a.
pengembangan sistem pusat pelayanan
Pengembangan 5 wilayah pelayanan (WP)
Pengembangan Pusat Kota, Sub Pusat Kota dan Pusat Lingkungan
b. pengembangan sistem transportasi
Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Darat Rencana Pengembangan Sistem Transportasi
Perkeretaapian.
c. pengembangan utilitas kota
Rencana jaringan sumber daya air;
Rencana pengembangan sistem jaringan air minum; Rencana pengembangan sistem pengelolaan air
limbah;
Rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan;
Rencana pengembangan sistem drainase; Rencana pengembangan jaringan energi listrik; Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi; Rencana pengembangan jaringan gas.
WILAYAH
PELAYANAN A
• PENGENDALIAN PERKEMBANGAN KEGIATAN PERDAGANGAN & JASA • REVITALISASI KAWASANSTASIUN BOGOR DAN SEKITARNYA • PEREMAJAAN KAWASAN PERMUKIMAN
WILAYAH
PELAYANAN B
• KEGIATAN PERDAGANGAN REGIONAL• HOTEL DAN SARANA
AKOMODASI
• RUMAH SAKIT REGIONAL • PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA • PERUMAHAN KEPADATAN RENDAH
WILAYAH
PELAYANAN C
• PENGEMBANGAN PASAR INDUK • PEMBANGUNAN SENTRA ELEKTRONIK • PENGEMBANGAN PERUMAHANWILAYAH
PELAYANAN D
• KEGIATAN PERDAGANGAN • KEGIATAN PERKANTORAN • KEGIATAN JASA AKOMODASI/ PERHOTELAN • WISATA KULINERWILAYAH
PELAYANAN A
• KEGIATAN PERDAGANGAN • KEGIATAN PERKANTORAN • KEGIATAN MEETING, INSENTIF, CONVENTION, EXIBHITION (MICE) • PENGEMBANGAN TERMINAL AGRIBISNIS • PERUMAHAN KEPADATAN RENDAH1)
Penetapan fungsi jalan dalam
sistem jaringan jalan;
2)
Peningkatan akses melalui
pembangunan jalan baru;
3)
Peningkatan kapasitas jalan
eksisting;
4) Penyediaan jalur khusus
kendaraan tidak bermotor.
1. Penataan Stasiun Kota Bogor dan kawasan
disekitarnya;
2. Pembangunan Stoplet dan terminal terpadu di
Sukaresmi;
3. Optimalisasi Terminal Baranangsiang sebelum
terminal baru terbangun;
4. Pembangunan Terminal Type A di Tanah Baru;
5. Pemanfaatan terminal penumpang di wilayah
1. Meningkatkan manajemen angkutan umum baik angkutan
kota dan angkutan massal berbasis jalan maupun rel;
Menata sistem angkutan kota
Pembagian shift , rerouting angkutan umum
Mengembangkan angkutan massal (konversi angkutan
umum)
Dalam kota : Trans Pakuan, feeder Trans Pakuan
Antar kota : kereta api, feeder busway
Pengembangan sarana & prasarana pendukung angkutan
umum massal
(halte, sarana parkir, pengembangan jalur bis)
Penataan pelayanan angkutan paratransit
2. Mengembangkan angkutan umum yang ramah lingkungan
• Penggunaan Bahan Bakar Gas untuk angkutan umum
1) Rencana pengembangan prasarana dan sarana pejalan kaki
sebagai berikut :
A. Pembangunan prasarana dan sarana pejalan kaki di:
a. Jalan-jalan arteri dan kolektor
b. Jalan-jalan lokal di kawasan komersial dan kawasan perumahan
kepadatan tinggi
c. Lokasi dengan tingkat mobilitas tinggi seperti stasiun, terminal,
sekolah, rumah sakit, dan sarana ibadah
d. Lokasi menuju dan dari halte angkutan umum
B. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana pejalan kaki yang ada
C. Pembangunan prasarana dan sarana pejalan kaki mengikuti
ketentuan teknis yang ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek
kenyamanan, keamanan dan keselamatan
2) Desain prasarana dan sarana pejalan kaki harus mengakomodir
kepentingan kaum difabel
AIR BERSIH
1. Sumber air bersih sistem perpipaan (total cadangan 4606 l/detik)
Mata air Tangkil (120 l/detik), Mata Air Bantar Kambing (143 l/detik) , Mata Air Kota Batu (53 l/detik), Mata Air Palasari (90 l/det)
Sungai Cisadane (IPA Dekeng 2400 l/detik, IPA Bubulak 600 l/ detik) dan (IPA Cipaku 600 l/det), Ciliwung (IPA Katulampa 600 l/detik)
2. Penurunan tingkat kehilangan air dari 33% menjadi 20%
3. Pengembangan sistem non perpipaan pada wilayah yang tidak dilayani PDAM dengan memanfaatkan sumber mata air dan sumur dalam.
AIR LIMBAH
Mengoptimalkan IPLT yang telah ada di Tegal Gundil Kecamatan Bogor Utara Pembangunan instalasi pengelolaan limbah tinja (IPLT) di Kayu Manis.
PERSAMPAHAN
1. Optimalisasi TPA Galuga
2. Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) & Stasiun Peralihan Antara (SPA) Kayumanis
3. Operasionalisasi TPA terpadu Nambo
4. Pengelolaan sampah skala lingkungan berbasis komunitas dengan metode 3R
Kawasan Lindung:
Kawasan perlindungan setempat Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan cagar budaya & Iptek Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan Budidaya: Perumahan Industri Perdagangan jasa Militer PSU Pemerintahan Pariwisata Pertanian
Kawasan perlindungan setempat
,
Kawasan sempadan sungai meliputi sempadan sungai Ciliwung dan
Cisadane, sempadan anak sungai dan sempadan saluran yang melintas di wilayah Kota Bogor
Kawasan sempadan danau/situ
meliputi Situ Gede, Situ Leutik, Situ Anggalena, Danau Bogor Raya, dan Situ Panjang
Kawasan sekitar mata air
Kawasan pelestarian alam
meliputi
Hutan Kota CIFOR dan rencana
hutan kota di setiap wilayah
pelayanan
Kawasan perlindungan plasma nutfah
eks-situ
yakni Kebun Raya Bogor
Kawasan rawan bencana alam tanah
longsor
Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu
pengetahuan
Mempertahankan RTH Eksisting
• Mempertahankan RTH yang sudah ada seperti Kebun Raya Bogor, Hutan Cifor, Taman Kota, Taman lingkungan permukiman, RTH infrastruktur jalan, sempadan sungai, lapangan olahraga, TPU, dan Kebun-kebun penelitian.
Membangun RTH baru
: Membangun hutan kota di WP C, D dan E
Membangun taman kota di pusat kota & subpusat kota
Membangun taman lingkungan terutama di lingkungan permukiman padat. Menyediakan Taman Pemakaman Umum (TPU) seluas minimal 5 Ha di setiap
wilayah pelayanan
Membangun RTH Infrastruktur baru terutama jalur hijau jalan pada rencana jalan-jalan arteri dan kolektor
Pengadaan RTH publik dilakukan dengan upaya:
• Peremajaan dan revitalisasi kawasan di kawasan-kawasan padat atau lahan pemerintah taman lingkungan / kota
• Pembebasan lahan untuk RTH ( belanja lahan ) Land banking
• Pemanfaatan lahan pemerintah/ asset pemerintah yang tidak dimanfaatkan • Setiap pengembang baru menyediakan lahan untuk RTH (taman, TPU)
• Konsolidasi lahan dalam penyediaan RTH
1. Pengaturan kepadatan perumahan
diarahkan berdasarkan karakteristik
kawasan dan daya dukung lingkungan
2. Perumahan
kepadatan rendah
diarahkan ke WP E serta sebagian WP
B yaitu di kelurahan Situgede, Balumbangjaya, Margajaya, dan Bubulak
3. Perumahan
kepadatan sedang
diarahkan ke sebagian WP A, B dan D,
serta Wilayah Pelayanan C
4. Perumahan
kepadatan tinggi
diarahkan sebagai berikut:
a.
Penataan dan peremajaan kawasan
perumahan padat tidak
teratur di bantaran sungai melalui program perbaikan kampung
dan pengembangan perumahan vertikal
b. Pembangunan rumah vertikal
dengan KDB rendah diarahkan
untuk:
•
peremajaan kawasan
pusat kota dan kawasan perumahan
padat tidak teratur
•
permukiman padat
sekitar
koridor rel kereta api dan
sempadan sungai
•
pengembangan perumahan baru di
kawasan subpusat kota
Mengendalikan kegiatan industri
yang telah ada dari dampak pencemaran
dan lalu lintas;
Membatasi perkembangan industri pada lokasi industri yang ada
saat ini;
Mengarahkan
lokasi industri dan pergudangan di koridor Jalan Raya
Pemda di Wilayah Pelayanan D
;
Mempertahankan dan mengembangkan industri kecil
yang berkembang di
perumahan dengan syarat tidak menimbulkan dampak negatif;
Kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dan regional
• pengaturan
lokasi kegiatan
diarahkan di:
• pusat kota dengan konsep pengembangan blok kawasan terpadu. • pada koridor jalan arteri yaitu koridor Jalan Abdullah Bin Nuh, Jalan
Kemang-Kedunghalang (Jl. Sholeh Iskandar), Jalan Adnawijaya dan rencana R3.
• Khusus untuk skala pelayanan kota diarahkan pula di subpusat kota (pusat WP) Wilayah Pelayanan B, C, D dan E
• pengembangan kegiatan baru skala kota dan regional
diarahkan
pada lokasi sesuai peruntukan dengan perencanaan kawasan
yang
terintegrasi secara blok atau superblock
Kegiatan perdagangan dan jasa skala WP
pengaturan lokasi kegiatan diarahkan di: Jalan arteri sekunder dengan memperhatikan daya dukung lalu lintas lintas dan ketentuan teknis parkir
Jl. Gunung Batu (Jl.Ishak Djuarsa) dan Jl. Sindangbarang (Jalan Ibrahim Adjie)
sekitar Stoplet Sukaresmi yang terintegrasi dengan stasiun dalam bentuk blok komersial terpadu
1. Kegiatan perdagangan dan jasa tematik,
diarahkan
untuk berkembang pada wilayah pelayanan kota
sebagaimana direncanakan, yaitu:
Jasa akomodasi diarahkan pada WP B, D dan E
Jasa perkantoran diarahkan pada WP A dan D
Sentra otomotif diarahkan pada WP C dan E
Sentra elektronik diarahkan pada WP C
Kegiatan MICE diarahkan pada WP E
2. Mendorong pengembangan pasar tradisional
dengan kualitas pelayanan sama dengan pasar
modern di setiap Wilayah Pelayanan (WP)
dengan
jumlah dan hirarki pelayanan disesuaikan stándar
yang berlaku
3. Meningkatkan kualitas produk dan manajemen
pengelolaan pasar tradisional
sehingga mampu
Komponen Ruang WP A WP B WP C WP D WP E Fasilitas Pendidikan SMP, SMA Pendidikan Tinggi SD, SMP, SMA, SMK Pendidikan Tinggi SD, SMP, SMA Pendidikan Tinggi SMP, SMK Pendidikan Tinggi Merelokasi fasilitas pendidikan yang tidak mampu menyediakan prasarana, sarana dan parkir yang sesuai standar berlaku dan atau sudah tidak sesuai lokasi untuk kenyamanan kegiatan belajar
Fasilitas Kesehatan RS Puskesmas pembantu Puskesmas pembantu RS Puskesmas Puskesmas pembantu RS
Penambahan rumah sakit diutamakan pada jalan-jalan yang direncanakan untuk kegiatan jasa skala kota dan regional, dan harus memperhatikan jarak antar rumah sakit, kebutuhan semua golongan masyarakat, dan atau jenis spesialisasi pelayanan
Fasilitas Peribadatan Memperhatikan ketersediaan lahan yang layak dan memperhitungkan kebutuhan umat Fasilitas Olahraga &
Rekreasi
Skala WP Skala WP Skala WP Skala WP Skala kota/ regional
TPU
TPU – kel Situgede TPU – kel Kayumanis TPU – kel Cimahpar TPU – Kel katulampa, Mulyuaharja Taman
Skala Kota, skala WP, skala lingkungan
Taman merupakan ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, olah raga, dan fasilitas umum penunjang lainnya dengan minimal RTH 80% - 90%.
A. Kawasan pemerintahan yang direncanakan terdiri dari:
1.kantor pemerintah tingkat nasional, propinsi dan kota,
2.kantor atau balai/ lembaga penelitian skala nasional,
propinsi dan kota,
B. Penataan kawasan pemerintahan di pusat kota
C. Penambahan kawasan pemerintahan baru dapat diarahkan
ke Wilayah Pelayanan C,D, dan E
a.
Jenis kegiatan pariwisata
yang diunggulkan untuk dikembangkan
adalah
wisata IPTEK, heritage, wisata kuliner dan belanja, MICE
dan rekreasi ruang terbuka (outbound recreation)
b. Mengembangkan
wisata IPTEK dan heritage
di pusat kota
c. Menata
wisata kuliner dan belanja
di pusat kota (kawasan Bogor
lama) dan wilayah pelayanan E (kawasan Tajur)
d. Mengembangkan pariwisata
MICE dan EKOWISATA
di wilayah
pelayanan B dan E
a. mempertahankan pertanian lahan basah
sawah irigasi teknis
b. melarang pemberian ijin alih fungsi lahan
pertanian lahan basah sawah irigasi teknis
menjadi fungsi lain
c. mengendalikan kawasan pertanian lahan
kering dalam bentuk kebun penelitian dan
percobaan, kebun buah-buahan, serta
tanaman tahunan
• Mengendalikan Kawasan Militer Yang Ada
1. Kawasan Zeni di Jalan Sudirman
2. Kawasan Pusdik intel di Jalan Dr. Sumeru
3. Kawasan Brimob Kedung Halang di Jalan KS Tubun 4. Kawasan Paspamres di Jalan Lawang Gintung
5. Kawasan Ksatrian Garuda di Jalan Ibrahim Adjie (Gunung Batu) 6. Markas Korem Surya Kencana di Jalan Merdeka
7. Markas Polisi Militer di Jalan Sudirman
1. Memanfaatkan ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau, gedung-gedung
pertemuan, gedung olahraga dan bangunan lainnya yang memungkinkan sebagai
ruang evakuasi bencana pada daerah rawan bencana sebagai berikut:
a.
Kawasan rawan banjir
seperti Kawasan Pacilong Kelurahan Kebon
Pedes, Kampung Situ Asem Kelurahan Mekarwangi, Kampung Kramat
Kelurahan Tanah Baru, dan Kayumanis.
b.
Kawasan rawan longsor
di sepanjang Sungai Cisadane, Sungai Ciomas,
Saluran Cisadane-Empang, Saluran Cidepit, Sepanjang Sungai Ciliwung,
dan lokasi-lokasi yang memiliki kelerengan lebih dari 45%
c.
Kawasan rawan kebakaran
seperti perumahan tidak teratur
berkepadatan tinggi terutama di pusat kota.
2. Menyediakan jalur evakuasi bencana yang terjangkau oleh kendaraan roda empat
pada wilayah-wilayah rawan bencana yang menjamin keamanan dan keselamatan
pengungsi
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana
4. Menyediakan prasarana sarana penunjang proses evakuasi bencana
Menata kembali ruang terbuka non hijau yang telah mengalami degradasi
secara fungsi ataupun kualitas ruang
Mengoptimalkan pemanfaatan ruang terbuka non hijau untuk kegiatan
sosialisasi penduduk Kota Bogor
Membangun Ruang Terbuka Non Hijau baru di setiap Wilayah Pelayanan
dengan standar penyediaan luasan sesuai dengan kebutuhan dan standar
yang berlaku
Mengembangkan Ruang Terbuka Non Hijau di kawasan komersial,
perkantoran, dan perumahan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat
berinteraksi masyarakat
Menempatkan sektor informal
di lokasi
direncanakan
Menata kawasan
yang dimanfaatkan
untuk kegiatan sektor informal
Membatasi pemanfaatan ruang
terbuka publik
untuk kegiatan sektor
informal dengan pembatasan area dan
pengaturan waktu berdagang
Mengoptimalkan fungsi pasar
untuk
mengakomodir kebutuhan ruang
sektor informal
Mengintegrasikan kegiatan sektor
informal dengan sektor formal
Melibatkan
stakeholders dalam
menjaga fasilitas publik
agar tidak
digunakan untuk kegiatan sektor
informal
Mewajibkan
setiap pengembang
mengalokasikan ruang untuk kegiatan
sektor informal.
RENCANA ALOKASI RUANG KHUSUS PKL
Pasar Sukasari & Terminal Kuliner
Jalan Binamarga Kuliner
Terminal Merdeka Campuran
Muria Plaza (Jl. Mayor Oking)
Campuran
Blok Pkl Pasar Tu Kemang Sayuran
Optimalisasi Kios Pasar Kebon
Kembang, Pasar Bogor, Dan Jambu Dua
Sayuran
Eks Bioskop Presiden Theatre
Sayuran
Sentra Pkl Di Kawasan Perumahan
Sentra Pkl Di Ruko (Spasio Temporal)
Sentra Pkl Di Perkantoran, Tempat
Rekreasi, Dan Mall
• KAWASAN STRATEGIS
LINGKUNGAN
1. Kawasan Kebun Raya dan sekitarnya
2. Kaw. Situ Gede dan Hutan CIFOR 3. Sempadan Ciliwung, Cisadane
• KAWASAN STRATEGIS BUDAYA
1. Kawasan perdagangan lama di Pasar Bogor, Pecinan di Suryakencana dan Kampung Arab di Empang;
2. Kawasan Istana Batutulis dan sekitarnya
3. Kawasan Sempur Taman Kencana