• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Material dan Lighting Kota Annecy pada Film Animasi 3D Perjalanan Rempah-Rempah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Material dan Lighting Kota Annecy pada Film Animasi 3D Perjalanan Rempah-Rempah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 02, No. 03, Oktober 2018, pp. 130-136

1

Program Studi Teknik Multimedia dan Jaringan, Jurusan Teknik Informatika dan Komputer, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus Baru UI, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia #

E-mail: salwaraihanah@gmail.com

Pembuatan

Material

dan

Lighting

Kota Annecy pada

Film Animasi 3D ―Perjalanan Rempah-Rempah‖

Salwa Raihanah

1,#

IntisariAnimasi berasal dari kata ―to animate‖ yang

berarti membuat seolah – olah hidup dan bergerak. Film animasi digunakan sebagai media hiburan hingga pembelajaran karena kaya dengan ekspresi warna disertai penggambaran karakter yang unik, sehingga materi yang disampaikan lebih mudah diingat.Sedangkan, film animasi 3D mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi (Z-axis) maka objek dan pergerakkannya hampir mendekati kenyataan aslinya. Film animasi 3 dimensi ―Perjalanan Rempah-Rempah‖ menceritakan tentang bagaimana sejarah perjalanan rempah-rempah Indonesia sampai ke Eropa dan diceritakan melalui sebuah keluarga yang sedang memakan rendang pada sebuah restoran di Kota Annecy, mereka sangat menyukai rasa dari rendang tersebut dan tertarik dengan cerita bagaimana rendang bisa sampai ke Eropa. Pada jurnal ini fokus pembahasannya adalah pembuatan material dan lighting Kota Annecy. Tujuan dari pembuatan material adalah memberikan kualitas artistik pada objek 3 dimensi, sedangkan tujuan dari pembuatan lighting adalah memberikan pencahayaan. Perangkat lunak 3 dimensi yang digunakan adalah Blender versi 2.79.

Kata Kunci— Film animasi, Multimedia, 3 Dimensi, Material,

Lighting, Blender

Abstract— Animation comes from the word "to animate" which means to make as if life and move. Animation film is used as a medium of entertainment to learning because it is rich with color expressions along with unique character depiction, so that the material delivered is easier to remember. Meanwhile, 3D animation film has the length, width, and height (Z-axis), the object and its movement almost closer to the original reality. 3-dimensional animated film "Perjalanan Rempah-Rempah" tells about how the history of Indonesia spice travel to Europe and told through a family eating rendang at a restaurant in the City of Annecy, they really like the taste of the rendang and are interested in the story of how rendang can get to Europe. In this journal the focus of discussion is the making of materials and lighting of the City of Annecy. The purpose of making the material is to provide artistic quality in 3-dimensional objects, while the purpose of the manufacture of lighting. The 3 dimensional software used is Blender version 2.79.

Keywords— Animated Movie, Multimedia, Material, 3-Dimensional, Lighting, Blender

I. PENDAHULUAN

Dunia animasi sekarang sudah sangat pesat perkembangannya. Apalagi sejak diciptakannya animasi berbasis 3 dimensi yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Sehingga objek dan pergerakannya hampir mendekati kenyataan aslinya. Animasi berasal dari kata ―to

animate‖ yang artinya membuat seolah – olah hidup dan bergerak (Gunawan, 2013). Pemanfaatan film animasi digunakan sebagai media hiburan hingga pembelajaran karena kaya dengan ekspresi warna disertai penggambaran karakter yang unik, sehingga materi yang disampaikan lebih mudah diingat.

Film animasi yang dibuat bertujuan untuk memberikan edukasi pendidikan sejarah kepada masyarakat tentang kemahsyuran rempah – rempah Indonesia yang menjadi bagian penting dalam pembentukan peradaban dunia, serta menjadi salah satu komoditas penting jalur perdagangan bahkan sejak zaman kejayaan kerajaan – kerajaan besar di dunia. Apabila perjalanan rempah – rempah itu dipetakan, maka Indonesia akan menjadi pusat dari jalur rempah dunia (Putra, 2016). Oleh karena itu, film animasi 3 dimensi yang dibuat berjudul ―Perjalanan Rempah-Rempah‖.

Pada pembuatan film animasi 3 dimensi ini, penulis fokus dalam pembuatan material dan lighting Kota Annecy. Pembuatan material berfungsi untuk memberikan kualitas artistik pada objek 3 dimensi dan pembuatan lighting berfungsi untuk memberikan pencahayaan pada film. Penulis menggunakan software Blender 2.79 dalam pembuatannya.

II. TINJAUANPUSTAKA A. Animasi

Animasi sebenarnya adalah rangkaian gambar yang disusun berurutan atau dikenal dengan istilah frame. Satu frame terdiri dari satu gambar. Jika susunan gambar tersebut ditampilkan bergantian dengan waktu tertentu maka akan terlihat bergerak. Satuan yang dipakai adalah frame per second (fps). Misalkan animasi diset 25 fps berarti animasi tersebut terdiri dari 25 gambar dalam satu detik. Semakin besar nilai fps, maka akan dapat terbentuk animasi yang terkesan halus. (Munir, 2012)[1].

Jenis-jenis animasi, yaitu: 1. Animasi 2 dimensi 2. Animasi 3 dimensi 3. Stop motion animation 4. Animasi tanah liat 5. Animasi jepang B. Material

Material didefinisikan sebagai kualitas artistik dari bahan yang terbuat dari benda. Dalam gambaran yang sederhana, material bisa digunakan untuk menunjukkan terbuat dari apa benda tersebut atau untuk menggambarkan objek dengan warna yang berbeda. Terdapat 4 tipe material. (Blender Team, 2017) [2].

1. Surface, render objek sebagai permukaan 2. Wire, render garis tepi dari objek 3. Volume, render objek sebagai volume 4. Halo, render objek sebagai partikel halo

(2)

C. Lighting

Lighting merupakan energi yang di transportasikan dari sumber cahaya ke permukaan dan menunjuk pada permukaan. Untuk membuat objek terlihat realistis, diperlukan mengatur jenis lampu dengan benar, mengatur posisi sumber cahaya, dan intensitas lampu. Saat mengatur lampu penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu ukuran pemandangan, jumlah objek, kemungkinan yang terjadi pada saat dilakukan rendering, visibilitas objek, dan warna objek di area bayangan. Jenis – jenis lighting, yaitu point light, spotlight, directional light, area light, mesh light, ambient light. (Dimitrijevic, et al., 2013) [3]. Sedangkan menurut (Chopine, 2011)[4] terdapat 6 elemen dasar pembuatan lighting, yaitu: 1. Mood

2. Depth 3. Time 4. Position

5. Form and composition 6. Economy

D. Sinopsis Film Animasi Perjalanan Rempah-Rempah Pada siang hari di suatu kota bernama Annecy, terdapat sebuah keluarga yang sedang berjalan melewati restoran ramai dan tidak biasa. Seorang anak perempuan di keluarga itu meminta kepada ayahnya untuk masuk ke restoran tersebut untuk makan siang. Mereka menanyakan menu apa yang menjadi menu favorit di restoran ini. Pelayan menjawabnya yaitu makan rendang. Kemudian mereka sekeluarga memesan menu favorit yang disebutkan oleh pelayan tersebut. Setelah makanan itu sampai ke meja mereka, merka langsung menikmati hidangannya dan mereka merasa terkejut dengan rasanya yang unik dan sangat enak saat mereka memakannya. Mereka menanyakan tentang makanan ini ke pelayan karena mereka baru pertama kali merasakan makanan ini. Lalu, pelayan menceritakan makanan ini terbuat dari apa dan bagaimana sejarah rempah-rempah pada makanan ini dari Indonesia bisa sampai ke Eropa.

E. Blender

Blender adalah salah satu perangkat penciptaan 3D yang gratis dan open source. Ini mendukung keseluruhan pada 3D meliputi modeling, rigging, animating, simulation, rendering, compositing dan motion tracking, bahkan editing video dan pembuatan game. Walaupun open source, Blender memiliki sebuah komunitas yang bertujuan untuk membangun program dimana orang – orang dari seluruh dunia berkontribusi terhadap keberhasilannya. (Blender Team, 2017) [5].

III.METODOLOGIPENELITIAN

Proses pembuatan animasi terbagi menjadi 3 tahap, yaitu pra produksi, produksi, dan paska produksi. (Beane, 2012) [6]. A. Pra produksi

Tahap pra produksi merupakan fase perencanaan, desain dan penelitian untuk keseluruhan proyek animasi 3D. Fase – fase yang akan dilalui pada tahap pra produksi pada proyek ini adalah:

1. Ide atau cerita

Fase pembuatan ide cerita dari film animasi 3D ini. Ide cerita harus menggambarkan karakteristik dari film yang akan dibuat

2. Naskah atau screenplay

Fase penulisan naskah cerita dikembangkan dari ide cerita yang telah disetujui. Naskah atau skenario adalah karya literatur non – final yang berisi informasi yang dibutuhkan oleh seluruh kru pembuatan sebuah film tentang bagaimana mengatur produksi sebuah film

3. Storyboard

Tahap menerjemahkan gambar yang biasanya disertai arahan dan dialog yang merepresentasikan pengambilan gambar beserta urutannya yang akan dilakukan dalam sebuah produksi film

B. Produksi

Pada tahap ini, apa yang telah dibuat di tahap pra produksi akan direalisasikan dalam bentuk tiga dimensi. Pada tahap inilah semua elemen visual akhir pada proyek ini dibuat. Tahapan produksi ini dibagi menjadi enam fase, yaitu: 1. Modeling

Merupakan proses pembuatan representasi geometri sebuah objek yang dapat diputar dan dilihat pada software animasi 3D.

2. Material dan Texturing

Fase pembuatan material dan pemberian tekstur agar model yang telah dibuat dapat menyamai apa yang dibayangkan oleh animator tersebut secara visual.

3. Rigging

Fase pemberian tulang untuk mengontrol masing – masing objek yang akan digerakkan nantinya dalam proses animasi. 4. Animasi

Tahap pergerakan setiap objek yang dibuat. Pergerakan objek – objek tersebut disesuaikan dengan naskah dan storyboard yang telah dibuat.

5. Lighting

Fase animator memberikan pencahayaan pada setiap animasi yang telah dikerjakan untuk menciptakan suasana dan atmosfir yang terlihat pada animasi tersebut

6. Rendering

Merupakan tahapan menciptakan image dari objek yang telah dibuat dengan mengkalkulasi setiap properti objek tersebut, seperti tekstur, pencahayaan, bayangan, serta pergerakan objek tersebut

C. Paska produksi

Pada tahap ini, hasil animasi yang telah dikerjakan pada tahap produksi akan dipoles agar terlihat lebih baik. Pada tahap ini, perbaikan juga dilakukan agar kesalahan – kesalahan minor dalam proses produksi dapat disesuaikan dengan visualisasi yang diinginkan. Tahap paska produksi dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

1. Compositing

Fase memberikan lapisan pada objek yang telah diciptakan agar objek tersebut menjadi lebih baik secara visual

2. Koreksi Warna

Fase saat seluruh hasil projek disesuaikan agar seluruh perbandingan warna gambar konsisten dan sesuai dengan hasil akhir yang diinginkan

(3)

Fase yang menggabungkan antara file audio dan animasi yang telah disiapkan. Setelah file audio dan animasi digabungkan, maka akan didapat sebuah animasi 3D yang akan dikonversi ke dalam ekstensi yang sesuai dengan yang diinginkan

IV.ANALISISDANPERANCANGAN A. Pra produksi

Tahap ini merupakan tahapan dimana persiapan untuk membuat material dan lighting Kota Annecy yang akan dilakukan. Beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu pembuatan ide atau cerita, naskah atau screenplay, dan storyboard.

1. Ide cerita

Merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk membuat sebuah proyek film animasi. Film animasi 3D ini memiliki ide cerita dimana sebuah keluarga yang sedang menikmati makan siang di restoran yang terdapat di Kota Annecy sangat menyukai menu makanan yang mereka pesan yaitu rendang, kemudian pelayan menceritakan bagaimana perjalanan sejarah rempah-rempah memasuki benua Eropa dan terciptanya rendang

2. Naskah

Pembuatan naskah cerita berdasarkan hasil data sekunder yang diambil dari sumber resmi mengenai sejarah perjalanan rempah-rempah dari Indonesia hingga ke Eropa

3. Storyboard

Storyboard untuk film animasi 3 dimensi ini sudah disediakan dari industri. Namun, storyboard yang telah disediakan masih berupa gambaran kasarnya saja. Untuk mendukung dalam pembuatan material di Kota Annecy diperlukan gambar asli dari Kota Annecy agar penulis mengetahui material apa saja yang dibutuhkan dari objek 3 dimensi kota Annecy

Gbr. 1 Storyboard Kota Annecy

Gambar 1 merupakan storyboard kasar dari penggambaran Kota Annecy, lalu penulis mengambil gambar asli Kota Annecy yang diakses melalui google street view

Gbr. 2 Google street view Kota Annecy

V. IMPLEMENTASIDANPEMBAHASAN B. Produksi

Pada tahap produksi terdiri dari enam proses tahapan, yaitu modelling, material and texturing, rigging, animation, lighting, rendering. Namun, pada tahapan ini penulis hanya fokus pada pembahasan pembuatan material dan lighting Kota Annecy. 1. Modeling

Sebelum melakukan tahap pembuatan material, maka diperlukan objek 3 dimensi yang dibuat sesuai dengan storyboard

Gbr.3 Modeling Kota Annecy 2. Material and texturing

Terdapat 4 material yang akan dibuat dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Material bangunan

Mengatur diffuse dan mengganti warna sesuai dengan gambar bangunan asli Kota Annecy yang dilihat dari google street view. Setiap bangunan di Kota Annecy memiliki warna yang berbeda. Oleh karena itu, pengaturan diffuse dapat dibedakan dari pemilihan kode warna dan intensity pada diffuse diubah menjadi 1.000 agar warna yang ditampilkan saat proses rendering terlihat jelas. diffuse shader yang dipilih lambert. Lalu, mengubah nama untuk setiap material yang dibuat

Gbr. 4 Material objek 3 dimensi berupa bangunan 2. Material besi

Mengubah warna diffuse menjadi abu – abu pada besi dan intensity pada diffuse diubah menjadi 1.000 agar warna terlihat jelas. Selanjutnya, intensity pada specular diubah menjadi 500 karena berguna untuk menampilkan kesan kilap pada objek 3 dimensi berupa besi. Jenis specular shader yang dipilih oleh penulis adalah cooktorr karena merupakan specular shader dasar yang berguna untuk menciptakan permukaan logam atau plastik yang mengkilap

(4)

Gbr. 5 Material objek 3 dimensi berupa besi

3. Material kaca

Mengubah warna biru muda pada kaca dan intensity pada diffuse diubah menjadi 800. Jenis diffuse shader yang dipilih oleh penulis yaitu lambert. specular pada kaca juga diatur dengan warna putih dan intensity pada specular diubah menjadi 255. Jenis specular shaders yang dipilih adalah cooktorr. Mirror digunakan pada kaca untuk menampilkan refleksi pada suatu objek saat ada cahaya yang dipantulkan. reflectivity yang berfungsi untuk menetapkan jumlah reflektifitas objek. Jika mengaturnya dengan nilai 1.0, maka tingkat reflektifitas kaca sempurna, dan jika mengaturnya dengan nilai 0.0, maka tidak ada pantulan apapun terhadap kaca. Penulis mengatur reflectivity pada material kaca menjadi 0.162 dan depth atau ketebalan dari pantulan menjadi

Gbr. 6 Material objek 3 dimensi berupa kaca 4. Material air

Mengubah warna biru muda pada air dan intensity pada diffuse diubah menjadi 800. Jenis diffuse shader yang dipilih oleh penulis yaitu lambert. Specular pada air juga diatur dengan warna putih dan intensity pada specular diubah menjadi 1.000 karena air merupakan objek yang memiliki kilap kuat saat dipantulkan oleh cahaya. Transparency

digunakan pada air untuk mengatur material pada objek 3 dimensi menjadi transparan, sehingga cahaya bisa melewati benda apapun. Transparency jenis raytrace digunakan untuk air karena raytrace dapat menghitung refraksi dan mensimulasikan pembiasan sinar cahaya. Pada panel transparency terdapat alpha yang berfungsi untuk mengatur nilai transparansi. Penulis mengatur alpha transparency menjadi 246 dan specular transparency menjadi 1.000. Selanjutnya, penulis mengatur IOR (Index of Recraction) yang berfungsi untuk menetapkan berapa banyak sinar yang dilalui melaui material yang akan dibiaskan, sehingga menghasilkan citra terdistorsi dari latar belakangnya. Nilai IOR yang umumnya digunakan untuk material air adalah 1.333. Kemudian, terdapat depth yang berfungsi untuk mengatur tingkat kedalaman dari air. Penulis mengatur depth menjadi 8. Mirror yang digunakan untuk materia air mempunyai nilai reflectivity 285 dan depth 3. Dan terakhir, penulis mengubah nama material air yang sudah dibuat. Setelah tahapan modeling dan material selesai dilakukan, maka proses selanjutnya adalah tahapan rigging dan animasi.

Gbr. 7 Material objek 3 dimensi berupa air 3. Lighting

Lighting memberikan fungsi yang berbeda – beda pada setiap kondisi dalam cerita. Konsep lighting Kota Annecy sendiri adalah waktu pada saat siang hari. Penulis memilih tipe lighting yaitu directional lights karena tipe ini yang paling sering digunakan untuk mensimulasikan cahaya langsung matahari.

(5)

Mengatur color dari lamp tipe sun menjadi warna putih yang berfungsi sebagai warna dari sumber cahaya yang akan dipantulkan dan mengatur energy menjadi bernilai 1.500 yang berfungsi sebagai intensitas sumber cahaya.

Gbr. 9 Pengaturan color dan energy pada lighting sun Biasanya jika terdapat sumber cahaya, maka terdapat juga bayangan yang jatuh disekitar cahaya. Oleh karena itu, setelah mengatur color dan energy, pada panel sun penulis juga mengatur bayangan dari lighting yang telah dibuat pada gambar 3.15 dengan memilih panel shadow dan mengaktifkan jenis ray shadow. Ray shadow sendiri berfungsi untuk menampilkan bayangan dari lighting yang telah dibuat. Penulis mengatur samples menjadi 1 yang berguna sebagai kualitas kasar atau halusnya bayangan saat jatuh. Kemudian mengatur soft size menjadi 100 yang berguna untuk menentukan area cahaya di sekitar tepi bayangan.

Gbr. 10 Pengaturan shadow pada lighting sun 4. Rendering

Proses terakhir yang dilakukan pada tahap produksi dimana telah dibuat material dan lighting Kota Annecy

Gbr. 11 Hasil rendering Kota Annecy C. Paska produksi

Paska produksi adalah tahapan terakhir dalam proses pembuatan animasi. Dimana terdapat 3 tahapan, yaitu compositing, koreksi warna, dan tahapan penggabungan antara audio dan video animasi.

VI.VALIDASI

Setelah proses pembuatan material dan lighting Kota Annecy telah selesai, maka tahap selanjutnya adalah validasi terhadap apa yang telah dikerjakan. Validasi bertujuan untuk memastikan bahwa material dan lighting yang telah dibuat apakah sudah mirip dengan gambar referensi. Bentuk validasi menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat. Responden diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan. Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini biasanya disebut dengan variabel penelitian dan ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. A. Hasil kuesioner pembuatan material

Kemiripan material yang telah dibuat terhadap material pada objek aslinya.

TABEL I

HASIL KUESIONER PEMBUATAN MATERIAL

No. Pertanyaan 1 2 3 4

1.

Apakah dari keempat preview yang ditampilkan memberikan visualisasi langsung terhadap objek yang akan diterapkan material?

4 7 1 0

2.

Apakah transparency pada material yang telah dibuat menjadikan objek kaca dan air transparan, sehingga cahaya bisa melewati benda apapun?

2 7 3 0

3.

Apakah specular pada material yang telah dibuat menjadikan objek besi, kaca, dan air menciptakan sorotan terang atau efek kilap yang dilihat pada permukaan glossy?

3 9 0 0

4.

Apakah diffuse pada material yang telah dibuat sudah menentukan warna dari semua objek saat cahaya bersinar diatasnya?

0 11 1 0

5.

Apakah mirror pada material membuat objek kaca dan air mempunyai nilai refleksi?

2 8 2 0

Keterangan dari penilaian di atas adalah 1 = Sangat Baik; 2 = Baik; 3 = Kurang; SK = Sangat Kurang

B. Hasil kuesioner pembuatan Lighting

Kesesuaian lighting yang telah dibuat terhadap konsep cerita yaitu waktu pada siang hari.

TABEL II

HASIL KUESIONER PEMBUATAN LIGHTING

No. Pertanyaan 1 2 3 4

1.

Apakah lighting yang telah dibuat dapat membantu sebagai penunjuk waktu pada siang hari?

(6)

2.

Apakah posisi lighting sudah berpengaruh terhadap kesan natural yang ditampilkan?

1 7 2 1

3.

Apakah lighting yang

diimplementasikan memberikan kesan dramatis yang

berpengaruh terhadap cerita yang dapat mempengaruhi perasaan penonton?

1 9 1 1

4.

Apakah gabungan antara cahaya, karakter, properti, material, dan lainnya membantu membuat ruang yang positif dalam setiap komposisi ruangan?

1 11 0 0

5.

Apakah dengan adanya lighting mampu membantu pembentukan ke dalaman bentuk ruang dan dimensi pada objek?

5 7 0 0

Keteranga dari penilaian di atas adalah 1 = Sangat Baik; 2 = Baik; 3 = Kurang; SK = Sangat Kurang

C. Hasil perhitungan

Untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan skala likert, maka pada setiap jawaban ditentukan terlebih dahulu skornya, yaitu SB = 5; B = 4; K = 3; SK = 2.

TABEL III

HASIL PERHITUNGAN SKOR Jawa ban Nomor Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SB 20 10 15 0 10 15 5 5 5 25 B 28 28 36 44 32 28 28 36 44 28 K 3 9 0 3 6 3 6 3 0 0 SK 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 Juml ah 51 47 51 47 48 48 41 46 49 53

Kemudian, untuk mendapatkan hasil interpretasi skor. Rumusnya adalah sebagai berikut:

TABEL IV

HASIL PERSENTASE PERHITUNGAN SKALA LIKERT Nomo r Pertan yaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hasil Persen tase 85 % 78 % 85 % 78 % 80 % 80 % 68 % 77 % 82 % 88 %

Menentukan interval penilaian dengan rumus sebagai berikut: TABEL V PERSENTASE INTERVAL Persentase Interval 0% - 25% Sangat Kurang 26% - 50% Kurang 51% - 75% Baik 76% - 100% Sangat Baik

Penyelesaian akhir skala likert dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TABEL VI HASIL AKHIR Pembuatan Material Pembuatan Lighting Hasil Persentase Akhir 79% 81%

Berdasarkan hasil akhir validasi dari perhitungan menggunakan skala likert sesuai dengan interval penilaian yang sudah ditentukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk Rumus: T x Pn

Keterangan:

T: Jumlah responden yang memilih Pn: Pilihan angka skor likert

Rumus: Total Skor / Y x 100 Keterangan:

Y: skor tertinggi likert x jumlah responden

Rumus: I = 100 / Jumlah Skor (Likert) Keterangan:

I: Interval

Rumus: Total Skor / Z x 100 Keterangan:

Z: skor tertinggi likert x jumlah responden / jumlah pertanyaan

(7)

pembuatan material dan lighting Kota Annecy adalah Sangat Baik.

VII. KESIMPULANDANSARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembuatan material dan lighting Kota Annecy pada film animasi 3 dimensi ―Perjalanan Rempah-Rempah‖. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan material dan lihgting Kota Annecy telah berhasil dilakukan dengan hasil akhir persentase untuk pembutan material adalah 79% dan pembuatan lighting adalah 81% yang termasuk ke dalam interval kategori penilaian sangat baik berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada 12 responden.

B. Saran

Pembuatan material dan lighting pada film animasi 3 dimensi ―Perjalanan Rempah-Rempah‖ yang telah dilakukan oleh penulis belum sempurna, masih banyak ilmu yang dibutuhkan dalam membuat material dan lighting agar terkesan nyata. Oleh karena itu, penulis memberikan saran yang dibutuhkan sebagai berikut:

1. Menggunakan add-ons tambahan dalam pembuatan material pada Blender untuk hasil yang lebih sempurna 2. Menggunakan cycle render engine yang ada pada

perangkat lunak Blender untuk membuat hasil dari render dengan kualitas terbaik

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih penulis sampaikan kepada instansi pendidikan Politeknik Negeri Jakarta, khususnya program studi Teknik Multimedia dan Jaringan atas ilmu yang telah penulis gunakan dalam hal penelitian ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Tim Jurnal Kopertip yang telah meluangkan waktu untuk me-review jurnal penelitian ini.

REFERENSI

[1] Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

[2] Blender Documentation Team. (2017, September 20). Type of

Materials. Retrieved from

https://docs.blender.org/manual/en/dev/render/blender_render/material s/material_panel.html#material-type.

[3] Dimitrijevic, M., Obradovic, R., & Letic, J. (2013). Light and Shadow in 3D Modeling. Journal of Machine Design, 5(3), 2-3. Retrieved November 25, 2017.

[4] Chopine, A. (2011). 3D Art Essentials The Fundamentals of 3D

Modeling and Animation. UK: Focal Press.

[5] Blender. (2017, September 17). About Blender. Retrieved Desember 18, 2017, from https://www.blender.org/about/.

[6] Beane, A. (2012). 3D Animation Essentials. Indianapolis: John Wiley and Sons, Inc.

Gambar

Gambar 1 merupakan storyboard kasar dari penggambaran  Kota  Annecy,  lalu  penulis  mengambil  gambar  asli  Kota  Annecy yang diakses melalui google street view
TABEL II
TABEL VI  HASIL AKHIR  Pembuatan  Material  Pembuatan Lighting  Hasil Persentase  Akhir  79%  81%

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi reaksi redoks dapat

Badan/Dinas/Unit Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, berkewajiban menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)

o Rules for any new market and non market mechanisms shouldn’t diminish already low levels of ambition and must not allow double counting, ensuring

Sehubungan dengan Evaluasi Pemilihan Langsung Pekerjaan Kontruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan Tahun Anggaran 2017 Paket Pekerjaan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan –

Pembelajaran pada blok muskuloskeletal dipersiapkan untuk mengantarkan mahasiswa dapat mencapai kemampuan kompetensi medis tingkat sarjana strata-1 yang berhubungan

1) Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik: Terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa

Jadi, dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan gizi merupakan sesuatu yang diketahui tentang makanan dan menyangkut pengetahuan seseorang

Dari hasil pengujian agonistik, tampak bahwa rayap dari koloni yang berasal dari lokasi yang sama (CA Yanlappa- Jasinga atau Kampus IPB Dramaga) tidak menunjukkan adanya