• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Media massa saat ini tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi sebagai bagian dari media massa elektronik telah mengambil bagian dan mendominasi komunikasi dalam masyarakat. Daya jangkau yang luas dan kemampuan penyampaian pesan secara audio visual, membuat hal-hal yang ditampilkan dalam televisi memiliki pengaruh yang besar dalam dimensi kognisi dan afeksi khalayak. Media massa mempunyai peranan penting dalam proses tranformasi nilai-nilai dan norma-norma baru kepada masyarakat.

Tayangan yang tampil di televisi adalah salah satu bentuk usaha untuk mendidik masyarakat dalam bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan tatanan norma dan nilai budaya masyarakat setempat. Televisi yang merupakan media penyiaran audio visual memiliki tanggung jawab sosial untuk menjaga moralitas masyarakat, dengan menyajikan tayangan acara yang baik, bertanggung jawab dan disukai masyarakat. Fungsi ini menempatkan media sebagai agen sosialisasi yang memungkinkan penyebaran nilai-nilai sosial yang ada dipahami dalam bentuk edukasi.

Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat (action). Drama dibagi menjadi dua cabang menjadi drama naskah dan drama pentas. Drama naskah bisa disetarakan dengan jenis karya sastra lain seperti puisi. Drama pentas adalah suatu kesenian mandiri yang dibentuk dari berbagai macam unsur. Unsur yang dimaksud seperti musik, kostum dan sebagainya (Waluyo, 2001: 2). Sesuai dengan perkembangan zaman, drama naskah dan drama pentas dikemas sedemikian rupa agar lebih memenuhi kebutuhan masyarakat.

Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) ̶ ̶ yang diperankan oleh pemain ̶ ̶ yang melibatkan konflik emosi. Dengan demikian,

(2)

program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinetron dan film (Morissan, 2008: 213).

Mendominasinya tayangan drama di televisi menunjukkan tingginya minat masyarakat akan tayangan drama. Kuswandi (1996: 130) mengungkapkan alasan drama atau sinetron diminati oleh khayalak adalah karena menyangkut hal-hal sebagai berikut: Pertama, isi pesannya sesuai dengan realita sosial pemirsa. Hal ini dikarenakan sinetron pada umumnya menceritakan tentang kehidupan manusia sehari-hari yang dibumbui dengan konflik. Kedua, isi pesannya mengandung cerminan tradisi nilai luhur dan budaya yang ada dalam masyarakat. Ketiga, isi pesannya lebih banyak mengangkat permasalahan atau persoalan yang sering terjadi dalam kehidupan.

Korea Selatan merupakan salah satu negara yang sukses memasok produk-produk budayanya ke pasar global. Hal ini disebabkan oleh arus ‘Gelombang Korea’ (Hallyu) yang mengacu pada meningkatnya minat publik pada kesenian pop dan tradisional Korea di Asia, Eropa, Timur Tengah dan Benua Amerika (Layanan Informasi dan Kebudayaan Korea, 2012: 114). Keberhasilan Hallyu tidak bisa dilepaskan dari peran media massa yang secara sadar maupun tidak telah membantu terjadinya aliran budaya ini. Bahkan, bisa dikatakan bahwa berkat media massa Hallyu memasuki semua sudut negara-negara Asia.

Salah satu produk budaya populer Korea yang sukses menarik perhatian masyarakat adalah serial drama. Saat ini serial drama Korea banyak ditayangkan di televisi di negara-negara Asia, Eropa, Timur Tengah dan Amerika. Selain itu, drama-drama Korea juga dapat dengan mudah diakses di media digital.

Salah satu alasan utama kesuksesan drama Korea di pasar Asia adalah karena ia membawa genre baru tayangan drama yang dikemas secara modern dan trendi, namun diramu dengan nilai-nilai Asia seperti konfusianisme, ikatan nilai keluarga yang kuat serta warisan tradisi dan kultur unik bangsa Korea (Wibowo, 2013: 20). Alur cerita yang kuat, genre yang bervariasi dan juga akting dari setiap pemerannya yang tampak nyata juga membuat masyarakat tertarik menonton

(3)

tayangan serial drama Korea. Selain itu, latar belakang tayangan-tayangan drama Korea seperti modernisasi dan industrialisasi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang menonton.

Secara umum, ada dua genre utama drama Korea. Genre pertama menyerupai opera sabun di negara barat. Drama ini biasanya melibatkan konflik terkait dengan hubungan percintaan, konflik keluarga, hubungan antara mertua dan menantu, nostalgia, balas dendam dan lain sebagainya. Drama kontemporer ini berlangsung dari 16 episode sampai lebih dari 100 (biasanya tidak lebih dari 200 episode).

Genre utama lainnya adalah drama sejarah Korea atau dikenal dengan

Sageuk (사극) yang merupakan dramatisasi fiksi sejarah Korea. Drama

sejarah biasanya melibatkan alur cerita yang sangat kompleks dengan kostum yang rumit, setting dan efek khusus. Seni bela diri, pertarungan pedang dan kuda sering menjadi komponen besar dari drama sejarah Korea. Kebanyakan cerita menggambarkan peristiwa sejarah yang sebenarnya atau kehidupan orang-orang besar dalam sejarah seperti raja atau jenderal. Cerita Sageuk banyak berkisah tentang konflik politik dan intrik di dalam istana atau selama perang. Drama Sageuk biasanya terdiri dari 50-200 episode dalam satu season.

Korea Selatan adalah salah satu negara di Asia yang memiliki perekonomian yang cukup kuat dan stabil. Korea Selatan mengalami perkembangan dan kemajuan pesat di berbagai bidang. Seiring dengan perkembangan yang pesat tersebut, Korea Selatan masih tetap mempertahankan nilai-nilai budaya tradisionalnya. Hal ini juga terlihat dari serial drama Korea yang secara konsisten menampilkan nilai-nilai budaya Korea dan Asia, seperti sopan santun, disiplin kerja yang tinggi, nilai kolektivitas, kesetiaan dalam pernikahan dan lain sebagainya.

Serial drama Korea sering mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan sosial masyarakatnya. Salah satunya adalah serial drama Misaeng. Drama ini sangat berkarakter dan berbeda dengan serial drama Korea lainnya yang lebih sering menceritakan kehidupan modern dan drama percintaan yang monoton.

(4)

Drama yang mengangkat tema mengenai lingkungan kerja ini di dalam setiap episodenya menyampaikan pesan-pesan positif bagi setiap penontonnya.

Serial drama Misaeng merupakan salah satu drama Korea yang ditayangkan pada tahun 2014 di stasiun tv tvN di Korea Selatan. Ide cerita drama ini diangkat dari seri webtoon dengan judul yang sama karangan Yoon Tae Ho.

Webtoon-nya telah dibaca lebih dari satu miliar kali dan dianggap sebagai must read comic di Korea. Genre webtoon yang diangkat menjadi drama ini adalah slice of life yang mengacu pada representasi naturalistik kehidupan nyata. Misaeng menjadi salah satu drama televisi yang mendapatkan apresiasi yang luar

biasa dari berbagai penghargaan, termasuk salah satu penghargaan industri hiburan Korea Selatan paling bergensi, Baeksang Arts Awards.

Drama Misaeng merupakan salah satu drama yang mengambil tema

workplace atau lingkungan kerja di perusahaan dagang. Drama Misaeng pun

merupakan drama dengan rating tertinggi dari semua program tv yang pernah tayang di tv kabel Korea pada tahun 2014 dan menjadi program tv kabel kedua yang mencapai rating tertinggi di Korea, setelah drama Reply 1994 pada tahun 2013 yang mencapai rating 11,9% (http://www.nielsenkorea.co.kr). Drama ini mampu menarik perhatian penonton dibuktikan dengan ratingnya yang tinggi, yaitu rating nasional 8,2% dan 9,4% rating di area Seoul (http://www.nielsenkorea.co.kr). Hal ini merupakan prestasi yang terbilang sangat baik untuk rating tv kabel di Korea.

Banyak masyarakat Korea yang tertarik dengan drama ini lantaran pola penggambaran dunia kerja yang benar-benar serupa dengan dunia nyata. Drama ini mengisahkan seorang pemuda bernama Jang Geu Rae yang baru saja memasuki dunia kerja yang penuh dengan tekanan. Jang Geu Rae yang menjadi korban bully di lingkungan di mana dia bekerja mewakili perasaan mayoritas masyarakat Korea yang menghadapi tekanan berat dalam dunia kerja mereka sehari-hari. Drama Misaeng dianggap berhasil menggambarkan kehidupan nyata warga Korea di dunia kerja termasuk persaingan antar pegawai yang sengit dan menghadapi politik kantor.

(5)

Drama ini bercerita tentang seorang pemuda 26 tahun, bernama Jang Geu Rae (diperankan oleh Yim Siwan) yang sebelumnya mendedikasikan waktu dan hidupnya untuk menjadi pemain Baduk (Go) profesional. Tetapi karena alasan tertentu, Jang Geu Rae terpaksa mengubur cita-citanya dan mencoba berbagai pekerjaan, dan akhirnya Jang Geu Rae direkomendasikan oleh seseorang untuk menjadi karyawan magang di sebuah perusahaan perdagangan bernama One International, tanpa melewati proses perekrutan karyawan magang secara resmi.

Di drama ini Jang Geu Rae mempunyai tiga teman seperjuangan selama bekerja di One International. Mereka adalah Ahn Young Yi (Kang Sora), Jang Baek Gi (Kang Haneul) dan Han Seok Yool (Byun Yohan). Berbeda dengan Geu Rae yang hanya lulusan SMA, ketiga rekannya tersebut datang dengan latar pendidikan yang tinggi dan mumpuni.

Geu Rae berasal dari keluarga sederhana dan tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Jang Geu Rae hanya memiliki ijazah GED (paket C). Jang Geu Rae dikucilkan oleh sesama karyawan karena berpendidikan rendah, tidak menguasai satu pun bahasa asing dan tidak memiliki kualifikasi resmi lainnya. Meskipun Jang Geu Rae dianggap tidak berkompetensi oleh para karyawan, namun Jang Geu Rae tidak mau menyerah dan belajar dari kegagalannya di dunia Go dengan bekerja keras dan terus belajar. Berbeda dengan karyawan di One International, di sisi lain “seseorang” yang merekomendasikan Jang Geu Rae ke perusahaan tersebut tahu betul bahwa kerja keras, disiplin, dedikasi dan insting sangat diperlukan dalam bekerja, tidak hanya pendidikan tinggi bahkan pendidikan luar negeri.

Nilai-nilai sosial bangsa Korea masih banyak dipengaruhi oleh aspek konfusianisme. Konfusianisme mempengaruhi pola pikir, hubungan sosial dan tata krama pada masyarakat Korea. Hal ini membuat nilai-nilai sosial bangsa Korea berbeda dengan nilai-nilai sosial bangsa lain.

Serial drama Misaeng dikemas menjadi suatu kisah yang menarik dan tentunya mengandung pesan yang bermakna karena adanya nilai-nilai sosial yang ditunjukkan lewat peran para pemainnya. Kita dapat mencontoh nilai-nilai positif dari serial drama ini. Selain hal tersebut, kepiawaian pengarang menyisipkan

(6)

nilai-nilai tersebut ke dalam setiap adegan yang ekspresif serta kata-kata yang khas kemudian menantang peneliti untuk dapat mengetahui nilai-nilai apa saja yang pengarang coba tunjukkan kepada penonton.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang nilai-nilai sosial pada serial drama Korea “Misaeng”.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana nilai-nilai sosial yang ditampilkan dalam serial drama Korea “Misaeng” ?”

1.3 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan fokus masalah yang dirumuskan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu luas. Pembatasan masalah yang akan diteliti adalah peneliti hanya akan meneliti adegan-adegan dari beberapa episode yang dianggap memiliki muatan nilai-nilai sosial yang ada pada serial drama yang akan diteliti agar penelitian lebih spesifik dan tidak terlalu luas. Adegan-adegan yang dipilih adalah adegan-adegan yang dianggap mampu memberikan penggambaran nyata dari objek penelitian yang akan dilakukan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui adegan-adegan pada serial drama Misaeng yang mengandung unsur nilai sosial.

2. Mengetahui nilai-nilai sosial apa saja yang ditampilkan pada serial drama

Misaeng yang diteliti.

1.5 Manfaat Penelitian

(7)

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dalam khasanah penelitian komunikasi serta dapat dijadikan sebagai sumber bacaan mahasiswa FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah serta memperluas

wawasan di bidang Ilmu Komunikasi, khususnya tentang nilai-nilai sosial di dalam sebuah tayangan televisi.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran dan masukan kepada pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Kebudayaan adalah salah satu di antara 3 (tiga) pilar utama ASEAN dalam proses mengarah ke tujuan membangun komunitas pada tahun 2015. Konferensi ke-6 Menteri Kebudayaan

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi , Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kota Metro Tahun

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko sistematis dan risiko tidak sistematis yang ada pada setiap perusahaan-perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar

Variabel adversity quotient, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha diukur dengan skala Likert, yaitu skala dipergunakan untuk mengetahui setuju atau tidak

Hal ini menunjukkan bahwa senyawa aktif dari daun katuk yang diberikan pada induk tidak memberikan pengaruh pada bobot badan induk postpartus, sedangkan bobot uterus pada hari

Berdasarkan sekilas latar belakang di atas, penulis menyimpulkan sebagai konsep penelitian dan perancangan yang akan dilakukan untuk penulisan skripsi ini adalah dengan judul

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, oleh karena anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan

masing gaya kognitif (field dependent dan field independent), manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara model pembelajaran