BAB II
PROFIL KOTA MEDAN DAN DZULMI ELDIN
2.1 SEJARAH KOTA MEDAN
Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan
keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai
melintasi Kota Medan dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu
adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei
Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.31
Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang)
sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa
pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai
tersebut. Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah
pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan
penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun
1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang
spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Pada mulanya yang membuka
perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka
sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–
Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara
Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata
yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli
Klei.
Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima
Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober
s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September.
Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata
4,4 mm/jam.Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba
dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman
penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863
orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi
primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan
menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.
Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama
"Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya
yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh
dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu
merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan
demikian Kampung "Medan Putri" yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat
berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.32
32
R.Thaib. 1959. Lima Puluh Tahun Kotapraja. Medan: Panitia Tahun Kotapraja Medan. hal. 44. Lihat dalam
Semakin lama semakin
banyak orang berdatangan ke kampung ini dan isteri Guru Patimpus yang mendirikan
kampung Medan melahirkan anaknya yang pertama seorang laki-laki dan dinamai si
Kolok. Mata pencarian orang di Kampung Medan yang mereka namai dengan si
Sepuluh dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak lama kemudian lahirlah anak
kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai si Kecik.
Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran
maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca
Alqur’an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama
Islam ke Aceh.Kampung Medan ini merupakan Benteng dan sisanya masih ada
terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antara
dua sungai yakni Sungai Deli dan sungai Babura. Rumah Administrateur terletak
diseberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung
Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut
adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini.
Sekitar tahun 1612 setelah dua dasa warsa berdiri Kampung Medan, Sultan
Iskandar Muda yang berkuasa di Aceh mengirim Panglimanya bernama Gocah
Pahlawan yang bergelar Laksamana Kuda Bintan untuk menjadi pemimpin yang
mewakili kerajaan Aceh di Tanah Deli. Gocah Pahlawan membuka negeri baru di
Sungai Lalang, Percut. Selaku Wali dan Wakil Sultan Aceh serta dengan
memanfaatkan kebesaran imperium Aceh, Gocah Pahlawan berhasil memperluas
wilayah kekuasaannya, sehingga meliputi Kecamatan Percut Sei Tuan dan
dan tahun 1632 Gocah Pahlawan kawin dengan putri Datuk Sunggal. Setelah terjadi
perkawinan ini raja-raja di Kampung Medan menyerah pada Gocah Pahlawan.
Gocah Pahlawan wafat pada tahun 1653 dan digantikan oleh puteranya
Tuangku Panglima Perunggit, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaan
Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669, dengan ibukotanya di
Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan. Jhon Anderson seorang Inggris melakukan
kunjungan ke Kampung Medan tahun 1823 dan mencatat dalam bukunya Mission to
the East Coast of Sumatera bahwa penduduk Kampung Medan pada waktu itu masih
berjumlah 200 orang tapi dia hanya melihat penduduk yang berdiam dipertemuan
antara dua sungai tersebut.33
Pesatnya perkembangan Kampung "Medan Putri", juga tidak terlepas dari
perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang
merupakan tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Pada tahun 1863, Sultan
Deli memberikan kepada Nienhuys Van der Falk dan Elliot dari Firma Van Keeuwen
en Mainz & Co, tanah seluas 4.000 bahu (1 bahu = 0,74 ha) secara erfpacht 20 tahun
di Tanjung Sepassi, dekat Labuhan. Contoh tembakau deli. Maret 1864, contoh hasil Anderson menyebutkan dalam bukunya “Mission to the
East Coast of Sumatera“ bahwa sepanjang sungai Deli hingga ke dinding tembok
mesjid Kampung Medan di bangun dengan batu-batu granit berbentuk bujur sangkar.
Batu-batu ini diambil dari sebuah Candi Hindu Kuno di Jawa.
33
John Anderson. 1924. Mission to The East Cost of Sumatra: A Report. London: Blackwood. Lihat juga penjasalan K. J. Pelzer. 1978. Planter and Peasent: ColonialPolicy and the Agrarian Stuggle in East Coast
Sumatera (1863–1847). S’Gravenhage: Martinus Nijhoff. Lihat dalam Lambok W. P. Sitorus. 2016. Aktor dan
panen dikirim ke Rotterdam di Belanda, untuk diuji kualitasnya. Ternyata daun
tembakau tersebut sangat baik dan berkualitas tinggi untuk pembungkus cerutu.
Kemudian di tahun 1866, Jannsen, P.W. Clemen, Cremer dan Nienhuys
mendirikan de Deli Maatscapij di Labuhan. Kemudian melakukan ekspansi
perkebunan baru di daerah Martubung, Sunggal (1869), Sungai Beras dan Klumpang
(1875), sehingga jumlahnya mencapai 22 perusahaan perkebunan pada tahun 1874.
Mengingat kegiatan perdagangan tembakau yang sudah sangat luas dan berkembang,
Nienhuys memindahkan kantor perusahaannya dari Labuhan ke Kampung "Medan
Putri". Dengan demikian "Kampung Medan Putri" menjadi semakin ramai dan
selanjutnya berkembang dengan nama yang lebih dikenal sebagai Kota Medan.34
No
Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di provinsi Sumatera Utara,
kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara
regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering
digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah
daerah.
Tabel 2.1. Daftar Nama Walikota Medan Sepanjang Masa
Nama Walikota Medan Masa Bakti
1 MR. Luat Siregar 3 Oktober 1945 s/d 10 November 1945
3 Djaidin Purba 1 November 1947 s/d 12 Juli 1952
4 A. M. Jalaludin 12 Juli 1952 s/d 1 Desember 1954
5 H. Muda Siregar 6 Desember 1954 s/d 14 Juni 1958
6 Madja Purba 3 Juli 1958 s/d 28 Agustus 1961
7 Basyrah Lubis 28 Februari 1961 s/d 30 Oktober 1964
8 P. R. Telaumbanua 10 Oktober 1964 s/d 28 Agustus 1965
9 Aminurrasyid 28 Agustus 1965 s/d 26 September 1966
10 Drs. Sjoerkani 26 September 1966 s/d 3 Juli 1974
11 A. M. Saleh Arifin 3 Juli 1974 s/d 31 Maret 1980
12 H. A. S. Rangkuti 1 April 1980 s/d 31 Maret 1990
13 H. Bachtiar Djafar 1 April 1990 s/d 31 Maret 2000
14 Drs. Abdillah, Ak, MBA 1 April 2000 s/d 20 Agustus 2008
15 Drs. H. Afifuddin Lubis, M.Si 20 Agustus 2008 s/d 22 Juli 2009
16 Drs. Rahudman Harahap, MM 16 Juli 2010 s/d 15 Mei 2013
17 Drs. H. T. Dzulmi Eldin, M.Si 18Juni 2014 sampai sekarang
2.2 LETAK GEOGRAFIS
Secara geografis Kota Medan terletak pada 3⁰30’-3⁰43’ Lintang Utara dan
98⁰35’-98⁰44’ Bujur Timur.35
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan
Sumber Daya Alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan.
Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya
Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai
kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah yang pada pinggiran
jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai
gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan
domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar atau 265,10
Km2 atau sama dengan 3,6% dari total luas wilayah Provinsi Sumatera
Utara.Topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian
2,5-37,5 meter diatas permukaan laut. Secara administratif, wilayah Kota Medan
hampir secara keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu
sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung
dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat
mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu
daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21
tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha,
meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan
menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal
21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.
Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota
Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri
dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan.36
36 Maghfira Faraidiany. 2015. Politik Identitas Etnis Di Indonesia Suatu Studi Terhadap Politik Identitas Etnis
Berdasarkan luas administrasi yang
sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor
140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan
menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30
September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II
Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992
tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan,
secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan
Kotamadya Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan. Adapun luas
wilayah masing-masing kecamatan dapat dilihat dalam tabel I berikut ini37
No
:
Tabel 2.2. Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan
16. Medan Tmur 7,76 2,93
17. Medan Perjuangan 4,09 1,54
18. Medan Deli 20,84 7,86
19. Medan Labuhan 36,67 13,83
20. Medan Marelan 23,82 8,89
21. Medan Belawan 26,25 9,90
Jumlah 265,10 100
Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan
2.3 DEMOGRAFI PENDUDUK
Demografi Penduduk Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang
meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal
ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka.
Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi
demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan
dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat
kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi
proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan
perubahan sosial ekonominya. Disisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan
yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.
Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis. Sebelum
Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh suku-suku asli,
seperti : Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir dan
berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi penduduk
Medan berubah dengan hadirnya suku suku pendatang, seperti Jawa, Batak Toba,
Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah bercampur baur
dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini dihuni oleh berbagai
macam etnis, seperti: Melayu, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Cina, Angkola,
Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain sebagai. Suku-suku yang ada di Kota Medan
ini hidup secara harmonis dan toleran antara satu suku dengan yang lain.38
Suku bangsa
Tabel 2.3. Perbandingan Suku Bangsa di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000
Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000
Jawa 24,9% 29,41% 33,03%
Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis
agaman etnis di Medan terlihat dari jumlah
Gambar 2.1. Peta Kota Medan
Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama,
suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut.
No Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Keragaman sering juga disebut pluralitas. Kata ini biasa merujuk pada
keragaman agama dan budaya. Pluralitas adalah kondisi objektif dalam suatu
masyarakat yang terdapat di dalamnya sejumlah kelompok saling berbeda, baik strata
ekonomi, ideologi, keimanan, maupun latar belakang etnis. Medan menjadi tujuan
warga dari daerah, baik untuk bekerja mencari nafkah, menetap ataupun sekedar
singgah. Keragaman yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara kemudian terefleksi
dalam wujud wajah Kota Medan. Oleh karena itu, bisa kita bayangkan kompleksnya
kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat heterogen seperti ini. Tidak saja
dibutuhkan saling pengertian dan saling tolerasi dalam kehidupan beragama dan
berbudaya, tetapi juga dibutuhkan pemimpin yang kuat yang didukung oleh
masyarakatnya. Oleh karena itu, akan mustahil bisa melestarikan kestabilan
kehidupan sosial kemasyarakatan dan membawa Kota Medan ini maju dan
berkembang menjadi Kota yang modren.
Tabel 2.5.Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Medan
No Status Pekerjaan Utama Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Berusaha sendiri 85081 66557 151638 2 Berusaha dibantu buruh tidak
tetap/buruh tidak dibayar
27844 16412 44256
3 Berusaha dibantu buruh tetap/ buruh dibayar
27428 7831 35259
4 Buruh/Karyawan/Pegawai 346727 200538 547265 5 Pekerja bebas di pertanian 2608 0 2608 6 Pekerja bebas di non pertanian 32774 20458 53232 7 Pekerja tidak dibayar 10860 30676 41536
Jumlah 533322 342472 875794
Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah
tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak
banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen
kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial
yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural.
Tabel 2.6. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)
Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Medan
Jenjang Pendidikan Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Kasar
Jumlah
SD/MI 88,97 106,02 263160
SMP/MTs 75,96 104,59 118727
SMA/SMK/MA 71,13 95,07 127836
Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas),
meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi,
termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan yang
diterapkan.39Adapun komposisi penduduk Kota Medan berdasarkan jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk, dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini40
.
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Di Kota Medan 2015 Sumber: Data diolah dari BPS Kota Medan
No Kecamatan. Laki-laki Perempuan Jumlah
2.4 Profil Walikota Medan
Dzulmi Eldin atau yang lebih sering disapa Bang Eldin lahir di Medan pada
tanggal 4 Juli 1960 dari pasangan T. Syahrum Amir (Alm) seorang keturunan melayu
yang lahir di Medan dan sang ibu Raidah Lubis (Almh) yang berdarah batak yang
juga lahir di Medan. Dzulmi Eldin adalah Wali Kota Medan yang menjabat sejak 18
Juni 2014. Drs. H. T. Dzulmi Eldin S, M.Si pernah menjabat sebagai Wakil Wali
Kota Medan sejak 26 Juli 2010 hingga 15 Mei 2013 dan Plt. Wali Kota Medan yang
menjabat sejak 15 Mei 2013 hingga 18 Juni 2014. Drs H.T Dzulmi Eldin S Msi,
dilantik menjadi Wali Kota Medan defenitif sisa masa bakti 2010-2015 di Gedung
DPRD Medan pada hari Rabu, 18 Juni 2014. Pelantikan dilakukan oleh Gubernur
Sumatera Utara H Gatot Pujonugroho, ST atas Nama Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia melalui Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Medan
Dzulmi Eldin menyelesaikan pendidikan S2-nya di Universitas Satya Gama
Jakarta Tahun 2003. Adapun Karier walikota Medan Dzulmi Eldin adalah 41
menjadi
Kepala Seksi Dinas pendapatan Deli Serdang (1992) kemudian Camat Kecamatan
Patumbak, Kabupaten Deli Serdang (1993) dan Lubuk Pakam (1997). Eldin juga
pernah menjabat Kepala Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Sumatera Utara kemudian selanjutnya menjadi Kepala Dinas Pendapatan Kota
Medan selanjutnya menjadi Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Medan (2007).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan pernah dijabat oleh eldin dan kemudian
Kota Medan (2010-2013). Kasus korupsi Rahudman yang membuat Walikota
Rahudman menjalani masa tahanan, membuat karir Eldin naik menjadi Plt. Wali Kota
Medan (2013-2014). Oleh karena itu, kedudukan Eldin yang menjabat satu periode,
berkompetisi kembali sebagai Walikota Medan dan menang terhitung semenjak tahun
2015.
2.5. Visi dan Misi Kota Medan42
• Visi Kota Medan adalah "Menjadi Kota Masa Depan yang Multikultural,
Berdaya Saing, Humanis, Sejahtera dan Religius"
Semboyan/Slogan Walikota dan Wakil Walikota Medan : "Medan Rumah
Kita"
• Misi Kota Medan sebagai berikut:
1. Kerjasama
Menumbuhkembangkan stabilitas, kemitraan, partisipasi dan kebersamaan dari
seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota.
2. Kreatifitas dan Inovasi
Meningkatkan efisiensi melalui deregulasi dan debirokratisasi sekaligus
penciptaan iklim investasi yang semakin kondusif termasuk pengembangan
kreatifitas dan inovasi daerah guna meningkatkan kemampuan kompetitif serta
3. Kebhinekaan
Mengembangkan kepribadian masyarakat kota bersarakan etika dan moralitas
keberagaman agama dalam bingkai kebhinekaan.
4. Penanggulangan Kemiskinan
Meningkatkan percepatan dan perluasan program penanggulangan kemiskinan.
5. Multikulturalisme
Menumbuhkembangkan harmonisasi, kerukunan, solidaritas, perstuan dan
kesatuan serta keutuhan sosial, berdasarkan kebudayaan daerah dan identitas lokal
multikulturalisme.
6. Tata Ruang Kota yang Konsisten
Menyelenggarakan tata ruang kota yang konsisten serta didukung oleh
ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota yang semakin modern dan berkelanjutan.
7. Peningkatan Kesempatan Kerja
Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui
peningkatan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat secara merata dan
berkeadilan.
8. Smart City
2.6.Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kota Medan43
2. Pengembangan Daya Saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Perluasan basis usaha dan kesempatan usaha UKMK dengan mendorong
penumbuhan wirausaha baru, melalui peningkatan pengetahuan dan semangat
kewirausahaan. Penguatan kelembagaan UKMK terutama untuk : Memperluas akses
kepada sumber permodalan khususnya perbankan - non perbankan, pemanfaatan
teknologi dan pemasaran serta promosi produk. Memperbaiki lingkungan usaha Misi pertama adalah mewujudkan percepatan pembangunan daerah lingkar
luar, dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha
kecil, menengah dan Koperasi (UKMK) untuk kemajuan dan kemakmuran yang
berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota. Arah kebijakan yang ditetapkan pada
agenda :
1. Percepatan Pembangunan Wilayah Lingkar Luar. Mendorong percepatan
pertumbuhan wilayah strategis / cepat tumbuh di wilayah lingkar luar Mendorong
pengembangan wilayah lingkar luar, melalui pemberdayaan masyarakat dan alokasi
khusus anggaran. Mengembangkan kerjasama lintas batas, baik di bidang sosial
maupun ekonomi. Mengembangkan keterkaitan kegiatan ekonomi antara inti kota
dengan wilayah lingkar luar secara sinergis. Meningkatkan derajat pendidikan
masyarakat yang berdomisili di wilayah lingkar luar. Mendorong proses kreatif,
melalui penyederhanaan prosedur perijinan. Mengembangkan UKMK sehingga
menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan
daya saing; sedangkan pengembangan usaha skala mikro diarahkan guna mendorong
peningkatan pendapatan, pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Pengembangan UKMK melalui keterpaduan program dan fasilitasi Pemerintah
(Kota, Propinsi dan Pusat serta Perguruan Tinggi). Pengembangan UKMK sebagai
penyedia barang dan jasa pada pasar lokal dan domestik khususnya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat banyak. Mendorong berkembangnya UKMK secara efisien,
produktif dan berdaya saing baik di pasar lokal, regional, nasional melalui
pengembangan kerjasama kemitraan antar pelaku UKMK, atau antara UKMK
dengan Usaha Besar, BUMN/D.
3. Peningkatan Penanaman Modal Daerah Mewujudkan citra Good Governance
dalam bidang investasi dan lingkungan bisnis. Memberikan pelayanan yang baik,
mudah, sederhana, cepat dan transparan dalam perizinan investasi. Membangun
sistem informasi dan promosi investasi yang efektif, dan
menyelenggarakannkegiatan-kegiatan promosi berskala luas dalam upaya menarik
minat investor. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama promosi investasi antar
tingkatan pemerintahan, antara Pemerintah dengan Dunia Usaha dan Masyarakat.
Mewujudkan iklim penanaman modal yang kondusif, khususnya melalui peningkatan
penyediaan infrastruktur ekonomi yang meningkatkan efisiensi berusaha bagi
4. Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Penataan kebijakan
pengembangan BUMD. Meningkatkan kualitas manajemen BUMD sehingga
profesional. Menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), yaitu
transparansi, akuntabilitas, profesionalitas pengelolaan BUMD. Mendorong
kegiatan-kegiatan BUMD menjadi lebih layak secara ekonomis, sehingga dapat
beroperasi secara sehat, dan tidak tergantung kepada fasilitasi dan proteksi
Pemerintah Kota. Pendirian BUMD baru yang potensial secara ekonomis.
Mendorong kerjasama BUMD dengan mitra swasta lokal, nasional bahkan luar
negeri termasuk, antar Pemerintah Daerah.
5. Perwujudan Kota Jasa Perdagangan dan Industri Memfasilitasi berkembangnya
pusat-pusat jasa perdagangan, dan industri modern yang bersih, tertib, aman, nyaman
dan indah. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi di sektor jasa perdagangan
dan industri, melalui penciptaan daya saing yang kuat. Mendorong peningkatan
produksi daerah melalui pengembangan produk unggulan, standarisasi kualitas
produk, pengembangan kemitraan antar Pemerintah, swasta dan masyarakat,
meningkatjkan kegiatan perdagangan antar daerah dan ekspor. Mendorong
tumbuhnya investasi di sektor industri, dan jasa perdagangan melalui pengembangan
iklim investasi yang kondusif. Mendorong pengembangan kawasan industri yang
ada, dan atau membangun kawasan industri baru yang bersifat padat teknologi dan
ramah lingkungan. Pengembangan sumber daya jasa perdagangan, dan industri
lokal (local economic) dan peningkatan sistim informasi dan komunikasi jasa
perdagangan, dan industri yang handal dalam menghadapi perdagangan bebas.
Pengembangan sektor industri melalui optimalisasi kawasan industri yang ada
dengan orientasi pengembangan jenis industri yang besifat ramah lingkungan (green
industry) dan industri yang bersifat padat karya dengan tetap mendorong eksistensi
yang kuat dari industri kecil/home industri sebagai penggerak kegiatan ekonomi
lokal. Menumbuh kembangkan pasar-pasar tradisional, sehingga kompetitif dengan
pasar-pasar modern. Mengembangkan kawasan-kawasan industri dan jasa
perdagangan dalam konsep super blok.
6. Pengembangan pertanian perkotaan dan perikanan Serta kelautan peningkatan
produksi pertanian, perikanan dan kelautan serta jaminan ketersediaan pangan.
Penetapan daerah konservasi lahan produktif guna meminimalkan peralihan fungsi
lahan pertanian ke non - pertanian. Pengembangan komoditas pertanian ke
non-pertanian. Pengembangan pertanian organik (organic farming), dan teknologi
pertanian pada lahan perkarangan. Pengembangan diversifikasi produksi, konsumsi
pangan. Penerapan standar kualitas dan keamanan pangan. Pembenahan sistem
kesehatan hewan (keswan), dan masyarakat veteriner. Pengembangan agroindustri
pasca panen, pengolahan dan pemasaran komoditi pertanian/ peternakan.
Pengembangan pertanian/peternakan komersial. Penerapan standart kualitas dan
manajemen produk pertanian/peternakan. Peningkatan kompetensi aparatur dan
SDM masyarakat tani/ternak. Pemantapan kelembagaan petani/peternak dan usaha
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang pesisir dan laut. Meningkatkan dukungan
perkuatan permodalan bagi masyarakat pesisir dan pelaku usaha di bidang perikanan
dan kelautan. Meningkatkan produksi perikanan dan kelautan serta komoditi ekspor
hasil perikanan sehingga mendorong kesejahteraan nelayan, pembudidayaan ikan,
dan pengolah hasil perikanan. Pembangunan, rehabilitasi dan pengembangan PPI,
BBI, dan TPI. Meningkatkan retribusi bidang perikanan dan kelautan. Meningkatkan
pemanfaatan dan pengendalian sumber daya perikanan dan kelautan secara efisien,
lestari dan berbasis kerakyatan. Meningkatkan mutu produk perikanan untuk
konsumsi sesuai standart kesehatan. Peningkatan pengawasan penangkapan ikan
secara optimal peningkatan konsumsi ikan perkapita/kg/tahun. Mendorong
pengembangan kawasan sentra ikan hias. Meningkatkan perlindungan dan
pelestarian sumber daya alam.
7. Pemantapan iklim tenaga kerja mempermudah ijin investasi/pendirian perusahaan,
serta peningkatan kepastian hukum. Membangun sistem informasi ketenagakerjaan
yang dibutuhkan para investor dan tenaga kerja, termasuk mengurangi praktek
ekonomi biaya tinggi, dan penyusunan perencanaan tenaga kerja dan kesempatan
kerja yang akurat dan operasional. Mendorong pengembangan kualitas tenaga kerja
dalam rangka peningkatan produktivitas kerja, dan kesempatan kerja. Mendorong
hubungan industrial yang harmonis untuk mewujudkan ketenangan bekerja dan
ketenangan berusaha. Mendorong terjaminnya pemenuhan hak-hak pekerja terutama
penerapan pengupahan dan syarat kerja yang lebih proporsional. Mendorong
peningkatan penyaluran tenaga kerja baik secara regional, sektoral, nasional, dan
internasional melalui program AKAD (Antar Kerja Antar Daerah) dan AKAN (Antar
Kerja Antar Negara).
8. Peningkatan kualitas, perlindungan dan penanggulangan masalah sosial serta
pemberdayaan perempuan peningkatan kualitas pelayanan dan bantuan dasar
kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial. Peningkatan
pemberdayaan fakir miskin, anak jalanan, penyandang cacat, gepeng, dan kelompok
rentan sosial lainnya.` Peningkatan kualitas manajemen dan sumber daya manusia
pelayanan kesejahteraan sosial. Pengembangan dan penyerasian kebijakan untuk
penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan
sosial. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan pengarusutamaan gender sebagai
bagian integral pembangunan kota. Memasukkan dimensi gender dalam seluruh
tahapan dan proses pembangunan kota untuk memberi peluang yang semakin besar
bagi perempuan berperan akif. Mendorong satuan kerja perangkat daerah dan
organisasi masyarakat lainnya agar lebih berpartisipasi dalam peningkatan peran
perempuan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam mewujudkan Kesejahteraan
dan Keadilan Gender (KKG).
9. Peningkatan derajat pendidikan masyarakat peningkatan pemerataan dan akses
masyarakat terhadap pelayanan pendidikan sebagai upaya Pemerintah Kota untuk
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang dapat diperoleh secara adil,
Pemerintah Kota untuk menyediakan sarana prasarana sekolah, alat bantu belajar,
guru yang berkualitas, jaminan terhadap proses pembelajaran yang bermutu, serta
jaminan terhadap lulusan yang berkompetensi. Peningkatan manajemen pendidikan
sebagai upaya Pemerintah Kota untuk menjadikan sekolah otonom, yang mampu
merencanakan dan melaksanakan program pendidikan secara partisipatif, transparan
dan akuntabel.
10. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat peningkatan pemerataan dan akses
seluruh masyarakat/penduduk, terhadap pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan
pelayanan kesehatan rujukan tingkat pertama di ruang rawat kelas III Rumah Sakit
Pemerintah, melalui pembebasan biaya pelayanan kesehatan. Mengintegrasikan
pembangunan kesehatan lingkungan, dengan pembangunan sosial dan ekonomi
dalam rangka peningkatan kesehatan dan mutu hidup masyarakat, termasuk
meningkatkan sosialisasi kesehatan lingkungan serta pola hidup bersih dan sehat.
Peningkatan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesadaran, kemandirian dan membentuk perilaku hidup bersih dan sehat, serta ikut
serta dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan.
Peningkatan, pemantapan kerjasama lintas sektoral dalam rangka mengoptimalkan
pelaksanaan pembangunan kota yang berwawasan kesehatan. Peningkatan mutu
pelayanan kesehatan sesuai SPM bidang kesehatan. Peningkatan akses pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin yang berdomisili di wilayah lingkar luar atau yang
(Health Education) kepada masyarakat sejak usia dini dan mendorong
dicantumkannya pendidikan kesehatan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan
dasar-menengah. Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan
dasar (Primary Health Care). Peningkatan kesejahteraan Tenaga kesehatan melalui
pemberian insentif tertentu untuk menjamin rasa aman dan nyaman di dalam
melaksanakan tugasnya.
11. Pengurangan kemiskinan perkotaan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin
yang mencakup hak atas pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan perumahan.
Percepatan pembangunan wilayah lingkar luar (Border Area) perwujudan keadilan
dan kesetaraan gender.
12. Pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan pemberdayaan masyarakat dalam
rangka mempertahankan, mengembangkan, melestarikan kekayaan budaya lokal
termasuk berkesenian lokal sebagai kebanggaan kota. Mengambangkan pemenuhan
kebutuhan kepariwisataan sebagai daya tarik kota sekaligus sebagai bagian penting
peningkatan perekonomian kota. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan
kuantitas promosi serta penyuluh di bidang kebudayaan dan pariwisata.
Meningkatkan penggalian potensi kebudayaan dan pariwisata lokal. Penyediaan
sarana dan prasarana wisata kota yang handal. Meningkatkan pengelolaan serta
Misi kedua adalah mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi
yang lebih efisien, efektif, kreatif, inovatif, dan responsif. Arah kebijakan yang
ditetapkan pada agenda :
1. Peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan Kota
memperkuat kedudukan Kota, di tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Meningkatkan kualitas dan kompetensi profesional sumber daya perencanaan dan
pengawasan pembangunan kota. Meningkatkan koordinasi perencanaan dan
pengendalian pembangunan kota, baik antar sektor, tingkatan pemerintahan maupun
stakeholders. Mengembangkan berbagai jabatan fungsional seperti : ahli perencanaan
dan auditor profesional secara kelembagaan.
2. Peningkatan kualitas tata ruang kota, dan pelayanan pertanahan penyusunan
rencana Tata Ruang Kota Medan yang lengkap, berkualitas, dan antisipatif.
Pengembangan kegiatan penelitian dan penyusunan rumusan kebijaksanaan penataan
ruang kota dan penataan bangunan. Peningkatan pelayanan, kelembagaan dan
sumber daya manusia pengawasan, pengendalian dan pembinaan rencana tata ruang
kota dan bangunan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta
penataan ruang dan lahan. Peningkatan upaya, kemampuan, partisipasi dan
koordinasi dalam pelaksanaan pembebasan lahan/ganti rugi tanah untuk
pembangunan kota.
serta berbagai program Capacity Building yang relevan. Mengembangkan pola
pembinaan karier berdasarkan merit system, kompetensi dan prestasi kerja.
Membangun budaya birokrasi kota yang lebih kreatif, inovatif, melayani dan
akuntabel melalui peningktan efektifitas manajemen pemerintahan kota.
Mengembangkan manajemen tata pemerintahan kota yang baik (good governance)
yang berorientasi kepada tujuan sehingga mampu mewujudkan pelayanan yang
sederhana, cepat, merata, terukur dan responsif, melalui desentralisasi PNS ke
tingkat pelayanan langsung, mengembangkan sistem kelembagaan yang efektif, dan
penerapan peraturan kepegawaian yang konsisten. Meniadakan politisasi dalam
pengisian jabatan-jabatan karier birokrasi. Meningkatkan kesejahteraan aparatur
melalui reward dan punishment serta insentif lainnya.
4. Peningkatan pelayanan kependudukan, keluarga berencana, pemuda dan olahrga
menata kebijakan persebaran dan mobilitas penduduk secara lebih seimbang, sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan kota, melalui peningkatan
pertumbuhan ekonomi wilayah.
Meningkatkan kualitas administrasi kependudukan, guna mendorong
terakomodasinya hak-hak kependudukan dengan meninggalkan kualitas dokumen,
data, dan informasi penduduk, dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan kota yang berkelanjutan serta pelayanan publik, antara lain melalui
Mewujudkan tertib administrasi kependudukan dan catatan sipil yang cepat,
murah dan transparan, serta mengikuti standart dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Peningkatan Pelayanan KB dengan prioritas kepada keluarga pra sejahtera dan
keluarga sejahtera I (yang dikategorikan sebagai keluarga miskin).
Meningkatkan penyuluhan kepada remaja pra nikah untuk merencanakan persiapan
perkawinan yang mantap, termasuk kepada calon peserta KB pria. Meningkatkan
mutu pelayanan KB dengan memperiotitaskan peningkatan mutu sarana pelayanan
dan mutu tenaga pelayanan KB. Pemerataan pelayanan dengan mengefektifkan
informasi pelayanan hak-hak reproduksi. Peningkatan sistem rujukan secara timbal
balik di semua jaringan pelayanan KB baik Pemerintah maupun swasta dan
organisasi profesi seperti PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia).
Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk, melalui peningkatan kemerataan,
akses dan kualitas pelayanan KB,terutama bagi keluarga miskin dan rentan di
kawasan lingkar luar.Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja, melalui
upaya peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi remaja, penguatan institusi
masyarakat dam Pemerintah, untuk memberikan layanan kesehatan reproduksi dan
layanan kesehatan. Meningkatkan pemberdayaan dan ketahanan keluarga, khususnya
kelompok Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera-I serta peningkatan kualitas
lingkungan keluarga.
penduduk dan pembudayaan Keluarga Kecil Berkualitas. Peningkatan kedudukan,
fungsi dan peranan generasi muda dalam pembangunan kota. Mendorong
kesempatan yang lebih luas kepada pemuda untuk memperoleh pendidikan dan
keterampilan yang dibutuhkan.Meningkatkan pembinaan generasi muda sehingga
terhindar dari bahaya penyalahgunaan napza, minuman keras, penyakit menular serta
penyebaran penyakit HIV/AIDS. Mengembangkan manajemen olah raga dalam
upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olah raga secara
terpadu. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat.Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga,
untuk pembinaan olahraga prestasi. Mendorong peran serta masyarakat dan dunia
usaha dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga. Membina wawasan kebangsaan
dan mempererat rasa persatuan dan kesatuan, diantara generasi muda.
Misi ketiga adalah penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip
keadilan sosial ekonomi, membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan,
serta budaya daerah arah kebijakan yang ditetapkan pada agenda :
1.Pembangunan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana serta Utilitas Kota
a. Bidang perhubungan pengembangan kelembagaan, diarahkan untuk
mengefektifkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan perhubungan,
menyediakan pelayanan dasar dan pengembangan bidang unggulan. Mewujudkan
pelayanan dasar, melalui peningkatan keamanan, ketertiban dan kelancaran arus
mengacu kepada standar pelayanan minimal. Penataan personil diarahkan untuk
menentukan standar kompetensi setiap jabatan, pengembangan pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan berbasis need assesment, menetukan standar minimal
kinerja yang harus dicapai oleh pegawai. Meningkatkan kinerja terminal melalui
penataan sistem perwilayahan terminal, pembangunan terminal baru, peningkatan
kualitas fisik bangunan dan fasilitas penunjang terminal, penataan area/lajur
kedatangan dan keberangkatan angkutan umum, penyediaan fasilitas akses untuk
pertukaran antar dan intra moda angkutan umum. Pengoptimalan kapasitas jalan
melalui pembatasan parkir di badan jalan (on-street parking), khususnya pada lokasi
rawan kemacetan dan side frictio, pengaturan traffic light setting/cycle time yang
disesuaikan dengan besar kedatangan kendaraan, pengurangan titik konflik
persimpanganm dengan adanya fly-over, under pass dan pulau jalan. meningkatkan
fungsi trotoar untuk akses pejalan kaki dan efek gangguan samping (side friction)
jalan yang semakin rendah. Pengembangan dan penataan sistem angkutan massal
kota. Penataan sistem jaringan transportasi dan sarana pendukungnya. Mendorong
percepatan pemindahan bandara Polonia dan Pangkalan TNI AU ke Kuala Namu.
Mendorong pengembangan pelabuhan laut Belawan menjadi pelabuhan laut
internasional (hub-port) untuk mendukung kegiatan perdagangan regional dan
internasional (ekspor dan impor) serta perdagangan antar propinsi (interinsular).
Mendorong optimalisasi kapasitas layanan melalui peningkatan manajemen
dan pemeliharaan jaringan di dalam dan menuju pelabuhan dengan mengedepankan
kerjasama pembiayaan. Mendorong pengembangan kawasan industri
yangvalueadded logistic activity. Mendorong peningkatan peran armada pelayaran
baik untuk angkutan antar pulau maupun ekspor-impor.
Mendorong terpenuhinya standar pelayaran internasional yang dikeluarkan oleh IMO
(Internasional Maritime Organization) maupun IALA, guna meningkatkan
keselamatan pelayaran, baik selama pelayaran maupun pada saat berlabuh dan
bongkar muat di pelabuhan Belawan. Mendorong terpenuhinya standar keamanan
dan keselamatan penerbangan yang dikeluarkan oleh ICAO (International Civil
Aviation Organization), guna meningkatkan keselamatan penerbangan, baik selama
penerbangan maupun di bandara Polonia. Meningkatkan kerjasama pengembangan
pelayanan dan pengelolaan Bandara Polonia. Meningkatkan efesiensi dengan
memperhatikan prioritas keselamatan dan pelayanan. Meningkatkan profesionalisme
SDM melalui pendidikan dan latihan.
Meningkatkan keamanan terhadap gangguan kamtibmas melalui kerjasama dengan
polisi. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terutama dalam keselamatan dan
ketepatan waktu tempuh perjalanan. Perintisan pembangunan jaringan kereta api
Mebidang, baik pengaktifan kembali jaringan yang telah ada, pengembangan
monorail maupun subway, dan bentuk lainnya melalui studi dan penjagaan
investigasi.
b. Bidang perumahan dan permukiman meningkatkan sarana dan prasarana
gang. Meningkatkan kualitas bangunan-bangunan Pemerintah Kota melalui
pemeliharaan terhadap sebanyak 262 unit, dan pembangunan fasilitas pemerintahan
lainnya. Mendorong pembangunan perumahan yang layak huni serta terjangkau bagi
masyarakat miskin dan buruh yang berpenghasilan rendah. Mengembangkan
kerjasama pembangunan perumahan bagi PNS dan Guru. Penetapan pelayanan
umum berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan
membuka kontrol publik terhadap pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi
kerja. Meningkatkan koordinasi, pengawasan dan evaluasi kinerja dengan
memberikan kesempatan kepada masyarakat dan dunia usaha menjadi mitra strategis.
Bekerjasama membangun dan menata lingkungan perumahan kumuh menjadi
lingkungan yang sehat. Membangun partisipasi masyarakat dalam pembangunan
sosial baik sarana maupun prasarana sosial dan mengutamakan tindakan pencegahan
terhadap munculnya gangguan ketertiban dalam kehidupan sosial masyarakat.
c. Bidang pencegah dan pemadam kebakaran peningkatan kemampuan Sumber Daya
Manusia Aparatur Pegawai DP2K Kota Medan melalui pelatihan dan penambahan
pegawai/petugas operasional P2K. Meningkatkan jaminan keamanan maupun
kesejahteraan pegawai, khususnya kepada petugas operasional, melalui peningkatan
dana operasional, asuransi, tunjangan dan insentif. Meningkatkan pendapatan melalui
retribusi. Meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak. Pemberdayaan Kelurahan
dan Kecamatan untuk pencegahan dan penanggulangan bencana. Pengembangan
d. Bidang ertamanan dan pemakaman pembangunan dan pemeliharaan taman-taman
Kota serta ruang terbuka hijau untuk mendukung terwujudnya Kota Medan sebagai
Kota taman. Meningkatkan keindahan Kota melalui pemasangan lampu hias, lampu
penerangan jalan umum sebagai usaha terpadu menciptakan suasana aman dan
nyaman Kota Medan di malam hari, penataan papan reklame dan periklanan yang
profesional. Pemeliharaan kuantitas dan kualitas sarana prasarana kegiatan
masyarakat baik untuk rekreasi maupun kegiatan ekonomi. Meningkatkan jumlah
dan luasan ruang terbuka hijau baik yang berfungsi sebagai taman, lapangan olahraga
maupun pemakaman. Meningkatkan PAD dari periklanan, pertamanan, dan lain-lain.
e. Bidang Pekerjaan Umum (Drainase) Meningkatkan kualitas dan kuantitas data
base perencanaan drainase melalui pendataan dan pengembangan sistem informasi.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan, dan pemeliharaan saluran
drainase melalui peningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya aparatur dan
peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang kelancaran
operasional lapangan dan fasiltas pendukung. Meningkatkan pengendalian untuk
mengantisipasi bencana banjir sedini mungkin. Fasilitas peran serta masyarakat dan
kerjasama pembangunan drainase.
f. Bidang kelistrikan Mendorong pemulihan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik
untuk menjamin ketersediaan pasokan tenaga listrik serta kehandalannya melalui
peningkatan kapasitas pelayanan dan pengembangan teknologi. Mendorong
pembangunan dan pemeliharaan peralatan dan jaringan. Mendorong peningkatan
kualitas jasa pelayanan penyediaan tenaga listrik.
g. Bidang telekomunikasi fasilitas peningkatan kemampuan dan jenis pelayanan,
antara lain melalui peningkatan kemudahan investasi, peningkatan kerjasama
penyelenggaraan, dan perluasan jaringan. Mendorong peningkatan kemudahan akses
bagi tiap warga untuk mendapat pelayanan telekomunikasi dalam menunjang
kegiatan sosial dan ekonomi kota. h. Bidang pelayanan jaringan gas mendorong
peningkatan kemampuan pelayanan, antara lain melalui peningkatan supply gas
menjadi 364,4 mmscfd dan peningkatan jaringan. Mendorong peningkatan
kemampuan investasi dari sumber pendanaan lain (investor) melalui kegiatan
promosi, kerjasama dan peningkatan tarif yang lebih reliabel. i. Bidang prasarana air
bersih menciptakan kesadaran seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)
terhadap pentingnya peningkatan pelayanan air minum dalam pengembangan sumber
daya manusia dan produktivitas kerja. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia
usaha (swasta) untuk turut berperan serta secara aktif dalam memberikan pelayanan
air minum melalui deregulasi dan regulasi peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan kemitraan Pemerintah-Swasta (Public-Private-Partnership).
Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola pelayanan air
minum melalui uji kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan
kesehatan. Berkoordinasi mengurangi tingkat kebocoran pelayanan air minum hingga
limbah. Bekerjasama meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk pemeliharaan
maupun pengembangan pelayanan melalui efesiensi kelembagaan, dan peningkatan
upaya summber pembiayaan alternatif dari sektor swasta maupun dana bantuan luar
negeri.
2. Peningkatan pengendalian lingkungan hidup meningkatkan pengelolaan dampak
pembangunan (Enviromental Impact Management), penerapan analisis dampak
lingkungan bagi setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak yang
signifikan terhadap lingkungan, pengendalian pencemaran baik yang berasal dari
sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak (tetap), pengawasan dan
pengendalian terhadap lingkungan binaan manusia. Pembangunan sumber daya
manusia (Human Resource Development), kegiatan ini meliputi upaya mewujudkan
manusia yang memiliki sikap mental baik dalam melindungi lingkungan dan
masyarakat serta mampu membina lingkungan hidup secara berkesinambungan.
Pengelolaan energi dan sumber daya mineral secara selektif dan efisien.
3. Peningkatan penerapan sistem informasi dan teknologi tepat guna pembentukan
jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan
lingkup yang dapat memuaskan masyarakat, serta dapat terjangkau masyarakat luas
pada setiap saat, tanpa dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau
oleh masyarakat. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
meningkatkan perkembangan perekonomian kota dan regional, dengan memperkuat
kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan
lembaga-lembaga Pemerintah serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi
masyarakat, agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan publik.
Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta
memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga Pemerintah Kota. Memberikan
kemudahan kepada masyarakat atau lembaga Pemerintah / Non Pemerintah dalam
memperoleh informasi mengenai layanan Pemerintah Kota. Peningkatan penerapan
teknologi tepat guna dalam meningkatkan ekonomi daerah, sebagai jaringan yang
terkoordinasi dan terintegrasi. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam rangka
melakukan lompatan penalaran dan imajinasinya, untuk menguasai ilmu dan
teknologi yang tepat dan berguna baginya.
4. Perwujudan kota sehat mensinergikan berbagai kegiatan forum masyarakat,
swasta, dan sektor lain dengan kegiatan pembangunan kesehatan. Menyelenggarakan
upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya, serta pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan secara adil, merata dan terjangkau dengan memaksimalkan
seluruh potensi sumber daya yang ada secara mandiri. Mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga
masyarakat mampu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupannya menjadi
lebih baik. Menentukan dan memilih tatanan yang akan dibina berdasarkan kawasan
dan permasalahan khusus yaitu :
- Kawasan Pemukiman, Sarana dan Prasarana Umum
- Kawasan Industri Perdagangan Sehat - Kawasan Tempat Umum Pariwisata
Sehat
- Ketahanan Pangan dan Gizi
- Kehidupan Masyarakat Sehat Madani - Kehidupan Sosial yang Sehat
Misi keempat adalah Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam
kehidupan berbangsa serta bermasyarakat.
Arah kebijakan yang ditetapkan dalam agenda :
a. Peningkatan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat bekerjasama
mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban umum sehingga memiliki
kemampuan yang tinggi dalam dalam mengamankan dan menjaga ketertiban
masyarakat yang berkembang sangat dinamis. Untuk itu pengamanan swakarsa harus
dikembangkan secara intensif. Mendorong peningkatan kemampuan dan tanggung
jawab aparat yang bertugas di bidang keamanan dan ketertiban umum. Mendorong
Peningkatan daya tanggap aparat dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan
dan pemulihan gangguan kamtibmas. Meningkatkan jaminan dan perlindungan
terhadap masyarakat dari setiap ancaman dan gangguan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat.
b. Mewujudkan kota yang aman, nyaman, tentram dan religius serta hubungan antar
kelompok masyarakat yang harmonis dan dinamis memantapkan fungsi, peran dan
kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual dan etika dalam penyelenggaraan
oleh nilai-nilai religius. Meningkatkan dan memantapkan kehidupan kerukunan antar
umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling
menghormati dalam semangat kekeluargaan. Mengikutsertakan tokoh-tokoh agama
dan tokoh-tokoh masyarakat dalam perumusan kebijakan dan pelaksanaan
pembangunan, sehingga pelaksanaan pembangunan kota benar-benar dijiwai oleh
nilai-nilai agama. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama dan peran serta
fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut serta memotivasi umat beragama
untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, dan dalam mengatasi dampak perubahan
yang terjadi dalam semua aspek kehidupan dan dinamika kota. Bekerjasama
memberikan jaminan, perlindungan dan memenuhi rasa aman, nyaman masyarakat
2.7. Stuktur Organisasi Pemerintahan Kota Medan
Gambar 2.2 Stuktur Organisasi Pemerintahan Kota Medan