Alasan Mengapa Mengandalkan Trafik dari Google Saja Adalah
Mimpi Buruk
syamsulalam.net
/mengapa-mengandalkan-traf ik-google-adalah-mimpi-buruk/
Mendapatkan trafik dari Google itu menyenangkan. Saya pernah merasakannya, ada rasa puas tersendiri jika bisa meletakkan artikel yang kita tulis di halaman pertama Google, apalagi kalau bisa ranking tiga besar.
Jangan salah juga, Google bisa dengan mudah memberikan anda ratusan bahkan ribuan pengunjung per hari. Yang anda perlukan adalah konten yang teroptimasi dengan baik, artikel dengan keyword density 3% – 4%, link back yang banyak, dan lain-lain.
Namun, menurut saya SANGATLAH MUNGKIN untuk membangun bisnis online TANPA trafik dari Google.
Dan bahkan ini merupakan hal yang selalu saya camkan ketika saya membangun site-site milik saya. Saya akan selalu mengusahakan agar situs yang saya buat tidak terlalu bergantung pada Google, saya akan buat agar sebisa mungkin sumber trafik yang saya peroleh terpecah dari beberapa sumber.
Apakah Sumber Trafik Hanya dari Google Berbahaya?
Jawaban saya adalah IYA.
Anda pasti juga mengerti dengan perubahan algoritme yang rutin Google lakukan akhir-akhir ini. Saya tidak terlalu up to date dengan informasi tentang search engine, tapi saya cukup mengerti bahwa Panda dan Pinguin update membawa kabar buruk bagi banyak site spam yang dibuat hanya untuk tujuan tunggal — meletakkan Google Adsense.
Hal yang paling saya benci dari terlalu mengandalkan sumber trafik hanya dari Google adalah… karena Google bisa sangat tidak bisa diperkirakan (unpredictable).
Hari ini mungkin anda memiliki ranking tinggi untuk keyword tertentu, namun anda tak pernah tahu kapan halaman anda akan tertendang ke halaman 50 Google.
Dan jika itu terjadi, dan jika anda menggantungkan 90% trafik anda dari Google, maka bersiap-siaplah mendapati 0 pengunjung di hit counter anda. Dengan kata lain, siap-siaplah bangkrut…
Pemilik bisnis yang pintar mengerti bahwa menggantungkan usaha kita hanya pada satu sumber adalah saran yang buruk. Lebih buruk lagi jika kita menggantungkan bisnis kita pada sebuah perusahaan lain — yakni Google.
Anda pasti mengerti bahwa…
Anda tidak ingin memiliki situs yang terlalu bergantung pada Google. Anda tidak ingin menjadi webmaster yang menggantungkan jumlah pengunjungnya dengan cara mempermainkan search results Google, blackhat, membeli links, dan lain-lain.
Itu bukanlah jenis bisnis yang berkelanjutan. Yang diperlukan untuk menutup bisnis anda adalah perubahan algoritma terbaru, dan anda akan keluar dari bisnis anda.
Dan bahkan meski situs anda tidak terpengaruh oleh Google algoritme update yang sekarang, bisa jadi itu hanya masalah waktu…
Selama Google masih menjalankan bisnisnya di bidangnya (mesin pencari), Google akan terus berupaya untuk menjadikan mesin pencarinya sebagai mesin pencari terbaik yang menampilkan hasil yang paling relevan bagi pencarinya. Yang artinya lebih banyak Google algorythm update untuk menjaring situs anda yang terlalu bergantung pada Google.
Solusi dari Ketergantungan Terhadap Google
Solusi dari semua ini sebenarnya simpel, mulailah berpikir seakan-akan GOOGLE TIDAK PERNAH ADA.
meletakkan email subscription form di blog anda agar anda dapat memperoleh email yang bisa anda follow up, dan banyak lagi.
Semakin kreatif anda, maka anda tak akan berhenti di situ, anda akan memberanikan diri untuk menulis guest post di blog sahabat-sahabat anda yang lebih sukses dibandingkan blog anda. Anda tak akan ragu menukarkan iklan dengan jasa yang mungkin anda miliki, anda akan menulis testimonial, anda akan menulis komentar berguna yang bertujuan untuk membuat pembacanya terkesan dan mampir ke blog anda — alih-alih nyepam kotak komentar untuk backlink…
…dan pada akhirnya, segala upaya anda yang anda keluarkan karena anda berpikir bahwa ‘Google tidak ada’, justru akan membuat Google lebih sayang pada blog anda dan memberikan anda trafik — lebih banyak dari yang awalnya anda kira.
Jadi, apakah anda sudah menggunakan sumber trafik yang lain selain Google? Apa saja sumber trafik lain yang sudah anda gunakan? Bagikan di kotak komentar!
syamsulalam.net http://www.syamsulalam.net/tentang-syamsul-alam/