• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-Teori Perlawanan Dan Kekerasan Kolektif menyatakan bahwa gerakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-Teori Perlawanan Dan Kekerasan Kolektif menyatakan bahwa gerakan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Gerakan

Pengertian gerakan menurut Basrowi dan Sukidin dalam bukunya yang berjudul Teori-Teori Perlawanan Dan Kekerasan Kolektif menyatakan bahwa gerakan merupakan media dari masyarakat untuk menyampaikan rasa ketidak puasan sosialnya kepada penguasa. Disamping itu menurutnya gerakan muncul dari satu golongan yang bersifat terorganisasi, mempunyai asas dan tujuan yang jelas, berjangkauan panjang serta mempunyai ideologi baru sehingga dapat ikut serta menciptakan sebuah masyarakat yang maju9

Pengertian gerakan menurut Kamus Istilah Politik Dan kewarganegaraan adalah ”Suatu kelompok atau golongan yang ingin mengadakan perbaikan-perbaikan pada lembaga politik untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang baru melalui jalan politik. Gerakan ini lebih terbatas dari pada partai politik dan cenderung bersifat fundamental dan ideologis”10

Sedangkan menurut Rustam E. Tamburaka mengatakan bahwa:

”Suatu gerak yang tumbuh dan berkembang secara evolusi, karena mengambarkan peristiwa sejarah masa lampau secara kronologis.Urutan secara kronologis merupakan teori untuk menggambarkan gerak sejarah”11.

9

Basrowi & Sukidin. 2003. Teori-Teori Perlawanan Dan Kekerasan Kolektif. Insan Cendikia. Surabaya. Hal. 17

10

Deni, Kurniawan. 2006. Kamus Istilah Politik Dan Kewarganegaraan. Yramawidia: Bandung.Hal.68

11

H. Rustam E. Tamburaka. 1999. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Politik. PT Rineka Cipta. Jakarta. Hal.52

(2)

Sedangkan menurut Muchtar E. Harahap bahwa gerakan adalah suatu kekuatan yang terlibat dalam perjuangan rakyat dalam perspektif demonstrasi sosial masyarakat politik12.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka gerakan dapat diartikan sebagai sebuah media atau perkumpulan di dalam masyarakat dan ini dijadikan sebagai sesuatu untuk menyampaikan rasa ketidak puasan oleh penguasa pada saat itu dan biasanya gerakan ini diakomodir oleh suatu lembaga untuk mencapai keberhasilan dari gerakan tersebut.

Di dalam gerakan terdapat suatu kesadaran untuk melakukan perubahan yang besar dan ini dituangkan dalam berbagai aksi-aksi protes dalam rangka mengingatkan pemerintah agar mengadakan perbaikan pada tatanan politik pemerintahan. Dan apabila terdapat gerakan yang menggambarkan sebuah evolusi itu dimaksudkan karena ingin mengambarkan peristiwa sejarah masa lampau secara kronologis, tetapi gerakan semacam itu jarang sekali kita temukan.

2. Konsep Gerakan Mahasiswa

Pengertian Gerakan Mahasiswa menurut Andik Matulessy menyatakan gerakan mahasiswa adalah perilaku koloktif dari sekumpulan individu dalam waktu yang relatif lama, terorganisir dan mempunyai tujuan untuk mengadakan perubahan struktur sosial yang dianggap tidak memenuhi harapan, serta memunculkan kehidupan yang lebih baik.13

12

Muchtar E. Harahap.1993. Mahasiswa Dalam Politik. NSEAS.Jakarta. Hal.36

13

(3)

Hal ini sejalan seperti apa yang diungkapkan oleh Nasikun bahwa

”Suatu sistem sosial memang seringkali mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar, dan oleh karenanya mampu mengikuti perubahan-perubahan tersebut tanpa mengalami disintegrasi sosial. Akan tetapi, sebaliknya suatu sistem sosial dapat juga bersikap menolak perubahan-perubahan yang datang dari luar, baik dengan cara tetap memelihara statu quo maupun dengan cara melakukan perubahan-perubahan yang bersifat reaksioner. Dan suatu reaksioner untuk melakukan perubahan terhadap status sosial tersebut selalu melibatkan mahasiswa dan masyarakat”14

Idealisme mahasiswa itu muncul karena mereka berada di dalam kelompok dan ketika mereka di luar kelompok mereka idealisme itu pun tidak ada. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Selo Soemardjan dalam bukunya tentang Kisah Perjuangan Reformasi bahwa:

”Di dalam kondisi collective behaviour terdapat kesadaran kolektif dimana sentimen dan ide-ide yang tadinya dimiliki oleh sekelompok mahasiswa menyebar dengan cepat sehingga menjadi milik semua mahasiswa. Di dalam collective behaviour akan muncul norma yang disebut dengan

emergent norm yaitu norma yang harus ditaati oleh orang-orang yang

merasa menjadi bagian dari kelompok mahasiswa. Jika tidak ikut serta dalam arus tersebut akan dinilai sebagai orang yang menyimpang dan akan mendapatkan sanksi. Sanksi diberikan dapat berupa ejekan bahwa mereka adalah pengecut, banci, antek-antek penguasa. Bentuknya bisa secara lisan melalui mikrofon yang diteriakan oleh orator aksi-aksi demo ataupun bingkisan yang berupa pakaian dalam wanita.15

Menurut Andik matulessy terdapat sebuah teori yang memicu munculnya gerakan mahasiswa adalah

”Deprivisasi kumulatif (Cumumlative Deprivation), Deprivisasi kumulatif cenderung mencakup ketidak puasan dalam masalah ekonomi. Artinya ketika seseorang dalam kondisi ekonomi yang miskin menjadi lebih miskin maka akan terjadi ketidak puasan, yang lama kelamaan akan terakumulasi, sehingga akan lebih mudah mengarahkan individu untuk berpatisipasi dalam gerakan sosial”16

14

Nasikun.2000. Sistem Sosial Indonesia. PT. RajaGafindo Persada. Jakarta. Hal.15

15

Selo, Soemardjan. 1999. Kisah Perjuangan Reformasi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.Hal 151-152

16

(4)

Hal ini seperti diungkapkan oleh Daliso bahwa ketidak puasan depriviatif akan melahirkan terjadinya kekerasaan massal. Teori psikologis maupun teori konflik sama-sama mengakui bahwa semakin besar intensitas ketidak puasan semakin besar dorongan untuk melaksanakan kekerasan17. Timbulnya gerakan mahasiswa dikarenakan kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil, seperti yang diungkapkan oleh Henry A. Landberger bahwa gerakan protes hadir karena adanya suatu reaksi terhadap kondisi sosial, ekonomi dan politik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor ketidak adilan sosial, ekonomi dan politik dalam sepanjang sejarah melahirkan pemberontakan dan kekerasan massa radikal. Kekerasan masa radikal pada dasarnya merupakan reaksi spontan, kefrustasian dalam kehidupan rakyat.

Hal serupa seperti yang diungkapkan Andik Matulessy bahwa, gerakan mahasiswa adalah sebagai bentuk gerakan sosial dan ini selalu dimotori oleh sejumlah mahasiswa dalam jumlah yang besar.

”Gerakan Mahasiswa sebagai bentuk gerakan sosial selalu muncul dengan bentuk organisasi tertentu, baik dari tingkatan yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks. Aktifitas mereka pun didasari oleh berbagai alasan dan strategi tertentu yang dibuat untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Selain itu gerakan mahasiswa relatif memiliki usia yang lama untuk beraktifitas, paling tidak semasa mereka kuliah dalam waktu 3 sampai dengan 4 tahun. Namun demikian gerakan mahasiswa tidak pernah padam sama sekali, selalu beraktifitas dalam bentuk yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi sosial suatu negara”18

17

Daliso Mangunkusumo. 1999. hal 93-95

18

Gerakan mahasiswa atau demonstrasi Mahasiswa di Indonesia amat populer pada saat peristiwa runtuhnya Era Pemerintahan Presiden soekarno tahun 1965-1966 serta pudarnya Era Pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1998. berbagai persitiwa besar bermula dari pusat ibukota pemerintahan kemudian merebak hampir di seluruh plosok kota di tanah air. Pada saat terjadinya perubahan era orde lama ke orde baru ke orde reformasi, maka mahasiswa menjadi mortir penentu yang menyakinkan.(Andik Matulessy, Opcit Hal.12-13).

(5)

Di banyak negara, mahasiswa merupakan variabel penting yang berperan dalam proses perubahan politik. Gerakan mahasiswa telah memainkan peranan penting menjadi barisan terdepan yang selalu meneriakan tuntutan demokrasi dan keadilan sosial. Di Indonesia, gerakan mahasiswa (terutam pada 1998) terbukti membuka jalan demokrasi. Di dalam setiap gerakan mahasiswa di Indonesia memiliki ciri khas dari gerakan tersebut.

Adapun ciri khas dari gerkan tersebut, menurut Jayanto dalam Hariman Siregar menjelaskan ciri gerakan mahasiswa, yaitu :

 Bersifat spontanitas. Partisipasi mahasiswa dalam gerakan merupakan respon spontan atas situasi yang tidak sehat, bukan atas ideologi tertentu, melainkan atas nilai-nilai ideal. Namun hal ini bukan berarti tidak ada pendidikan publik di kalangan mahasiswa.

 Bercorak nonstruktural. Gerakan mahasiswa tak terkendali oleh suatu organisasi tunggal, termasuk kepemimpinan komando, melainkan bercorak organisasi cair, dengan otonomi masing-masing berbasisi kampus sangat besar. Agenda aksi dibicarakan secara terbuka dan diputuskan serta diorganisasikan secara kolektif.

 Bukan agenda politik di luar kampus. Gerakan mahasiswa bersifat independen dari kelompok kepentingan tertentu, tetapi tidak menutup kemungkinan ada langkah bersama. Ini bisa terjadi lantaran sifat gerakan mahasiswa itu sendiri yang merupakan reartikulator kepentingan rakyat atau gerakan moral.

 Memiliki jaringan luas. Mengingat otonomi masin-masing kampus begitu tinggi, pola gerakan mahasiswa terlatak pada jaringan yang dibinanya. Bentuk jaringan menjadi salah satu ciri dari pengorganisasian gerakan mahasiswa. Jaringan yang terbentuk biasanya luwes sehingga memudahkan untuk bermanuver serta tidak mudah untuk dikooptasi oleh kelompok kepentingan yang bertentangan dengan gerakan moral, termasuk pemerintah.19

Sedangkan menurut Anas Syahrul Alimi di dalam bukunya tentang Solilqui, Pemikiran Filsafat, Agama dan Politik mengatakan:

Pada hakekatnya gerakan mahasiswa bersifat anti kekerasan. Kekerasan bukanlah ciri gerakan mahasiswa di belahan bumi manapun. Watak

19

(6)

gerakan mahasiswa lebih sebagai gerakan pemikiran kearah perubahan-perubahan yang evolutif menuju perubahan-perubahan. Artinya yang ditonjolkan oleh gerakan mahasiswa adalah kualitas gagasan perubahan yang dihendaki dengan cara-cara yang lebih logis-intelektual.20

Menurut Andik Matulessy bahwa gerakan mahasiswa atau aksi kolektif mahasiswa memiliki ciri antara lain:

1. Gerakan mahasiswa dibawahi oleh organisasi, baik kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Gerakan mahasiswa memiliki tujuan yang berbeda, pada gerakan mahasiswa yang permanen tujuannya mempengaruhi kebijakan, sedangkan yang bersifat temporer bertujuan menekan kebijakan pemerintah dan melakukan perubahan politik.

3. Gerakan mahasiswa dilakukan dengan penuh kesadaran 4. Gerakan mahasiswa memiliki ideologi

5. Gerakan mahasiswa tidak membentuk lembaga resmi seperti parpol, namun lebih pada aksi kolektif untuk mewujudkan gerakan.

6. Dalam menggelar aksi kolektif gerakan mahasiswa menampilkan isu-isu strategis dalam sarana massa memobilisasi dan mengefektifkan aksi21. Dari pendapat diatas, bahwa ciri dari gerakan mahasiswa tidaklah bersifat kekerasan dan bersifat spontanitas hal inilah yang membedakan gerakan mahasiswa dengan gerakan lainnya. Dari ciri tersebut gerakan mahasiswa terdapat berbagai bentuk gerakan mahasiswa. Bentuk gerakan mahasiswa di Indonesia terdapat tiga bentuk yaitu seminar, diskusi dan demonstrasi. Hal ini diperkuat menurut pendapat Arbi Sanit bahwa gerakan mahasiswa adalah sebagai bentuk gerakan sosial yang dilakukan dalam bentuk yang berbeda-beda.

”Dalam mewujudkan fungsi sebagai kaum intelektual itu mahasiswa memainkan peran sosial mulai dari pemikir, pemimpin dan pelaksana. Sebagai pemikir mahasiswa mencoba menyusun dan menawarkan gagasan tentang arah dan pengembangan masyarakat. Peran kepemimpinan dilakukan dengan aktivitas dalam mendorong dan menggerakan masyarakat. Sedangkan keterlibatan mereka dalam aksi sosial, budaya dan politik di sepanjang sejarah merupakan perwujudan dari peran pelaksanaan tersebut. Bentuk-bentuk gerakan mahasiswa mulai dari aktivias intelektual yang kritis melalui seminar, dan diskusi merupakan bentuk aktualisasi.

20Ade ma’aruf. 2002. Solilqui, Pemikiran Filsafat, Agama dan Politik.

Jendela.Yogyakarta hal147

21

(7)

Selain kegiatan ilmiah, gerakan mahasiswa juga menyuarakan sikap moralnya dalam bentuk petisi, pernyataan dan suara protes. Secara perlahan karena perkembangan di lapangan dan keberanian mahasiswa maka aksi protes dilanjutkan dengan turun ke jalan-jalan. Bentuk lain dari aktualisasi peran gerakan mahasiswa ini dilakukan dengan menurunkan massa mahasiwa dalam jumlah besar dan serentak. Kemudian mahasiswa ini mendorong desakan reformasi politiknya melakukan pendudukan atas bangunan pemerintah dan menyerukan pemboikotan.Untuk mencapai cita-cita moral politik mahasiwa ini maka muncul berbagai bentuk aksi seperti umumnya terjadi dalam, gerakan sosial”22

Sebagai aktualisasi dalam memainkan peranannya mahasiswa memiliki bentuk dalam gerakannya yang berbeda-beda di setiap kondisi yang ada. Bentuk dari gerakan mahasiswa diantaranya seminar, diskusi dan demonstrasi dengan menurunkan masa turun ke jalan.

Sedangkan menurut Satrio dalam Blumer menyatakan, sebuah gerakan mahasiswa dapat dirumuskan sebagai sejumlah besar orang yang bertindak bersama atas nama sejumlah tujuan atau gagasan. Biasanya, gerakan ini melibatkan cara-cara yang terlembagakan, seperti demonstrasi, seminar, dan diskusi untuk mendukung atau menentang suatu perubahan sosial. Gerakan mahasiswa melibatkan jumlah orang yang cukup banyak dan biasanya berlanjut untuk rentang waktu yang cukup panjang.

Menurut Asep Setiawan, bahwa terdapat teori tentang meningkatnya gerakan mahasiswa. Teori tersebut diadopsi dari pendapat Smeler tahun 1962 tentang teori kemacetan yang berisi.

“Sebuah gerakan mahasiswa muncul ketika masyarakat menghadapi hambatan struktural karena perubahan sosial yang cepat seperti disebutkan Smelser (1962). Teori kemacetan ini berpendapat bahwa “pengaturan lagi struktural dalam masyarakat seperti urbanisasi dan industrialisasi menyebabkan hilangnya kontrol sosial dan meningkatkan “gelombang

(8)

menuju perilaku antisosial”. Kemacetan sistemik ini dikatakan menjadi penyebab meningkatnya demonstrasi, seminar dan diskusi.23

Gerakan mahasiswa mengaktualisasikan potensinya melalui sikap-sikap dan pernyataan yang bersifat imbauan moral. Mereka mendorong perubahan dengan mengetengahkan isu-isu moral sesuai sifatnya yang bersifat ideal. Ciri khas gerakan mahasiswa ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai ideal mereka karena ketidakpuasan terhadap lingkungan sekitarnya.

Menurut Arief Budiman bahwa gerakan mahasiswa sebagai kekuatan moral untuk mendobrak pemerintahan dan hal ini dilakukan dalam berbagai bentuk gerkan mahasiswa.

“Gerakan Mahasiswa ini diakui pula oleh Arief Budiman yang menilai sebenarnya sikap moral mahasiswa lahir dari karakteristiknya mereka sendiri. Mahasiswa sering menekankan peranannya sebagai “kekuatan moral” dan bukannya “kekuatan politik”. Aksi protes yang dilancarkan mahasiswa berupa demonstrasi di jalan,seminar dan diskusi dinilai juga sebagai sebuah kekuatan moral karena mahasiswa bertindak tidak seperti organisasi sosial politik yang memiliki kepentingan praktis”.24

Bentuk-bentuk gerakan mahasiswa seperti seminar, diskusi dan demonstrasi merupakan cara yang sering dilakukan mahasiswa dalam melakukan aksinya. Dari ketiga bentuk gearkan mahasiswa tersebut memiliki perbedaan dalam menyampaikan tujuannya. Sehingga yang dimaksud seminar dalam bentuk gerakan mahasiswa adalah arena terbuka dimana peserta diberi kesempatan untuk ikut serta berbicara sebagai penyaluran perasaan dan pendapat dapat terjadi bahan dari seseorang yang ditanggapi oleh peserta lain dalam bentuk pertanyaan dan komentar. (www. google.com).

23

www.google.com (Gerakan Mahasiswa oleh Asep Setiawan, 26 Oktober 2006)

24

Arief Budiman, 1984.Peranana Mahassiwa sebagai Inteligensia dalam Cendekiawan

(9)

Sedangkan diskusi adalah sekolompok kecil yang terdiri dari 6 orang atau lebih mendiskusikan suatu masalah dihadapan suatu kelompok yang lebih besar yang mendengarkan dan mengikuti diskusi tersebut walau tidak terlibat langsung selama 15-40 menit, kemudian selama 20-60 menit hasil diskusi tersebut dibahas dalam pleno. Proses yang kedua tidak boleh mengulangi atau mementahkan proses yang pertama, sebaliknya proses yang kedua adalah pematangan. Kesimpulan tidak harus satu pendapat, dapat lebih dari satu asal cukup mendasar secara nalar.(www.google.com).

Menurut Basrowi dan Sukidin dalam bukunya tentang kekerasan-kekerasan kolektif bahwa demonstrasi adalah media dari masyarakat untuk menyampaikan rasa ketidak puasan sosialnya kepada penguasa. Hal tersebut diperkuat oleh ungkapan Agus Halawa, menyatakan demonstrasi adalah bentuk ekspresi berpendapat unjuk rasa melalui demonstrasi. Demonstrasi pada umumnya melibatkan ribuan masa untuk melakukan perubahan dan juga demostrasi merupakan media dan sarana penyampaian gagasan atau ide-ide yang dianggap benar dan berupaya mempublikasikan dalam bentuk pengerahan masa24.

Menurut Tan Malaka bahwa demonstrasi politik yang ditujukan dengan masa yang berbaris di sepanjang jalan raya dan di gedung rapat dengan maksud mengadakan protes dan memperkuat tuntutan politik, ekonomi, dan menunjukan kepada musuh beberapa besar kekuatan kita, karena bila semboyan dan tuntutan sungguh diteriakan oleh masa demonstrasi politik dapata menjadi gelombang

(10)

yang makin lama makin kuat sehingga meruntuhkan benteng-benteng ekonomi dan politik dari kelas yang berkuasa25

Dalam teori gerakan mahasiswa diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari aktualisasi gerakan mahasiswa terbagi kedalam tiga bentuk diantaranya seminar, diskusi dan demonstrasi. Ketiga bentuk gerakan tersebut merupakan sebuah jalan dalam mencapai keberhasilan gerakan mahasiswa tersebut. Oleh karna itu ketiga bentuk tersebut yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa dalam sejarah gerakan mahasiswa pada tahun 1966-1998. Gerakan mahasiswa merupakan sebuah gerakan yang mempunyai kekuatan moral dalam mendobrak kekuatan pemerintah pada saat itu. Ciri khas gerakan mahasiswa ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai ideal mereka karena ketidakpuasan terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga memunculkan ketiga bentuk gerakan mahasiswa yaitu seminar, diskusi, dan demonstrasi.

B. Kerangka Pikir

Awal lahirnya gerakan mahasiswa karena kondisi ekonomi dan politik di Indonesia tidak begitu membaik sehingga menyebabkan penderitaan bagi rakyat, ditambah lagi dengan adanya kebijakan pemerintah yang tidak mau memihak rakyat. Setiap gerakan mahasiswa memiliki cara dan misi yang berbeda, karena gerakan tersebut harus sesuai dengan kondisi pada jamannya. Dalam mewujudkan fungsi sebagai kaum intelektual itu mahasiswa memainkan peran sosial mulai dari pemikir, pemimpin dan pelaksana. Sebagai pemikir mahasiswa mencoba menyusun dan menawarkan gagasan tentang arah dan pengembangan masyarakat.

25

(11)

Peran kepemimpinan dilakukan dengan aktivitas dalam mendorong dan menggerakan masyarakat. Sedangkan keterlibatan mereka dalam aksi sosial, budaya dan politik di sepanjarang sejarah merupakan perwujudkan dari peran pelaksanaan tersebut.

Upaya mahasiswa membangun organiasai sebagai alat bagi pelaksanaan fungsi intelektual dan peran tidak lepas dari kekhawasannya. Motif mahasiswa membangun organisasi adalah untuk membangun dan memperlihatkan identitas mreka didalam merealisasikan peran-peran dalam masyarakatnya. Bahkan mereka membangun organisasi karena yakin akan kemampuan lembaga masyarakat tersebut sebagai alat perjuangan. Tidak hanya mahasiswa melakukan cara demonstrasi yang menurunkan masa dengan jumlah yang besar, tetapi ada cara lain dalam gerakan mahasiswa mulai dari aktivitas intelektual yang kritis melalui seminar dan diskusi merupakan bentuk aktualiasi dari gerakan mahasiswa. Bentuk lain dari aktualisasi peran gerakan mahasiswa ini dilakukan dengan menurunkan massa mahasiwa dalam jumlah besar dan serentak yang disebut dengan demonstrasi.

Untuk mencapai cita-cita moral politik mahasiswa ini, maka muncul berbagai bentuk aksi yang diarahkan pada isu yang berkembang pada masa itu seperti umumnya terjadi dalam gerakan sosial. Pada tahun 1966 mahasiswa menuntut Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) perkembangan selanjutnya pada tahun 1974-1978 mahasiswa menuntut penanaman modal asing dan kepemimpinan pada masa orde baru dan yang terakhir mahasiswa memainkan peranannya pada reformasi.

(12)

C. Paradigma

KETERANGAN:

: Garis Metode : Garis Hasil

Bentuk-Bentuk Gerakan Mahasiswa

Pada Tahun 1966-1998

Seminar

Diskusi

Demonstrasi

1

. Tritura

2. Penanaman Modal Asing

3. Kepemimpinan Nasional

3. Reformasi

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi arthritis gout adalah makanan yang dikonsumsi, umumnya makanan yang tidak seimbang (asupan protein yang mengandung purin

Maula Alimudin, “ Pengaruh Metode Pembelajaran SAVI Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung Pada Materi

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tiada hentinya mencurahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga dengan segala

4 ekor sapi Bali beranak dua kali dengan kondisi tubuh yang sehat, baik, memiliki organ reproduksi yang normal serta tidak dalam keadaan bunting. Pelaksanaan

Karena nilai signifikan lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak berarti terdapat pengaruh yang kuat variabel total asset turnover, debt to

Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyat akan dengan mengadakan hubungan dengan Dia mel al ui upacara, penyembahan dan permohonan dan membent uk sikap hidup

PENERAPAN ASESMEN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI TINGKAT SMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAT PERAGA.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Pengaduan terhadap Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi sebagai Teradu yang dianggap melanggar Kode Etik harus disampaikan secara tertulis disertai dengan