APPENDIX 1
INTERVIEW TRANSCRIPTION Interview with the student respondent
Date: 17 June 2008 Place: UPI
Pengalaman mahasiswa adalam menulis
Q: Bagaimanakah proses pengajaran manulis sewaktu di SMA dulu?
SR: kalau di SMA ga dispesialkan belajar nulis, tapi cuma ketika ada text ada contohnya, terus kita ngikutin gimana strukturnya. Kita tidak nulis karya baru, tapi hanya menyusun paragraf, misalnya menyusun teks narrative.
Q: Bagaimana perasaan anda terhadap pengajaran menulis di SMA?
SR: aga aneh juga sebenernya kita abisa sebenernya asal dikasih ksmptan buat nulis. Kalau hanya nyusun2 paragraph itu aga bosen juga. Harusnya di SMA juga menulis benar-benar teks, jadi ga kaget pas kuliahnya
Proses belajar-mengajar di kelas
Q: Jelaskan kegiatan belajar apa saja yang dilakukan di kelas menulis pada semester dua ini?
SR: yang menariknya ada free writingnya itu, yang paling rame itu free writingnya.ketika apapun yang ada dipikiran kita keluarkan jadi kita ga pusing2 aabis ini apa, aabis ini apa tapi coba dulu keluarkan semua yang ada di otak tulis baru abisa, untuk mengolahmah kan nanti ada lagi cara-caranya nya.
Q: Jelaskan langkah-langkah kegiatan menulis di kelas?
SR: pertama masuk free writing sekitar 10menit, lalu udah itu tema yang baru, dosen nerangin dulu materi2nya, lalu ada diskusi sedikit tentang yang dterangkan, lalu dosen ngasih tugas.
Q: Apa saja yang telah diajarkan dan dikatakan dosen ihwal kegiatan menulis? SR: karena sekarang semester 2 lebih ke professional jadi sekarang kaya nulis letter to editor, proposal, jadi lebih spesifik ga umum.
Q: Bagaimanakah peranan dosen adalam meningkatkan motivasi dan menumbuhkan kecintaan menulis?
SR: kadang kalau cuma perkataan iya, kadang suka kalian gini,gni..tingkatkan belajar, jadi kekitanya juga kurang gimanaa gitu kurang gereget
Q: Hal-hal apa saja yang telah anda dapatkan dari kegiatan belajar mengajar di kelas?
SR: Yang saya dapat tuh lumyn banyak, bgimana caranya bikin argumentative essay, lalu abisa tau caranya nge-apply surat ke hotel, terus cara pembuatan proposal dalam b.Inggris, lalu mnanggapi artikel dikoran paling kaya gitu aja. Q: Buku atau sumber apa saja yang anda baca untuk meningkatkan
kemampuan menulis anda
SR: paling bahasa Indonesia dari pa Chaeadar “Pokoknya Menulis”.Bukunya lucu ga kaya buku agama yang bahasanya akademis banget ga meremaja. Bukunya ringan tapi menarik dan bermutu
Persepsi dan saran mahasiswa ihwal kegiatan menulis menggunakan metode peer reviewing
Q: apa pendapat anda mengenai kegiatan menulis secara berpasangan/berkelompok?
SR: efektif untuk temen2 semuanya dikelas mungkin dituker tuker smbil liat grammar kita kemampuan dia gini, saya gini. Jadi dikelas itu emg harusnya kaya gitu
.
Q: apa yang anda rasakan dan pikirkan ketika tulisan anda dikoreksi oleh teman anda?
SR: kalau ama temen lebih biasa aja. Karena dia juga pasti ada salah. Jadi tenang aja.kalau ma dosenkan aga deg-degan juga takut disalahin, takut apa. Kalau ama temen cuek aja
Q: apa yang anda rasakan ketika anda mengoreksi tulisan teman anda? SR: kadang suka penasaran bagus ga ya tulisannya, salahnya dimana aja. Kadang suka ada yang banyak tapi ga mempermalukannya. Tapi seneng ja meriksa punya temen, jadi kita abisa tau kemmpuannya gimana.
Q: langkah-langkah apa saja yang anda lakukan setelah anda menerima tulisan anda yang telah dikoreksi?
SR: langsung nanya ke temen dulu ini kenapa, salahnya dimana. Kadang suk ada “kenapa sih disalahin gitu” Pas udah tau alasanya O.. memang saya ga tau
disitu. Y udah saya benerin aja langsung dikelas. Tapi kalau salahnya dikit kadang dirumah
Q: jelaskan tahapan-tahapan yang anda lakukan ketika sedang melakukan kegiatan peer reviewing!
SR: saya baca dulu smuanya ga peduli grammar nya salah atau ga, dibaca dulu ini tentang ini. Aabis itu satu kalimat stu kalimat diliat detail, kalau tugas itu kan paling banyak juga dua halaman jadi abisa detail meriksanya
perkalimat2 o ini g nymbung s mini, o ini grammarnya salah, abis itu diambil lagi sama dosen, kayanya diperiksa sama dosen langsung
Q: setelah melakukan kegiatan menulis secara berpasangan (peer reviewing) apakah anda merasakan adanya satu peningkatan atau tidak? Jelaskan!
SR: sebenernya pningkatan saya bukan karena metodenya ya, kalau buat saya lebih ke motivasi dari dosennya langsung
Q: apakah anda menyadari kelemahan anda setelah melakukan kegiatan peer reviewing? Jika ya, apa saja kelemahan tersebut?
SR: kelemahannya kadang kalau nulis itu suka stuck gitu ga bisa keluar, atau kadang tulisannya ga nyambung kalau diperiksa sama temen katanya gitu saya tuh, ini apa.. paragraf lain apa, suka loncat2.
Q: apakah dosen turut serta dalam mengoreksi tulisan anda? Jika ya, seberapa sering dosen mengoreksi tulisan anda?
SR: kalau ngoreksi tulisan paling kalau udah beres sama kita diperiksa kadang ada beberapa yang langsung diperiksa sama dosennya, kecuali pas proposal itu kan intensif jadi diperiksain satu satu.
Q: menurut anda, dimanakah tempat yang paling nyaman bagi anda untuk melakukan kegiatan peer reviewing?jelaskan!
SR: saya lebih nyaman dikelas soalnya kalau dibawa pulang ke rumah nanti malah jadi males. Setidaknya kalau dikelas ada dosen yang ngawasin. Kita kerja dikasih wktu misalnya 10 menit, jadi enak, kalau dibawa ke rumah jadi ada PR lagi.
Q: faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsentrasi anda ketika anda sedang melakukan peer reviewing?
SR: ribut engga nya, kadang ada temen yang nanya pas kita lagi meriksa jadi kita lupa lagi meriksa yang mana.
Q: menurut penadapat anda, apakah penggunaan metode peer reviewing cukup efektif adalam meningkatkan kemampuan menulis anda? jelaskan!
SR: cukup bagus sebenernya, tapi lebih bagusnya dengan motivasinya itu .kalau ini kan lebih ke kemampuan kita memeriksa. Tapi dengan ini ada juga peningkatan dari beberapa segi kita bisa melihat bagaimana sih model nulisnya temen-temen, jadi ada perbandingannya buat kita nya.
Q: apa saran-saran anda bagi perbaikan pengajaran menulis di kampus anda? SR: sarannya sebenernya kalau nulis kitanya harus mau dulu kalau emang lagi ga mood jangan nulis jangan dipaksain, bagusnya kita lagi enak nulis, lagi engga ya udah ga. Selain itu dosen juga harus lebih memotivasi.
INTERVIEW TRANSCRIPTION Interview with the lecturer respondent Date: 3 July 2008
Place: UPI
Q: Sejak kapan ibu menjadi dosen mata kuliah menulis di kampus ini? LR: sekitar taun 2006, semester ganjil 2006
Q: Kesan apa yang ibu dapatkan sebagai dosen yang mengajarkan mata kuliah menulis?
LR: sebenarnya writing itu menyenangkan ya, Cuma masalahnya kelasnya biasanya terlalu besar, jadi saya biasanya kurang merasa puas dengan hasil akhirnya kurang sesuai seperti keinginan saya.
Q: seperti apakah pelaksanaan mata kuliah menulis di kampus ini?
LR: setau saya biasanya memang, saya pernah masuk ke kelas writing sebelum saya ngajar umumnya memang dibiasakan peer reviewing tapi saya pikir belum memuaskan karena rasanya kurang feedback dari dosennya ya kalau yang saya perhatikan.ternyata itu juga kemudian jadi masalah saya karena memang ternyata waktu dan students nya terlalu banyak
Q: bagaimana cara ibu dalam mengajarkan menulis kepada mahasiswa?
LR: saya sebelum anak-anak mulai menulis biasanya membuat mereka..melihat dulu mau menulis tentang apa, jadi saya beri tahukan tujuannya kepada mereka ini menulis tentang apa, apa yang diharapkan dari tulisan itu lalu biasanya mereka mulai menulis, mereka juga melakukan peer reviewing, tapi sedapat mungkin saya memberikan feedback.
Q: bagaimanakah sikap siswa dalam mengikuti mata kuliah menulis?
LR: kalau ngelihat reaksi yang saya amati kayanya.. sih lumayan, mungkin tidak terlalu antusias tapi responnya lumayan positif jadi umumnya mengerjakan tugas dengan baik, berusaha mencari tau kesalahan, dan mau berkonsultasi. Itu yang penting sih sebetulnya, responnya bagus menurut saya Q: metode apa yang menurut ibu paling sesuai untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa di kampus ini?
LR: salah satunya peer reviewing, tapi menurut saya kalau untuk level awal alangkah baiknya kalau dosen juga memberikan feedback sebanyak-banyak nya dan memberikan exposure. Mahasiswa juga harusnya diwajibkan
membaca juga, membaca banyak teks supaya mereka terbiasa menulis dalam bahasa inggris karena terbiasa membaca struktur b.inggris. tapi itu smua kalau kurang feedback dari gurunya sendiri menurut saya itu kurang bagus juga ya, karena kalau dari pengalaman saya sendiri feedback dari dosen itu sangat berpengaruh besar terhadap perbaikan menulis mahasiswa.
Q: apa pendapat ibu mengenai peer reviewing?
LR: menurut saya bagusnya adalah meringnkan beban dosen juga, dan kedua mereka saling membaca ya, diharapkan dari situ bisa keliatan apakah tulisan mereka bisa dimengerti temannya atau tidak, minimal kalau sudah bisa dimengerti temannya itu mnunjukkan hal yang baik. Tapi kalau tidak dimengerti temannya itu brarti dia kurang memahami bagaimana menulis. Dengan peer reviewing ini saling membaca, masukan yang diperoleh itu memang pada awalnya hanya kontennya bgus atau tidak dan belum akurat, tapi stidaknya dari situ pembelajarannya bisa dimengerti atau tidak.
Q: di kampus ini writing hanya diajarkan selama tiga semester, apakah ibu menerapkan metode peer reviewing di tiap semester? Berapa kali ibu menerapkan peer reviewing dalam satu semester?
LR: kalau saya harus megajar di tiap semester denga level yang berbeda pasti selalu akan ada peer reviewing, sedapat mungkin setiap ada assignment misalnya minggu ini saya berikan assignment, minggu depannya itu peer reviewing baru mereka megumpulkan tugas sesudah dibaca teman-teman nya dan diperbaiki jadi final draft itu biasanya 2 minggu setelah peer reviewing. Jadi harus selalu ada dan pasti selalu ada setiap kali selesai memberikan assignment.
Q: apa tujuan ibu dalam menerapkan peer reviewing di kelas menulis yang ibu ajar?
LR: ya sebetulnya saya setuju dengan pa Chaedar ya, biar mereka lebih banyak berinteraksi, jadi kelas writing itu tidak membosankan ya, mereka saling membaca dan saling mencoba belajar bagaimana membuat tulisan yang bisa dimengerti orang lain.
Q: menurut pandangan ibu apakah para mahasiswa di kelas menulis yang ibu ajar menyukai belajar menulis dengan menggunakan metode peer reviewing? LR: kelihatannya mereka baik-baik saja dan bisa melakukannya. Cuma kalau saya perhatikan juga memang umumnya hasil peer reviwing itu anak-anak baru smpai pada tahap “o ia saya mengerti maksud tulisanmu” jadi belum smpai ke detil, boro2 style kadang-kadang mekanik aja belum mereka perhatikan dengan benar. Mungkin ditahap itu kan general communication, mungkin ditahap writing yang lebih tinggi saya akan lebih mnekankan apa
yang harus diperhatikan oleh mereka bukan hanya masalah kemudahan dimengerti saja tapi juga lebih ke mekanik dan style nya di level-level yang lebih tinggi.
Q: kesulitan apa saja yang ibu hadapi dalam menerapkan peer reviewing? LR: biasanya me-manage waktunya ya, saya inginnya anak-anak melakukan 2 kali peer reviewing dua kali tapi waktu tidak mengizinkan jadinya cuma sekali. Trus kesulitan lainnya kadang-kadang ada anak-anak yang tidak serius, jadi mereka malah ngobrol dan tidak segera merevisi soal itu. Jadi malah selesai dibaca sudah aja padahal seharusnya kan setelah dibaca mereka berdiskusi dan menulis saat itu juga revisinya. Paling itu aja, saya masih hrus memperbaiki yang ini.
Q: bagaimana cara siswa melakukan peer reviewing di kelas?
LR: misalnya saya memberikan assignment, tapi sebelum saya memberikan assignment biasanya saya beri pengertian kepada mereka apa sih tujuan membuat teks hari ini. Setelah mereka tau tujuannya membuat teks lalu diperkenalkan genre nya supaya mereka melihat model. Sesudah itu pada akhir practice hari itu biasanya assignment nya take home, jadi mereka harus menulis dirumah. Mereka menulis dirumah sebetulnya itu bukan sekali ya, bisa saja itu dua kali tiga kali. Pertemuan brikutnya mereka membawa hasil tulisan pertama mereka dan kemudian dilakukan peer reviewing oleh temannya minimal 1 orang itu membaca 3 writing temannya jadi satu kelompok 4 dan mereka berputar disitu satu orang membaca 3 paper, lalu setelah paper mereka kembali ke tangan mereka sebaiknya segera direvisi atau mereka berdiskusi mereka setuju atau tidak dengan pendpat teman-temannya. Bila terjadi perselisihan sebetulnya mereka bisa berkonsultasi dengan dosen dan itu beberapa anak melakukannya dan biasanya saya berkeliling lalu saya melihat kebanyakan masalah apa yang muncul lalu saya bahas dikelas sebagian. Misalnya saya melihat bahwa ternytaa mereka masih mengabaikan mekanik seperti punctuation maka saya akan bahas dikelas. Kedua misalkan mereka mengabaikan tenses jadi ada ketidakkonsistenan, kadang-kadang memakai past tense pada saat harusnya memakai present tense atau sebaliknya, jadi saya bahas dikelas biasanya itu 30 menit trkhir ya. lalu saya minta mereka membuat revisi tulisan berikutnya di minggu berikutnya tapi karena keterbatasan waktu akhirnya biasanya revisi itu langsung jadi final draft. Cuma sebetulnya saya harapkan diluar kampus, diluar jam menulis itu mereka bisa melakukan peer reviewing terus menerus sebetulnya, jadi ketika final draft dikumpulkan bisa saja mereka sudah melakukan 2-3 kali peer reviewing.
LR: biasanya saya membaca final draft, sebisa mungkin saya membaca dan mengembalikan dengan komentar. Tapi karena itu sudah final mereka hanya bisa memperbaiki pada teks berikutnya bukan pada teks tersebut tapi biasanya saya membaca semuanya, saya memberikan komentar untuk konten apakah relevan atau tidak dan untuk organisasi. Kalau misalkan mekanik sangat parah, baru saya menandai setiap kesalahan.
Q: menurut ibu apa kelebihan dan kekurangan peer reviewing?
LR: kelebihannya itu tadi ya, saling belajar, kekurangannya kadang tidak dilakukan anak-anak
Q: apa saran ibu bagi pengembangan kemampuan menulis siswa?
LR: the more you read the better you write, jadi biasanya saya selalu memberikan komentar seperti itu ke anak-anak yang saya rasa struktur kalimat bahasa. Inggrisnya nya masih salah-salah, ya itu biasanya karena dia tidak terbiasa membaca tulisan bahasa Inggris jadi karena itu biasanya saya anjurkan untuk membaca lebih banyak lagi teks bahasa Inggris. karena biasanya kita jadi teringat dengan pola kalimatnya. Kita tidak perlu latihan berulang-ulang tapi dengan membaca biasanya jadi ingat, ekspresi, penyusunan kalimat dan biasanya tulisannya jadi bagus kalau terbiasa membaca bahasa Inggris.