• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik sudah mengalami perluasan terhadap Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. elektronik sudah mengalami perluasan terhadap Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengenai alat bukti dalam hukum acara pidana dalam mengantisipasi meningkatnya tindak kejahatan dengan menggunakan sarana dan media informasi dan elektronik sudah mengalami perluasan terhadap Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 dengan kehadiran Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang mana keberadaannya Undang-Undang ini memperkuat system hukum di Indonesia.

Perluasan alat bukti yaitu dengan pengakuan terhadap alat bukti Elektronik sehingga anggapan adanya kekosongan hukum atas tindak kejahatan siber atau cybercrime tidak ada lagi.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008,kekuatan pembuktian dengan menggunakan alat bukti Short Message Service sebagai bagian dari bukti elektronik dalam persidangan kasus pidana adalah sah dan valid.

Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 yang melahirkan rejim hukum baru, yaitu Hukum Siber atau Cybercrime atau Kejahatan Mayantara, maka hendaklah instrumen hukum ini dapat digunakan secara maksimal untuk menjerat para pelaku kejahatan dengan menggunakan kecanggihan teknologi informasi dan elektronik.

Berbagai perubahan senantiasa terjadi, baik secara perlahan sehingga hampir luput dari peninjauan yang biasa, atau terjadi begitu cepat sehingga sukar untuk menyatakan dengan pasti adanya lembaga kemasyarakatan yang menetap.

(2)

Demikian juga masyarakat, seiring dengan kemajuan yang dialami masyarakat dalam berbagai bidang, bertambah juga peraturan-peraturan hukum. Penambahan peraturan hukum itu tidak dapat dicegah karena masyarakat berharap dengan bertambahnya peraturan tersebut, kehidupan dan keamanan bertambah baik walaupun mungkin jumlah pelanggaran terhadap peraturan-peraturan itu bertambah1.

Pada era globalisasi modernisasi ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia kepada kemudahan berinteraksi antara satu sama lain nyaris tanpa batas-batas negara dan wilayah. Pada abad 21 yang diawali dengan revolusi informasi dengan membawa harapan pada kehidupan umat manusia yang lebih baik, lebih makmur dan sejahtera.

Teknologi informasi dan media elektronika dinilai sebagai pelopor yang mengintegrasikan seluruh sistem dunia, baik dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, dan keuangan. Teknologi informasi merupakan bagian dari TELEMATIKA yang berawal dari istilah perancis TELEMATIQUE yang kemudian menjadi istilah umum di Eropa untuk memperlihatkan bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi itu sendiri hanyalah merujuk kepada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi.

Perkembangan teknologi informasi yang pada awalnya hanya terbatas pada alat penghitung kemudian berevolusi dari waktu ke waktu dengan adanya penemuan dan penciptaan telepon oleh Alexander Graham Bell yang menjadi sarana telekomunikasi pertama yang tidak memerukan keahlian khusus untuk menggunakannya, namun dengan kabel-kabel dan satelit-satelit telepon menjadi sarana telekomunikasi yang murah dan berhasil digunakan di seluruh dunia sehingga diyakini akan menjadi alternatif utama bagi

1

(3)

penyenggaraan seluruh aspek kehidupan manusia, dan cara baru ini dipilih karena teknologi informatika yang berkarakteristik lintas-batas ditingkat nasional maupun global (borders world) akan dapat meningkat efesiensi dan kecepatan penyenggaraan kehidupan manusia2.

Penemuan dan penciptaan telepon tidak berhenti sampai pada telepon yang menggunakan kabel, dimana pada jaman yang mutakhir ini dengan pekembangan IPTEK yang sangatlah pesat, alat komunikasipun menjadi semakin canggih yakni dengan ditemukannya telepon tanpa kabel yang lazim diesebut dengan telepon genggam atau

handphone(HP). Handphone merupakan suatu terobosan baru yang menjadi bukti dari

para ahli di bidang teknologi informasi sebagai sebuah penemuan dan penciptaan terbesar pada abad ini3. Dengan teknologi ini, telah tercipta sebuah alat komunikasi yang murah namun berkemampuan tinggi dengan berbagai sistem yang semula dianggap mustahil dapat diwujudkan seperti bentuk telepon yang tidak menggunakan kabel dan dalam penggunaanya dapat dipindahkan dan digunakan dari satu tempat ke tempat lain selama ada sinyal yang mendukung di tempat tersebut.

Keberadaan dari handphone sendiri sebagai salah satu alat komunikasi yang dewasa ini banyak digunakan oleh masyarakat awam di seluruh dunia merupakan terobosan besar dalam dunia teknologi informasi seperti yang diketahui bahwa pada awalnya penggunaan telepon sebagai salah satu sarana komunikasi dalam dunia infomasi tidak dapat dipindahkan atau statis, namun dengan adanya handphone maka ada suatu nilai tambah dengan dapat dibawanya handphone kemana-mana sebagai pemegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat saat ini yang berkembang sesuai dengan

2

Sutarman, 2009.Pengantar Teknologi Informasi, Jakarta, Bumi Aksara,hal 47 3

(4)

perkembangan globalisasi dunia yaitu adanya efisiensi dan efektifitas. Keadaan tersebut juga berlangsung di Indonesia tepatnya pada semua lapisan sosial masyarakat yang penggunanya dapat disaksikan dengan nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari. Saat ini seluruh lapisan sosial masyarakat mulai dari lapisan sosial paling tinggi hingga masyarakat dari lapisan sosial yang terendah bisa memiliki handphonekarena murahnya alat komunikasi ini.

Setali tiga uang dengan semakin murahnya harga per unit dari handphone,

dimana saat ini setiap operator seluler semakin berlomba-lomba untuk perang tarif kartu telepon. Seperti halnya Simpati yang memberikan layanan simpati pede yang menghitung pulsa pembicaraan dengan cuma Rp. 0,5 rupiah perdetik dan bonus SMS (short message

service) tiap mengirim SMS atau tiap isi ulang pulsa. Indosat Starone yang menawarkan

paket ngorbit dengan tarif pembicaraan Rp. 500 perjam dan sms Rp. 100 ke sesama operator, dan masih banyak lagi tawaran dari berbagai operator seluler tentang muranya tarif untuk telepon dan SMS.

Semakin mudahnya seseorang memperoleh handphone dan semakin murahnya tarif dari berbagai kartu telepon, berakibat pula semakin merakyatnya penggunaan

handphoneyang jika dipandang dari sisi lain berdampak pula untuk memunculkan suatu

modus-modus dari tindak pidana atau delik. SMS merupakan salah satu fitur yang pasti ada dalam setiap kartu telepon, rentan menimbulkan penyalahgunaan yang bisa dimungkinkan akan menjerat baik si pengirim maupun si penerimanya. Contoh penyalahgunaan SMS yang bisa memungkinkan timbulnya suatu delik adalah sebagai berikut : melakukan penipuan dengan menggunakan sms. Contoh ibu Dian di Kupang Nusa Tenggara Timur yang mendapatkan sms di tengah malam dengan isi sebagai berikut

(5)

: “ slmt, No. Plgn INDOSAT anda telah memenangkan GEBYAR HADIAH Rp. 15 jt, u/ ket HUB. Call center : 081330456013. 08565646008 http://www.indosat.com” pengirimnya tertulis INDOSAT (bukan nomor HP) Setelah di cross cek pesan tersebut ternyata fiktif.

Mengirimkan sms yang menyatakan adanya keterlibatan akan suatu tindak pidana baik dari pengirim maupun antara pengirim dan si penerima pesan. Misalnya adanya sms yang berbunyi : “bagaimana apakah kamu sudah melaksanakan perintahku untuk menyuap jaksanya…..” Sms tersebut menyatakan hubungan antara si pengirim dan si penerima akan adanya suatu delik yang telah terjadi yang melibatkan keduanya.

Walaupun banyaknya penyalahgunaan yang dilakukan dengan menggunakan fasilitas SMS, akan tetapi keberadaannya sebagai alat bukti dalam persidangan kasus pidana masih dipertanyakan keabsahannya. Hal tersebut sangat dimaklumi dikarenakan saat pembuatan KUHAP, belum ditemukan handphone. Kasus-kasus yang terjadi di dunia maya tentunya bukan merupakan hambatan bagi perkembangan di bidang teknologi informasi di Indonesia, akan tetapi yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti ialah bagaimanakah aturan hukum itu harus bisa diterapkan dalam mengantisipasi maupun memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat pengguna dan sekaligus ancaman hukuman yang seberat-beratnya bagi siapapun yang menyalahgunakan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi ini.

Permasalahan diatas ini membuat penulis tertarik untuk lebih memahami tentang pembuktian dalam tindak pidana penipuan dan bagaimana implementasi alat-alat bukti serta barang bukti dalam praktek hukum acara pidana. Oleh sebab itu penulis mengambil

(6)

judul “Pembuktian Dalam Tindak Pidana Penipuan Melalui Sms(short messages

service) Sebagai Suatu Alat Bukti Tindak Pidana Penipuan”

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana agar SMS(short messages service) dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah dalam tindak pidana penipuan?

2) Apa syarat-syarat atau ketentuan hukum agar SMS(short messages service) dapat dijadikan alat bukti yang sah dalam pembuktian tindak pidana penipuan?

3) Bagaimana proses pemidanaan bagi pelaku tindak pidana penipuan melalui SMS(short messages service)?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui agar SMS(short messages service) dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah dalam tindak pidana penipuan

2) Untuk mengetahui syarat-syarat atau ketentuan hukum agar SMS(short messages service) dapat dijadikan alat bukti yang sah dalam pembuktian tindak pidana penipuan?

3) Untuk mengetahui proses pemidanaan bagi pelaku tindak pidana penipuan melalui SMS(short messages service)?

b. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yang dapat diambil adalah: • Manfaat teoritis

(7)

Menambah pengetahuan ilmu hukum mengenai tindakan-tindakan hukum dalam pembuktian terutama dalam tindak pidana melalui SMS(short messages service)

• Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan referensi kepada instansi yang terkait di dalam memberikan perlindungan terhadap pengguna SMS(short messages service ) sebagai salah satu fasilitas dalam handphone.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian hipotesis 6 yang menyatakan service quality berpengaruh terhadap customer loyalty melalui customer satisfaction pada pelanggan Boncafe di

meningkatkan prestasi belajar siswa. Semakin banyak usaha yang dilakukan guru maka akan semakin dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya. Guru memiliki berbagai peran

Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah film Minggu pagi di Victoria Park, aplikasinya adalah materi dalam film tersebut akan di fokuskan dengan membuang hal-hal

Perguruan Tinggi Swasta penyelenggara Beasiswa PPA dan BPP-PPA tahun 2015 yang belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan belum melengkapi berkas

Di klinik, secara garis besarnya dibagi dua yakni stroke yang terjadi tanpa perdarahan yang disebut iskemik (non haemoragik ) dan kasusnya 60%-70% terjadi ketimbang stroke karena

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti pengaruh

Dampak dari pengeringan pada suhu tinggi dan waktu lama adalah nilai ASHT akan turun jatuh yang ditandai dengan karet menjadi lunak dan lembut. Jadi perlu dicari suhu yang

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar (66,7%) dari seluruh ruangan rawat inap dengan tingkat pengetahuan perawat yang baik, merupakan ruangan yang