• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS BAWANG MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS BAWANG MERAH"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS BAWANG MERAH dan GAP/SOP SAYUR (BAWANG MERAH)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan Harapan. Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan memegang bagian terpenting dari keseimbangan pangan yang dikonsumsi, sehingga harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik, aman konsumsi, harga yang terjangkau, serta dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Komoditas bawang merah mempunyai prospek yang cukup menjanjikan. Hampir dapat dipastikan seluruh keluarga di Indonesia merupakan konsumen bawang merah dalam berbagai bentuk, dengan demikian pertumbuhan jumlah penduduk akan sebanding dengan permintaan akan komoditas bawang merah. Dewasa ini makin banyak gerai makanan siap saji ditengah masyarakat.

(2)

Disamping berbagai jenis makanan wetan yang juga menggunakan bawang merah dalam formasi produknya.

Berdasarkan pemenuhan kebutuhan pasar nampak pula agribisnis bawang merah masih memiliki ruang gerak yang lebar. Produksi bawang merah saat ini belum bias mencukupi kebutuhan domestik/dalam negeri.

Sebagai contoh, daerah yang menghasilkan 30% dari total produk nasional (dengan areal panen 18.000 ha/th) ternyata di kota tersebut masih terdapat importer bawang merah yang mengambil barang dari Filipina dan thailand. Menurut importer tersebut bawang merah yang diimpor bukan hanya untuk kebutuhan benih tetapi juga konsumsi, hal inilah yang menjadi tantangan bagi kita.

Indonesia merupakan Negara agraris yang semestinya mampu memproduksi bawang merah lebih dari kondisi saat ini dan dengan kemampuan beragribisnis yang baik maka kita tidak lagi memerlukan impor bawang merah dari luar.

Dalam rangka peningkatan produksi bawang merah dan juga menekan impor komoditas bawang merah maka Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang menyelenggarakan pelatihan teknis agribisnis hortikultura komoditas bawang merah bagi aparatur yang bertugas di

(3)

sentra-sentra produksi bawang merah serta wilayah pengembangan komoditas bawang merah.

B. TUJUAN, SASARAN DAN KELUARAN 1. TUJUAN

Tujuan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Agribsinis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (Bawang Merah) adalah untuk memberikan acuan bagi penyelenggaraan pelatihan

2. SASARAN

Sasaran Petunjuk Teknis Pelaksanaan Agribsinis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (Bawang Merah) adalah Bidang Penyelenggaraan Pelatihan pada Balai Besar Pelatihan.

3. KELUARAN

Keluaran Petunjuk Teknis ini adalah terselenggaranya pelatihan Agribsinis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (Bawang Merah) yang berkualitas untuk peningkatan kapasitas kompetensi.

C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS;

(4)

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 15/Permentan/ OT.140/2/2007, tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja BBPP Lembang;

5. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 – 2014;

6. Peraturan Menteri Pertanian nomor: 49/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur.

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Lanjutan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian dan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Pasca Pendidikan dan Pelatihan Pertanian.

8. Surat Keputusan Kepala Badan SDM Pertanian Nomor: 20/Kpts/OT.130/3/2010, Tanggal 3 Maret 2010 tentang Pembagian Wilayah Unit Kerja UPT Pelatihan BPSDMP; 9. Surat Pengesahan Daftar Isian Penggunaan

Anggaran (DIPA) Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Tahun Anggaran 2012 Nomor : 0427/018-10.2.01/12/2011 tanggal 9 Desember 2011.

(5)

D. PENGERTIAN

Dalam petunjuk pelaksanaan pelatihan teknis agribinis ini, yang dimaksud dengan:

1. Pelatihan adalah diklat yang diselenggarakan dalam proses belajar-mengajar untuk meningkatkan kemampuan peserta pelatihan; 2. Pelatihan Teknis adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas peserta pelatihan;

3. Pelatihan Teknis Agribisnis adalah diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis bidang agribisnis komoditas tertentu, yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas Penyuluh Pertanian dan petugas pertanian lainnya; 4. Widyaiswaraadalah PNS yang diangkat sebagai

pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada lembaga diklat pemerintah;

5. Narasumber adalah pejabat atau seseorang yang karena kemampuan, keahlian atau

kedudukannya dapat meningkatkan

pencapaian tujuan pelatihan;

6. Praktisi adalah seseorang yang mengabdikan dirinya di bidang usaha/kegiatan tertentu sesuai dengan keahliannya dalam membantu pencapaian tujuan pelatihan;

(6)

7. Agribisnis adalah rangkaian usaha pertanian yang terdiri dari empat subsistem pertanian yaitu a) sub-sistem hulu, yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian; b) sub-sistem pertanian primer, yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan sub-sistem hulu; c) sub-sistem agribinis hilir, yaitu yang mengolah dan memasarkan komoditas pertanian; dan d) sub-sistem penunjang, yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain: permodalan, teknologi, dll;

8. Materi Pelatihan adalah bahan ajar yang akan disampaikan widyaiswara/narasumber kepada peserta diklat dalam bentuk modul dan naskah yang berkaitan dengan tujuan pelatihan.

9. Mata Pelatihan adalah kumpulan dari materi-materi pelatihan yang berasal dari satu rumpun kompetensi kerja;

10. Penyuluh Pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan .

11. Penyuluh Pertanian PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian;

(7)

12. Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) selanjutnya disebut THL Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian selama kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian;

13. Monitoring adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memastikan ketepatan pendayagunaan sumberdaya pelatihan serta pelaksanaan kegiatan pelatihan pertanian sesuai dengan jadwal kerja dan hasil yang akan dicapai (target) serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan bila terjadi penyimpangan dalam proses pelaksanaan pelatihan yang sedang berjalan;

14. Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan dampak dari suatu kegiatan pelatihan pertanian sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi dilakukan secara sistematik dan objektif dengan menggunakan instrumen dan alat ukur yang tepat dan jelas untuk menilai, merumuskan perbaikan dalam rangka pengembangan program pelatihan, baik sebelum, sedang, dan sesudah pelatihan pertanian berlangsung; 15. Evaluasi Pasca pelatihan adalah evaluasi yang

dilaksanakan untuk mengetahui tingkat manfaat pelatihan dan perubahan kinerja

(8)

purnawidya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya;

16. Praktik Lapangan adalah kegiatan nyata di lapangan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan tentang teknonologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi dan kelestarian lingkungan yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pelatihan;

(9)

BAB II

PENYELENGGARAAN DIKLAT

A. PERSIAPAN

Untuk menjamin kualitas pelatihan, maka penyelenggaraan melakukan persiapan pelatihan yang meliputi:

1. Panduan Penyelenggaraan (dilengkapi dengan pola, RPD/GBPP/SAP);

2. Penetapan pengelola diklat, fasilitator dan peserta;

3. Penyusunan bahan ajar; 4. Penetapan jadwal pelatihan; 5. Penetapan sistem evaluasi; 6. Penyiapan blanko STTPP. B. PELAKSANAAN

1. WAKTU DAN TEMPAT

Pelatihan Teknis Agribisnis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (Bawang Merah) akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, atau 56 Jam Pelatihan @ 45 menit.

2. MATERI, METODE DAN POLA

Diklat Teknis Agribsinis Bawang Merah dan

GAP/SOP Sayur (Bawang Merah)

dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang

(10)

A. MATERI DIKLAT

Mata Diklat terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok penunjang

NO MATERI JP

A. KELOMPOK DASAR 1. Kebijakan Program Pengembangan

Tanaman Sayuran 2 2. Budaya Kerja 2 B. KELOMPOK INTI 1 Perbenihan 10 2 Teknologi Budidaya 12 a. Pengolahan Tanah

b. Pemupukan dan Pengairan c. Pengendalian Hama, Penyakit dan

Gulma 3 Panen 9 a. Waktu Panen b. Cara Panen c. Grading d. Penyimpanan e. Pengemasan f. Pengeringan 4. Pengolahan Hasil 6 5. Book Keeping 3 a. Manajemen Lapangan 6. Pemasaran 3

a. Analisis Preferensi Pasar b. Market Intelligent

c. Teknik dan Manajemen Promosi d. Transportasi

(11)

7. Analisa Usahatani 4 a. Perhitungan Input dan Output

b. Perhitungan B/C Ratio c. Analisa Break Event Point

8. Permodalan dan Investasi 3 a. Penyusunan Proposal Usaha

b. Akses Pembiayaan&Permodalan C KELOMPOK PENUNJUANG

1. Kewirausahaan 1

2. Rencana Implementasi 1

56

B. METODE dan POLA PELATIHAN a. Metode

Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan pendidikan orang dewasa (andragogi), semua proses berlatih melatih dilakukan secara partisipatif dengan menggabungkan berbagai metode, antara lain:

• Diskusi • Ceramah • Tanya Jawab • Ungkapan pengalaman • Penugasan • Praktek

(12)

b. Pola

Pola Pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut :

No. Proses Hari ke

0 1 2 3 4 5 6 7 1 Registrasi 2 Pembukaan 3 Klasikal 5 Kunjungan Lap. 6 Pembulatan 7 Evaluasi 8 RTL 9 Penutupan C. PERSYARATAN A. FASILITATOR

1. Fasilitator kegiatan pelatihan terdiri dari fasilitator utama, yaitu widyaiswara dan fasilitator lainnya, seperti: pakar, praktisi dan narasumber;

2. Penetapan fasilitator didasarkan pada: a. Pengalaman dan penguasaan materi

pelatihan;

b. Kemampuan menyusun dan

menggunakan bahan ajar;

c. Penguasaan metodologi yang relevan dengan materi yang akan dilatihkan;

(13)

d. Fasilitator utama diwajibkan menyusun Garis Besar Pelaksanaan Pelatihan (GBPP/SAP/RPP);

e. Fasilitator lainnya diwajibkan menyiapkan materi pembelajaran dan membuat satuan acara pembelajaran (SAP);

f. Kemampuan menilai hasil berlatih peserta;

g. Memiliki rasa pengabdian dan tanggungjawab

B. PESERTA a. ASAL

Peserta Diklat Agribsinis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (Bawang Merah) berasal dari 5 provinsi, yaitu : Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Banten dan Maluku.

b. PERSYARATAN

Persyaratan untuk Diklat Teknis Agribsinis Bawang Merah adalah sebagai berikut:

Persyaratan Peserta untuk Aparatur, adalah :

a. Peserta Penyuluh Pertanian yang membina petani Bawang Merah di

(14)

daerah sentra pengembangan Bawang Merah.

b. Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir;

c. Membawa pas photo terbaru berlatar belakang merah, ukuran 4 X 6 cm serta 3 X 4 cm masing-masing 1 lembar

d. Ditugaskan/diusulkan oleh pimpinan Dinas/Badan Intansi lingkup Pertanian dan membawa surat tugas dari atasan langsung/pejabat yang berwenang;

e. Sehat jasmani dan rohani;

f. Mentaati seluruh ketentuan yang berlaku sesuai dengan Tata Tertib yang berlaku;

g. Sanggup mengikuti diklat dari awal hingga akhir.

Persyaratan Peserta untuk Non Aparatur, adalah :

a. Petani Bawang Merah di daerah sentra pengembangan Bawang Merah;

b. Belum pernah mengikuti diklat sejenis;

c. Diusulkan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian/Dinas

(15)

Pertanian dengan membawa surat tugas dari atasan langsung/pejabat yang berwenang;

d. Sanggup mengikuti Diklat dari awal hingga akhir ;

e. Sehat jasmani dan rohani (membawa surat keterangan sehat dari dokter), untuk peserta wanita tidak dalam keadaan hamil tua;

f. Selama kegiatan berlangsung peserta diwajibkan menggunakan pakaian rapih dan menggunakan pakaian batik pada acara pembukaan dan penutupan diklat.

g. Membawa pas photo terbaru berlatar belakang merah, ukuran 4 x 6 cm serta 3 x 4 cm masing-masing 1 lembar;

h. Peserta sudah hadir tepat pada waktunya;

i. Mentaati seluruh ketentuan yang berlaku sesuai dengan tata tertib yang berlaku;

D. PEMBINAAN

Pembinaan terhadap penyelenggaraan Diklat Teknis Agribisnis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (Bawang Merah) secara fungsional dilakukan oleh Badan

(16)

Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, c.q Pusat Pelatihan Pertanian. Pembinaan dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan diklat.

E. PEMBIAYAAN

Biaya penyelenggaraan Diklat Teknis Agribisnis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (Bawang Merah), dibebankan kepada DIPA BBPP Lembang TA.2012

(17)

BAB III

MONOTORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN

A. MONITORING

Kegiatan monitoring pelatihan dilaksanakan secara periodic dari persiapan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan pelatihan oleh Balai Besar Pelatihan (BBPP) Lembang.

Monitoring kegiatan adalah Daily Mood dan Kesesuaian Tempat Praktek.

1. Daily Mood

Evaluasi Daily Mood dilaksanakan setiap hari, dimana setiap peserta wajib memasukan satu koin kedalam kotak daily mood yang telah disediakan sesuai dengan suasana hati

sebelum proses pembelajaran

(Gembira/Biasa/Sedih).Lampiran 1 2. KesesuaianTempatPraktek

Monitoring kesesuaian tempat praktek lapang dilaksanakan setelah kegiatan praktek lapang berlangsung, setiap peserta mengisi blanko yang telah disediakan.

(18)

B. EVALUASI PESERTA 1. Penguasaan Materi

Aspek pengetahuan dan keterampilan peserta mempunyai bobot 60% terdiri dari:

a. Pemahaman teoritis; b. Unjuk kerja;

c. Daya analisa dan sintesa; d. Pemecahan masalah; e. Pengambilan keputusan;

f. Bahan serahan/hand out (pembuktian). Evaluasi ini dilaksanakan sebelum dan sesudah materi pembelajaran disampaikan, yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi setiap peserta sebelum dan sesudah mengikuti Diklat.

2. Sikap dan Perilaku

Setiap fasilitator yang memberikan materi pembelajaran, akan menilai sikap dan perilaku peserta melalui beberapa aspek, antara lain; a.Displin,

b.Motivasi, c.Kepemimpinan, d.Kerjasama dan e. Prakarsa.

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauhmana peserta dapat mengaplikasikan materi pembelajaran yang telah disampaikan baik secara klasikal

(19)

maupun praktek lapangan. Dalam pelaksanaannya, fasilitator akan memberikan nilai secara objektif terhadap setiap peserta sesuai skala yang telah ditentukan dan tercantum pada lembar evaluasi.

C. EVALUASI FASILITAROR

Aspek yang di evaluasiadalah :

a. Penguasaan Materi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap);

b. Penguasaan Metode (Kemampuan

Menyajikan dan menjawab, komunikasi, nada dan suara, kerjasama);

c. Kemampuan menggunakan alat bantu (penggunaan sarana pembelajaran);

d. Penegakan disiplin (kehadiran, kerapihan berpakaian, sikap dan prilaku);

e. Pencapaian tujuan pembelajaran (relevansi materi dengan tujuan pembelajaran)

Hasil penilaian disampaikan kepada setiap fasilitator sebagai masukan bagi yang bersangkutan untuk peningkatan kualitas masing-masing fasilitator. Lampiran 3.

(20)

D. EVALUASI PENYELENGGARAAN

Pelayanan prima merupakan syarat mutlak bagi kesuksesan penyelenggaraan Diklat yang tergambar melalui tungkat kepuasan peserta Diklat terhadap berbagai fasilitasi yang diberikan pihak panitia penyelenggara. Oleh karena itu, berbagai saran dan masukan dari peserta menjadi hal yang mutlak diperoleh panitia dalam upaya peningkatan pelayanan bagi setiap peserta Diklat, melalui penilaian secara objektif terhadap berbagai aspek, antara lain; kepanitiaan, saran prasarana, kualitas pengajaran, akomodasi dan konsumsi dengan memberikan nilai pada kolom yang telah disediakan sesuai skala penilaian yang telah ditentukan.

E. PELAPORAN

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang selaku penyelenggara wajib mengirimkan laporan pelaksanaan pelatihan kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q. Pusat Pelatihan Pertanian selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah pelatihan berakhir.

(21)

F. SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Peserta yang telah mengikuti Pelatihan Teknis Agribisnis BawangMerahdan GAP/SOP Sayur (BawangMerah) serta telah menyelesaikan keseluruhan proses belajar mengajar dengan baik, kepada Penyuluh Pertanian PNSdanPetani diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).

a. MEKANISME

Satu minggu sebelum pelatihan berakhir, penyelenggara menyampaikan rekapitulasi biodata kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian c.q. Kepala Pusat Pelatihan Pertanian untuk memperoleh STTPP.

Sehari sebelum diklat berakhir bagian penyelenggaraan diklat membuat STTPP untuk peserta Non Aparatur (petani).

b. PENANDATANGANAN

Penandatanganan STTPP Teknis Agribisnis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (BawangMerah), ditandatangani oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian dan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

(22)

Manusia Pertanian selaku penanggungjawab program dan oleh Kepala BBPP Lembang selaku penanggungjawab pelatihan.

Penandatanganan STTPP Agribisnis Bawang Merah dan GAP/SOP Sayur (Bawang Merah) bagi Non Aparatur ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari data analisis aktivitas guru dan siswa pada siklus I pada pertemuan pertama, terdapat beberapa kelemahan yang diantaranya : guru kurang menguasai kelas

Gambar 3.227 Sequence Diagram untuk Method SaveBtn_Click(sender, e) untuk Enter Primary Application Form Information.. Gambar 3.228 Sequence Diagram untuk Enter Secondary

Pada saat penelitian uji bioakumulasi merkuri pada genera Bacillus juga dilakukan uji viabilitas terhadap isolat genera Bacillus S1, SS19, DA11 yang diisolasi dari

Muslim) di satu sisi dengan penduduk setempat (asli Bali) di Dusun Wanasari terutama berkenaan dengan urusan bisnis/perdagangan, dan urusan keamanan terutama

Dasar masuknya perjanjian leasing di Indonesia adalah asas kebebasan berkontrak sebagaimana tersirat dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH. Pengaturan yang ada selama ini

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kepemimpinan transformasional

Dengan melihat latar belakang penelitian tersebut, selanjutnya dapat diidentifikasi masalah penelitian bahwa ternyata usaha untuk menciptakan suasana tempat dan

Yang terbaik adalah orang tua tetap memilihkan situs yang cocok untuk mereka kunjungi dan tidak membiarkan sang anak untuk keluar dari situs tersebut ketika masih menggunakan