1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : KP 172 TAHUN 2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT BANDAR UDARA
(AIRPORT EMERGENCY PLAN) DAN PERTOLONGAN KECELAKAAN
PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN (PKP-PK)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 55
Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation Part 139)
tentang Bandar Udara (Aerodrome) telah mengatur Unit
Penyelenggara Bandar Udara dan Badan Usaha Bandar
Udara wajib memiliki Rencana Penanggulangan Keadaan
Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan
menyediakan
Pelayanan
Pertolongan
Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK);
b. bahwa untuk menjaga dan meningkatkan kinerja fasilitas,
prosedur, dan personel dalam penanggulangan keadaan
darurat bandar udara perlu dilakukan pengawasan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara tentang Petunjuk Teknis
Pengawasan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4956);
2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);
3. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
4. Peraturan
Menteri
Perhubungan
Nomor
:
PM
30
Tahun 2015 tentang Pengenaan Sanksi Administratif
Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-undangan di
Bidang Penerbangan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 286);
2
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015
tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian
139 (Civil Aviation Safety Regulation Part 139) tentang Bandar
Udara (Aerodrome) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 407);
6. Peraturan
Menteri
Perhubungan
Nomor
:
PM
59
Tahun 2015 tentang Kriteria, Tugas, Dan Wewenang
Inspektur Penerbangan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 409);
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 128 Tahun 2015
tentang Pemindahan Pesawat Udara Yang Rusak Di Bandar
udara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1306);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 189 tahun 2015
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844)
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor: PM 86 Tahun 2016 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
PENGAWASAN
RENCANA
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT BANDAR UDARA
(AIRPORT EMERGENCY PLAN) DAN PERTOLONGAN KECELAKAAN
PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN (PKP-PK).
Pasal 1
(1) Unit Penyelenggara Bandar Udara dan Badan Usaha Bandar
Udara wajib memiliki Rencana Penanggulangan Keadaan
Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan
menyediakan
Pelayanan
Pertolongan
Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) sesuai
kategori bandar udara yang dipersyaratkan.
(2) Untuk menjaga dan meningkatkan kinerja fasilitas, prosedur,
dan
personel
wajib
dilakukan
pengawasan
secara
berkelanjutan.
(3) Pengawasan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pengawasan
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara
(Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
(4) Petunjuk Teknis Pengawasan Rencana Penanggulangan
Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan
Pertolongan
Kecelakaan
Penerbangan
dan
Pemadam
Kebakaran (PKP-PK) sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
termuat dalam lampiran I, II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII
peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
3
Pasal 2
Untuk menjamin penanggulangan keadaan darurat bandar udara,
Unit Penyelenggara Bandar Udara dan Badan Usaha Bandar
Udara wajib memiliki Standard Operating Procedure (SOP)
pengawasan internal dengan berpedoman kepada Peraturan ini.
Pasal 3
Direktur Keamanan Penerbangan dan Kepala Kantor Otoritas
Bandar Udara melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan ini.
Pasal 4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di :
Jakarta
Pada tanggal :
18 Juli 2017
____________________________________________
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
Dr. Ir. AGUS SANTOSO, M.Sc
Salinan Surat Peraturan ini disampaikan kepada Yth. :
1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
5. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan;
6. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
7. Para Kepala Dinas Perhubungan Propinsi;
8. Para Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara;
9. Para Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara;
10. Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero);
11. Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero);
12. Para Direktur Badan Usaha Angkutan Udara;
13. Para Direktur Perusahaan Angkutan Udara Asing;
14. Direktur Utama LPPNPI;
15. Para Pimpinan Penyedia Jasa Pengamanan Kargo dan Pos;
16. Para Pimpinan Penyedia Jasa Pendidikan dan Pelatihan Bidang Keamanan
Penerbangan.
4
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN RENCANA
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
BANDAR UDARA (AIRPORT EMERGENCY PLAN) DAN
PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN
DAN PEMADAM KEBAKARAN (PKP-PK)
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
KP 172 Tahun 2017
5
BAB 1
KETENTUAN UMUM
1.1 Definisi
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan :
1. Pengawasan adalah kegiatan pengawasan berkelanjutan untuk melihat
pemenuhan peraturan keselamatan penerbangan yang dilaksanakan
oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara atau
penyedia jasa pendidikan dan pelatihan.
2. Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis dan mendalam
terhadap prosedur, fasilitas, personel dan dokumentasi organisasi
penyedia jasa penerbangan untuk mengetahui tingkat kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku.
3. Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar
suatu produk akhir objek tertentu.
4. Pengujian adalah kegiatan mengukur pemenuhan standar teknis
operasional fasilitas pelayanan darurat.
5. Fasilitas pelayanan darurat adalah semua fasilitas Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Keabakaran (PKP-PK) dan
Salvage yang digunakan untuk memberikan pertolongan kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran serta pemindahan pesawat udara
yang rusak.
6. Fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PK) adalah semua kendaraan PK, peralatan operasional
PKP-PK dan bahan pendukungnya serta personel yang disediakan di setiap
bandar udara untuk memberikan pertolongan kecelakaan penerbangan
dan pemadam kebakaran.
7. Peralatan Pemindah Pesawat Udara (Salvage) adalah peralatan untuk
pemindahan pesawat udara yang rusak .
8. Check list adalah suatu alat observasi yang berbentuk daftar berisikan
faktor-faktor berikut subjek yang ingin diamati/diselidiki.
9. Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat
barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan,
serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
10. Penanggulangan Keadaan Darurat (Airport Emergency Plan/AEP) adalah
pelayanan untuk menyelamatkan jiwa dan harta dari kejadian dan/atau
kecelakaan pesawat udara di bandar udara dan sekitarnya sampai
radius 5 miles (± 8 Km) dari titik referensi bandar udara, serta
menyelamatkan jiwa dan harta dari kejadian, kecelakaan dan/atau
kebakaran fasilitas di bandar udara.
11. Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat (Airport Emergency
Plan/AEP doc) adalah dokumen yang berisi koordinasi, komando dan
6
komunikasi antara unit/instansi untuk penanggulangan keadaan
darurat yang terjadi di bandar udara dan sekitarnya sampai radius 5
miles (± 8 Km) dari titik referensi bandar udara yang telah disahkan oleh
Direktur.
12. Objek Pengawasan adalah Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan
Usaha Bandar Udara dan Penyedia Jasa Pendidikan dan Pelatihan
PKP-PK dan Salvage yang kegiatannya berkaitan dengan pelayanan darurat.
13. Otoritas Bandar Udara adalah lembaga pemerintah yang diangkat oleh
Menteri dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan melakukan
pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan pelayanan
penerbangan.
14. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan penerbangan.
15. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
16. Direktur adalah Direktur yang membidangi Keamanan Penerbangan.
17. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara.
18. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
19. Direktorat adalah Direktorat Keamanan Penerbangan.
20. Kantor Otoritas adalah Kantor Otoritas Bandar Udara.
1.2 Tujuan
1.2.1 Memberikan pemahaman kepada inspektur mengenai proses dan
jenis pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan.
1.2.2 Memberikan petunjuk teknis inspektur dalam perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan, tindakan korektif dan tindak lanjut hasil
pengawasan.
1.2.3 Memberikan petunjuk dan tata cara pentahapan kegiatan dalam
melaksanakan pengawasan.
1.2.4 Memberikan standar bentuk pengawasan.
1.2.5 Memberikan panduan dalam penilaian Rencana Penanggulangan
Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan/AEP) dan
pelayanan PKP-PK objek pengawasan serta penilaian pedoman
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training Procedure
Manual/TPM) personel PKP-PK dan/atau Salvage objek pengawasan.
1.3 Sasaran
1.3.1 Standarisasi Kinerja Inspektur.
1.3.2 Penerapan rencana penanggulangan keadaan darurat bandar udara
secara efektif dan efisien.
1.3.3 Penerapan program pendidikan dan pelatihan personel PKP-PK dan
Salvage objek pengawasan secara menyeluruh, efektif dan efisien.
1.3.4 Pemenuhan peraturan keselamatan dan keamanan penerbangan,
standar dan rekomendasi praktis ICAO dengan mempertimbangkan
keselamatan, keteraturan, serta efesiensi penerbangan.
7
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pengawasan Rencana Penanggulangan
Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) meliputi:
1.4.1 tanggung
jawab
dan
wewenang
pelaksanaan
pengawasan
penanggulangan keadaan darurat bandar udara dan penyelenggara
pendidikan dan pelatihan personel PKP-PK dan/atau Salvage.
1.4.2 tahapan dalam proses pengawasan penanggulangan keadaan darurat
bandar udara dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
personel PKP-PK dan/atau Salvage; dan
1.4.3 pelaksanaan pengawasan penanggulangan keadaan darurat bandar
udara dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan personel
PKP-PK dan/atau Salvage yang dilakukan oleh Direktorat dan Kantor
Otoritas.
8
BAB 2
PEMBAGIAN TANGGUNG JAWAB
2.1 Direktur Jenderal
Dalam
melaksanakan
tanggung
jawab
pengawasan
Rencana
Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan)
dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK), Direktur Jenderal mendelegasikan kepada Direktur dan Kepala Kantor.
2.2 Direktur
2.1.1 Bertanggungjawab
pada
pelaksanaan
pengawasan
Rencana
Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency
Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK).
2.1.2 Berwenang untuk:
a. menyusun, melaksanakan, mengembangkan, mempertahankan
dan mengevaluasi program dan tata cara pengawasan;
b. menyusun, mengkoordinasikan dan melaksanakan program kerja
pengawasan;
c. memastikan inspektur memahami dan melaksanakan petunjuk
teknis pengawasan yang telah ditetapkan;
d. membentuk dan menunjuk tim inspektur pelaksanaan
pengawasan;
e. membangun proses pengumpulan informasi tentang identifikasi
dalam penanggulangan keadaan darurat bandar udara dari
sumber di luar sistem pengawasan;
f. mengevaluasi terhadap hasil kegiatan pengawasan;
g. memastikan langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan
sesuai yang telah diidentifikasi;
h. menetapkan
tindakan
korektif
dan
penegakan
hukum
berdasarkan hasil kegiatan pengawasan;
i. melakukan monitoring penyelesaian tindakan korektif yang
dilakukan oleh objek pengawasan;
j. mengelola dan mengevaluasi jadwal kerja, catatan pelatihan dan
laporan tahunan dari inspektur;
k. melakukan penilaian terhadap laporan hasil pengawasan internal
objek pengawasan;
l. mendokumentasikan laporan kegiatan pengawasan; dan
m. melaporkan hasil kegiatan pengawasan kepada Direktur Jenderal.
2.3 Kepala Kantor
2.3.1 Bertanggungjawab
melaksanakan
pengawasan
Rencana
Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency
Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK).
2.3.2 Berwenang untuk:
a. menyusun, menetapkan dan melaksanakan program kerja
inspeksi dan pengujian;
b. menentukan dan membagi tugas pelaksanaan inspeksi dan
pengujian;
9
c. memastikan inspektur memahami petunjuk teknis tata cara
pengawasan;
d. membentuk dan menunjuk tim inspektur pelaksana inspeksi, dan
pengujian;
e. mengevaluasi terhadap hasil kegiatan inspeksi dan pengujian;
f. menetapkan
tindakan
korektif
dan
penegakan
hukum
berdasarkan hasil kegiatan inspeksi dan pengujian;
g. melakukan monitoring penyelesaian tindakan korektif yang
dilakukan oleh objek pengawasan;
h. menerima dan melakukan penilaian terhadap laporan hasil
pengawasan internal objek pengawasan;
i. melaporkan hasil penilaian laporan pengawasan internal objek
pengawasan setiap bulan kepada Direktur Jenderal dengan
tembusan kepada Direktur;
j. mengambil
tindakan
terhadap
hasil
penilaian
laporan
pengawasan internal objek pengawasan;
k. mengelola dan mengevaluasi jadwal kerja, catatan pelatihan,
laporan bulanan dan tahunan dari inspektur;
l. mendokumentasikan laporan kegiatan inspeksi dan pengujian;
dan
m. melaporkan hasil kegiatan inspeksi dan pengujian kepada
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktur.
2.4 Inspektur
2.4.1 Melaksanakan pengawasan kepada objek pengawasan.
2.4.2 Berwenang untuk:
a. mendapatkan akses secara penuh untuk mengambil data dan
informasi pada objek pengawasan;
b. mengambil/mendokumentasikan
barang
bukti
(evidence)
pengawasan;
c. merekomendasikan kepada Direktur atau Kepala Kantor terkait
tindakan penegakan hukum terhadap objek pengawasan yang
tidak patuh terhadap peraturan terkait PKP-PK dan Salvage,
rencana penanggulangan keadaan darurat bandar udara dan
pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Training
Procedure Manual) objek pengawasan yang telah disahkan;
d. memerintahkan objek pengawasan melakukan tindakan korektif
secara langsung atas ketidakpatuhan terhadap peraturan terkait
PKP-PK dan Salvage, rencana penanggulangan keadaan darurat
bandar udara dan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan (Training Procedure Manual) objek pengawasan yang
telah disahkan;
e. melakukan pengawasan rencana penanggulangan keadaan
darurat bandar udara (Airport Emergency Plan) dan pertolongan
kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK); dan
f. memberikan klasifikasi tingkat kepatuhan terhadap hasil
pengawasan sesuai dengan tingkat pelanggaran.
2.4.3 Kriteria inspektur
a. memiliki kompetensi pendidikan dan pelatihan PKP-PK dan/atau
Salvage.
b. telah ditetapkan sebagai inspektur keamanan penerbangan
bidang PKP-PK dan Salvage oleh Direktur Jenderal.
c. untuk inspektur internal telah ditetapkan oleh pimpinan tertinggi
objek pengawasan.
10
2.4.4 Dalam melaksanakan pengawasan, Inspektur yang mendapatkan
surat perintah tugas dari Direktur/Kepala Kantor harus membentuk
tim inspektur.
2.4.5 Tim inspektur sbagaimana dimaksud butir 2.4.4 terdiri dari:
a. ketua tim; dan
b. anggota tim.
2.4.6 Ketua Tim sebagaimana dimaksud butir 2.4.5 huruf a, mempunyai
tugas:
a. memastikan tahapan dalam pelaksanaan pengawasan sesuai
dengan petunjuk teknis pengawasan Rencana Penanggulangan
Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK);
b. memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan;
c. memastikan kegiatan pengawasan dilakukan sesuai dengan
rencana dan prosedur;
d. memastikan tim dalam melaksanakan pengawasan secara
independen, profesional, tidak terpengaruh dengan konflik
kepentingan, aspek operasional dan/atau komersial dan objektif;
e. memastikan dan memonitor semua anggota mempunyai
tanggung jawab dan melaksanakan tugas-tugas pengawasan
yang diberikan;
f. mencatat dan menyimpan hasil catatan pengawasan;
g. mengidentifikasi,
mengevaluasi,
mendiskusikan
dan
memverifikasi hasil pengawasan dengan objek pegawasan;
h. memberikan rekomendasi kepada objek pengawasan terkait hasil
pengawasan;
i.
melaporkan
hasil pengawasan kepada Direktur atau Kepala
Kantor; dan
j. melakukan monitoring penyelesaian tindakan korektif yang
dilakukan oleh objek pengawasan.
2.4.7 Anggota tim sebagaimana dimaksud butir 2.4.5 huruf b, mempunyai
tugas:
a. melaksanakan persiapan sesuai dengan perencanaan kegiatan
pengawasan;
b. melengkapi semua bagian kegiatan pengawasan sesuai dengan
rencana dan prosedur;
c. menjalankan tugas-tugas pengawasan secara independen,
profesional, tidak terpengaruh dengan konflik kepentingan, aspek
operasional dan/atau komersial dan objektif;
d. menyimpan catatan yang jelas mengenai tindakan yang
dilakukan selama kegiatan pengawasan atau mengumpulkan
bukti yang mendukung temuan;
e. menyiapkan laporan hasil pengawasan; dan
f. mendukung ketua tim melakukan monitoring penyelesaian
tindakan korektif yang dilakukan oleh objek pengawasan.
11
BAB 3
PROGRAM PENGAWASAN
3.1 Gambaran Umum
3.1.1 Pengawasan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar
Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) dilaksanakan untuk
melakukan kegiatan kendali mutu yang berkelanjutan guna menilai
pemenuhan penerapan standar rencana penanggulangan keadaan
darurat bandar udara dan pelayanan PKP-PK yang dilakukan oleh
objek pengawasan.
3.1.2 Pengawasan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar
Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) harus mengacu
kepada peraturan nasional terkait rencana penanggulangan keadaan
darurat bandar udara, PKP-PK dan Salvage, dan dokumen Airport
Emergency Plan, serta dokumen pedoman penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual) personel
PKP-PK dan/atau Salvage objek pengawasan yang telah disahkan oleh
Direktur Jenderal.
3.1.3 Inspektur melaksanakan pengawasan atas perintah Direktur
Jenderal dan/atau Kepala Kantor.
3.1.4 Jenis kegiatan pengawasan penanggulangan keadaan darurat bandar
udara, meliputi:
a. audit;
b. inspeksi; dan
c. pengujian.
3.1.5 Kegiatan pengawasan untuk penyedia jasa pendidikan dan pelatihan
personel PKP-PK dan Salvage terdiri dari :
a. audit; dan
b. inspeksi.
3.2 Audit
3.2.1 Pengawasan berupa audit bertujuan untuk:
a. memastikan bahwa seluruh ketentuan dalam peraturan terkait
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport
Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan
Pemadam Kebakaran (PKP-PK) dilaksanakan oleh objek
pengawasan;
b. memastikan bahwa seluruh ketentuan dalam peraturan terkait
pendidikan dan pelatihan personel PKP-PK dan/atau Salvage
dilaksanakan oleh objek pengawasan;
c. memastikan pencapaian tingkat pemenuhan standar dan
efektifitas
pelaksanaan
langkah-langkah
keselamatan
penerbangan;
d. mengidentifikasi pemenuhan standar dan prosedur; dan
e. mengidentifikasi penanganan penanggulangan keadaan darurat
bandar udara yang membutuhkan perbaikan tindakan korektif
dalam peningkatan keselamatan penerbangan.
12
3.2.2 Audit dilaksanakan sebagai berikut:
a. berdasarkan program kerja yang telah disusun;
b. dilakukan pemberitahuan kepada objek pengawasan, untuk
memberi kesempatan kepada objek pengawasan mempersiapkan
dokumen dan perangkat lainnya;
c. audit oleh Direktorat Jenderal dilaksanakan dengan jangka waktu
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun
berdasarkan penilaian resiko;
d. audit internal oleh objek pengawasan dilaksanakan dengan jangka
waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun; dan
e. hasil audit Direktorat Jenderal disampaikan kepada objek
pengawasan.
3.3 Inspeksi
3.3.1 Pengawasan berupa inspeksi untuk:
a. memastikan bahwa 1 (satu) atau beberapa aspek dalam ketentuan
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport
Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan
Pemadam Kebakaran (PKP-PK) pada objek pengawasan
dilaksanakan sesuai ketentuan;
b. memastikan bahwa 1 (satu) atau beberapa aspek dalam ketentuan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan personel PKP-PK
dan/atau Salvage pada objek pengawasan dilaksanakan sesuai
ketentuan;
c. memastikan tingkat pencapaian dan efektifitas pelaksanaan
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport
Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan
Pemadam Kebakaran (PKP-PK) sesuai kategori bandar udara;
d. mengidentifikasi pemenuhan standar dan prosedur dan
memastikan tindakan korektif;
e. mengidentifikasi kerentanan pada area yang masih perlu
perbaikan/peningkatan keselamatan penerbangan; dan
f. memastikan tindakan korektif hasil audit telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan.
3.3.2 Inspeksi dilaksanakan sebagai berikut:
a. berdasarkan program kerja yang telah disusun atau berdasarkan
penilaian resiko;
b. pelaksanaan dapat diberitahukan atau tidak diberitahukan
kepada objek pengawasan dalam setiap inspeksi; dan
c. hasil inspeksi disampaikan kepada objek pengawasan.
3.4 Pengujian
3.4.1 Pengawasan berupa pengujian untuk:
a. menilai efektifitas prosedur, personel dan fasilitas pelayanan
PKP-PK;
b. mengetahui kinerja personel dan fasilitas pelayanan PKP-PK serta
prosedurnya; dan
c. memberikan wawasan baru pada personel yang bertugas.
3.4.2 pengujian dilakukan dilaksanakan sebagai berikut :
a. personel yang melakukan pengujian kinerja fasilitas pelayanan
PKP-PK harus terlatih dan memiliki surat perintah tugas sebagai
penjelasan kepada pihak unit PKP-PK objek pengawasan;
13
b. hasil pengujian disampaikan kepada objek pengawasan yang
berisi identifikasi dan tindakan perbaikan yang dibutuhkan; dan
c. hasil pengujian dilakukan monitoring terhadap tindakan
14
BAB 4
TAHAPAN KEGIATAN PENGAWASAN
4.1 Perencanaan Pengawasan
4.1.1 Direktur dan Kepala Kantor menyusun rencana pengawasan tahunan
dengan mempertimbangkan identifikasi penilaian resiko atau tingkat
pelayanan PKP-PK untuk menentukan prioritas dan frekuensi
kegiatan pengawasan.
4.1.2 Hasil identifikasi penilaian resiko atau tingkat pelayanan PKP-PK
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk membangun
strategi guna menghilangkan resiko atau menentukan mitigasi oleh
Direktur dan Kepala Kantor.
4.1.3 Kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud butir 4.1.1 dilakukan
dengan tahapan seperti bagan dalam lampiran II peraturan ini.
4.2 Persiapan Pengawasan
4.2.1 Persiapan pengawasan meliputi:
a. administrasi;
b. dokumen pendukung; dan
c. alat kelengkapan pengawasan.
4.2.2 Persiapan administrasi sebagaimana dimaksud butir 4.2.1 huruf a
meliputi :
a. pembentukan dan penetapan tim inspektur;
b. pembuatan surat perintah tugas;
c. penyusunan jadwal pelaksanaan; dan
d. pembuatan dan pengiriman surat pemberitahuan ke objek
pengawasan;
4.2.3 Pembentukan dan penetapan tim inspektur sebagaimana dimaksud
butir 4.2.2 huruf a, dilakukan dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
a. Direktur atau Kepala Kantor menugaskan inspektur;
b. Inspektur sebagaimana dimaksud huruf a. yang telah
mendapatkan surat perintah tugas membentuk dan menetapkan
tim terdiri dari ketua dan anggota;
c. ketua tim merupakan inspektur yang mempunyai level tertinggi
dalam tim, apabila terdapat level yang sama maka ditunjuk yang
lebih berpengalaman dan memiliki jiwa kepemimpinan atau
ditunjuk berdasarkan penilaian pimpinan; dan
d. anggota tim merupakan inspektur sesuai dengan kompetensinya.
4.2.4 Anggota tim inspektur sebagaimana dimaksud butir 4.2.3 huruf d,
dapat beranggotakan inspektur internal dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. memiliki kompetensi sesuai ketentuan yang berlaku; dan
b. harus bersikap independen, profesional, tidak terpengaruh konflik
kepentingan, aspek operasional dan/atau komersial, serta
objektif.
4.2.5 Surat pemberitahuan ke objek pengawasan sebagaimana dimaksud
pada butir 4.2.2 huruf d, memuat antara lain:
15
a. jadwal pelaksanaan;
b. pelaksana pengawasan;
c. lingkup pengawasan; dan
d. permintaan dokumen pendukung, antara lain;
1) profil objek pengawasan;
2) Dokumen rencana penanggulangan keadaan darurat bandar
udara (dokumen AEP) atau pedoman penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan (Training Procedure Manual) personel
PKP-PK dan/atau Salvage terkait;
3) dokumentasi personel dan training record;
4) laporan pengawasan internal;
5) laporan latihan penanggulangan keadaan darurat bandar
udara;
6) dokumentasi fasilitas pelayanan darurat; dan
7) dokumen lainnya.
4.2.6 Alat kelengkapan pengawasan sebagaimana dimaksud butir 4.2.1
huruf c antara lain:
a. checklist;
b. kamera;
c. perangkat komputer;
d. printer;
e. audio recording;
f. alat komunikasi;
g. modem jaringan internet;
h. jaket (rompi inspektur); dan
i. kartu tanda pengenal inspektur/pas bandar udara.
4.2.7 Checklist sebagaimana dimaksud butir 4.2.6 huruf a terdiri dari
checklist :
a. pengawasan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar
Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK); dan
b. pengawasan penyedia jasa pendidikan dan pelatihan personel
PKP-PK dan/atau Salvage.
4.2.8 Checklist pengawasan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) sebagaimana
dimaksud butir 4.2.7 huruf a terdiri dari :
a. audit; dan
b. inspeksi;
4.2.9 Checklist/format pengujian mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4.2.10 Checklist Pengawasan penyedia jasa pendidikan dan pelatihan
personel PKP-PK dan/atau Salvage sebagaimana dimaksud butir
4.2.7 huruf b terdiri dari :
a. audit; dan
b. inspeksi.
4.2.11 Contoh surat pemberitahuan pengawasan sebagaimana dimaksud
butir 4.2.5 tercantum dalam lampiran III peraturan ini.
4.2.12 Format Checklist kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud butir
4.2.7 tercantum dalam lampiran IV peraturan ini.
16
4.3 Pelaksanaan Pengawasan
4.3.1 Kegiatan pelaksanaan pengawasan, terdiri dari :
a. rapat pembukaan;
b. pelaksanaan pengawasan;
c. pengarahan harian;
d. penyusunan draft temuan dan rekomendasi; dan
e. rapat penutupan.
4.3.2 Rapat pembukaan sebagaimana dimaksud butir 4.3.1 huruf a,
melakukan kegiatan antara lain :
a. perkenalan tim inspektur;
b. penjelasan agenda dan ruang lingkup pengawasan; dan
c. penjelasan metodologi pelaksanaan pengawasan.
4.3.3 Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud butir 4.3.1 huruf b
menggunakan metodologi antara lain:
a. wawancara;
b. tinjauan dokumen;
c. tinjauan lapangan; dan
d. pencatatan temuan.
4.3.4 Pengarahan harian sebagaimana dimaksud butir 4.3.1 huruf c,
antara lain :
a. pembagian tugas tim inspektur dan tim pendamping;
b. mengumpulkan informasi temuan; dan
c. mengidentifikasi,
mengevaluasi,
mendiskusikan
dan
memverifikasi hasil pengawasan dengan objek pengawasan.
4.3.5 Pada saat tinjauan lapangan sebagaimana dimaksud butir 4.3.3
huruf c, ditemukan keadaan/kondisi ketidakpatuhan yang
berdampak langsung terhadap keselamatan penerbangan, inspektur
harus :
a. menginformasikan kepada ketua tim untuk diteruskan kepada
Direktur / Kepala Kantor; dan
b. memberitahukan
dan
memerintahkan
pimpinan
objek
pengawasan untuk mengambil langkah – langkah penanganan.
4.3.6 Keadaan/kondisi ketidakpatuhan yang berdampak langsung
terhadap keselamatan penerbangan sebagaimana dimaksud butir
4.3.5, antara lain keadaan/kondisi yang tidak memenuhi ketentuan
terkait:
a. lisensi personel PKP-PK dan/atau Salvage; dan
b. kinerja fasilitas pelayanan darurat.
4.3.7 Penyusunan draft temuan dan rekomendasi sebagaimana dimaksud
butir 4.3.1 huruf d, antara lain :
a. mengumpulkan dan mendiskusikan hasil pengawasan;
b. menyusun draft rekomendasi;
c. memastikan bukti (evidence) setiap temuan; dan
d. membuat draft laporan akhir.
4.3.8 Rapat penutupan sebagaimana dimaksud butir 4.3.1 huruf e, antara
lain :
a. memaparkan hasil pengawasan dan temuan yang berdampak
langsung terhadap keselamatan penerbangan (jika ada);
b. memberikan tanggapan terhadap hasil pengawasan oleh objek
pengawasan;
17
c. menyampaikan prosedur tindak lanjut hasil pengawasan; dan
d. membuat berita acara pelaksanaan.
4.3.9 Dalam rapat pembukaan, pengarahan harian dan rapat penutupan
harus dihadiri oleh pimpinan / pejabat objek pengawasan yang
mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan.
4.3.10 Hasil temuan kegiatan pelaksanaan pengawasan sebagaimana
dimaksud butir 3.1.4. dan butir 3.1.5 diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kepatuhan yaitu:
a. patuh (C)
: comply;
b. tidak patuh (NC)
: not comply; dan
c. tidak diberlakukan ketentuan (NA)
: not applicable.
4.3.11 Kategori patuh (C) sebagaimana dimaksud butir 4.3.10 huruf a yaitu
sudah
memenuhi
ketentuan
peraturan
terkait
Rencana
Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency
Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK).
4.3.12 Kategori tidak patuh (NC) sebagaimana dimaksud butir 4.3.10 huruf
b yaitu tidak memenuhi ketentuan peraturan terkait Rencana
Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency
Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK).
4.3.13 Kategori tidak diberlakukan ketentuan (NA) sebagaimana dimaksud
butir 4.3.10 huruf c yaitu ketentuan atau prosedur tidak dapat
diterapkan pada objek pengawasan.
4.3.14 Format Berita Acara pelaksanaan pengawasan sebagaimana
dimaksud butir 4.3.8 huruf d tercantum dalam lampiran V peraturan
ini.
4.4 Pelaporan
4.4.1 Tim Inspektur yang melaksanakan pengawasan harus membuat
laporan hasil pengawasan secara tertulis dan formal kepada Direktur
atau Kepala Kantor.
4.4.2 Laporan tertulis sebagaimana dimaksud butir 4.4.1 dibuat dengan
jangka waktu sebagai berikut :
a. laporan audit paling lama 14 (empat belas) hari kerja;
b. laporan inspeksi paling lama 7 (tujuh) hari kerja; dan
c. laporan pengujian paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
4.4.3 Laporan tertulis sebagaimana dimaksud butir 4.4.2 dapat diberikan
perpanjangan waktu oleh atasan langsung dikarenakan kondisi force
majeur, antara lain : inspektur sakit dan bencana alam.
4.4.4 Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud butir 4.4.1 dibuat dalam
bentuk tabel hasil pengawasan.
4.4.5 Laporan tertulis sebagaimana dimaksud butir 4.4.2 yang telah
disetujui oleh Direktur/Kepala Kantor harus disampaikan kepada
objek pengawasan dengan tembusan Direktur Jenderal.
18
4.4.6 Laporan sebagaimana butir 4.4.5 dimasukkan ke dalam sistem data
base.
4.4.7 Format laporan, tabel hasil pengawasan, dan surat pemberitahuan
kepada objek pengawasan sebagaimana tercantum dalam lampiran VI
peraturan ini.
19
BAB 5
MONITOR TINDAKAN KOREKTIF
5.1 Inspektur harus memastikan objek pengawasan menindaklanjuti hasil
pengawasan.
5.2 Penyelesaian terhadap temuan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud
butir 5.1 harus ditindaklanjuti dengan :
a. tindakan penyelesaian segera saat ditemukan; dan
b. rencana penyelesaian tindakan korektif.
5.3 Inspektur harus memastikan objek pengawasan memberikan tanggapan dan
rencana penyelesaian tindakan korektif disampaikan kepada Direktur atau
Kepala Kantor paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
menerima hasil pengawasan secara tertulis.
5.4 Inspektur harus memastikan rencana penyelesaian tindakan korektif
sebagaimana dimaksud pada butir 5.3 memuat langkah – langkah sebagai
berikut :
a. rencana tindakan dan jangka waktu penyelesaian tindakan korektif; dan
b. langkah-langkah tindakan mitigasi sebelum tindakan korektif selesai.
5.5 Inspektur melakukan evaluasi dan dapat mengajukan jenis dan jangka
waktu tindakan perbaikan dan langkah-langkah penegakan aturan yang
dibutuhkan terhadap area ketidakpatuhan terkait dengan tindak lanjut
(follow up) penyelesaian tindakan korektif.
5.6 Apabila objek pengawasan tidak memberikan tanggapan sesuai batasan
waktu sebagaimana dimaksud butir 5.3 atau penyelesaian tindakan korektif
sesuai target yang telah ditetapkan oleh objek pengawasan, maka Inspektur
memberikan rekomendasi kepada Direktur atau Kepala Kantor untuk
memberikan sanksi administratif sesuai peraturan perundang-undangan.
5.7 Direktur atau Kepala Kantor mempertimbangkan laporan inspektur untuk
ditindaklanjuti dengan memberikan surat peringatan tertulis.
5.8 Direktur dan Kepala Kantor melakukan monitoring tindak lanjut (follow up)
penyelesaian tindakan korektif yang dilakukan oleh objek pengawasan untuk
memastikan kesesuaian waktu penyelesaian dan aspek keberhasilan
pemenuhan tindakan korektif.
5.9 Hasil monitoring sebagaimana dimaksud butir 5.8 dibuat ringkasannya.
5.10 Monitoring tindak lanjut (follow up) penyelesaian tindakan korektif dan
ringkasan hasil monitoring sebagaimana tercantum dalam lampiran VII.
5.11 Evaluasi Tindakan Korektif
5.11.1 Hasil monitoring tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada butir
5.8, dinyatakan status open atau close.
5.11.2 Status open sebagaimana dimaksud butir 5.11.1 dinyatakan apabila
penyelesaian tindakan korektif yang disertakan dengan bukti-bukti
pemenuhan belum memenuhi standar atau peraturan dan akan
disampaikan secara tertulis kepada objek pengawasan.
20
5.11.3 Apabila bukti pemenuhan sebagaimana dimaksud butir 5.11.2
diragukan, maka akan dilakukan inspeksi guna memastikan
pemenuhan.
5.11.4 Status close sebagaimana dimaksud butir 5.11.1, dinyatakan apabila
penyelesaian tindakan korektif yang disertakan dengan bukti-bukti
pemenuhan telah memenuhi standar atau peraturan dan akan
disampaikan secara tertulis kepada objek pengawasan
5.11.5 Format surat penyampaian hasil evaluasi tindakan korektif
sebagaimana dimaksud butir 5.11.2 dan 5.11.4 sebagaimana
tercantum dalam lampiran VIII peraturan ini.
5.12 Surat peringatan tertulis sebagaimana dimaksud butir 5.7 terdiri dari :
a. Surat Peringatan ke-1 (SP 1);
b. Surat Peringatan ke-2 (SP 2) apabila dalam jangka waktu 14 (empat
belas) hari kalender setelah menerima SP 1, objek pengawasan belum
menindaklanjuti; dan
c. Surat Peringatan ke-3 (SP 3) apabila dalam jangka waktu 14 (empat
belas) hari kalender setelah menerima SP 2, objek pengawasan belum
menindaklanjuti.
5.13 Apabila objek pengawasan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari
kalender setelah menerima SP 3 tidak menindaklanjuti, maka Inspektur
mengusulkan kepada Direktur/Kepala Kantor untuk mengundang objek
pengawasan memaparkan penyelesaian tindakan korektif dan dibuatkan
berita acara evaluasi pernyataan status temuan open atau close.
5.14 Pernyataan status temuan open sebagaimana dimaksud pada butir 5.11.2
sebagai bahan mengusulkan kepada Direktur Jenderal untuk dikenakan
sanksi administratif sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
berupa pembekuan, pencabutan dan/atau denda administratif.
21
BAB 6
MANAJEMEN PENCATATAN ATAU PEREKAMAN
6.1 Direktur dan Kepala Kantor bertanggung jawab terhadap manajemen
pencatatan atau perekaman.
6.2 Seluruh data kegiatan pengawasan dan monitor tindakan korektif harus
didokumentasikan berupa catatan atau rekaman.
6.3 Bentuk catatan sebagaimana dimaksud butir 6.1 antara lain berupa:
a. semua lembar kerja, checklist, laporan dan surat;
b. salinan surat yang telah ditandatangani dan dikirim ke objek
pengawasan;
c. salinan dari semua dokumen lain yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal mengenai kegiatan pengawasan;
d. surat elektronik (e-mail) yang berisi informasi yang terkait;
e. semua dokumen yang diperoleh dan digunakan sebagai alat bukti selama
pelaksanaan kegiatan pengawasan;
f. catatan/berkas yang dibuat selama pelaksanaan kegiatan;
g. salinan asli catatan terpadu yang dibuat selama masa perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, atau penindaklanjutan kegiatan, kecuali
catatan-catatan tersebut sudah disimpan dalam buku catatan yang
sesuai. Jika catatan-catatan terpadu sudah disimpan dalam satu buku
catatan, berkas tersebut harus disertai dengan catatan berkas yang
menunjukkan bahwa catatan tersebut memang ada; dan
h. catatan tentang semua percakapan yang terkait dengan investigasi atau
keputusan pelaksanaan lanjutan.
6.4 Catatan sebagaimana dimaksud butir 6.2 disimpan dalam bentuk hard copy
atau soft copy.
6.5 Bentuk rekaman sebagaimana dimaksud butir 6.2 antara lain berupa:
a. rekaman suara;
b. rekaman video; dan
c. rekaman foto.
6.6 Catatan dan rekaman harus dikumpulkan, diberikan indeks, disimpan
ditempat yang aman dan dipelihara untuk memastikan bahwa catatan
permanen dapat digunakan dan dibaca jika diperlukan.
6.7 Catatan dan rekaman harus disimpan untuk jangka waktu 5 tahun.
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
22
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
KP 172 Tahun 2017
Tanggal :
18 Juli 2017
BAGAN TAHAPAN KEGIATAN PENGAWASAN
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT BANDAR UDARA
Mulai Persiapan Pelaksanaan Ada Temuan ? Tidak Ada Temuan Temuan Laporan CAP Objek Pengawasan? Penyampaian ke Objek Pengawasan 14 Hari Penerbitan SP 1, 2 atau 3 Evaluasi CAP Penyampaian ke Objek Pengawasan Ada Evidence CA Sesuai Target Waktu? Pelaksanaan CA oleh Objek Pengawasan Usulan Penerbitan SP Sudah SP 3 ? Panggil Objek Pengawasan Untuk Paparan Status Closed? Penyampaian ke Objek Pengawasan Laporan Selesai Pembekuan, Pencabutan, Denda YA Tidak Tidak Tidak Evaluasi CA YA Tidak YA YA Tidak YA Usulan Penerbitan SP Status Closed? YA 14 Hari Penerbitan SP 1, 2 atau 3 Tidak Sudah SP 3 ? YA Tidak 14 hari Sanksi administratif
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
23
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
KP 172 Tahun 2017
Tanggal :
18 Juli 2017
SURAT PEMBERITAHUAN PENGAWASAN
Nomor : Lokasi Kantor, (tgl/bln/thn)
Klasifikasi : Biasa/rahasia Lampiran : 1(satu) berkas
Perihal : (Audit/Inspeksi/Pengujian)*
AEP dan PKP-PK K e p a d a
Yth. (Pimpinan Objek Pengawasan) di
Lokasi Objek Pengawasan
1. Dalam rangka pengawasan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 55 Tahun 2015 tentang PKPS Bagian 139 tentang Bandar Udara, dengan hormat disampaikan bahwa (Direktorat
Keamanan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara/Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah...)* akan melaksanakan (audit/inspeksi/pengujian)* AEP dan PKP-PK pada (objek pengawasan) pada tanggal ... (agenda terlampir).
2. Sehubungan butir 1 (satu) di atas, untuk kelancaran kegiatan tersebut dimohon :
a. menunjuk Pejabat yang terkait untuk mendampingi Tim Inspektur (Direktorat Keamanan Penerbangan/Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah...)* selama kegiatan berlangsung;
b. mempersiapkan dokumen yang terkait penanggulangan keadaan darurat bandar udara, antara lain : dokumen AEP, data personel PKP-PK dan/atau Salvage, dan training record, laporan latihan-latihan, fasilitas pelayanan darurat (PKP-PK dan pendukungnya) dan dokumen pendukung lainnya.
3. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
An. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA (Direktur Keamanan Penerbangan/
Kepala kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah....)* ...
Pangkat / Gol. Ruang NIP. ...
Tembusan :
1. Xxxxxxxxxxxxxxxxx ;
2. ………..
Ket: * pilih salah satu
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
ttd
24
Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
KP 172 Tahun 2017
Tanggal :
18 Juli 2017
CRITICAL ELEMENT, AREA-AREA PENGAWASAN
DAN CHECKLIST PENGAWASAN
I.
CRITICAL ELEMENT
CE-1 : Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport
Emergency Plan)
CE-2 : Kewenangan dan tanggung jawab
CE-3 : Standar operasi prosedur (SOP)
CE-4 : Kualifikasi personel, pendidikan dan pelatihan (training)
CE-5 : Kendali mutu (Quality Control)
CE-6 : Pelaksanaan (implementasi)
II.
AREA-AREA PENGAWASAN PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
BANDAR UDARA
1. Regulasi dan Organisasi (Legislation and Organization /LEG)
a. Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport
Emergency Plan)
b. SOP-SOP
1) SOP pengoperasian dan pemeliharaan kendaraan PKP-PK
2) SOP pelatihan personel dan kendali mutu
3) SOP pencegahan dan perlindungan bahaya kebakaran
4) SOP pengoperasian dan pemeliharaan peralatan PKP-PK
5) SOP operasi pada daerah yang sulit
6) SOP insiden/kecelakaan yang melibatkan barang berbahaya
c. Organisasi dan Manajemen
1) Organisasi bandar udara
2) Tugas dan fungsi manajemen bandar udara
3) Komite penanggulangan keadaan darurat bandar udara
2. Pendidikan dan Pelatihan (Training/TRG)
a. Program pendidikan dan pelatihan internal
b. Seleksi dan rekrutmen serta background check
c. Diklat dan lisensi personel pelayanan PKP-PK
d. Diklat penyegaran (refreshing course)
e. Human factor
3. Fungsi Kendali Mutu (FKM)
a. Program pengawasan internal
b. Pelaksanaan kegiatan pengawasan internal
c. Pelaporan dan monitoring (follow up) pengawasan internal
4. Fasilitas Pelayanan Darurat (FPD)
a. Kategori PKP-PK
b. Kendaraan Utama dan Pendukung PKP-PK
c. Peralatan pendukung
d. Bahan pemadam
e. Sarana dan prasarana penunjang pelayanan darurat
5. Operasi Pelayanan Darurat (OPD)
a. Latihan table top
b. Latihan full scale
25
III.
AREA-AREA PENGAWASAN PENYEDIA JASA PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN PERSONEL PKP-PK DAN/ATAU SALVAGE
1. Regulasi dan Organisasi (Legislation/LEG)
a. Training Procedure Manual
b. Struktur Organisasi
1) Organisasi
2) Kebijakan diklat
3) Tugas dan fungsi manajemen
c. Ijin penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
2. Kurikulum dan Silabus (KDS)
a. Kurikulum
b. Silabus
c. Modul materi diklat
3. Sarana dan Prasarana (SDP)
a. Perkantoran
b. Fasilitas pendidikan dan pelatihan
1) Ruang kelas
2) Peralatan belajar mengajar/praktek
3) Perpustakaan
4) Fasilitas pendukung
4. Sumber daya manusia (SDM)
a. Manajemen
b. Administrasi
c. Instruktur
d. Quality Control
5. Penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan (PPP)
a. Proses seleksi dan rekrutmen
b. Jadwal penyelenggaran
c. On the job training
d. Pengujian kompetensi
e. Penerbitan sertifikat kompetensi
6. Fungsi kendali mutu(Quality Control Function/QCF)
a. Program pengawasan internal
b. Pelaksanaan kegiatan pengawasan internal
c. Pelaporan dan Monitoring (follow up) pengawasan internal
7. Dokumentasi dan Pelaporan (DDP)
a. Manajemen pencatatan dan perekaman
b. Manajemen pelaporan
1
IV.
CHECKLIST PENGAWASAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT BANDAR UDARA (AIRPORT EMERGENCY
PLAN) DAN PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN (PKP-PK)
A. AUDIT AEP dan PKP-PK
1. Regulasi dan Organisasi (Legislation and Organization/LEG)
Nama Bandar Udara Tanggal :
Lokasi Bandar Udara Pukul :
Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
PM 55/2015 139.055 1, 2 dan 7 KP 479/2015 pasal 2 (1), 4, 10, Bab VII, dan
Lampiran 1
CE-1 LEG 1.001
Apakah BUBU/UPBU memiliki dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airprot Emergency Plan/AEP) ?
Periksa :
1. Lembar pengesahan dokumen AEP (Nomor, tanggal dan tanda tangan). 2. Susunan materi dokumen AEP sesuai
lampiran 1 KP 479 Tahun 2015 3. Muatan materi dokumen AEP :
a. Memuat prosedur koordinasi atas tindakan penanggulangan keadaan darurat di Bandara dan sekitarnya; b. Memuat Prosedur koordinasi antara
semua organisasi/unit kerja yang terkait dengan pelayanan darurat; c. Muatan memperhatikan
prinsip-prinsip faktor kemanusiaan untuk memastikan respon optimal dari semua pihak terkait.
d. Grid Map PM 55/2015 139.057 KP 479/2015 Pasal 5 dan 6 CE-1 LEG 1.005
Apakah BUBU/UPBU membentuk Komite Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (PKDBU)?
Periksa :
1. Dokumen SK Komite (nomor, tanggal dan tanda tangan pengesahan)
2. Susunan Keanggotaan Komite
2 Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
b. Ketua merangkap anggota (Kepala Bandar Udara)
c. Wakil Ketua merangkap anggota (pimpinan operasi bandar udara) d. Sekretaris merangkap anggota
(ditunjuk oleh ketua komite) e. Anggota Komite
1) Unit / Instansi yang berada di Bandar Udara antara lain :
a) CIQ; b) BMKG; c) LPPNPI; d) PKP-PK; e) Avsec Bandara; f) Kesehatan pelabuhan; g) Poliklinik Bandara; h) Unit Bidang Transportasi; i) Perwakilan BUAU/PAUA; j) Polisi Bandara
2) Instansi disekitar Bandar Udara sampai radius 5 Miles (± 8 Km) dari ARP antara lain
a) TNI; b) Polri;
c) Dinas Damkar Pemda; d) Dinkes Pemda; e) Dishub Pemda; f) Kantor SAR; g) Rumah Sakit/Puskesmas; h) PMI; i) Unit/Instansi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) lainnya.
3 Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
3. Tugas dan tanggung jawab :
a. Menyusun AEP bersama penye-lenggara bandar udara;
b. Menyusun uraian tugas dan tanggungjawab susunan anggota komite;
c. Melakukan pertemuan Komite sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun;
d. Meningkatkan Komando, koordinasi dan komunikasi antara anggota komite e. Persiapan pelaksanaan latihan PKDBU; f. Melaksanakan, memeilhara, mengevaluasi dan mempertahankan efektifitas AEP;
g. Melakukan amandemen sebagian atau seluruh AEP bersama penyelenggara bandara; h. Melaksanakan PKDBU. PM 55/2015 139.057 KP 479/2015 Pasal 5 dan 6 CE-2 LEG 1.010
Siapa yang bertanggungjawab membentuk Komite PKDBU ?
Periksa SK Komite Penaggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara di tanda tangani oleh Kepala Bandar Udara
PM 55/2015 139.055 KP 479/2015 pasal 2 (1), pasal 9 dan Lampiran II CE-6 LEG 1.015
Apakan BUBU/UPBU menyimpan, mendistribusikan dan mensosialisasikan dokumen AEP ?
Periksa:
1. Dokumen AEP Asli berada di kantor Kepala Bandar Udara;
2. Dokumen AEP Rekaman dokumen asli berada di EOC;
3. Rekaman dokumen asli AEP sudah sesuai dengan daftar distribusi;
4. Dokumen AEP berbentuk dokumen dinamis (loose leaf)
4 Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
5. Periksa risalah rapat sosialisasi dokumen AEP kepada anggota komite.
PM 55/2015 139.055 3 dan 7 KP 479/2015 Pasal 2 (2) dan pasal 9 CE-6 LEG 1.020
Apakah BUBU/UPBU dalam menyusun Dokumen AEP telah berkoordinasi dengan Komite PKDBU ?
Periksa risalah rapat pertemuan penyusunan dokumen AEP yang melibatkan Komite PKDBU PM 55/2015 139.055 3, 4, dan 5 KP 479/2015 Pasal 5 (2) huruf f & g, 11 dan 12 CE-1 LEG 1.025
Apakah BUBU/UPBU melakukan peninjauan dokumen AEP bersama Komite untuk amandemen ?
Periksa apakah Dokumen AEP memuat prosedur melakukan amandemen/ perubahan dokumen. PM 55/2015 139.055 3, 4, dan 5 KP 479/2015 Pasal 5 (2) huruf f & g, 11 dan 12 CE-2 LEG 1.030
Siapa yang bertanggungjawab dalam melakukan peninjauan dokumen AEP ?
Periksa SK Komite Penaggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara di tandatangani oleh Kepala Bandar Udara memuat tugas dan tanggungjawab melakukan amandemen/ perubahan dokumen PM 55/2015 139.055 3, 4, dan 5 KP 479/2015 Pasal 5 (2) huruf f & g, 11 dan 12 CE-3 LEG 1.035
Bagaimana prosedur peninjauan mengamandemen dokumen AEP ?
Periksa SOP amandemen/ perubahan dokumen AEP PM 55/2015 139.055 139.065 KP 479/2015 Pasal 5 (2) huruf f & g, 11 dan 12 CE-5 LEG 1.040
Apakah BUBU/UPBU melakukan pengawasan untuk memastikan dokumen AEP sesuai kondisi terakhir ?
Periksa laporan pegawasan internal :
1. Memastikan bahwa peninjauan /amandemen dokumen AEP telah dilakukan
2. Dalam proses pelaksanaan amandemen penyelenggara bandar udara bersama-sama dengan komite PKDBU
PM 55/2015 KP 479/2015 Pasal CE-6 LEG 1.045
Apakah BUBU/UPBU selalu melakukan peninjauan Dokumen AEP untuk
1. Periksa risalah rapat pertemuan terkait peninjauan dokumen AEP yang
5 Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
139.055 3, 4, dan 5 5 (2) huruf f & g, 11 dan 12
amandemen bersama anggota Komite PKDBU setiap 1 tahun sekali dan didistribusikannya setiap ada perubahan ?
melibatkan organisasi atau unit kerja yang terlibat dalam anggota komite PKDBU; atau
2. Periksa hasil latihan PKD digunakan BUBU/UPBU bersama Komite PKDBU melakukan evaluasi dokumen AEP; 3. Periksa catatan amandemen dan daftar
halaman efektif.
4. Periksa bukti distribusi dokumen amandemen perubahan kepada semua anggota komite PKDBU
PM 55/2015 139.013 1.a. 139.017 j. 139.085 1.a. 139.089 j. 139.091 i. 139.093 m. 139 I KP 458/2015 Pasal 2, 3 dan Pasal 5 KP 14/2015 CE-1 LEG 1.050
Apakah BUBU/UPBU telah menyediakan pelayanan PKP-PK sesuai standar dan kategori yang berlaku ?
Periksa Dokumen Aerodrome Manual: 1. Menantumkan pelayanan kategori
PKP-PK sesuai kebutuhan operasi bandar udara.
2. Mencantumkan data fasilitas PKP-PK dan pendukungnya PM 55/2015 139.013 1.a. 139.017 j. 139.085 1.a. 139.089 j. 139.091 i. 139.093 m. KP 458/2015 Pasal 2, 3 dan Pasal 5 KP 14/2015 CE-2 LEG 1.055
Siapa yang bertanggung jawab menyediakan pelayanan PKP-PK sesuai standar dan kategori yang berlaku ?
Periksa Dokumen Aerodrome Manual atau dokumen lain yang terkait yang menjelaskan tugas dan tanggungjawab penyediaan pelayanan PKP-PK sesuai standard yang berlaku
6 Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
139 I PM 55/2015 139.013 1.a. 139.017 j. 139.085 1.a. 139.089 j. 139.091 i. 139.093 m. 139 I KP 458/2015 Pasal 2, 3 dan Pasal 5 KP 14/2015 CE-3 LEG 1.060
Apakah BUBU/UPBU menyusun SOP dalam menyediakan pelayanan PKP-PK?
Periksa dokumen SOP :
1. Pengoperasian dan pemeliharaan kendaraan PKP-PK
2. Pelatihan Personel PKP-PK dan Kendali Mutu
3. Penanggulangan Keadaan Darurat 4. Pencegahan dan Perlindungan Bahaya
Kebakaran
5. Dokumen Contigency Plan unit PKP-PK 6. Operasi pada daerah yang sulit dicapai 7. Hazmat incident PM 55/2015 139.013 1.a. 139.017 j. 139.065 139.085 1.a. 139.089 j. 139.091 i. 139.093 m. 139 I KP 458/2015 Pasal 2, 3 dan Pasal 5 KP 14/2015 CE-5 LEG 1.065
Apakah BUBU/UPBU melakukan pengawasan terhadap ketersediaan pelayanan PKP-PK sesuai standar dan kategori yang berlaku ?
Periksa laporan pegawasan internal
1. Memastikan ketersediaan pelayanan kategori PKP-PK sesuai dalam dokumen AIP.
2. Memastikan semua prosedur sesuai kondisi operasiona lapangan
PM 55/2015 139.013 1.a. 139.017 j. 139.065 139.085 1.a. KP 458/2015 Pasal 2, 3 dan Pasal 5 KP 14/2015 CE-6 LEG 1.070
Apakah BUBU/UPBU telah menyediakan pelayanan PKP-PK sesuai standar dan kategori yang berlaku?
Amati dilapangan:
1. Periksa Sertifikasi pelayanan PKP-PK 2. Kategori PKP-PK antara yang tertulis di
AIP dan kondisi lapangan terkait ketersediaan :
- Kendaraan utama dan pendukung - Personel
7 Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
139.089 j. 139.091 i. 139.093 m.
139 I
- Cadangan bahan pemadam
- Peralatan penunjang dan pendukung operasional PKP-PK PM 55/2015 139.013 1.a. 139.017 j. 139.085 1.a. 139.089 j. 139.091 i. 139.093 m. 139 I KP 14/2015 Bab II CE-1 LEG 1.075
Apakah BUBU/UPBU menetapkan organisasi, tugas dan fungsi PKP-PK ?
1. Periksa dokumen terkait penetapan organisasi PKP-PK :
a. Unit PKP-PK tipe A untuk kategori 8 sd 10
b. Unit PKP-PK tipe B untuk kategori 6 sd 7
c. Unit PKP-PK tipe C untuk kategori 4 sd 5
d. Unit PKP-PK tipe D untuk kategori 1 sd 3
2. Periksa dokumen terkait yang menjelaskan tugas dan tanggungjawab sesuai struktur organisasi PKP-PK
PM 55/2015 139.013 1.a. 139.017 j. 139.085 1.a. 139.089 j. 139.091 i. 139.093 m. 139 I KP 14/2015 Bab II CE-6 LEG 1.080
Apakah BUBU/UPBU telah menetapkan organisasi, tugas dan fungsi PKP-PK ?
1. Amati dilapangan struktur organisasi sudah sesuai aturan
2. Pastikan struktur organisasi terdapat orang yang menduduki sesuai titelatur jabatan tersebut
PM 55/2015
CE-1 LEG 1.085
Apakah BUBU/UPBU telah menyusun dan menetapkan prosedur rencana pemindahan pesawat udara yang rusak di
Periksa Dokumen AEP yang menjelaskan prosedur rencana pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan
8 Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
Apendix I 4.14
daerah pergerakan pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara
pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara PM 55/2015 Apendix I 4.14 CE-2 LEG 1.090
Siapa yang bertanggung jawab menetapkan prosedur rencana pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara
Periksa Dokumen AEP yang menjelaskan penanggung jawab menetapkan prosedur rencana pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara
PM 55/2015 Apendix I 4.14 PM 128/2015 Pasal 6.c, 11 (1) CE-3 LEG 1.095
Apakah BUBU/UPBU memiliki prosedur rencana pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara
Periksa Dokumen SOP yang menjelaskan prosedur rencana pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara PM 55/2015 Apendix I 4.14 PM 128/2015 Pasal 6.c, 11 (1) CE-5 LEG 1.100
Apakah BUBU/UPBU memastikan prosedur rencana pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara dapat terimplementasi
Periksa laporan internal terkait prosedur rencana pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara dapat terimplementasi, misal :
- Apabila di SOP menjelaskan peminjaman peralatan kebandara lain bahwa benar-benar ada dan digunakan
- Apabila BUBU/UPBU memiliki peralatan salvage, memastikan prosedur
PM 55/2015 Apendix I 4.14 CE-6 LEG 1.105
Apakah pelaksanakan pemindahan pesawat udara yang rusak di daerah pergerakan pesawat udara dan lingkungan sekitar bandara sesuai dengan prosedur ?
Amati :
Jika terjadi pemindahan pesawat rusak, apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan atau periksa dokumentasi/ laporan pemindahan pesawat udara
9 Ref. Per. Menhub Ref. Per. DJU KRITIKAL ELEMEN No. PQ PERTANYAAN UTAMA (Protocol Question/PQ)
PETUNJUK PENINJAUAN/PENGAMATAN DARI
PERTANYAAN UTAMA STATUS KETERANGAN
PM 128/2015 Pasal 6.c,
11
CATATAN TEMUAN/OBSERVASI :
Nama Pendamping Objek Pengawasan Paraf Nama Inspektur Keamanan Penerbangan Paraf
1. 2. 1. 2. 1. 2. 1. 2.
Nara Sumber Jabatan Jam Paraf
1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3.