• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

96

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan yang dilakukan melaui wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang telah ditelaah dengan teknik analisis data pada bab IV, maka dapat disimpulkan :

1. Pemahaman guru di Resource Center (RC) a. Pengetahuan guru tentang pendidikan inklusif

Pemahaman guru di setiap RC mengenai pendidikan inklusif beragam, ada yang sudah memahami apa itu pendidikan inklusif, yaitu pendidikan yang ramah untuk semua dengan pelayanan yang optimal dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, namun kebanyakan guru

masih berpendapat bahwa pendidikan inklusif itu adalah pendidikan yang

mengikutsertakan siswa berkebutuhan khusus di sekolah reguler saja tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya.

b. Pengetahuan guru tentang sistem dukungan bagi pendidikan inklusif.

Secara keseluruhan guru di semua RC yang diteliti kurang memahami apa itu sistem dukungan bagi pendidikan inklusif, yang mereka ketahui tentang sistem dukungan bagi pendidikan inklusif ialah individu atau perorangan yang mendukung pendidikan inklusif seperti guru, kepala sekolah, orangtua, dan pihak lain terkait, memang pendapat mereka tidak salah karena individu atau perorangan tersebut juga membantu dalam perkembangan pendidikan inklusif namun sistem dukungan bagi pendidikan inklusif yang dimaksud ialah

(2)

97

kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah serta lembaga atau wadah yang mendukung pendidikan inklusif seperti Resource Center, Kelompok Kerja Pendidikan Inklusif, Gugus , dan lainnya.

c. Pengetahuan guru tentang Resource Center (RC)

Pengetahuan guru mengenai pengertian Resource Center secara keseluruhan sudah baik walaupun dengan redaksi kata yang berbeda namun memiliki makna yang mengarah kepada pengertian RC seperti yang tertuang di dalam buku pedoman RC, sedangkan untuk fungsi dan tugas dari RC itu sendiri guru-guru dapat menjelaskan beberapa tugas dan fungsi dari RC namun tidak secara menyeluruh seperti yang terdapat pada buku pedoman RC.

2. Proses Pelaksanaan Layanan Resource Center (RC).

a. Pelaksanaan Layanan RC terhadap ABK di Resource Center

Pelaksanaan layanan RC terhadap ABK yang ada di masing-masing RC sudah berjalan, walaupun prosedur pelaksanaannya antara RC yang satu dengan RC yang lain berbeda. Untuk siswa yang dilayani di RC ialah siswa berkebutuhan khusus dengan berbagai macam hambatan seperti anak autis, down syndrome, tunarungu, LD, dan sebagainya. Untuk proses perekrutan siswa di RC dilakukan dengan cara sosialisasi ABK di sekolah-sekolah reguler ada, dan ada juga yang menerima siswa secara langsung di RC.

Administrasi yang harus dipenuhi oleh orangtua siswa di setiap RC hampir sama yaitu mengisi formulir, biodata, dan melampirkan hasil tes atau hasil perkembangan siswa dari pihak lain seperti psikolog, terapis, maupun dokter. Sedangkan untuk biaya administrasi seperti biaya pendaftaran maupun biaya bulanan berbeda di setiap RC, ada yang dibebaskan ada juga yang dibebankan namun sesuai dengan kemampuan orangtua siswa.

(3)

98

Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak dalam memberikan layanan di semua RC yang diteliti yaitu guru-guru yang berkompeten atau professional di dalam bidangnya. Semua guru, koordinator, maupun kepala sekolah adalah lulusan dari Universitas dengan Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Peran serta SDM di RC dalam melayani ABK disesuaikan dengan tugas dan jabatan yang dipegangnya di RC masing-masing namun semuanya berusaha untuk memberikan layanan yang optimal bagi ABK di RC.

Langkah-langkah layanan yang diberikan oleh RC bagi ABK di semua RC yang diteliti hampir sama yaitu dimulai dengan assesmen. Assesmen yang diberikan di semua RC disesuaikan dengan kebutuhan dan usia siswa. Contoh assesmen yang digunakan yaitu assesmen pra akademik, assesmen prilaku, assesmen perkembangan, assesmen bahasa, dan lain-lain. Untuk pelayanan assesmen ini dilakukan ketika siswa pertama kali masuk sekolah atau setiap awal tahun ajaran baru.

Setelah dilakukan assesmen langkah selanjutnya yang dilakukan oleh semua RC dalam melayani ABK yang ada di RC masing-masing ialah pembuatan program bagi ABK. Program yang dibuat bagi siswa berdasarkan hasil assesmen yang telah dilakukan sebelumnya dan bila ada dibantu dengan hasil rujukan dari pihak lain seperti psikolog, terapis ataupun dokter.

Setelah pembuatan program langkah selanjutnya yang dilaksanakan oleh masing-masing RC ialah pelaksanaan layanan. Jam pelayanan di setiap RC beragam ada yang dimuali dari pukul 07.30 ada juga yang dimulai dari pukul 08.00. Pada dasarnya setiap RC yang diteliti menjadikan RC sebagai kelas persiapan bagi siswa, sehingga materi yang diberikan bukanlah materi akademik melainkan materi yang berupa pre akademik, bahasa,

(4)

99

perilaku, olahraga maupun bina diri, tentunya materi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Langkah selanjutnya ialah melakukan evaluasi, evaluasi harian dilakukan oleh semua guru di RC yang diteliti, evaluasi yang diberikan pun disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Namun untuk evaluasi formal yang melaksanakan hanyalah RC Xdan Y saja, evaluasi formal dilakukan setiap tiga bulan sekali, evaluasi tersebut digunakan untuk melihat sejauh mana program yang dilaksanakan berpengaruh kepada siswa, selain itu evaluasi juga dilaksanakan sebagai bahan pembuatan laporan hasil belajar siswa kepada orangtua.

Pelatihan vokasional bagi ABK sudah dilaksanakan di RC Y namun itu juga tidak rutin dilaksanakan Pelatihan vokasional tersebut hanya dilaksanakan ketika ada workshop saja hal itu dikarenakan kurangnya biaya dalam melaksanakan pelatihannya.

b. Layanan Resource Center terhadap sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif .

Sejauh ini pelaksanaan layanan yang dilakukan oleh semua RC terhadap sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif masih belum berjalan dengan optimal. Pelaksanaan layanan RC yang sudah dilakukan oleh beberapa RC terhadap sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif yaitu melakukan advokasi serta membantu memecahkan masalah layanan pendidikan yang dihadapi oleh sekolah tentang inklusi melalui diskusi baik itu dilaksanakan di sekolah tersebut maupun di RC itu sendiri dengan mengundang guru-guru umum. Bentuk layanan yang sudah dilaksanakan oleh sebagian besar RC yang diteliti ialah melakukan sosialisasi mengenai pendidikan inklusif dan ABK ke sekolah-sekolah reguler, menyedikan alat bantu mengajar, dan melakukan advokasi bagi ABK.

(5)

100

Adapun prosedur pelaksanaan layanan RC terhadap sekolah inklusi tersebut ialah dengan membuat agenda kunjungan ke sekolah-sekolah tersebut namun kegiatan tersebut tidak rutin dilakukan dikarenakan terbentur dengan biaya. Selain itu sekolah inklusi juga bisa langsung datang untuk berkonsultasi ke RC atau dapat mengundang RC untuk memberikan informasi ataupun berdiskusi mengenai permasalahan mengenai siswa berkebutuhan khusus.

3. Hambatan yang dialami oleh Resource Center a. Lingkungan Pembelajaran

Masih kurangnya optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang ada di RC, kurangnya wawasan guru-guru di RC terhadap informasi baru mengenai pendidikan inklusif maupun ABK, alokasi waktu layanan yang dirasa kurang mencukupi serta partisipasi orangtua yang kurang mendukung terhadap program yang diberikan oleh RC terhadap siswa.

b. Pelaksanaan layanan Resource Center

Hambatan yang dialami guru dalam pelaksanan pelayanan ABK di Resource Center yaitu dalam penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus, kelainan ABK di Resource Center cukup kompleks (konsentrasi,perilaku,bahasa), belum terjalinnya kerjasama yang baik antara orang tua,guru dan tenaga ahli (psikolog,dokter)

Sedangkan hambatan layanan Resource Center terhadap sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yaitu belum terjalinya kemitraan secara optimal sehingga terjadi miss komunikasi,miss understanding,miss informasi, masih ada guru yang belum memahami

(6)

101

tentang layanan pendidikan inklusif, terjadi adanya ketidak sesuaian antara jadwal dengan pelaksanaan kunjungan.

4. Upaya dalam mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Resource Center a. Lingkungan Pembelajaran

Upaya mengatasi hambatan yang berhubungan dengan pembelajaran yaitu memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada seoptimal mungkin, merekomendasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, mengoptimalkan SDM yang ada,

b. Pelaksanaan layanan Resource Center

Pelaksanaan layanan terhadap ABK di RC diawali dengan kegiatan guru menyusun program sesuai dengan kebutuhan ABK, melaksanakan program dengan didasari sabar, tulus, ikhlas dan konsisten.

Sedangkan pelaksanaan layanan RC terhadap penyelenggara pendidikan inklusif yaitu melakukan kegiatan konsultasi untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi termasuk dalam penyesuaian jadwal kunjungan.

B. REKOMENDASI

Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bagi orang tua, guru, sekolah, pemerintah dan peneliti lainnya. yaitu sebagai berikut :

1. Rekomendasi untuk Guru

Guru-guru diharapkan membuka diri untuk menambah wawasan dengan banyak membaca atau browsing internet yang berkaitan dengan pendidikan inklusif dan pelayanan ABK. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam pelayanan akan lebih optimal. Selain itu juga diperlukan untuk mengadakan kegiatan diskusi atau sharing dengan teman sejawat. Bila memiliki wawasan dan pengetahuan maka kinerja atau layanan terhadap ABK akan

(7)

102

optimal, namun semua itu harus disertai dengan kinerja yang baik dari guru tersebut kinerja tersebut berkaitan dengan kehadiran, kelengkapan administrasi pembelajaran (penyusunan program dan pelaksanaan program).

2. Rekomendasi Koordinator RC

Koordinator RC harus selalu “up-date” mengenai pengetahuan atau berita yang berkaitan dengan perkembangan pelayanan ABK dan pendidikan inklusif. Selain itu dibutuhkan ketegasan untuk mengawasi para guru dalam melaksanakan pelayanan program sehari-hari. Tidak hanya cukup mengawasi saja namun koordinator harus menjadi teladan atau contoh bagi guru lain dalam membuka wawasan dan disiplin kerja.

3. Rekomendasi untuk sekolah

Berusaha mengoptimalkan kinerja RC yang sesuai dengan petunjuk teknis agar menjadi sistem dukungan bagi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Dibutuhkan kontrol, pengawasan dan komunikasi yang terjalin dengan baik antara kepala sekolah dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di RC, sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan Dinas/instansi terkait.

4. Rekomendasi untuk Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Menyelenggarakan pendidikan inklusif memang tidak mudah dan dibutuhkan komitmen yang kuat dari kepala sekolah dan guru. Selain itu juga harus ditunjang dengan SDM yang mau dan mampu menyelenggarakan layanan yang ramah bagi semua siswa.

Komunikasi harus terjalin dengan baik antara SDM di sekolah, siswa dan orangtua siswa. Apabila ada hambatan di dalam penyelenggaraan dan setiap langkah yang akan dilaksankan haruslah didiskusikan terlebih dahulu dengan seluruh SDM dan konsultan pendidikan inklusif.

(8)

103

Di dalam menjalankan pendidikan inklusif kepala sekolah dan pelaksana harus sering mengadakan diskusi atau sharing baik internal atau eksternal, yang dimaksudkan adalah diskusi atau sharing dengan sekolah inklusi lain.

5. Rekomendasi untuk peneliti lain

Untuk peneliti selanjutnya yang berminat mengadakan penelitian masalah Resource Center sebagai sistem dukungan disarankan meneliti tentang Model Pengembangan SLB sebagai Resource Center.

Referensi

Dokumen terkait

marga/depati sebagai pemungut pajak oleh kesultanan menjadi sangat efektif. Kepala sebagai orang pilihan Sultan juga sekaligus kepercayaan masyarakat. Kepala marga dipandang

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Isolasi Natrium

[r]

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk; (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis drama dan (2) meningkatkan keterampilan menulis drama dengan metode

Melihat keingintahuan masyarakat yang tinggi terhadap topik psikologi (termas- uk di dalamnya kesehatan mental), dan kondisi kesehatan mental masyarakat In- donesia yang

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah meliputi: mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,

Cilacap 15030122010749 595 EKO WIDIHARTONO SMP KRISTEN GANDRUNGMANGU Pendidikan Jasmani dan Kesehatan PENJAS.02 MENGULANG KE-1 URAIAN 90 Kab.. Gunung Kidul 15040322010431 369