• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan-keterampilan). Sedangkan fungsi pendidikan adalah sebagai alat pengembangan pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan kebudayaan, dan pengembangan bangsa (Ihsan, 2008:7-11). Semua ini diwujudkan dengan proses pembelajaran yang bermutu dan menghasilkan peserta didik yang berwawasan luas, unggul, dan berpandangan jauh ke depan.

Mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu diperlukan strategi yang tepat, diantaranya adalah bagaimana strategi mengembangkan kompetensi siswa berdasarkan kemampuan , sikap, sifat serta tingkah laku siswa sehingga membuat siswa menyenangi proses pembelajaran (Idrus, 2009:24). Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan (Syah 2010:222). Bertolak dari kutipan di atas, guru dalam proses belajar mengajar harus menguasai variasi metode-metode pembelajaran, pendekatan, model pembelajaran, guru harus kreatif untuk memanfaatkan media pembelajaran, dan guru harus selalu membaca sumber belajar. Jika guru sudah memenuhi syarat tersebut maka dalam proses pembelajaran peserta didik akan mudah memahami, mudah menangkap informasi dari guru, serta siswa akan menjadi lebih aktif sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa yang akan meningkat.

(2)

Kenyataannya masih jarang dijumpai guru merencanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan nyata yang membuat siswa aktif menggunakan alat peraga. Mereka menganggap pembelajaran yang demikian tidak bermanfaat, membingungkan, dan menyita banyak waktu (Sukajati, 2008). Kenyataan ini terbukti dari salah satu Sekolah Dasar yang peneliti amati yaitu SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 9 Mei 2013 dengan guru wali kelas IV SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin diperoleh permasalahan keadaan guru dan siswa. Keadaan guru yaitu sebagai berikut: (1) guru tidak terlalu sering menggunakan media ketika mengajar matematika. (2) guru tidak begitu banyak memahami jenis model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran matematika. (3) ketika proses belajar mengajar guru hanya terkadang saja membentuk kelompok belajar, karena membuat kelompok belajar untuk siswa berdiskusi membuat waktu terbuang sangat banyak. Sedangkan keadaan siswa: (1) sebagian besar siswa kurang rajin dalam belajar matematika, dalam hal ini disebabkan karena minat siswa yang masih kurang dalam belajar matematika. (2) siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang menakutkan karena mereka berpendapat mata pelajaran matematika sukar dan kurang menarik. Akibatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika rendah. (3) siswa sulit untuk memahami soal-soal matematika khususnya dalam bentuk soal cerita, yaitu pada materi memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan uang. (4) hasil belajar siswa kelas IV SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin pada materi menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan uang terdapat 65% siswa yang belum mencapai nilai KKM yaitu 60.

(3)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sulit untuk memahami materi memecahkan masalah yang melibatkan uang. Pada materi ini siswa mengenal nilai mata uang dan menyelesaikan masalah tentang yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang berbentuk soal cerita. Materi ini tidak terlepas dengan operasi hitung bilangan yang terdiri dari penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Masalah yang dihadapi disebabkan karena minat siswa dalam belajar matematika kurang dan proses pembelajaran yang dikemas oleh guru kurang mendukung siswa untuk aktif.

Memilih media pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan proses belajar. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik (Pupuh dan Sobry, 2007:65). Salah satu cara penyajian materi tentang menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan uang adalah dengan menggunakan media pembelajaran uang mainan. Uang mainan yaitu benda yang meyerupai uang dan juga terdapat nilai nominal Rupiah. Pada uang mainan terdapat gambar kartun dan warna yang cerah sehingga dapat menarik perhatian siswa.

Selain memilih media pembelajaran yang dapat mengoptimalisasikan partisipasi siswa, memilih cara pendekatan belajar mengajar dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat melatih siswa menggunakan strategi pemecahan masalah yaitu pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving Approach). Menurut Hudojo (dalam Aisyah dkk, 2008:5-6) pada pemecahan masalah matematika, siswa dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka memahami masalah

(4)

(mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang ditanyakan), membuat model matematika, memilih strategi penyelesaian model matematika, melaksanakan penyelesaian model matematika dan menyimpulkan.

Menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan uang dengan menggunakan uang mainan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menurut M.Khafid dan Suyati (dalam Firdaus dkk, 2012) Media uang dalam pembelajaran digunakan untuk mengenalkan tentang nilai mata uang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Skemp (dalam Aisyah 2008:5-6) Pendekatan Pemecahan Masalah adalah suatu pedoman mengajar yang sifatnya teoritis atau konseptual untuk melatihkan siswa memecahkan masalah-masalah matematika dengan menggunakan berbagai strategi dan langkah pemecahan masalah yang ada. George Polya (dalam Aisyah 2008:5-10) mengusulkan suatu model yang dijadikan dasar untuk proses pemecahan masalah adalah model empat tahap yaitu: memahami masalah, membuat rencana untuk menyelesaikan, melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua, memeriksa ulang jawaban yang diperoleh. Jadi peneliti menggunakan media uang mainan untuk mempermudah siswa dalam memecahkan masalah melalui pendekatan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan penggunaan media uang mainan melalui Pendekatan Pemecahan Masalah diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa pada materi memecahkan masalah yang melibatkan uang.

Berdasarkan uraian yang disampaikan di atas maka penulis berupaya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dengan mengadakan penelitian

(5)

berjudul “Penggunaan Media Uang Mainan Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin.”

B.Fokus Masalah

Penelitian ini difokuskan pada upaya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada diri siswa di SDN Pemurus Baru 1 Bajarmasin. Media uang mainan dan pendekatan pemecahan masalah merupakan solusi dalam pemecahan masalah pembelajaran matematika khususnya materi memecahkan masalah yang melibatkan uang. Penggunaan media melalui pendekatan tersebut dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah yang telah dikemukakan, maka dibuatlah rumusan masalah yang merupakan masalah utama pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penggunaan uang mainan melalui pendekatan pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang memecahkan masalah yang melibatkan uang pada siswa kelas IV SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika tentang memecahkan masalah yang melibatkan uang setelah diterapkan media uang mainan melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin?

(6)

D.Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan media uang mainan melalui pendekatan pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang memecahkan masalah yang melibatkan uang pada siswa kelas IV SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin.

2. Mengetahui dan menjelaskan peningkatan hasil belajar matematika tentang memecahkan masalah yang melibatkan uang setalah diterapkan media uang mainan melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SDN Pemurus Baru 1 Banjarmasin.

E.Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi guru SD

Diharapkan pada penelitian ini pengajar dapat menerapkan media uang mainan melalui pendekatan pemecahan masalah dalam menyampaikan memecahkan masalah yang melibatkan uang sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi penelliti

Diharapkan menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya yang berkaitan dengan matematika pada materi memecahkan

(7)

masalah yang melibatkan uang menggunakan media uang mainan melalui pendekatan pembelajaran Pemecahan Masalah.

3. Bagi sekolah

Diharapkan pada penelitian ini sekolah mendapatkan rujukan informasi untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar menggunakan media uang mainan melalu pendekatan pembelajaran Pemecahan Masalah pada mata pelajaran matematika materi memecahkan masalah yang melibatkan uang.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran yang berbeda terhadap peneliti ini, maka peneliti perlu mengidentifikasikan istilah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Media Uang Mainan

Media Uang Mainan adalah benda yang meyerupai uang dengan nominal yang sama dengan uang asli. Menurut M.Khafid dan Suyati dalam (Firdaus dkk, 2012) media uang dalam pembelajaran digunakan untuk mengenalkan tentang nilai mata uang dalam kehidupan sehari-hari. Melalui media uang mainan sebagai benda manipulatif siswa dapat mengenal nilai mata uang dan dapat memecahkan masalah soal cerita yang berkaitan dengan uang. 2. Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan Pemecahan Masalah adalah suatu pedoman mengajar yang sifatnya teoritis atau konseptual untuk melatihkan siswa memecahkan masalah-masalah matematika dengan menggunakan berbagai strategi dan langkah pemecahan masalah yang ada. (Aisyah, 2008:5-6). Siswa

(8)

memecahkan masalah dengan melalui tahap yang dapat membantu siswa untuk memahami soal dan menyesaikan soal.

3. Matematika

Russel mendifinisikan bahwa matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak dikenal (Uno, 2008:129). Penelitian ini dikhususkan pada materi memecahkan masalah yang melibatkan uang. Materi ajar tentang memecahkan masalah yang melibatkan uang meliputi: mengenal nilai mata uang dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan uang (Sumarmi dan Kamsiyati, 2008:32-33). Materi ini dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang selalu mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2006:3). Nilai siswa pada hasil belajar akan menggambarkan sejauh mana siswa memahami materi yang telah diajarkan. Pada hasil belajar ini nilai siswa diharapkan mencapai nilai KKM.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Jika nilai perolehan objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah dari pada NJOP yang digunakan

Biourine termasuk bahan organik sehingga hanya memiliki sedikit unsur hara yang diperlukan untuk tanaman bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi

Menghitung waktu antara 2 consecutive landing (weighted time between 2 consecutive landing/MTTS), dilakukan dengan menghitung total separasi antara 2 consecutive landing

uden uden tampa ini, dug deg baju baraja bijil ti awang jaizun kukudung alloh, hulu aing batu wulung, iga aing cadas ngampar, tulang aing lamad aing, urat aing, daging aing,

Manajer Investasi dapat menghitung sendiri Nilai Pasar Wajar dari Efek tersebut dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab berdasarkan metode yang menggunakan asas konservatif

Perlakuan C dengan pemberian mini larva 25 g ternyata memiliki bobot akhir yang paling rendah dibandingkan perlakuan A dan B, ini disebabkan ketersediaan makanan larva

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah hasil pendidikan wasit sepakbola tingkat CIII, CII dan CI, dalam hal ini penulis beranggapan bahwa wasit merupakan

Dimana tahun 2016 pasar seafood di RRT akan tumbuh pada tingkat 30% sampai 50%, Indonesia dapat memasarkan produk seafood-nya melalui E-Commerce untuk mengambil peluang