i
(Studi Kasus Pada Masyarakat di Blotongan Kota Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NOVI OKTAVIANI
NIM 21314264
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERi
SALATIGA
vi
(Anonim)
“
Kalau kita mencari surga belum tentu mendapatkan Gusti
Allah. Tapi kalau kita mencari Gusti Allah otomatis
mendapatkan surga
”
vii
pengasih lagi maha penyanyang yang telah memberikan kesehatan dan
kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Religiusitas, Pengetahuan dan Lokasi Terhadap Minat Menabung
Masyarakat Pada Bank Syariah dengan Kepercayaan sebagai Variabel
Intervening” dengan lancar. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di
hari akhir kelak.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
dalam ilmu perbankan syariah. Ucapan terimakasih sebesar-sebesarnya penulis
ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan
bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M. Pd selaku Rektor Insititut Agama
Islam Negeri IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Jurusan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Ari Setiawan, M.M . selaku Pembimbing Skripsi yang telah
viii viii ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu, pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menempuh
pendidikan.
7. Seluruh staf dan karyawan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
8. Ibu saya Muryati yang telah memberikan do’a, serta kasih sayang,
semangat dan dukungan. Terimakasih atas semua yang telah
diberikan dari awal sampai saat ini. Semoga saya bisa membuat ibu
bahagaia.
9. Nenek dan Kakek saya yang telah menemani saya dari kecil, semoga
saya bisa membalas kebaikannya.
10. Bpk. Dr. M Ghufron, M.Ag dan Ibu Muizzatul Aizah S.Thi. yang
telah bersedia menjadi orang tua saya selama di Panti Asuhan Darul
Hadlanah Salatiga. Semoga Allah membalas kebaikan beliau.
11. Teman seperjuangan saya selama dipanti yang tidak pernah lelah
untuk bersedia memberikan jasa dan tenaga untuk panti.
12. Teman yang tak pernah lelah memotivasi saya mbak Mlikhatul Ulfa.
Semoga kebaikan mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari
ix
bertambahnya pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT
penulis serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
yang membaca dan mempelajarinya. Amin
Salatiga, 15 September 2018
Penulis
Novi Oktaviani
x
PERSEMBAHAN
xi
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Masyarakat di Blotongan
Kota Salatiga). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam , Program Studi
Perbankan Syariah, Institut Agama Islam Negeri Salatiga: Ari Setiawan, MM.
Penelitian ini dilatar belakangi dengan pengetahuan masyarakat di Blotongan Kota Salatiga yang belum begitu mengenal bank syariah, padahal banyak sekali layanan bank yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Dengan kondisi masyarakat di Blotongan Kota Salatiga yang mayoritas beragama Islam, dan juga termasuk dalam lingkungan pondok pesantren, ternyata hanya sedikit yang mengetahui bank syariah. Market share bank syariah di Indonesia juga hanya sekitar 5 % dari total asset bank secara nasional. Potensi peningkatan jumlah nasabah bank syariah di Indonesia masih cukup besar mengingat jumlah usia produktif penduduk terus bertambah. Hanya saja banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat menabung di bank syariah. Untuk itu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh religiusitas, pengetahuan dan lokasi terhadap minat menabung masyarakat pada bank syariah dengan kepercayaan sebagai variabel intervening.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Blotongan Kota Salatiga yang berjumlah 13.008, dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 141 orang dengan menggunakan teknik sampel convienence sampling yang merupakan salah satu teknik pengumpulan data dari nonprobability sampling.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS 22. Analisis ini meliputi uji reliabilitas, uji validitas, uji asumsi klasik, uji statistik dan uji menggunakan path analysis.
Berdasarkan hasil uji t pertama menunjukkan hasil bahwa variabel religiusitas, pengetahuan dan lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan. Hasil uji t kedua menunjukkan variabel religiusitas, pengetahuan dan lokasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhdap minat menabung masyarakat pada bank syariah sedangkan variabel kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung masyarakat pada bank syariah. variabel kepercayaan mampu memediasi religiusitas dan pengetahuan terhadap minat menabung masyarakat pada bank syariah, sedangkan kepercayaan tidak mampu memediasi variabel lokasi.
xiv
BAB IV ... 72
ANALISIS DATA ... 72
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 72
B. Visi dan Misi ... 73
C. Deskripsi Data Responden ... 73
1. Data Sampel Penelitian Yang Diperoleh ... 74
2. Jenis Kelamin Responden ... 74
3. Usia Responden ... 75
D. Analisis Data ... 76
1. Uji Instrumen (Reliabilitas dan Uji Validitas) ... 76
2. Uji Asumsi Klasik ... 78
3. Uji Statistik ... 84
E. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 91
BAB V... 107
PENUTUP ... 107
A. Kesimpulan ... 107
B. Saran... 110
DAFTAR PUSTAKA
xv
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan...18
Tabel 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat...21
Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Masyarakat D Blotongan Kota Salatiga...56
Tabel 3.2 Pembobotan Nilai Untuk Jawaban Responden...60
Tabel 3.3 Variabel Dan Indikator Penelitian...62
Tabel 4.1 Data Sampel Yang Diperoleh...74
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden...74
Tabel 4.3 Usia Responden...75
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas...76
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas...77
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas...79
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas...80
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas...81
xvi
Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas...83
Tabel 4.12 Hasil Uji Linearitas...84
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinant (R2) ...85
Tabel 4.14 Hasil Uji R Test...86
Tabel 4.15 Hasil Uji T Test 1...87
Tabel 4.16 Hasil Uji T Test 2...89
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat muslim Indonesia merupakan masyarakat muslim
terbesar di dunia, kehadiran bank yang berdasarkan syariah masih relatif
baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an. Namun diskusi tentang bank
syariah sebagai bisnis Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.
Sedangkan prakarsa untuk mendirikan bank syariah di Indonesia dilakukan
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990
(Kasmir, 2008:215).
Menurut Yudiana (2014:1) bank syariah merupakan lembaga
keuangan yang berfungsi untuk memperlancar mekanisme perekonomian
terutama disektor riil. Pada umumnya lembaga keuangan di Indonesia
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu perbankan konvensional dan perbankan
syariah. bank syariah merupakan suatu lembaga intermediasi antara pihak
yang kelebihan dana dengan pihak lain yang membutuhkan dana. Peran
bank syariah menjadi sangat sentral karena disini penghimpunan dana
haruslah seimbang dengan dana yang disalurkan. Sebagai bank yang
berbasis syariah tentunya berhubungan dengan tuntutan syariah, dimana
jawab kepada Allah juga menjadi perhitungan utama bagi perbankan
syariah.
Perkembangan bank syariah di Indonesia sendiri sudah mulai
berkembang pesat. Jumlah aset yang dimiliki bank syariah sudah mulai
berkembang dalam empat tahun terakhir dan jumlah bank dan kantor yang
sudah mulai memadai. Berikut adalah perkembangan bank syariah dalam
empat tahun terkahir:
Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah tahun 2014-2017
No Tipe 2014 2015 2016 2017
Statistik Perbankan Syariah yang di publikasikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan mencatat bahwa aset Bank Umum Syariah (BUS) per Desember
hingga tahun 2017 total aset bank syariah mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Sedangkan jumlah bank dan jumlah kantor yang dimiliki
Bank Umum Syariah mengalami peningkatan dan penurunan.
Total aset yang dimiliki Unit Usaha Syariah (UUS) dalam empat
tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup pesat, yaitu pada tahun
2014 total aset Rp 136.154 M. jumlah bank umum konvensioanal yang
memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) dari tahun 2014 hingga 2017
mengalami penurunan akan tetapi jumlah kantor UUS mengalami
peningkatan. Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
mengalami peningkatan dan jumlah kantor yang dimiliki oleh BPRS 2014
hingga tahun 2017 mengalami penurunan.
Dari data di atas menunjukkan bahwa ada perkembangan dan
pertumbuhan sektor perbankan syariah di Indonesia, hal ini menunjukan
bahwa adanya keberhasilan bermuamalah dalam menerapkan
prinsip-prinsip Islam dan juga minat masyarakat menggunakan jasa bank syariah
mulai meningkat.
Minat merupakan salah satu hal yang penting bagi sektor
perbankan. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang
berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara
konsisten dengan rasa senang (Djamarah,2008). Di dalam dunia perbankan
Bagaimana sektor perbankan menarik pelanggan dan
mempertahankannya agar perusahaannya dapat berkembang merupakan
masalah utama yang dihadapi oleh lembaga keuangan syariah. Strategi
pemasaran yang tepat sangat diperlukan demi terwujudnya tujuan tersebut
dikarenakan pemasaran merupakan hal yang penting dalam setiap kegiatan
yang berhubungan langsung dengan konsumen. Agar pemasaran sesuai
dengan sasaran maka diperlukan perhatian seputar perilaku konsumen
dengan baik. Seperti penciptaan produk, penentuan sasaran dan promosi
yang tepat. Menurut Kotler (2009) perilaku konsumen dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: faktor budaya, kelas sosial, keluarga, status,
usia, pekerjaan, gaya hidup dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut yang akan
menjadi penunjuk bagi pemasar untuk memasarkan produknya secara
efektif.
Dalam membentuk perilaku konsumen salain faktor-faktor yang
berpengaruh yang telah disebutkan tadi, ada faktor lain yang juga
berpengaruh yaitu sensitifitas Religiusitas. Dalam Islam, perilaku seorang
konsumen harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah SWT,
konsumen muslim lebih memilih jalan yang dibatasi Allah dengan tidak
memilih barang haram agar kehidupannya selamat baik di dunia maupun
di akhirat.
Menurut Lestari (2015) Religiusitas merupakan bentuk aspek religi
yang telah dihayati oleh individu di dalam hati. Maka religiusitas
mengenai bagaimanapun cara menjalankan hidup dengan benar di dunia
maupun di akhirat. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika
seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika
melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan
hanya berkaitan dengan yang tampak dan dapat dilihat dengan mata, tetapi
juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi pada diri seseorang (Sahlan,
2011:41). Berdasarkan sikap ini maka manusia dalam melakukan suatu
aktivitas sesuai dengan ketentuan agama, sesuai dengan perintah
Tuhannya dengan tujuan mendapat keridhaan-Nya.
Selain religiusitas pengetahuan juga mempengaruhi masyarakat
dalam menentukan pilihan. Walaupun semakin banyak lembaga keuangan
syariah yang didirikan, pengetahuan masyarakat tentang lembaga
keuangan bank syariah belum menyeluruh. Masih banyak masyarakat
yang belum memahami tentang lembaga keuangan syariah. hal itu tentu
dipicu oleh beberapa faktor. Keadaan ini membuat kurangnya minat
masyarakat bertansaksi dengan lembaga keuangan syariah.
Pengetahuan merupakan pengalaman aktual yang tersimpan dalam
kesadaran mempengaruhi manusia. Menurut Notoatmodjo (2003:127)
pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dengan adanya informasi berbagai
pruduk serta kemudahan yang diberikan pada anggota diharapkan mampu
memberikan kemudahan bagi anggota untuk memutuskan menabung.
Pengetahuan seseorang tentang bank syariah akan mempengaruhi minat
Seseorang yang terbuka terhadap informasi dan mengetahui
tentang bank syariah dengan baik cenderung akan tetap menjadi nasabah
bank syariah (Maski,2010:54). Untuk meningkatkan minat masyarakat
terhadap bank syariah yang sampai saat ini masih rendah maka akan
sangat diperlukan sekali informasi atau pengetahuan. Hal ini sesuai dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain
pengalaman belajar dan kelompok anutan. Seorang nasabah akan
menentukan tindakan pengambilan keputusan atau minat membeli setelah
mempelajari produk, pelayanan dan juga lokasi.
Lokasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi nasabah
dikarenakan oleh kedekatan antara rumah nasabah dengan lokasi bank dan
lokasi yang mudah dijangkau oleh kendaraan serta kondisi gedung dengan
adanya pengaturan ruang, pemeliharaan gedung sehingga membuat
nasabah menjadi nyaman, penelitian ini sejalan dengan yang telah
dilaksankaan oleh Tjiptono (2002:41).
Bagi dunia perbankan, pemilihan lokasi tentu harus lebih
mengutamakan prinsip-prinsip ekonomi, dimana keberadaan lokasi suatu
bank haruslah dapat memberikan kemudahan bagi para nasabah untuk
mengakses ke bank tersebut. Semakin dekat lokasi bank dengan
masyarakat konsumennya, maka akan mempengaruhi intensitas nasabah
untuk mendatangi bank tersebut.
Selain ketiga faktor yang telah disebutkan, faktor kepercayaan juga
bank. Menurut Moorman (dalam Setiawan & Ukudi, 2007:215)
kepercayaan adalah keinginan untuk menggantungkan diri pada mitra
tertukar yang dipercayai. Kepercayaan mengandung dua aspek yang
berbeda yaitu kredibilitas yang merujuk kepada keyakinan bahwa pihak
lain mempunyai keahlian dalam mejalankan tugasnya dan kesungguhan
pihak lain bahwa dia mempunyai kesungguhan untuk melaksanakan yang
sudah disepakati. Definisi tersebut mengindikasikan bahwa kepercayaan
adalah komponen fundamental dari strategi pemasaran dalam menciptakan
hubungan sejati dengan konsumen. Seseorang yang memiliki kepercayaan
terhadap sesuatu maka akan berpengaruh pada tingkah laku atau keputusan
yang diambilnya. Begitu juga masyarakat yang percaya dengan bank
syariah akan menggunakan bank syariah sebagai lembaga keuangan yang
menyimpan hartanya, serta nasabah yang telah menabung di bank syariah
tersebut akan melanjutkan tabungannya secara kontinyu.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami, Sangen & Rachman (2015)
menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat menabung di bank syariah di kota Banjarmasin. Namun
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) menunjukkan hasil
bahwa religiusitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat
nasabah dalam menggunakan jasa perbankan syariah. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Gampu, Kawet & Uhing (2015)
menunjukan hasil variabel pengetahuan berpengaruh secara signifikan
Manado. Namun penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2015)
menunjukan hasil bahwa pengetahuan tidak berpengaruh terhadap
preferensi menabung pada perbankan syariah. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh Chrisna (2012) menunjukan bahwa lokasi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap minat menabung di Bank Mega Mitra
Syariah Cabang Sragen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Toni,
2014) menyatakan bahwa faktor lokasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan memilih perbankan syariah. Penelitian yang dilakukan
oleh Santoso (2011) menunjukan hasil bahwa kepercayaan mampu
memediasi kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah. Namun
penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2012) menunjukan hasil bahwa
variabel kepuasan dan kepercayaan nasabah belum mampu memidiasi
variabel intervening.
Berdasarkan permasalahan yang mendasari penelitian ini karena
ditemukan perbedaan pendapat (research gap) antara hasil penelitian
terdahulu mengenai minat masyarakat untuk menabung pada bank
syariah, maka peneliti menggunakan masyarakat di Blotongan Kota
Salatiga.
Kota Salatiga merupakan kota madya yang terletak di provinsi
Jawa Tengah. Di kota Salatiga ada beberapa kelurahan salah satunya
adalah kelurahan Blotongan. Dilihat dari topografinya, wilayah kelurahan
Blotongan menjadi tiga kategori diantaranya tanah datar meliputi
perbukitan diantaranya Bon Jeruk dan Watu Pencu, sedangkan pada tanah
miring meliputi Blotongan, Tegalombo, Modangan Lor, Grogol,
Prampelan dan Modangan Kidul. Jumlah penduduk kelurahan Blotongan
yang tercatat dalam demografi tahun 2017 yaitu sebesar 13.008.
Masyarakat kelurahan Blotongan mayoritas beragama Islam dengan
perbandingan sebanyak 10.703 dan yang non Islam sebanyak 2.035. Di
Kelurahan Blotongan sendiri terdapat beberapa pondok pesatren
diantaranya pondok Pancasila, Assyafiiyah Putra, Assalafiyah Putri, dan
Raden Paku.
Berdasarkan gambaran keadaan tersebut, dapat diasumsikan bahwa
masyarakat di Kelurahan Blotongan memiliki tingkat religiusitas yang
tinggi karena lingkungannya mendukung seperti adanya pondok pesantren
di lokasi tersebut. Sehingga dengan demikian minat masyarakat menabung
di bank syariah juga semakin tinggi, karena masyarakat beragama Islam
tentunya sudah mengetahui tentang prinsip-prinsip Islam salah satunya
larangan riba seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran: (Qs AL-Baqarah
[2]:275).
َل بَبِّشلا َىُْلُكْأَي َييِزَّلا
ۚ ِّسَوْلا َيِه ُىبَطْيَّشلا َُُطَّبَخَتَي يِزَّلا ُمُْقَي بَوَك بَّلِإ َىُْهُْقَي ب
َءبَج ْيَوَف ۚ بَبِّشلا َمَّشَحَّ َعْيَبْلا ََُّللا َّلَحَأَّ ۗ بَبِّشلا ُلْثِه ُعْيَبْلا بَوًَِّإ اُْلبَق ْنًََُِّأِب َكِلََٰر
ٍُ
ََُلَف َٰىََِتًْبَف َِِّبَس ْيِه ٌةَظِعَْْه
َكِئََٰلُّأَف َدبَع ْيَهَّ ۖ ََِّللا ىَلِإ ٍُُشْهَأَّ َفَلَس بَه
“
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.Melihat kondisi tersebut maka penelitian ini akan mengarah pada
usaha menemukan fakta mengenai seberapa besar pengaruh religiusitas,
pengetahuan dan lokasi terhadap minat menabung pada bank syariah dan
bagaimana kepercayaan memediasi religiusitas, pengetahuan dan lokasi
terhadap minat menabung pada bank syariah.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Religiusitas, Pengetahuan dan Lokasi
Terhadap Minat Menabung Pada Bank Syariah dengan Kepercayaan
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Masyaraat di Blotongan
Kota Salatiga)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka
peneliti mengambil rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
tersebut:
1. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kepercayaan pada
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan terhadap kepercayaan pada
masyarakat di Blotongan Kota Salatiga?
3. Bagaimana pengaruh lokasi terhadap kepercayaan pada masyarakat
di Blotongan Kota Salatiga?
4. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap minat menabung
masyarakat di Blotongan Kota Salatiga pada bank syariah?
5. Bagaimana pengaruh pengetahuan terhadap minat menabung
masyarakat di Blotongan Kota Salatiga pada bank syariah?
6. Bagaimana pengaruh lokasi terhadap minat menabung masyarakat
di Blotongan Kota Salatiga pada bank syariah?
7. Bagaimana pengaruh kepercayaan terhadap minat menabung
masyarakat di Blotongan Kota Salatiga pada bank syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka
peneliti mengemukakan bahwa tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa pengaruh religiusitas terhadap kepercayaan
pada masyarakat di Blotongan Kota Salatiga.
2. Untuk menganalisa pengaruh pengetahuan terhadap kepercayaan
pada masyarakat di Blotongan Kota Salatiga.
3. Untuk menganalisa pengaruh lokasi terhadap kepercayaan pada
masyarakat di Blotongan Kota Salatiga.
4. Untuk menganalisa pengaruh religiusitas terhadap minat menabung
5. Untuk menganalisa pengaruh pengetahuan terhadap minat
menabung masyarakat di Blotongan Kota Salatiga pada bank
syariah.
6. Untuk menganalisa pengaruh lokasi terhadap minat menabung
masyarakat di Blotongan Kota Salatiga pada bank syariah.
7. Untuk menganalisa pengaruh kepercayaan terhadap minat
menabung masyarakat di Blotongan Kota Salatiga pada bank
syariah.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan secara umum dan
informasi khususnya tentang pengaruh religiusitas, pengetahuan dan
lokasi terhadap minat menabung pada bank syariah dengan
kepercayaan sebagai variabel intervening
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penyusun, hasil dari penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan tambahan yang terutama berkaitan
dengan pengaruh religiusitas, pengetahuan dan lokasi terhadap
minat menabung pada bank syariah dengan kepercayaan sebagai
variabel intervening.
b. Bagi bank, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi pimpinan perusahaan terutama dalam hal yang
c. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan bacaan yang berguna untuk menambah ilmu
pengetahuan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan ini bertujuan untuk menggambarkan alur
pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun rencana
sistematika pembahasan dari awal hingga akhir kesimpulan adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menampilkan
landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta yang
ada, yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah
berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep
yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan kegunaan
penelitian yang merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai mengacu
pada latar belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang
diajukan. Pada bagian akhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan
ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam
skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran teori-teori dan
menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis
oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta
merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
dalam bab ini akan menguraikan variabel penelitian dan efesiensi
operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan dalam
penelitian ini akan dibahas sekaligus malakukan pendefinisian secara
operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan
dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode
pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data
yang digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data
mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan
dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini menjelaskan tentang diskripsi objek penelitian yang
berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian. Analisis
data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang sederhana
yang mudah dibaca dan yang mudah diinterprestasikan meliputi diskripsi
objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis dan data pembahasan.
Hasil penelitian mengungkapkan interprestasi untuk memaknai implikasi
BAB V PENUTUP
Merupakan bab yang penting dalam skripsi ini, berisi tentang simpulan
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai
kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang
berkaitan dengan religiusitas, pengetahuan, lokasi, kepercayaan terhadap
minat menabung pada bank syariah telah diteliti pada berbagai penelitian
terdahulu.
Penelitian yang dilakukan oleh Halik (2016) tentang pengaruh
religiusitas terhadap kepercayaan nasabah pada bank umum syariah
menunjukkan hasil bahwa religiusitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepercayaan nasabah. Menurut Iskamto dan Yulihardi (2017)
dalam penelitiannya tentang peranan religiusitas terhadap kepercayaan
kepada perbankan syariah menunjukkan hasil bahwa religiusitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan terhadap
perbankan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Astrila dan Putranto (2014) tentang
pengaruh tingkat pengetahuan tentang pesan halal terhadap tingkat
kepercayaan pada produk kosmetik dan penelitian yang dilakukan oleh
kepercayaan dan niat beli calon pengguna smartfren andromax di sidoarjo
menunjukan hasil bahwa pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepercayaan. Dalam penelitian yang mengacu pada pengaruh
pengetahuan terhadap kepercayaan nasabah belum ada yang dilakukan di
sektor perbankan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Veno dan Hartono (2013) dalam
jurnal manajemen pemasaran Vol.1 mengenai analisa pengaruh
kepercayaan terhadap tenaga penjual (trust in employee), dan kepercayaan
terhadap merk (trust in brand) terhadap niat beli (purch intention)
konsumen menunjukan hasil bahwa Lokasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepercayaan niat beli (purchase intention).
Dalam penelitian Wulandari (2014) pada jurnal manajemen
tentang pengaruh lokasiterhadap keputusan orang tua murid memilih jasa
pendidikan di sdi semesta khatulistiwa pontianak melalui kepercayaan
sebagai variabel intervening menemukan bahwa variabel kepercayaan
berperan signifikan sebagai variabel yang memediasi pengaruh kualitas,
harga dan lokasi terhadap keputusan memilih jasa pendidikan. Dalam
penelitian ini yang mengacu pada pengaruh lokasi terhadap kepercayaan
nasabah belum ada yang dilakukan di sektor perbankan syariah.
Di bawah ini merupakan ringkasan penelitian terdahulu tentang
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmanto (2016) mengenai
pengaruh religiusitas terhadap minat masyarakat desa sraten kab semarang
untuk menabung di bank syariah menunjukkan hasil bahwa religiusitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung masyarakat.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Iranati (2017) tentang Pengaruh
religiusitas terhadap minat masyarakat menabung di bank syariah (studi
kasus pada masyarakat di kota tangerang selatan) menunjukkan hasil
bahwa religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
masyarakat menabung di bank syariah. Tetapi berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) mengenai analisis pengaruh
religiusitas terhadap keputusan nasabah dalam penggunaan produk dan
jasa perbankan syariah dengan atribut produk sebagai variabel intervening
(studi pada bank syariah mandiri di Yogyakarta) menunjukkan hasil
bahwa religiusitas tidak berpengaruh terhadap minat menabung pada
perbankan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Haryadi (2007) dalam Jurnal Bisnis
& Manajemen Vol.7 No. 2: 189-204 tentang persepsi masyarakat terhadap
perbankan syariah menyimpulkan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh
signifikan terhadap perilaku masyarakat pada perbankan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nisak (2012) mengenai pengaruh
pengetahuan masyarakat terhadap minat menabung di perbankan syariah,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif
bank syariah. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh lestari (2015) tentang
pengaruh pengetahuan terhadap preferensi menabung pada perbankan
syariah menunjukkan hasil bahwa pengetahuan tidak berpengaruh
terhadap preferensi menabung pada perbankan syariah. Penelitian yang
sama juga dilakukan oleh Sulistyo(2016) mengenai pengaruh pengetahuan
terhadap keputusan menjadi nasabah bank menunjukkan hasil bahwa
pengetahuan tidak berpengaruhterhadap keputusan menjadi nasabah bank
syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi dan Ritonga (2012) tentang
analisis minat menabung masyarakat pada bank muamalat di kota kisaran
menunjukkan hasil bahwa lokasi berpengaruh terhadap minat menabung
pada bank muamalat di kota kisaran. Penelitian yang dilakukan oleh
Iranati (2017) mengenai pengaruh lokasi terhadap minat masyarakat
menabung di bank syariah menunjukkan hasil bahwa lokasi berpengaruh
secara signifikan terhadap minat menabung masyarakat pada bank syariah.
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wundi dan Kustiningsih (2014)
tentang variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan menjadi nasabah
tabungan faedah bank bri syariah cabang samarinda menunjukkan hasil
bahwa lokasi tidak berpengaruh secara signifikan.
Dibawah ini merupakan ringkasan penelitian terdahulu mengenai
Tabel 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Menabung Pada Bank
Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, maka ditemukan perbedaan
penelitian yaitu pada penelitian terdahulu, maasing-masing penelitian
memiliki hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti ingin membuktikan
hasil penelitian yang lebih baik. Beda penelitian selanjutnya yaitu pada
sampel penelitian.
(2015) Pengetahuan perbankan syariah. 9. Muhammad
Lokasi Bahwa lokasi tidak
B. Kerangka Teori
1. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Engel dalam Sunyoto (2013) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan
ini. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008) bahwa
perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana
individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang
tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan
barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi. Sedangkan
menurut Kotler (2009:214) mendefinisikan bahwa perilaku
konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan
barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan mereka.
Jadi perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang
b. Teori Perilaku Konsumen
Menurut Swastha dan Handoko dalam Sunyoto (2014)
teori-teori yang berkaitan dengan perilaku konsumen dapat dibedakan
menjadi empat bagian, yaitu:
1) Teori Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro atau teori ekonomi mikro klasik ini
dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik seperti Adam
Smith dan kawan-kawannya. Menurut teori ini keputusan untuk
membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis, rasional yang
sadar. Jeremy Bethom memandang manusia sebagai makhluk
yang memperhitungkan dan mempertimbangkan untung dan
rugi yang akan didapat dari segala tingkah laku yang akan
dilakukan. Teori ini disempurnakan oleh Alfred Marshall yang
sekarang dikenal dengan teori kepuasan modern. Menurut teori
ini, konsumen akan berusaha mendapatkan kepusaan maksimal,
dan konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu
produk untuk jangka waktu yang lama, bila ia telah
mendapatkan kepuasan dari yang telah dikonsumsinya.
2) Teori Psikologis
Teori psikologis ini mendasarkan diri dari pada
faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh
3) Teori Sosiologis
Teori sosiologis atau disebut juga teori psikologis sosial,
lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antara
individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka.
4) Teori Antropologis
Teori antropologi menekankan periku pembelian dari suatu
kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas seperti
kebudayaan, subbudaya dan kelas sosial.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Perilaku konsumen merupakan tingkah laku konsumen dalam
membeli suatu produk yang dipengaruhi sebagai unsur baik dari
dalam maupun dari luar. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu
kekuatan yang dapat mempengaruhi konsumen sehingga
memutuskan untuk membeli produk tertentu. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen atau perilaku pembelian
yaitu (Kotler, 2002:183)
1) Faktor Budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling
mendalam dalam perilaku konsumen.
a) Kultur (kebudayaan) merupakan determinan yang
paling fundamental dari keinginan perilaku
b) Sub-Kultur setiap kultur memiliki bagian-bagian kecil
yang memberikan identifikasi dan sosialisasi
anggotanya yang lebih spesifik.
c) Kelas Sosial merupakan bagian-bagian yang relatif
homogen dan tetap dalam satu masyarakat, yang
tersusun secara hirarki dan anggota-anggotanya
memilki tata nilai, minat, dan perilaku yang mirip.
2) Faktor Sosial
Perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, yaitu:
a) Kelompok Acuan, yang terdiri dari semua kelompok
yang mempengaruhi pengaruh besar baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap pendirian
atau perilaku seseorang. Semua kelompok ini
merupakan kelompok dimana orang tersebut
merupakan kelompok primer dimana orang tersebut
secara terus menerus berinteraksi dengan mereka
sedangkan kelompok sekunder yang bersifat formal
dan mempunyai interaksi yang tidak mungkin rutin.
b) Keluarga, yang terdiri dari orang tua seseorang.
c) Peran dan status seseorang berpartisipasi dalam
3) Faktor Pribadi
Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi yaitu:
a) Usia dan tahap siklus hidup, konsumen akan membeli
barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
b) Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola
konsumsinya.
c) Keadaan Ekonomi, meliputi pendapatan yang dapat
dibelanjakan.
d) Gaya hidup orang-orang yang berasal dari sub kultur,
kelas sosial dan pekerjan yang sama bisa jadi
memiliki gaya hidup yang berbeda.
e) Kepribadian dan konsep pribadi, kepribadian
didefinisikan sebagai karakteristik psikologi yang
berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan
yang konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.
2. Minat Menabung
a. Pengertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarmya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
menunjukkan kemampuan untuk memberikan stimulasi yang
mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau
kegiatan atau suatu yang dapat memberi pengaruh terhadap
pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan
kata lain minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan dan hasil dari
turut sertanya dalam kegiatan tersebut (Crow dan Crow, 1984:351).
1) Dimensi Minat
Menurut Ferdinand (2002:192) minat beli dapat
diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut:
a) Minat transaksional
Minat transaksional yaitu kecenderungan seseorang
untuk membeli produk.
b) Minat refrensional
Minat refrensional yaitu menggambarkan perilaku
seseorang yang cenderung merefrensikan produk yang
sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain dengan
refrensi pengalaman konsumennya.
c) Minat prefrensi
Minat prefrensi yaitu minat yang menggambarkan
perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada
produk tersebut. Prefrensi ini hanya dapat diganti jika
d) Minat eksploratif
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang
diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Proses perubahan secara umum, terjadi hampir sepanjang
kehidupan. Perubahan-perubahan minat dalam proses itu dapat
disebabkan oleh perubahan pola kehidupan, perubahan tugas
dan tanggung jawab dan perubahan status (Mappiare, 1983:59).
b. Pengertian Menabung
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena
dengan menabung berarti seseorang muslim mempersiapkan diri
untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus
untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan (Antonio, 2001:
153). Secara luas menabung dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
meyisihkan dari pendapatannya untuk dikumpulkan sebagai
cadangan di hari depan (Rini, 2006).
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung
telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari
esok secara lebih baik.
َََّللا اُْقَّتَيْلَف ْنِِْيَلَع اُْفبَخ بًفبَعِض ًةَّيِّسُر ْنِِِفْلَخ ْيِه اُْكَشَت َْْل َييِزَّلا َشْخَيْلَّ
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan
mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani
(iman/takwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan
langkah-langkah perencanaannya. Salah satu langkah-langkah perencanaan adalah
dengan menabung.
c. Beberapa Jenis Tabungan Di Bank Syariah
1) Memilih antara Wadiah dan Mudharabah
Seseorang yang ingin menabung di bank syariah dapat
memilih antara akad al-wadi’ah atau al-mudharabah. Meskipun
jenis produk tabungan di bank syariah mirip dengan bank
konvensional, yaitu giro, tabungan, dan deposito, namun dalam
bank syariah terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil
seperti yang dijelaskan berikut ini.
a) Giro
pada umumnya, bank syariah menggunakan akad
al-wadi’ah pada rekening giro. Nasabah yang membuka
rekening giro berarti melakukan akad wadiah “titipan”.
Dalam fiqih muamalah, wadiah dibagi menjadi dua macam:
wadiah yad al-amanah dan wadiah yad ad-dhamanah.
dilakukan dengan kondisi penerima titipan (dalam hal ini
bank) tidak wajib mengganti jika terjadi kerusakan.
Biasanya, akad ini diterapkan bank pada titipan murni,
seperti safe deposit box. Dalam hal ini, bank hanya
bertanggung jawab atas kondisi barang (uang)yang
dititipkan.
Adapun wadiah yad adh-dhamah adalah titipan yang
dilakukan dengan kondisi penerima titipan bertanggung
jawab atas nilai (bukan fisik) dari uang yang dititipkan.
Bank syariah menggunakan akad wadiah yad adh-dhamah
untuk rekening giro.
b) Tabungan
Bank syariah menerapkan dua akad dalam tabungan,
yaitu wadi’ah dan mudharabah. Tabungan yang
menerangkan akad wadi’ah mengikuti prinsip-prinsip
wadia’ah yad adh-dhamah seperti yang dijelaskan di atas.
Artinya tabungan ini tidak mendapatkan keuntungan karena
ia titipan dan dapat diambil sewaktu-waktu dengan
menggunakan buku tabungan atau media lain seperti kartun
ATM. Tabungan berdasarkan akad wadi’ah ini tidak
mendapatkan keuntungan dari bank karena sifatnya titipan.
Akan tetapi, bank tidak dilarang jika ingin memberikan
Tabungan yang menerapkan akad mudharabah
mengikuti prinsip-prinsip akad mudharabah. Di antaranya
sebagai berikut. Pertama, keuntungan dari dana yang
digunakan harus dibagi antara shahibul maal (dalam hal ini
nasabah) dan mudharib (dalam hal ini bank). Kedua,
adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan
pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi
dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.
c) Deposito
Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk
deposito. Seperti dalam tabungan, dalam hal ini nasabah
(deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan bank selaku
mudharib. Penerapan mudharabah terdapat deposito
dikarenakan kesesuaian yag terdapat diantara keduanya.
Misalnya, seperti yang dikemukakan di atas bahwa akad
mudarabah mensyaratkan adanya tenggang waktu antara
penyetor dan penarikan agar dana itu bisa diputarkan.
Tenggang waktu ini merupakan salah satu sifat deposito,
bahkan dalam deposito terdapat pengaturan waktu, seperti
3. Religiusitas
a. Pengertian Religiusitas
Religiusitas merupakan bentuk aspek religi yang telah dihayati
oleh individu di dalam hati. Makna religiusitas digambarkan dalam
beberapa aspek-aspek yang harus dipenuhi sebagai petunjuk
mengenai bagaimana cara menjalankan hidup dengan benar agar
manusia dapat mencapai kebahagiaan, baik di dunia dan ahirat. Islam
adalah suatu cara hidup yang dapat membimbing seluruh aspek
kehidupan manusia dengan aqidah, syariah, dan akhlaq (Karim:
2011).
Religiustias menurut Islam adalah menjalankan ajaran agama
secara menyeluruh. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al
-Baqarah ayat 208 yang artinya adalah “ hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turuti langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh
yang nyata bagimu”.
b. Dimensi Religiusitas
menurut Glock & Stark (dalam Ancok & Fuat 2008:77-78)
mengatakan bahwa terdapat lima dimensi dalam religiusitas, yaitu:
1) Dimensi Keyakinan atau Ideologis
Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana
seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya,
neraka. Pada dasarnya setiap agama juga menginginkan
adanya unsur ketaatan bagi setiap pengikutnya. Adapun
dalam agama yang dianut oleh seseorang, maka yang
terpenting adalah kemauan untuk memenuhi aturan yang
berlaku dalam ajaran agama yang dianutnya. Jadi dimensi
keyakinan lebih bersifat doktriner yang harus ditaati oleh
penganut agama. Dengan sendirinya dimensi keyakinan ini
menuntut dilakukannya praktek-praktek peribadatan yang
sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2) Dimensi Praktik Agama atau Ritualistik
Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana
seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam
agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup
pemujaan, ketaatan, serta hal-hal yang lebih menunjukkan
komitmen seseorangdalam agama yang dianutnya. Wujud
dari dimensi ini adalah perilaku masyarakat pengikut agama
tertentu dalam menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan
agama. Dimensi praktik agama dalam Islam dapat dilakukan
dengan menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat ataupun
praktik muamalah lainnya.
3) Dimensi pengalaman atau Eksperiensal
Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau
merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa,
merasa doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan
sebagainya.
4) Dimensi pengetahuan Agama atau Intelektual
Dimensi pengetahuan Agama adalah dimensi yang
menerangkan seberapa jauh seseorang mengetahui tentang
ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab
suci maupun yang lainnya. Paling tidak seseorang yang
bergama harus mengetahui hal-hal poko mengenai
dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi. Dimensi
ini dalam Islam meliputi pengetahuan tentang isi Al-Qur’an,
pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan,
hukum Islam dan pemahaman terhadap kaidah-kaidah
keilmuan ekonomi Islam/ perbankan syariah.
5) Dimensi konsekuensi
Yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku
seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam
kehidupan sosial, misalnya mengunjungi orang yang sakit,
menolong orang yang sedang kesulitan, mendermakan
hartanya, dan lain-lain.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas
Menurut Thouless (1995: 34) membedakan faktor-faktor yang
1) Pengaruh pendidikan dan pengajaran dan berbagai tekanan
sosial
Faktor ini mencakup semua pengaruh sosial dalam
perkembangan keagamaan itu, termasuk pendidikan dari
orang tua, tradisi-tradisi sosial, tekanan dari lingkungan sosial
untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap
yang disepakati oleh lingkunagan itu.
2) Faktor Pengalaman
Berkaitan dengan berbagai jenis pengalaman yang
membentuk sikap keagamaan. Terutama pengalaman
mengenai keindahan, konflik moral dan pengalaman spiritual
yang secara cepat dapat mempengaruhi perilaku individu.
3) Faktor Kehidupan
Kebutuhan-kebutuhan ini secara garis besar dapat
menjadi empat, yaitu: (a) kebutuhan akan keamanan atau
keselamatan, (b) kebutuhan akan cinta kasih, (c) kebutuhan
untuk memperoleh harga diri, (d) kebutuhan yang timbul
karena adanya ancaman kematian.
4) Faktor Intelektual
Berkaitan dengan berbagai proses penalaran verbal atau
e. Sikap Religiusitas
Menurut Hendriks dan Ludeman dalam Sahlan (2011:39-41)
terdapat beberapa sikap religiusitas yang tampak didalam diri
seseorang dalam menjalankan tugasnya, diantaranya:
1) Kejujuran: rahasia untuk meraih sukses menurut mereka
adalah berkata jujur.
2) Keadilan: salah satu skill orang yang religius adalah mampu
bersikap adil kepada semua pihak, bahkan saat ia terdesak
sekalipun.
3) Bermanfaat bagi orang lain: hal ini merupakan salah satu
sikap yang tampak dari diri seseorang.
4) Rendah hati: merupakan sikap tidak sombong mau
mendengarkan pendapat orang lain dan tidak memaksakan
gagasan atau kehendaknya.
5) Bekerja efisien: mereka mampu memusatkan semua
perhatiannya pada pekerjaan saat ini, begitu juga saat mereka
mengerjakan pekerjaan selanjutnya.
6) Visi kedepan: mereka mampu mengajak orang kedalam
angan-angannya. Kemudian menjabarkan begitu terinci,
cara-cara untuk menuju kesana.
7) Disiplin tinggi: kedisiplinan mereka tumbuh dari semangat
penuh gairah dan kesadaran, bukan berangkat dari keharusan
8) Keseimbangan: seseorang yang memiliki sikap religiusitas
sangat menjaga keseimbangan hidupnya, khususnya empat
aspek inti dalam kehidupannya yaitu keintiman, pekerjaan,
komunitas dan spiritualitas.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa setiap individu memiliki tingkat religiusitas yang
berbeda-beda. Tingkat religius masing-masing individu dipengaruhi oleh dua
macam faktor secara garis besar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor eksternal di sini seprti pendidikan formal,
pendidikan agama dalam keluarga, tradisi-tradisi sosial yang
berlandaskan nilai-nilai keagamaan, tekanan-tekanan lingkungan
sosial dalam kahidupan individu. Sedangkan faktor internalnya
seperti pengalaman-pengalaman keagamaan, kebutuhan individu
yang mendesak untuk dipenuhi seperti kebutuhan akan rasa aman,
harga diri, cinta kasih dan sebagainya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta
pengetahuan lainnya yeng terkait dengan produk dan jasa tersebut
dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
konsumen (Mowen dan Minor, 2002). Menurut Tafsir (2003: 16)
pengetahuan adalah keadaan tahu atas semua yang diketahui.
untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya, misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapat
pengetahuan tetang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan konsumen merupakan suatu informasi yang dimilki
oleh konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa serta
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa serta
pengetahuan yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan
informai yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen
(Sumarwan, 2014: 147).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut
dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
konsumen.
Pengetahuan konsumen tentang bank syariah dapat menjadi
pertimbangan bagi konsumen untuk memilih antara bank
konvensional dan bank syariah. jika pemasar berhasil memberikan
pengetahuan yang jelas mengenai bank syariah, maka bisa jadi
konsumen akan mempertimbangkan memilih jasa bank syariah.
perbankan syariah akan semakin tinggi lagi pertumbuhannya apabila
dikarenakan faktor peningkatan pemahaman dan pengetahuan
tentang bank syariah, disamping faktor penyebab lainnya. (Gaffar,
2014:6-7).
Menurut Sumarwan (2014:149), pengetahuan calon nasabah
atau nasabah dapat diukur melalui beberapa indikator yang meliputi
pengetahuan umum seperti dari bank syariah, perbeaab bank syariah
dan bank konvensional, produk-produk bank syariah, akad yang
digunakan dalam bank syariah, syarat-syarat untuk membuka
rekening dan minimal setoran awal saat pembukaan rekening.
Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2011:148) membagi
pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori:
a. Pengetahuan objektif (Objective knowledge)
Informasi yang benar mengenai kelas produk yang disimpan
melalui memori jangka panjang konsumen.
b. Pengetahuan subjektif (Subjective knowledge)
Persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang dia
ketahui mengenai kelas produk.
c. Informasi mengenai pengetahuan lainnya
Engel, Blakwell, dan Miniard dalam Sumarwan (2011:148)
membagi pengetahuan konsumen ke dalam 3 macam:
1) Pengetahuan produk
Pengetahuan produk yaitu kumpulan berbagai
kategori produk, merek, terminology produk, atribut
atu fitur produk, harga produk dan kepercayaan
mengenai produk.
2) Pengetahuan pembelian
Berbagai informasi yang diproses oleh konsumen untuk
memperoleh suatu produk. Pengetahuan pembelian
terdiri atas pengetahuan tentang dimana membeli
produk kapan membeli produk. Ketika konsumen
memutuskan akan membeli suatu produk, maka ia akan
menentukan dimana ia membeli produk tersebut dan
kapan ia akan membelinya. Keputusan konsumen
mengenai tempat pembelian produk akan sangat
ditentukan oleh pengetahuannya. Implikasi penting
bagi strategi pemasaran adalah memberikan informasi
kepada konsumen dimana konsumen bisa membeli
produk tersebut.
3) Pengetahuan pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada
konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau
dikonsumsi oleh konsumen. Agar produk tersebut bisa
memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan
yang tinggi kepada konsumen, maka harus bisa
dengan benar. Kesalah yang dilakukan konsumen
dalam menggunkan suatu produk akan menyebabkan
produk tidak dapat berfungsi dengan baik. Ini akan
menyebabkan konsumen kecewa, padahal kesalahan
terletak pada diri konsumen. Produsen tidak
menginginkan konsumen menghadapi hal tersebut,
karena itu produsen sangat berkepentingan untuk
memberitahu konsumen bagaimana cara menggunakan
produknya dengan benar.
5. Lokasi
a. Pengertian Lokasi
Lokasi yang strategis sangat menentukan kelangsungan suatu
usaha. Menurut Tjiptono (2002:92) lokasi adalah tempat perusahaan
beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.
Dengan lokasi yang strategis dan memiliki daya tempu yang dekat
membuat konsumen tertarik melakukan keputusan dalam
menggunakan suatu produk berupa barang atau jasa.
Menurut Swastha (2002:24) lokasi adalah tempat dimana suatu
usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam
pengembangan usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan,
Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:42) berhubungan dengan
dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau
usahanya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi
lokasi antara lain:
1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan). Apabila
keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan
konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain
harus strategis.
2) Perusahaan mendatangi konsumen. Dalam hal ini lokasi
tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah
penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung.
Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui
sara tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam
hal ini lokasi sangat tidak penting selama komunikasi antara
kedua belah pihak terlaksana dengan baik.
b. Indikator-indikator Lokasi
Menurut Fajriyah (2013:21), lokasi bank adalah tempat dimana
diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian
perbankan. Lokasi bank syariah adalah tempat bank syariah
mengendalikan perbankan sesuai dengan prinsip-prinsip syariat
Islam.
Dalam praktinya ada beberapa macam lokasi kantor bank,
antara lain lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu,
kator kas, dan lokasi mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri/ATM
(Kasmir, 2008:147).
Pertimbangan pertimbangan yang cermat dalam menentukan
lokasi meliputi indikator-indikator sebagai berikut: (Tjiptono,
2007:147)
1) Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui transportasi
umum.
2) Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari
tepi jalan.
3) Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu banyaknya orang yang lalu lalang
bisa memberikan besar terjadinya impulse buying dan
kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi
hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian,
pemadam kebakaran, dan ambulans.
4) Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk
perluasan usaha di kemudian hari.
5) Lingkungan, yautu daerah sekitar yang mendukung jasa
6. Kepercayaan
Menurut Sunarto (2003:153) kepercayaan merupakan suatu hal
yang penting bagi sebuah komitmen atau janji, komitmen hanya
dapat direalisasikan jika suatu saat berarti. Kepercayaan ada jika
para pelanggan percaya bahwa para penyedia layanan jasa tersebut
dapat dipercaya dan juga mempunyai derajat integritas yang tinggi.
Menurut Barnes dalam Kusmayadi (2007) kepercayaan adalah
keyakinan bahwa seseorang akan menemukan apa yang diinginkan
pada mitra pertukaran. Kesediaan seseorang yang dilibatkan dalam
kepercayaan untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa
mitranya kan memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan
yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata janji atau pernyataan
orang lain dapat dipercaya.
Kepercayaan pada dasarnya berhubungan dengan perasaan
seseorang terhadap suatu objek yang didasarkan pada berbagai
pertimbangan. Kepercayaan terkait dengan rasa percaya atau tidak
percaya dalam diri seseorang terhadap apa yang ditawarkan oleh
orang lain, karena itu kepercayaan juga berhubungan dengan
perasaan yakin atau tidak yakin yang dimiliki oleh seseorang
terhadap apa yang dijanjikan oleh orang lain (Fitriani, 2013:42).
Menurut Mayer (dalam Yulianti, 2016) kepercayaan adalah
keinginan satu pihak untuk mendapatkan perlakukan dari pihak
tersebut, terlepas dari kemampuannya untuk memonitor atau
mengontrol pihak lain.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan adalah suatu dasar dalam menjalin hubungan dalam
kecenderungan nasabah untuk mempercayai kehandalan suatu
produk atau jasa bank. Untuk menimbulkan rasa kepercayaan
terhadap pihak bank, kepercayaan harus dibangun dari awal dan
membutuhkan proses untuk menimbulkan rasa percaya tersebut.
Kepercayaan merupkan hal yang sangat penting bagi perusahaan
penyedia jasa, karena perusahaan menjanjikan produk yang tidak
perlu dilihat (Jasfar, 2009:165). Kepercayaan menjadi sesuatu yang
penting ketika seseorang menggunakan sistem teknologi online
karena antara penjual dan pembeli tidak saling bertemu.
Doney dan Canon dalam Kusmayadi (2007) terdapat empat
indikator dalam variabel kepercayaan yaitu:
a) Kehandalan
Kehandalan artinya kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan kepada para nasabah dengan segera, akurat dan
memuaskan.
b) Kejujuran
Kejujuran merupakan sifat jujur yang dimiliki oleh karyawan
bank, sehingga nasabah tidak meragukan informasi yang
c) Kepedulian
Kepedulian merupakan sikap empati yang tinggi yang dapat
dirasakan paihak bank mampu memberikan solusi atau
menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh nasabah.
d) Krediblitas
Krediblitas artinya karyawan jujur dan kata-katanya dapat
dipercaya. Sehingga dapat membangun kepercayaan yang
tinggi pada nasabah.
C. Kerangka Penelitian
Minat merupakan salah satu hal yang penting bagi sektor
perbankan. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang
berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara
konsisten dengan rasa senang (Djamarah,2008). Di dalam dunia perbankan
Kerangka pemikiran menunjukkan atara pengaruh variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Minat Menabung (Y). Variabel independen terdiri
dari Religiusitas (X1), Pengetahuan (X2), dan Lokasi (X3) dan
Kepercayaan (Z) sebagai variabel intervening. Kepercayaan sebagai
variabel intervening didasarkan pada Wulandari (2018).
Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu maka
dapat disusun model riset dalam penelitian ini, seperti yang disajikan
Gambar 2.1 Kerangka penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu keterangan sementara dari suatu fakta
yang dapat diamati (Nazir, 2011:151). Selain sebagai jawaban sementara,
hipotesis dapat dikatakan sebagai ramalan yang paling mendekati dasar
teorinya (Sandjaja dan Heriyanto, 201173) Berdasarkan kerangka
pemikiran di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh religiusitas terhadap kepercayaan
Menurut Harun Nasution dalam Jalaluddin (2011:12) pengertian
agama berasal dari kata ad-din, yang berarti undang-undang atau
hukum. kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti
menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan
dari kata religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan