PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PERKALIAN MELALUI MEDIA CORONG BERHITUNG DI
KELAS II SEMESTER II MADRASAH IBTIDAIYAH MA
’ARIF
BLOTONGAN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ERNA YUNIAWATI
NIM 11512004
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERKALIAN MELALUI MEDIA CORONG
BERHITUNG DI KELAS II SEMESTER II
MADRASAH IBTIDAIYAH MA
’
ARIF BLOTONGAN
SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ERNA YUNIAWATI
NIM 11512004
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Satu kebajikan hari ini, akan berubah seribu kebaikan di masa depan.
Tiada Doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Untuk keluarga besar tercinta yang selalu memberikan
motivasi serta doanya, khususnya ayahanda Harno, Ibunda
Sunarsih dan Adik Muhammad Fauzi.
Sahabat-sahabatku (Devi, Ulfi, Sifa, Umi, Aziz)
Calon Imamku tersayang Mas Eko wahyono yang selalu
sabar memberi motivasi dan semangat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Dalam Materi Perkalian
Melalui Media Corong Berhitung Di Kelas II MI Ma’arif Blotongan Salatiga
guna memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi diantaranya:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi,M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si, M. Si Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku pembimbing akademik.
5. Bapak Dr. Winarno,S.Si., M.Pd. sebagai dosen pembimbing
skripsi yang dengan ikhlas telah mencurahkan pikiran dan
tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Para dosen, staf dan karyawan pengajar di lingkungan IAIN
Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
7. Ayahanda (Harno) dan ibunda tercinta (Sunarsih), dan Adik
tersayang (M.Fauzi).
8. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga, guru dan
karyawan serta siswa kelas II yang telah berkenan membantu dan
memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku di PGMI angkatan 2012 yang telah
memberikan semangat dan dukungan.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.
Hanya kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, Semoga amal baik dan
bantuannya tersebut memperoleh balasan dari Allah SWT sebagai amal saleh.
Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap
semoga karya ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 09 Sepetember 2016
Penulis
ABSTRAK
Yuniawati, Erna. 2016. Peningkatkan Hasil Belajar Matematika
Materi Perkalian Melalui Media Corong Berhitung Di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Dr. Winarno, S.Si M.Pd.
Kata kunci : Hasil Belajar,Matematika dan Media Corong Berhitung
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa dan semangat belajar siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga terhadap pelajaran Matematika.Salah satu penyebabnya adalah rendahnya antusias siswa terhadap pelajaran matematika dan kurangnya variasi atau kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran, seperti ceramah yang ternyata belum dapat membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran.Yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan.Masalah yang dikaji adalah apakah penggunaan media corong berhitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika pada siswa kelas II semester II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Media Corong berhitung.Data dalam peneliti ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku siswa atau nilai proses dalam pelaksanaan pembelajaran dan metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus.Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Pelaksanaan tindakan membuahkan hasil, berupa peningkatan hasil belajar matematika pengertian perkalian pada siswa
kelas II semester II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga
Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah 22 siswa,Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika.Pada siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak 9 siswa atau 40,90% dan nilai rata -rata yang diperoleh 65,90. Sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak 19 Siswa atau 86,36% dan nilai rata- rata yang diperoleh 84,1.Dengan melihat hasil kedua siklus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media corong berhitung dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi perkalian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 8
G. Metode Penelitian ... 10
1. Rancangan Penelitian ... 10
3. Langkah-langkah Penelitian... 12
4. Instrument Penelitian ... 15
5. Pengumpulan Data ... 16
6. Analisis Data ... 18
H. Sistematika Penulisan ... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 23
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 31
7. Wujud Hasil Belajar ... 38
B. Pembelajaran Matematika ... 41
1. Pengertian Matematika ... 41
2. Pembelajaran Metematika ... 42
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD/MI ... 42
4. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika di SD/MI ... 44
5. Materi Perkalian dan Sifatnya ... 44
C. Media Corong Berhitung ... 46
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 46
2. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran ... 46
3. Pengertian Media Corong Berhitung ... 47
4. Tujuan Adanya Media Corong Berhitung ... 47
5. Alat dan Bahan Serta cara Pembuatan Media Corong berhitung ... 48
6. Kelebihan dan Kekurangan Media Corong Berhitung ... 49
D. Langkah-langkah Pembelajaran... 50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 54
B. Deskripsi Pelaksaan Siklus I ... 59
C. Deskripsi Pelaksaan Siklus II ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 72
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 72
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I... 75
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 83
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 54
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas II MI Ma’arif Blotongan ... 55
Tabel 3.3 Rekapitulasi Nilai Tes Kondisi Awal ... 57
Tabel 4.1 Nilai Kondisi Awal Siswa ... 73
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 76
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I ... 78
Tabel 4.4 Nilai Siswa Siklus II... 83
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II ... 86
Tabel 4.6 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus .89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Rancangan Pelaksaan PTK ... 14
Gambar 4.1 Hasil Penelitian Pra Siklus ... 75
Gambar 4.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 78
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus II Lampiran 3 Lembar Evaluasi Pra Siklus
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa siklus I Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa siklus II Lampiran 6 Lembar Evaluasi siklus I Lampiran 7 Lembar Evaluasi siklus II Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siswa Pra Siklus Lampiran 9 Hasil Kerja Siswa siklus I Lampiran 10 Hasil Kerja Siswa siklus II Lampiran 11 Hasil Evaluasi siklus I Lampiran 12 Hasil Evaluasi siklus II Lampiran 13 Dokumentasi
Lampiran 14 Nota Pembimbing
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 17 Lembar Konsultasi
Pembimbing Lampiran 18 Daftar SKK
Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2003:1).
Dalam pelaksanaan proses pendidikan di tingkat dasar merupakan
masalah yang paling mendasar. Menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 bahwa tujuan pendidikan
adalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UU Sisdiknas, 2003:8).
Di dalam sebuah pendidikan pada kenyataanya ini masih banyak
pembelajaran. Jika di analisis mungkin penyebabnya bisa dari siswa, guru,
sarana prasarana maupun metode pembelajaran yang digunakan. Juga
minat dan motivasi yang rendah serta kinerja guru yang kurang baik,
sarana dan prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan kurang
berhasil intruksional. Pembelajaran yang kurang berhasil ini
mengakibatkan siswa kurang beminat dalam belajar.yang ditunjukkan
dari kurangnya aktivitas belajar, interaksi dalam proses pembelajaran dan
persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.
Pembelajaran matematika fungsi utamanya adalah sebagai
media pembelajaran atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi.
Perlu diketahui bahwa arti dari Media itu sendiri menurut Ronald
H. Anderson dalam (Sukiman 2012:28) media pembelajaran adalah
media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara
karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa.
Dengan mempelajari matematika diharapkan siswa dapat menguasai
seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi
bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran matematika tetapi penguasaan materi
matematika hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Apabila siswa sudah
mencapai kompetensi yang diinginkan, sangat diharapkan agar para siswa
diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan matematika
sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam
kehidupan kerja, atau dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah, keluarga,maupun
masyarakat.
Terdapat juga beberapa informasi dari sebagian besar siswa,
bahwa mata pelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang
sulit . seperti yang di kemukakan (Russeffendi 1997:73-74) bahwa
matematika sebagai ilmu deduktif, bahasa seni, ratunya ilmu, ilmu tentang
struktur yang terorganisasikan, dan ilmu tentang pola dan hubungan.
Dengan melihat pengertian diatas dapat memunculkan faktor yang
menyebabkan minat siswa kurang baik artinya usaha siswa belum
maksimal. Penerapan peningkatan pembelajaran Matematika perlu
dilakukan bijaksana agar tidak berdampak buruk bagi anak didik
kita, salah satunya dengan mengasah potensi siswa yang harus
dikembangkan secara optimal.
Pada masa lalu proses belajar mengajar untuk pelajaran
matematika cenderung fokus pada guru, dan kurang terfokus pada
siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif
sementara siswa cenderung pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari
perilaku siswa yang kurang antusias ketika pelajaran sedang
berlangsung, rendahnya pemusatan perhatian siswa, serta rendahnya
respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan guru.
Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran matematika pada
mencapai hasil yang memuaskan. Berdasarkan ulangan umum
menunjukkan masih banyak nilai yang kurang dari batas nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) pelajaran Matematika yaitu 70. Dari
identifikasi guru matematika, hal ini terkait dengan faktor yang
mempengaruhi siswa mendapatkan nilai dibawah KKM, bahwa diketahui
siswa yang belum mencapai nilai KKM dari jumlah 22 siswa ada 5 siswa
yang telah berhasil dan yang 17 siswa belum berhasil. Dengan kondisi yang
seperti itu maka peneliti perlu mengadakan PTK. Ditemui juga faktor lain
seperti rendahnya minat siswa dalam pemahaman materi, dan kurangnya
kreativitas guru dalam penyampaian materi.
Melihat faktor ataupun permasalahan diatas, maka diperlukan
suatu media atau perantara yang tepat agar tujuan pembelajaran
matematika khususnya pada materi perkalian dapat tercapai sesuai yang
diharapkan. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sehingga siswa dapat berperan aktif selama pembelajaran. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut peneliti dan guru memutuskan untuk
menggunakan media Corong Berhitung sebagai solusi yang tepat dalam
permasalahan yang ada di kelas II MI Ma’arif Blotongan Salatiga.
Penerapan media pembelajaran corong berhitung dalam
pembelajaran matematika, terutama pada materi perkalian
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Karena siswa
langsung berperan dalam penggunaan media ini dan cukup menarik.
Media pembelajaran ini dipilih karena dapat menanamkan
konsep konkret pada siswa untuk mengenalkan materi perkalian
sebagai penjumlahan berulang, dan mengenalkan siswa tentang
kekayaan yang ada di sekitar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan
penelitian tindakan kelas menggunakan pola kolaboratif, dimana peneliti
sebagai pengamat dengan judul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATERI PERKALIAN MELALUI MEDIA CORONG BERHITUNG
DI KELAS II SEMESTER II MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
BLOTONGAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan
media Corong berhitung dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika materi perkalian bagi siswa kelas II semester II MI
Ma’arif Blotongan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika materi
perkalian melalui media Corong behitung bagi siswa kelas II semester II
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berasal dari kata hipo berarti kurang atau lemah
dan tesis yang berarti teori yang disajikan sebagai bukti. Jadi
hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya
dan masih perlu dibuktikan kenyataanya (Narbuko dan
Achmadi,2007:28). Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
a. Melalui penerapan media Corong behitung dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika materi perkalian
bagi siswa kelas II semester II MI Ma’arif Blotongan Sidorejo
Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat peneliti
tunjukkan sebagai berikut:penerapan media Corong berhitung
adapun indikator yang dirumuskan penulis adalah sebagai berikut:
a. Secara individu
Siswa telah melampaui batas minimal dari niali Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan Madrasah
yakni dengan nilai ≥ 70.
b. Secara klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal)
jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah
tuntas belajarnya menurut Depdikbud dalam (Triatno:2009).
E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat diketahui
kegunaan penelitian ini yaitu :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat mengembangkan sistem pembelajaran
khususnya Matematika dengan penerapan media Corong berhitung berupa
ilmu pengetahuan serta mampu menciptakan kreativitas baru agar
meningkatkan hasil belajar siswa semaksimal mungkin.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan kenyamanan sehingga dapat
meningkatkan kemampuan hasil belajar dengan
menggunakan Media Corong Berhitung.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukkan untuk
memperkenalkan belajar matematika terutama materi perkalian
meningkatkan hasil belajar Metematika sehingga tercipta
pembelajaran yang efektif dan efisien. Selain itu, dengan
mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang kurang
baik atau adanya kekurangan dalam penyampaian materi
dengan menggunakan media Corong Berhitung maka bagi guru
madrasah untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih
meningkatkan pembelajaran serta mengacu untuk lebih kreatif
dalam penyampaian materi kepada siswa.
c. Bagi Madrasah Ibtidaiyah dapat dijadikan sebagai contoh
bentuk peningkatan yang berbasis sekolah/madrasah dalam
upaya hasil belajar.
F. Definisi Operasional
1. Peningkatan
Pengertian peningkatan secara epistemologi adalah
meningkatkan derajat taraf dan sebagainya mempertinggi
memperhebat produksi terutama bidang pendidikan.
Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari kata
tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian
membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas.
Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan
merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun
kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti
penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih
baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam
proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.
(www.duniapelajar.com/2014/8/8/pengertian peningkatan menurut
para ahli html diakses pada hari Rabu,31 agustus 2016 jam16.50 WIB)
2. Hasil belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar
(Susanto,2013:5). Sedangkan menurut Suprijono (2012:5) hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan.
3. Matematika
Matematika adalah salah satu alat berpikir, selain
bahasa, logika, dan statistika (Suriasumantri,1999: 167). Di
pihak lain matematika merupakan ilmu yang berperan ganda,
yakni sebagai raja dan sebagai pelayan ilmu. Sebagai raja,
matematika merupakan bentuk logika paling tinggi yang pernah
diciptakan oleh pemikiran manusia, sedangkan sebagai pelayan,
matematika menyediakan sistem logika serta model-model
4. Media pembelajaran
Sukiman (2012:27) kata Media sendiri berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah
berarti “perantara” atau “pengantar”.Arief S. Sadiman, dkk,(2006:6)
Secara bahasa media berarti pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad, 1996:3).
Media belajar yang akan dipakai oleh peneliti yaitu
Media Corong Berhitung. Media ini adalah media untuk
mengenal perkalian sebagi penjumlahan berulang.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Dalam bukumya Arikunto (2008: 2) dijelaskan
pengertian PTK yaitu:
a. Penelitian
Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi bermanfaatdalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan
Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
c. Kelas
Tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama pula.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk timdakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
2. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah
siswa kelas IIA MI Ma’arif Blotongan Sidorejo Salatiga tahun
pelajaran 2015/2016. Peneliti memilih subyek siswa kelas II
karena dinilai perlu adanya pembaharuan pendekatan
pembelajaran, agar hasil belajar Matematika dapat meningkat.
Jumlah siswa kelas II MI Ma’arif Blotongan Sidorejo Salatiga
3. Langkah-langkah penelitian
Menurut Mulyasa (2009:70-73) prosedur Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) biasanya meliputi beberapa siklus, siklus-siklus dalam
penelitian tindakan kelas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk
mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
(SKKD) yang akan diajarkan kepada peserta didik.
2) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dengan memperhatikan indikator-indikator
hasil belajar.
3) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media
pembelajaran yang menunjang pembentukan SKKD
dalam rangka implementasi Penelitian Tindakan Kelas.
4) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah
yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.
5) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
6) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang
digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas.
7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan
indikator hasil belajar.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan ini menyangkut pelaksanaan tindakan
di kelas. Hal yang perlu diingat yaitu pada waktu
pelaksanaan guru harus mengingat dan berusaha
mengikuti apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.
Dalam pelaksanaan ini, dilakukan dengan Media Corong
Berhitung yang akan digunakan sebagai alat bantu akan
materi yang akan disampaikan.
c. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke mana yang akan
datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih lebih
lagi ketika putaran sekarang ini berjalan.
d. Refleksi
Refleksi berusaha memahami proses, masalah,
persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.
ada dalam suatu situasi dan memahami persoalan serta
keadaan tempat timbulnya persoalan itu.
Model rancangan Penelitian Tindakan Kelas dan
penjelasannya untuk masing-masing tahap ditampilkan pada
gambar 1.1, sebagai berikut:
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral
(Arikunto, dkk., 2008:16)
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
?
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalm penelitian
ini terdiri dari :
a. Pedoman Observasi
Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.Observasi dilakukan
untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena
(kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada
tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan (Mahmud,2011:68).
Sedangkan menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:66)
memperjelas observasi adalah proses pegambilan data dalam
penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi peelitian.
Pedoman observasi digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran Matematika.
b. Soal Tes
Tes merupakan serangakaian pertanyaan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keeramilan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Mahmud,2011:185). Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:78)
tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
sebagai alat ukur data yang berharga dalam penelitian. Soal
tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan peningkatan hasil belajar
siswa menggunakan media corong behitung mata pelajaran
matematika materi perkalian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui
dokumen (Mahmud, 2011:183). Sedangkan menurut
Sedarmayati dalam buku mahmud (2011:183) dokumentasi
adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk
keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber
data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar
ditemukan, dan membuka kesempata untuk lebih memperluas
pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
5. Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan
digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, tes, dan
dokumentasi.
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode atau cara-cara
menganalisa dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu
atau kelompok secara langsung (Purwanto, 1984: 150). Metode ini
digunakan penulis untuk mengetahui kemampuan peserta didik
ketika mengikuti pembelajaran matematika materi sifat operasi
hitung.Dengan adanya Observasi ini berguna untuk mendapatkan
sebuah data yang valid mengenai keadaan di ruang kelas, suasana
pembelajaran, kreatifitas guru, keaktifan siswa serta
daya tarik siswa terhadap media pembelajaran yang diberikan.
b. Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes ini
digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai
materi pembelajaran sifat operasi hitung
Bahwa setiap siswa nantinya akan diberi soal oleh guru
sesuai dengan pokok bahasan kemudian diminta untuk
mengerjakannya. Data dari tes tersebut didokumentasikan dan
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini
bersumber dari : silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), nilai peserta didik sebelum diterapkan penerapan Media
Corong Berhitung pada mata pelajaran matematika materi
perkalian, foto-foto kegiatan pembelajaran persiklus, dan data
lain yang dapat melengkapi penyusunan penelitian ini.
Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengolahan kelas yang digunakan oleh
peneliti sebagai landasan penyusunan RPP, sedangkan RPP sendiri
merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman pembelajaran guru di kelas dan disusun dalam tiap-tiap
putaran pembelajaran. Nilai peserta didik sebelum menerapkan
Media Corong Berhitung pada mata pelajaran Matematika materi
perkalian peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik mengetahui pemahaman materi pelajaran.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka,
analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi
yang terekam dalam catatan lapangan sebagai pijakan untuk menemukan
progam aksi pada siklus selanjutnya atau mendeteksi tolak ukur ketercapaian
tujuan dalam penelitian tindakan kelas. Dalam
penelitian ini peneliti menganalisis data siswa secara individu
dan klasikal, dengan rumusan sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individu
Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu ≥ 70. Untuk
mengetahui masing- masing siswa mencapai kategori tuntas
atau belum tuntas, peneliti menggunakan analisis data dengan
rumus sebagai berikut:
Nilai
=
ℎ × 100%b. Ketuntasan Klasikal
Indikator keberhasilan guru apabila siswa yang tuntas
mencapai 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas
memperoleh nilai ≥ 70. Adapun rumus untuk menganalisis data
secara klasikal dalam satu kelas adalah sebagai berikut:
P=
ℎ 慹 100%ℎ
Sedangkan menurut (Sudijono,2010:43) cara
menganalisis data dengan menggunakan rumus :
P = 100%
P = angka presentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah frekuensi (banyaknya individu
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : bagian
awal, bagian isi, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari
sampul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran.
1. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
4. Instrumen Penelitian
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
H.Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1.Pengertian Hasil
2. Pengertian Belajar
3. Ciri – ciri Belajar
4. Pengertian Hasil Belajar
5. Macam – macam Hasil Belajar
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
7. Wujud Hasil Belajar
B. Pembelajaran Matematika Perkalian
1. Pengertian Matematika
2. Pembelajaran Matematika
3. Tujuan pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di SD/MI
5. Materi Perkalian dan sifatnya
C.Media Corong Berhitung
1. Pengertian Media Pembelajaran
2. Fungsi Media dalam Pewmbelajaran
4. Tujuan Adanya Media Corong Berhitung
5. Alat dan Bahan serta Cara Pembuatan
6. Kelebihan dan Kekurangan Media Corong
Berhitung D. Langkah – langkah Pembelajaran
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
B. Deskripsi pelaksanaan Siklus I
C. Deskripsi pelaksaan Siklus II
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
2. Bagian Akhir
Bagan akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran
dan daftar riwayat hidup penulis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua
kata yaitu “hasil” dan “belajar” yang memi;liki arti yang berbeda.
Oleh karena itu untuk memahami lebihmendalam mengenai makna
hasil belajar, akan dibahas dulu pebgertian “hasil” dan “belajar”.
Menurut Djamarah (2000:45) hasil adalah prestasi dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptkan, baik secara
individu maupun kelompok. Untuk menghasilkan sebuah
prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat
besar. Hanya dengan keuletan dan sungguh-sungguh dan rsa
optimisme yang mampu untuk mencapainya. Nasution (1995:25)
mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri
individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan
pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahn kecakapan, sikap.
(www.Dunia baca.com/2015/pengertian belajar dan hasil
2. Pengertian Belajar
Seperti dikatakan Reber dalam buku Agus suprijono(
2009:3) belajar adalah the process of acquiring knowledge.Belajar
adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep
mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru
bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu
pengetahuan sebanyak – banyaknya dan peserta didik giat
mengumpulkan atau menerimanya.
Kemudian Arti penting belajar menurut Al-Quran, dalam
buku Baharuddin dkk (2015 : 38) bahwa agama Islam sangat
menganjurkan kepada manusia untuk selalau belajar. Bahkan,
Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk
belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah
untuk dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah. Beberap[a
hal penting berkaitan dengan belajar :
a. Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu
pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam mempertahankan hidupnya.
b. Allah melarang manuasia untuk tidak mengetahui segala
sesuatu yang manusia lakukan. Karemna setiap apa yang
kita perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban.(QS
Al-Isra’ 17:36)
c. Dengan ilmu yang dimiliki manusia melalui proses
belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih
tinggi kepada hambanya. (QS Mujadalah 58:11).
3. Ciri- ciri Belajar
Dalam buku Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar
milik A. Tabrani Rusyan, dkk (1990: 12) mengemukakan bahwa
ciri- ciri belajar adalah sebagai berikut:
a. Proses belajar ialah menglami, berbuat, mereaksi, dan
mengalami.
b. Proses itu melalui bermacam- macam pengalaman dan
mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi
kehidupan tertentu
d. Pengalaman belajar bersumber dari kebetuhan dan
tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi
secara berkesinambungan.
e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heredi atas
f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material
dipengaruhi oleh perbedaan- perbedaan individual
dikalangan peserta didik.
g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila
pengalaman-pengalaman dan hasil- hasil yang diinginkan
disesuaikan dengan kematangan peserta didik.
h. Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik
mengatahui status dan kemajuannya.
i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari
berbagai prosedur.
j. Hasil- hasil belajar secara fungsional berkaitan satu dengan
yang lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
k. Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah
bimbingan yang merangsang dan membimbing tanda
tekanan dan paksaan.
l. Hasil- hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian- pengertian, sikap- sikap, apresiasi,
abilitas, dan keterampilan.
m. Hasil- hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila
memberi kepuasaan kepada kebutuhannya dan berguna
serta bermakna baginya.
n. Hasil- hasil belajar dilengkapi dengan jalannya
serangkaian pengalaman yang dapat dipersamakan dan
dengan pertimbangan yang baik.
o. Hasil- hasil belajar itu lambat laun dipersatuakan menjadi
kepribadian dengan kecepatan yang berbeda- berbeda.
Hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan
dapat berubah- ubah, jadi tidak sederhana dan statis.
4. Pengertian Hasil belajar
Menurut Susanto yang dipertegas lagi oleh Nawawi
(2013:5) bahwa pengertian hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut
susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Pendapat lain menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar
merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
Menurut Gagne dalam Suprijono (2013: 5-6) hasil belajar
terdiri dari:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan
ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
menyalesaikan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian tehadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Dari beberapa pendapat tersebut. Maka dari itu dapat
disimpulkan hasil belajar menurut peneliti adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang
dinyatakan dengan cara bertingkah laku karena
engalaman baru. Dalam kaitanya dengan kegiatan belajar,
maka hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar
sedangkan belajar lebih menekankan pada proses
kegiatan selain pada hasil kegiatannya.
5. Macam-macam hasil belajar.
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),
keterampilan proses ( aspek psikomotorik ), dan sikap siswa (aspek
afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan berikut:
a. Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, dialami, atau yan ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung
yang di lakukan. Sedangkan menurut sumaatmadja dalam
susanto (2013:8) konsep adalah sesuatu yang tergambar
pengertian. Dari beberapa pengertian tersebut, untuk
mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman
konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
b. Keterampilan proses
Indrawati dalam susanto (2013:9) merumuskan
bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan
keterampilan ilmiah yang terarah. (baik kognitif
maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya,
atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain keterampilan
ini digunakan sebagai wahana penemuan dan
pengembangan konsep, prinsip dan teori.
c. Sikap
Menurut Sardiman dalam susanto (2013:11) sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap
dunia disekitarnya baik berupa indivu- individu maupun
objek- objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,
perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungan dengan
hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada
pengertian pemahaman konsep.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (1988: 56-62) Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil
belajar individu. Di dalam membicarakan faktor intern
ini terdapat diantaranya Faktor Jasmaniah yang meliputi
1) Faktor kesehatan
Agar seseorang dapat belajar dengan baik
haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan cara selalu mengindahkan
ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur,
2) Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.
Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
3) Faktor Psikologis
Ada bebrapa faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
a) Intelegensi
Menurut J.P.Chaplin dalam Slameto(1988:57)
intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi
dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali dalam
Slameto(1988:58) adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada
suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan,
sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran
selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan
pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi
berbeda dengan perhatian, karena perhatian sfatnya
sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum
tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari
situ diperoleh kepuasan.
d) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hillgard adalah
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatih.
e) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan
yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu
dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk
mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri
sebagai daya penggerak/pendorong.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase
dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat
tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru.Kematangan belum berarti anak
dapat melaksanakan kegiatan secara
terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan
dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah
siap (matang) belum dapat melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan
lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi
kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu
tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies
Drever adalah kesediaan untuk memberi response
atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri
seeseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan
untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika
siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan,
maka hasil belajarnya akan lebih baik.
b. Faktor eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1) Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses
belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis
antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa
untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang
administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa
untuk belajar.
b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak
siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan yang belum dimilikinya.
c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat
memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu
siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2) Lingkungan nonsosial.
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak
terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah
tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya,
bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung,
proses belajar siswa akan terhambat.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar
yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,
hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat
belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan
lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa, begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap
aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai
materi pelajaran dan berbagai metode mengajar
7. Wujud Hasil Belajar
Ada beberapa perilaku yang muncul bukan karena
proses belajar, yakni gerakan reflek dan instink. Dengan
demikian ada perilaku yang tidak harus dipelajari dan ada pula
perilaku yang harus dipelajari. Walaupun ada beberapa yang
gtanpa dipelajari sudah menjadi bagian dari diri individu.
Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti, dkk (2009: 20) wujud hasil
belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu:
a. Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya
perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil
belajar akan mengurangi kebiasaan- kebiasaanyang tidak
diperlukan. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang
berperilaku positif yang relatif menetap dan positif.
b. Ketrampilan
Ketrampialn adalah kegiatan yang berhubungan
dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini
membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan
kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu hasil belajar dapat
dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam diri individu.
c. Pengamatan
Pengamanan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan
dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra,
terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan
menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar
d. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya
mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat.
Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan
sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan
mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut.
e. Berpikir Rasional dan Kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat
berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu
menggunakan logika untuk menentukan sebab- akibat,
menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap
untuk mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai
muncul kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan
kesanggupan individu untuk mengurangi atau
menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu
memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih biak.
Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu
dalam melakukan sesuatu secara baik.
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri
individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk
menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
i. Tingkah Laku Efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang
efektif. Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud
dari hasil belajar. Maksudnya seseorang dikatakan berhasil
belajar jika prang tersebut memiliki tingkah laku yang
efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Menurut ahmad susanto (2013:183) Matematika merupakan
salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan,
mulai dar tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan
matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal.
Kata matematika berasal dari bahasa Latin,
manthanein atau mathema yang berarti “ belajar atau hal
yang dipelajari,”sedang dalam bahasa Belanda, matematika
disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan
dengan penalaran menurut Depdiknas (dalam susanto
2001:7). Matematika memiliki bahasa dan aturan yang
terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis,
dan struktur atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.
Menurut Ahmad susanto (2013:185) Matematika
merupakan disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan
konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan
dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam
2. Pembelajaran Matematika
Pembelejaran merupakan komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh phak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran
di dalamnya mengandung makna belajar dan mengajar, atau
merupakan kegiatan belajar belajar mengajar.
Adapun menurut Dimyanti (dalam susanto 2013:186),
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Menurut Ahmad susanto (2013:186) pembelajaran
matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir
siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa n
yang baik terhadap materi matematika.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah
dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan
matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika
dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam
penerapan matematika.
Menurut Depdiknas (dalam susanto 2013:190) , secara
khusus tujuan pembelajarn matematika di sekolah dasar,
sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan
konsep atau algoritme.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model
matematika, menyalesaikan model, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk menjelaskan
keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai penggunaan
4. Ruang lingkup Pelajaran Matematika di SD/MI
Ruang lingkup bahan ajaran matematika untuk SD/MI
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Pengolahan data
5. Materi perkalian dan
Sifat-sifatnya a. Pengertian Perkalian
Bahwa perkalian merupakan sebuah operasi
matematika yang meliputi penskalaan (pelipatan) bilangan
yang satu dengan bilangan yang lain. Operasi perhitungan
ini termasuk kedalam aritmatika dasar. Secara sederhana,
perkalian dapat didefinisikan sebagai penjumlahn yang
diulang. Misalnya, pada perkalian 5 x 3 ( 5 dikali 3) kita
dapat menghitungnya dengan cara menjumlahkan 3 (di
ulang 5 kali), berikut perhitungannya:
5 X 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 15, dalam konsep dasar
perkalian, 5 X 3 tidaklah sama denagn 3 X 5 meskipun
hasilnya sama 15.