• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 70

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Grogol Kabupaten Sukoharjo. SMP Negeri 3 Grogol merupakan Unit Sekolah Baru (USB) yang dibuka pada awal tahun pelajaran 2007/2008, menempati area tanah seluas ± 10.054 m2 yang berlokasi di Jalan Lumbung Selayur No.1 Desa Parangjoro Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 14 Maret 2016 sampai dengan 4 April 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol. Sampel yang diambil sebanyak 60 siswa berasal dari dua kelas yaitu kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Sebelum dilaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen angket di kelas VIII C dengan jumlah 30 siswa. Tabel data daftar nama siswa uji coba angket dapat dilihat padalampiran 12.

Penelitian dimulai dengan melakukan uji coba instrumen angket di kelas VIII C pada hari Kamis, 17 Maret 2016 untuk mengetahui hasil uji validitas dan uji reliabilitas butir-butir pernyataan angket yang telah dibuat oleh penulis. Setelah diperoleh hasil validitas dan reliabilitas angket, kemudian penulis melakukan penelitian melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII B sebagai kelas kontrol sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa tanggal 15 dan 22 Maret 2016 dengan alokasi waktu sekali pertemuan 2 x 40 menit. Kemudian penulis melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan media film dokudrama di kelas VIII G sebagai kelas eksperimen sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 17 dan 24 Maret 2016 dengan alokasi waktu sekali pertemuan 2 x 40 menit. Instrumen angket disebarkan setelah kegiatan pembelajaran berakhir sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu di kelas VIII G disebarkan

(2)

commit to user

pada hari Kamis tanggal 24 Maret 2016 dan di kelas VIII B disebarkan pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2016.

Berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian ini, maka data yang dikumpulkan bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian. Data tersebut meliputi dua variabel yaitu media pembelajaran film dokudrama dan minat belajar siswa. Peneliti memperoleh data dengan menggunakan instrumen observasi (pengamatan), dokumentasi dan angket. Instrumen angket diberikan kedua kelas yaitu kelas VIII G sebagai kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran film dokudrama dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol yang tanpa menggunakan media pembelajaran film dokudrama. Instrumen observasi (pengamatan) digunakan untuk mencari data tentang keberhasilan proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media pembelajaran film dokudrama, kemudian instrumen dokumentasi berupa lembar analisis dokumentasi RPP yang digunakan untuk mencari kesesuaian RPP yang telah dibuat dengan menggunakan media pembelajaran film dokudrama.

Pada bab ini akan dideskripsikan perolehan data dari dua variabel yaitu media pembelajaran film dokudrama (X) dan minat belajar siswa (Y), deskripsi data variabel X dan variabel Y dijelaskan sebagai berikut :

a. Data Observasi Penerapan Media Pembelajaran Film Dokudrama

Observasi (pengamatan) dilakukan pada kelas VIII G sebagai kelas eksperimen. Data observasi ini digunakan sebagai penunjang untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media pembelajaran film dokudrama. Data observasi dilakukan dua kali pada hari Kamis tanggal 17 dan 24 Maret 2016 pada saat peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran film dokudrama. Observasi dilakukan oleh dua observer, kedua observer tersebut berada di posisi paling belakang tempat duduk siswa, sehingga tidak mengganggu jalannya proses kegiatan belajar mengajar. Observer mengamati perilaku siswa secara keseluruhan pada saat diterapkannya media pembelajaran film dokudrama selama proses

(3)

commit to user

pembelajaran berlangsung. Kedua observer mengamati dan memberikan tanda checklist (√) pada lembar observasi media pembelajaran film dokudrama yang sebelumnya telah diberikan oleh peneliti.

Hasil observasi (pengamatan) media pembelajaran film dokudrama yang telah dilakukan oleh dua observer (pengamat) diperoleh skor dari pengamat I yaitu 80,36 (pertemuan kesatu) dan 87,5 (pertemuan kedua), sedangkan skor dari pengamat II yaitu 82,14 (pertemuan kesatu) dan 89,28 (pertemuan kedua). Kemudian hasil perolehan skor dari kedua observer pada pertemuan pertama dan kedua dirata-rata sehingga diperoleh skor akhir yaitu 81,25 (pertemuan pertama) dan 88,375 (pertemuan kedua), selisih skor antara pertemuan kesatu dan kedua yaitu sebesar 7,125 atau dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di kelas VIII G (kelas eksperimen) dengan penerapan media pembelajarn film dokudrama dikatakan dalam kategori Baik. Tabel data dan perhitungan hasil observasi media pembelajaran film dokudrama dapat dilihat pada lampiran 19.

Kriteria perolehan skor lembar observasi media pembelajaran film dokudrama dapat ditentukan dengan interpretasi sebagai berikut :

Persentase Pencapaian Interprestasi

90 – 100 Sangat Baik

71 – 90 Baik

51 – 70 Cukup

< 51 Kurang

(Sumber : Depdiknas, 2010: 17)

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Observasi Media Pembelajaran Film Dokudrama Kelas VIII G

Pertemuan I Pertemuan II Observer I 80,36 87,5 Observer II 82,14 89,28 Jumlah 80,36 + 82,14 = 162,5 87,5 + 89,28 = 176,78 Rata-Rata 162,5 : 2 = 81,25 176,78 : 2 = 88,375 Kategori Baik

(4)

commit to user

b. Data Analisis Dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lembar analisis dokumentasi RPP digunakan untuk menganalisis RPP kelas eksperimen yang telah dibuat peneliti sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran film dokudrama. Lembar analisis dokumentasi RPP ini digunakan sebagai penunjang untuk memperoleh data tentang kesesuaian RPP kelas eksperimen dengan langkah-langkah penerapan media pembelajaran film dokudrama. Data lembar analisis dokumentasi RPP kelas eksperimen dilakukan dua kali pada hari Kamis tanggal 17 dan 24 Maret 2015. RPP kelas eksperimen tersebut dianalisis oleh dua observer, kedua observer tersebut berada di posisi paling belakang tempat duduk siswa, sehingga tidak mengganggu jalannya proses kegiatan belajar mengajar. Observer mengamati perilaku siswa secara keseluruhan pada saat diterapkannya media pembelajaran film dokudrama selama proses pembelajaran berlangsung. Kedua observer mengamati dan memberikan tanda checklist

(√) pada kolom lembar analisis dokumentasi RPP yang telah diberikan oleh peneliti.

Hasil analisis dokumentasi RPP yang telah dilakukan oleh dua observer (pengamat) diperoleh skor dari pengamat I yaitu 91,35 sedangkan pengamat II 90,38. Kemudian skor perolehan dari kedua observer (pengamat) tersebut dirata-rata menjadi satu sehingga diperoleh skor akhir yaitu 90,86 atau dapat dikatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh peneliti dikatakan sudah Sangat Baik sesuai dengan langkah-langkah penerapan media pembelajaran film dokudrama. Tabel data dan perhitungan hasil analisis dokumentasi RPP dapat dilihat pada lampiran 20.

(5)

commit to user

Kriteria perolehan skor lembar analisis dokumentasi RPP dapat ditentukan dengan interpretasi sebagai berikut :

Persentase Pencapaian Interprestasi

90 – 100 Sangat Baik

71 – 90 Baik

51 – 70 Cukup

< 51 Kurang

(Sumber : Depdiknas, 2010: 17)

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Analisis Dokumentasi RPP Kelas VIII G

Pengamat Skor

Pengamat I 91,35

Pengamat II 90,38

Jumlah 181,73 : 2 = 90,86

Kategori Sangat Baik

c. Data tentang Minat Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Peran Lembaga sebagai Pelaksana Kedaulatan Rakyat

1) Data Minat Belajar Siswa Kelas VIII G (Kelas Eksperimen)

Berdasarkan data angket minat belajar (Y) siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat pada kelas eksperimen dengan sampel sebanyak 30 siswa diperoleh skor tertinggi 110 dan skor terendah 89. Rata-rata sebesar 99,8667, dan apabila dikonversikan dalam skala 0 – 100 yaitu 83,22. Standar Deviasi (SD) sebesar 5,8648, Median sebesar 99, Modus 94,97,106. Rentang (R) sebesar 21, banyaknya kelas (K) adalah 6,851 dibulatkan menjadi 6 dan

(6)

commit to user

panjang kelas 3,5 dibulatkan menjadi 4. Lebih lengkapnya data dapat dilihat pada lampiran 21 dan lampiran 22.

Data tersebut dimasukkan ke dalam sebaran distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Minat Belajar Siswa Kelas VIII G (Kelas Eksperimen) di SMP Negeri 3 Grogol Tahun Ajaran 2015/2016

Kelas Interval Nilai Tengah F Fk

1 89 – 92 90,5 2 2 2 93 – 96 94,5 7 9 3 97 – 100 98,5 8 17 4 101 – 104 102,5 5 22 5 105 – 108 106,5 5 27 6 109 – 112 110,5 3 30

(Sumber : Data yang diolah, 2016)

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi minat belajar siswa di atas pada siswa kelas VIII G di SMP Negeri 3 Grogol Sukoharjo, diperoleh frekuensi tertinggi 8 pada interval 97 – 100 dengan nilai tengah 98,5. Distribusi frekuensi kumulatif minat belajar (Y) siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dengan grafik histogram sebagai berikut :

(7)

commit to user 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 89-92 93-96 97-100 101-104 105-108 109-112 F r e k u e n s i Interval

Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Minat Belajar Siswa Kelas VIII G (Kelas Eksperimen) di SMP Negeri 3 Grogol Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016

Berdasarkan grafik histogram di atas, menunjukkan bahwa pada interval 97 – 100 dengan nilai tengah 98,5 memiliki frekuensi tertinggi sebanyak 8 dan frekuensi terendah pada interval 89 – 92 dengan nilai tengah 90,5 sebanyak 2. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII G memiliki penilaian diri yang bervariasi tentang pernyataan angket minat belajar sesuai dengan jumlah perolehan nilai dari angket minat belajar siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.

(8)

commit to user

2) Data Minat Belajar Siswa Kelas VIII B (Kelas Kontrol)

Berdasarkan data angket minat belajar (Y) siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat pada kelas kontrol dengan sampel sebanyak 30 siswa diperoleh skor tertinggi 102 dan skor terendah 82. Rata-rata sebesar 91,9667 dan apabila dikonversikan dalam skala 0 – 100 yaitu 76,64. Standar Deviasi (SD) sebesar 4,4836, Median sebesar 92, Modus 90. Rentang (R) sebesar 20, banyaknya kelas (K) adalah 6,851 dibulatkan menjadi 6 dan panjang kelas 3,3 dibulatkan menjadi 4. Lebih lengkapnya data dapat dilihat pada lampiran 19 dan lampiran 24.

Data tersebut dimasukkan ke dalam sebaran distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Minat Belajar Siswa Kelas VIII B (Kelas Kontrol) di SMP Negeri 3 Grogol Tahun Ajaran 2015/2016

Kelas Interval Nilai Tengah F Fk

1 82 – 85 83,5 2 2 2 86 – 89 87,5 3 5 3 90 – 93 91,5 16 21 4 94 – 97 95,5 5 26 5 98 – 101 99,5 3 29 6 102 – 105 103,5 1 30

(Sumber : Data yang diolah, 2016)

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi minat belajar siswa di atas pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Grogol Sukoharjo, diperoleh frekuensi tertinggi 16 pada interval 90 – 93 dengan nilai tengah 91,5. Distribusi frekuensi kumulatif minat belajar (Y) siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran

(9)

commit to user

lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dengan grafik histogram sebagai berikut :

Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Minat Belajar Siswa Kelas VIII B (Kelas Kontrol) di SMP Negeri 3 Grogol Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016

Berdasarkan grafik histogram di atas, menunjukkan bahwa pada interval 90 – 93 dengan nilai tengah 91,5 memiliki frekuensi tertinggi sebanyak 16 dan frekuensi terendah pada interval 102 – 105 dengan nilai tengah 103,5 sebanyak 1. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII B memiliki penilaian diri yang bervariasi tentang pernyataan angket minat belajar sesuai dengan jumlah perolehan nilai dari angket minat belajar siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.

(10)

commit to user

2. Hasil Uji Persyaratan Analisis

Data yang telah diperoleh dalam penelitian kemudian disusun secara sistematik untuk selanjutnya dianalisis agar dapat dibuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Syarat analisis data yang digunakan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Lebih jelasnya mengenai uji persyaratan analisis dan hasil perhitungannya secara rinci dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji persyaratan analisis yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan digunakan berasal dari distribusi normal atau tidak, dikatakan data berdistribusi normal apabila Lhitung < Ltabel, sedangkan apabila Lhitung > Ltabel maka sampel yang diambil tidak normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors dengan cara menggunakan penafsir rata-rata dan Simpangan baku. Adapun langkah perhitungan uji normalitas sebagai berikut :

1) Hitung: rata-rata =

S = Simpangan baku

Zi = angka baku

2) Setiap angka baku dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang F(zi) = P (Z S Zi)

3) S(Zi) =

4) Hitung selisih F (Zi)-S (Zi) tentukan harga mutlaknya

(11)

commit to user

6) Kesimpulan :

a) Jika L hit ≥ L tabel atau L kritis, hipotesis statistik ditolak, jadi tidak normal

b) Jika L hit< L tabel, hipotesis statistik diterima, jadi normal (Hassan Suryono, 2014: 93-94)

1) Data Kelompok Eksperimen (Kelas VIII G)

Hasil perhitungan uji normalitas tentang minat belajar siswa pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa Lhitung sebesar 0,0929. Selanjutnya nilai Ltabel dengan N = 30 pada taraf nyata α 0,05 diperoleh 0,1618.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Lhitung < Ltabel yaitu 0,0929 < 0,1618. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Selanjutnya untuk perhitungan uji normalitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 23.

2) Data Kelompok Kontrol (Kelas VIII B)

Hasil perhitungan uji normalitas tentang minat belajar siswa pada kelas kontrol menunjukkan bahwa Lhitung sebesar 0,1090. Selanjutnya nilai

Ltabel dengan N = 30 pada taraf nyata α 0,05 diperoleh 0,1618.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Lhitung < Ltabel yaitu 0,1090 < 0,1618. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Selanjutnya untuk perhitungan uji normalitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 25.

(12)

commit to user

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan varians kelompok sampel. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

Formulasi = S2 untuk data tunggal

= S2 untuk data kelompok = = Langkah berikutnya: 1) 2) 3)

4) Bandingan X2 hitung dengan X2 tabel, dengan derajat kebebasan (db)=k-1

Sedangkan jika X2 hitung < X2 tabel (homogen) tetapi X2 hitung > X2 tabel (tidak homogen)

(Hassan Suryono, 2014: 95)

Perhitungan uji homogenitas antara minat belajar siswa (Y) kelas eksperimen dengan minat belajar siswa kelas kontrol diperoleh X2hitung sebesar 2,0865 dan telah dikonsultasikan dengan X2tabel ( N – 1 = 2 – 1 = 1) pada taraf signifikansi 5% diperoleh sebesar 3,841 sehingga dapat diketahui bahwa X2hitung < X2tabel yaitu 2,0865 < 3,841. Tabel Chi Kuadrat dapat dilihat pada lampiran 29.

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa varian-varian sampel adalah homogen. Perhitungan mengenai uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 28.

(13)

commit to user

3. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan penjelasan hasil perhitungan data penelitian di atas diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 99,8667 dan apabila dikonversikan dalam skala 0 – 100 yaitu 83,22 sedangkan skor rata-rata kelas kontrol 91,9667 dan apabila dikonversikan dalam skala 0 – 100 yaitu 76,64. Kemudian dilakukan uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, setelah dilakukan uji persyaratan analisis kemudian dilakukan pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang sudah dirumuskan diterima atau ditolak yaitu terdapat perbedaan penerapan media pembelajaran film dokudrama dalam meningkatkan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Pengujian hipotesis data dilakukan dengan teknik analisis data uji-t, digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan apakah terdapat pengaruh media pembelajaran film dokudrama terhadap minat belajar siswa pada kompentensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol tahun ajaran 2015/2016.

Rumus uji-t yang digunakan adalah sebagai berikut:

dengan

Hassan Suryono (2014: 51) Keterangan :

(14)

commit to user

X2 : rata-rata nilai sampel ke 2 S: simpangan baku sampel S1 : standar deviasi sampel ke 1 S2 : standar deviasi sampel ke 2

: varians sampel ke 1 : varians sampel ke 2

n1 : banyaknya perserta didik pada sampel ke 1 n2 : banyaknya perserta didik pada sampel ke 2

Hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 5,864. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5% dan dk = n1 + n2 – 2 (30 + 30 – 2 = 58 ) sehingga diperoleh ttabel sebesar 2,002 (interpolasi atau prinsip perbandingan senilai). Maka thitung (5,864) > ttabel (2,002) dan skor rata-rata kelas eksperimen (83,22) lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata-rata-rata kelas kontrol (76,64), menunjukkan ada perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan uji hipotesis lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 30 dan tabel distribusi t terdapat pada lampiran 31.

Berdasarkan hasil analisis data pengujian hipotesis uji-t menunjukkan adanya perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (H0 ditolak dan Ha diterima), dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran film dokudrama terhadap minat belajar siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol tahun ajaran 2015/2016.

B. Pembahasan

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi sebesar 99,8667 dan apabila dikonversikan dalam skala 0 – 100 yaitu 83,22 dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 91,9667 apabila dikonversikan dalam skala 0 – 100 yaitu 76,64. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan taraf kesalahan 5% diperoleh thitung > ttabel

(15)

commit to user

yaitu sebesar 5,864 > 2,002 menunjukkan terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen (83,22) lebih tinggi dibanding rata-rata kelas kontrol (76,64) sehingga dari hasil analisis pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran film dokudrama terhadap minat belajar siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Perhitungan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 28.

Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh dua observer menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan media pembelajaran film dokudrama yang dilakukan oleh peneliti sudah baik. Penerapan media pembelajaran film dokudrama mendorong siswa kelas VIII mampu memahami materi pembelajaran, mengkaitkan film dokudrama dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari, menyampaikan pendapatnya dan berdiskusi mengenai materi peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Pada pertemuan pertama awalnya siswa terlibat pasif akan tetapi setelah peneliti berusaha menciptakan suasana belajar yang santai dan menjelaskan mengenai materi peran lembaga negara, siswa mulai terlihat senang mengikuti proses pembelajaran dan berani menanggapi pertanyaan yang diajukan. Pada pertemuan pertama peneliti menayangkan film dokudrama yang berjudul Calon Presiden 2014 dan Peran BPK, kemudian memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok mengenai kaitan antara film dokudrama yang ditayangkan dengan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Diskusi berlangsung dengan aktif, karena setiap kelompok sudah mampu menyampaikan pendapatnya. Pada pertemuan kedua peneliti menayangkan film dokudrama yang berjudul film edukasi DPR dan peran DPD, kemudian memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok mengenai kaitan film dokudrama dengan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Diskusi berlangsung sangat aktif, karena setiap kelompok saling beradu pendapat antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Siswa mampu mengambil makna, pesan dan nilai yang terkandung dalam film dokudrama.

(16)

commit to user

Media pembelajaran film dokudrama sesuai dengan teori belajar kognitivisme dari Gagne, teori kerucut pengalaman Edgar Dale dan teori behaviorisme dari Thorndike. Menurut Bruner dalam Sukiman (2012: 30), “Ada tiga tingkatan utama belajar modus belajar yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial atau gambar (iconic) dan pengalaman abstrak (symbolic)”.

Jadi agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, maka siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.

Teori Kognitivisme dari Bruner didukung oleh landasan teori penggunaan media yang dikemukakan oleh Edgar Dale, yaitu teori Kerucut Pengalaman Dale

(Dale’s Cone of Experience). Menurut Azhar Arsyad (2013: 30), Dale

berkeyakinan bahwa simbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit. Kerucut pengalaman Dale merupakan awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan komunikasi audiovisual. Penelitian ini mengambil salah satu tingkatan kerucut Dale yaitu media audiovisual berupa film dokudrama. Teori tentang media pembelajaran yang dikemukakan oleh Jerome S. Bruner dan Edgar Dale tersebut didukung oleh teori behaviorisme dari Torndike. Menurut Thorndike dalam Winfred F.Hill (2012: 90), “Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera”. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Pada penelitian ini, peneliti memberikan stimulus berupa penayangan film dokudrama kemudian siswa menyerapnya menjadi sebuah respon yang berupa tindakan sehingga dapat membentuk minat belajar siswa

(17)

commit to user

Menurut Wina Sanjaya (2014: 72) yang menyatakan bahwa film dapat meningkatkan minat belajar siswa, film dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan siswa untuk berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media pembelajaran dokudrama memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat belajar siswa.

Menurut Yudhi Munadi (2010: 118), ”Film dokudrama yakni film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan”. Kisah-kisah yang ada dalam dokudrama adalah kisah yang diangkat kisah nyata dari kehidupan manusia nyata, yang diangkat dari kisah nyata, bisa diambil dari sejarah. Andi Fachrudin (2012: 4) menyatakan bahwa ”Film dokudrama yang menjadi genre baru dalam dunia perfilman, seperti telah dituliskan bahwa dokudrama merupakan persilangan antara film dokumenter dan film drama”.

Media pembelajaran film dokudrama yang berjudul Calon Presiden 2014, DPR 2014, Peran BPK dan Peran DPD dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran yang dipelajari yaitu materi tentang peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat, melalui film tersebut siswa dapat lebih memahami tentang tugas dan wewenang lembaga-lembaga negara di Indonesia. Siswa didorong oleh untuk memahami nilai-nilai kepemimpinan, nilai kejujuran, nilai kerakyatan dan nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam film dokudrama yang ditayangkan dan mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti memberikan dorongan kepada siswa agar mereka tidak takut untuk mengemukakan gagasan dan perasaannya dalam menanggapi suatu masalah yang diberikannya.

Peneliti menayangkan film dokudrama yang menarik, yaitu disesuaikan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari agar siswa lebih mudah memahami materi peran lembaga negara Indonesia sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Pencapaian indikator-indikator minat belajar siswa dapat terpenuhi setelah diterapkannya media pembelajaran film dokudrama antara lain :

(18)

commit to user

1. Perasaan senang siswa terhadap proses pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara peneliti yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Maret 2016 dengan siswa kelas VIII, beberapa siswa menganggap bahwa “Pelajaran PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang menarik dan kurang diminati oleh siswa, karena banyak materi yang dipelajari oleh siswa dan siswa dituntut untuk menghafal materi tersebut”. Oleh karena itu, peneliti menayangkan film dokumenter drama dengan tujuan agar siswa merasa senang dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui penayangan film dokudrama yang disesuaikan dengan materi peran lembaga negara di Indonesia dan bersifat kontekstual sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Perasaan senang siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat melalui antusiasme siswa dalam melihat film dokudrama sampai selesai dan mereka memperhatikan penjelasan dari guru dengan seksama. Perasaan senang siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil perhitungan angket minat belajar siswa pada indikator perasaan senang dalam proses pembelajaran. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perasaan senang siswa pada kelas VIII G (kelas eksperimen) lebih tinggi yaitu sebesar 82,08 dibandingkan dengan kelas VIII B (kelas kontrol) yaitu sebesar 77,80, dengan selisih rata-rata sebesar 4,28 dengan kategori Baik. Perhitungan mengenai angket minat belajar pada indikator perasaan senang dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 17.

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Perhitungan Angket Minat Belajar Siswa pada Indikator Perasaan Senang dalam Proses Pembelajaran

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai Rata-Rata 82,08 77,80

Selisih Rata-Rata 82,08 − 77,80 = 4,28

(19)

commit to user

2. Ketertarikan siswa pada materi pembelajaran yang disampaikan

Siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol menganggap bahwa materi peran lembaga negara di Indonesia adalah materi pelajaran PPKn yang sulit untuk dipelajari karena siswa dituntut untuk menghafal, oleh karena itu diperlukan suatu cara agar siswa lebih mudah memahami materi peran lembaga negara di Indonesia yaitu salah satunya dengan menerapkan media dalam proses pembelajaran. Penayangan film dokudrama dengan judul Calon Presiden 2014, DPR 2014, Peran BPK dan Peran DPD menjadikan siswa tertarik dan mudah memahami materi tentang peran lembaga negara Indonesia. Ketertarikan siswa pada materi pembelajaran peran lembaga negara Indonesia dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, siswa bertanya apabila belum jelas dan siswa mencatat materi yang belum ada di LKS.

Ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan dapat dilihat pada hasil perhitungan angket minat belajar siswa pada indikator ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran pada kelas VIII G (kelas eksperimen) sebesar 83,96 lebih tinggi dibandingkan kelas VIII B (kelas kontrol) sebesar 76,67, dengan selisih rata-rata sebesar 7,29 dengan kategori Baik.Perhitungan mengenai angket minat belajar pada indikator ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan dapat dilihat pada lampiran 17.

(20)

commit to user

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Angket Minat Belajar Siswa pada Indikator Ketertarikan Siswa terhadap Materi Pembelajaran

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Persentase 83,96 76,67

Selisih Rata-Rata 83,96 − 76,67 = 7,29

Kategori Baik

3. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran

Penerapan media pembelajaran film dokudrama yang diterapkan pada kelas VIII G (Kelas eksperimen) dalam proses pembelajaran dapat memusatkan perhatian siswa, karena siswa memperhatikan alur cerita dan setiap adegan yang dimainkan dalam film tersebut. Kemudian peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai kaitan antara film Capres 2014, DPR 2014, Peran BPK dan DPD dengan materi pembelajaran peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.

Perhatian siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil perhitungan angket minat belajar siswa pada indikator perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Hasil perhitungan angket menunjukkan bahwa perhatian siswa dalam proses pembelajaran pada kelas VIII G (kelas eksperimen) lebih tinggi yaitu sebesar 83,33% dengan rata-rata 25 siswa dari 30 siswa yang memperhatikan selama proses pembelajaran dan terdapat 5 siswa yang kurang memperhatikan selama proses pembelajaran, sedangkan perhatian siswa pada kelas VIII B (kelas kontrol) yaitu sebesar 76,40% dengan rata-rata 23 siswa dari 30 siswa yang memperhatikan selama proses pembelajaran dan terdapat 7 siswa yang kurang memperhatikan selama proses pembelajaran. Jadi selisih rata-rata antara kelas eksperimen dan kontrol sebesar 6,93% dengan kategori Sangat Baik. Perhitungan mengenai angket minat

(21)

commit to user

belajar siswa pada indikator perhatian siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 17.

Tabel 4.7 Kriteria Penskoran Presentase Lembar Observasi dan Angket Minat Belajar Siswa

No Interval Kategori 1 76% < NR ≤ 100% Sangat Baik 2 51% < NR ≤ 75% Baik 3 26% < NR ≤ 50% Cukup 4 0% < NR ≤ 25% Kurang Baik (Ngalim Purwanto: 2014: 103)

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Perhitungan Angket Minat Belajar Siswa pada Indikator Perhatian Siswa dalam Proses Pembelajaran

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Persentase 83,33 % 76,40 % Jumlah siswa yang memperhatikan dalam proses pembelajaran = 24,99 (dibulatkan menjadi 25 siswa) = 22,92 (dibulatkan menjadi 23 siswa) Jumlah siswa yang tidak memperhatikan dalam proses pembelajaran 30 – 25 = 5 siswa 30 – 23 = 7 siswa Selisih Rata-Rata 83,33% − 76,40% = 6,93%

Kategori Sangat Baik

4. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Peneliti memberikan penjelasan mengenai kaitan antara film Calon Presiden 2014, DPR 2014, Peran BPK dan Peran DPD, kemudian peneliti memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab masing-masing kelompok. Setiap kelompok saling beradu pendapat saat pembelajaran

(22)

commit to user

berlangsung, semua pendapat siswa mengenai kaitan antara film dokudrama dengan materi peran lembaga negara Indonesia ditampung dan diapresiasi oleh peneliti, sehingga siswa termotivasi untuk mengemukakan pendapatnya kembali.

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil perhitungan angket minat belajar siswa dan lembar observasi pada indikator keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil perhitungan angket menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pada kelas VIII G (kelas eksperimen) lebih tinggi yaitu sebesar 82,5% dengan rata-rata 25 siswa dari 30 siswa yang terlibat selama proses pembelajaran dan terdapat 5 siswa yang kurang atau tidak terlibat selama proses pembelajaran, sedangkan keterlibatan siswa pada kelas VIII B (kelas kontrol) yaitu sebesar 76,62% dengan rata-rata 23 siswa dari 30 siswa yang terlibat selama proses pembelajaran dan terdapat 7 siswa yang kurang terlibat aktif selama proses pembelajaran. Jadi selisih rata-rata antara kelas eksperimen dan kontrol sebesar 5,88% dengan kategori Sangat Baik. Perhitungan mengenai angket minat belajar siswa pada indikator perhatian siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 17.

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Angket Minat Belajar Siswa pada Indikator Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Persentase 82,5 % 76,62 %

Jumlah siswa yang

terlibat aktif dalam

proses pembelajaran = 24,75 (dibulatkan menjadi 25 siswa) = 22,98 (dibulatkan menjadi 23 siswa)

Jumlah siswa yang

tidak terlibat aktif

dalam proses

pembelajaran

30 – 25 = 5 siswa 30 – 23 = 7 siswa

Selisih Rata-Rata 82,5% − 76,62% = 5,88%

(23)

commit to user

Hasil perhitungan lembar observasi mengenai keterlibatan siswa melalui penerapan media pembelajaran film dokudrama menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pada pertemuan kesatu penilaian observer I yaitu sebesar 75% dan observer II sebesar 75% dengan rata-rata sebesar 75%, sedangkan pada pertemuan kedua penilaian observer I sebesar 83,33% dan observer II 86,11% dengan rata-rata sebesar 84,72%. Banyaknya siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran pada pertemuan kesatu sebanyak 22 siswa dan pada pertemuan kedua sebanyak 25 siswa. Jadi selisih rata-rata antara pertemuan kesatu dan kedua sebesar 9,72% dengan kategori pada pertemuan kesatu Baik,

sedangkan pada pertemuan kedua dengan kategori Sangat Baik. Perhitungan mengenai keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 19.

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Lembar Obsevasi pada Indikator Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Pertemuan Kesatu Pertemuan Kedua

Observer I 75% 83,33% Observer II 75% 86,11% Rata-rata 75% 84,72% Selisih rata-rata 9,72% Banyak Siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran Banyak siswa = 22,5 (dibulatkan menjadi 22 siswa) Banyak siswa = 25,41 (dibulatkan menjadi 25 siswa)

Siswa yang tidak

terlibat dalam

proses

pembelajaran

30 – 22 = 8 siswa 30 – 22 = 5 siswa

(24)

commit to user

Berdasarkan kajian teori dan penjabaran mengenai indikator-indikator minat belajar siswa di atas, disimpulkan bahwa penerapan media film dokudrama berpengaruh terhadap minat belajar siswa terutama pada indikator ketertarikan siswa pada materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan angket dengan perolehan skor tertinggi sebesar 83,96 dengan kategori Baik.

Media pembelajaran bukanlah merupakan satu-satunya yang mampu meningkatkan minat belajar siswa, tetapi ada beberapa faktor lain yang mampu mempengaruhi minat belajar siswa. Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat belajar siswa dalam proses pembelajaran di sekolah meliputi :

1. Metode yang digunakan oleh Peneliti dalam mengajar; 2. Kurikulum yang diterapkan;

3. Hubungan Peneliti dengan siswa; 4. Hubungan siswa dengan siswa; 5. Sarana prasarana sekolah.

Berdasarkan penjelasan di atas, membuktikan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Media pembelajaran juga merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dikarenakan media pembelajaran merupakan salah satu bentuk komunikasi antara guru dengan siswa di dalam kelas. Namun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa ada faktor lain yang juga mempengaruhi minat belajar siswa.

Gambar

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Analisis Dokumentasi RPP Kelas VIII G
Tabel  4.3  Distribusi  Frekuensi  Data  Minat  Belajar  Siswa  Kelas  VIII  G  (Kelas  Eksperimen)  di  SMP  Negeri  3  Grogol  Tahun  Ajaran  2015/2016
Gambar  4.1  Grafik  Histogram  Data  Minat  Belajar  Siswa  Kelas  VIII  G  (Kelas  Eksperimen)  di  SMP  Negeri  3  Grogol  Sukoharjo  Tahun  Ajaran  2015/2016
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Minat Belajar Siswa Kelas VIII B  (Kelas  Kontrol)  di  SMP  Negeri  3  Grogol  Tahun  Ajaran  2015/2016
+6

Referensi

Dokumen terkait

Proses yang terdapat dalam mengelola data master administrasi Sentra UKM MERR Surabaya beberapa diantaranya adalah input data, update data, ubah status dan delete data

Kesalahan yang terjadi antara lain adalah tidak bisa memberikan penjelasan tentang luas alas dan luas sisi, salah pemahaman antara diagonal sisi dan diagonal ruang, panjang

METODOLOGI PENELITIAN penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis Mc Taggart. Tahap- tahap penelitian ini meliputi

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Diskusi Panel dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi

Kaitannya dengan itu, Hazairin menempatkan peran pemegang otoritas ( ulul amri ) pada posisi yang strategis dan secara bersama-sama para ahli hukum Islam (ulama)

Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Simpang Pasar Bawah dalam meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan memberikan sarana dan prasarana yang lengkap

Soal yang diberikan adalah soal uraian (2) Observasi, observasi yang dilakukan dengan menggunakan lembaran instrumen untuk melihat kegiatan siswa dalam proses pembelajaran

“Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan