• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SIDANG UNCITRAL TENTANG THE LAW OF SECURED TRANSACTIONS DESEMBER 2007, VIENNA AUSTRIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN SIDANG UNCITRAL TENTANG THE LAW OF SECURED TRANSACTIONS DESEMBER 2007, VIENNA AUSTRIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 44 Volume 5, Nomor 3, Desember 2007

LAPORAN SIDANG UNCITRAL

TENTANG THE LAW OF SECURED TRANSACTIONS 10 - 14 DESEMBER 2007, VIENNA AUSTRIA

1. Sekilas tentang The Law of

Secured Transactions

Saat ini pengaturan terkait secured transaction yang sudah diatur oleh beberapa negara yang sudah memiliki Secured Transaction Law berbeda-beda. Misalnya pengaturan tentang cakupan aset, beberapa negara dalam UU-nya memasukkan seluruh aset baik aset bergerak maupun tidak bergerak sebagai objek yang dapat dibebani dengan security right. Sementara itu beberapa negara lainnya membatasi, yakni hanya mencakup benda-benda bergerak saja (movable property). Di Amerika Serikat misalnya, pengaturan tentang secured transaction diatur dalam artikel 9 Uniform Commercial Code (UCC), yang cakupannya hanya meliputi benda-benda bergerak

(movable property), intangible

property dan benda-benda yang melekat pada bangunan (fixtures) saja.

Begitu juga apabila dilihat dari pembentukannya, masing-masing negara berbeda; ada negara yang hanya mengenal security right yang

diciptakan oleh perjanjian para pihak (created by agreement), namun ada juga negara yang mengakui kelahiran security right-nya berdasarkan proses perundang-undangan (by law or judicial process), bahkan ada juga negara yang mengakui kedua-duanya. Dengan melihat beragamnya pengaturan tentang secured transaction law di berbagai negara tersebut, maka UNCITRAL Legislative Guide on Secured Transaction (Guide) ini telah diusahakan agar lebih luas, lebih efisien dan lebih efektif, meskipun dalam beberapa hal tetap dilakukan pengecualian. Hal ini sejalan dengan tujuan utama dari penciptaan instrumen ini yaitu agar dapat membuka peluang sebesar-besarnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu bagi debitur dapat memaksimalkan kepemilikan asetnya untuk memperoleh akses kredit/pendanaan dari kreditur, sedangkan bagi kreditur adanya keleluasaan untuk dapat menyalurkan dananya dengan mendapatkan jaminan (security right) yang sebesar-besarnya dan seaman-amannya pula.

(2)

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 45 Volume 5, Nomor 3, Desember 2007 Oleh karena itu maka dalam guide ini,

pada prinsipnya seluruh jenis aset harus dapat menjadi objek security right, meskipun fokus utama adalah tetap berupa aset komersial utama (core commercial asset) seperti persediaan dan peralatan usaha (inventory and equipment). Aset lainnya yang tidak tergolong core commercial asset seperti hak milik intelektual, contractual non-monetary claim, negotiable instrument dan negotiable document tetap dapat juga menjadi objek security right, sepanjang hal tersebut dapat dijamin sejalan dengan pengaturan hukum nasionalnya.

Sedangkan benda tetap seperti tanah (immovable property), mengingat rejim hukumnya berbeda dan hal tersebut telah diatur dalam rejim hukum tersendiri serta merupakan subjek dari sistem pendaftaran hak yang khusus, maka dalam guide ini aset sejenis ini tidak termasuk dalam cakupan objek yang dapat dibebani dengan security right.

Dengan demikian maka dalam guide ini, rejim secured transaction yang dianut adalah mencakup seluruh benda-benda bergerak (movable property), baik aset yang telah ada saat ini maupun yang timbul kemudian, baik berupa aset nyata

maupun tidak nyata (tangible and intangible assets).

Beberapa pengecualian:

a. Dalam guide ini, beberapa aset tertentu yang telah diatur dalam hukum nasional atau konvensi internasional; seperti pesawat terbang, railway rolling stock, benda-benda luar angkasa dan kapal, serta beberapa kategori aset bergerak lainnya tidak dapat dijadikan objek security right. b. Hak kekayaan Intelektual

(intelectual property), penerapannya harus disesuaikan dengan Hukum Nasional yang mengatur tentang Hak Kekayaan Intelektual, apakah di dalam pengaturannya memungkinkan hak ini dijadikan jaminan (security right).

c. Securities. Aset jenis ini tidak tercakup sebagai aset yang dapat dijadikan objek dari security right sebagaimana dimaksud dalam guide ini, mengingat hal ini telah diatur dalam The International Institue for the Unification of Privat Law (Unidroit).

Hal-hal Yang Diatur

Tujuan utama dari Guide ini adalah untuk membantu negara-negara

(3)

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 46 Volume 5, Nomor 3, Desember 2007 dalam pengembangan hukum

jaminan yang moderen (modern secured transaction laws), dengan sasaran semakin meningkatnya fasilitas kredit yang di-backup dengan jaminan yang memadai (secured credit).

Pada umumnya, saat ini masing-masing negara sudah memiliki undang-undang yang mengatur tentang hukum jaminan, namun masih bersifat tradisional dan relatif terbatas cakupannya, misalnya fidusia terbatas hanya untuk barang-barang bergerak berupa inventory atau benda-benda lainnya yang disebutkan secara spesifik, gadai terbatas pada benda-benda bergerak, resi gudang (warehouse receipt) terbatas pada komoditi hasil pertanian yg disimpan di gudang, atau hipotik yang hanya dapat dipasang pada agunan berupa benda tetap (tanah).

Oleh karena itu maka guide ini telah diupayakan disusun sefleksibel mungkin sehingga cakupannya dapat lebih luas dan dapat mengakomodir berbagai metode pembiayaan yang berlaku saat ini, seperti; Inventory and equipment acquisition financing, Inventory and receiveble revolving

loan finacing, Anjak Piutang

(factoring), Sekuritisasi Aset

(securitization), Kredit (Term Loan

Financing), Fidusia (Transfer of Title for security purposes), dan Leasing (sale and leaseback transaction). Secara garis besar guide ini terdiri dari:

a. Bab I s.d III mengatur mengenai tujuan, cakupan dan pendekatan dasar (basic approaches) dari secured transaction;

b. Bab IV dan Bab V, mengatur tentang lahirnya security right dan efektivitasnya terhadap pihak ketiga;

c. Bab VI mengatur tentang sistem pendaftaran (registry sytem); d. Bab VII mengatur tentang

prioritas security right terhadap hak-hak personal;

e. Bab VIII s/d Bab IX mengatur tentang Hak dan Kewajiban para pihak dan obligor pihak ketiga; f. Bab X mengatur tentang eksekusi

security right;

g. Bab XI s.d XI mengatur tentang hal-hal yang mempengaruhi efektifitas secured transaction, seperti Acquisition Financing dan conflict of law;

h. Bab XIII dan Bab XIV mengatur tentang masa transisi dan pengaruh hukum kepailitan terhadap secured transaction law.

(4)

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 47 Volume 5, Nomor 3, Desember 2007

2. Manfaat bagi Indonesia

Tujuan dari UNCITRAL Legislative Guide on Secured Transaction (Guide) adalah untuk membantu negara-negara di dunia dalam pengembangan hukum jaminan modern, khususnya bagi negara-negara yang saat ini masih belum memiliki hukum jaminan (secured transaction law) yang efektif dan efisien. Selain itu, Guide ini juga ditujukan untuk membantu negara-negara yang telah memiliki hukum jaminan yang relatif efektif dan efisien namun berencana untuk melakukan review atau memodernisasi hukum jaminannya atau berencana melakukan harmonisasi/koordinasi dengan hukum jaminan di negara lain.

Manfaat bagi suatu negara, termasuk Indonesia, dengan mengadopsi Guide ini menjadi hukum nasional-nya, diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik bagi investor/kreditor, baik domestik maupun asing dan penyedia kredit (credit providers) lainnya, untuk menyalurkan dananya atau melakukan investasinya. Keyakinan bagi kreditor/investor terhadap keamanan atas dana yang akan disalurkannya merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan para kreditor/investor sebelum

menanamkan dananya. Suatu studi menunjukkan bahwa faktor keamanan lebih penting dari pada keuntungan (gain) yang akan diperoleh kreditor/investor. Selain itu studi ini juga menunjukkan bahwa dengan adanya perangkat hukum jaminan yang aman bagi kreditor (sound secured transaction law), akan dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan para pelaku usaha lokal (terutama UMKM) dan perdagangan pada umumnya.

Pada sisi lainnya, manfaat yang akan dirasakan oleh suatu negara adalah berkembangnya perekonomian masyarakat. Dengan semakin mudahnya para pelaku usaha memperoleh pembiayaan (kredit), maka hal ini akan meningkatkan skala usaha dan pada akhirnya memberikan manfaat bagi konsumen dengan memperoleh harga yang rendah untuk barang-barang dan jasa (lowering price for goods and services).

Manfaat lain yang tidak langsung, adalah dengan semakin seragamnya pengaturan tentang perdagangan internasional (international trade law) di seluruh dunia, maka dalam jangka panjang akan semakin meningkatkan mobilitas pergerakan barang dan jasa antar negara, sehingga diharapkan

(5)

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 48 Volume 5, Nomor 3, Desember 2007 akan semakin meningkatkan efisiensi

dunia usaha dan perekonomian suatu negara.

Namun demikian suatu hal yang sangat penting, agar secured transaction law ini dapat efektif bagi suatu negara, maka hukum jaminan ini perlu didukung dengan suatu sistem peradilan dan mekanisme penegakan hukum (enforcement mechanisms) yang efisien dan efektif pula. Selain itu hukum jaminan ini juga harus didukung dengan Hukum Kepailitan yang mengakomodasi hak-hak yang ada dalam Hukum Jaminan ini.

3. Pemanfaatan Teknologi

Elektronik Modern dan RUU

tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (RUU ITE)

Rejim Secured Transaction yang modern ini tidak hanya merefleksikan konsep Secured Transaction Law yang modern, namun juga mengakomodasi praktek-praktek bisnis modern terkini, dan perkembangan yang mutakhir dari praktek-praktek regulasi di berbagai negara.

Terdapat 3 (tiga) area yang penting dalam rejim Secured Transaction modern ini yaitu:

a. Pertama, Setiap negara harus

dapat memfasilitasi komunikasi

yang dilakukan secara elektronik (electronic communication). Hal ini konsisten dengan Artikel 9 UN Convention on the Use of Electronic Communications in International Contract dan Artikel 6 dan 7 UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce, yang mengakui penyelenggaraan bisnis menggunakan sarana komunikasi elektronik. Tujuan pokok dari rekomendasi ini adalah agar Secured Transaction Law tidak menghambat praktek bisnis modern. Dengan demikian maka bisnis yang dilakukan tidak selalu harus dilakukan dalam suatu pertemuan dan menggunakan dokumen secara tertulis dan atau tanda tangan, namun juga dapat menggunakan metode elektronik (appropriate electronic methods).

b. Kedua, diakui bahwa format

elektronik untuk negotiable

documents perkembangannya

sangat pesat, meskipun terdapat beberapa negotiable instruments dan negotiable documents yang harus tetap tertulis dalam bentuk kertas (paper form).

c. Ketiga, sistem pendaftaran

(registry) yang secara umum masih banyak dilakukan secara manual (paper form), maka dalam rejim

(6)

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 49 Volume 5, Nomor 3, Desember 2007 Secured Transaction ini

negara-negara direkomendasikan untuk dapat memanfaatkan kemajuan teknologi modern

sebesar-besarnya dengan

menyelenggarakan sistem pendaftaran (registry) secara elektronik.

Terkait dengan RUU ITE yang saat ini pembahasannya sedang dilakukan di DPR RI, apabila telah ditetapkan menjadi UU maka kehadiran UU ITE yang akan menjadi “Undang-Undang payung”, bagi kegiatan-kegiatan usaha yang terkait dengan media elektronik termasuk mengenai kegiatan Secured Transaction ini. Keberadaan UU ITE nantinya dalam menunjang berlakunya rejim Secured Transaction yang efektif dan efisien sangat penting.

Dalam transaksi-transaksi yang merupakan hubungan keperdataan, UU ITE ini akan menjadi dasar hukum dari penggunaan dan pengakuan dokumen elektronik sebagai alat bukti yang sah dalam transaksi elektronik, sehingga akan menghapuskan keraguan masyarakat dalam melakukan transaksi secara elektronik. Sedangkan dalam kaitannya dengan upaya pencegahan tindak pidana, ataupun penanganan tindak pidana,

UU ITE akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana elektronik dan komputer.

Rekomendasi dan Pertemuan/

Sidang Berikutnya

1. Sidang UNCITRAL ke 40 mengenai Legislative Guide on Secured Transaction (Guide) ini dinilai bermanfaat bagi Indonesia, khususnya dalam menunjang pembangunan sistem hukum nasional di bidang ekonomi. Dengan sistem ekonomi pasar yang makin terbuka, maka sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa pembangunan hukum di bidang ekonomi, selain harus menyerap nilai-nilai lokal, juga harus dapat mengakomodasi nilai-nilai yang bersifat universal dari praktek bisnis internasional.

2. Sebagaimana telah dikemukakan dimuka, Guide tersebut, dalam proses penyusunannya telah melalui proses negosiasi dan pembahasan yang komprehensif (international process) dengan berbagai pihak terkait, baik dengan anggota UNCITRAL maupun negara non anggota (observer), yang masing-masing mewakili berbagai macam tradisi

(7)

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 50 Volume 5, Nomor 3, Desember 2007 hukum dan level ekonomi yang

berbeda.

3. Mengingat negara-negara anggota UNCITRAL akan segera mengadopsi guide tsb menjadi hukum nasionalnya masing-masing (pelaksanaannya dilakukan secara bertahap tergantung kesiapan masing-masing negara), maka ke depan bagi negara negara non anggota seperti Indonesia, yang secara bisnis sudah sangat mengglobal (cross border), perlu secara proaktif melakukan penyesuaian perundang-undangannya,

khususnya yang terkait dengan secured transaction.

4. Terkait dengan Secured Transaction, Working Group VI akan melakukan pambahasan ke 13 pada tanggal 19 s.d 23 Mei 2008 di New York yang akan membahas materi ttg security interest.

5. Sidang Komisi UNCITRAL lanjutan (sesi ke-41) akan diselenggarakan di New York pada tanggal 16 Juni s/d 3 Juli 2008, yang akan melakukan finalisasi dan mengadopsi beberapa draft konvensi yang sudah diselesaikan oleh beberapa Working Group, antara lain tentang Konvensi

tentang Pengangkutan Barang (Convention on the carriage of goods).

Referensi

Dokumen terkait

Nilai ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara Komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai rekam medik cukup dan positif, artinya makin baik komunikasi

Sesuai dengan judul yaitu Perpustakaan Umum Daerah Provinsi Bali di Denpasar, menurut IFLA ( Internasional Federation of Library Association ) merupakan

Isi minimal dari asesmen rawat inap anak terdiri dari : keluhan utama, riwayat penyakit saat ini dan masa lalu, riwayat penyakit keluarga,

Kegiatan yang banyak dilakukan diluar ruangan oleh masyarakat Kecamatan Tualang menimbulkan rasa kekhawatiran yang cukup tinggi terhadap kondisi cuaca yang kurang

Perbaikan pada semua sektor pendidikan yang diselenggarakan Unindra merupakan suatu keniscayaan sebagai upaya peningkatan mutu. Salah satu indikator baiknya mutu itu

penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian. Pemilihan subyek ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa.. kelas II merupakan tahapan perkembangan