• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN QUESTION CARDS TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN QUESTION CARDS TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

BERBANTUAN QUESTION CARDS TERHADAP

KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

Ni Km Tri Novita Sari

1

, Ni Wyn Suniasih

2

, I Wyn Wiarta

3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: trinovitasari099@gmail.com

1

, wyn_suniasih@yahoo.com

2

,

wayanwiarta.63@gmail.com

3

, @undiksha.ac.id

4

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berbantuan question cards terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu menggunakan desain rancangan kelompok non-ekuivalen. Seluruh siswa kelas V SD Negeri gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat tahun ajaran 2016/2017 yang banyaknya 256 orang dijadikan populasi penelitian. Sampel ditentukan dengan teknik sampel kelompok yaitu mengacak kelas, sehingga diperoleh kelas V SD Negeri 2 Dauh Puri sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SD Negeri 13 Dauh Puri sebagai kelompok kontrol dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 36 orang. Data hasil kompetensi pengetahuan IPA dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif bentuk pilihan ganda biasa berjumlah 36 butir tes yang telah divalidasi. Data kompetensi pengetahuan IPA dianalisis dengan uji t separated varian. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas V SD Negeri gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil thitung= 5,000 > ttabel (α = 0,05, 70) = 2,000. Demikian

pula nilai rerata kompetensi pengetahuan IPA kelompok eskperimen X = 0,65 >

X = 0,47 rerata kompetensi pengetahuan IPA kelompok kontrol. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berbantuan question cards berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA kelas V SD Gugus IV Jendral Sudirman Kecamatan Denpasar Selatan tahun pelajaran 2016/2017.

Kata kunci : NHT, question cards, IPA

Abstract

The aim of this study is to know the effect of cooperative learning model type Numbered Head Together (NHT) assisted question cards towards science knowledge competence grade V SD Negeri Gugus Teuku Umar West Denpasar in academic year 2016/2017. This type of research is a quasi-experiment using a non-equivalent group design. All the students of grade V SD Negeri Teuku Umar group, West Denpasar District, academic year 2016/2017 with 256 people being the research population. The sample is determined by group sample technique namely random class, so that it is obtained by grade V SD Negeri 2 Dauh Puri as experimental group and class V SD Negeri 13 Dauh Puri as control group the

(2)

2

number of each of 36 people. Science knowledge competence data was collected with an objective test instrument with the usual multiple-choice form amounting to 36 grain of validated test. Data of science knowledge competence were analyzed by t separated variance test. The result of the analysis indicate that there was a significant difference of science knowledge competence of experimental group and control group in grade V SD Negeri Gugus Teuku Umar West Denpasar in academic year 2016/2017. This is evidenced by the tcount = 5,000 > ttable(α = 0,05, 70) =

2,000. Similarly, the average value of science knowledge competence of experimental group = 0.66 > = 0.46 average science knowledge competence of control group. It can be concluded that the cooperative learning model Numbered Head Together (NHT) type assisted question cards has an effect on the knowledge competence of science class V SD Negeri Gugus Teuku Umar West Denpasar in academic year 2016/2017.

Keywords: NHT, question cards, science

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan manusia. Pendidikan mempunyai peranan

yang sangat penting dalam

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan diberbagai bidang. Sejalan dengan visi pendidikan nasional adalah “terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah” (Rusman, 2011:03).

Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan mendorong berbagai pihak untuk melakukan berbagai upaya agar perkembangan dunia pendidikan semakin maju, seperti anggaran pendidikan, pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, peningkatan sarana dan prasarana lainnya. Hal ini dilakukan agar pembelajaran yang diharapkan adalah suatu proses yang dapat mengembangkan potensi-potensi siswa secara menyeluruh dan terpadu (Aunurrahman, 2011). Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru tidak hanya dituntut menyampaikan materi pembelajaran akan tetapi, pembelajaran yang dilakukan harus mampu mendorong tumbuhnya keaktifan dan kreativitas setiap siswa.

Tumbuhnya kreativitas dan keaktifan siswa dapat didorong dengan kegiatan menanya. Kegiatan menanya dapat memberikan informasi tambahan tentang

apa yang sedang diamati sehingga rasa ingin tahu yang dimiliki siswa semakin besar untuk menciptakan atau menemukan sesuatu hal. Dalam kurikulum 2013 pengalaman belajar yang sulit dilakukan yakni kegiatan menanya, karena saat mengajukan pertanyaan siswa masih memerlukan bantuan guru sampai dapat mengajukan pertanyaan secara mandiri (Daryanto, 2014). Selama pembelajaran berlangsung belum banyak siswa yang ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi. Kebanyakan siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan adalah siswa yang sama pada setiap pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah perlu diarahkan untuk dapat menumbuhkan kreativitas, rasa ingin tahu dan kemampuan merumuskan pertanyaan agar dapat membentuk pikiran kritis siswa.

Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya rancangan pembelajaran yang dapat membuat siswa berpartisipasi aktif menanya dan mengkomunikasikan dalam diskusi. Hal ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa, khususnya kompetensi pengetahuan IPA. Sesuai dengan pendapat Susanto (2013) menyatakan salah satu faktor mempengaruhi hasil belajar adalah guru, meliputi kemampuan guru, suasana belajar, dan kepribadian guru. Untuk itu pembelajaran yang dirancang di dalam kelas dibuat menarik dan menyenangkan agar siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

Model pembelajaran yang ditawarkan untuk permasalahan ini adalah model

(3)

3 pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai inovasi pembelajaran. NHT adalah “pembelajaran yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercangkup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut” (Al-Tabany, 2014:131). NHT merupakan alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen dan mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok (Kurniasih & Sani, 2016). Jadi dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model yang dirancang untuk menuntut keterlibatan siswa dalam bekerja sama dengan teman kelompoknya untuk menelaah materi dan memecahkan berbagai permasalah yang dihadapi siswa.

Model pembelajaran yang

menggunakan tipe NHT menuntut kerjasama yang baik antar anggota kelompok untuk saling menutupi kekurangan dalam kelompok dan berusaha untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama.

Huda (2013:203) menyatakan tujuan model pembelajaran NHT untuk memberi kesempatan kepada semua siswa untuk

saling berbagi gagasan dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat mengenai berbagai permasalahan. Pembelajaran model NHT lebih menekankan pada siswa untuk berpikir bersama dalam memecahkan, menemukan dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya mengenai berbagai permasalahan yang didapat.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dilakukan dengan membuat kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa yang heterogen. Setiap siswa dimasing-masing kelompok mendapat nomor, sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok Dengan pemberian nomor tersebut, guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa dan menunjuk seorang siswa untuk mewakili kelompoknya. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdiri dari empat tahapan yaitu (1)

penomoran (numbering), (2) pengajuan pertanyaan (questioning), (3) berpikir bersama (head together), (4) pemberian jawaban (answering). Tahap-tahap dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT secara tidak disadari akan membantu siswa

untuk melatih menanya dan

mengkomunikasikan dalam pembelajaran berlangsung.

Keunggulan dari model pembelajaran Kooperatif tipe NHT antara lain (1) Meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) Mampu memperdalam pemahaman siswa, (3) Melatih tanggung jawab siswa, (4) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa, (5) Meningkatkan rasa percaya diri siswa, (6) Mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama, (7) Adanya motivasi untuk menguasai materi, (8) Tercipta suasana gembira dalam belajar.

Untuk dapat menerapkan tujuan model pembelajaran yang inovatif yaitu dengan menggunakan media dalam pembelajaran. Media adalah alat bantu

yang digunakan dalam proses

pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi antara guru dan siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan berhasil baik (Susanto, 2014). Media pembelajaran meliputi media berbasis visual, media berbasis audio-visual, (3) media berbasis computer. Media berbasis visual memberikan pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dengan melihat visual (gambar) media tersebut. Media visual dapat dikembangkan berbagai bentuk, seperti foto, simbol, gambar/ilustrasi, grafik, bagan, grafis, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Kartu dapat memuat tulisan, gambar, dan simbol tertentu. Kartu pembelajaran yang digunakan memuat pesan tertulis atau gambar, jadi kartu merupakan media berbasis visual (Arsyad, 2010).

Dalam fungsi media pembelajaran kartu dapat dibuat dengan berbagai bentuk dan model. Media kartu yang dimaksud adalah kartu kecil yang berisi gambar, konsep, soal/pertanyaan, pernyataan atau tanda simbol yang mengingatkan siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.

(4)

4 Salah satu media yang dapat meningkatkan keterampilan menanya dan mengkomunikasikan siswa adalah question cards (kartu soal). question cards yaitu memberikan siswa pertanyaan-pertanyaan dan meminta siswa membuat pertanyaan melalui kartu yang diberikan oleh guru pada saat pelajaran berlangsung. Kartu-kartu yang digunakan oleh siswa dapat diberikan warna-warna dan tulisan-tulisan yang menarik, sehingga siswa yang memperoleh kartu pertanyaan tersebut akan mempunyai ketertarikan dan berusaha untuk menjawab pertanyaan (Wirati, 2014)

Sebelum menggunakan media pembelajaran question cards, ada baiknya pertanyaan-pertanyaan dalam question cards merupakan materi pembelajaran yang bersumber dari buku-buku relevan yang akan dipelajari. Kelebihan dari penggunaan media question cards adalah bahannya murah, mudah diperoleh, dapat langsung digunakan dan menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards adalah model pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa dalam bekerja sama dengan teman kelompoknya untuk memecahkan berbagai permasalah yang dihadapi serta melatih menanya dan

mengkomunikasikan siswa saat

pembelajaran berlangsung.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dikembangkan melalui bantuan media question cards akan mampu

membawa inovasi baru dalam

pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajarannya tetap mengikuti langkah model pembelajaran NHT namun pada tahap tertentu menggunakan media question cards. Tahap-tahapnya adalah (1) Pada tahap penomoran, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang, dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5. (2) Pada tahap pengajuan pertanyaan, guru mengajukan suatu pertanyaan dengan membagikan question card (kartu soal) kepada siswa sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. (3) Pada tahap pemberian jawaban, Guru membagikan lks dan memberikan bimbingan bagi kelompok

siswa yang membutuhkan. (4) Pada tahap pemberian jawaban, Guru menyebut salah satu nomor dan secara acak memilih siswa yang menjawab pertanyaan tersebut.

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards sangat cocok diterapkan pada muatan materi IPA khususnya kompetensi pengetahuan IPA siswa. Menurut Sutrisno dkk (2008) IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar, dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul. Menurut Samatowa (2011) IPA membahas gejala-gejala alam yang tersusus secara sistematis berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan manusia. Jadi IPA adalah ilmu yang mempelajari mengenai peristiwa-peristiwa alam.

IPA mengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul). Muatan materi IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. IPA yang seharusnya menyenangkan dan digemari oleh siswa namun kenyataannya IPA dianggap sulit. Oleh karena itu, kemampuan siswa untuk dapat bertanya dan mengkomunikasikan materi dalam diskusi menjadi sangat penting agar dapat

memahami muatan materi IPA.

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan pada tanggal 3 januari 2017 di enam SD negeri yang ada di gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017 terdapat temuan yaitu siswa kurang antusias mengikuti pelajaran, belum banyak siswa yang bertanya saat pembelajaran berlangsung, dan muatan materi IPA yang dipelajari kurang dikaitkan pada kehidupan sehari-hari.

Untuk itu penting untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, ada dua faktor yakni faktor dari siswa dan faktor dari guru. Faktor dari siswa adalah kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak,

(5)

5 sedangkan faktor guru meliputi kemampuan (kompetensi), suasana belajar dan kemampuan guru (Susanto, 2013).

Berdasarkan paparan tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017. Selain itu, secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada saat ini dan yang akan datang. Oleh karena itu manfaat yang didapat dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

METODE

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental yaitu quasi eksperiment (Eksperimen Semu), mengingat pemilihan subjek penelitian, tidak selalu dapat dilakukan secara random (individual random). Dalam penetapan random (random assignment), tidak memungkinkan memilih dan memilah subjek sesuai dengan rancangannya. Akan tetapi, terpaksa harus menerima kelas atau kelompok subjek yang telah ditentukan oleh sekolah, sesuai dengan kebijakan (Setyosari, 2015). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan non-ekuivalen yaitu menggunakan dua kelompok kelas. Kelas pertama merupakan kelas yang mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards. Kelas kedua merupakan kelas kontrol.

Gambar 1. Desain Eksperimen Menggunakan Rancangan Kelompok

Non-ekuivalen

(Sumber : Setyosari, 2015:211) Suatu penelitian dikatakan valid apabila hasil yang diperoleh disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi dan

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi penelitian. oleh karena itu, untuk meyakinkan bahwa hasil eksperimen benar-benar sebagai akibat pemberian perlakuan, dilakukan pengontrolan validitas internal maupun validitas eksternal. Validitas internal menyangkut tingkat kualitas ketepatan pengendalian aspek fisik-psikologis pelaksanaan penelitian dan pemilihan/penggunaan berbagai instrumen dalam pelaksanaan suatu penelitian Validitas eksternal penelitian mengacu pada sejauh mana suatu hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasinya (Dantes, 2014).

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan objek yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin diteliti oleh peneliti lalu dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V (lima) SD Negeri Gugus Teuku Umar Denpasar Barat tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 256 siswa.

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili anggota populasi yang akan diteliti. Penentuan sampel pada penelitian ini digunakan teknik sampel kelompok. Teknik sampel kelompok adalah sampel diambil dari kelompok-kelompok yang telah ditentukan atau tersedia dan tidak mungkin mengambil secara acak setiap individu dari setiap kelas (Setyosari, 2015). Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu melainkan hanya pengacakan kelas, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya.

Cara yang digunakan adalah dengan cara pengundian. Cara undian dilakukan dengan menulis semua nama kelas V di seluruh SD populasi pada masing-masing kertas, kemudian kertas digulung. Ambil satu gulungan kertas, lalu ambil satu gulungan kertas lain, tanpa memasukkan kembali gulungan kertas pertama. Nama-nama SD pada kedua gulungan kertas tersebut merupakan sampel penelitian. Setelah melakukan proses pengundian dari setiap kelas V pada 6 sekolah maka mendapatkan dua kelompok. Setelah itu kedua kelompok tersebut diuji kesetaraannya secara empiris dengan menggunakan data nilai siswa setelah mengikuti pretest. “pemberian pretest - - - Q

1 Q2

Q3 Q4

X (eksperimen)

(6)

6 biasanya digunakan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok” (Dantes, 2014:111). Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini pretest digunakan untuk menyetarakan kelompok. Teknik yang digunakan dalam penyetaraan kelompok adalah teknik matching. Setelah diketahui kedua kelompok setara, maka dilakukan pengundian lagi dari 2 kelompok yang setara untuk memilih nama sekolah yang digunakan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Teuku Umar Tahun Pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode tes. Metode tes ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas atau soal yang dikerjakan oleh seorang atau sekelompok orang (Agung, 2014). Tes kompetensi pengetahuan IPA yang digunakan dalam penelitian ini yakni tes objektif bentuk pilihan ganda biasa yang disusun berdasarkan indikator-indikator muatan materi IPA pada tema ekosistem. Tes objektif bentuk pilihan ganda biasa ini meliputi 4 pilihan jawaban (a, b, c atau d). Instrumen penelitian sebelum diujikan, dilakukan validasi teoretik terlebih dahulu kemudian dilakukan uji coba sebanyak 50 butir soal. Setelah uji coba soal tersebut dianalisis validitas butir, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya bedanya. Banyak butir tes yang memenuhi syarat pada uji coba tersebut sebanyak 36 butir tes.

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian adalah analisis statistik inferensial yakni data yang digunakan untuk dianalisis adalah data gain skor yang dinormalisasikan dari hasil pretest dan hasil posttestnya. Menggunakan analisis uji t teknik didahului dengan uji prasyarat yang berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Data dapat dianalisis dengan statistik inferensial setelah data tersebut melewati uji prasyarat dan dinyatakan berdistribusi normal serta homogen. Statistik inferensial, untuk menguji hipotesis digunakan beda mean (uji-t) dengan rumus separated varians.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan dalam penelitian pada kelas V SD N 2 Dauh Puri sebagai kelompok eksperimen yaitu data gain skor kompetensi pengetahuan IPA memiliki nilai maksimum 0,9; nilai minimum 0,4; rata-rata 0,66; standar deviasi 0,15; varian 0,022; Sedangkan data pada kelas V SD N 13 Dauh Puri sebagai kelompok kontrol yaitu nilai maksimum 0,7; nilai minimum 0,1; rata-rata 0,46; standar deviasi 0,16; varian 0,026. Berdasarkan deskripsi data kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh rata-rata kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan rata-rata kelompok kontrol. Rerata-rata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eskperimen X = 0,66 > X = 0.46 rerata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data kompetensi pengetahuan IPA

siswa masing-masing kelompok

berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat menentukan teknik analisis datanya. Uji normalitas sebaran data dilakukan dengan menggunakan rumus analisis Chi-Kuadrat (X2), pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk = n-1.

Kelompok eskperimen pada taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk =6-1=5) diperoleh ttabel = 11,07 dan X2hitung =

7,32 sehingga X2hitung = 7,32 < X2tabel =

11,07 Ini berarti sebaran data nilai akhir kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan, kelompok kontrol pada taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk =6-1=5) diperoleh ttabel 11,07 dan X2hitung =

3,59 sehingga X2hitung =3,59 < X2tabel =

11,07. Ini berarti sebaran data kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol berdistribusi normal.

Uji homogenitas varian dilakukan berdasarkan data kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas varian menggunakan uji F. Kriteria pengujian jika

(7)

7 harga Fhitung < harga Ftabel maka sampel

homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang – 1 (36-1 = 35) dan derajat kebebasan untuk penyebut – 1 (36-1 = 35) diperoleh Ftabel 1,72. Sedangkan

dari hasil perhitungan Fhitung = 0.85, karena

Fhitung = 0,85 < Ftabel = 1,72 maka data

kompetensi pengetahuan IPA mempunyai varians yang homogen.

Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t) dengan rumus separated varians. Kriteria

pengujian adalah H0 ditolak jika harga

t

hitung

> harga t

tabel, dimana ttabel didapat dari tabel

distribusi t pada taraf signifikansi (

) 5% dengan derajat kebebasan dk = + – 2. Pada taraf signifikansi 5% dan dk = 70 diperoleh ttabel = 2,000. Dari hasil

perhitungan diperoleh thitung = 5,000, karena

nilai thitung = 5,000 > ttabel = 2,000 sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Tabel 1. Rekapitulasi Pengujian Hipotesis

Berdasarkan simpulan uji hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas V SD Negeri Gugus Teuku Umar, untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap kompetensi pengetahuan IPA dilanjutkan dengan membandingkan nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai rerata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eskperimen X = 0,66 > X = 0.46 rerata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol. Nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, maka model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan Question Cards terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Teuku Umar. Hal ini terlihat dari hasil analisis data pretest dan posttest siswa.

Perolehan kompetensi pengetahuan IPA pada kedua kelompok dapat diketahui setelah kedua kelompok yang awalnya

memiliki kemampuan setara dengan pemberian pretest, lalu diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yakni model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards. Kemudian diberikan soal posttest. Setelah itu dianalisis data gain skor yang dinormalisasi pretest dan posttest, sehingga diperolehan kompetensi pengetahuan IPA siswa pada kelompok eksperimen lebih baik apabila dibandingkan dengan kompetensi pengetahuan IPA siswa pada kelompok kontrol. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen memiliki banyak keunggulan.

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa sebaran data kompetensi pengetahuan IPA pada kedua kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Karena data pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah memenuhi semua prasyarat, selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan uji-t dengan rumus separated varians.

Pada taraf signifikansi 5% dan dk = 70 sehingga diperoleh ttabel = 2,000. Hasil

analisis uji t diperoleh thitung = 5,000.

Sampel Mean Varian N thitung ttabel Kesimpulan

Kelompok Eksperimen 0,66 0,022 36

5,000 2,000 Ho ditolak dan Ha diterima

(8)

8 Sehingga diperoleh thitung = 5,000 > ttabel =

2,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal

ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas V SD Negeri Gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017. Rerata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eskperimen X = 0,66 > X = 0.46 rerata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol, sehingga model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017.

Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards adalah membantu siswa untuk membangun kepercayaan diri dan melatih siswa untuk tidak malu bertanya saat menghadapi permasalahan yang tidak dapat dipecahkan sendiri, sehingga siswa dalam belajarnya menjadi aktif dan kreatif. Pembelajaran yang dilaksanakan membuat siswa saling berinteraksi antar siswa dalam kelompok untuk berdiskusi dan berargumentasi dalam memahami pokok materi serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok dengan saling memadukan ide dan pendapat. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan model ini mengajak untuk semua siswa mengetahui jawaban setiap permasalahan karena setiap siswa mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Secara tidak langsung model pembelajaran ini membantu siswa untuk berkomunikasi yang baik. Hal ini dapat membuat pengetahuan yang diperoleh siswa bukan hanya hafalan saja tetapi pengetahuan yang bermakna, sehingga siswa dapat lebih memahami dan tidak cepat melupakan materi yang dipelajari. Model pembelajaran ini memberikan banyak dampak positif terutama kompetensi pengetahuannya.

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan

aktif untuk bertanya dan berkomunikasi dalam diskusi yang dapat dilakukan dalam tahap pengajuan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media question cards sangat membantu siswa untuk dapat aktif dalam pembelajaran karena semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk bertanya atau memberikan jawaban dari suatu permasalahan. Adanya tahap pemberian jawaban membantu agar semua siswa mempunyai jawaban atas suatu permasalahan. Selain itu, dengan pemberian nomor tersebut, guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa dan menunjuk seorang siswa untuk mewakili kelompoknya. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari. Model pembelajaran yang menggunakan tipe NHT menuntut kerjasama yang baik antar anggota kelompok untuk saling menutupi kekurangan dalam kelompok dan berusaha untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Penggunaan media question cards dapat membuat siswa menjadi aktif, kreatif, berlatih menanya dan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar (Wirati, 2014).

Adanya perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kontrol dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor dari siswa dan faktor dari guru. Faktor dari siswa adalah kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak, sedangkan faktor guru meliputi kemampuan (kompetensi), suasana belajar dan kemampuan guru (Susanto, 2013). Dengan memperhatikan faktor-faktor belajar tersebut maka hasil kompetensi pengetahuan siswa menjadi lebih baik dan pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih kondusif dan efektif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jayanti (2014) yang menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tipe NHT berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Lt.Wisnu Depasar Utara, ini dapat dilihat dari nilai rata-rata post-test kelas eksperimen yaitu 70.37 sedangkan nilai rata-rata post-test kelas kontrol yaitu 65.66.

(9)

9 Ini membuktikan penerapan NHT lebih baik dibandingkan dengan konvensional.

Penelitian relevan lain yang dilakukan Ridwanthi (2013) dengan hasil penelitian yakni model pembelajaran kooperatif tipe NHT Berbantuan media question cards berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 6 Bondalem. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t diperoleh harga t tabel untuk db 62 dan taraf signifikansi 5% adalah 1,980. Karena nilai thitung = 15,64 > ttabel = 1,980, maka Ho

ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together berbantuan media question cards pada siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2012/2013 SD Negeri 6 di Bondam.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Teuku Umar Kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan simpulan hasil penelitian maka dapat diajukan saran yaitu:

Siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran serta mampu meningkatkan motivasi dalam belajar sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kompetensi pengetahuannya. Akan tetapi, ada baiknya pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran yang bermakna bagi mereka.

Mencermati hasil penelitian tentang kompetensi pengetahuan pada muatan materi IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards ini, hendaknya guru mencoba menerapkannya pada muatan materi lain.

Diharapkan siswa agar lebih memperhatikan dan lebih fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang diinginkan dapat tercapai dan dapat

membantu siswa dalam meningkatkan kompetensi pengetahuan secara optimal serta mengetahui cara belajar yang efektif dan meningkatkan pemahaman tentang muatan materi IPA.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung sebagai calon guru Sekolah Dasar dalam mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dan sebagai pembanding dalam melakukan suatu penelitian berikutnya.

Sekolah hendaknya menyediakan sarana yang maksimal untuk menunjang pembelajaran agar siswa semakin termotivasi untuk belajar dan memanfaatkan media question cards tersebut untuk mengoptimalkan kompetensi pengetahuan siswa sehingga mutu sekolah menjadi semakin meningkat.

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan peneliti lain melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan question cards pada materi pembelajaran yang berbeda. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian relevan dengan penelitian yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran.

Jakarta: RajaGrafindo Persada Aunurrahman. 2011. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Dantes, Nyoman. 2014. Analisis dan

Desain Eksperimen. Penerbit: Program Pasca Sarjana Undiksha Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran

Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(10)

10 Jayanti, Gusti Ayu Mas Eka. 2014.

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Lt.Wisnu Depasar Utara”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Penerbit: Kata Pena. Ridwanthi, Kd Dian Prima. 2013. “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Media Question Cards Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 6 Bondalem”. Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 1.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Prenadamedia Group. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan

Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Sutrisno, Leo, dkk. 2008. Pengembangan

Pembelajaran IPA SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Wirati, Nyoman Ayu. 2014. “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sets (Science Environment Technology And Society) Berbantuan Media Question Card Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V

SD Gugus Vi Mengwi Tahun Ajaran 2013/2014”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2.

Referensi

Dokumen terkait

Workshop Standarisasi Peningkatan Kompetensi dan Pendidikan Pelayanan KB bagi Tenaga Kesehatan.. Peningkatan Promosi

[r]

This statement has been made truthfully in order to be used accordingly... melalui fasilitas transaksi khusus dan atau sarana lain yang ditentukan oleh BCA Syariah; dan

Bechtel Indonesia, atau calon karyawan tidak dibebankan biaya transportasi dan akomodasi akan tetapi dalam pelaksanaannya menggunakan metode sistem

Namun demikian, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap semoga ini dapat memberikan sumbangan berarti

Pengelompokan menggunakan K-Means dimulai dengan inisialisasi jumlah cluster k. Kemudian inisialisasi pusat cluster k secara acak atau partisi. Tahap selanjutnya

kehamilannya baik-baik saja sehingga ia memeriksakan kehamilannya secara teratur agar selama kehamilannya tidak ada masalah yang terjadi sehingga berakhir dengan baik

Untuk melakukan perjalanan pariwisata atau berwisata ke obyek wisata di suatu daerah baik dalam kota, luar kota, luar negeri maka perlunya perencanaan yang baik agar acara wisata