RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-1
BAB II
PROFIL KABUPATEN MUARA ENIM
2.1. Wilayah Administrasi
Secara geografis posisi Kabupaten Muara Enim terletak antara 1030 18’ 18” - 104042’
4,99” Bujur Timur dan 30 3’ 21” – 40 15’ 14” Lintang Selatan. Kabupaten Muara Enim
merupakan daerah agraris dengan luas wilayah 7.483,06 km2, terbagi menjadi 20
kecamatan, terdiri dari 245 desa definitif dan 10 kelurahan.
Tabel 2.1
Banyaknya Desa dan Kelurahan Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Muara Enim, 2014
No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah Definitif Persiapan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-2 Batas wilayah Kabupaten Muara Enim antara lain adalah :
Sebelah Utara dengan Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Palembang, dan
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Sebelah selatan dengan Kabupaten Ogan Kemering Ulu dan Ogan Komering Ulu
Selatan,
Sebelah Timur dengan Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan
Kota Prabumulih,
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-3 Gambar 2.1
Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Muara Enim
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-4
Kabupaten terkenal dengan sebutan “Bumi Serasan Sekundang” ini memiliki kondisi
topografi daerah cukup beragam. Di bagian barat daya yang merupakan bagian dari
rangkaian pegunungan Bukit barisan merupakan wilayah dataran tinggi, meliputi
Kecamatan Semende Darat Laut, Semende Darat Ulu, Semende Darat Tengah dan
Kecamatan Tanjung Agung. Daerah dataran rendah, berada di bagian tengah (Muara
Enim, Ujan mas, Benakat, Gunung Megang, Rambang Dangku, Rambang, Lubai) terus ke
utara – timur laut, terdapat daerah rawa yang berhadapan langsung dengan daerah aliran
Sungai Musi, meliputi Kecamatan Gelumbang, Lembak, Sungai Rotan, dan Muara Belida.
Kabupaten Muara Enim digolongkan sebagai daerah dataran rendah dan lebih dari 70
persen wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 100 meter dari permukaan laut dan
selebihnya berada pada ketinggian lebih dari 100 meter dari permukaan laut yang tersebar
di lima kecamatan yaitu : Kecamatan Semende Darat Laut, Semende Darat Ulu, Semende
Darat Tengah, Tanjung Agung, dan Lawang Kidul.
Derajat kemiringan tanah pada umumnya cenderung landai dengan tingkat ketinggian
yang relatif rendah. Sekitar 75,75 persen dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim berada
pada wilyah yang mempunyai kemiringan 12 persen. Sekitar 9,44 persen berkemiringan
sedang, yaitu antara 12 – 40 persen. Selebihnya, sekitar 14,81 persen tergolong terjal,
dengan kemiringan lebih dari 40 persen.
Sekitar 43,28 persen dari luas wilyah Kabupaten Muara Enim adalah berupa padzolik
merah – kuning, diikuti Alluvial sekitar 23,49 persen dari luas wilayah. Jenias Tanah lain
yang cukup besar perananannya dalam komposisi / struktur tanah adalah latosol (9,33
persen), Andosol (6,77 persen), Asosiasi Padzolik coklat kekuningan (6,50 persen), dan
Asosiasi gley (5,53 persen).
Jarak terjauh dari Ibu Kota Kabupaten Muara Enim ke Ibu Kota Kecamatan Muara
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-5
Rotan sejauh 150 km, dan kecamatan Belide Darat sejauh 128 km. sementara yang
terdekat adalah Kecamatan Muara Enim, Lawang Kidul, dan Ujan Mas.
Kabupaten Muara enim memiliki rata-rata curah hujan dan hari hujan yang bervariasi
antara 9,00/0,83 mm sampai dengan 269,83/17,25 mm sepanjang tahun 2014. Sementara
bulan Desember merupakan bulan dengan curah hujan paling banyak.
Tabel 2.2
Tinggi Rata-rata dari Permukaan laut dan Persentase Luas Kecamatan terhadap Luas Kabupaten Dirinci Menurut Kecamatan
di Kabupaten Muara Enim Tahun 2014
No Kecamatan Tinggi Rata-Rata Luas Daerah Persentase Luas
Daerah
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-6 Tabel 2.3
Derajat Kemiringan dan Persentase Luas daerah di kabupaten Muara Enim Tahun 2014
No Derajat Kemiringan Luas / Area
Km2 Persentase
Sumber : Muara Enim Dalam Angka, 2015
Tabel 2.4
Luas daerah Dirinci Menurut Jenis Tanah di kabupaten Muara Enim Tahun 2014
4 Latosol 698,33 9,33 Tanjung Agung, Lawang Kidul,
Semende Darat Tengah, Semende Darat Ulu
5 Andosol 506,38 6,77 Tanjung Agung, Lawang Kidul,
Semende Darat Laut,
53,93 0,72 Tanjung Agung, Lawang Kidul
8 Asosiasi Podsolik Coklaat Kekuningan
486,59 6,50 Gelumbang, Kelekar, Lembak, Sungai Rotan dan Muara
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-7 Tabel 2.5
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan di Kabupaten Muara Enim Tahun 2014
No Kecamatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH 1 SDL - - 154 16 109 11 195 21 131 21 118 14 97 13 60 15 32 3 73 10 158 20 229 22 2 SDU 235 27 171 17 119 11 201 21 153 24 122 14 109 13 65 14 51 4 69 9 166 21 244 25 3 SDT 239 30 166 17 125 11 156 16 145 20 127 14 118 14 86 10 44 4 85 9 221 19 132 15 4 Tanjung
Agung
379 25 333 21 379 25 145 12 156 18 106 11 143 10 324 10 379 25 10 6 299 18 585 26
5 Rambang - - 1525 13 3385 13 3585 12 278 10 73 6 - - - - 62 2 38 6 358 16 - -
6 Lubai - - - 10 2 98 8 - - - -
7 Lawang Kidul 458 16 311 12 235 9 237 10 152 5 96 3 149 6 69 2 70 2 61 2 161 7 431 16 8 Muara Enim 372 30 298 19 334 18 48 16 25 11 186 10 365 5 96 6 475 3 47 4 188 12 583 21 9 Ujan Mas 358 21 325 11 335 16 217 14 187 8 212 7 263 10 128 8 42 3 - - 316 18 491 19 10 Gunung
Megang
793 25 228 13 221 14 223 12 214 12 132 11 123 11 245 17 18 1 46 7 120 8 339 21
11 Benakat 398 19 180 10 206 14 - - 176 8 170 5 61 4 240 11 12 1 64 5 298 19 608 20 12 Rambang
Dangku
379 16 206 9 349 14 218 12 190 10 172 10 140 7 165 7 8 1 - - - -
13 Gelumbang 282 16 73 4 257 14 302 14 129 14 1585 12 2165 13 99 9 10 3 5 3 416 19 559 19 14 Lembak 287 14 - - - - 347 12 113 11 126 8 220 5 6 52 2 39 117 5 373 15 404 15
15 Sungai Rotan - - - -
16 Muara Belida - - - -
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-8 Tabel 2.6
Ibu Kota Kecamatan dan Jarak dari Kota Muara Enim di Kabupaten Muara Enim Tahun 2014
No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Jarak dari Kota
Muara Enim (km)
10 Gunung Megang Gunung Megang Dalam 31
11 Benakat Padang Pindu 34
Sumber : Muara Enim Dalam Angka, 2015
2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Muara Enim.
Kabupaten Muara Enim banyak memiliki Potensi Wilayah di antara lain : potensi
ekonomi kreatif, pariwisata, minyak dan gas, dan sebagainya yang perlu di dukung
pembangunannya dengan infrastruktur permukiman.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis bagi sebagai
penyedia lapangan pekerjaan bagi penduduk Muara Enim. Sektor ini memberikan
kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim sebesar 11,92 persen pada tahun
2014. Konstribusi ini merupakan konstribusi terbesar kedua setelah sektor pertambangan
dan penggalian. Sedangkan konstribusi tenaga kerja di sektor pertanian mencapai 61,4
persen dari total penduduk yang bekerja.
Sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling banyak namun hanya memberikan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-9
masih dapat terus dikembangkan terutama karena sektor ini langsung berhubungan
dengan masyarakat luas terutama dalam hal peyerapan tenaga kerja.
Pada tahun 2014 luas panen dan jumlah padi di Kabupaten Muara Enim mengalami
penurunan. Luas panen padi tahun 2013 sebesar 36.636 Ha berkurang menjadi 36.312
Ha sehingga mengakibatkan penurunan produksi padi sebesar 44.764 ton. Sebaliknya
untuk palawija seperti jagung, ketelapohon, kacang tanah, kacang hijau dan kedelai
mengalami peningkatan luas panen dan produksi.
Tabel 2.7
Luas Panen dan Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Muara Enim
No Uraian Tahun
2013 2014
1 Padi (Sawah + Ladang)
Luas Panen (Ha) 36.636 36.312
Produksi (Ton) 187.543,73 142.779,09
2 Jagung
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-10 Gambar 2.2
Grafik Konstribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB dan Persentase Tenaga Kerja Sektor Pertanian
di Kabupaten Muara Enim
perkebunan, yaitu seluas 242.155 Ha (33,60 persen). Adapun komoditas perkebunan
yang menjadi andalan di Kabupaten Muara Enim adalah komoditas karet, kelapa sawit
dan kopi.
Luas tanaman karet pada tahun 2014 di Kabupaten Muara Enim sebesar 153.507 Ha
dan menghasilkan getah karet seberat 174.915 ton. Dari selurh tanaman perkebunan
yang ada di Kabupaten Muara Enim, tanaman Karet memang menjadi penyumbang
terbesar bagi perekonomian di daerah, disusul kemudian oleh komoditi kelapa sawit dan
kopi.
Tanaman karet ditanam hamper di seluruh wilayah Kabupaten Muara Enim, kecuali
Semende Darat Ulu dan Semende darat Tengah. Konsentrasi perkebunan karet sendiri
berada di Kecamatan Lubai, Rambang dan Rambang Dangku.
Produksi kayu olahan umumnya berasal dari hutan Negara, dimana pada tahun 2014
hutan Negara menghasilkan kayu olahan sebsesar 376.643 m3, sementara hutan rakyat
hanya mampu memproduksi 5.216 m3. Dibandingkan tahun sebelumnya, produksi kayu
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-11 Tabel 2.8
Luas Tanam (Ha) dan Produksi (Ton)
Tanaman Perkebunan Kabupaten Muara Enim 2013 – 2014
No Uraian Tahun
2013 2014 1 Karet
Luas Tanam (Ha) 153.420 153.507
Produksi (Ton) 174.678 174.915
2 Kelapa Sawit
Luas Tanam (Ha) 64.942 45.905
Produksi (Ton) 1.264.496 1.655.917
3 Kopi
Luas Tanam (Ha) 23.444 23.449
Produksi (Ton) 25.213 25.148
Sumber : Muara Enim Dalam Angka, 2015
Masyarakat Muara Enim selama ini paling banyak memelihara ternak jenis kambing,
yaitu sebanyak 52.296 ekor disusul populasi sapi yaitu sebanyak 13.424 ekor, populasi
domba yaitu sebanyak 5.561 ekor dan kerbau sebanyak 3.633 ekor. Sementara itu
populasi kuda hanya sebanyak 154 ekor dan populasi babi sebanyak 299 ekor.
Sedangkan dari jenis ternak unggas, populasi terbanyak adalah dari jenis ayam ras
pedaging yaitu sebanyak 5.190.700 ekor.
Tabel 2.9
Populasi Ternak di Kabupaten Muara Enim (Ekor)
Sapi Kerbau Kambing Domba
2012 18,017 3,732 61,158 6,850
2013 13,190 3,958 46,854 5,542
2014 13,424 3,633 52,296 5,561
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-12 Gambar 2.3
Populasi Ternak di Kabupaten Muara Enim (Ekor)
Sumber : BPS 2015
Pada tahun 2014 produksi perikanan di Kabupaten Muara Enim mencapai 8.589,09
menurun sebanyak 93 ton dari tahun sebelumnya. Namun, konsumsi masyarakat Muara
Enim akan sumber protein ikan jaun lebih besar dari ketersediaan produksi yang ada,
dimana pada tahun 2014 konsumsi ikan masyarakat Muara Enim sudah mencapai
18.633,12 ton.
Tabel 2.10
Jumlah Produksi dan Konsumsi Ikan di Kabupaten Muara Enim (Ton)
2011 2012 2013 2014
Produksi 8.014,21 8.254,27 8.682,92 8.859,09
Konsumsi 10.750,21 11.064,01 12.642,80 18.633,12
Sumber : BPS 2015 0
10 20 30 40 50 60 70
Sapi Kerbau Kambing Domba
2012
2013
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-13 Gambar 2.4
Jumlah Produksi dan Konsumsi Ikan di Kabupaten Muara Enim (Ton)
Sumber : BPS 2015
Produksi kayu olahan umumnya berasal dari hutan Negara, dimana pada tahun 2014
hutan Negara menghasilkan kayu olahan sebesar 376.643 m3, sementara hutan rakyat
hanya mampu memproduksi 5.216 m3. Dibandingkan tahun sebelumnya, produksi kayu
olahan dari hutan rakyat ini jaun menurun.
Tabel 2.11
Produksi Kayu Olahan Hasil Hutan Rakyat dan Hutan Negara di Kabupaten Muara Enim (m3)
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Hutan Negara 450.000 416.256 391.453 404.238 379.287 376.645
Hutan Rakyat 9.984 3.821 2.080 3.159 11.894 5.216
Sumber : BPS 2015
0,00 2.000,00 4.000,00 6.000,00 8.000,00 10.000,00 12.000,00 14.000,00 16.000,00 18.000,00 20.000,00
2011 2012 2013 2014
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-14 Gambar 2.5
Produksi Kayu Olahan Hasil Hutan Rakyat dan Hutan Negara di Kabupaten Muara Enim (m3)
Sumber : BPS 2015
Batubara menjadi komoditas dominan di Kabupaten Muara Enim, bahkan di
Sumatera Selatan. Hal ini dibuktikan dengan besarnya peranan sektor pertambangan
dalam perekonomian Kabupaten Muara Enim. Jumlah produksi batubara yang dihasilkan
oleh PT. Bukit Asam selalu meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2014 tercatat
sebanyak 15.504.890 ton. Selain batubara, Kabupaten Muara Enim juga memproduksi
bahan galian golongan C seperti andesit, sirtu, batu kali, dan masih banyak lagi.
Gambar 2.6
Produksi Batubara dan Briket di Kabupaten Muara Enim 2005 - 2014
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Batu Bara
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-15 Sumber : BPS 2015
Pada tahun 2014 jumlah produksi listrik yang dihasilkan oleh PLN Ranting Muara
Enim sebesar 146.036 ribu KWh. Listrik tersebut kemudian dimanfaatkan oleh 58.177
pelanggan. Selain listrik, kebutuhan mendasar masyarakat lainnya adalah air minum.
Pada tahun 2014 sebanyak 5.079.777 m3 air minum di salurkan oleh PDAM Lematang
Enim. Sebagian besar produksi air minum tersebut disalurkan ke rumah tangga
(4.604.573 m3), dan sisanya didistribusikan ke toko, industri, perusahaan, perkantoran,
dan fasilitas umum.
Gambar 2.7
Produksi Listrik di Kabupaten Muara Enim Tahun 2010 – 2013 (000 KWh)
Sumber : BPS 2015
Secara umum, Industri pengolahan menurut jumlah tenaga kerja 100 orang atau
lebih, industry sedang dengan tenaga kerja 20 - 99 orang, industri mikro kecil dengan
tenaga kerja 1 – 19 orang.
Tahun 2013 tercatat bahwa jumlah perusahaan industri besar dan sedang di
Kabupaten Muara Enim sebanyak 23 perusahaan yang terdiri dari 15 perusahaan industry
besar dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.216 orang pekerja, sedangkan untuk
industri mikro kecil berjumlah 1.045 usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak
2.889 orang.
Ditinjau dari persebarannya jumlah industri kecil dan rumah tangga hampir merata di
setiap kecamatan, namun sebagian besar unit usaha industri kecil dan rumah tangga
0 50.000 100.000 150.000 200.000
2010 2011 2012 2013 2014
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-16 tersbut masih terkonsentrasi di dua kecamatan yaitu Muara Enim dan Lawang Kidul.
Sementara itu untuk industri besar dan sedang penyebarannya hanya ada di delapan
kecamatan saja, yaitu di Kecamatan Tanjung Agung, Lubai, Lawang Kidul, Muara Enim,
Ujan Mas, Gunung Megang dan Gelumbang.
Tabel 2.12
Jumlah Industri Besar, Menengah, dan IKKRT Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 – 2013
No Uraian 2011 2012 2013
1 Industri Besar
Jumlah (Unit) 17 17 15
Tenaga Kerja (Orang) 11.325 11.325 9.991
2 Industri Menengah
Jumlah (Unit) 8 8 8
Tenaga Kerja (Orang) 325 325 325
3 Industri IKKRT
Jumlah (Unit) 615 1.074 1.045
Tenaga Kerja (Orang) 2.460 2.084 2.889
Sumber : Muara Enim Dalam Angka, 2014
Secara umum, kontribusi sektor konstruksi di Kabupaten Muara Enim menunjukkan
perkembangan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010, sektor ini hanya berperan 3,87
persen saja terhadap perekonomian di wilayah Kabupaten Muara Enim. Untuk selanjutnya
peranan sektor ini terus meningkat hingga mencapai 4,53 persen di tahun 2013.
Adapun pelaku penggerak sektor kontruksi salah satunya adalah perusahaan
kontruksi. Saat ini jumlah perusahaan kontruksi yang tercatat membuat izin di Kantor
Pelayanan dan Perizinan Terpadu yang ada di Muara Enim adalah sebanyak 87
perusahaan. Sebelumnya di tahun 2012 hanya ada 37 perusahaan saja yang mengurus
izin usahanya.
Sementara itu, jumlah rumah di Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 adalah
sebanyak 214.665 unit. Jumlah rumah ini meningkat 3,93 persen dari tahun lalu yang
hanya sebanyak 206.555 rumah. Jenis rumah yang paling dominan dihuni oleh penduduk
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-17 perkembangannya saat ini, rumah perumnas berkembang sangat pesat, bahkan
pertumbuhannya di tahun 2013 ini mencapai 14,40 persen.
Kabupaten Muara Enim mempunyai potensi potensi wisata baik wisata alam, wisata
satwa, maupun wisata budaya yang perly dikembangkan menjadi industry pariwisata.
Potensi ini masih terbuka leabar untuk lebih ditingkatkan lagi dikarenakan keindahan alam
yang luar biasa tersebut saat ini belum optimal dikelola serta dipromosikan ke wilayah lain
bahkan luar negeri.
Pada tahun 2013, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke tujuan utama
wisata di Kabupaten Muara Enim, wisata air terjun di Kabupaten Muara Enim, wisata air
terjun Curug Tenang Bedegung, mencapai 23.678 wisatawan. Jumlah tersebut turun 2,06
persen disbanding tahun lalu yang mencapai 24.177 wisatawan.
Pengembangan sektor pariwisata perlu didukung oleh penyediaan fasiltas penunjang
pariwisata seperti hotel / penginapan dan restoran / rumah makan. Jumlah hotel /
penginapan di Kabupaten Muara Enim baik yang melati maupun berbintang pada tahun
2014 sebanyak 18 buah naik dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 16 buah. Adapun
daya tampung yang memiliki keseluruhan 431 kamar dan 716 tempat tidur. Sementara
jumlah restoran / rumah makan pada tahun 2013 sebanyak 258 buah juga mengalami
penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 343 buah.
Tabel 2.13
Jumlah Fasilitasi Penunjang Pariwisata dan Hiburan di Kabupaten Muara Enim
No Uraian 2012 2013 2014
1 Hotel /Penginapan 17 16 18
- Jumlah Kamar 287 262 431
- Jumlah Tempat Tidur 508 467 716
2 Restoran / Rumah Makan 343 258 -
- Jumlah Meja 1.659 1.659 -
- Jumlah Kursi 6.607 4.998 -
3 Billiard 14 11
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-18 Gambar 2.8
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Muara Enim
Sumber : Muara Enim Dalam Angka, 2014
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Muara Enim tahun
2013 mencapai 1.632,46 km, naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 9,94 Km.
Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penambahan jalan kanupaten.
Saat ini di Kabupaten Muara Enim terdapat 6 mobil penumpang umum dan 224 bus
yang terlayani rute dalam dan luar kota. Namun, masyarakat Muara Enim umumnya
menggunakan sarana angkutan ojek untuk sarana transportasi jarak dekat.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-19 Pada tahun 2013, untuk surat dalam negeri, jumlah surat yang diterima sebanyak
42.032 surat aatau turun 74,64 persen dibanding tahun lalu. Hal ini disebabkan sebagian
besar masyarakat lebih memilih berkomunikasi lewat telepon, baik untuk berbicara
langsung maupun lewat pesan singkat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
pemakaian telepon, baik telepon genggam maupun telepon rumah. Pada Tahun 2013,
jumlah pelanggan telepon di Kabupaten Muara Enim berjumlah 5.347 pelanggan. Jumlah
ini meingkat disbanding tahun lalu yang berjumlah 4.661 pelanggan.
Gambar 2.9
Jumlah Pelanggan Telepon Rumah di Kabupaten Muara Enim 2010 - 2013
Sumber : Muara Enim Dalam Angka, 2014
2.3 Demografi dan Urbanisasi
Jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim pada tahun 2014 menurut proyeksi
penduduk berjumlah sekitar 590.975 orang. Pada tahun 2013 jumlah penduduk wilayah ini
dihuni oleh sekitar 582 ribu orang. Dengan demikian selama kurun waktu 2013-2014
terjadi pertumbuhan sebesar 1,61 persen per tahun.
Persebaran penduduk menurut kecamatan di wilayah Kabupaten Muara Enim tidak
merata. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Muara Enim.
Kecamatan tersebut dihuni oleh sekitar 68.063 penduduk. Sementara kecamatan dengan
jumlah penduduk paling sedikit adalah Muara Belida dengan jumlah penduduk sekitar
7.739 orang.
0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000
2010 2011 2012 2013
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-20 Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan. Hal ini ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (sex ratio) yang nilainya lebih dari
100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki. Dilihat dari struktur umur dapat
dikatakan bahwa struktur umur penduduk Kabupaten Muara Enim masih tergolong muda,
dimana persentase penduduk muda (kelompok umur 0-14 tahun) sebesar 30,50 persen,
usia produktif (15-64 tahun) sebesar 65,57 persen dan sisanya, penduduk usia tua (65
tahun keatas) hanya sebesar 3,93 persen.
Tabel 2.15
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Muara Enim, 2014
No Kecamatan Luas Daerah
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-21 Tabel 2.16
Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin, dan Rasio Jenis Kelamin di kabupaten Muara Enim Pertengahan Tahun 2014
No Kecamatan Penduduk (Ribu Jiwa) Rasion Jenis
Kelamin
Sumber : Muara Enim Dalam Angka, 2015
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
per bulan di bawah garis kemiskinan. Pada tahun 2013 garis kemiskinan di Kabupaten
Muara Enim sebesar 291.058 rupiah per bulan, lebih tinggi disbanding tahun sebelumnya
yaitu 278.764. sehingga jumlah penduduk miskin pada tahun 2013 naik menjadi 108.200
jiwa atau sekitar 14,26 persen.
Sementara itu jumlah keluarga sejahtera pada tahun 2014 di Kabupaten Muara Enim
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-22
No Kecamatan Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera Jumlah
I II III III+
Sumber : Sumber Keluarga Berencana Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Muara Enim
Tabel 2.18
Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Muara Enim Tahun 2008 - 2014
No Tahun Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-23 Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 di
wilayah Sumatera Selatan, Kota Palembang merupakan kota dengan jumlah penduduk
terbesar yaitu 1,54 juta jiwa. Sedangkan Kota Pagar Alam mempunyai jumlah penduduk
terkecil yaitu 131 ribu jiwa.
Pertambahan penduduk terbanyak berasal dari Kabupaten Muara Enim yaitu
sebesar 1,68 persen disbanding tahun sebelumnya. Sedangkan pertambahan penduduk
yang paling kecil berasal dari Kota Pagar Alam yaitu sebesar 1,16 persen.
Penduduk miskin adalah pendudk yang memiliki rata-rata pengeluaran di bawah
garis kemiskinan. Peningkatan jumlah penduduk miskin pada tahun 2013 terjadi hamper di
semua kabupaten/kota di wilayah Sumatera Selatan. Persentase penduduk miskin
terbesar berada di Kabupaten Lahat (18,61%), sedangkan persentase penduduk miskin
terendah ada di kota Pagar Alam (9,00%).
Tabel 2.19
Jumlah Penduduk Pertengahan Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 – 2014 (Ribu Jiwa)
No Kabupaten / Kota 2012 2013 2014
1 Ogan Komering Ulu 335,094 339,973 344,932
2 Ogan Komering Ilir 753,310 764,880 776,263
3 Muara Enim 571,986 581,587 590,975
4 Penukal Abab Lematang Ilir 380,119 384,633 389,034
5 Lahat 368,111 373,696 378,987
14 Palembang 1,513,424 1,535,936 1,558,494
15 Prabumulih 169,104 171,804 174,477
16 Pagar Alam 129,597 131,111 132,498
17 Lubuk Linggau 209,593 213,018 216,270
Sumatera Selatan 75,985,268 7,714,326 7,828,740
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-24 Tabel 2.20
Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten / Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 – 2014
No Kabupaten / Kota 2012 2013
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten / Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 -2014
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-25 2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di
suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat struktur
ekonomi sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk melihat
pertumbuhan ekonomi.
PDRB Kabupaten Muara Enim atas dasar harga berlaku dengan migas pada tahun
2014 mengalami peningkatan disbanding yahun sebelumnya. Pada tahun 2013, nilai
tambah yang terbentuk sebesar Rp. 21,94 triliun, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi
Rp. 23,96 triliun. Sedangkan dalam struktur tanpa migas maka nilai tambah pada tahun
2013 mencapai Rp 15,50 triliun, dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 17,26 triliun.
Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan dengan migas pada tahun 2013
mencapai Rp. 7,87 triliun dan Rp. 8,26 triliun pada tahun 2014. Dalam struktur tanpa
migas, nilai tambah pada tahun 2014 mencapai Rp. 6,09 triliun, dari Rp 5,69 Triliun pada
tahun 2013.
Struktur ekonomi Kabupaten Muara Enim berdasarkan harga berlaku dengan migas
masih didominasi oleh sektor primer yaitu 68,96 persen dari total PDRB. Konstribusi
sektor primer berasal dari sektor primer berasal dari sektor pertambangan dan penggalian
sebesar 52,25 persen dan sektor pertanian sebesar 16,70 persen.
Sektor sekonder memberikan konstribusi sebesar 13,48 persen terhadap PDRB
Muara Enim. Sumbangan sektor sekinder industry pengolahan sebesar 8,50 persen.
Sumbangan sektor tersier terhadap PDRB sebesar 17,56 persen. Pada sektor ini
sumbangan terbesar berasal dari sektor perdagangan yaitu sebesar 7,25 persen,
sektor-sektor jasa sebesar 5,54 persen, dan sektor-sektor transportasi dan komunikasi sebesar 2,54
persen.
Jika sektor migas dikeluarkan maka sektor primer menyumbang 56,90 peren, sektor
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-26 Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi di kabupaten Muara Enim sebesar 4,98
persen dengan migas dan bila tanpa migas mencapai 6,94 persen. Pertumbuhan ekonomi
tahun 2014 ini lebih lamban dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 5,44 persen dengan
migas dan 8,11 persen tanpa migas.
Perlambatan pertumbuhan di Kabupaten Muara Enim ini terutama disebabkan
melambatnya pertumbuhan ekonomi pada sktor pertanian dan pertambangan dan
penggalian yang merupakan dua sektor yang mempunyai andil terbesar dalam
perekonomian di wilayah ini. Sementara sektor lainnya, yaitu sektor industri pengolahan,
sektor listrik, gas dan air bersih mampu tumbuh lebih baik di tahun 2014 ini, bahkan sektor
jasa-jasa mencapai pertumbuhan tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan
dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 10,78 persen.
Selain untuk menhukur kinerja perekonomian, PDRB juga dapat digunakan untuk
mengestimasi laju inflasi. Inflasi merupakan suatu indeks yang menggambarkan
perubahan harga. Laju inflasi PDRB Kabupaten Muara Enim tahun 2014 sebesar 3,99
persen (dengan migas) dan 4,11 persen (tanpa migas)
Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati
oleh setiap penduduk secara rata-rata. Nilai ini berasal dari jumlah pendapatan yang
timbul (income origined) dibagi dengan jumlah penduduk.
Pendapatan per kapita di Kabupaten Muara enim atas dasar harga berlaku dengan
migas tahun 2014 adalah sebesar Rp/ 32,45 juta atau naik sebesar 7,37 persen
disbanding tahun sebelumnya. Sedangkan dalam struktur tanpa migas, pendapatan per
kapita meningkat menjadi Rp. 23,32 juta atau naik 9,50 persen disbanding tahun
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-27 Tabel 2.22
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Muara Enim 2012 – 2014
No Lapangan Usaha 2012 2013* 2014**
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.841.652 4.213.999 4.493.472
2 Pertambangan dan Penggalian 18.953.510 22.070.076 21.597.452
3 Industri Pengolahan 3.611.765 4.014.249 4.808.137
4 Pengadaan Listrik dan Gas 19.425 20.085 24.781
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
5.963 6.869 8.271
6 Konstruksi 1.586.134 1.847.176 2.128.158
7 Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
1.460.696 1.680.613 1.902.806
8 Pergudangan 310.237 371.397 453.139
9 Penyediaan Akomodasi Dan Makanan Minum
116.745 137.841 159.207
10 Informasi dan Komunikasi 180.344 208.742 226.272
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 176.096 207.180 226.512
12 Real Estat 248.545 292.428 346.688
13 Jasa Perusahaan 3.899 4.532 5.119
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
533.311 491.900 563.314
15 Jasa Pendidikan 350.143 413.469 507.337
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 111.647 130.905 151.124
17 Jasa lainnya 92.403 91.834 98.718
Produk Domestik Regional Bruto 31.602.518 36.203.286 37.700.507
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-28 Tabel 2.23
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Muara Enim 2012 – 2014 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2012 2013* 2014**
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.471.862 3.615.262 3.766.247
2 Pertambangan dan Penggalian 14.891.756 16.336.679 16.723.717
3 Industri Pengolahan 3.414.067 3.621.848 3.598.358
4 Pengadaan Listrik dan Gas 21.699 24.521 27.278
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
5.564 6.044 6.358
6 Konstruksi 1.365.944 1.494.544 1.569.346
7 Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
1.278.466 1.394.694 1.504.437
8 Pergudangan 257.796 277.750 306.453
9 Penyediaan Akomodasi Dan Makanan Minum
101.981 112.044 118.577
10 Informasi dan Komunikasi 173.073 190.783 206.805
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 163.443 183.430 191.098
12 Real Estat 224.517 247.615 266.583
13 Jasa Perusahaan 3.469 3.772 4.052
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
497.117 442.550 459.033
15 Jasa Pendidikan 322.853 354.948 433.659
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 99.613 113.224 123.124
17 Jasa lainnya 81.531 75.994 78.263
Produk Domestik Regional Bruto 26.374.751 28.495.702 29.383.405
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-29 Tabel 2.24
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim Menurut Sektor Tahun 2012 – 2014 (Persen)
No Lapangan Usaha 2012 2013* 2014**
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,51 9,69 6,63
2 Pertambangan dan Penggalian 17,88 16,44 (2,14)
3 Industri Pengolahan 7,02 11,14 19,78
4 Pengadaan Listrik dan Gas 4,38 3,40 23,38
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
8 Transportasi dan Pergudangan 23,39 19,71 22,01
9 Penyediaan Akomodasi Dan Makanan Minum
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 19,67 17,25 15,45
17 Jasa lainnya 8,67 (0,62) 7,50
Produk Domestik Regional Bruto 15,08 14,56 4,14
Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.25
Peranan Masing-masing sektor dalam Pembentukan PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 – 2014 (%) - Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih - Sektor Bangunan
- Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-30 Tabel 2.26
Laju Inflasi Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 – 2014
No Lapangan Usaha Tahun
2012 2013 2014
1 Pertanian 6,93 2,41 5,96
2 Pertambangan dan Penggalian 10,42 8,39 1,75
3 Industri Pengolahan 4,99 7,20 7,10
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,11 5,74 5,22
5 Bangunan 7,13 8,39 6,44
6 Perdagangan 6,07 7,64 7,82
7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,22 6,41 4,09
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,11 5,31 6,67
9 Jasa-jasa 6,99 13,98 8,44
PDRB dengan Migas 8,55 7,33 3,90
PDRB tanpa Migas 7,71 9,15 4,11
Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim
Tabel 2.27
Pendapatan Per Kapita Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 – 2014 (Rupiah)
No Uraian 2012 2013 2014
Untuk kondisi lingkungan strategis yaitu : Topografi, geologi, klimatologi, dan
geohidrologi. Kondisi Topografi daerah cukup beragam. Daerah dataran tinggi di bagian
barat daya, merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan. Daerah ini
meliputi Kecamatan Semende Darat Laut, Semende Darat Ulu, Semende Darat Tengah
dan Kecamatan Tanjung Agung. Daerah rendah berada dibagian tengah. Terus ke
utara-timur laut, terdapat daerah rawa/lebak yang berhadapan langsung dengan daerah aliran
Sungai Musi. Daerah ini meliputi Kecamatan Lembak, Gelumbang dan Sungai Rotan.
Kondisi geologi : Suhu udara antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat
tersebut terhadap Kabupaten Muara Enim dapat digolongkan sebagai daerah dataran
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-31 kecamatan yaitu sekitar 22 kecamatan, dengan cakupan luas sekitar 7.300,50 km2 atau
81,06 persen dari luas Kabupaten Muara Enim, berada pada ketinggian kurang dari 100
meter dari permukaan laut. Dan selebihnya sekitar 5 (lima) Kecamatan, yaitu Kecamatan
Semende Darat Ulu, Kecamatan Semende Darat Laut, Kecamatan Semende Darat
Tengah, Kecamatan Tanjung Agung dan Kecamatan Lawang Kidul, berada pada
ketinggian lebih dari 100 meter dari permukaan laut.
Derajat kemiringan tanah pada umumnya cenderung landai tingkat ketinggian yang
relatif rendah. Sekitar 75,75 persen dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim berada pada
wilayah yang mempunyai kemiringan kurang dari 12 persen. Sekitar 9,44 persen
berkemiringan sedang yaitu antara 12 – 40 persen. Dan selebihnya sekitar 14,81 persen
tergolong terjal, dengan kemiringan lebih dari 40 persen. Bagian terbesar yaitu sekitar
42,23 persen dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim adalah berupa padzolik
merah-kuning diikuti alluvial sekitar 26,03 persen dari luas wilayah tanah Podzolik merah-merah-kuning.
Jenis Tanah lain yang cukup besar peranannya dalam komposisi/struktur tanah adalah
latosol (7,64 persen), Asosiasi Podzolik coklat kekuning-kuningan dan hidromorf kelabu
(7,59), Asosiasi gley (6,79 persen), dan Andosol (5,54 persen).
Kondisi Klimatologi : Keadaan iklim ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut
terhadap permukaan laut dan jarak dari pantai. Pada tahun 2012, suhu udara rata-rata
pada siang hari berkisar antara 23º C-24ºC. Curah hujan dipengaruhi oleh keadaan iklim,
kondisi topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah
hujan beragam menurut bulan dan lokasi. Selama tahun 2012 curah hujan berkisar antara
11/0,77 mm sampai dengan 348,69/16,73 mm. Sementara bulan Desember merupakan
bulan dengan curah hujan yang paling banyak.
Kondisi geohidrologi Kabupaten Muara Enim banyak mempunyai anak-anak sungai,
sedangkan sungai yang besar adalah sungai Ogan dan sungai Komering, kebanyakan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-32 Tabel 2.28
Data Bencana Alam Menurut Jenis di Kabupaten Muara Enim
No Kecamatan
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-33 Tabel 2.29
Data Jumlah Korban Bencana Alam
No Kecamatan Meninggal Menderita Jumlah Materi
1 Semende Darat Laut - - - -
2 Semende Darat Ulu - - - 85.000.000
3 Semende Darat Tengah - - - -
4 Tanjung Agung - - - -
5 Rambang - - - -
6 Lubai - - - 250.000.000
7 Lawang Kidul - - - 145.000.000
8 Muara Enim - - - 1.108.000.000
9 Ujan Mas - - - 235.000.000
10 Gunung Megang - - - 135.000.000
11 Benakat - - - 50.000.000
12 Rambang Dangku - - - 376.000.000
13 Gelumbang - - - 850.000.000
14 Lembak - - - 75.000.000
15 Sungai Rotan - - - 130.000.000
16 Muara Belida - - - 195.000.000
17 Kelekar - - - -
18 Belimbing - - - 473.000.000
19 Belide Darat - - - -
20 Lubai Ulu - - - -
Jumlah / Total - - - 4.107.000.000
2013 - - - 4.107.000.000
2012 - - - 5.268.000.000
RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 II-34 Tabel 2.30
Jumlah Kejadian dan Lokasi Kebakaran di Kabupaten Muara Enim 2014
No Kecamatan Kejadian Lokasi Keterangan
1 Semende Darat Laut 1 Pulau Panggung Rumah Penduduk
2 Semende Darat Ulu - - -
3 Semende Darat Tengah 1 Tenam Bungkuk Rumah Penduduk