PENGEMBANGAN TANAMAN
TAHUNAN DAN PENYEGAR
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
PEDOMAN TEKNIS
PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN
PENYEGAR DI LAHAN KERING
KATA PENGANTAR
Usaha budidaya tanaman perkebunan, khususnya tanaman tahunan dan penyegar, yang sejatinya merupakan usaha perkebunan rakyat, karena berbagai keterbatasan yang ada, diperlukan fasilitasi, pendampingan, bimbingan dan pemberdayaan petani dalam bentuk kegiatan pengembangan tanaman tahunan dan penyegar.
Dalam rangka terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud tahun 2016, maka disusun Pedoman Teknis Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah serta pihak-pihak terkait. Selanjutnya pedoman ini
dijabarkan sesuai kondisi masing-masing
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya pedoman ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 31 Maret 2016 Direktur Jenderal Ir. Gamal Nasir, MS Nip. 19560728 198603 1 001
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Sasaran Nasional ... 3
C. Tujuan ... 4
II. PENDEKATAN P ELAKSANAAN KEGIATAN ... 5
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegitan... 5
B. Spesifikasi ... 9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN ... 15
A. Ruang Lingkup ... 15
B. Pelaksana Kegiatan ... 15
C. Lokasi, Jenis dan Volume ... 18
D. Simpul Kritis ... 18
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN ... 20 V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN
PENDAMPINGAN ………
A. Pembinaan ... B. Pengendalian ... C. Pengawalan dan Pengendalian ...
22
22 23 23
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... A. Jenis Pelaporan ... 24 24
B. Waktu Penyampaian Laporan ... 25
VII. PEMBIAYAAN ... 27
VIII. PENUTUP ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp 1. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan) Tanaman Karet Tahun 2016 ... 29 Lamp 2. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman
(Perluasan) Kelapa Tahun 2016 ... 30 Lamp 3. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman
(Perluasan) Kelapa Sawit Tahun 2016 ... 31 Lamp 4. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan)
Tanaman Kemiri Sunan Tahun 2016 ... 31 Lamp 5. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan)
Tanaman Jambu Mete Tahun 2016 ... 32 Lamp 6. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan)
Tanaman Sagu Tahun 2016 ... 33 Lamp 7. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan)
Tanaman Kakao Tahun 2016 ... 33 Lamp 8. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Karet Tahun 2016 ... 34 Lamp 9. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Kelapa Tahun 2016 ... 39 Lamp 10. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2016 ... 44 Lamp 11. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Kemiri Sunan Tahun 2016 ... 49
Lamp 12. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Jambu Mete Tahun 2016 ... 54 Lamp 13. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Sagu Tahun 2016 ... 59 Lamp 14. Form Laporan Kegiatan Pemberdayaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Usaha perkebunan sebagai salah satu sub- sektor dari sektor pertanian yang hasil produksinya untuk bahan
baku industri atau untuk ekspor,
ditinjau dari bentuk pengusahaannya terdiri dari usaha perkebunan rakyat dan usaha perkebunan besar.
Pada tahun 2014, secara nasional areal tanaman perkebunan seluas 23,26 juta Ha, seluas 22,54 juta Ha merupakan tanaman tahunan dan penyegar.
Kegiatan pembangunan perkebunan,
selain merupakan sumber kesejahteraan petani dan keluarganya, sejak tahap investasi sampai dengan proses operasi,
kegiatan pengusahaannya berperan
strategis dalam pemecahan agenda besar pembangunan ekonomi nasional, seperti penciptaan kesempatan kerja,
penanggulangan kemiskinan,
pembangunan daerah, ekspor, termasuk kemampuannya sebagai daya dorong tumbuhnya kegiatan ekonomi terkait. Dengan peran yang cukup strategis
tersebut, agar kegiatan usaha
perkebunan dapat berlangsung
menguntungkan secara berkelanjutan dan memenuhi persyaratan permintaan
pasar, maka perlu ditempuh upaya penerapan praktek pertanian yang baik
(Good Agriculture Practices/GAP).
Penerapan GAP usaha perkebunan besar menjadi tanggung jawab masing-masing perusahaan dan tugas pemerintah lebih bersifat pelayanan, penciptaan iklim dan pengawasan. Sedangkan pada usaha
perkebunan rakyat, pemerintah
berperan dalam fasilitasi, bimbingan
dan pendampingan, agar pekebun
mempunyai akses kepada berbagai
kemudahan yang diperlukan dan mampu mewujudkan langkah penerapannya. Dengan ciri umum dan peran strategis serta ruang lingkup cakupan komoditi tanaman tahunan dan penyegar yang cukup luas dimaksud, maka pada
penyelenggaraan kegiatan usaha
perkebunan tanaman tahunan dan
penyegar hakekatnya merupakan
kegiatan lintas fungsi, lintas sektor, lintas wilayah, dan multilateral. Oleh sebab itu, maka paket kegiatannya selain fasilitasi pengembangan tanaman tahunan dan penyegar, secara simultan perlu pula dilakukan kegiatan- kegiatan yang bersifat lintas fungsi, lintas sektor, lintas wilayah, dan multilateral. Dalam rangka terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama dalam
pelaksanaan kegiatan Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering
tahun 2016, maka disusun buku
Pedoman Teknis yang diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan bagi
penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah serta pihak-pihak lain yang terkait.
B. Sasaran Nasional
Sasaran kegiatan Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering adalah terfasilitasinya pengembangan perkebunan rakyat tanaman tahunan dan penyegar sebagai upaya peningkatan
kesejahteraan petani, pemenuhan
pangan di wilayah perkebunan,
pertumbuhan ekonomi pedesaan,
pertumbuhan ekonomi wilayah,
peningkatan devisa negara dan
pemenuhan bahan baku industri dalam negeri serta menurunkan kerusakan lingkungan.
Disamping itu juga meningkatkan peran pekebun dan kelembagaannya, sehingga
peran perkebunan rakyat semakin
meningkat dan kemitraan dengan
C. Tujuan
Tujuan kegiatan Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Fasilitasi pengembangan tanaman
tahunan dan penyegar (karet, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, sagu dan kemiri sunan serta kakao) melalui perluasan kebun tanaman tahunan dan penyegar;
2. Memanfaatkan lahan lahan kosong, seperti lahan terlantar untuk tanaman tahunan dan penyegar; 3. Menyediakan bantuan benih unggul
bermutu;
4. Membantu penerapan teknis budidaya tanaman tahunan dan penyegar;
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan perluasan tanaman tahunan dan penyegar di lahan kering dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani, yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan Pertanian di Kabupaten/ Kota.
Paket bantuan merupakan hibah, yang
pelaksanaan pengadaannya dilakukan
secara kontraktual dan atau swadaya, mengacu pada ketentuan yang ada.
Kelompok tani sasaran adalah kelompok tani yang merupakan hasil identifikasi, verifikasi dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan
Kegiatan
1. Prinsip Pendekatan Perluasan Tanaman Karet
Daerah sasaran perluasan karet adalah daerah-daerah yang secara agroklimat sesuai untuk pengembangan karet, diutamakan di wilayah perbatasan, pasca konflik, pasca bencana, daerah miskin/tertinggal, diluar kawasan hutan.
2. Prinsip Pendekatan Perluasan Tanaman Kelapa
1) Daerah sasaran perluasan kelapa adalah lahan kosong, lahan bukaan baru, tanggul, lahan batas, maupun
lahan pekarangan, yang secara
agroklimat sesuai untuk
pengembangan kelapa dan diluar kawasan hutan;
2) Menerapkan inovasi teknologi terkini, yaitu:
a) Untuk wilayah monokultur, maka jarak tanam yang digunakan sesuai standar teknis, dapat menggunakan jarak tanam yang telah ada atau 16 m X 6m;
b) Untuk daerah yang tidak
monokultur/perkotaan/padat
penduduk disesuaikan dengan
kondisi setempat.
3. Prinsip Pendekatan Perluasan Tanaman Kelapa Sawit
1) Daerah sasaran perluasan kelapa sawit adalah wilayah khusus, yaitu wilayah perbatasan negara, pasca konflik, pasca bencana, wilayah
miskin/tertinggal, yang secara
agroklimat memenuhi persyaratan untuk pengembangan kelapa sawit, diluar kawasan hutan dan lahan
gambut.
2) Petani atau kelembagaannya perlu menerapkan paket teknologi anjuran; a) Paket bantuan berupa benih
unggul siap tanam, pupuk,
sarana produksi lainnya dan
bantuan persiapan lahan dan tanam;
b) Benih telah disertifikasi
4. Prinsip Pendekatan Perluasan Tanaman Kemiri Sunan
1) Daerah sasaran adalah daerah yang berpotensi dan secara agroklimat sesuai untuk pengembangan kemiri sunan, dan diluar kawasan hutan; 2) Lahan milik petani yang tidak dalam
sengketa dan secara teknis
memenuhi persyaratan untuk
pengembangan kemiri sunan.
5. Prinsip Pendekatan Perluasan
Tanaman Jambu Mete
1) Daerah sasaran kegiatan adalah
lahan kosong/pertanaman selain
jambu mete, secara agroklimat sesuai untuk pengembangan tanaman jambu mete dan diluar kawasan hutan;
sengketa dan secara teknis
memenuhi persyaratan untuk
pengembangan jambu mete.
6. Prinsip Pendekatan Perluasan Tanaman Sagu
1) Daerah sasaran perluasan sagu
adalah lahan kosong, lahan bukaan baru, yang sesuai secara agroklimat untuk tanaman sagu;
2) Jarak tanam 8m x 8m - 10m x 10m, tergantung dari jenis sagu yang ditanam.
7. Prinsip Pendekatan Perluasan Tanaman Kakao
1) Perluasan Kakao dilakukan pada areal bukaan baru, dan bukan daerah sebaran OPT yang mematikan dan
secara teknis dapat memenuhi
persyaratan sesuai dengan Permentan
Nomor 48/Permentan/
OT.140/4/2014 tentang Pedoman Teknis Budidaya Kakao yang Baik (Good Agricultural Practices / GAP on Cocoa);
2) Kegiatan perluasan tanaman kakao jenis dan volume bantuan yang diberikan adalah benih kakao unggul siap tanam 1.000 batang, pupuk NPK
100 kg,pupuk organic 200 kg, pestisida 1 liter dan pohon pelindung sebanyak 200 batang.
B. Spesifikasi Teknis
1. Spesifikasi Teknis Perluasan Tanaman Karet
1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih siap tanam, pupuk dan sarana
produksi lainnya serta bantuan
persiapan lahan dan tanam serta benih tanaman pangan untuk wilayah tertentu.
2) Spesifikasi teknis benih karet yang digunakan sebagai berikut:
a) Berasal dari benih unggul, yaitu benih yang telah dilepas oleh
Menteri Pertanian, dengan
memperhatikan kondisi
agroekosistem daerah
pengembangan;
b) Merupakan benih okulasi (bukan seedling)
c) Menggunakan polybag sesuai
ketentuan teknis;
d) Benih telah disertifikasi.
3) Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang sesuai untuk tanaman karet, terdaftar dan mendapat izin dari
Menteri Pertanian;
4) Pengendali OPT yang digunakan
adalah pestisida yang efektif,
terdaftar dan mendapat ijin dari Menteri Pertanian.
2. Spesifikasi Teknis Peremajaan Tanaman Kelapa
1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih kelapa siap tanam, pupuk dan sarana produksi lainnya, bantuan persiapan lahan dan tanam serta benih tanaman pangan untuk wilayah tertentu.
2) Spesifikasi teknis benih kelapa yang digunakan sebagai berikut:
a) Varietas kelapa yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik daerah;
b) Berasal dari benih unggul yaitu benih yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dan atau;
c) Berasal dari benih unggul lokal (Blok Penghasil Tinggi dan Pohon
Induk Terpilih) yang telah
diluncurkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian;
d) Benih telah disertifikasi.
3) Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang sesuai untuk tanaman kelapa,
terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian;
4) Pengendali OPT yang digunakan
adalah pestisida yang efektif,
terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.
3. Spesifikasi Teknis Perluasan Tanaman Kelapa Sawit
1) Paket bantuan berupa benih unggul siap tanam, pupuk dan sarana produksi lainnya;
2) Benih telah disertifikasi yang berasal dari sumber benih yang telah ditetapkan.
4. Spesifikasi Teknis Perluasan Tanaman Kemiri Sunan
1) Paket bantuan berupa benih unggul siap tanam, pupuk dan sarana produksi lainnya;
2) Benih telah disertifikasi.
5. Spesifikasi Teknis Perluasan Tanaman Jambu Mete
1) Paket bantuan dalam bentuk benih siap tanam, sarana dan prasarana produksi lainnya;
2) Spesifikasi benih siap tanam yang disalurkan ke petani sesuai ketentuan
dan kondisi lapangan.
6. Spesifikasi Teknis Perluasan Tanaman Sagu
1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih sagu siap tanam, sarana dan prasarana produksi lainnya, bantuan biaya penanaman;
2) Benih telah disertifikasi.
7. Spesifikasi Teknis Perluasan Tanaman Kakao
1) Benih: Benih yang digunakan pada kegiatan peremajaan dan perluasan adalah benih unggul dan bersertifikat sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 tahun 2015 tentang produksi sertifikasi dan
pengawasan benih tanaman
perkebunan dan peraturan pendukung turunannya yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian.
2) Pupuk: Pupuk NPK dan organik yang digunakan adalah yang efektif, terdaftar mendapat izin dari Menteri Pertanian.
3) Pengendali OPT:
- fungisida yang digunakan adalah fungisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri
Pertanian.
- Feromon: pengendalian hama PBK yang digunakan adalah yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. Feromon digunakan untuk kegiatan
intensifikasi sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
4) Gunting pangkas digunakan untuk memangkas batang atau cabang. 5) Substasiun: Penguatan Substasiun
dilaksanakan dalam 1 (satu) paket kegiatan pada 4 provinsi di Sulawesi (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat dan Sulawesi
Tenggara).
1) Kegiatan pemberdayaan petani yang akan dilaksanakan mengacu
kepada buku Pedoman
Pemberdayaan Petani dan
Kelembagaan, yang diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2011.
2) Pelaksanaan pelatihan diawali dengan program rencana kegiatan
termasuk penyusunan jadwal,
pelatih, materi, dan lain – lain. 3) Pelatihan dilaksanakan oleh Dinas
yang membidangi perkebunan
4) Pendampingan proses pemberdayaan petani oleh Tim Asistensi dan/atau Tim Fasda.
5) Pembinaan, pengawalan,
monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan; 6) Pembuatan laporan.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup
1) Perluasan Tanaman Karet; 2) Perluasan Tanaman kelapa; 3) Perluasan Tanaman Kelapa Sawit; 4) Perluasan Tanaman Kemiri Sunan; 5) Perluasan Tanaman Jambu Mete; 6) Perluasan Tanaman Sagu;
7) Perluasan Tanaman Kakao
B. Pelaksana Kegiatan
Dengan pertimbangan tujuan
keberhasilannya untuk dapat
mengkondisikan upaya pengembangan lebih
lanjut, pelaksana kegiatan Perluasan
Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan
Kering adalah Provinsi, Kabupaten,
petani/kelompok tani berkoordinasi
dengan Pusat serta instansi terkait, masing-masing sebagai berikut :
a. Kegiatan Pusat
1) Menyiapkan Pedoman Teknis
Pelaksanaan Perluasan Tanaman
Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering;
2) Melakukan Sosialisasi kegiatan
bersama Dinas Perkebunan Propinsi; 3) Melakukan koordinasi perencanaan
4) Melakukan pemantauan, monitoring dan pengendalian kegiatan serta membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan;
5) Menyusun laporan perkembangan
hasil pemantauan dan pengendalian serta perkembangan kegiatan.
b. Kegiatan Provinsi
1) Menetapkan Tim pembina Provinsi, melalui surat Keputusan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan;
2) Menjabarkan Pedoman Teknis
Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering untuk tanaman Karet, Kelapa, Kelapa Sawit, Jambu Mete, Kemiri Sunan, Sagu dan Kakao yang dituangkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah;
3) Melakukan sosialisasi, identifikasi dan
seleksi CP/CL, pemantauan,
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dan membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi bersama
–sama Dinas Kabupaten yang
membidangi Perkebunan;
4) Jika Kegiatan merupakan TP
propinsi: maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Dinas Provinsi yang membidangi
perkebunan;
5) Menyiapkan dan menyampaikan
laporan perkembangan kegiatan
Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar.
c. Kegiatan Kabupaten
a. Menjabarkan Pedoman Teknis
kedalam Petunjuk Teknis (Juknis); b. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan
seleksi CP/CL, pemantauan,
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dan membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi;
c. Jika Kegiatan merupakan TP
Kabupaten maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
atau Dinas Kabupaten yang
membidangi perkebunan;
d. Membuat dan melaporkan hasil perkembangan pelaksanaan kegiatan Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering secara berkala (triwulan) dan tahunan sesuai form yang telah ditetapkan
membidangi perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan cq
Direktur Tanaman Tahunan dan
Penyegar;
d. Kelompok Tani
a. Persiapan lahan seperti pembersihan lahan dan penyiapan lubang tanam; b. Penetapan waktu tanaman yang
disesuaikan dengan keadaan masing- masing daerah;
c. Penanaman dan Pemeliharan
tanaman kelapa serta melaporkan hal-hal yang yang berhubungan dengan kegiatan perluasan tanaman tahunan dan penyegar yang dilakukan kepada Dinas yang membidangi Perkebunan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi, jenis dan volume kegiatan pengembangan tanaman tahunan secara rinci dapat dilihat pada lampiran.
D. Simpul Kritis
a. Koordinasi antara Direktorat
Tanaman Tahunan dan Penyegar, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten,
Puslit/Balit/Instansi terkait, dan
petugas lapang;
b. Pemilihan calon petani (responsif dan komitmen);
c. Pemilihan calon lokasi pada lokasi yang mudah dijangkau dan dimonitor oleh petugas, sehingga memudahkan
penyaluran benih dan sarana
prasarana produksi lainnya serta evaluasi kegiatan ;
d. Ketepatan benih dan sarana produksi lainnya yang disalurkan (tepat jenis, waktu, jumlah, mutu, tempat dan harga).
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
Proses pengadaan dan penyaluran
kegiatan Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Penetapan kelompok sasaran
berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Propinsi (TP Propinsi) atas usulan Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi
perkebunan atau Bupati/Walikota
Kepala Dinas Kabupaten yang
membidangi perkebunan (TP
Kabupaten);
B. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya yang terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
serta Pedoman Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua Barat mengacu pada Perpres No. 84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penata usahaan
Barang lingkup Satker Direktorat
Jenderal Perkebunan;
C. Kontrak pengadaan paket bantuan
diupayakan pada awal tahun 2016 dan paling lambat pada triwulan kedua tahun 2016;
D. Penyaluran paket bantuan kepada petani diupayakan pada awal tahun 2016 untuk daerah yang memungkinkan dan atau menjelang awal musim penghujan tahun 2016 dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secara
berkesinambungan, sehingga mampu
mengembangkan usahanya secara
mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan pembinaan lanjutan yang bersumber dari dana APBD dan atau masyarakat.
Agar pelaksanaan kegiatan ini
memenuhi kaedah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang baik dan bersih, maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: 1. Mentaati ketentuan peraturan dan
perundangan;
2. Membebaskan diri dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);
3. Menjunjung tinggi keterbukaan
informasi, transformasi dan
demokratisasi;
4. Memenuhi asas akuntabilitas.
B. Pengendalian
Pengendalian kegiatan Perluasan
Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan
dalam pelaksanaan. Oleh karena itu
pengendalian dilakukan sejak dari
perencanaan hingga pelaksanaan
C. Pengawalan dan Pendampingan
Pengawalan dan pendampingan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, sehingga bantuan benar- benar dapat dirasakan oleh
masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraannya.
Pengawalan dan pendampingan
dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Perkebunan dan Dinas
Propinsi/Kabupaten/Kota yang
membidangi perkebunan dan instansi terkait.
VI. MONITORING, EVALUASI dan PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
mengacu kepada Peraturan Menteri
Pertanian Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2012, tanggal 3 Oktober 2012 tentang Pedoman monitoring dan evaluasi standar operasional prosedur di lingkungan Kementerian Pertanian.
Dinas yang membidangi perkebunan
kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan, yang
secara berjenjang dilaporkan kepada
Direktorat Jenderal Perkebunan cq
Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar, dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Jenis Pelaporan
a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi:
1) Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;
2) Perkembangan kelompok sasaran
dalam pengelolaan kegiatan
lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;
3) Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi;
4) Format laporan menggunakan
b. Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan
dengan materi meliputi: nama
petani/kelompok tani, desa/
kecamatan/kabupaten, luas areal
(target dan realisasi), waktu
pelaksanaan, perkembangan,
kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah.
c. Laporan akhir kegiatan yang
menyangkut seluruh pelaksanaan
kegiatan ini.
B. Waktu penyampaian laporan:
a. Laporan monitoring dan evaluasi dibuat per bulan dengan ketentuan:
1) Pelaporan dinas yang
membidangi perkebunan
kabupaten/kota ditujukan kepada
provinsi, disampaikan paling
lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
2) Pelaporan dinas yang
membidangi perkebunan provinsi
ditujukan kepada Direktorat
Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.
b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat
Direktorat Tanaman Tahunan d a n
P e n y e g a r Direktorat Jenderal
Perkebunan, disampaikan paling
lambat setiap tanggal 5 bulan
laporan;
c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan d a n
P e n y e g a r Direktorat Jenderal
Perkebunan, disampaikan paling
VII. PEMBIAYAAN
Kegiatan Perluasan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Lahan Kering Tahun 2016 bersumber dari APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tugas
Pembantuan (TP) Provinsi atau
VIII. PENUTUP
Pedoman teknis ini disusun sebagai salah satu acuan penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman tahunan dan penyegar, baik tingkat pusat, provinsi dan kabupaten serta pihak-pihak terkait lainnya dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan pelaporan.
Dalam rangka lebih memberikan
kejelasan penyelenggaraan
pelaksanaannya agar tertib teknis dan
administrasi sesuai ketentuan yang
berlaku dan mampu mencapai hasil sesuai yang diharapkan, maka Tingkat
Provinsi menerbitkan Petunjuk
Pelaksanaan dan Tingkat Kabupaten/Kota menerbitkan Petunjuk Teknis.
Kesamaan tekad dan kerjasama pihak-pihak terkait di semua tingkatan sangat
diharapkan dalam mewujudkan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan
pengembangan tanaman tahunan . Jakarta, Maret 2016
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan) Tanaman Karet Tahun 2016 N
O PROVINSI KABUPATEN
PERLUASAN
VOL SAT
1 ACEH 1 Nagan Raya 200 Ha
2 KALIMANTAN BARAT 2 Sintang 350 Ha
3 PAPUA 3 Merauke 150 Ha
Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Pengembangan
(Perluasan) Tanaman Kelapa Tahun 2016 NO PROVINSI KABUPATEN PERLUASAN
VOL SAT
SULTENG Kota Palu 100 Ha
SULTRA Buton 200 Ha Konawe Utara 100 Ha Muna 200 Ha Kolaka Timur 239 Ha NTB Sumbawa Barat 300 Ha Bima 300 Ha NTT Belu 200 Ha
Timor Tengah Utara 300 Ha
Alor 500 Ha
Lembata 300 Ha
PAPUA Nabire 100 Ha
Supiori 100 Ha
Mimika 100 Ha
MALUT Pulau Morotai 300 Ha
GORONTALO 48 Gorontalo 100 Ha
49 Boalemo 100 Ha
50 Pahuawato 300 Ha
51 Gorntalo Utara 300 Ha
KALIMANTAN BARAT 52 Sambas 100 Ha
Lampiran 3. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan) Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN PERLUASAN VOL SAT
1 KALBAR 1 Sambas 400 Ha
2 Kapuas Hulu 400 Ha
2 SULTENG 3 Morowali 500 Ha
3 PAPUA BARAT 4 Manokwari 120 Ha
JUMLAH 1.420 Ha
Lampiran 4. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan) Tanaman Kemiri Sunan Tahun 2016
N O PROVINSI KABUPATEN PERLUASAN VOL SAT 1 JABAR 1 Garut 50 Ha 2 SULSEL 2 Pangkajene Kepulauan 30 HA 3 NTT 3 Belu 70 Ha JUMLAH 150 Ha
Lampiran 5. Lokasi Kegiatan Pengembangan (Perluasan) Tanaman Jambu Mete Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN PERLUASAN VOL SAT
1 SULTRA 1 Muna 150 Ha 2 Muna Barat 100 Ha 3 Wakatobi 200 Ha 4 Buton Utara 200 Ha 2 NTB 5 Lombok Barat 200 Ha 3 NTT 6 Belu 300 Ha 7 Alor 350 Ha 8 Flores Timur 300 Ha 9 Ende 300 Ha 10 Sumba Timur 250 Ha 11 Malaka 300 Ha JUMLAH 2.650 Ha
Lampiran 6. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Sagu Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN PERLUASAN VOL SAT
1 RIAU 1 Kep. Meranti 300 Ha
JUMLAH 300 Ha
Lampiran 7. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Kakao Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN LUAS
(HA)
Perluasan Tanaman Kakao 1,500
1 BANTEN 1 Lebak 100
2 KALSEL 2 Tanah Bumbu 100
3 Kota Baru 100
3 KALBAR 4 Sanggau 100
4 NTT 5 Ende 100
6 Alor 100
5 SULUT 7 Bolaang Mongondow 100
6 GORONTALO 8 Pohuwato 100
9 Boalemo 200
10 Gorontalo Utara 200
7 PAPUA 11 Keerom 50
Lampiran 8. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Luas total : ……… ha
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM PROSES DALAM SUDAH KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 I. 1. 2. UMUM Persiapan :
a. Penyusunan Juklak / Juknis b. Sosialisasi ke Lokasi
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan Monev ke kabupaten/kelompok tani. b. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat
- Laporan Triwulan - ran Akhir
3.
4.
5. 6.
Persiapan :
a. Penetapan Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten b. Penyusunan Juklak/juknis c. Sosialisasi Kegiatan d. Identifikasi CP/CL Pelaksanaan Pengadaan: a. Pengumuman b. Aanwizing c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)
Pengawalan dan Monev Pelaporan
II. PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kegiatan:
a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender)
b. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
III. REKAPITULASI CP/CL Nama
Kelompok Tani Kecamatan Desa
Jumlah Anggota (KK)
Luas
(Ha) Keterangan
IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih / Penangkar : ... - Asal benih : ... - Klon : ...
- Pemesanan : ...batang, pada tanggal... - Benih diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
- Jarak tanam : ...m x ...m, populasi dalam 1 Ha : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
V. PERMASALAHAN
VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
Lampiran 9. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Luas total : ……… ha
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM PROSES DALAM SUDAH KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 I. 1. 2. UMUM Persiapan :
a. Penyusunan Juklak / Juknis b. Sosialisasi ke Lokasi
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan b. Monev ke kabupaten/kelompok tani. c. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat
- Laporan Triwulan - Laporan Akhir
3.
4.
5. 6.
Persiapan :
a. Penetapan Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten d. Penyusunan Juklak/juknis e. Sosialisasi Kegiatan f. Identifikasi CP/CL Pelaksanaan Pengadaan: a. Pengumuman b. Aanwizing c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)
Pengawalan dan Monev Pelaporan
II. PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kegiatan:
a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender)
b. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
III. REKAPITULASI CP/CL Nama
Kelompok Tani Kecamatan Desa
Jumlah Anggota (KK)
Luas
(Ha) Keterangan
IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih / Penangkar : ... - Asal benih : ... - Klon : ...
- Pemesanan : ...batang, pada tanggal... - Benih diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
- Jarak tanam : ...m x ...m, populasi dalam 1 Ha : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
V. PERMASALAHAN
VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
Lampiran 10. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Luas total : ……… ha
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM PROSES DALAM SUDAH KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 I. 1. 2. UMUM Persiapan :
c. Penyusunan Juklak / Juknis d. Sosialisasi ke Lokasi
Pelaksanaan :
d. Mengadakan Pengawalan dan e. Monev ke kabupaten/kelompok tani. f. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat
- Laporan Triwulan - Laporan Akhir
3.
4.
5. 6.
Persiapan :
a. Penetapan Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten d. Penyusunan Juklak/juknis g. Sosialisasi Kegiatan h. Identifikasi CP/CL Pelaksanaan Pengadaan: a. Pengumuman b. Aanwizing c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)
Pengawalan dan Monev Pelaporan
II. PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kegiatan:
c. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender)
d. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
IV. REKAPITULASI CP/CL Nama
Kelompok Tani Kecamatan Desa
Jumlah Anggota (KK)
Luas
(Ha) Keterangan
IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih / Penangkar : ... - Asal benih : ... - Klon : ...
- Pemesanan : ...batang, pada tanggal... - Benih diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
- Jarak tanam : ...m x ...m, populasi dalam 1 Ha : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
VII. PERMASALAHAN
VIII. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
Lampiran 11. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
Jumlah Kelompok Tani :
Luas total : ……… ha
TA/TT : 2016
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM PROSES DALAM
SUDAH/ SELESAI (Tgl/Bln/Thn) KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 I. 1. 2. PROVINSI Persiapan :
a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan b. Sosialisasi ke Kabupaten
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan b. Monev ke kabupaten/kelompok tani. c. Menyusun laporan dan mengirim ke
Pusat
II. 1. 2. 3. 4. - Laporan Akhir KABUPATEN Persiapan :
a. Penetapan Tim Teknis Kabupaten b. Penyusunan Petunjuk Teknis c. Rekapitulasi CP/CL (terlampir) Jadwal Pelaksanaan: a. SK Bupati/Kadisbun b. Pengumuman c. Aanwizing d. Evaluasi Penawaran e. Penetapan Pemenang
Nomor dan Tanggal
a. SPK
b. Kontrak (Rp)
Pelaksanaan :
a. Pengawalan dan Monev
b. Menyusun Laporan dan mengirim ke Pusat melalui Provinsi
III. 1.
KELOMPOK TANI SASARAN
Pelaksanaan :
e. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender)
2. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
IV. REKAPITULASI CP/CL Nama
Kelompok Tani Desa Kecamatan
Jumlah Anggota (KK)
Luas
V. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih / Penangkar : ...
- Asal benih : ... - Klon : ...
- Pemesanan : ...batang, pada tanggal... - Benih diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Jarak tanam : ...m x ...m, dalam 1 Ha ditanam : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
VI. PERMASALAHAN
IX. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
Lampiran 12. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Jambu Mete Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
Jumlah Kelompok Tani :
Luas total : ……… ha
TA/TT : 2016
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM PROSES DALAM
SUDAH/ SELESAI (Tgl/Bln/Thn) KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 I. 1. 2. PROVINSI Persiapan :
a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan b. Sosialisasi ke Kabupaten
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan b. Monev ke kabupaten/kelompok tani. c. Menyusun laporan dan mengirim ke
Pusat
II. 1. 2. 3. 4. - Laporan Akhir KABUPATEN Persiapan :
a. Penetapan Tim Teknis Kabupaten b. Penyusunan Petunjuk Teknis c. Rekapitulasi CP/CL (terlampir) Jadwal Pelaksanaan: a. SK Bupati/Kadisbun b. Pengumuman c. Aanwizing d. Evaluasi Penawaran e. Penetapan Pemenang
Nomor dan Tanggal
a. SPK
b. Kontrak (Rp)
Pelaksanaan :
a. Pengawalan dan Monev
b. Menyusun Laporan dan mengirim ke Pusat melalui Provinsi
III. 1.
KELOMPOK TANI SASARAN
Pelaksanaan :
a. Menerima Bibit dari pihak II (Pemenang tender)
b. Melaksanakan penaman bibit ke lapangan
IV. REKAPITULASI CP/CL Nama
Kelompok Tani Desa Kecamatan
Jumlah Anggota (KK)
Luas
V. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih / Penangkar : ... - Asal benih : ... - Klon : ...
- Pemesanan : ...batang, pada tanggal... - Bibit diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Jarak tanam : ...m x ...m, dalam 1 Ha ditanam : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
VI. PERMASALAHAN
VII. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
Lampiran 13. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Sagu Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
Jumlah Kelompok Tani :
Luas total : ……… ha
TA/TT : 2016
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM PROSES DALAM
SUDAH/ SELESAI (Tgl/Bln/Thn) KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 I. 1. 2. PROVINSI Persiapan :
a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan b. Sosialisasi ke Kabupaten
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan b. Monev ke kabupaten/kelompok tani. c. Menyusun laporan dan mengirim ke
Pusat
II. 1. 2. 3. 4. - Laporan Akhir KABUPATEN Persiapan :
a. Penetapan Tim Teknis Kabupaten b. Penyusunan Petunjuk Teknis c. Rekapitulasi CP/CL (terlampir) Jadwal Pelaksanaan: a. SK Bupati/Kadisbun b. Pengumuman c. Aanwizing d. Evaluasi Penawaran e. Penetapan Pemenang
Nomor dan Tanggal
a. SPK
b. Kontrak (Rp)
Pelaksanaan :
a. Pengawalan dan Monev
b. Menyusun Laporan dan mengirim ke Pusat melalui Provinsi
III. 1.
KELOMPOK TANI SASARAN
Pelaksanaan :
c. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender)
2. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
IV. REKAPITULASI CP/CL Nama
V. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN 1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
5. Sumber benih / Penangkar : ...
6. Asal benih : ... 7. Klon : ...
8. Pemesanan : ...batang, pada tanggal... 9. Benih diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Jarak tanam : ...m x ...m, dalam 1 Ha ditanam : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
VI.PERMASALAHAN
VII.SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
Lampiran 14. Form Laporan Kegiatan Pemberdayaan Pekebun
A. Laporan Perkembangan Pelatihan Pemberdayaan Dan Kelembagaan Petani Tanaman Tahunan dan Penyegar PROVINSI : KABUPATEN : NO PELATIHAN JENIS PESERTA NAMA KELOMPOK TANI PELATIHAN TEMPAT PELATIHAN TGL. FASDA NAMA PERMASALAHAN TINDAK UPAYA
LANJUT 1 2 3 4 5 6 7 8 9