memproduksi produk dengan mutu tertinggi dipasar.

6. Integrasi Vertikal

Peningkatan nilai tambah sebagaimana tercermin dalam integrasi maju dan balik yang diterapkan, termasuk apakah perusahaan mempunyai distribusi yang kaptif, diluar atau dimiliki pengecer, jaringan pelayanan langsung dan sebagainya.

7. Posisi Biaya

Tingkat pengupayaan untuk memperoleh posisi biaya rendah dalam pabrik dan distribusi melalui investasi dalam fasilitas dan peralatan yang memperkecil biaya.

8. Pelayanan

Derajat pemberian pelayanan sampingan dengan lini produknya, seperti bantuan teknis, jaringan pelayanan langsung, kredit dan seterusnya.

9. Kebijaksanaan Harga

Posisi harga relatifnya dalam pasar, posisi harga mutu produk, sedangkan harga adalah variabel strategis yang menonjol sehingga harus dibahas secara tersendiri.

10. Daya Kekuatan

(20)

11. Hubungan dengan perusahaan induk

Persayaratan mengenai perilaku unit yang didasarkan pada hubungan antara unit dan perusahaan induk.

12. Hubungan dengan pemerintah sendiri dan asing

Dalam lingkungan industri internasional, hubungan yang telah dikembangkan oleh perusahaan atau yang diharuskan oleh pemerintahnya sendiri maupun pemerintah asing diluar negeri ditempat operasinya.

2.4.4 Indikator Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai unggul dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimilikinya (Groge dan Vickery, 1994, p. 669-670). Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah :

1. Keunikan produk adalah keunikan produk perusahaan sehingga membedakannya dari produk pesaing atau produk umum di pasaran. 2. Kualitas produk adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh

perusahaan

(21)

2.5 Penelitian Terdahulu

Salah satu faktor yang mendukung penelitian ini adalah penelitian-penelitian sebelumnya dengan tema pembahasan yang sama. Diantaranya adalah :

1. Nur Munifah (Universitas Muhammadiyah Purworejo)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry di Kalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dimana variabel Inovasi Produk (X1) Harga Produk (X2) Keputusan Pembelian (Y). Inovasi produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian terutama pada variabel keunggulan relatif. Harga produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

2. Ahmad Vian Abdul Fatah ( Unikom Bandung)

Judul Penelitian ini adalah Pengaruh Inovasi Produk dan Orientasi Pasar Terhadap keunggulan bersaing. Dimana variabel dalam penelitian ini adalah Inovasi Produk (X1) Orientasi Pasar (X2) Keunggulan Bersaing (Y). Inovasi produk UKM Batik Deden Tasikmalaya. Hasil Penelitian skor tertinggi terdapat pada indikator perluasan lini dan skor terendah terdapat pada indikator produk benar-benar Orientasi Pasar UKM Skor tertinggi terdapat pada indikator orientasi penjualan dan skor terendah terdapat pada indikator orientasi produksi.

3. Ernani Hadiyati (Universitas Universitas Gajayana Malang)

(22)

Berdasarkan analisis yang dilakukan, kreatifitas dan inovasi berpengaruh secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kewira-usahaan.

4. Rangga Dismawan (Universitas Komputer Indonesia)

Pengaruh Kreativitas Produk dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Kue Soes. Dimana Variabel penelitian ini adalah Kreativitas Produk (X1) Inovasi Produk (X2) Keunggulan Bersaing (Y). Hasil Penelitian ini adalah . produk kue soes pada toko kue Soes Merdeka sudah memiliki kreativitas yang tinggi dan transformasi produk memiliki skor tertinggi dan produk kue soes pada toko kue Soes Merdeka sudah memiliki inovasi yang tinggi . Skor yang tertinggi ada pada pada indikator sinetesis produk .

5. Dina Uliana (Universitas Indonesia)

Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Purchase Intention. Variabel dalam penelitian ini adalah Inovasi Produk (X1) dan Purchase Intention (Y). Hasil Penelitian ini adalah Dari ketiga dimensi Inovasi Produk (Innovation Attribust, Adoption Risk dan Behavior Change) hanya Innovation Attributs

Gambar

Tabel 2.1 Tipe dan Karakteriktik Inovasi

Referensi

Dokumen terkait

Masa depan usaha kecil menengah batik Surakarta akan sangat ditentukan dengan pendekatan branding, peningkatan terhadap kualitas dan melakukan berbagai inovasi produk sebagai

Membangun perspektif ini, dapat didefinisikan inovasi sebagai penerapan ide-ide yang baru untuk perusahaan, untuk menciptakan nilai tambah baik secara langsung

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek dalam penelitian adalah hubungan manajemen mutu terhadap inovasi produk dan inovasi proses serta pengaruh inovasi produk dan

Knowledge donating berpengaruh signifikan pada kapabilitas inovasi (Fen Lin, 2007) dan Knowledge donating berpengaruh signifikan pada innovation capability

Knowledge donating berpengaruh signifikan pada kapabilitas inovasi (Fen Lin, 2007) dan Knowledge donating berpengaruh signifikan pada innovation capability

Inovasi produk terutama varian menu yang ditawarkan dan lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen selain itu dapat dilihat dari indikator pada variabel keunggulan

Salah satu bentuk sosialisasi adalah pengadaan pelatihan dan pendampingan yang ditujukan untuk masyarakat umum terutama UMKM untuk memberikan wawasan baru mengenai ijin edar Pangan

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, a Jaringan usaha mempunyai pengaruh yang positif