Standard Operating Procedure
TATA TERTIB
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
(Putaran Luar)
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
LEMBAR IDENTIFIKASI
Nama Dokumen : Pendidikan Awal Profesi Dokter Gigi Kode Dokumen : UN10/F14/11/12/HK.01.02.a/007
Revisi : 1
Tanggal : 1 Oktober 2017
Diajukan oleh : Ketua Program Studi
Miftakhul Cahyati, drg., Sp.PM Dikendalikan oleh : Ketua Jurusan
Dr. Nur Permatasari, drg., MS Disetujui oleh : Dekan
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR IDENTIFIKASI 1
DAFTAR ISI 2
A. Tujuan 3
B. Pihak terkait 3
C. Referensi / Dokumen terkait 3
D. Definisi 3
Standard Operating Procedure
TATA TERTIB PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI (PUTARAN LUAR)
Tujuan :
Manual Prosedur Tata Tertib Pendidikan Profesi Dokter Gigi Putaran Luar disusun untuk menunjang pendidikan profesi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya secara berkala dengan benar, efektif dan efisien.
Pihak Terkait :
1. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UB
2. Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Gigi UB 3. Penanggung Jawab Profesi masing-masing departemen FKG
UB
4. Penanggung Jawab Pendidikan Profesi 5. Instruktur / Dosen
6. Staf Administrasi 7. Mahasiswa 8. Masyarakat
Referensi / Dokumen Terkait : 1. Buku Pedoman Profesi FKG UB
2. Tata Tertib Pendidikan Profesi Putaran Luar
Definisi :
a. Tata Tertib adalah peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan apabila dilanggar mendapatkan hukuman atau sangsi.
b. Pendidikan profesi adalah aplikasi dari tahap medical and
dental sciences, tahap pelatihan dalam pencapaian
kompetensi dasar sesuai dengan domain kompetensi dokter gigi.
c. Putaran Luar adalah perputaran atau rotasi kerja mahasiswa yang ada di RSP UB yang tidak terintegrasi dengan 8 departemen yang ada.
e. Penerima pelayanan pendidikan profesi adalah masyarakat umum yang berobat ke Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya (RSP UB).
SEKRETARIAT PENDIDIKAN PROFESI
Ketua : KPS Profesi
Koordinator : PJ Putaran Luar Profesi
KETUA
a. Mengkoordinir agar tata tertib pendidikan profesi berjalan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya.
b. Melaporkan secara tertulis maupun lisan kepada Wakil Dekan Bidang Akademik FKG UB jika ada pelanggaran oleh mahasiswa dalam pendidikan profesi.
c. Bertanggung jawab kepada Dekan FKG UB
KOORDINATOR
a. Mengawasi agar tata tertib berjalan di pendidikan profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya secara berkala dengan benar, efektif dan efisien.
b. Melaporkan secara lisan maupun tertulis jika ada pelanggaran mahasiswa kepada KPS Profesi
Tata Tertib Pendidikan Profesi Putaran Luar (IKGM-P) 1. Prosedur dan Syarat Pendaftaran:
a. Mahasiswa peserta kegiatan pendidikan profesi adalah mereka yang tercantum dalam daftar peserta yang dikirimkan oleh Sekretariat Profesi kepada Penanggung Jawab Mata Ajar Profesi
b. Seluruh Mahasiswa peserta program akan terbagi secara merata dalam seluruh Puskesmas yang menjadi Laboratorium Pendidikan Ilmu Kesehatan masyarakat sesuai kesepakatan dengan Kepala Dinas Kesehatan setempat
c. Penentuan ANGGOTA MASING-MASING KELOMPOK dan PENETAPAN PUSKESMAS ditentukan secara demokratis
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
 Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang
 Kepala Puskesmas dimana mahasiswa akan ditempatkan
 RSUD Pare Kabupaten Kediri
e. Mahasiswa yang akan mengikuti Pendidikan profesi IKGMP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Telah dinyatakan lulus pendidikan kedokteran gigi hingga jenjang Sarjana
 Tidak sedang menjalani pendidikan profesi dan atau tugas-tugas kependidikan ditempat lain.
2. Jangka Waktu dan Kegiatan Pendidikan Profesi
a. Jangka waktu kegiatan pendidikan profesi IKGMP adalah 8 (delapan) minggu yang meliputi kegiatan di kampus, Puskesmas, dan RSUD.
b. Selama masa pendidikan profesi, setiap mahasiswa harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pendidikan profesi IKGMP sebagai berikut:
 Pembekalan
 Kegiatan Internship
 Diskusi Akhir Minggu
 Ujian Akhir Pendidikan profesi
3. Jam Kerja dan Perijinan selama pendidikan profesi IKGMP a. Selama menjalani tugas Pendidikan profesi di Puskesmas
dan RSUD, Mahasiswa harus mengikuti peraturan Jam Kerja Puskesmas dan RSUD.
b. Mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan tambahan setelah tugas-tugas wajib diselesaikan. Kegiatan tambahan yang dimaksud di antaranya adalah UKS/UKGS/skrining, UKGMD, pertemuan kader, penyuluhan, mini lokakarya maupun Posyandu balita/remaja/lansia
d. Apabila Mahasiswa meninggalkan kegiatan pendidikan profesi IKGMP selama 3(tiga) hari berturut-turut atau kumulatif, DENGAN IJIN maka yang bersangkutan tidak diwajibkan mengganti kegiatan pendidikan profesi IKGMP. e. Apabila Mahasiswa meninggalkan kegiatan pendidikan profesi IKGMP selama 4 (empat) – 7 (tujuh) hari, berturut-turut atau kumulatif, DENGAN IJIN maka yang bersangkutan WAJIB MENGGANTI kegiatan pendidikan profesi IKGMP sejumlah hari yang ditinggalkan.
f. Apabila Mahasiswa meninggalkan kegiatan Pendidikan profesi IKGMP TANPA IJIN maka yang bersangkutan wajib mengganti kegiatan Pendidikan profesi IKGMP sejumlah DUA KALI HARI YANG DITINGGALKAN.
g. Apabila mahasiswa meninggalkan Kegiatan Pendidikan profesi IKGMP selama lebih dari 7(tujuh) hari, berturut-turut atau kumulatif, dengan ijin, maka yang bersangkutan mengganti kegiatan Pendidikan profesi IKGMP sejumlah DUA KALI HARI YANG DITINGGALKAN, sedangkan tanpa ijin, maka yang bersangkutan DINYATAKAN GUGUR dalam mengikuti Pendidikan profesi IKGMP. 4. Prosedur Penggantian dan Pengulangan Kegiatan
Pendidikan Profesi Putaran Luar
a. Untuk mengganti kegiatan pendidikan profesi yang ditinggalkan, mahasiswa yang bersangkutan wajib mengikuti prosedur sebagai berikut:
 Melapor pada Penanggung Jawab Mata Ajar IKGMP dan atau Penanggung Jawab Profesi Mata Ajar IKGMP 7 hari sebelum masa akan mengganti.
 Jadwal dan bentuk kegiatan/kewajiban yang harus dijalankan selama masa penggantian ditetapkan oleh Penanggung Jawab Mata Ajar
 Melapor kepada Dosen Pembimbing dan Dokter Wilayah / Kepala Puskesmas dua hari sebelum masa penggantian, dengan membawa surat pengantar dari Penanggung Jawab Mata Ajar
b. Bagi mahasiswa yang dinyatakan gugur dalam pendidikan profesi diwajibkan mengulang keseluruhan kegiatan Pendidikan profesi dengan prosedur sebagai berikut:
 Masa Pengulangan harus disesuaikan dengan Siklus Pendidikan profesi yang sedang berlangsung.
 Tiga hari menjelang masa pengulangan yang bersangkutan harus melapor kepada Penanggung Jawab Mata Ajar IKGMP, dan selanjutnya mengikuti prosedur dan syarat pendaftaran Pendidikan profesi sebagaimana tertera pada butir 1.
 Mahasiswa yang bersangkutan wajib mengikuti seluruh kegiatan dan kewajiban yang ditetapkan pada Pendidikan profesi.
5. Bimbingan
a. Bimbingan Pendidikan profesi meliputi Bimbingan Akademik dan Kegiatan / Manajemen Program Pokok Puskesmas.
b. Kegiatan Bimbingan dilakukan oleh Dosen Pembimbing Staf Pengajar IKGMP, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Malang dan Dokter Wilayah/ Puskesmas / RSUD.
c. Kegiatan Bimbingan oleh Dosen Pembimbing dilakukan melalui diskusi kelompok, diskusi akhir minggu, konsultasi serta supervisi.
d. Supervisi dilakukan oleh Dosen Pembimbing sekurang-kurangnya 2(dua) kali kunjungan dalam satu periode Pendidikan profesi.
6. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap mahasiswa dilakukan oleh Pembimbing Lapangan, Dosen Pembimbing dan Dokter Wilayah
b. Kegiatan Penilaian terhadap mahasiswa meliputi:
 Nilai Pembekalan
 Nilai Kinerja Keseluruhan
 Nilai Laporan Kegiatan
 Ujian Akhir Pendidikan profesi
 Telah selesai menjalankan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban Pendidikan profesi.
 Telah Mengumpulkan Buku Laporan Kegiatan Pendidikan profesi dan Penugasan-penugasan lainnya.
 Tidak terkena sanksi sebagaimana tersebut pada poin 3.g
 Tidak mempunyai tanggungan administratif pada Mata Ajar IKGMP dan atau Puskesmas / RSUD tempat Pendidikan profesi
7. Pelanggaran dan Sanksi:
a. Pelanggaran Sedang, Berat, dan Sanksi:
 Pelanggaran Berat:
1) Melampaui batas kewenangan dokter Puskesmas tempat KKM dalam tindakan medis terhadap Pasien Puskesmas.
2) Melampaui batas kewenangan dokter Puskesmas tempat KKM dalam pengambilan keputusan dalam Koordinasi Lintas Sektoral (Manajemen Administratif)
 Pelanggaran Sedang:
1) Penulisan resep untuk apotik luar tanpa sepengetahuan atau seijin Dokter Puskesmas tempat KKM
2) Kecurangan saat menjalani ujian KKM dalam segala aspek
3) Mempromosikan produk-produk kesehatan (multilevel marketing) kepada karyawan-karyawati Puskesmas dan klien-klien di wilayah kerja Puskesmas tempat KKM dalam jam kerja dinas.
 Sanksi Pelanggaran Sedang dan Berat:
1) KKM yang baru dijalani dinyatakan gugur sehingga tidak boleh mengikuti ujian KKM.
2) Harus mengulang KKM secara penuh bagi pelanggaran berat (Pembekalan dan Lapangan) 3) Harus mengulang separuh waktu KKM bagi
4) Harus membuat surat pernyataan untuk tidak akan mengulangi kembali perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya, rangkap tiga yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas dengan tembusan kepada Dekan FKG UB dan Penanggung Jawab Mata Ajar IKGMP FKG UB.
b. Pelanggaran ringan dan Sanksi:
 Pelanggaran ringan:
1) Tidak hadir dalam ujian KKM yang terjadwal tanpa alasan yang bisa dipertanggungjawabkan.
2) Meninggalkan Puskesmas Tempat KKM tanpa seijin Dokter Puskesmas dalam jam kerja atau tugas jaga
3) Meminta Ijin kepada Dokter Puskesmas untuk meninggalkan Puskesmas tempat KKM pada saat jam kerja dengan alasan yang tidak benar atau tidak bisa dipertanggungjawabkan
 Sanksi Pelanggaran Ringan
1) Mengikuti Ujian Periode KKM berikutnya dengan syarat satu minggu sebelum ujian dilaksanakan, harus melapor kepada PJMA IKGMP atau PJPMA IKGMP