• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFISIENSI PENYERAPAN LOGAM Pb2+ DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN BENTONIT DAN ECENG GONDOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFISIENSI PENYERAPAN LOGAM Pb2+ DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN BENTONIT DAN ECENG GONDOK"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i TUGAS AKHIR

EFISIENSI PENYERAPAN LOGAM Pb2+ DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN BENTONIT DAN ECENG GONDOK

Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana Departemen Teknik Lingkungan

DISUSUN OLEH

ANDI SYARIFAH SUMAYYA D121 12 280

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

ii Efisisensi Penyerapan Logam Pb2+ dengan menggunakan campuran Bentonit

dan Eceng Gondok

Andi Syarifah Sumayya1, Achmad Zubair2, Roslinda Ibrahim3

1 Mahasiswa Program Studi Teknik Departemen Teknik Sipil, Universitas

Hasanuddin

Email: ipahmaya@gmail.com

2 Dosen Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin

Email: achmad.zubair@gmail.com

3 Dosen Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin

Email: linda_lingk09@yahoo.co.id ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium, bertujuan untuk (1)Menentukan Berat dan Komposisi Optimum dari campuran adsorben yang dapat meyerap larutan timbal (Pb). (2)Mengkaji efisiensi penyerapan logam timbal (Pb) optimum dengan menggunakan adsorben campuran. (3)Mengkaji pengaruh aktivasi adsorbepn terhadap penyerapan larutan timbal. Adsorben digunakan adalah Ecenggondok dan Bentonit. Kemudian diaktivasi dengan 250ml H3PO4 1,2M selama 24jam. Pencampuran antara Adsorben dengan larutan timbal konsentrasi 10 mg/l melalui proses pengadukan dengan alat Flokulator. Variasi berat total adsorben sebanyak 4, 6 dan 8gram. Komposisi eceng gondok dan bentonit yang digunakan antara lain 25:75; 50:50; dan 75:25 dengan waktu interaksi 30 dan 60 menit, kecepatan pengadukan 150 dan 200 rpm. Analisis

kadar logam Pb menggunakan instrumen Atomic Adsorption Spectrofotometry

(AAS). Hasil Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1)Komposisi terbaik adalah 50:50 dan berat total terbaik adalah 8gr. (2)Pada komposisi 75:25 efisiensi penyerapan terbaik sebesar 99,820%. Pada komposisi 50:50 efisiensi penyerapan terbaik sebesar 99,992%. Dan pada komposisi 25:75 efisiensi penyerapan terbaik sebesar 98,83%. Dengan demikian Efisiensi Penyerapan terbaik adalah sebesar 99,990% dengan angka penyisihan 0,001 mg/l pada rasio komposisi 50:50 waktu interaksi 60 menit kecepatan pengadukan 200 rpm. (3)Nilai efisiensi terbaik dari Adsorben campuran tidak diaktivasi sebesar 82,050% pada berat 8 gr lebih sedikit dibandingkan dengan adsorben yang diaktivasi yang mencapai angka 99,990%.

(3)

iii Absorption Efficiency of Lead Metal Pb2+ by Using Mixed Adsorbent

Bentonite and Water Hyacinth

Andi Syarifah Sumayya1, Achmad Zubair2, Roslinda Ibrahim3

1 Mahasiswa Program Studi Teknik Departemen Teknik Sipil, Universitas

Hasanuddin

Email: ipahmaya@gmail.com

2 Dosen Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin

Email: achmad.zubair@gmail.com

3 Dosen Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin

Email: linda_lingk09@yahoo.co.id ABSTRACT

This research was conducted by experimental method in laboratory, which aims to (1) Determine the Optimum Weight and Composition of a mixture of adsorbents which can absorb lead solution (Pb). (2) To know the optimum absorption efficiency of lead metal (Pb) by using mixed adsorbent. (3) To know the effect of adsorbent activation on absorption of lead solution. Adsorbents used are Water hyacinth and Bentonit. Then activated with 250ml H3PO4 1,2M for 24 hours. Mixing between Adsorbent with lead concentration solution 10 mg / l through stirring process with Floculator tool. Variation of total weight of adsorbent are 4, 6 and 8gram. The composition of water hyacinth and bentonite used include 25:75; 50:50; and 75:25 with interaction time of 30 and 60 minutes, stirring speed of 150 and 200 rpm. Analysis of Pb metal content using Atomic Adsorption Spectrofotometry (AAS) instrument. The results of the research have shown that: (1) The best composition is 50:50 with the best total weight is 8gr. (2) At the 75:25 composition the best absorption efficiency is 99.820%. At 50:50 composition the best absorption efficiency is 99.992%. And at 25:75 composition the best absorption efficiency is 98,83%. Thus the best absorption efficiency is 99.990% with a rate of allowance of 0.001 mg/l at a composition ratio of 50:50 interaction time of 60 minutes 200 rpm stirring rate. (3) The best efficiency value of the unabsorbed mixture Adsorbent was 82.050% at a weight of 8 grams less than the activated adsorbent that reaching 99.990%.

(4)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya yang

suci, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Efisiensi

Penyerapan Logam Timbal (Pb) dengan menggunakan campuran Bentonit dan Eceng Gondok”.

Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan sekaligus memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.

Dalam penyususnan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Mengingat tanpa bantuan mereka, penulis merasa kesulitan dalam penyusunan tugas akhir ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang Tua saya, Ahmad Hidayat Aidid dan A. Fatmawati yang tak henti

mendoakan dan selalu memberikan yang terbaik kepada saya yang tak ternilai harganya selama masa pendidikan saya.

2. Bapak Dr. Eng. Ir. Wahyu H. Piarah, MS,. ME, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik

(5)

v

4. Ibu Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid Aly, MT., selaku Ketua Program Studi Teknik

Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

5. Bapak Dr. Ir. Achmad Zubair, MSc., selaku dosen pembimbing I dan Ibu

Roslinda, S.P., M.T. selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas waktu yang diluangkan, bimbingan, arahan nasehat, kesabaran, didikan, dan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang tak tergantikan yang diberikan kepada penulis.

6. Segenap dosen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Unversitas Hasanuddin yang

telah mengajarkan dan membagi ilmunya. Dan Seluruh staf dan karyawan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin atas bantuan yang telah diberikan.

7. Saudari seperjuangan kuliah, kerja praktek, skripsi Sitti Rahmah Arake,

Nurhaeri Zulkaiddah, Hardianti Alimuddin dan Yustina Miraldin yang telah memberikan dukungan, semangat, informasi dan masukannya. Dan terkhusus Alm. Nur Indah Sari.

8. Teman, Sahabat, Saudara, Saudari Teknik Sipil 2012, terima kasih atas

kebersamaan yang kita lewati bersama selama proses perkuliahan.

9. Hidraulic assistant yang selalu berjaya dibawah bimbingan ibu Rita, terima kasih dukungan kakak, adik, saudara (i).

10. Saudara (i) ku yang tidak sempat disebutkan satu persatu namanya yang

(6)

vi Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan Ibu, Bapak dan Teman – teman dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan keterbatasan pada tulisan ini, karenanya penulis mengharapkan kepada para pembaca kiranya dapat memberikan sumbangan pemikiran demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang memerlukannya.

Makassar, November 2017 Penulis,

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... I-1 B. Rumusan Masalah ... I-4 C. Tujuan Penelitian ... I-4 D. Batasan Masalah ... I-5 E. Manfaat Penelitian ... I-5 D. Sistematika Penulisan ... I-6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Eceng Gondok ... II-1 B. Bentonit ... II-7 C. Logam Berat ... II-15

(8)

viii D. Timbal (Pb) ... II-16 E. Adsorpsi ... II-17 F. Spektrofotometri Serapan Atom ... II-23 G. Studi Yang Relevan dengan Penelitian ... II-27 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... III-1 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... III-1 C. Alat dan Bahan ... III-1 D. Rancangan Penelitian ... III-3 E. Diagram Alir Penelitian ... III-6 F. Pelaksanaan Penelitian ... III-7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan Hasil Pengujian Adsorpsi Ion Timbal ... IV-2 B. Efisiensi dan Kapasitas Penyerapan Adsorben Terhadap Ion Logam

Timbal (Pb) ... IV-3 C. Pengaruh Proses Aktivasi Adsorben Terhadap Penyerapan Ion Timbal

(Pb) ... IV-13 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... V-1 B. Saran ... V-2

(9)

ix DAFTAR PUSTAKA

(10)

x DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Eceng Gondok ... II-4 Tabel 2.2 Perbedaan sifat Na-Bentonit dan Ca-Bentonit ... II-10 Tabel 2.3 Komposisi Kimia Bentonit ... II-14 Tabel 2.4 Karakterisasi Bentonit ... II-14 Tabel 2.5 Perbandingan Adsorpsi Fisika dan Kimia ... II-20 Tabel 2.6 Matriks Referensi Jurnal ... II-28 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Campuran Adsorben Bentonit dan Eceng Gondok Teraktivasi ... III-4 Tabel 3.2 Rancangan Penelitian Campuran Adsorben Bentonit dan Eceng Gondok Tidak Teraktivasi ... III-5 Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Adsorpsi Ion Timbal (Pb) ... IV-2 Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Adsorpsi Ion Timbal (Pb) ... IV-3 Tabel 4.3 Efisiensi dan Kapasitas Penyerapan Ion Timbal (Pb) pada Rasio

Komposit Eceng Gondok 75% – 25% Bentonit ... IV-4

Tabel 4.4 Efisiensi dan Kapasitas Penyerapan Ion Timbal (Pb) pada Rasio

Komposit Eceng Gondok 50% – 50% Bentonit ... IV-6

Tabel 4.5 Efisiensi dan Kapasitas Penyerapan Ion Timbal (Pb) pada Rasio

(11)

xi Tabel 4.6 Perbandingan Efisiensi Penyerapan Ion Timbal (Pb) pada Rasio Komposit Eceng Gondok 50% – 50% Bentonit teraktivasi dan tidak teraktivasi ... IV-13

(12)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Eceng Gondok ... II-3 Gambar 2.2 Bentonit ... II-8 Gambar 2.3 Struktur Bentonit... II-11 Gambar 2.4 instrumentasi SSA ... II-25 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... III-6 Gambar 3.2 Preparasi Sampel Adsorben ... III-8 Gambar 3.3 (a) Aktivasi Campuran Adsorben ... III-8 Gambar 3.3 (b) Aktivasi Campuran Adsorben ... III-9 Gambar 3.4 Pembuatan Larutan Timbal (Pb) 10 mg/L ... III-10 Gambar 3.5 Proses Adsorpsi Timbal menggunakan alat Flokulator dan Analisa menggunakan AAS ... III-10 Gambar 4.1 Hubungan Efisiensi Penyerapan Ion Timbal (Pb) terhadap Berat Total Adsorben Pada Rasio Komposit 75% – 25% ... IV-4 Gambar 4.2 Hubungan Kapasitas Penyerapan Ion Timbal (Pb) terhadap Berat Total

Adsorben Pada Rasio Komposit 75% – 25% ... IV-5 Gambar 4.3 Hubungan Efisiensi Penyerapan Ion Timbal (Pb) terhadap Berat Total Adsorben Pada Rasio Komposit 50% – 50% ... IV-7 Gambar 4.4 Hubungan Kapasitas Penyerapan Ion Timbal (Pb) terhadap Berat Total

(13)

xiii Gambar 4.5 Hubungan Efisiensi Penyerapan Ion Timbal (Pb) terhadap Berat Total Adsorben Pada Rasio Komposit 25% – 75% ... IV-9 Gambar 4.6 Hubungan Kapasitas Penyerapan Ion Timbal (Pb) terhadap Berat Total

Adsorben Pada Rasio Komposit 25% – 75% ... IV-11 Gambar 4.7 Hubungan Efisiensi Penyerapan Ion Timbal (Pb) terhadap Berat Total

Adsorben Pada Rasio Komposit 50% – 50% teraktivasi ... IV-14

Gambar 4.8 Hubungan Kapasitas Penyerapan Ion Timbal (Pb) terhadap Berat Total

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian

Lampiran 2 Perhitungan Efisiensi dan Kapasitas Penyerapan

Lampiran 3 Standar Baku Mutu Kualitas Air Minum dan Air Limbah Berdasarkan Peraturan Nasional dan Internasional

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan di Era Industrialisasi menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini selain meningkatkan kualitas hidup manusia juga menimbulkan dampak sampingan berupa buangan atau limbah industri yang akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu zat buangan industri yang dapat menyebabkan pencemaran adalah logam berat.

Keberadaan logam berat pada suatu lingkungan dalam jumlah yang melebihi ambang batas merupakan salah satu dari bagian pencemaran lingkungan, karena sifat toksisitas nya tersebut dapat mengancam makhluk hidup. Umumnya logam berat ini lebih tahan dibandingkan polusi zat organik, karena logam merupakan material yang tidak terdegradasi secara mudah dan sangat beracun bagi manusia meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit.

Limbah timbal (Pb) merupakan salah satu sumber pencemaran yang sangat membahayakan, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Logam timbal ini dapat berasal dari limbah industri, rumah tangga (domestic wastewater), baterei tidak terpakai maupun dari hasil penambangan. Logam timbal (Pb) sebagai logam berat merupakan unsur terbanyak di alam. Logam ini mempunyai densitas yang sangat tinggi, jauh melebihi densitas tertinggi logam transisi pertama. Logam ini merupakan satu dari tiga senyawa yang paling beracun yang menarik perhatian para peneliti untuk mendapatkan metoda penanggulangan yang tepat.

(16)

2 Batas yang diizinkan adanya kandungan timbal dalam keluaran limbah industri berbeda untuk setiap negara namun tidak lebih dari 0,1 mg/L sedangkan dalam air minum menurut Permenkes no. 492 tahun 2010 adalah 0,01 mg/L. Jika jumlahnya melebihi batas tersebut, maka akan membahayakan lingkungan dan kesehatan. Logam ini akan terakumulasi di dalam tubuh manusia seumur hidup dan secara normal dikeluarkan dengan cara yang lambat. Dengan demikian limbah timbal harus diolah agar tidak mencemari kesehatan individu dan lingkungan.

Salah satu cara untuk mereduksi kandungan logam Pb dalam air adalah dengan proses adsorpsi. Proses ini menggunakan bahan penyerap (adsorben) untuk menyerap logam dan zat pengotor lainnya.

Bentonit (mineral aluminosilikat) merupakan salah satu jenis bahan tambang yang banyak terdapat di Indonesia. Mineral ini banyak digunakan sebagai katalis dan penyangganya, pemucat, dan juga sebagai adsorben. Penggunaan bentonit sebagai adsorben memiliki keunggulan karena bentonit mempunyai struktur antar lapis yang dapat dengan mudah dimodifikasi sehingga akan memperbaiki sifat penyerapannya. Beberapa senyawa lempung termodifikasi telah dibuat untuk mengadsorpsi logam berat melalui proses pertukaran kation. Modifikasi lempung dengan senyawa-senyawa organik menghasilkan kompleks

yang dapat digunakan sebagai adsorben, salah satunya sebagai adsorben ion Pb2+

(Widihati, 2009).

Saat ini pemanfaatan adsorben alami (alternatif) yang berasal dari alam mulai di kembangkan karena kemampuan adsorpsi yang cukup baik dan juga sangat ekonomis. Salah satu jenis tumbuhan yang sering digunakan adalah enceng gondok.

(17)

3

Tumbuhan ini mampu menyerap timbunan logam-logam berbahaya seperti Pb2+.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa enceng gondok dapat menyerap hampir seluruh substan dalam larutan pada badan air tanpa seleksi seperti layaknya spons menyerap cairan dan semua yang terkandung di dalamnya (Lubis dan Sofyan, 1986 dalam Faisal, 2015).

Campuran Bentonit (sejenis lempung) dan eceng gondok sebagai adsorben ternyata dapat meningkatkan efisiensi penyerapan terhadap logam. Faisal (2015) telah melakukan penelitian yang mencampurkan bentonit dengan eceng gondok untuk menyerap timbal (Pb) pada air limbah. Campuran yang berukuran 200 mesh

diaktivasi dengan H2SO4 1,2M dengan variasi waktu pengadukan (30, 60 dan 90

menit). Campuran adsorben seberat 4 gram dengan perbandingan 1:1 ini mampu menghasilkan efisiensi penyerapan hingga 98,77%. Namun penelitian ini tidak memvariasikan campuran berat antara lempung dan eceng gondok, sehingga belum diketahui apakah campuran berat yang dipakai merupakan campuran yang paling efektif dan efisien.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui berat campuran adsorben yang efektif serta mengetahui efisiensi penyerapan logam timbal (Pb) dan pengaruh aktivasi terhadap kemampuan penyerapan menggunakan campuran adsorben bentonit dan eceng gondok. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pemanfaatan enceng gondok dan bentonit dan fungsinya sebagai penyerap logam berat di perairan. Berdasarkan latar belakang di

atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Efisiensi Penyerapan Logam Pb2+

(18)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Berapakah Berat dan Komposisi Optimum dari campuran adsorben

bentonit dan eceng gondok yang dapat meyerap larutan timbal (Pb)?

2. Seberapa besar efisiensi penyerapan logam timbal (Pb) dengan

menggunakan adsorben campuran bentonit dan eceng gondok?

3. Bagaimana pengaruh aktivasi campuran adsorben bentonit dan eceng

gondok terhadap penyerapan larutan timbal? C. Tujuan Penelitian

1. Menentukan Berat dan Komposisi Optimum dari campuran adsorben

bentonit dan eceng gondok yang dapat meyerap larutan timbal (Pb).

2. Mengkaji efisiensi penyerapan logam timbal (Pb) optimum dengan

menggunakan adsorben campuran bentonit dan eceng gondok.

3. Mengkaji pengaruh aktivasi adsorben terhadap penyerapan larutan timbal.

D. Batasan Masalah

Dalam memberikan penjelasan guna memudahkan analisis terdapat batasan masalah yang diberikan pada Tugas Akhir adalah :

1. Sampel air pada penelitian merupakan sampel buatan (limbah artificial)

yang dibuat dari logam Pb murni kemudian diencerkan menjadi kontaminan yang sudah ditetapkan, lalu dilarutkan di dalam aquades agar kontaminannya tidak berubah dengan konsentrasi 10 ppm.

(19)

5

2. Bentonit yang digunakan merupakan bentonit alam dengan tipe

Ca-Bentonit yang diperoleh dari daerah Jawa Barat yang dikirim langusng ke Makassar dan eceng gondok diperoleh di Danau Mawang, Gowa.

3. Dalam penelitian ini dibatasi pada lingkup analisis adsorpsi hanya untuk

campuran eceng gondok dan bentonit terhadap logam timbal (Pb), dengan variasi parameter yang digunakan yaitu Rasio Komposit Adsorben, Berat Total Adsorben, Waktu Interaksi dan Kecepatan Pengadukan.

4. Pengujian sampel air dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(Laboratorium Tanah) Maros. E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan dari tanaman

Eceng Gondok dan Lempung Bentonit yang memiliki kegunaan dalam menurunkan logam berat yang dapat mencemari lingkungan.

2. Dapat menjadi sumbangan ilmiah bagi dunia pendidikan khususnya

dalam bidang teknik lingkungan serta menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

F. Sistematika penulisan

Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka, Terdiri dari penjelasan mengenai pemanfaatan tanaman eceng gondok dan lempung bentonit sebagai bahan yang ekonomis dan

(20)

6 pengertian adsorben dan adsorpsi beserta jenisnya, gangguan yang disebabkan apabila kandungan Pb yang berlebihan di dalam air.

Bab III Metode Penelitian, terdiri dari jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, pembuatan rancangan penelitian, diagram alir penelitian, persiapan dan pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan, menjelaskan tentang besar penurunan logam Pb menggunakan adsorben campuran eceng gondok dan bentonit dengan menggunakan metode Bacth dengan variasi komposisi dan berat adsorben serta waktu dan kecepatan pengadukan serta pembahasan.

Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian serta saran yang dapat digunakan untuk memperbaiki penelitian selanjutnya.

(21)

7 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada penelitian Efisiensi penyerapan logam timbal (Pb) dengan menggunakan adsorben dari campuran bentonit dan eceng gondok adalah sebagai berikut :

1. Adsorben Campuran Bentonit dan Eceng Gondok sangat efektif untuk

menyisihkan ion logam timbal (Pb) dimana variasi rasio komposit adsorben terbaik adalah 50% - 50% dengan berat total adsorben terbaik adalah 8 gram.

2. Efisiensi Penyerapan terbaik adalah sebesar 99,990% dengan angka

penyisihan 0,001 mg/l dari konsentrasi awal 10 mg/l pada rasio komposit 50% - 50% waktu interaksi 60 menit kecepatan pengadukan 200 rpm. Dengan kemampuan adsorben menyerap logam Pb sebesar 0,24998 mg/g.

3. Nilai efisiensi terbaik dari Adsorben campuran bentonit dan eceng gondok

yang tidak diaktivasi sebesar 82,050% pada berat adsorben 8 gram lebih sedikit dibandingkan dengan adsorben yang diaktivasi yang mencapai angka 99,990%.

(22)

8 B. Saran

1. Untuk pengembangan penelitian ini, sebaiknya perlu dilakukan beragam

variasi penelitian seperti pH larutan, diameter adsorben, dan variasi konsentrasi pencemar limbah cair lainnya.

2. Selanjutnya diperlukan analisa kualitatif untuk mengetahui ikatan kimia

yang terdapat dalam campuran adsorben.

3. Bagi industri yang menghasilkan limbah berupa ion – ion logam berat

seperti logam timbal khususnya, dapat menggunakan adsorben dari eceng gondok dan bentonit sebagai salah satu alternatif yang dapat menanggulangi limbah.

(23)

9 DAFTAR PUSTAKA

Ahalya et al. 2005. Biosorption of Cchromium (VI) from aqueous solution by the

husk of Bengal gram (Cicer Arientinum). Electronic Journal of

Biotechnology. Vol 8. No. 3.

Atkins, P.W. 1997. Kimia Fisik. Alih Bahasa oleh Irma I. Karto Hadiprojo.

Erlangga. Jakarta.

Bachmid, Ibtisamah. 2015. Efektifitas Penggunaan Ampas Sagu Sebagai Biosorben

untuk Mengadsorpsi Ion Mangan (Mn). Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Hasanuddin.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Kinerja Tungku Biomassa. SNI 7926 : 2013.

Chaerunisa’ dan Agung Nugroho C.S. 2016. Pengaruh Komposisi dan Waktu Kontak Campuran Andisol dan Arang Sekam Padi Terhadap Adsorbsi Ion

Logam Pb(II). Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VIII.

Surakarta.

Candra, Adi dan Febrina Setyawati, 2008. Pembuatan Briket Arang dari Eceng

Gondok (Eichornia Crassipes) dengan sagu sebagai pengikat.

http://www.ecengondok/sifat kimia.html diunduh tanggal 20 maret 2017.

European Union. 2014. Drinking Water Regulation. S.I. No. 122 of 2014.

Elisa, Putri, Aryo Sasmita dan Edward HS. 2016. Pengaruh Campuran Lempung dan Eceng Gondok Sebagai Adsorben untuk Penyisihan Besi (Fe), Mangan

(Mn) dan Warna pada Air Gambut. JOM FTEKNIK Vol 4 No. 1. Universitas

Riau.

Faisal, M. 2015. Efisiensi Penyerapan Logam Pb2+ dengan Menggunakan campuran

Bentonit dan Eceng Gondok. Jurnal Teknik kimia 4 (1). Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Hendra, R. 2008. Pembuatan Karbon Aktif Berbahan Dasar Batubara Indonesia

dengan Metode Aktivasi Fisika dan Karakteristiknya. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Indonesia.

Joedodibroto, R. 1983. Prospek Pemanfaatan Eceng Gondok dalam Industri Pulp

dan Kertas. Berita Selulosa. Edisi Maret 1983. Volume XIX No.1. Balai

Penelitian Pulp Balai Besar Selulosa. Bandung.

Kundari, Noor Anis dan Slamet Wiyuniati. 2008. Tinjauan Kesetimbanagn

(24)

10

Nasional IV SDM Teknologi Nuklir. 25-26 Agustus 2008. Yogyakarta. Hal.

376-386.

Mulyatna, L. Dkk. 2003. Pemilihan Persamaan Adsorpsi isoterm Pada Penentuan Kapasitas Adsorpsi Kulit Kacang Tanah Terhadap Zat Warna Remazol

Golden Yellow 6. Jurnal Infomatek, Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Teknik. Universitas Pasundan.

Nurhasni, Firdiyano, F., Sya’ban, Q. 2012. Penyerapan ion Aluminium dan Besi

dalam Larutan Sodium Silikat Menggunakan Karbon Aktif. Valensi 2 (4) pp.

516-525. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Oscik, J. 1982. Adsorption. John Willey and Sons. New York.Palar. H. 1994.

Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air limbah.

Peraturan Menkes RI. 2010. Kepmenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta : Departemen Kesehtan RI.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Putri, Endang Marfida. 2013. Pemanfaatan Bentonit Alam Sebagai Bahan Pengisi

Pada Komposit Polipropilena Untuk Bahan Teknik. Tesis. FMIPA.

Universitas Sumatera Utara.

Sadewo, Septian Eri. 2010. Studi Kemampuan Adsorpsi Biomassa Kulit Singkong

(Manihol esculenta Craniz) terhadap Ion Logam Pb(II), Cd(II), dan Cu(II). Fakultas MIPA. Universitas Lampung.

Sinulingga, Hesty Rhodes. 2009. Pengaruh Kadar Perekat Urea Formaldehida

Pada Pembuatan Papan Partikel Serat Eceng Gondok. Skripsi. Fakultas MIPA. Universitas Sumatera Utara.

United States Environmental Protection Agency. 2012. Edition of the Drinking

Water Standards and Health Advisories.

Vogel. 1990. Buku teks Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro.

Kalman Media Pustaka. Jakarta.

Widihati, I. A. Gede. 2009. Adsorpsi Ion Pb2+ oleh lempung Terinterkalasi

Surfaktan. Jurnal Kimia, 3 (1): 27-32. Universitas Udayana.

Winarno, D. 1993. Pengaruh Pemberian Kompos Eceng Gondok dan Pupuk Fosfat

Terhadap Sifat Kimia Tanah Untisol dengan Tanaman Uji Cabe Merah. Fakultas Pertanian. Universitas Mulawarman. Samarinda

(25)

11

Wulandari, Winny. 2012. Penggunaan Bentonit Setelah Dilapisi Kitosan Sebagai

Adsorben untuk Menyerap Ion Logam Besi (Fe) dengan Metoda Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi. FMIPA, Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Masing-masing bentuk intervensi yang diterapkan terdapat dalam kegiatan tersebut, misalnya dalam bentuk kepemimpinan biasanya diterapkan saat program pembelajaran

Perlakuan IB yang telah dilakukan telah dapat mengoptimalkan panjang laktasi dari sapi perah induk di tiap lokasi penelitian, yakni dari 363 menjadi 312 di Pangalengan, dari 355

Hasil penelitian Fadillah (2008) mengenai pe- ngaruh strategi penyuluhan dan tingkat pendidikan terhadap pengetahuan petani tentang pupuk organik melalui penggunaan

Sebuah penelitian ilmu kognitif menunjukkan bahwa gairah yang rendah (negatif) dapat memperlambat kinerja tugas [17] [18] dan suhu warna juga dapat menyebabkan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah mencapai tujuannya yaitu concurrency control dapat mengatur operasi-operasi di dalam semua transaksi yang

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilakukan dengan menggunakan metode berupa kegiatan pelatihan budidaya cacing tanah (Lumbricus rubbelus ) yang

Peningkatan prestasi belajar siswa kelas eksperimen dengan pemberian tugas membuat Peta Konsep disebabkan karena siswa dapat melihat gambaran materi secara ringkas dan

a. Menilai taraf kemampuan siswa mengenai pelajaran mereka. Metode Tanya jawab hanya dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingat