• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INTERNALISASI NILAI KERJASAMA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN INTERNALISASI NILAI KERJASAMA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INTERNALISASI NILAI KERJASAMA DENGAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD

Rufina, Maridjo, Nurhadi

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan

Email: rufinatutuangin@ymail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif denganbentuk penelitian studi hubungan dengan menggunakan cara penelitian Studi Korelasi.Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh hasil r hitung = 0,472 dan r tabel dengan N = 42 adalah 0,304. Hal ini berarti r hitung > dari r tabel atau 0,472 >0,304. Dengan demikian Hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang berarti Terdapat hubungan positif yang signifikan antara distribusi variabel internalisasi nilai kerjasama dengan variabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota dengan tingkat korelasi “Sedang”.

Kata kunci: Hubungan, internalisasi nilai kerjasama, hasil belajar

Abstract: The purpose of this research is to analyz relationship between internalisation cooperative value with student study result incitizenship education learning fifth Aclassbase school country42city Pontianak. The research method used descriptif method withthe research type is interrelationship study researchwith the way is correlation study reseach. Based on statistic calculation obtained result r hitung = 0,472 and r tabel with N = 42 is 0,304. It meaning is r hitung > from r tabel or 0,472 > 0,304.That’s why alternative hypothesis (Ha) received, the meaning is ocurred positive significant relationship between distributionvariableinternalisation cooperative value with variable student study result in citizenship education learning fifth Aclassbase school country42city Pontianak with the level correlation is “Average”.

Key word: relationship,internalitation cooperation value, study result.

(2)

enurut kurikulum 2006, Pendidikan kewarganegaraan didefinisikan sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang (1).Memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara; (2).Cerdas, terampil dan berkarakter mulia sesuai dengan pancasila dan UUD 1945. Sejalan dengan hal ini, diperlukan cara berpikir siswa yang mencerminkan pancasila dalam dirinya dan salah satunya penghayatan terhadap nilai – nilai yang dialami siswa baik di sekolah maupun pada kehidupan sehari – hari.

Dalam proses pembelajaran, kerjasama adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan. Khususnya pada pembelajaran di sekolah dasar, nilai kerjasama perlu mendapatkan internalisasi (penghayatan) oleh siswa melalui guru. Karena nilai ini sangat bermanfaat pada kehidupan siswa sehari-hari. Dengan tertanamnya/terhayatinya nilai kerjasama sejak dini, siswa akan memiliki/melekatkan nilai kerjasama pada dirinya seperti: rasa bertanggungjawab, rasa membantu/menolong sesama, rasa prihatin dan perhatian, rasa simpati dan empati, tidak egois, tidak meninggikan diri, rasa memberi, dan lain - lain. Dengan kerjasama juga dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Karena pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan dan menjalin hubungan sosial.Salah satu cara menumbuhkan kerjasama antar siswa adalah bimbingan/pembiasaan pada siswa untuk saling membantu dan bergotong-royong memecahkan masalah dalam kelompok belajar di kelas. Dalam kelompok belajar, kerjasama ditekankan supaya tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat dicapai oleh siswa dan hasil belajarnya memuaskan.

Kenyataan yang terjadi di lapangan pada saat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota berlangsung (data guru Oktober 2012), di dalam kelompok belajar siswa pada saat itu masih terdapat adanya sikap individualisme, sibuk sendiri, bermalas-malasan atau mengharapkan teman yang lainnya yang bekerja, acuh tak acuh, malahan ada beberapa siswa yang mengganggu teman atau kelompok lain. Sehingga ketika guru bertanya atau memberikan soal yang harus dijawab secara individu mayoritas siswa tidak mengetahui jawaban dan malahan ada yang kebingungan. Penilaian proses belajar siswa juga termasuk dalam kategori kurang. Ini berdampak buruk pada hasil belajar siswa, yaitu: 5 orang (11,91%) termasuk dalam kategori sangat baik; 9 orang (21,43%) termasuk dalam kategori baik; 3 orang (7,14%) termasuk dalam kategori cukup baik; 15 orang (35,71%) termasuk dalam kategori kurang; dan 10 orang (23,81%) termasuk dalam kategori kurang sekali.

Untuk menginternalisasikan nilai kerjasama dalam diri siswa diperlukan suatu teknik pembelajaran. Salah satu teknik pembelajaran afektif yang dipandang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah

Value Clarification Technique (VCT)atau teknik mengklarifikasikan nilai-nilai.

Berdasarkan uraian tersebut, sebagai solusi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Internalisasi Nilai Kerjasama dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota.”

(3)

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan antara internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Sedangkan tujuan khususnya ialah: (1) Untuk mengetahui seberapa besar internalisasi nilai kerjasama pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan oleh siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota; (2) Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota; (3) Untuk mengetahui hubungan positif antara distribusi nilai variabel internalisasi nilai kerjasama dengan nilai variabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelasVA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota.

Kamus besar bahasa Indonesia dalam Ulfatun Niswah (2011), internalisasi diartikan sebagai penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui binaan, bimbingan, dsb. Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (kbbi.web.id, diakses 27 November 2012).

Nilai dalam bahasa Inggris adalah value, berasal dari bahasa latin valere. Yang secara harfiah dapat didefinisikan sebagai harga (Rahmat Mulyana dalam Ulfatun Niswah, 2011). Menurut J. R. Fraenkel dalam Ulfatun Niswah (2011),

value is an idea a concept about what someone thing is important in life, nilai adalah suatu ide konsep tentang apa yang menurut pemikiran seseorang penting dalam kehidupan.

Kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, pemerintah, dsb) untuk mencapai tujuan bersama (kbbi.web.id, diakses 27 November 2012). Landsberge dalam Elsje Theodora M. (2010) menyatakan, kerjasama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) dimana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat.

Jadi, internalisasi nilai dapat disimpulkan sebagai penghayatan atau penanaman terhadap sesuatu yang dianggap penting atau berharga dalam kehidupan yang diwujudkan kedalam sikap dan prilaku melalui binaan atau bimbingan. Dapat juga didefinisikan sebagai penanaman nilai moralitas manusiawi.

Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011:22), adalah “Kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.”Sri Anitah (2007: 2.7) mengemukakan bahwa,”Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.” Hasil belajar siswa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Tim Dosen PKn PGSD FKIP Untan (2009: 1), “PKn adalah mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu dan merupakan wahana yang digunakan untuk meneruskan, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa. Nilai luhur tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa.”

(4)

Dalam penelitian ini teknik pembelajaran yang akan dipakai adalah teknik mengklarifikasi nilai atau Value Clarification Technique (VCT).Karena teknik ini dipandang lebih efektif, sejalan dengan pendapat Harmin dalam Sutardjo Adisusilo (2012: 143), yang mengatakan bahwa dari sekian metode pembelajaran nilai maka VCT jauh lebih efektif, mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan metode atau pendekatan lainnya. VCT merupakan teknik yang menanamkan nilai dengan cara sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kejelasan/kemantapan nilai (Fathurrohman & Wuri Handayani, 2011: 36). Teknik ini juga membantu siswa untuk mampu mengkomunikasikan secara jujur dan terbuka tentang nilai-nilai mereka sendiri dan membantunya menggunakan kemampuan berpikir rasional dalam menilai. Hal ini sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang maksimal.

Sekolah merupakan tempat terjadinya interaksi antara guru dan siswa.Interaksi tersebut merupakan syarat utama bagi berlangsungnya pendidikan.Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran perlu suatu kerjasama antarsiswa yang ada di kelas, antarsiswa dengan siswa lain, dan antarsiswa dengan guru untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.Dalam hal ini, proses pembelajaran bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi saja, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal.

Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikn Kewarganegaraan. Salah satunya adalah menginternalisasikan/menanamkan nilai-nilai kerjasama kepada siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas.Hal ini selaras dengan pendapat Sriyono dalam Elsje Theodora M. (2010), yang mengemukakan bahwa, guru hendaknya menciptakan suasana kerjasama antar murid sehingga pelajaran yang diberikan itu lebih efektif dan efisien. Sejalan juga dengan tujuan dari bekerjasama yang diungkapkan Elsje T. M. (2010) ialah dapat mengembangkan tingkat pemikiran yang tinggi, keterampilan komunikasi yang penting, meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran bersosial dan sikap toleransi terhadap perbedaan individu. Dalam kerjasama, kita memiliki kesempatan mengungkapkan gagasan, mendengarkan pendapat orang lain, serta bersama-sama membangun pengertian, menjadi sangat penting dalam belajar karena memiliki unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang (Efi dalam Elsje Theodora M, 2010).kerjasama mendukung pembelajaran PKn siswa dengan dapat memupuk kemampuan intelektual, akademik, berpikir kreatif, kepemimpinan, sikap, dan psikomotorik yang ada dalam diri siswa. Sehingga berdampak positif pada hasil belajar siswa baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Kerjasama dapat berlangsung dengan baik jika dalam diri siswa sudah tertanam nilai-nilai kerjasama. Dan jika internalisasi ini telah dilakukan maka kerjasama dalam pembelajaran pun akan menuai hasil yang memuaskan dan berdampak positif pada hasil belajar siswa sendiri.

Dengan kata lain, internalisasi nilai kerjasama berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan

(5)

Kewarganegaraan, siswa akan lebih aktif dan tercipta pembelajaran yang menyenangkan serta bermakna. Dalam konteks ini, pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hadari Nawawi (1985: 63) mengemukakan, “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain - lainl) pada saat sekarang berdasarkan fakta - fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.”Alasan dipergunakan metode deskriptif pada penelitian ini karena pemecahan masalah-masalah dengan mengemukakan fakta - fakta apa adanya pada saat penelitian ini dilakukan.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian studi hubungan (Interrelationship Studies) dengan menggunakan cara penelitian Studi Korelasi (Correlation Studies). Penelitian dengan cara ini bermaksud untuk mencari ada tidaknya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Bentuk penelitian ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian.

Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota yang memenuhi kriteria penelitian ini. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 maka peneliti mengambil sampel total, yaitu seluruh siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota yang berjumlah 42 siswa, terdiri dari 32 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung berupa skala sikap atau skala pengukuran internalisasi nilai kerjasama yang akan disebarkan kepada siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota dan teknik pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan yaitu hasil belajar siswa melalui penilaian proses dan tes formatif pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Instrumen penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Kewarganegaraan dengan hasil validasi bahwa instrumen yang digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal yang disusun tergolong tinggi, yaitu pada soal pertemuan pertama 0,84 dan pertemuan kedua 0,79. Tingkat kesukaran dan daya pembeda soal juga dijabarkan untuk kepentingan validitas dan reliabilitas soal.

Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

Tahap Persiapan

Langkah – langkah dalam tahap ini, yaitu: 1) Observasi jumlah siswa dan kriterianya di kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak kota; 2) Menyiapkan perangkat penelitian yang berupa kisi – kisi skala sikap, skala sikap, kisi - kisi soal, soal tes, kunci jawaban, pedoman penskoran skala sikap, dan pedoman penskoran tes; 3) Melakukan validitas instrumen tes penelitian yang divaliditas oleh satu orang dosen yaitu ibu Dra. Asmayani Salimi, M.Si; 4) Merevisi instrumen penelitian skala sikap dan tes; 5) Melakukan uji coba soal dan skala

(6)

sikap penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VB Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota.

Tahap Pelaksanaan

Langkah – langkah yang dilakukan, adalah: 1) Memberikan skala sikap kepada siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota; 2) Memberikan soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa; 3) Mengumpulkan skala sikap beserta hasil belajar siswa berupa nilai tes.

Tahap Analisis Data

Dalam tahap ini langkah – langkahnya ialah: 1) Menskor hasil skala sikap dan nilai tes; 2) Menghitung hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat; 3) Membuat kesimpulan.

Untuk dapat menjawab masalah penelitian dan mendapatkan kesimpulan hasil penelitian serta untuk menentukan hipotesis penelitian, dilakukan analisis data sebagai berikut:

Untuk menjawab sub masalah 1, yaitu: Seberapa besar internalisasi nilai kerjasama pada siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VA SDN 42 Pontianak Kota, digunakan rumus presentase menurut Ngalim Purwanto (2010: 102) sebagai berikut:

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap instrumen yang menggunakan skala Likert diberi skor. Adapun ketentuan pemberian skor menurut Sugiyono(2009: 94), yaitu:Sangat setuju= bobot 5; Setuju = bobot 4; Ragu – ragu = bobot 3; Tidak setuju = bobot 2;dan Sangat tidak setuju = bobot 1. Berdasarkan persentase yang diperoleh, maka dapat diinterprestasikan dan diklasifikasikan sesuai dengan tabel pengelolaan internalisasi nilai kerjasama yang disesuaikan dengan tolak ukur persentase menurut Ngalim Purwanto (2010: 103), ialah: 86 – 100% : Sangat Baik; 76 – 85% : Baik; 60 – 75% : Cukup Baik; 55 – 59% : Kurang; dan ≤ 54% : Kurang Sekali.

Untuk menjawab submasalah 2, yaitu: Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA SDN 42 Pontianak kota, menggunakan rumus mean (rata – rata) menurut Nana Sudjana(2011: 109) ialah:

=

Adapun untuk menginterprestasikan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan standar nilai BSNP (2011: 28), yaitu: 1) Nilai 8,00 – 10 ,00 kategori A (Sangat Baik); 2) Nilai 7,00 – 7,99 kategori B (Baik); 3) Nilai 6,00 – 6,99 kategori C (Cukup Baik); 4) Nilai 5,00 - 5,99 kategori D (Kurang Baik); dan Nilai 0,00 – 4,99 kategori E (Tidak Baik).

Untuk menjawab sub masalah 3, yaitu: hubungan positif antara variabel internalisasi nilai kerjasama dengan variabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA SDN 42 Pontianak Kota digunakan rumus korelasi product momentmenurutSugiyono (2009: 183) sebagai berikut:

(7)

=

∑(

)

(∑ )(∑ )

(∑

)

(∑

)

Selanjutnya untuk mengetahui koofesien korelasi yang diperoleh, maka interprestasi dari korelasi tersebut menurut Sugiyono (2009: 184) sebagai berikut:

Tabel 1 Tolok Ukur Interprestasi Koefisien Korelasi Interval KoefesienTingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat rendah 0,200 – 0,399 rendah 0,400 – 0,599 sedang 0,600 – 0,799 kuat 0,800 – 1,000 Sangat kuat

Untuk melihat seberapa kuat hubungan antara variabel bebas ( X) dan variabel terikat (Y) tersebut, maka koefesien korelasi product moment yang sudah diperoleh dimasukan kedalam tabel angka sesuai dengan ketentuan hasil pengujian hipotesis yang berlaku menurut Sugiyono (2009: 214) pada tabel 1 diatas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, serta penyajian data dan analisis data. Persiapan penelitian dilakukan dengan langkah – langkah: 1) Menentukan alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur seberapa besar internalisasi nilai kerjasama siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota yaitu berupa skala sikap dan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa soal tes; 2) Melakukan uji coba soal tes, sampel yang dijadikan untuk uji coba adalah siswa kelas VB Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota; 3) Melakukan validitas dan reliabilitas instrumen,yang dilaksanakan pada tanggal 17 Januari dan 21 januari 2013, untuk uji coba tingkat validitas dilaksanakan dua kali di Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Di dalam penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap skala sikap, hal ini karena untuk soal skala sikap disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai.

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota yang berada di Jl. Ampera kecamatan Pontianak Kota.Penelitian dilakukan di kelas VA yang berjumlah 42 siswa yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan

(8)

dan 32 siswa laki - laki. Penelitian dengan judul “Hubungan antara Internalisasi Nilai Kerjasama dengan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota”. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Januari – 4 Februari 2013.

Adapun penyajian data skala sikap internalisasi nilai kerjasama yang terdiri dari 15 soal dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang telah diolah, yaitu: Secara keseluruhan dari hasil penyebaran skala sikap yang diberikan kepada siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota dapat diketahui bahwa internalisasi nilai kerjasama siswa dari 42 responden memiliki skor sebesar 2957 atau 93,87 %, sehingga termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.Berdasarkan hasil analisis data skor skala sikap internalisasi nilai kerjasama untuk setiap indikator, maka diperoleh gambaran internalisasi nilai kerjasama siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota yang dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 2 SkorNilai Variabel Internalisasi Nilai Kerjasama Siswa Kelas VA SDN 42 Pontianak Kota

Aspek IndikatorSkor(210)% SkorKategori

Internalisasi nilai kerjasama antara individu dengan individu lainnya 1. Mempunyai tanggung

jawab pribadi.20296,19Sangat Baik 2. Memberikan

informasitinda-kan yang dilakuinformasitinda-kan kepada

anggota atau teman.19793,81Sangat Baik 3. Saling bertukar pendapat

sesama anggota atau teman.18487,62Sangat Baik 4. Saling menanyakan

pen-dapat masing - masing

anggota atau teman.19693,33Sangat Baik 5. Menerapkan sikap saling

mengerti dan percaya antar

anggota atau teman.19693,33Sangat Baik

Internalisasi nilai kerjasama antar individu dengan kelompok

6. Saling bekerjasama dalam kelompok ketikamemecah-kan masalah soal yang

diberikan oleh guru.19894,29Sangat Baik 7. Menyimpulkan keputusan

secara bersama – sama

dalam kelompok.19492,38Sangat Baik 8. Bersifat terbuka dan jujur

dalam kelompok.20396,67Sangat Baik 9. Mendahulukan kepentingan

kelompok di

(9)

10. Bangga dengan hasil yang

diperoleh kelompok.19291,42Sangat Baik

Internalisasi nilai kerjasama antara kelompok dengan kelompok lainnya

11. Menerima, mendukung, dan menjalankan keputusan

bersama antar kelompok.20396,67Sangat Baik 12. Saling menghargai antar

kelompok.20291,42Sangat Baik 13. Setiap kelompok menerima

masukan positif dari

kelom-pok lain dengan rendah hati.20999,52Sangat Baik 14. Menerima kelebihan atau

keahlian kelompok lain

dengan lapang dada.20899,05Sangat Baik 15. Berkomunikasi yang baik,

sopan, dan dimengerti

antar kelompok.20899,05Sangat Baik

Berdasarkan tabel 2 mengenai internalisasi nilai kerjasama siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota untuk setiap indikator terlihat bahwa semua indikator termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.

Sedangkan data hasil belajar pada siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan pada materi Organisasi diuraikan menjadi penilaian proses dan penilaian hasil tes. Penilaian proses di sini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang bersifat afektif dan psikomotorik sedangkan penilain hasil tes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang bersifat kognitif. Data hasil belajar siswa yang telah diolah dapat dilihat sebagai berikut:

Data penilaian proses pada pertemuan pertama dengan N = 42 berjumlah 2640, pada pertemuan kedua berjumlah 3040, sehingga rata – rata penilaian proses = 2840. Sedangkan data hasil tes tertulis pada pertemuan pertama dengan N = 42 berjumlah 2906,66 dengan rata – rata 69,20 dan pada pertemuan kedua berjumlah 3386,65 dengan rata – rata 80,63, sehingga rata – rata dari pertemuan pertama dan kedua = 74, 92. Dari hasil penilaian proses dan hasil tes tertulis, diolah lagi menjadi hasi belajar siswa, hasil olahan data tersebut yaitu: jumlah dari keseluruhan nilai adalah 3000,01 dengan N = 42, maka diperoleh rata – rata hasil belajar siswa adalah 71,428 atau dibulatkan menjadi 71, sehingga jika diinterprestasikan pada tolak ukur kategori penilaian, maka rata – rata kelas yang merupakan hasil belajar siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Organisasi masuk kedalam kategori “Baik”. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3 Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VA pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Organisasi

(10)

Sangat baik 19 45,23 %

Baik 4 9,52 %

Cukup Baik 10 23,81 %

Kurang 2 4,77 %

Kurang Sekali7 16,67 %

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diuraikan data hasil belajar siswa sebagai berikut:

1) Responden yang memperoleh nilai yang terjaring dalam rentang 80 – 100 berjumlah 19 siswa, ini berarti 45,23 % hasil belajarnya di kelas VA pada materi Organisasi termasuk dalam kategori “A (Sangat baik)”.

2) Responden yang memperoleh nilai yang terjaring dalam rentang 70 - 79 berjumlah 4 siswa, ini berarti 9,52 % hasil belajarnya di kelas VA pada materi Organisasi termasuk dalam kategori “B (Baik)”.

3) Responden yang memperoleh nilai yang terjaring dalam rentang 60 - 69 berjumlah 10 siswa, ini berarti 23,81 % hasil belajarnya di kelas VA pada materi Organisasi termasuk dalam kategori “C (Cukup baik)”.

4) Responden yang memperoleh nilai yang terjaring dalam rentang 50 - 59 berjumlah 2 siswa, ini berarti 4,77 % hasil belajarnya di kelas VA pada materi Organisasi termasuk dalam kategori “D (Kurang)”.

5) Responden yang memperoleh nilai yang terjaring dalam rentang 0 - 49 berjumlah 7 siswa, ini berarti 16,67 % hasil belajarnya di kelas VA pada materi Organisasi termasuk dalam kategori “E (Kurang Sekali)”.

Untuk mengetahui terdapat hubungan atau tidaknya internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa kelas VASekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota digunakan rumus korelasi. Sehubungan dengan penggunaan rumus korelasi tersebut maka terlebih dahulu mendistribusikan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dalam bentuk tabel. Data tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4 Distribusi Hasil Variabel X dan Y RespondenXiYiXi²Yi²Xi.Yi

N = 42 2957 3000,01 208539225688,78 212160,87 Dari tabel di atas diolah lagi menggunakan rumus korelasi Product Moment, sehingga didapatkan hasil koofesien korelasi rxy atau r hitung = 0,472.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah korelasi itu signifikan atau tidak maka rxy

dibandingkan dengan rtabel. Sebelum membandingkannya terlebih dahulu dicari

derajat kebebasannya (db), db = N – 2 jadi db = 42 – 2 = 40. Dengan memeriksa rtabelProduct Moment ternyata untuk N 40 pada taraf signifikan 5% diperoleh

rtabel= 0,312. Dengan demikian rxy > rtabel (0,472 > 0,312) ini berarti hasil

penelitian adalah terdapat korelasi positif antara internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VASekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Arah hubungannya positif menunjukkan bahwa semakin tinggi internalisasi nilai kerjasama siswa maka semakin baik pula hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VASekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Hal ini

(11)

berdasarkan hipotesis yang diajukan apabila r hitung > r tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan apabila r hitung < r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu:Terdapat hubungan positif yang signifikan antara distribusi nilai variabel internalisasi nilai kerjasama dengan nilai variabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VASekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa kelas VA, maka hasil perhitungan korelasi sesuai dengan ketentuan pedoman interprestasi korelasi menurut sugiyono (2009: 184) sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi diperoleh r hitung adalah 0,472 kemudian diinterprestasikan dengan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa hubungan antara internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan materi Organisasi masuk kategori “Sedang”.

Pembahasan

Hasil analisis data skala sikap internalisasi nilai kerjasama siswa kelas VA sekolah dasar negeri 42 Pontianak Kota, yaitu berdasarkan data penelitian menunjukan bahwa internalisasi nilai kerjasama siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri Pontianak Kota secara keseluruhan masuk dalam kategori “Sangat Baik” sebesar 93,87 % yaitu termasuk pada rentang nilai persentase 86 – 100% . Hal ini menunjukkan bahwa internalisasi nilai kerjasama yang ada pada diri siswa adalah sangat baik namun perlu adanya peningkatan agar internalisasi nilai kerjasama yang ada pada siswa dapat lebih berkembang lagi.

Hasil analisis skor hasil belajar siswa kelas VA sekolah dasar negeri 42 Pontianak Kota, yaituberdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Organisasi dengan kategori sangat baik 19 orang atau 45,23%, baik 4 orang atau 9,52%, cukup baik 10 orang atau 23,81%, kurang 2 orang atau 4,77%, dan kurang sekali 7 orang atau 16,67%. Dengan nilai rata-rata 71,428 yang berarti hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Organisasi termasuk ke dalam kategori “Baik”.

Hasil analisis data hubungan antara internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa kelas VA sekolah dasar negeri 42 Pontianak Kota, yaituberdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus korelasi

product moment terdapat hubungan yang positif antara internalisasi nilai

kerjasama dengan hasil belajar siswa hasil koefisien korelasi menunjukan r hitung = 0,472 > r tabel 0,304 dengan taraf signifikan 5% jadi ada hubungan positif sebesar 0,472 antara internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pengujian hipotesis analisis product momentinternalisasi nilai kerjasama siswa dengan hasil belajar siswa secara umum menunjukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki korelasi (hubungan) secara positif dan tingkat korelasinya termasuk dalam korelasi sedang.

(12)

Hasil pengujian hipotesis dari perhitungan menggunakan Korelasi Product

Momentdapat dilihat bahwa r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan

5% (0,472 > 0,304).Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa Hipotesis nol (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara distribusi variabel internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VASekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota” ditolak kebenarannya dan Hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “Terdapat hubungan positif yang signifikan antara distribusi variabel internalisasi nilai kerjasama dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VASekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota” diterima kebenarannya. Dengan demikian semakin besar internalisasi nilai kerjasama siswa akan semakin baik pula hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara distribusi nilai variabel internalisasi nilai kerjasama dengan nilai variabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VASekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Adapun kesimpulan secara khusus dapat diuraikan yaitu: 1) Internalisasi nilai kerjasama siswa Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota termasuk kategori “Sangat Baik”. Hal ini diketahui dari hasil penyebaran skala sikap internalisasi nilai kerjasama kepada sampel siswa Sekolah Dasar Negeri 42 pontianak Kota kelas VA yaitu dengan rata – rata persentase 93,87%. 2) Hasil belajar siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Organisasi termasuk kategori “Baik” yaitu dengan nilai rata-rata yang diperoleh 71,428 atau dibulatkan menjadi 71. 3) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara distribusi nilai variabel internalisasi nilai kerjasama dengan nilai variabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VA Sekolah Dasar Negeri 42 Pontianak Kota. Hal ini diketahui dari perhitungan koefisien korelasi yaitu r hitung > r tabel (0,472 > 0,304) dengan tingkat korelasi “Sedang”.

Saran

Ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian, yaitu: 1) Guru hendaknya ikut berpartisipasi dalam meningkatkan internalisasi nilai kerjasama karena dengan menginternalisasikan nilai kerjasama pada setiap individu, siswa akan lebih aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai dengan baik; 2) Pembimbingan dalam menginternalisasikan nilai kerjasama yang lebih akan meningkatkan hasil belajar siswa selain itu dapat mendorong siswa untuk berprestasi; 3) Dengan mengetahui internalisasi nilai kerjasama disetiap individu siswa tentunya guru dapat mengarahkan siswa tersebut untuk terus meningkatkan pengamalan nilai-nilai tersebut, lebih bersemangat dalam belajar, dan menjunjung kebersamaan;

(13)

4) Guru harus lebih inovatif dalam memberikan pembelajaran kepada siswa agar dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk aktif dan berprestasi sehingga siswa dapat mempertahankan kemampuan pribadi setinggi mungkin, untuk mengatasi rintangn – rintangan dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetensi.

DAFTAR RUJUKAN

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/ MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Elsje Theodora Maasawet. (2011). Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Belajar Biologi melalui Strategi Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas VII SMPN VI Samarinda.(Online).(http://www.ummetro.ac.id, diakses 26 September 2012).

Fathurrohman & Wuri Wuryandani. (2011). Pembelajaran Pkn di Sekolah Dasar (Untuk PGSD dan Guru SD).Yogyakarta: Nuha Litera.

Hadari Nawawi. (1985). Metode penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nana Sudjana. (2011). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sri Anitah W, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutarjo Adisusilo. (2012). Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Tim Dosen PKn PGSD FKIP Untan. (2009). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamus Versi Online/Daring).(Online). (kbbi.web.id, diakses 27 November 2012).

Ulfatun Niswah. (2011). Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Mahmudah Melalui Pembiasaan Dan Keteladanan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Lowokwaru Malang.(Online). (http://lib.uin-malang.ac.id, dikakses 26 September 2012).

Referensi

Dokumen terkait

syariah) tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan. Dari

Tingkat konsumsi energi dan protein yang dilakukan rumah tangga petani sayuran Desa Cibodas pada kelompok pendapatan rendah masih berada dibawah standar tingkat

menunjukan bahwa kopi mutu I memiliki kadar asam total yang lebih rendah dikarenakan kondisi kopi yang baik dan nilai cacat yang rendah.. Tingkatan mutu nilai cacat yang terdapat

Selain itu, ada beberapa masalah pendidikan yang luas, kompleks dan mendalam, serta hanya dapat dijawab juga diselesaikan oleh ilmu tertentu saja, yaitu filsafat

peserta Rapat Kerja Komisi Penilai Amdal Daerah Provinsi Banten dan Kab/Kota 72,340,000 4 Dokumen Penyusunan Laporan Pemantauan RKL - RPL KP3B dan Badan Diklat Provinsi

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: 1) Kelompok Kerja Guru (KKG) diketahui memiliki sejumlah rencana untuk meningkatkan kinerja guru, akan tetapi dalam

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memenuhi kriteria retriksi di BPM SI, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang yang menggunakan alat kontrasepsi

Contoh : Jika anda menduduki peperiksaan akhir pada tahun 2000 isikan dalam petak yang disediakan seperti berikut:. TAHUN PEPERIKSAAN :