• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011 TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011 TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011

TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

(2)
(3)

DENAH LOKASI OBJEK PAJAK

KETERANGAN

 Gambarkan Denah lokasi objek pajak (tanpa skala), yang dihubungkan dengan jalan raya/ jalan protokol, jalan lingkungan dan lain- lain, yang mudah diketahui oleh umum.  Sebutkan batas-batas pemilikan sebelah Utara,

Selatan,Timur, dan Barat

(4)

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK SEKTOR PERHUTANAN

PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian'huruf'dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian'angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan. 4. Bagian yang diarsir diisi oleh petugas.

No. Formulir : Empat digit pertama diisi dengan tahun pajak, empat digit kedua diisi dengan nomor bundel dan tiga digit terakhir diisi dengan nomor urut. KANTOR WILAYAH DJP : Cukup Jelas

Kantor Pelayanan Pajak Pratama : Cukup Jelas

TAHUN PAJAK : Diisi sesuai Tahun Pajak.

1. JENIS TRANSAKSI : Beri tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan.

2. JENIS HUTAN : Beri tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan jenis hutan. 3. NOP : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak.

A. INFORMASI TAMBAHAN UNTUK DATA BARU

4. NOP ASAL : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak asal. B. DATA LETAK OBJEK PAJAK

5. NAMA JALAN : Diisi dengan nama jalan alamat objek pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir.

6. BLOK/KAV/NOMOR : Diisi dengan nomor, blok, kaveling alamat objek pajak. Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma (,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus (-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan oleh spasi.

7. KELURAHAN/DESA : Diisi dengan nama kelurahan/desa dimana objek pajak berada. 8. RW : Diisi dengan nomor RW dimana objek pajak berada.

9. RT : Diisi dengan nomor RT dimana objek pajak berada. 10. KECAMATAN : Diisi dengan nama kecamatan dimana objek pajak berada. 11. KABUPATEN/KOTA : Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana objek pajak berada. 12. KODE POS : Diisi dengan nomor kode pos alamat objek pajak.

C. DATA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK

13. JENIS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

Bentuk Badan Hukum (untuk badan hukum) dan Gelar (untuk orang pribadi) ditulis di kolom yang telah disediakan.

14. STATUS : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

15. NAMA : Diisi dengan nama lengkap wajib pajak.

16. NPWP : Harus diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Apabila objek pajak milik perorangan maka dicantumkan NPWP Perseorangan dan apabila Badan maka dicantumkan NPWP Badan.

17. NOMOR TELEPON : Diisi dengan nomor telepon yang dapat terhubung dengan wajib pajak. 18. TIPE LOKASI : Diisi dengan tipe lokasi alamat wajib pajak. Tipe lokasi yang digunakan

adalah:

GEDUNG RUKO

PERUMAHAN RUKAN

KOMPLEK WISMA

APARTEMEN KAWASAN

19. NAMA LOKASI : Diisi dengan nama lokasi alamat wajib pajak. Penulisan nomor/nama lantai agar didahului dengan kata "LT" untuk memudahkan dalam membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama lantai.

20. TIPE JALAN : Diisi dengan tipe lokasi alamat wajib pajak. Tipe jalan yang digunakan adalah: JL = Jalan DSN = Dusun GG = Gang PSL = Persil DS = Desa SB = Subak KP = Kampung BJ = Banjar LR = Lorong DK = Dukuh PS = Pasar

21. NAMA JALAN : Diisi sesuai dengan nama jalan alamat wajib pajak. Nomor jalan ditulis dengan angka romawi. Apabila telah mencapai maksimal karakter, nama jalan dapat disingkat mulai dari suku kata yang paling terakhir. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik.

22. TIPE NOMOR : Diisi dengan tipe nomor alamat wajib pajak. Tipe nomor yang digunakan adalah:

NO = Nomor BLOK = Blok KAV = Kaveling

(5)

23. NOMOR : Diisi dengan nomor, blok, kaveling dimana wajib pajak bertempat tinggal. Ditulis dengan angka arab. Apabila nomor lebih satu, maka digunakan tanda koma (,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus (-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan spasi.

24. KELURAHAN/DESA : Diisi dengan nama kelurahan/desa dimana wajib pajak bertempat tinggal.

25. RW : Diisi dengan nama RW dimana wajib pajak bertempat tinggal. 26. RT : Diisi dengan nama RT dimana wajib pajak bertempat tinggal.

27. KECAMATAN : Diisi dengan nama kecamatan dimana wajib pajak bertempat tinggal. 28. KABUPATEN/KOTA : Diisi dengan nama kabupaten/kota dimana wajib pajak bertempat

tinggal.

29. KODE POS : Diisi dengan nomor kode pos dimana wajib pajak bertempat tinggal. D. JUMLAH LAMPIRAN

30. JUMLAH LAMPIRAN : Diisi sesuai dengan jumlah lembar Lampiran SPOP. E. PERNYATAAN WAJIB PAJAK

31. TANGGAL/BULAN/TAHUN : Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun saat pengisian SPOP. 32. TANDA TANGAN : Diisi diatas garis yang disediakan.

33. NAMA LENGKAP : Diisi dengan lengkap, sesuai petunjuk angka 15. F. PENDATA&PEJABAT YANG BERWENANG

Cukup jelas.

DENAH LOKASI OBJEK PAJAK

(6)

LAMPIRAN IIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011

TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

* Isi Sesuai Izin Pemanfaatan Hutan ** Coret yang tidak perlu

(7)
(8)
(9)

* Dalam hal terdapat lebih dari 4 jenis pipa/tangki/silo, informasi diisikan pada bagian C. Informasi Lainnya dilanjutkan di halaman berikutnya

(10)
(11)

PETUNJUK PENGISIAN

LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK SEKTOR PERHUTANAN (HUTAN TANAMAN) PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian'huruf' dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian'angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan. 4. Bagian yang diarsir diisi oleh petugas.

No. Formulir : Empat digit pertama diisi dengan tahun pajak, empat digit kedua diisi dengan nomor bundel dan tiga digit terakhir diisi dengan nomor urut.

TAHUN PAJAK : Diisi sesuai Tahun Pajak.

1. JENIS TRANSAKSI : Beri tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan.

2. NOP : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak.

3. JUMLAH LEMBAR : Diisi dengan jumlah lembar pada masing-masing jenis lampiran. 4. LEMBAR KE : Diisi dengan lembar ke berapa dari jumlah lembar pada masing-masing

jenis lampiran. Lampiran I-A

A. DATA UMUM

5. IZIN PEMANFAATAN HUTAN : Diisi dengan Nomor, Tanggal dan Jenis lzin yang dimiliki.

6. PRODUKTIVITAS RATA-RATA : Diisi dengan rata-rata hasil produksi per tahun per hektar dalam satuan PER TAHUN PER HEKTAR meter kubik atau ton.

7. KONTUR TANAH : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

8. KETERSEDIAAN : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada INFRASTRUKTUR saat formulir diisi.

9. AKSESIBILITAS : Kondisi jalan dan jenis perkerasan jalan, diisi dengan tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi. Jarak terhadap pemukiman, diisi dengan jarak dari pemukiman penduduk sekitar dalam satuan kilo meter.

10. JARAK BLOK : Jarak blok tebangan dariLog Ponds, Log Yards, dan Pabrik Pengolahan, TEBANGAN DARI diisi dalam satuan kilo meter.

B. DATA TANAH HUTAN TANAMAN

11. AREAL PRODUKTIF : Diisi dengan luas areal produktif untuk masing-masing jenis tanaman dalam satuan meter persegi.Contoh:

Jenis Tanaman Luas (M2)

a. JATI 12000000

b. MAHONI 5000000

JUMLAH LUAS AREAL Diisi dengan jumlah keseluruhan areal produktif, berupa penjumlahan PRODUKTIF (M2) luas jenis tanaman pada huruf a sampai dengan huruf d.

12. AREAL BELUM PRODUKTIF (M2) : Diisi dengan luas areal belum produktif dalam satuan meter persegi 13. AREAL EMPLASEMEN (M2) : Diisi dengan masing-masing luas dalam satuan meter persegi. 14. AREAL LAINNYA (M2) : Diisi sesuai dengan luasnya dalam satuan meter persegi.

JUMLAH LUAS AREAL Diisi dengan jumlah keseluruhan areal lainnya, berupa penjumlahan LAINNYA (M2) huruf 14a, 14b dan 14c.

15. JUMLAH LUAS YANG : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas tanah, berupa penjumlahan luas DIUSAHAKAN (M2) areal angka 11 sampai dengan angka 14 dalam satuan meter persegi. 16. LUAS AREAL SESUAI : Diisi dengan jumlah luas tanah yang sesuai dengan izin yang diberikan

IZIN YANG DIBERIKAN (M2) dalam satuan meter persegi.

Dalam hal terdapat perbedaan antara jumlah luas yang diusahakan dengan luas areal sesuai izin yang diberikan, Wajib Pajak harus memberikan keterangan dalam lembar terpisah disertai dengan dokumen pendukung.

Lampiran II-A

RINCIAN LUAS AREAL TANAMAN SESUAI TAHUN TANAM

JENIS TANAMAN : Diisi dengan jenis tanaman yang sesuai, misalnya jati, mahoni, meranti, kamper dan sebagainya.

TAHUN TANAM : Diisi dengan tahun tanam masing-masing jenis tanaman.

LUAS AREAL TANAMAN (M2) : Diisi sesuai dengan luas tanaman per tahun tanam dalam satuan meter persegi pada masing-masing jenis tanaman.

Contoh: JENIS TANAMAN: JATI

NO TAHUN TANAM LUAS AREAL TANAMAN (M2)

01. 1990 1100000

02. 1994 10810000

03. 2000 420000

JUMLAH LUAS (M2) : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas areal tanaman masing-masing jenis tanaman dalam satuan meter persegi.

(12)

Lampiran III-A A. DATA BANGUNAN

Kolom 3 JUMLAH UNIT : Diisi sesuai dengan jumlah unit masing-masing jenis bangunan

Kolom 4 LUAS TOTAL (M2) : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas bangunan dalam satuan meter persegi

PIPA : Diisi dengan bahan, diameter (inci) dan panjang (meter) masing-masing jenis pipa sesuai dengan bahan dan diameter.

TANGKI : Diisi dengan volume (meter kubik), tinggi (meter) dan jumlah masing-masing jenis tangki sesuai dengan ukuran.

SILO : Diisi dengan volume (meter kubik), tinggi (meter) dan jumlah masing-masing jenis silo sesuai dengan ukuran.

B. RINCIAN DATA BANGUNAN

Kolom 3 JUMLAH LANTAI : Diisi pada masing-masing jenis bangunan sesuai dengan jumlah lantai. Kolom 4 TAHUN DIBANGUN : Diisi pada masing-masing jenis bangunan sesuai dengan tahun

dibangun.

Kolom 5 TAHUN RENOVASI : Diisi pada masing-masing jenis bangunan yang dilakukan renovasi sesuai dengan tahun renovasi terakhir.

Kolom 6 LISTRIK (WATT) : Diisi daya listrik masing-masing jenis bangunan dalam satuan watt. Kolom 7 KONDISI BANGUNAN : Diisi kondisi pada umumnya bangunan masing-masing jenis bangunan

sesuai pilihan pada keterangan.

Kolom 8 KONSTRUKSI : Diisi jenis konstruksi bangunan masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan.

Kolom 9 ATAP : Diisi jenis material penutup atap masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan.

Kolom 10 DINDING : Diisi jenis material dinding masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan.

Kolom 11 LANTAI : Diisi jenis material penutup lantai masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan.

Kolom 12 LANGIT-LANGIT : Diisi jenis material penutup langit-langit masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan.

C. INFORMASI LAINNYA

(13)

LAMPIRAN IIB

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-36/PJ/2011

TENTANG : PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

* Isi Sesuai Izin Pemanfaatan Hutan ** Coret yang tidak perlu

(14)

* Coret yang tidak perlu

** Pilih/Isi sesuai dengan satuan yang digunakan untuk mengghitung hasil hutan

(15)

* Coret yang tidak perlu

(16)

* Dalam hal terdapat lebih dari 4 jenis pipa/tangki/silo, infromasi diisikan pada bagian C. Informasi Lainnya Dilanjutkan di halaman berikutnya

(17)
(18)

PETUNJUK PENGISIAN

LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK SEKTOR PERHUTANAN (HUTAN ALAM) PERHATIAN:

1. Formulir ini harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap. 2. pengisian'huruf' dimulai dari kotak awal dengan huruf balok.

3. Pengisian'angka' dimulai dari kiri ke kanan dengan ketentuan angka terakhir pada kotak paling kanan. 4. Bagian yang diarsir diisi oleh petugas.

No. Formulir : Empat digit pertama diisi dengan tahun pajak, empat digit kedua diisi dengan nomor bundel dan tiga digit terakhir diisi dengan nomor urut.

TAHUN PAJAK : Diisi sesuai Tahun Pajak.

1. JENIS TRANSAKSI : Beri tanda silang (x) pada kotak yang sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan.

2. NOP : Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak.

3. JUMLAH LEMBAR : Diisi dengan jumlah lembar pada masing-masing jenis lampiran. 4. LEMBAR KE : Diisi dengan lembar ke berapa dari jumlah lembar pada masing-masing

jenis lampiran. Lampiran I-B

A. DATA UMUM

5. IZIN PEMANFAATAN HUTAN : Diisi dengan Nomor, Tanggal dan Jenis lzin yang dimiliki.

6. PRODUKTIVITAS : Diisi dengan rata-rata hasil produksi per tahun dalam satuan meter RATA-RATA PER TAHUN kubik atau ton.

7. KONTUR TANAH : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

8. KETERSEDIAAN : Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada INFRASTRUKTUR saat formulir diisi.

9. AKSESIBILITAS : Kondisi jalan dan jenis perkerasan jalan, diisi dengan tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi. Jarak terhadap pemukiman, diisi dengan jarak dari pemukiman penduduk sekitar dalam satuan kilo meter.

10. JARAK BLOK : Jarak blok tebangan dariLog Ponds, Log Yards, dan Pabrik Pengolahan, TEBANGAN DARI diisi dalam satuan kilo meter.

B. DATA TANAH HUTAN ALAM

11. AREAL PRODUKTIF (M2) : Diisi dengan luas areal produktif dalam satuan meter persegi. 12. AREAL BELUM PRODUKTIF (M2) : Diisi dengan luas areal belum produktif dalam satuan meter persegi. 13. AREAL EMPLASEMEN (M2) : Diisi dengan luas areal emplasemen dalam satuan meter persegi. 14. AREAL LAINNYA (M2) : Diisi sesuai dengan luasnya dalam satuan meter persegi.

JUMLAH LUAS AREAL Diisi dengan jumlah keseluruhan areal lainnya, berupa penjumlahan LAINNYA (M2) huruf 14a, 14b dan 14c.

15. JUMLAH LUAS YANG : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas tanah, berupa penjumlahan luas DIUSAHAKAN (M2) areal angka 11 sampai dengan angka 14 dalam satuan meter persegi. 16. LUAS AREAL SESUAI : Diisi dengan jumlah luas tanah yang sesuai dengan izin yang diberikan

IZIN YANG DIBERIKAN (M2) dalam satuan meter persegi.

Dalam hal terdapat perbedaan antara jumlah luas yang diusahakan dengan luas areal sesuai izin yang diberikan, Wajib Pajak harus memberikan keterangan dalam lembar terpisah disertai dengan dokumen pendukung.

Lampiran II-B

DATA HASIL PRODUKSI

JENIS HASIL HUTAN : Diisi dengan jenis tanaman yang sesuai, misalnya jati, mahoni, meranti, kamper dan sebagainya.

Kolom 3 Satuan : Diisi sesuai dengan satuan yang digunakan untuk menghitung hasil hutan, dalam satuan meter kubik atau Ton.

Kolom 4 Volume : Diisi dengan jumlah hasil produksi pada masing-masing bulan dari bulan Oktober tahun (n-2) sampai dengan bulan September tahun (n-1), n adalah tahun pajak.

Contoh:

Untuk Tahun Pajak 2011, jumlah hasil produksi yang dilaporkan adalah

dari bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan September 2010. Kolom 5 Harga Satuan : Diisi harga satuan hasil produksi pada masing-masing bulan. Lampiran III-B

A. DATA BANGUNAN

Kolom 3 JUMLAH UNIT : Diisi sesuai dengan jumlah unit masing-masing jenis bangunan.

Kolom 4 LUAS TOTAL (M2) : Diisi dengan jumlah keseluruhan luas bangunan dalam satuan meter persegi

PIPA : Diisi dengan bahan, diameter (inci) dan panjang (meter) masing-masing jenis pipa sesuai dengan bahan dan diameter.

(19)

TANGKI : Diisi dengan volume (meter kubik), tinggi (meter) dan jumlah masing-masing jenis tangki sesuai dengan ukuran.

SILO : Diisi dengan volume (meter kubik), tinggi (meter) dan jumlah masing-masing jenis silo sesuai dengan ukuran.

B. RINCIAN DATA BANGUNAN

Kolom 3 JUMLAH LANTAI : Diisi pada masing-masing jenis bangunan sesuai dengan jumlah lantai. Kolom 4 TAHUN DIBANGUN : Diisi pada masing-masing jenis bangunan sesuai dengan tahun

dibangun.

Kolom 5 TAHUN RENOVASI : Diisi pada masing-masing jenis bangunan yang dilakukan renovasi sesuai dengan tahun renovasi terakhir.

Kolom 6 LISTRIK (WATT) : Diisi daya listrik masing-masing jenis bangunan dalam satuan watt. Kolom 7 KONDISI BANGUNAN : Diisi kondisi pada umumnya bangunan masing-masing jenis bangunan

sesuai pilihan pada keterangan.

Kolom 8 KONSTRUKSI : Diisi jenis konstruksi bangunan masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan.

Kolom 9 ATAP : Diisi jenis material penutup atap masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan.

Kolom 10 DINDING : Diisi jenis material dinding masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan.

Kolom 11 LANTAI : Diisi jenis material penutup lantai masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan.

Kolom 12 LANGIT-LANGIT : Diisi jenis material penutup langit-langit masing-masing jenis bangunan sesuai pilihan pada keterangan. Jika bahan yang digunakan lebih dari satu jenis, pilih bahan yang dominan.

C. INFORMASI LAINNYA

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pokja Pengadaan jasa Layanan Pengadaan Polda NTB akan melaksanakan [Pelelangan Sederhana] Pascakualifikasi dengan SPSE untuk paket pekerjaan sebagai berikut:..

Kepada peserta yang keberatan terhadap hasil pengumuman ini dapat mengajukan sanggah melalui Aplikasi pada sistem SPSE sesuai jadwal dalam SPSE.

1) Kepala Subdit Pemantauan Sistem dan Infrastruktur menugaskan kepada Kepala Seksi Pemantauan Basis Data untuk melakukan pemutakhiran kode wilayah pada Master File

To get an idea of these use cases behind this CR imagine a layer of traffic signs in roads, or a layer of points of interest (POIs) with different symbols for different kinds of

Dengan dominasi sumber daya batubara yang ada berupa batubara peringkat rendah yang berada pada kedalaman lebih dari 100 meter, teknologi Underground Coal Gasification (UCG)

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian quasy experiment yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh peta konsep melalui model

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa semua karakteristik responden Asfiksia Bayi Baru Lahir dikategorikan tidak Asfiksia sebanyak 44 responden (100%).Pada penelitian ini