• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: minyak kelapa, pemanasan awal tipe straight, sudut semprot

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: minyak kelapa, pemanasan awal tipe straight, sudut semprot"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

PENGARUH TEMPERATUR PEMANASAN AWAL TIPE

STRAIGHT

PADA MINYAK KELAPA TERHADAP SUDUT SEMPROT NOSEL

I Ketut Gede Wirawan1,a,*, Made Sucipta2,b, I Putu Agus Arisudana3,c

1,2,3Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Bali 80362 - Indonesia

aEmail:[email protected] bEmail: m.sucipta@gmail,com cEmail:[email protected]

Abstrak

Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat penggunaan minyak kelapanya tinggi, khususnya untuk konsumsi rumah tangga. Lahan tanaman ini memiliki luas sekitar 3.82 juta hektar, dimana 97% dari total luas areal tersebut merupakan perkebunan rakyat. Hal inilah yang menjadikan ketersediaan minyak kelapa sangat berlimpah, sehingga dapat digunakan pada banyak bidang, salah satunya adalah pada bidang penelitian bahan bakar alternatif untuk kompor tekan (pressure stone). Apabila minyak ini dijadikan bahan bakar, maka salah satu parameter yang harus diperhatikan adalah sudut semprot. Pada minyak kelapa, sudut semprotnya sangat kecil karena viskositasnya yang tinggi. Untuk menurunkan viskositas tersebut maka dilakukan pemanasan awal berbentuk lurus (straight) seluas 78.57 mm2pada pipe line sebelum keluar nosel. Temperatur pemanasan awal divariasikan dari 200 sampai 230 oC. Tekanan bahan bahan bakar minyak kelapa sebesar 4 bar dan diameter lubang nosel sebesar 500 μm dijaga konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan sudut

semprot akibat endapan asam lemak bebas (free fatty acid) dan gliserol di ujung nosel ketika temperatur pemanasan awal dinaikan dari 200 sampai 220oC. Pada saat temperatur pemanas awal dinaikkan menjadi 230oC, sudut semprot meningkat karena bahan bakar sudah berbentuk fase uap dan jarak antar molekul partikel uap bertambah renggang sehingga mudah menyala ketika diberi energi aktivasi.

Kata kunci: minyak kelapa, pemanasan awal tipe straight, sudut semprot

Pendahuluan

Kelapa merupakan salah satu komoditi penting karena peranannya yang sangat besar, baik sebagai sumber pendapatan maupun sumber bahan baku industri. Indonesia memiliki lahan tanaman kelapa terluas di dunia dengan total luas areal sekitar 3.82 juta hektar, dimana 97% nya merupakan perkebunan rakyat dengan jumlah produksi 15.9 milyar butir atau setara dengan 3.2 juta ton kopra/daging

buah kelapa kering [1]. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman ini, sebagian besar telah digunakan oleh masyarakat adalah daging buah kelapa. Daging buah kelapa dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan. Salah satu produk olahan dari daging buah kelapa adalah minyak kelapa.

Minyak kelapa digunakan oleh masyarakat untuk memasak makanan. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai

(2)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

bahan dalam pembuatan kosmetik, mentega, sabun, dan sebagai bahan bakar alternatif biodiesel. Salah satu keunggulan dari biodiesel adalah emisi gas buangnya lebih rendah dari bahan bakar diesel [2] . Disamping itu, minyak kelapa dapat juga digunakan sebagai bahan bakar pada

kompor jenis “protos” [3]. Proses

pembakaran diawali dengan mengubahnya menjadi tetesan yang halus (droplet) menggunakan nosel. Penyebaran tetesan tergantung dari sudut semprot (spray angle) yang dibentuk nosel, jadi semakin besar sudut semprot maka semakin luas penyebaran tetesan. Besarnya sudut semprot tergantung dari jenis bahan bakar pada tekanan dan diameter lubang nosel yang sama [4]. Perbedaan sudut ini juga akibat dari viskositas minyak yang tinggi sehingga mengurangi atomisasi.

Metodologi

Metodologi yang digunakan adalah studi eksperimenal dengan minyak kelapa sebagai bahan penelitian. Tahap penelitian dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan, yaitu : (i) setting alat dan (ii) tahap pengujian.

Setting alat

Gambar 1. menunjukkan set up alat penelitian. Minyak kelapa murni dimasukkan ke dalam tabung (a). Dengan

menggunakan kompresor, udara

bertekanan diinjeksikan ke dalam tabung dan besarannya dijaga konstan sebesar 4 bar yang dapat dilihat pada manometer (b). Katup (c) dibuka pelan-pelan sehingga minyak bertekanan mengalir melalui pipe line (d). Minyak bertekanan sebelum keluar nosel (e) dipanasi dengan heater (f) sebagai pemanas awal. Uap minyak yang keluar dari nosel akan membentuk sudut semprot.

Tahap pengujian

Bahan penelitian ini menggunakan minyak kelapa murni yang dibuat secara tradisional seperti pada Gambar 2. Agar penelitian ini berjalan dengan baik, maka dilakukan persiapan awal yaitu

pemasangan manometer pada tabung bahan bakar dan termokopel di preheater.

Gambar 1. Set up alat penelitian a a 1 b c d e f

(3)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Pengujian sudut semprot dimulai dengan pemanasan awal. Luas bidang pemanasan sebesar 78.57 mm2dengan dimensi seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Volume bahan bakar minyak kelapa yang dimasukkan ke dalam tabung 600 cc. Udara kompresor diinjeksi ke dalam

tabung dengan tekanan konstan 4 bar kompresor dan temperatur divariasikan pada 200oC, 210oC, 220oC dan 230oC. Setiap perubahan variabel temperatur, gambar sudut semprot yang terbentuk di ujung nosel di-capture menggunakan kamera.

Hasil

Hasil penelitian mengenai

pengaruh temperatur pemanasan awal tipe straight ini ditunjukkan pada Gambar 4. Sudut semprotnya berada pada tekanan konstan 4 bar. Gambar 4(a), (b), (c) dan (d) masing-masing menunjukkan bahwa pada temperatur pemanasan awal 200oC, 210oC, 220oC dan 230oC, dihasilkan sudut semprot sebesar 17,58o ; 12,77o ; 12,25o dan 22,11o.

Perbedaan sudut semprot tersebut terjadi akibat dari kandungan asam lemak minyak kelapa multi komponen yang terdiri dari asam caproic, caprylic, capric, lauric, myristic, palmitic, stearic,

arachidic, behenic, palmitolic, oleic, linoleic, linolenic, dan eicosatrienoic [5]. Kandungan asam lemak multi komponen ini menyebabkan boiling point temperature menjadi bervariasi [6]. Kenaikan temperatur pemanas awal dari 200 sampai 220oC menyebabkan sudut semprot menurun akibat dari terbentuknya endapan dari asam lemak bebas (free fatty acid) dan giserol di ujung nosel [7]. Pada temperatur pemanas awal 230oC, minyak kelapa sudah berbentuk uap sehingga besar sudut semprot meningkat.

100

210

35

5

(4)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Kesimpulan

Penelitian secara eksperimen

mengenai pengaruh temperatur pemanasan awal tipe straight pada minyak kelapa terhadap sudut semprot nosel dapat disimpulkan :

a. Terjadi penurunan sudut semprot akibat pengendapan asam lemak bebas dan gliserol di ujung nosel pada kenaikan temperatur pemanasan awal 2000sampai dengan 220oC.

b. Pada tempeatur pemanasan awal 230oC, minyak kelapa sudah berbentuk uap sehingga sudut semprot meningkat.

Referensi

[1] Departemen Perindustrian, Rodmap Industri Pengolahan Kelapa, Jakarta, 2009. [2] Singh, P.J., Khurma, J. and Singh A,

Coconut Oil Based Hybrid Fuels as Alternative Fuel for Diesel Engines, American Journal of Environmental Sciences 6 (1), (2010) 71-77.

[3] Kratzeisen M.and Müller J., Influence

of calcium and magnesium content of coconut oil on deposit and performance of plant oil pressure stoves, Fuel 89, (2010) 59–66.

[4] Vinikumar, K., Experimental Evaluation on Different Viscous Fluids Spray Characteristics in Injector Using Constant Volume Chamber, IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering. Technology Journal, 2012.

[5] Wirawan I.K.G., Wardana I.N.G., Soenoko R. and Wahyudi S., Premixed Combustion of Coconut Oil on Perforated Burner, Internationl Journal of Renewable Energy Development 2 (3), 2013, 133-139. [6] Yuan W., Hansen A.C. and Zhang Q.,

Vapor pressure and normal boiling point predictions for pure methyl esters and biodiesel fuels, Fuel 84, (2005) 943-950

(a) (b) (c) (d)

Gambar 4. Sudut sebaran nosel dengan variasi temperatur, (a) 200oC, (b) 210oC, (c) 220oC dan

(5)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

[7] Kratzeisen M.and Müller J., Influence

of free fatty acid content of coconut oil on deposit and performance of plant oil pressure stoves, Fuel 89 (2010), 1583 -1589.

Gambar

Gambar 1.  menunjukkan set  up alat  penelitian.  Minyak  kelapa  murni dimasukkan  ke  dalam  tabung  (a)
Gambar 3. Detil ukuran pipe line
Gambar 4. Sudut sebaran nosel dengan variasi temperatur,  (a) 200 o C, (b) 210 o C, (c) 220 o C dan

Referensi

Dokumen terkait

Minyak kelapa dan minyak kemiri dapat dijadikan sebagai bahan alternatif untuk dicampur dengan solar dalam campuran tertentu, untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar

Hal ini ditunjukkan dengan semakin lamanya waktu pemanasan yang diperlukan pada penggunaan bahan bakar minyak curah, diikuti minyak kelapa, dan terkahir minyak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa dapat dibuat sebagai bahan bakar alternatif (biodiesel) dan biodiesel yang dihasilkan dari minyak kelapa tersebut memiliki

Minyak kelapa merupakan bagian yang paling berharga dari buah kelapa dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng.. Minyak kelapa dapat diekstraksi

Pada penelitian ini akan digunakan biodesel minyak jelantah sebagai bahan bakar yang nantinya dengan pengaturan start of injection dan durasi injeksi dapat

Mekanisasi Pertanian dalam Perspektif Pengembangan Bahan Bakar Nabati di Indonesia.. Minyak Kelapa Murni: Pembuatan dan

Grafik efisiensi termal motor diesel dengan minyak kelapa kombinasi Bila dibandingkan maka efisiensi maksimum pada saat mesin diesel menggunakan bahan bakar minyak kelapa

Penambahan pigmen karoteoid buah merah pada minyak kelapa dimana kandungan karoteoid yang terdapat dalam buah merah sangat tinggi sehingga dapat berguna sebagai