• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA): THEORY. Aam Slamet Rusydiana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA): THEORY. Aam Slamet Rusydiana"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

(DEA): THEORY

Aam Slamet Rusydiana www.dea-center.com

(2)

Ditinjau dari teori ekonomi, ada 2 macam pengertian

efisiensi, yaitu

efisiensi teknis

dan

efisiensi ekonomi

.

Efisiensi ekonomi mempunyai sudut pandang

makroekonomi, sementara efisiensi teknis mempunyai

sudut pandang mikroekonomi.

Pengukuran efisiensi teknis cenderung terbatas pada

hubungan teknis dan operasional dalam proses konversi

input

menjadi

output

. Sedangkan dalam efisiensi

ekonomi, harga tidak dapat dianggap sudah ditentukan

(

given

), karena harga dapat dipengaruhi oleh kebijakan

makro (Sarjana, 1999).

(3)

Why Efficiency?

Performance measurement Serving Information Input Output Financial Ratio DEA

Dalam teori manajemen konvensional, kinerja organisasi dinilai dari seberapa bagus suatu organisasi mampu meminimalkan

(4)

Efficiency Concept

Microeconomics:

a. Consumer Theory (maximize utility or satisfaction) b. Producers theory (maximize profits or minimize cost)

Producers theory:

Productivity = Output / Input = y / x

There is a production frontier which describe the relationship between input and output of production process.

Production frontier represents maximum output from the use of each input. It also represents the technology used by a business unit or industry.

A business unit that operates on the production frontier is technically efficient.

(5)

Production Frontier and Technical

Efficiency

• Production Process with single input (x) to produce single output (y) input

• Production frontier F’ represents the maximum output attainable from each level

• Point B and C represent efficient points with productivity (y1/x0)

and (y0/x1), respectively

• Point A represent an inefficient point with productivity (y0/x0),

since technically it could increase output to y1 (the level associated

with point B) without requiring more input; or it could decrease input to x1 (the level associated

(6)

Types of Efficiency

Efficiency comprises of two components (Farrel, 1957):

Technical efficiency (TE) describes the ability of a business unit to maximize output given certain amount of input (Quantity)

Allocative efficiency (AE) describes the ability of a business unit to utilize inputs in optimal proportion based on their price (Price)

Economic efficiency/cost efficiency/overall efficiency the combination of those two types of efficiency .

Overall efficiency = allocative efficiency x technical efficiency OE = AE x TE

Technical efficiency can be breakdown into Pure technical efficiency (PTE) and scale efficiency (SE)

Technical efficiency = Pure technical efficiency x scale efficiency TE = PTE x SE

(7)

Efficiency Measurement Approach

Input Approach

Pendekatan sisi input digunakan untuk menjawab berapa

banyak kuantitas input dapat dikurangi secara proporsional

untuk memproduksi kuantitas output yang sama. Pendekatan

ini digunakan apabila kondisi pasar sudah mengalami tingkat

jenuh

sehingga perusahaan perlu mengetahui tingkat

efisiensi dari sumber daya yang ada saat ini.

Output Approach

Pendekatan sisi output digunakan untuk menjawab berapa

banyak kuantitas output dapat ditingkatkan secara

proporsional dengan kuantitas input yang sama. Pendekatan

ini digunakan pada saat kondisi pasar masih bagus sehingga

produsen diharapkan dapat mempertahankan atau bahkan

meningkatkan output dengan input yang sama

(8)

Input dan Output

Penentuan input dan output harus berlandaskan pada

landasan filosofis atau teori yang benar.

Input adalah sesuatu yang menjadi tolak ukur untuk

mencapai tujuan

Output dapat berupa barang maupun jasa yang

dihasilkan atau ukuran seberapa efektifnya suatu unit

telah mencapai tujuannya

Input dan output dapat diklasifikasikan dalam bentuk

variabel

–variabel terkontrol (

controlled variabel

) dan

tidak terkontrol (

uncontrolled variabel

).

Output merupakan variabel terkontrol

Input dapat berupa variabel terkontrol atau tidak

(9)

How to choose input and output?

Merujuk pada

literature review

(jurnal/paper/dsb)

Menentukan pendekatan apa yang akan kita

pilih

(10)

DEA for Banking

The Banking industry has been the subject of DEA analysis by

researchers in various areas and probably is the most heavily

studied business

– Branches

– Banks across countries

Bank Branch Inputs FTE in dollars Premise/IT expenses Other Expenses Outputs Loan Balances Deposit Balances Securities Balances Gross Revenue Bank Branch Inputs FTE in dollars Premise/IT expenses Other Expenses Outputs Loan Balances Deposit Balances Securities Balances Gross Revenue

(11)

Measuring the Activity of Bank

The efficiency measurement of financial

institution like banks can be approached from

their activities.

There are three main approaches to explain

the relationship between input and output of

banks

Production (operational) approach,

intermediation approach, and modern

(12)

Measuring the activity of Bank

PRODUCTION APPROACH describes banking activities as the production

of services to depositors and borrowers using all available factors of production, such as labor and physical capital

• This approach initiated by Benston (1965) and Bell and Murphy (1968), considers banks as producer of deposit accounts to depositors and loans to borrowers.

• Therefore this approach define input as number of workforce, capital expenses on fixed assets and other materials, and define output as the sum of all deposit accounts or other related transactions.

• Freixas and Rochet (1998), this approach suits well for local branch level banks INPUT OUTPUT • LaborFixed AssetOther MaterialsDepositsFinancingServices

(13)

Production Approach

Pendekatan ini melihat institusi finansial sebagai produser

dari rekening tabungan dan kredit pinjaman, Pendekatan ini

mendefinisikan output sebagai penjumlahan dari

rekening-rekening tersebut atau rekening-rekening-rekening-rekening terkait.

Sedangkan input dalam pendekatan ini dihitung dari jumlah

tenaga kerja, pengeluaran modal pada aktiva tetap dan

material lainnya.

Pendekatan produksi melihat aktivitas bank sebagai sebuah

produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit.

Untuk mencapai tujuan yaitu memproduksi output-output

yang diinginkan, seluruh faktor-faktor produksi seperti

(14)
(15)

Measuring the activity of Bank

INTERMEDIATION APPROACH

describes banking activities

in charge of transforming

the money borrowed from

depositors (surplus spending units) into the money lent to

borrowers (deficit spending units).

Therefore this approach defines input as financial capital

(the deposits collected and the funds borrowed), and define

output as the volume of loans and investment outstanding.

Freixas and Rochet (1998), this approach suits well for main

branch level banks

INPUT OUTPUT • LaborFixed assetsdepositsInvestmentsFinancingOther earnings

(16)

Intermediation Approach

Pendekatan ini melihat institusi keuangan sebagai

perantara. Institusi keuangan ini merubah dan mentransfer

aset-aset keuangan, dari unit-unit yang kelebihan dana ke

unit-unit yang kekurangan dana. Output dalam pendekatan

ini diukur melalui kredit pinjaman dan investasi keuangan.

Sedangkan input institusional adalah biaya tenaga kerja dan

modal serta pembayaran bunga pada deposit.

Pada dasarnya pendekatan intermediasi bersifat

komplementer dengan pendekatan produksi. Pendekatan

intermediasi menerangkan aktivitas perbankan sebagai

pentransformasian uang yang dipinjamkan dari depositor

menjadi uang yang dipinjamkan kepada para debitor.

(17)
(18)

Measuring the activity of Bank

MODERN APPROACH

try to improve the first

two approaches by incorporating risk

management, information processing, and

agency problems into the classical theory of

the firm. This approach introduces a possible

discrepancy between bank’s manager and

owner in profit maximization behavior. If

bank’s manager are not risk neutral, they will

typically choose a level of financial capital that

is different from the cost minimizing one.

(19)

Modern/Asset Approach

Pendekatan asset melihat fungsi primer

sebuah institusi keuangan sebagai pencipta

kredit pinjaman.

Efisiensi asset mengukur kemampuan

perbankan dalam menanamkan dana dalam

bentuk kredit, surat-surat berharga dan

alternatif asset lainnya sebagai output.

Input diukur dari harga tenaga kerja, harga

dana dan harga fisik modal.

(20)

Most used I-O in Banking

Anouze & Bou-Hamad (2019). “Data envelopment analysis and data mining to efficiency estimation & evaluation”,

(21)

Parametric vs Nonparametric

Pendekatan parametrik melakukan

pengukuran dengan menggunakan

ekonometrik yang stokastik dan berusaha

untuk menghilangkan gangguan dari pengaruh

ketidakefisienan. Ada tiga pendekatan

parametrik ekonometrik, yaitu:

1.

Stochastic Frontier Approach (SFA);

2.

Thick Frontier Approach (TFA); dan

(22)
(23)

Parametric vs Nonparametric

1. Stocastic Frontier Approach (SFA)

• Merupakan metode ekonometrik yang mengasumsikan efisiensi mengikuti

distribusi asimetrik, biasanya setengah normal (half normal), sementara random error diasumsikan mengikuti distribusi standar simetrik.

2. Thick Frontier Approach (TFA)

• Model yang dikembangkan oleh Berger dan Humprey (1991) ini membandingkan rata-rata efisiensi dari kelompok perusahaan dan bukannya mengestimasi frontier. 3. Distribution Free Approach (DFA)

• Model ini menggunakan residual rata-rata dari fungsi biaya yang diestimasi pada panel data untuk membangun suatu ukuran cost standard efficiency. Metode ini tidak memaksakan suatu bentuk spesifik pada distribusi dari efisiensi rata-rata untuk setiap perusahaan yang besarnya konstan dari waktu ke waktu.

4. Free Disposal Hull (FDH)

• Metode ini merupakan generalisasi dari DEA dengan model variable return to scale. Metode ini tidak mensyaratkan estimasi frontier yang berbentuk

(24)

What is DEA?

DEA adalah suatu teknik pemrograman

matematika yang mengukur tingkat efisiensi dari

unit pengambil keputusan (UPK) atau

decision

-making unit

relatif

terhadap UPK yang

sejenis

dimana semua unit-unit ini berada pada atau

dibawah ”kurva” efisien frontiernya.

Pendekatan ini pertama kali diperkenalkan oleh

Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978.

Semenjak itu penerapan pendekatan ini semakin

berkembang dengan pesat (Cevdet et.al., 2000).

(25)

What is DEA?

Pemrograman linier sangat tergantung kepada

populasi yang dijadikan sampel sehingga

cenderung jauh dari kesalahan spesifikasi (Lovell,

1993).

Selanjutnya, kinerja dari suatu UPK sangat relatif

terhadap UPK lainnya, khususnya yang

menyebabkan ketidakefisienan.

Pendekatan ini juga dapat melihat bagaimana

suatu UPK itu melakukan penyempurnaan kinerja

keuangannya sendiri sehingga menjadi efisien.

(26)

Why DEA?

DEA Best-Practice

Frontier

Input

Output

6

6

6

6

6

6

6

6

6

6

6

6

6

predicted

average

behavior

- Regression can accommodate Multiple inputs or

outputs but not both

- Regression requires a functional relationship between in/outputs

- Regression provides only average relationships not best practice

(27)

Basic DEA Benchmarking Information

DEA gives

Efficiency rating, or score, for each DMU

Efficiency reference set:

peer group

Target

for the inefficient DMU

Information on how much inputs can be

decreased

or

outputs

increased

to make the unit efficient

improving

(28)

DEA and Performance Improvement

Data Envelopment Analysis Joe Zhu 28

DEA Best-Practice

Frontier

Input

Output

6

6

6

6

Input reduction

K

6

D

Output

augmentation

D

D



(29)

DEA Tools

Banxia Frontier Analyst (BFA)

DEAP (DEA Program)

DEAFrontier

Warwick for DEA (WDEA)

PIM-SoftDEA

MaxDEA

(30)

BENEFITS

The establishment of the efficient frontier

consisting of the best performing DMUs

A projection to the efficient frontier - a guide

to “what to do” for the DMU managers

The identification of the peer group, a

reasonable argument why it is a FAIR

comparison

An indication of how important a particular

DMU is as a role model

(31)

Decision Making Unit

(DMU)

DMU merepresentasikan operasional unit (unit bisnis)

yang akan dinilai.

Pengukuran DEA adalah analisis pengukuran

berdasarkan proses (

process based analysis

), atau

dengan kata lain dapat diaplikasikan pada unit

perusahaan apapun.

DMU berupa entitas (jenis organisasi) apapun yang

mampu merubah input menjadi output (hasil).

DMU can include manufacturing units, departments of

big organizations such as universities, school, bank

branches, hospitals, power plants, police stations, tax

offices, prisons, defense bases, a set of firms or even

practicing individuals such as medical practitioners.

(32)
(33)

Kumpulan Data dan Variabel pada DEA

Merupakan kumpulan semua unit DMU dan nilai

dari input dan output setiap DMU yang nantinya

merupakan variabel penelitian.

Pada umumnya, data diperoleh dari hasil laporan

keuangan suatu organisasi (data sekunder).

Kumpulan data biasanya disiapkan dalam bentuk

tabel,

spreadsheet

, dengan tampilan dimana

nama-nama unit ditampilkan dalam baris,

sedangkan varabel input dan input ditampilkan

dalam kolom

(34)

DEA Models

• CCR (Charnes, Chooper, and Roodes [1978])

The CCR (ratio) model is the DEA model used in Frontier Analyst when a constant returns to scale (CRS) relationship is assumed between inputs and outputs. (Overall Efficiency)

• CRS = peningkatan input secara proporsional dengan presentase tertentu akan meningkatkan output dengan presentase yang sama.

• BCC (Banker, Charnes, and Chooper [1984])

The BCC (ratio) model is the DEA model used in Frontier Analyst when a variabel returns to scale (VRS) relationship is assumed between inputs and outputs (Technical Efficiency)

• VRS = Peningkatan 1 unit input tidak akan menghasilkan

peningkatan output secara proporsional, tergantung kondisi return to scale nya, apakah decrease/increase

(35)

Return to Scale

Increasing Return to Scale (IRS) kondisi IRS bilamana nilai λ > 1.00

λ = nilai hasil perhitungan DEA

jika suatu DMU berada pada kondisi IRS, itu berarti bahwa

memungkinkan untuk terus meningkatkan kapasitas output-nya

dengan mempertahankan input yang ada, karena penambahan input justru tidak efektif mengingat sumber daya yang digunakan masih belum berfungsi secara optimal

Constant Return to Scale (CRS) kondisi CRS bilamana nilai λ = 1.00

jika suatu DMU berada pada kondisi CRS, itu berarti bahwa DMU tersebut pada kondisi normal/efisien.

Decreasing Return to Scale (DRS) kondisi CRS bilamana nilai λ < 1.00

menuntut adanya pengurangan input, karena jumlah input dengan output yang dihasilkan sudah tidak ideal

(36)

Return to Scale

6.4

When a firm’s production process exhibits constant returns to scale as shown by a movement along line 0A in part (a), the isoquants are equally spaced as output increases proportionally.

Returns to Scale

Figure 6.9

However, when there are increasing returns to scale as shown in (b), the isoquants move closer together as inputs are increased along the line.

(37)

DEA Reference Set

Sekumpulan DMU yang ditentukan sebagai DMU

yang efisien akan menjadi

reference

(rujukan)

(38)
(39)

Only God Knows

Referensi

Dokumen terkait

Hasil numerik yang telah didapat kemudian disimulasikan ke dalam MATLAB dengan memberi inputan parameter viskoelastik

Namun di balik kehandalan mentransmisikan paket-paket data dengan media wi-fi, tidak banyak masyarakat umum yang tahu bahwa teknologi wi-fi dapat dimanfaatkan menggunakan perangkat

Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.. Keanekaragaman kelelawar pemakan serangga sub ordo microchiroptera di stasiun penelitian way canguk taman nasional

Strategi ini diusulkan dengan tujuan untuk memperluas usahatani lada putih di Kabupaten Bangka Selatan. Strategi ini dibuat yang didukung oleh ketersediaan lahan

Artinya konsumen yang loyal terhadap suatu produk, mereka akan selalu setia membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut selama produk yang mereka beli

Daun dan batang talas Bogor ( Colocasia esculenta (L,) Schott dibersihkan , dipotong kecil-kecil dan dikeringanginkan kemudian di masukkan ke dalam oven dengan

Dalam penelitian yang dilakukan Phau dan Teah (2009) konsumen menetapkan bahwa kualitas produk tiruan merek mewah memiliki kualitas yang tinggi dan dengan harga yang murah

Dalam rangka meningkatkan nilai jual produk hasil pertanian khususnya buah dan sayur serta upaya pemberdayaan pelaku usaha pengolahan hasil buah dan sayur, Balai