• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN MELALUI MEDIA CORONG BERHITUNG DI KELAS II SEMESTER II MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF BLOTONGAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN MELALUI MEDIA CORONG BERHITUNG DI KELAS II SEMESTER II MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF BLOTONGAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

PERKALIAN MELALUI MEDIA CORONG BERHITUNG DI

KELAS II SEMESTER II MADRASAH IBTIDAIYAH MA

’ARIF

BLOTONGAN SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ERNA YUNIAWATI

NIM 11512004

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERKALIAN MELALUI MEDIA CORONG

BERHITUNG DI KELAS II SEMESTER II

MADRASAH IBTIDAIYAH MA

ARIF BLOTONGAN

SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ERNA YUNIAWATI

NIM 11512004

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Satu kebajikan hari ini, akan berubah seribu kebaikan di masa depan.

Tiada Doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Untuk keluarga besar tercinta yang selalu memberikan

motivasi serta doanya, khususnya ayahanda Harno, Ibunda

Sunarsih dan Adik Muhammad Fauzi.

Sahabat-sahabatku (Devi, Ulfi, Sifa, Umi, Aziz)

Calon Imamku tersayang Mas Eko wahyono yang selalu

sabar memberi motivasi dan semangat.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Dalam Materi Perkalian

Melalui Media Corong Berhitung Di Kelas II MI Ma’arif Blotongan Salatiga

guna memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi diantaranya:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi,M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

keguruan.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si, M. Si Selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

5. Bapak Dr. Winarno,S.Si., M.Pd. sebagai dosen pembimbing

skripsi yang dengan ikhlas telah mencurahkan pikiran dan

tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(10)

6. Para dosen, staf dan karyawan pengajar di lingkungan IAIN

Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

7. Ayahanda (Harno) dan ibunda tercinta (Sunarsih), dan Adik

tersayang (M.Fauzi).

8. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga, guru dan

karyawan serta siswa kelas II yang telah berkenan membantu dan

memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku di PGMI angkatan 2012 yang telah

memberikan semangat dan dukungan.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.

Hanya kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, Semoga amal baik dan

bantuannya tersebut memperoleh balasan dari Allah SWT sebagai amal saleh.

Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari

pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap

semoga karya ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 09 Sepetember 2016

Penulis

(11)

ABSTRAK

Yuniawati, Erna. 2016. Peningkatkan Hasil Belajar Matematika

Materi Perkalian Melalui Media Corong Berhitung Di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Maarif Blotongan Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Dr. Winarno, S.Si M.Pd.

Kata kunci : Hasil Belajar,Matematika dan Media Corong Berhitung

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa dan semangat belajar siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga terhadap pelajaran Matematika.Salah satu penyebabnya adalah rendahnya antusias siswa terhadap pelajaran matematika dan kurangnya variasi atau kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran, seperti ceramah yang ternyata belum dapat membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran.Yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan.Masalah yang dikaji adalah apakah penggunaan media corong berhitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika pada siswa kelas II semester II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Media Corong berhitung.Data dalam peneliti ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku siswa atau nilai proses dalam pelaksanaan pembelajaran dan metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus.Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Pelaksanaan tindakan membuahkan hasil, berupa peningkatan hasil belajar matematika pengertian perkalian pada siswa

kelas II semester II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Blotongan Salatiga

Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah 22 siswa,Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika.Pada siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak 9 siswa atau 40,90% dan nilai rata -rata yang diperoleh 65,90. Sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak 19 Siswa atau 86,36% dan nilai rata- rata yang diperoleh 84,1.Dengan melihat hasil kedua siklus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media corong berhitung dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi perkalian.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 10

1. Rancangan Penelitian ... 10

(13)

3. Langkah-langkah Penelitian... 12

4. Instrument Penelitian ... 15

5. Pengumpulan Data ... 16

6. Analisis Data ... 18

H. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 23

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 31

7. Wujud Hasil Belajar ... 38

B. Pembelajaran Matematika ... 41

1. Pengertian Matematika ... 41

2. Pembelajaran Metematika ... 42

3. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD/MI ... 42

4. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika di SD/MI ... 44

5. Materi Perkalian dan Sifatnya ... 44

C. Media Corong Berhitung ... 46

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 46

2. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran ... 46

3. Pengertian Media Corong Berhitung ... 47

4. Tujuan Adanya Media Corong Berhitung ... 47

5. Alat dan Bahan Serta cara Pembuatan Media Corong berhitung ... 48

6. Kelebihan dan Kekurangan Media Corong Berhitung ... 49

D. Langkah-langkah Pembelajaran... 50

(14)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 54

B. Deskripsi Pelaksaan Siklus I ... 59

C. Deskripsi Pelaksaan Siklus II ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 72

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 72

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I... 75

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 83

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 54

Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas II MI Ma’arif Blotongan ... 55

Tabel 3.3 Rekapitulasi Nilai Tes Kondisi Awal ... 57

Tabel 4.1 Nilai Kondisi Awal Siswa ... 73

Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 76

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I ... 78

Tabel 4.4 Nilai Siswa Siklus II... 83

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II ... 86

Tabel 4.6 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus .89

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Bagan Rancangan Pelaksaan PTK ... 14

Gambar 4.1 Hasil Penelitian Pra Siklus ... 75

Gambar 4.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 78

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) siklus II Lampiran 3 Lembar Evaluasi Pra Siklus

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa siklus I Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa siklus II Lampiran 6 Lembar Evaluasi siklus I Lampiran 7 Lembar Evaluasi siklus II Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siswa Pra Siklus Lampiran 9 Hasil Kerja Siswa siklus I Lampiran 10 Hasil Kerja Siswa siklus II Lampiran 11 Hasil Evaluasi siklus I Lampiran 12 Hasil Evaluasi siklus II Lampiran 13 Dokumentasi

Lampiran 14 Nota Pembimbing

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian

Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 17 Lembar Konsultasi

Pembimbing Lampiran 18 Daftar SKK

Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2003:1).

Dalam pelaksanaan proses pendidikan di tingkat dasar merupakan

masalah yang paling mendasar. Menurut Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 bahwa tujuan pendidikan

adalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (UU Sisdiknas, 2003:8).

Di dalam sebuah pendidikan pada kenyataanya ini masih banyak

(19)

pembelajaran. Jika di analisis mungkin penyebabnya bisa dari siswa, guru,

sarana prasarana maupun metode pembelajaran yang digunakan. Juga

minat dan motivasi yang rendah serta kinerja guru yang kurang baik,

sarana dan prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan kurang

berhasil intruksional. Pembelajaran yang kurang berhasil ini

mengakibatkan siswa kurang beminat dalam belajar.yang ditunjukkan

dari kurangnya aktivitas belajar, interaksi dalam proses pembelajaran dan

persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.

Pembelajaran matematika fungsi utamanya adalah sebagai

media pembelajaran atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi.

Perlu diketahui bahwa arti dari Media itu sendiri menurut Ronald

H. Anderson dalam (Sukiman 2012:28) media pembelajaran adalah

media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara

karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa.

Dengan mempelajari matematika diharapkan siswa dapat menguasai

seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi

bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran matematika tetapi penguasaan materi

matematika hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Apabila siswa sudah

mencapai kompetensi yang diinginkan, sangat diharapkan agar para siswa

diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan matematika

sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam

kehidupan kerja, atau dalam

(20)

kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah, keluarga,maupun

masyarakat.

Terdapat juga beberapa informasi dari sebagian besar siswa,

bahwa mata pelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang

sulit . seperti yang di kemukakan (Russeffendi 1997:73-74) bahwa

matematika sebagai ilmu deduktif, bahasa seni, ratunya ilmu, ilmu tentang

struktur yang terorganisasikan, dan ilmu tentang pola dan hubungan.

Dengan melihat pengertian diatas dapat memunculkan faktor yang

menyebabkan minat siswa kurang baik artinya usaha siswa belum

maksimal. Penerapan peningkatan pembelajaran Matematika perlu

dilakukan bijaksana agar tidak berdampak buruk bagi anak didik

kita, salah satunya dengan mengasah potensi siswa yang harus

dikembangkan secara optimal.

Pada masa lalu proses belajar mengajar untuk pelajaran

matematika cenderung fokus pada guru, dan kurang terfokus pada

siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif

sementara siswa cenderung pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari

perilaku siswa yang kurang antusias ketika pelajaran sedang

berlangsung, rendahnya pemusatan perhatian siswa, serta rendahnya

respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan guru.

Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran matematika pada

(21)

mencapai hasil yang memuaskan. Berdasarkan ulangan umum

menunjukkan masih banyak nilai yang kurang dari batas nilai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) pelajaran Matematika yaitu 70. Dari

identifikasi guru matematika, hal ini terkait dengan faktor yang

mempengaruhi siswa mendapatkan nilai dibawah KKM, bahwa diketahui

siswa yang belum mencapai nilai KKM dari jumlah 22 siswa ada 5 siswa

yang telah berhasil dan yang 17 siswa belum berhasil. Dengan kondisi yang

seperti itu maka peneliti perlu mengadakan PTK. Ditemui juga faktor lain

seperti rendahnya minat siswa dalam pemahaman materi, dan kurangnya

kreativitas guru dalam penyampaian materi.

Melihat faktor ataupun permasalahan diatas, maka diperlukan

suatu media atau perantara yang tepat agar tujuan pembelajaran

matematika khususnya pada materi perkalian dapat tercapai sesuai yang

diharapkan. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses

pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sehingga siswa dapat berperan aktif selama pembelajaran. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut peneliti dan guru memutuskan untuk

menggunakan media Corong Berhitung sebagai solusi yang tepat dalam

permasalahan yang ada di kelas II MI Ma’arif Blotongan Salatiga.

Penerapan media pembelajaran corong berhitung dalam

pembelajaran matematika, terutama pada materi perkalian

diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Karena siswa

langsung berperan dalam penggunaan media ini dan cukup menarik.

(22)

Media pembelajaran ini dipilih karena dapat menanamkan

konsep konkret pada siswa untuk mengenalkan materi perkalian

sebagai penjumlahan berulang, dan mengenalkan siswa tentang

kekayaan yang ada di sekitar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan

penelitian tindakan kelas menggunakan pola kolaboratif, dimana peneliti

sebagai pengamat dengan judul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MATERI PERKALIAN MELALUI MEDIA CORONG BERHITUNG

DI KELAS II SEMESTER II MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF

BLOTONGAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan

media Corong berhitung dapat meningkatkan hasil belajar

Matematika materi perkalian bagi siswa kelas II semester II MI

Ma’arif Blotongan Sidorejo Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika materi

perkalian melalui media Corong behitung bagi siswa kelas II semester II

(23)

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari kata hipo berarti kurang atau lemah

dan tesis yang berarti teori yang disajikan sebagai bukti. Jadi

hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya

dan masih perlu dibuktikan kenyataanya (Narbuko dan

Achmadi,2007:28). Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

a. Melalui penerapan media Corong behitung dapat

meningkatkan hasil belajar Matematika materi perkalian

bagi siswa kelas II semester II MI Ma’arif Blotongan Sidorejo

Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat peneliti

tunjukkan sebagai berikut:penerapan media Corong berhitung

adapun indikator yang dirumuskan penulis adalah sebagai berikut:

a. Secara individu

Siswa telah melampaui batas minimal dari niali Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan Madrasah

yakni dengan nilai ≥ 70.

(24)

b. Secara klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal)

jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah

tuntas belajarnya menurut Depdikbud dalam (Triatno:2009).

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat diketahui

kegunaan penelitian ini yaitu :

1. Secara Teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat mengembangkan sistem pembelajaran

khususnya Matematika dengan penerapan media Corong berhitung berupa

ilmu pengetahuan serta mampu menciptakan kreativitas baru agar

meningkatkan hasil belajar siswa semaksimal mungkin.

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang

menyenangkan dan kenyamanan sehingga dapat

meningkatkan kemampuan hasil belajar dengan

menggunakan Media Corong Berhitung.

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukkan untuk

memperkenalkan belajar matematika terutama materi perkalian

(25)

meningkatkan hasil belajar Metematika sehingga tercipta

pembelajaran yang efektif dan efisien. Selain itu, dengan

mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang kurang

baik atau adanya kekurangan dalam penyampaian materi

dengan menggunakan media Corong Berhitung maka bagi guru

madrasah untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih

meningkatkan pembelajaran serta mengacu untuk lebih kreatif

dalam penyampaian materi kepada siswa.

c. Bagi Madrasah Ibtidaiyah dapat dijadikan sebagai contoh

bentuk peningkatan yang berbasis sekolah/madrasah dalam

upaya hasil belajar.

F. Definisi Operasional

1. Peningkatan

Pengertian peningkatan secara epistemologi adalah

meningkatkan derajat taraf dan sebagainya mempertinggi

memperhebat produksi terutama bidang pendidikan.

Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari kata

tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian

membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas.

Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan

merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun

kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti

(26)

penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih

baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam

proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.

(www.duniapelajar.com/2014/8/8/pengertian peningkatan menurut

para ahli html diakses pada hari Rabu,31 agustus 2016 jam16.50 WIB)

2. Hasil belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi

pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar

(Susanto,2013:5). Sedangkan menurut Suprijono (2012:5) hasil

belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan.

3. Matematika

Matematika adalah salah satu alat berpikir, selain

bahasa, logika, dan statistika (Suriasumantri,1999: 167). Di

pihak lain matematika merupakan ilmu yang berperan ganda,

yakni sebagai raja dan sebagai pelayan ilmu. Sebagai raja,

matematika merupakan bentuk logika paling tinggi yang pernah

diciptakan oleh pemikiran manusia, sedangkan sebagai pelayan,

matematika menyediakan sistem logika serta model-model

(27)

4. Media pembelajaran

Sukiman (2012:27) kata Media sendiri berasal dari bahasa latin

dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah

berarti “perantara” atau “pengantar”.Arief S. Sadiman, dkk,(2006:6)

Secara bahasa media berarti pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis

untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal (Azhar Arsyad, 1996:3).

Media belajar yang akan dipakai oleh peneliti yaitu

Media Corong Berhitung. Media ini adalah media untuk

mengenal perkalian sebagi penjumlahan berulang.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian

Tindakan Kelas). Dalam bukumya Arikunto (2008: 2) dijelaskan

pengertian PTK yaitu:

a. Penelitian

Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau

(28)

informasi bermanfaatdalam meningkatkan mutu suatu hal

yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan

Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

c. Kelas

Tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam

waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru

yang sama pula.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk timdakan

terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

2. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah

siswa kelas IIA MI Ma’arif Blotongan Sidorejo Salatiga tahun

pelajaran 2015/2016. Peneliti memilih subyek siswa kelas II

karena dinilai perlu adanya pembaharuan pendekatan

pembelajaran, agar hasil belajar Matematika dapat meningkat.

Jumlah siswa kelas II MI Ma’arif Blotongan Sidorejo Salatiga

(29)

3. Langkah-langkah penelitian

Menurut Mulyasa (2009:70-73) prosedur Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) biasanya meliputi beberapa siklus, siklus-siklus dalam

penelitian tindakan kelas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut:

1) Tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk

mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

(SKKD) yang akan diajarkan kepada peserta didik.

2) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dengan memperhatikan indikator-indikator

hasil belajar.

3) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media

pembelajaran yang menunjang pembentukan SKKD

dalam rangka implementasi Penelitian Tindakan Kelas.

4) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah

yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.

5) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

(30)

6) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang

digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas.

7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan

indikator hasil belajar.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan ini menyangkut pelaksanaan tindakan

di kelas. Hal yang perlu diingat yaitu pada waktu

pelaksanaan guru harus mengingat dan berusaha

mengikuti apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.

Dalam pelaksanaan ini, dilakukan dengan Media Corong

Berhitung yang akan digunakan sebagai alat bantu akan

materi yang akan disampaikan.

c. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh

tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke mana yang akan

datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih lebih

lagi ketika putaran sekarang ini berjalan.

d. Refleksi

Refleksi berusaha memahami proses, masalah,

persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.

(31)

ada dalam suatu situasi dan memahami persoalan serta

keadaan tempat timbulnya persoalan itu.

Model rancangan Penelitian Tindakan Kelas dan

penjelasannya untuk masing-masing tahap ditampilkan pada

gambar 1.1, sebagai berikut:

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral

(Arikunto, dkk., 2008:16)

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?

(32)

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalm penelitian

ini terdiri dari :

a. Pedoman Observasi

Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.Observasi dilakukan

untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena

(kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada

tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan (Mahmud,2011:68).

Sedangkan menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:66)

memperjelas observasi adalah proses pegambilan data dalam

penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi peelitian.

Pedoman observasi digunakan untuk mengamati secara langsung

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran Matematika.

b. Soal Tes

Tes merupakan serangakaian pertanyaan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur keeramilan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Mahmud,2011:185). Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:78)

tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan

kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan

(33)

sebagai alat ukur data yang berharga dalam penelitian. Soal

tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan peningkatan hasil belajar

siswa menggunakan media corong behitung mata pelajaran

matematika materi perkalian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui

dokumen (Mahmud, 2011:183). Sedangkan menurut

Sedarmayati dalam buku mahmud (2011:183) dokumentasi

adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan

tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk

keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber

data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar

ditemukan, dan membuka kesempata untuk lebih memperluas

pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan

digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, tes, dan

dokumentasi.

(34)

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode atau cara-cara

menganalisa dan mengadakan pencatatan secara sistematis

mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu

atau kelompok secara langsung (Purwanto, 1984: 150). Metode ini

digunakan penulis untuk mengetahui kemampuan peserta didik

ketika mengikuti pembelajaran matematika materi sifat operasi

hitung.Dengan adanya Observasi ini berguna untuk mendapatkan

sebuah data yang valid mengenai keadaan di ruang kelas, suasana

pembelajaran, kreatifitas guru, keaktifan siswa serta

daya tarik siswa terhadap media pembelajaran yang diberikan.

b. Tes

Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes ini

digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai

materi pembelajaran sifat operasi hitung

Bahwa setiap siswa nantinya akan diberi soal oleh guru

sesuai dengan pokok bahasan kemudian diminta untuk

mengerjakannya. Data dari tes tersebut didokumentasikan dan

(35)

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini

bersumber dari : silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), nilai peserta didik sebelum diterapkan penerapan Media

Corong Berhitung pada mata pelajaran matematika materi

perkalian, foto-foto kegiatan pembelajaran persiklus, dan data

lain yang dapat melengkapi penyusunan penelitian ini.

Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang

kegiatan pembelajaran, pengolahan kelas yang digunakan oleh

peneliti sebagai landasan penyusunan RPP, sedangkan RPP sendiri

merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman pembelajaran guru di kelas dan disusun dalam tiap-tiap

putaran pembelajaran. Nilai peserta didik sebelum menerapkan

Media Corong Berhitung pada mata pelajaran Matematika materi

perkalian peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta

didik mengetahui pemahaman materi pelajaran.

6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka,

analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi

yang terekam dalam catatan lapangan sebagai pijakan untuk menemukan

progam aksi pada siklus selanjutnya atau mendeteksi tolak ukur ketercapaian

tujuan dalam penelitian tindakan kelas. Dalam

(36)

penelitian ini peneliti menganalisis data siswa secara individu

dan klasikal, dengan rumusan sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu ≥ 70. Untuk

mengetahui masing- masing siswa mencapai kategori tuntas

atau belum tuntas, peneliti menggunakan analisis data dengan

rumus sebagai berikut:

Nilai

=

× 100%

b. Ketuntasan Klasikal

Indikator keberhasilan guru apabila siswa yang tuntas

mencapai 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas

memperoleh nilai ≥ 70. Adapun rumus untuk menganalisis data

secara klasikal dalam satu kelas adalah sebagai berikut:

P=

ℎ 慹 100%

Sedangkan menurut (Sudijono,2010:43) cara

menganalisis data dengan menggunakan rumus :

P = 100%

(37)

P = angka presentase

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Jumlah frekuensi (banyaknya individu

H. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : bagian

awal, bagian isi, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari

sampul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan

keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,

daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran.

1. Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

(38)

4. Instrumen Penelitian

5. Pengumpulan Data

6. Analisis Data

H.Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1.Pengertian Hasil

2. Pengertian Belajar

3. Ciri – ciri Belajar

4. Pengertian Hasil Belajar

5. Macam – macam Hasil Belajar

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

7. Wujud Hasil Belajar

B. Pembelajaran Matematika Perkalian

1. Pengertian Matematika

2. Pembelajaran Matematika

3. Tujuan pelajaran Matematika di Sekolah Dasar

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di SD/MI

5. Materi Perkalian dan sifatnya

C.Media Corong Berhitung

1. Pengertian Media Pembelajaran

2. Fungsi Media dalam Pewmbelajaran

(39)

4. Tujuan Adanya Media Corong Berhitung

5. Alat dan Bahan serta Cara Pembuatan

6. Kelebihan dan Kekurangan Media Corong

Berhitung D. Langkah – langkah Pembelajaran

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

B. Deskripsi pelaksanaan Siklus I

C. Deskripsi pelaksaan Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

2. Bagian Akhir

Bagan akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran

dan daftar riwayat hidup penulis.

(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua

kata yaitu “hasil” dan “belajar” yang memi;liki arti yang berbeda.

Oleh karena itu untuk memahami lebihmendalam mengenai makna

hasil belajar, akan dibahas dulu pebgertian “hasil” dan “belajar”.

Menurut Djamarah (2000:45) hasil adalah prestasi dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptkan, baik secara

individu maupun kelompok. Untuk menghasilkan sebuah

prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat

besar. Hanya dengan keuletan dan sungguh-sungguh dan rsa

optimisme yang mampu untuk mencapainya. Nasution (1995:25)

mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri

individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan

pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahn kecakapan, sikap.

(www.Dunia baca.com/2015/pengertian belajar dan hasil

(41)

2. Pengertian Belajar

Seperti dikatakan Reber dalam buku Agus suprijono(

2009:3) belajar adalah the process of acquiring knowledge.Belajar

adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep

mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru

bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu

pengetahuan sebanyak – banyaknya dan peserta didik giat

mengumpulkan atau menerimanya.

Kemudian Arti penting belajar menurut Al-Quran, dalam

buku Baharuddin dkk (2015 : 38) bahwa agama Islam sangat

menganjurkan kepada manusia untuk selalau belajar. Bahkan,

Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk

belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah

untuk dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah. Beberap[a

hal penting berkaitan dengan belajar :

a. Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu

pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi dalam mempertahankan hidupnya.

b. Allah melarang manuasia untuk tidak mengetahui segala

sesuatu yang manusia lakukan. Karemna setiap apa yang

kita perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban.(QS

Al-Isra’ 17:36)

(42)

c. Dengan ilmu yang dimiliki manusia melalui proses

belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih

tinggi kepada hambanya. (QS Mujadalah 58:11).

3. Ciri- ciri Belajar

Dalam buku Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar

milik A. Tabrani Rusyan, dkk (1990: 12) mengemukakan bahwa

ciri- ciri belajar adalah sebagai berikut:

a. Proses belajar ialah menglami, berbuat, mereaksi, dan

mengalami.

b. Proses itu melalui bermacam- macam pengalaman dan

mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi

kehidupan tertentu

d. Pengalaman belajar bersumber dari kebetuhan dan

tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi

secara berkesinambungan.

e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heredi atas

(43)

f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material

dipengaruhi oleh perbedaan- perbedaan individual

dikalangan peserta didik.

g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila

pengalaman-pengalaman dan hasil- hasil yang diinginkan

disesuaikan dengan kematangan peserta didik.

h. Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik

mengatahui status dan kemajuannya.

i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari

berbagai prosedur.

j. Hasil- hasil belajar secara fungsional berkaitan satu dengan

yang lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.

k. Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah

bimbingan yang merangsang dan membimbing tanda

tekanan dan paksaan.

l. Hasil- hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-

nilai, pengertian- pengertian, sikap- sikap, apresiasi,

abilitas, dan keterampilan.

m. Hasil- hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila

memberi kepuasaan kepada kebutuhannya dan berguna

serta bermakna baginya.

(44)

n. Hasil- hasil belajar dilengkapi dengan jalannya

serangkaian pengalaman yang dapat dipersamakan dan

dengan pertimbangan yang baik.

o. Hasil- hasil belajar itu lambat laun dipersatuakan menjadi

kepribadian dengan kecepatan yang berbeda- berbeda.

Hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan

dapat berubah- ubah, jadi tidak sederhana dan statis.

4. Pengertian Hasil belajar

Menurut Susanto yang dipertegas lagi oleh Nawawi

(2013:5) bahwa pengertian hasil belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran

di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil

tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut

susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Pendapat lain menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar

merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

(45)

Menurut Gagne dalam Suprijono (2013: 5-6) hasil belajar

terdiri dari:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis

fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan

ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam

menyalesaikan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi

sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian tehadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.

Dari beberapa pendapat tersebut. Maka dari itu dapat

disimpulkan hasil belajar menurut peneliti adalah suatu bentuk

(46)

pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang

dinyatakan dengan cara bertingkah laku karena

engalaman baru. Dalam kaitanya dengan kegiatan belajar,

maka hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar

sedangkan belajar lebih menekankan pada proses

kegiatan selain pada hasil kegiatannya.

5. Macam-macam hasil belajar.

Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),

keterampilan proses ( aspek psikomotorik ), dan sikap siswa (aspek

afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan berikut:

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6)

diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari

materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini adalah

seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada

siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, dialami, atau yan ia

rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung

yang di lakukan. Sedangkan menurut sumaatmadja dalam

susanto (2013:8) konsep adalah sesuatu yang tergambar

(47)

pengertian. Dari beberapa pengertian tersebut, untuk

mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman

konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.

b. Keterampilan proses

Indrawati dalam susanto (2013:9) merumuskan

bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan

keterampilan ilmiah yang terarah. (baik kognitif

maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk

menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya,

atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu

penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain keterampilan

ini digunakan sebagai wahana penemuan dan

pengembangan konsep, prinsip dan teori.

c. Sikap

Menurut Sardiman dalam susanto (2013:11) sikap

merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu

dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap

dunia disekitarnya baik berupa indivu- individu maupun

objek- objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,

perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungan dengan

(48)

hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada

pengertian pemahaman konsep.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (1988: 56-62) Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern.

Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar

individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal

dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil

belajar individu. Di dalam membicarakan faktor intern

ini terdapat diantaranya Faktor Jasmaniah yang meliputi

1) Faktor kesehatan

Agar seseorang dapat belajar dengan baik

haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap

terjamin dengan cara selalu mengindahkan

ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur,

(49)

2) Cacat tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini

terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan

khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat

menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

3) Faktor Psikologis

Ada bebrapa faktor psikologis yang mempengaruhi

belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

a) Intelegensi

Menurut J.P.Chaplin dalam Slameto(1988:57)

intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga

jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan

cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi

dan mempelajarinya dengan cepat.

b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali dalam

Slameto(1988:58) adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada

(50)

suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka

siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan,

sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat

belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran

selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan

pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus

menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi

berbeda dengan perhatian, karena perhatian sfatnya

sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum

tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan

minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari

situ diperoleh kepuasan.

d) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hillgard adalah

(51)

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

belajar atau berlatih.

e) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan

yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu

dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk

mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang

menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri

sebagai daya penggerak/pendorong.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase

dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat

tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru.Kematangan belum berarti anak

dapat melaksanakan kegiatan secara

terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan

dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah

siap (matang) belum dapat melaksanakan

kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan

lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi

kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu

tergantung dari kematangan dan belajar.

(52)

g) Kesiapan

Kesiapan atau readiness menurut Jamies

Drever adalah kesediaan untuk memberi response

atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri

seeseorang dan juga berhubungan dengan

kematangan, karena kematangan berarti kesiapan

untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu

diperhatikan dalam proses belajar, karena jika

siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan,

maka hasil belajarnya akan lebih baik.

b. Faktor eksternal

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses

belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis

antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa

untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang

(53)

administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa

untuk belajar.

b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan

masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi

belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak

pengangguran dan anak terlantar juga dapat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak

siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar,

diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang

kebetulan yang belum dimilikinya.

c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat

mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan

keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga

(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat

memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.

Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak,

kakak, atau adik yang harmonis akan membantu

siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

2) Lingkungan nonsosial.

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang

segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak

terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,

suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah

(54)

tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya,

bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung,

proses belajar siswa akan terhambat.

b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar

yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,

hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat

belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan

lain sebagainya. Kedua, software, seperti

kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,

buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.

c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia

perkembangan siswa, begitu juga dengan metode

mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi

perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat

memberikan kontribusi yang positif terhadap

aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai

materi pelajaran dan berbagai metode mengajar

(55)

7. Wujud Hasil Belajar

Ada beberapa perilaku yang muncul bukan karena

proses belajar, yakni gerakan reflek dan instink. Dengan

demikian ada perilaku yang tidak harus dipelajari dan ada pula

perilaku yang harus dipelajari. Walaupun ada beberapa yang

gtanpa dipelajari sudah menjadi bagian dari diri individu.

Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti, dkk (2009: 20) wujud hasil

belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu:

a. Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya

perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil

belajar akan mengurangi kebiasaan- kebiasaanyang tidak

diperlukan. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang

berperilaku positif yang relatif menetap dan positif.

b. Ketrampilan

Ketrampialn adalah kegiatan yang berhubungan

dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini

membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan

kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu hasil belajar dapat

dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam diri individu.

(56)

c. Pengamatan

Pengamanan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan

dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra,

terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan

menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar

d. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat

Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya

mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat.

Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan

sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan

mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut.

e. Berpikir Rasional dan Kritis

Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat

berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu

menggunakan logika untuk menentukan sebab- akibat,

menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.

f. Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap

untuk mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai

muncul kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam

(57)

g. Inhibisi

Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan

kesanggupan individu untuk mengurangi atau

menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu

memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih biak.

Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu

dalam melakukan sesuatu secara baik.

h. Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri

individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk

menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.

i. Tingkah Laku Efektif

Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang

efektif. Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud

dari hasil belajar. Maksudnya seseorang dikatakan berhasil

belajar jika prang tersebut memiliki tingkah laku yang

efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.

(58)

B. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Matematika

Menurut ahmad susanto (2013:183) Matematika merupakan

salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan,

mulai dar tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan

matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal.

Kata matematika berasal dari bahasa Latin,

manthanein atau mathema yang berarti “ belajar atau hal

yang dipelajari,”sedang dalam bahasa Belanda, matematika

disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan

dengan penalaran menurut Depdiknas (dalam susanto

2001:7). Matematika memiliki bahasa dan aturan yang

terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis,

dan struktur atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.

Menurut Ahmad susanto (2013:185) Matematika

merupakan disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan

konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan

dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam

(59)

2. Pembelajaran Matematika

Pembelejaran merupakan komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh phak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran

di dalamnya mengandung makna belajar dan mengajar, atau

merupakan kegiatan belajar belajar mengajar.

Adapun menurut Dimyanti (dalam susanto 2013:186),

pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam

desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara

aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Menurut Ahmad susanto (2013:186) pembelajaran

matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir

siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,

serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa n

yang baik terhadap materi matematika.

3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah

dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan

matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika

(60)

dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam

penerapan matematika.

Menurut Depdiknas (dalam susanto 2013:190) , secara

khusus tujuan pembelajarn matematika di sekolah dasar,

sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan

konsep atau algoritme.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam

generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model

matematika, menyalesaikan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk menjelaskan

keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai penggunaan

(61)

4. Ruang lingkup Pelajaran Matematika di SD/MI

Ruang lingkup bahan ajaran matematika untuk SD/MI

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Bilangan

b. Geometri dan pengukuran

c. Pengolahan data

5. Materi perkalian dan

Sifat-sifatnya a. Pengertian Perkalian

Bahwa perkalian merupakan sebuah operasi

matematika yang meliputi penskalaan (pelipatan) bilangan

yang satu dengan bilangan yang lain. Operasi perhitungan

ini termasuk kedalam aritmatika dasar. Secara sederhana,

perkalian dapat didefinisikan sebagai penjumlahn yang

diulang. Misalnya, pada perkalian 5 x 3 ( 5 dikali 3) kita

dapat menghitungnya dengan cara menjumlahkan 3 (di

ulang 5 kali), berikut perhitungannya:

5 X 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 15, dalam konsep dasar

perkalian, 5 X 3 tidaklah sama denagn 3 X 5 meskipun

hasilnya sama 15.

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK model spiral
Tabel : 3.1
Tabel 4.1 Nilai Kondisi Awal Siswa
Gambar 4.1 Hasil Penelitian Pra siklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3.11 Persentase Jawaban Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Produk Smartphone Android pada Dimensi Kualitas. Kualitas yang Dirasakan (Perceived

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, tetap menjalankan tugas sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga kerja konstruksi sampai dengan

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengembangkan aplikasi Hot Billing yang dapat digunakan untuk kebutuhan perhitungan tarif pada wartel VoIP yang menawarkan jasa

Pada tesis ini pengelompokan titik pantau kualitas air di Kali Surabaya menggunakan metode Kohonen Self Organizing Maps dan Learning Vector Quantization

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “ Analisis Perbedaan Average Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Stock Split Pada

Memiliki kelulusan Diploma atau kelulusan lain yang diiktiraf setaraf dengannya oleh Kerajaan Malaysia dan diluluskan oleh Senat Universiti dengan mendapat sekurang-.. kurangnya

Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat diketahui bahwa waktu tunggu angkutan umum di dalam terminal Cikarang untuk AKDP 1 tidak sesuai dengan ketentuan/syarat dari