6
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian ini, “Perancangan Kriptografi Kunci Simetris Menggunakan Fungsi Bessel dan Fungsi Legendre” membahas penggunaan fungsi
Bessel dan fungsi Legendre yang dalam prosesnya dapat menghasilkan bilangan pecahan juga menghasilkan ciphertext dalam bilangan bit. Proses putaran pada penelitian tersebut hanya menggunakan 1 putaran, fungsi linear yang digunakan menggunakan 1 fungsi linear pada setiap proses enkripsi dan dekripsi (Gomies & Wowor, 2013).
Penelitian lainnya dengan judul “Kriptografi Kunci Sime-tris Dengan Menggunakan Algoritma Crypton” membahas analisis simulasi pada Personal Computer (PC) menggunakan kinerja algoritma crypton yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan data. Penelitian tersebut menghasilkan penambahan ukuran file tidak selalu sama dengan file yang lainnya (Essilinger, 2010).
yang menggunakan fungsi linear, dan pada proses enkripsi maupun dekripsi menggunakan kunci 8 tambahan yang merupakan hasil subtitusi hasil dari fungsi Bessel dan fungsi Dawson.
2.2
Kriptografi
2.2.1 Pesan, Plainteks, dan Cipherteks
Pesan (message) merupakan data atau juga informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain dari pesan adalah plainteks (plaintext). Pesan juga dapat berbentuk gambar (image), suara (audio), dan video (Munir, 2006).
Agar pesan tidak dapat diketahui atau dimengerti oleh pihak lain, maka perlu disandikan kebentuk yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan tersandi disebut cipherteks (ciphertext) (Munir, 2006).
2.2.2 Kriptografi Simetris
dekripsinya. Algoritma kriprografi simetris sering disebut algoritma kunci rahasia, algoritma kunci tunggal, atau algoritma satu kunci, dan mengharuskan pengirim dan penerima menyetujui suatu kunci tertentu. Kelebihan dari algoritma kriprografi simetris adalah waktu proses untuk enkripsi dan dekripsi relatif cepat (Munir, 2006).
Gambar 2.1 Kriptografi Simetris (Sumber : Supriyanto)
2.2.3 Cipher dan Kunci
Algoritma kriptografi disebut juga sebagai cipherteks yaitu aturan untuk enkripsi dan dekripsi, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi (Munir, 2006).
2.2.4 Enkripsi dan Dekripsi
Enkripsi adalah proses penyandian pesan (plainteks)
men-jadi data acak yang tidak bisa dimengerti (cipherteks). Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yaitu proses mengembalikan ci-pherteks menjadi plainteks (Munir, 2006).
2.3
Kode ASCII
Kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan kode standar Amerika yang kemudian
menjadi standar internasional. Kode ini digunakan untuk pertukaran informasi dalam komputer dan berbagai alat komunikasi untuk menunjukan teks (Injosoft, 2011).
Fungsi kode ASCII digunakan untuk mewakili karakter-karakter angka maupun huruf didalam komputer, sebagai contohdapat kita lihat pada karakter 1, 2, 3, A, B, C, dan sebagainya. Kode ASCII secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.4
Fungsi
Bessel
di dalam matematika terapan. Fungsi bessel merupakan solusi kanonik y(x) dari persamaan diferensial bessel. Perancangan ini menggunakan fungsi bessel jenis pertama orde ke-n. Secara umum diberikan pada Persamaan (2.1) yang selanjutnya disebut B (Spiegel, 1968).
(2.1)
2.5 Fungsi
Dawson
Fungsi Dawson adalah fungsi yang menggunakan fungsi integral, secara umum ditunjukan seperti pada Persamaan (2.2) yang selanjutnya disebut D (Mapplesoft, 2010).
∫ (2.2)
2.6 Fungsi Linear
Fungsi linear persamaan garis lurus adalah suatu fungsi pada bilangan real yang variabelnya berpangkat satu atau fungsi grafiknya merupakan garis lurus (Markaban, 2004).
Secara umum fungsi linear diberikan pada Persamaan (2.3).