• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALTAS PEMBELAJARAN KERAJINAN BATIK DENGAN MODEL LESSON STUDY PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI KERAJINAN FBS UNY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KUALTAS PEMBELAJARAN KERAJINAN BATIK DENGAN MODEL LESSON STUDY PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI KERAJINAN FBS UNY"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KUALTAS PEMBELAJARAN KERAJINAN BATIK

DENGAN MODEL LESSON STUDY PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI

KERAJINAN FBS UNY

Oleh: Ismadi

(Dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY, menyelesaikanS2 Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM, e-mail: ismadi.andra7@gmail.com HP. 081548551884)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran kerajinan batik dengan mengunakan model lesson study pada Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan, Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Subyek penelitian adalah mahasiswa semester V Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan FBS UNY. Penelitian didesain sebagai Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dengan langkah penelitian yang mengacu pada model Kemmis dan Metaggart, dilaksanakan dalam dua siklus. Pengambilan data mealui observasi wawancara, dan dokumentasi, sedangkan analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah adanya refleksi dan pembahasan bersama tim kemudian dilakukan berbagai tindakan di antaranya pembenahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penerapan metode pembelajaran yang mendukung, juga penguasaan dosen pada saat melakukan pembelajaran dikelas, memperlihatkan adanya peningkatan pembelajaran. Hal itu ditunjukkan dengan beberapa indikasi adanya perubahan perilaku belajar mahasiswa yakni mengikuti pembelajaran dengan tepat waktu, memperhatikan apa yang disampaikan dosen, dan interaksi yang cukup aktif. Dari hasil evaluasi pembelajaran setiap kompetensi, terlihat adanya peningkatan yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai harian para mahasiswa.

Kata kunci: pembelajaran batik, lesson study, peningkatan pembelajaran

Pendahuluan

Indikator pembelajaran dapat dilihat dari perilaku tenaga pengajar dan mahasiswa, dampak pembelajaran, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan sistem pembelajaran. Berdasarkan pengamat-an di kelas, kegiatpengamat-an pembelajarpengamat-an selama ini kurang adanya pengamatan terhadap proses belajar mengajar, kurang adanya refleksi sehingga mengakibatkan terjadinya pembe-lajaran yang monoton dan kurang inovatif. Berawal dari itu maka diperlukan adanya pengembangan model pembelajaran yang lebih tepat.

Salah satu model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kompetensi serta materi kerajinan batik, ialah model lesson study. Dengan model lesson study, proses

pembe-lajaran akan selalu ada pengamatan dan refleksi pada setiap kegiatan belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang akan datang diharapan akan lebih baik dari pembelajaran sebelumnya.

Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimana proses pembelajaran kerajinan batik dengan menggunakan model lesson

study di Program Studi Pendidikan Seni

Kerajian Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY?

2. Bagaimanakah penigkatan hasil pembela-jaran pada mata kuliah Kerajinan Batik dengan menggunakan model lesson study di Program Studi Pendidikan Seni Kerajian Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY?

(2)

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk:

1. Mendekripsikan proses pembelajaran kerajinan batik dengan menggunakan model lesson study di Program Studi Pendidikan Seni Kerajian Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY? 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil

pembelajaran pada mata kuliah Kerajinan Batik dengan menggunakan model lesson

study di Program Studi Pendidikan Seni

Kerajian Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY?

Tinjauan Pustaka Peranan Lesson Study

Menurut Sumardi (2007) lesson study dapat merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan ber-dasarkan azas-azas kolegalitas dan mutual

learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson study dilaksanakan melalui tiga

tahap-an, yakni plan (perencanaan), do (pelaksana-an), dan see (refleksi). Ketiga tahapan tersebut merupakan satu siklus pembelajaran.

Dalam tahapan plan, seorang dosen merancang pembelajaran agar mahasiswa dapat belajar dari materi pembelajaran secara aktif. Kegiatan ini dapat dilakukan secara kolaboratif dengan sejawat agar pembelajaran dapat berhasil. Pada kesempatan ini sudah ditentukan siapa yang akan bertindak sebagai dosen model. Dalam tahap ini dapat dihasilkan

lesson plan (Rencana

Pembelajaran/Per-kuliahan) dan teaching materials, antara lain media pembelajaran dan Lembar Kerja Mahasiswa.

Tahap do merupakan pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang dalam tahap plan. Dalam tahap tersebut dosen model melaksanakan pembelajaran dengan

berpe-doman pada Rencana Pembelajaran/ Perkuliahan, sedangkan dosen lain bertindak sebagai observer (pengamat) pembelajaran. Pejabat struktural (Dekan, Ketua Jurusan, Ketua Program Studi) juga dapat bertindak sebagai observer.

Observer menggunakan Lembar

Obser-vasi untuk melakukan pengamatan, yang akan membantunya ketika pada tahap refleksi. Kegiatan pembelajaran perlu direkam dengan kamera video atau foto digital untuk bahan dokumentasi yang dapat dimanfaatkan dalam tahap refleksi. Selama tahap do, pada dasar-nya observer dapat belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung.

Kritik dan saran disampaikan secara bijak dan dilakukan pada saat refleksi untuk perbaikan pembelajaran. Semua orang yang terlibat dalam lesson study dapat belajar dari pembelajaran yang telah dikondisikan itu, dan hal ini berarti bahwa pembelajaran bukan hanya bagi dosen model.

Lebih lanjut Sumadi menjelaskan, bahwa

lesson study dimaksudkan agar: (1) semua

mahasiswa dapat berpartisipasi dalam pem-belajaran tanpa kecuali dan (2) dosen mene-rapkan hasil yang diperoleh dari refleksi pem-belajaran.Secara khusus lesson study mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. meningkatkan kualitas rencana pelak-sanaan pembelajaran

2. meningkatkan pengetahuan dosen

tentang materi ajar

3. meningkatkan pengetahuan dosen

tentang pembelajaran

4. meningkatkan kemampuan dosen dalam mengamati aktivitas pembelajaran 5. menguatkan hubungan kolegalitas

antar-dosen

6. menguatkan hubungan antara pelaksana pembelajaran sehari-hari dengan tujuan pembelajaran jangka panjang

7. meningkatkan motivasi dosen untuk selalu berkembang

(3)

Perangkat Pendukung Lesson Study

Menurut Sumardi (2007) perangkat pendukung ialah semua perangkat yang mendukung keberhasila implementasi lesson

study. Sebagaimana telah disinggung dalam

pembahasan sebelumnya, salah satu perang-kat pendukung dalam lesson study adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/ Perkuliahan, Lembar kegiatan Mahasiswa, dan

teaching materials yang dihasilkan dalam tahap plan. Dalam tahap plan perlu adanya catatan

tentang pelaksanaan pertemuan. Perekaman audio visual selama kegiatan plan ini juga diperlukan sebagai salah satu dokumen penting.

Ditegaskan oleh Sumardi, perangkat pendukung dalam tahap do adalah lembar observasi, yang berisi antara lain: (1) interaksi antar mahasiswa, (2) interaksi antara mahasiswa dan dosen, (3) interaksi antar-mahasiswa dan media/sumber belajar/lembar kerja mahasiswa, (4) mahasiswa yang pasif, (5) mahasiswa diam karena berfikir dan memperhatikan, dan (6) pelajaran berharga yang dapat dipetik dari hasil pengamatan. Dalam lembar observasi ini perlu ditulis nama mahasiswa yang diamati dan waktu peng-amatan. Perangkat pendukung lainnya ialah perekam audio visual kegiatan pembelajaran yang dapat mendokumentasikan berbagai kejadian selama pembelajaran berlangsung. Penekanan rekaman gambar tidak hanya ditujukan pada mahasiswa yang aktif dalam pembelajaran, melainkan juga ditujukan kepada mahasiswa yang tidak terlibat dalam

pembelajaran, yang memperlihatkan kebo-sanan dengan memainkan alat-alat tulis, yang mengantuk, yang berperilaku menyimpang, dan sebagainya.

Lesson study juga memerlukan

aturan-aturan tertulis yang disepakati bersama. Aturan-aturan ini dapat dituangkan dalam (1) pedoman bagi pemandu (moderator), (2) pedoman bagi observer, dan (3) pedoman bagi peserta refleksi.

Selanjutnya, keberhasilan lesson study perlu dipantau secara berkelanjutan, sehingga diperlukan tim monitoring dan evaluasi tentang pengimplementasiannya. Tim monitoring dan evaluasi dapat mengembangkan instrumen sendiri untuk memonitor dan mengevaluasi implementasi lesson study. Alat pengumpul data dapat berupa dokumen tertulis, angket, pedoman wawancara, observation check-list, dan sebagainya.

Langkah-langkah Perekaman dan Interpretasi Kegiatan Lesson Study

Menurut Kadarisman (2008:07), lesson

study memiliki tahapan-tahapan yang perlu

dilaksanakan secara sistematis, yakni: tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (do) yang sering juga disebut research lesson, dan tahap kegiatan pasca pembelajaran atau post-class

discussion (see). Karena itu kegiatan

pere-kaman dan interpretasi dalam lesson study selalu berpijak pada pengembangan model pelaksanaannya, sebagaimana terlihat dalam skema berikut. Pengembangan model Rencana (Plan) Tindakan (Do) Refleksi REVISI Observasi (See)

(4)

Manfaat Model Lesson Study dalam Pembelajaran

Menurut Kadarisman (2008:07) model

lesson study yang didukung seperangkat alat

mempunyai manfaat sebagai: 1. Akuntabilitas kegiatan

Dengan adanya rekaman pada proses

lesson study yang menunjukkan

berlang-sungnya pembelajaran nyata (real teaching) maka ada pertanggungjawaban penuh bahwa program benar-benar telah terlaksana, sehingga media ini bisa menjadi alat untuk permasalahan akuntabilitas.

2. Alat verifikasi

Dengan terdokumentasikannya apa yang berlangsung selama kegiatan pembelajaran, maka secara tidak langsung media ini akan menjadi alat verifikasi yang efektif. Di kemudian hari tidak ada lagi alasan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Alat kontrol dan evaluasi

Metode ini juga dapat dipakai sebagai alat kontrol pada kegiatan yang sedang berlangsung, sesuai tidaknya kegiatan dengan rencana. Selain itu metode ini juga bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu evaluasi kegiatan secara keseluruhan.

Konsekuensi-konsekuensi itu tentu mengandung perubahan dari proses pembelajaran sebelumnya, tetapi perubahan yang ditujukan untuk perbaikan. Perbaikan tersebut tidak akan terjadi apabila seorang pembelajar tidak sadar atau tanggap akan standar profesinya sendiri. Lesson study adalah suatu instrumen yang digunakan dengan penuh kemampuan oleh dosen yang baik untuk meningkatkan mutu pengajarannya.

Metode Penelitian Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran dengan memberikan tindakan alternatif berupa model lesson study. Elliot dan Suwarsih Madya (1994:1) menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk mening-katkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya merupakan telaah, diagnosis, perencanaan, pemantauan, dan pengaruh hubungan antara evaluator dan tenaga profesi. Inti penelitian ini terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang dibuat oleh peneliti, kemudian diujicobakan dan dievaluasi apakah tindakan alternatif ini dapat memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran.

Rancangan Prosedur Penelitian

Dalam penelitian yang menggunakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart (1988) ini, prosedur penelitian dirancang sebagai berikut:

1. Persiapan

Dalam tahap persiapan dilakukan (1) permintaan ijin kepada Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY untuk melakukan penelitian, (2) studi awal tentang pembelajaran kerajinan batik melalui observasi, (3) pengidentifikasian permasalahan dalam pembelajaran kerajinan batik, yakni dengan mengkaji kurikulum, satuan pembelajaran, buku sumber,ketersediaan alat dan bahan praktik, (4) perumuskan spesifikasi dan karakteristik model pembelajaran yang dibutuhkan dalam pembelajaran kerajinan batik, (5) perencanaa penelitian, antara lain penyusunan serangkaian kegiatan secara menyeluruh berupa siklus-siklus tindakan bersama dosen senior, dan (6) pembuatan instrumen pedoman observasi dan evaluasi

(5)

terbatas dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ialah mahasiswa Semester V kelas B peserta kuliah kerajinan batik Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY dan dosen pengampu mata kuliah Kerajinan Batik.

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi yang dilengkapi dengan perekaman audio-visual, dan dokumen. Seluruh data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Setelah itu dilakukan refleksi dan perbandingan antara pratindakan dan pasca-tindakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan sudah cukup atau sudah dapat meningkatkan pembelajaran atau masih ada perbaikan-perbaikan untuk siklus berikutnya.

Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Kegiatan observasi dilakukan selama dua pertemuan yaitu tanggal 25 September dan 9 Oktober, meliputi proses belajar teori batik, presensi mahasiswa, situasi kelas, dan juga mengenai fasilitas ketersediaan alat praktik. Jadwal rencana tindakan disesuaikan dengan jadwal kuliah yaitu pada setiap Kamis pukul 11.00 – 15.00 WIB di Ruang Batik.

Tindakan I

Tindakan ini meliputi: 1. Plan

Kegiatan plan dilakukan pada hari Senin tanggal 13 Oktober 2008, yaitu tim lesson study mendiskusikan rencana perkuliahan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/Perku-liahan (RPP) dan silabus yang telah dibuat oleh

dosen pengampu. Terdapat masukan dari Ibu Arsianti Latifah, S.Pd. yakni RPP yang diajukan agar dibenahi mengenai kejelasan kompetensi dasar, materi kuliah, topik perkuliahan, yang harus kembangkan lebih spesifik. Sementara masukan dari ibu Eni Puji Astuti, M.Sn. ialah (1) model pembelajaran yang akan diterapkan perlu dipertimbangkan tujuannya dan kesesuaiannya dengan materi batik, (2) pembelajaran yang akan berlangsung untuk

lesson study sebaiknya berjalan alamiah dan

bukan rekayasa agar manfaatnya terpetik. 2. Do

Do merupakan pelaksanaan

pembe-lajaran dan observasi yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal 16 Oktober 2008 pukul 11.00 – 15.00 WIB di Ruang Batik Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS. Pada kegiatan ini, dosen melakukan pembelajaran mulai dari membuka, menyampaikan materi, sampai menutup diamati oleh observer. Para observer mencatat dan merekam semua kejadian dengan dibantu alat perekam audio-visual. Adapun jalannya perkuliahan sebagai berikut:

Kegiatan dimulai pukul 11.05, mahasiswa memasuki ruang kelas diikuti dosen pengampu, selanjutnya dosen sejawat sebagai observer memasuki ruang kelas. Pada awal perkuliahan mahasiswa tampak “terkejut” dengan kehadiran 2 dosen lain dan 1 karyawan membawa

handycam yang tidak biasanya memasuki

ruang kuliah dan merekam pada waktu pembelajaran berlangsung. Mahasiswa belum seluruhnya hadir di kelas, baru 75% mahasiswa yang hadir yaitu sekitar 14 mahasiswa.

Dosen membuka pembelajaran dengan salam dan menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran hari ini dengan singkat, yaitu membuat desain batik. Kemudian dosen menyampaikan materi hingga akhir dan dilanjutkan mendesain. Dari hasil observasi masing-masing observer dapat dirangkum: a) Interaksi mahasiswa dengan dosen saat

(6)

memperhatikan. Hanya ada 2 orang yang tidak hadir. Ada 1 mahasiswa yang ber-tanya tentang ketentuan motif yang akan didesain.

b) Jalannya perkuliahan secara keseluruhan lancar, akan tetapi masih banyak hal yang perlu diperbaiki, terutama metode pembe-lajaran.

3. See

Dalam kegiatan ini, peneliti bersama-sama dengan observer melakukan analisis, interpretasi, dan mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Adapun ringkasan dalam kegiatan mengevaluasi ialah sebagai berikut.

a) Interaksi mahasiswa masih kurang, hanya ada 1 mahasiswa yang bertanya.

b) Perlu peningkatan penguasaan kelas, karena masih ada beberapa mahasiswa yang tidak memperhatikan (menggambar, ber-sms) saat dosen menjelaskan materi. Dari hasil evaluasi tindakan tersebut, peneliti bersama-sama observer kemudian dapat menetapkan revisi tindakan dan merencanakan tindakan selanjutnya.

Tindakan II

Tindakan ini meliputi: 1. Plan

Kegiatan plan dilakukan hari Senin, tanggal 20 Oktober 2008, tim lesson study mendiskusikan RPP yang telah dibuat oleh dosen pengampu. RPP telah dibuat sedemi-kian rupa sesuai form dari fakultas dan secara ringkas telah tidak ada revisi.

2. Do

Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis, tanggal 23 Oktober 2008 pukul 11.00 – 15.00 WIB di ruang batik Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS. Pada kegiatan ini dosen melakukan pembelajaran dari membuka, menyampaikan materi, sampai penutup diamati oleh observer.

Observer mencatat dan merekam semua

kejadian dari awal sampai akhir pembelajaran dengan dibantu alat perekam audio-visual. Adapun jalannya perkuliahan sebagai berikut: Pada saat kegiatan dimulai pukul 11.05, mahasiswa telah masuk, tidak ada yang terlambat dan diikuti dosen pengampu, selan-jutnya dosen sejawat sebagai observer memasuki ruang kelas. Mahasiswa mulai terbiasa dengan kehadiran 2 dosen lain dan 1 karyawan pengambil gambar.

Dosen membuka pembelajaran dengan salam dan menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran hari itu dengan singkat, yaitu proses mencanting dalam membatik. Kemu-dian dosen menyampaikan materi dan melaku-kan demonstrasi di depan mahasiswa dan melakukan pembimbingan individu hingga akhir. Dari hasil observasi masing-masing

observer dapat dirangkum sebagai berikut.

a) Dalam interaksi mahasiswa dengan dosen saat menyampaikan materi, mahasiswa memperhatikan. Ada beberapa mahasis-wa yang meminta untuk dibimbing secara individu dan demonstrasi mencanting/ membatik.

b) Jalannya perkuliahan secara keseluruhan lancar dan kelas terlihat hidup.

3. See

Dalam kegiatan ini, peneliti bersama-sama dengan observer melakukan analisis, interpretasi dan mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung. Ringkasan dalam mengevaluasi adalah sebagai berikut. a) Interaksi mahasiswa cukup aktif. b) Penguasaan kelas cukup. 4. Kesimpulan

Pada pembelajaran pada tindakan II telah terdapat peningkatan pembelajaran, hal ini ditandai perilaku mahasiswa yang tidak terlambat masuk, mahasiswa mulai aktif berinteraksi dengan dosen berupa bertanya atau berkonsultasi untuk memohon bimbingan.

(7)

perencanaan pembelajaran (RPP) masih perlu pembenahan/revisi, pada saat proses pembelajaran di kelas dosen kurang dalam penguasaan kelas, mahasiswa terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran kerajinan batik, dan terindikasi kurangnya interaksi mahasiswa dalam menanggapi berupa pertanyaan. Hal lain di antaranya ialah mahasiswa masih banyak yang datang terlambat, kemudian pada saat pembelajaran dimulai, masih ada mahasiswa yang tidak memperhatikan apa yang disampaikan dosen, serta terindikasi masih adanya mahasiswa yang menggambar sendiri, main sms/hp dan ada di antaranya yang berbicara dengan temannya di luar konteks/tema pembelajaran. Setelah adanya refleksi dan pembahasan bersama tim, kemudian dilakukan berbagai tindakan di antaranya pembenahan RPP, pene-rapan metode pembelajaran yang mendukung seperti metode demonstrasi dan pembimbing-an. Selain itu juga adanya peningkatan pengu-asaan dosen dalam melakukan pembelajaran di kelas, sehingga terlihat ada peningkatan dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa indikasi adanya perubahan perilaku belajar mahasiswa seperti dapat masuk tepat waktu, mahasiswa memperhati-kan apa yang disampaimemperhati-kan dosen, interaksi mahasiswa pun cukup aktif. Dari dokumentasi evaluasi pembelajaran setiap kompetensi, terlihat ada peningkatan, hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya nilai harian para mahasiswa.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpul-kan bahwa penerapan model pembelajaran

lesson study dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran kerajinan batik.

Penutup Kesimpulan

Kegiatan pembelajaran kerajinan batik sudah mengalami peningkatan sebagai berikut. 1. Peningkatan aktivitas dalam proses

pembelajaran.

2. Peningkatan motivasi belajar mahasiswa. 3. Peningkatan hasil belajar mahasiswa

ditandai dengan meningkatnya nilai mahasiswa.

Saran

Untuk meningkatkan pembelajaran di jurusan, sebaiknya kegiatan lesson study ini terus dilakukan oleh seluruh dosen.

Daftar Pustaka

Chapman, L.H .1978. Aprroaches to Art in

Education. New York: Harcourt Brace

Jovanovich, Inc.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Penelitian Tindakan. Jakarta. Djohar. 2003. Pendidikan Strategik: Alternatif

untuk Pendidikan Masa Depan.

Yogyakarta: Lesfi.

Martin, B. dan Dwidjoamiguno, R.P. Warindio. Tt. Belajar Melukis Batik dan Motif-motif

Batik. Yogyakarta.

Susanto, S.K. S. 1980. Seni Kerajinan Batik

Indonesia. Yogyakarta: Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik.

Sumardi. 2007. Perangkat Pendukung dalam

(8)
(9)

Gambar

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Lesson Study

Referensi

Dokumen terkait

Formulir DPA SKPD RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN.. SATUAN KERJA

sudah mempunyai brand image atau citra yang baik dari kondisi yanga. diharapkan

Masuk ke mode interface configuration dari port yang akan kita implementasikan port-security. 2950sw1(config)# interface

[r]

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk pengembangan ideational learning pada SMP RSBI

Reduksi Aliran Arteri Koroner Oklusi Trombus Merokok Obesitas Aktivitas Alkohol Diet Tinggi Lemak Diabetes Mellitus..

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN.. TAHUN ANGGARAN