• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELATIONSHIP BETWEEN THE F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RELATIONSHIP BETWEEN THE F"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RELATIONSHIP BETWEEN THE FREQUENCIES OF USE OF SOCIAL NETWORKING FACILITY WITH THE OCCURRENCE OF INSOMNIA

ON FOURTH SEMESTER BASCHELOR OF NURSING BANJARMASIN MUHAMMADIYAH HEALTH COLLEGE

Zaqyyah Huzaifah1

ABSTRACT

Background: The Internet is a tool of communication that is very popular nowadays

and much liked by the search for access information very quickly, and can make it easier to find data, not loose that data on the internet is always accurate and up to date. Staying up late to browse the Internet and chat on social networking sites is the reason for adolescents to experience a lack of sleep, a series of experiments showed that send messages or chat via phone before bedtime can disrupt sleep patterns, triggering insomnia, headache, and concentration difficulties.

Aim: This research aimed to determine whether there is relationship between the frequencies of use of social networking with the occurrence of insomnia on fourth semester baschelor of nursing Banjarmasin Muhammadiyah Health College..

Method: Kind of this research is correlational analytic survey with cross sectional

design. The population in this study is students of fourth semester baschelor of nursing eighth batch in Banjarmasin Muhammadiyah Health College with a sample of 80 respondents with simple random sampling technique. Collecting data by questionnaires, the data obtained were analyzed with chi square test with α= 0.05

Results: Research shows the majority of respondents who ever use social networks

(96.25%), the majority of respondents experiencing insomnia (86.25%), it can be concluded that the alternative hypothesis (H1) is accepted, there is a significant relationship between the frequency of use of social networking facilities to the incidence of insomnia.

(2)

PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PENGGUNAAN FASILITAS JEJARING SOSIAL DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA

MAHASISWA S.1 KEPERAWATAN SEMESTER IV STIKES MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

Zaqyyah Huzaifah1

INTISARI

Latar Belakang: Internet merupakan salah satu media komunikasi yang sangat

populer saat ini dan banyak disukai oleh para pencari informasi karena aksesnya yang sangat cepat, dan dapat memudahkan dalam mencari data, tidak lepas bahwa data di internet selalu akurat dan up to date. Begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang tidur, serangkaian percobaan menunjukkan bahwa mengirim pesan atau chatting melalui ponsel sebelum jam tidur bisa mengganggu pola tidur, memicu Insomnia, sakit kepala, dan kesulitan konsentrasi.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia pada Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester IV di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Metode: Jenis penelitian ini adalah survey analitik korelasional dengan rancangan

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S.1 Keperawatan Ners A Semester IV angkatan VIII di STIKES Muhammadiyah dengan jumlah sampel 80 responden dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner, data yang didapat dianalisis dengan uji chi square dengan =0,05.

Hasil: Penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang pernah menggunakan

jejaring sosial (96.25%), sebagian besar responden mengalami insomnia (86,25%), dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima, ada hubungan yang bermakna antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia.

Kata Kunci: Jejaring Sosial, Insomnia, Mahasiswa

1

(3)

PENDAHULUAN

Internet merupakan salah satu media komunikasi yang sangat populer saat ini dan banyak disukai oleh para pencari informasi karena aksesnya yang sangat cepat, dan dapat memudahkan dalam mencari data, tidak lepas bahwa data di internet selalu akurat dan up to date.

(LaQuey dalam Cha, 2010),

mengemukakan bahwa internet merupakan jaringan dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Menurut (LaQuey dalam Cha, 2010), bahwa yang membedakan internet dengan media massa yang lainnya adalah tingkat

interaksi dan kecepatannya yang

menghemat waktu. Internet dengan semua keunggulannya menyebabkan terbentuknya suatu kelompok atau sekumpulan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi melalui jaringan. Jaringan tersebut antara lain, situs Friendster, Yahoo Mail,

Facebook, Twitter, dan sebagainya.

Pengguna jejaring sosial facebook

terbanyak berada pada rentang usia 18-24 tahun sebanyak 41.4% atau sekitar 14 juta

pengguna (Checkfacebook.com, 2011).

Dari data ini dapat dilihat bahwa kelompok

pengguna facebook merupakan kelompok

diusia muda. Generasi muda menggunakan jejaring sosial mereka sebagai pusat komunitas virtual (Hempel dalam Yusuf & Subekti, 2010).

Begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang tidur. Serangkaian percobaan menunjukkan

bahwa mengirim pesan atau chatting

melalui ponsel sebelum jam tidur bisa mengganggu pola tidur, memicu Insomnia, sakit kepala dan kesulitan konsentrasi. Penelitian melibatkan sekitar 20 ribu remaja berusia 18 hingga 24 tahun sebagai subjek penelitian. Banyak dari pengguna

Facebook kini mengakses situs jejaring tersebut 24 jam nonstop dan berada di dua

tempat, satu di notebook atau PC, satu lagi via ponsel (Kompasiana, 2009).

Studi yang dilakukan oleh Associated Chambers of Commerce and Industry of

India (ASSOCHAM), mayoritas responden

menyatakan bahwa kecanduan jejaring sosial telah membuat mereka mengalami insomnia, depresi dan hubungan personal yang buruk dengan rekan-rekan mereka di dunia nyata.

Dampak negatif penggunaan jejaring sosial sendiri yaitu pemborosan waktu, di mana banyak orang mengakses situs jejaring sosial setiap hari dengan waktu yang lama

sehingga produktivitasnya menurun,

banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk mengakses situs jejaring sosial. Kemudian orang juga akan malas untuk

bersosialisasi di dunia nyata serta

seseorang menjadi ketergantungan

terhadap situs jejaring sosial (Jayanti, 2009).

Gangguan sulit tidur (Insomnia) dapat dialami oleh setiap orang, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Insomnia juga dapat menyerang orang dari beragam profesi, apakah bekerja sebagai buruh, pegawai negeri, pelajar ataupun mahasiswa. Insomnia adalah keluhan sulit

untuk masuk tidur atau sulit

mempertahankan tidur (sering terbangun saat tidur) dan bangun terlalu awal serta tetap merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan

kepada mahasiswa dan mahasiswi S.1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Banjarmasin semester VIII angkatan VI, sebagian besar mengatakan seringkali menggunakan fasilitas jejaring sosial hingga larut malam, karena keasyikan chat,

melihat, mengecek, ataupun

memperbaharui status melalui facebook

maupun twitter serta jejaring sosial lainnya, apalagi dengan kemajuan

(4)

mempermudah seorang mahasiswa dan

mahasiswi untuk mengakses sebuah

jejaring sosial, tanpa menyadari bahwa mereka telah mengalami gangguan tidur (Insomnia).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah

survey analitik korelasional dengan

pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Semester IV di STIKES Muhammadiyah

Banjarmasin Program studi S.1

Keperawatan Ners A Angkatan VIII,

jumlah mahasiswa STIKES

Muhammadiyah Banjarmasin Semester IV adalah 388 mahasiswa, dengan pembagian kelas berikut: Kelas A: 77, Kelas B: 78, Kelas C: 77, Kelas D: 78, Kelas E: 78. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling yaitu

pengambilan sampel dengan cara acak.

Instrumen pengumpulan data dalam

penelitian menggunakan kuesioner yang berisi data-data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.

Data yang didapat dianalisis dengan uji chi square dengan α=0,05.

HASIL

Hasil penelitian yang didapatkan dari karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Penggunaan Jejaring Sosial di STIKES

Muhammadiyah Banjarmasin. N

o

Penggunaan

Jejaring sosial Jumlah

Persentasi (%) 1 Tidak pernah 3 3,75 2 Jarang 5 6,25 3 Sering 63 78,75 4 Sangat sering 9 11,25 Jumlah 80 100

Tabel 1 menunjukkan Frekuensi

Penggunaan Jejaring Sosial yang paling dominan adalah sering yaitu sebanyak 63 responden.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Insomnia di STIKES Muhammadiyah

Banjarmasin.

Tabel 2 menunjukan jumlah responden

yang mengalami insomnia yang

ditunjukkan pada tabel diatas yaitu sebanyak 69 orang.

Tabel 3. Hubungan Frekuensi Penggunaan Jejaring Sosial dengan Kejadian Insomnia

N o Penggunaan jejaring sosial Kejadian insomnia Jum lah % Tidak insomni a % insom nia % 1 Tidak pernah 3 100 0 0 3 100 2 Jarang 2 40 3 60 5 100 3 Sering 6 9,5 57 90,5 63 100 4 Sangat sering 0 0 9 100 9 100 Jumlah 11 13,7 5 69 86,2 5 80 100 P = 0,000 (α = 0,05)

Tabel 3 menunjukan berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji Chi Square

dengan bantuan komputer SPSS 17

diperoleh nilai P=0,000 (α = 0, 05), sehingga secara statistik berarti ada hubungan yang bermakna antara frekuensi

penggunaan fasilitas jejaring sosial

dengan kejadian insomnia pada

Mahasiswa di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.

PEMBAHASAN

a. Penggunaan Jejaring Sosial pada

Mahasiswa S.1 Keperawatan semester

IV Stikes Muhammadiyah

Banjarmasin N

o Kejadian Insomnia Jumlah

Persentasi (%) 1 Tidak Insomnia 11 13,75

2 Insomnia 69 86,25

(5)

Berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden yang menggunakan jejaring sosial yaitu sebanyak 77 responden yang terdiri dari: jarang 5 responden, sering 63 responden, dan sangat sering 9 responden. Mahasiswa laki-laki maupun perempuan sebagian besar pernah menggunakan jejaring sosial, karena jejaring sosial pada saat ini memang telah dikenal oleh seluruh kalangan anak muda di dunia.

Menurut peneliti temuan ini sejalan dengan menjamurnya situs jejaring

sosial dengan kemudahan serta

beragamnya fasilitas yang disediakan oleh situs jejaring sosial tesebut. Apalagi saat ini handphone dan PC/ laptop semakin canggih, serta harga

yang ditawarkanpun sangat

terjangkau, selain itu perangkat

tersebut menyediakan berbagai

kemudahan untuk mengakses situs jejaring sosial. Tentunya hal tersebut akan menambah daya tarik mahasiswa untuk mengakses situs jejaring sosial tersebut.

Berdasarkan jumlah data yang telah

dikumpulkan oleh peneliti

menunjukkan, bahwa perempuan

merupakan mayoritas terbanyak yang kuliah di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin, dan tidak menutup kemungkinan hal tersebut menjadi penyebab utama mengapa perempuan menjadi yang paling dominan dalam

menggunakan jejaring sosial di

STIKES Muhammadiyah

Banjarmasin.

Pengguna jejaring sosial facebook

terbanyak di Indonesia berada pada rentang usia 18-24 tahun sebanyak 41, 4% atau sekitar 14 juta pengguna (Checkfacebook.com, 2011). Dari data ini dapat dilihat bahwa kelompok

pengguna facebook merupakan

kelompok diusia muda. Generasi muda menggunakan jejaring sosial mereka

sebagai pusat komunitas virtual

(Hempel dalam Yusuf & Subekti, 2010).

Jejaring sosial adalah struktur sosial

yang terdiri dari elemen-elemen

individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka

berhubungan karena kesamaan

sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari

simpul-simpul (yang umumnya adalah

individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,

keturunan, dll

<http://www.scribd.com> (diakses 11-03-2012).

b. Insomnia pada Mahasiswa S.1

Keperawatan Semester IV Stikes

Muhammadiyah Banjarmasin

Berdasarkan data yang diperoleh

menunjukkan bahwa Mahasiswa di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin dengan kategori tidak insomnia sebanyak 11 responden, sedangkan yang mengalami insomnia sebanyak 69

responden. Data hasil penelitian

tersebut bisa dikatakan hampir semua mahasiswa mengalami insomnia, ini dikarenakan pengendalian diri yang masih kurang oleh mahasiswa tersebut dalam menggunakan jejaring sosial. Hasil pendataan yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan perempuan lebih banyak yang mengalami insomnia dibanding laki-laki, hal ini sejalan dengan jumlah data yang kuliah di STIKES Muhammadiyah yang diduduki oleh perempuan dengan jumlahnya yang lebih besar.

(6)

Berdasarkan hasil jawaban dari responden pada kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti, diketahui bahwa responden yang mengalami insomnia cenderung merasa kesulitan memasuki tidur, kurang semangat saat bangun tidur, sering kelelahan di siang hari, merasa sulit untuk berkonsentrasi, dan tidur tidak sampai 7-8 jam dalam sehari. Responden yang tidak mengalami insomnia sangat jarang mengalami hal-hal seperti diatas. Menurut (Widya 2011) ada 15 tanda-tanda umum apabila

seseorang mengalami serangan

insomnia yaitu:

1. Adanya gangguan tidur yang

bervariasi dari ringan sampai parah. 2. Sulit jatuh ke dalam fase tidur. 3. Sering terbangun di malam hari. 4. Saat terbangun sulit untuk tidur

kembali.

5. Terbangun terlalu pagi. 6. Terbangun terlalu cepat.

7. Tidur yang tidak memulihkan.

8. Pikiran seolah dipenuhi berbagai hal.

9. Selalu kelelahan di siang hari 10.Penat

11.Mengantuk

12.Sulit berkonsentrasi 13.Lekas marah/ emosi

14.Merasa tidak pernah mendapat tidur yang cukup

15.Sering sakit/ nyeri kepala

Insomnia menurut (Potter, 2005) adalah

ketidakmampuan untuk mencukupi

kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali.

c. Hubungan antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia pada mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan yang tidak pernah menggunakan jejaring sosial ada 3 orang dan semuanya tidak insomnia. Responden yang jarang menggunakan jejaring sosial sebanyak 5 orang, dan 3 orang diantaranya mengalami insomnia. Responden yang sering menggunakan jejaring sosial sebanyak 63 orang, dan

57 orang diantaranya mengalami

insomnia, sedangkan responden yang sangat sering menggunakan jejaring sosial ada 9 orang dan semuanya mengalami insomnia.

Begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang

tidur, serangkaian percobaan

menunjukkan bahwa mengirim pesan atau chatting melalui ponsel sebelum jam tidur bisa mengganggu pola tidur, memicu Insomnia, sakit kepala, dan

kesulitan konsentrasi. Penelitian

melibatkan sekitar 20 ribu remaja berusia 18 hingga 24 tahun sebagai

subjek penelitian. Banyak dari

pengguna Facebook kini mengakses

situs jejaring tersebut 24 jam nonstop

dan berada di dua tempat, satu di notebook atau PC, satu lagi via ponsel (Kompasiana, 2009).

Studi yang dilakukan oleh Associated Chambers of Commerce and Industry of

India (ASSOCHAM), mayoritas

responden menyatakan bahwa

kecanduan jejaring sosial telah

membuat mereka mengalami insomnia, depresi dan hubungan personal yang buruk dengan rekan-rekan mereka

didunia nyata

<http://fokus.vivanews.com> (diakses 12-05-2012).

Hasil penelitian dari Northwestern

University mengungkapkan bahwa

benda elektronik yang bersinar terang dan langsung menyorot pada mata dapat mengganggu kerja otak dan merusak

(7)

sistem jam biologis tubuh. Sebagaimana

dikatakan oleh ahli saraf dari

Northwestern University, Phyllis Zee, apabila seseorang sering menyalakan

notebook atau iPad sebelum tidur,

cahayanya dapat memicu atau

menstimulasi otak untuk membuat kita terbangun dan menunda keinginan untuk tidur dimana nantinya seseorang

akan mengalami gangguan tidur

(Insomnia).

Dampak negatif penggunaan jejaring sosial sendiri yaitu pemborosan waktu, dimana banyak orang mengakses situs jejaring sosial setiap hari dengan waktu yang lama sehingga produktivitasnya

menurun, banyak waktu yang

dihabiskan hanya untuk mengakses situs jejaring sosial. Kemudian orang juga akan malas untuk bersosialisasi didunia

nyata, serta seseorang menjadi

ketergantungan terhadap situs jejaring sosial (Jayanti, 2009).

Psikolog dari University of Bergen, Norwegia, melakukan penelitian tentang orang-orang seperti apa yang mudah kecanduan jejaring sosial. Hasilnya,

mereka menemukan bahwa para

mahasiswa yang kecanduan memakai

Facebook memiliki tanda-tanda yang sama seperti yang ditunjukkan pada orang yang kecanduan obat-obatan,

alkohol, dan zat kimia lainnya.

"Kecanduan jejaring sosial ini

berpeluang besar terjadi pada anak muda dan wanita," tulis para peneliti dalam pernyataannya. Selain itu, orang yang merasa terasing didunia nyata berpeluang menjadi pengguna berat alias adiktif menggunakan website dan jejaring sosial.

Berdasarkan teori yang dipaparkan dan uji korelasi Chi-Square dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jadi, hasil nilai P Value < nilai α = 0, 05, dengan

demikian dapat diberikan kesimpulan menerima H1 dan menolak Ho atau ada

hubungan antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring sosial dengan kejadian

insomnia pada Mahasiswa S.1

Keperawatan Semester IV di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.

KESIMPULAN

1. Sebagian besar dari 80 responden yang dijadikan sampel sebanyak 77 orang (96, 25%) yang pernah menggunakan jejaring sosial.

2. Sebagian besar dari 80 responden yang dijadikan sampel terdapat 69 orang (80, 25%) yang mengalami insomnia.

3. Ada hubungan antara frekuensi

penggunaan fasilitas jejaring sosial

dengan kejadian insomnia pada

Mahasiswa S.1 Keperawatan Semester

IV di STIKES Muhamadiyah

Banjarmasin. DAFTAR RUJUKAN

Anonim. (2012). Facebook

Statistics-Peringkat Indonesia Menurun

Drastis. (Internet). < http :// www . vellimarwan . com / facebook – statistics-peringkat-indonesia-menurun-drastis/> (diakses 12-05-2012).

Boyd, D.M., & Ellison, N.B. (2007). Sosial network sites: Definition, history,

and scholarship. Journal of

Computer-Mediated

Communication, 13(1), article11.< http://jcmc.indiana.edu/vol13/issu e1/boyd. ellison.html> (09-05-2012).

Fahmi, Irham. (2011). Kemajuan Jumlah Pengguna Facebook di Indonesia. Bandung: Penerbit ALFABETA. Hidayat, A. A, (2007). Riset Keperawatan

dan Teknik Penulisan Ilmiah.

Jakarta: Penerbit Salemba

(8)

Ichsan, A.M. (2009). Kupas Habis penggunaan Facebook. (internet). <http://www.bukukita.com/Komp uter-dan-Internet/Internet/74390-upas-Habis-Facebook> (diakses 10-05-2012).

Notoatmodjo S. (2002). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Siregar, M.H. (2011). Mengenal Sebab-Sebab, Akibat-Akibat dan Cara

Terapi Insomnia. Jogjakarta:

FlashBooks.

STIKES Muhammadiyah. (2012). Buku

Panduan Skripsi Program Studi

S1 Keperawatan. Banjarmasin:

P4M.

Perry & Potter. (2005). Jenis-jenis dan Gejala Insomnia. Edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC.

Widya, G. (2011). Mengatasi Insomnia.

Gambar

Tabel  1  menunjukkan  Frekuensi  Penggunaan  Jejaring  Sosial  yang  paling  dominan  adalah  sering  yaitu  sebanyak  63  responden

Referensi

Dokumen terkait

Analisis tingkat kesukaran butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman tergolong

Kajian prinsip keterkaitan dilakukan dengan analisis substansi (content analysis) terhadap rumusan isu strategis yang termuat dalam visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan

Semua sampel air minum memenuhi persyaratan kualitas air minum berdasarkan Permenkes 492/Menkes/ Per/IV/2010 dilihat dari parameter fisika dan kimia dengan

Bank Kalbar selaku Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat juga berkewajiban menjaga rahasia bank serta tunduk dan patuh terhadap perundang- undangan dan ketentuan

Pada penelitian ini model algoritma yang dipilih yaitu algoritma naive bayes dengan metode pengujian cross validation, metode ini merupakan metode statistik yang dapat

Selain festival Reog dan kirab pusaka, grebeg Suro juga dimeriahkan pergelaran berbagai ragam kesenian yang hidup di daerah Ponorogo dan kegiatan-kegiatan

Data yang dikumpulkan diantaranya pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah anakan pada umur 35 dan 55 hari setelah tanam (HST), komponen hasil (jumlah malai per

Pertanaman dengan pendekatan System of Rice Intensification dengan memanfaatkan pupuk kandang sapi dengan dosis 7,5 dan 10 t/ha + pupuk sintetis 50 persen