• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS MATA KULIAH DI BAGIAN HUKUM TATA NEGARA MENUJU SILABUS YANG BERBASIS KKNI. Oleh: Ni Made Ari Yuliartini Griadhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SILABUS MATA KULIAH DI BAGIAN HUKUM TATA NEGARA MENUJU SILABUS YANG BERBASIS KKNI. Oleh: Ni Made Ari Yuliartini Griadhi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

SILABUS MATA KULIAH DI BAGIAN HUKUM TATA NEGARA MENUJU SILABUS YANG BERBASIS KKNI

Oleh:

Ni Made Ari Yuliartini Griadhi

Pasal 1 angka 2 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi menyatakan bawa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia Pasal 4 UU Perguruan Tinggi menyatakan bahwa Pendidikan Tinggi berfungsi:

a. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;

b. mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan

c. mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

Tujuan Pendidikan Tinggi dapat dilihat dalam Pasal 5 UU Perguruan tinggi, yaitu bertujuan:

a. berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;

b. dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;

(3)

2

c. dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan

d. terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bagian Kelima UU Perguruan Tinggi mengatur tentang Kerangka Kualifikasi Nasional yaitu dalam Pasal 29 ayat (1), dimana disebutkan bahwa Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan penjenjangan capaian pembelajaran yang menyetarakan luaran bidang pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor. Ayat (2) nya menyebutkan bahwa Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi. Ayat (3) nya menyatakan bahwa Penetapan kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

Peraturan yang terkait dengan Penerapan KKNI bidang Perguruan Tinggi dapat dilihat dalam Permendikbud No. 37 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Perguruan Tinggi. Pasal 2 (1) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang pendidikan tinggi merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian pembelajaran dari jalur pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam jenis dan jenjang pendidikan tinggi. Ayat (2) nya menyebutkan bahwa Penjenjangan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk memfasilitasi pendidikan seseorang yang mempunyai pengalaman kerja atau memiliki capaian pembelajaran dari pendidikan nonformal atau pendidikan informal

(4)

3

untuk: a. menempuh pendidikan formal ke jenjang/tingkat yang lebih tinggi dan/atau; b. mendapatkan pengakuan kualifikasi lulusan jenis pendidikan tertentu dari perguruan tinggi. Ayat (3) nya menyatakan bahwa Pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kursus atau pelatihan yang dilakukan secara terstuktur oleh lembaga kursus atau lembaga pelatihan. Kemudian dalam ayat (4) nya disebutkna bahwa Pendidikan informal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendidikan yang dilakukan secara mandiri, oleh keluarga, atau lingkungan.

Pasal 10 ayat (4) menyatakan bahwa Perguruan Tinggi dalam menerapkan KKNI bidang pendidikan tinggi, mempunyai tugas dan fungsi:

a. setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan jenjang.

b. setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan, regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b.

c. setiap program studi wajib mengembangkan sistem penjaminan mutu internal untuk memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran program studi.

Berdasarkan Buku Pedoman Fakultas Hukum Unud Tahun 2013, ada beberapa kelompok Mata Kuliah yaitu: Mata Kuliah Wajib Nasional ( Kurikulum Inti ), Mata Kuliah Wajib Institusional ( Wajib Universitas/Fakultas ), Mata Kuliah Wajib Program Kekhususan ( PK ), serta Mata Kuliah Pilihan. Di Bagian Hukum Tata Negara, ada 3 Mata Kuliah yang merupakan Mata Kuliah Wajib Nasional ( Kurikulum Inti ), yaitu dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

(5)

4

NO MATA KULIAH PRASYARAT SKS KODE MK PENGAMPU 1 Ilmu Negara - 3 BNI1303 Bag. HTN 2 Hukum Tata Negara PIH, PHI,

Ilmu Negara 3 BNI2306 Bag. HTN 3 Perancangan Peraturan perundang-undangan Hukum perundang-undangan 2 BNK6210 Bag. HTN

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada 1 Mata Kuliah yang ditawarkan di semester 1 yaitu Mata Kuliah Ilmu Negara dengan bobot SKS 3 SKS yang merupakan Ilmu dasar yang harus diketahui Mahasiswa. Sedangkan Mata Kuliah Hukum Tata Negara ditawarkan di semester 2 setelah mahasiswa lulus Pengantar Ilmu Hukum (PIH), Pengantar Hukum Indonesia (PHI) serta sudah lulus Ilmu Negara dengan bobot SKS 3 SKS. Mata Kuliah Perancangan perundang-undangan ditawarkan di semester 6 dengan bobot SKS 2 SKS dengan prasyarat sudah lulus Mata Kuliah Hukum Perundang-undangan.

Sedangkan untuk Mata Kuliah Wajib Nasional (Universitas/Fakultas), ada 4 Mata Kuliah yang diampu Bagian HTN, yaitu:

NO MATA KULIAH PRASYARAT SKS KODE MK PENGAMPU

1 Hukum Perundang-undangan

HTN 2 BII4233 Bag. HTN

2 Hukum Hak Asasi Manusia

HTN 2 BIM4201 Bag. HTN

3 Hukum Peradilan Konstisi

(6)

5 4 Hukum HAM

Lanjutan

HTN 2 BIS6202 Bag. HTN

Mata Kuliah Wajib Fakultas ini ada yang ditawarkan di semester 4 yaitu Hukum Hak Asasi Manusia serta Hukum Perundang-undangan, ada juga yang ditawarkan di semester 6 yaitu Mata Kuliah Hukum Peradilan Konstitusi dan Hukum HAM Lanjutan yang keempat Mata Kuliah itu jumlah SKSnya adalah 2 SKS serta harus sudah lulus Mata Kuliah Hukum Tata Negara.

Mata Kuliah Wajib Program Kekhususan (PK) yang diampu oleh Bagian HTN ada 3, yaitu:

NO MATAKULIAH PRASYARAT SKS KODE MK PENGAMPU

1 Hukum Kelembagaan Negara

HTN 2 BEI6253 Bag. HTN

2 Politik Hukum HTN 2 BEI6254 Bag. HTN 3 Kapita selekta Hukum

Tata Negera

HTN 2 BEI7264 Bag. HTN

Mata Kuliah Wajib Program Kekhususan ini ada yang ditawarkan di semester 6 yaitu Hukum Kelembagaan Negara serta Politik Hukum dan ada juga yang ditawarkan di semester 7 yaitu Kapita Selekta Hukum Tata Negara yang kesemuanya itu berbobot 2 SKS serta harus sudah lulus Mata Kuliah Hukum Tata Negara.

Sedangkan untuk Mata Kuliah Pilihan ada beberapa Mata Kuliah yang diampu oleh Bagian HTN yaitu :

(7)

6

NO MATA KULIAH PRASYARAT SKS KODE MK PENGAMPU

1 Hukum Kewarganegaraan dan Kependudukan HTN 2 NEM6204 Bag. HTN 2 Hukum dan Kebijakan Publik HTN 2 NEM6205 Bag. HTN 3 Hukum Pemilihan Umum HTN 2 NEI6259 Bag. HTN

Ketiga Mata Kuliah Pilihan ini ditawarkan disemester 6 dengan bobot SKS 2 SKS.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di Bagian Hukum Tata Negara terdapat 13 Mata Kuliah dimana Mata Kuliah Wajib PK dari setiap semester tidak banyak pesertanya. Oleh karena itu dalam Lokakarya Kurikulum semester lalu di Bagian Hukum Tata Negara muncul pemikiran untuk mengkaji ulang lagi keberadaan PK Penyelenggaraan Negara apakah sebaiknya digabung dengan PK Pemerintahan ataukah mengkaji ulang lagi keberadaan Program kekhususan tersebut sehingga dapat memberikan ruang gerak yang lebih kepada Mahasiswa untuk mengambil Mata Kuliah yang dapat mendukung tulisan akhirnya.

Dalam Lokakarya yang diselenggarakan oleh Bagian Hukum Tata Negara dengan tema: “ Perubahan Silabus Untuk Mewujudkan Kurikulum Berbasis KKNI ”, yang dilaksanakan tanggal 25 September 2017 terdapat beberapa usulan yang diusulkan sebagai pemikiran dari Bagian Hukum Tata Negara pada Lokakarya Kurikulum tingkat Fakultas, yaitu:

1. Diusulkan mengadakan perampingan Mata Kuliah di bagian HTN dengan menambah nilai sks mata kuliah, antara lain:

(8)

7

- Menggabungkan Mata Kuliah pemilu kedalam Hukum Tata Negara dengan menaikkan bobot sks HTN menjadi 4 sks

- Menggabung Mata Kuliah HAM Lanjutan dengan Mata kuliah Hukum Hak Asasi Manusia

- Menggabungkan Mata Kuliah Hukum Kelembagaan Negara ke dalam Hukum Peradilan Konstitusi.

2. Meninjau kembali keberadaan reguler sore yang pada dasarnya perpanjangan dari Program Ekstensi supaya dapat tetap keberadaannya untuk mensejahterakan para dosen.( Akan tetapi dalam Penjelasan Dekan FH Reguler Sore mulai tahun depan tidak ada lagi keberadaannya).

3. Mengusulkan kemungkinan menggantikan Program Kekhususan dengan program minat sehingga mahasiswa bebas memilih mata kuliah yang dapat menunjang penulisan skripsi.

Usulan diatas sudah disampaikan ke Wakil Dekan I, akan tetapi masih menunggu diselengarakanya lokakarya kurikulum tingkat Fakultas.

13 Mata Kuliah yang diampu oleh HTN, sudah mempunyai silabusnya masing-masing, yang nanti akan di diskusikan mengenai Berita Acara masing-masing Mata Kuliah. Dimana dari Ketigabelas Matakuliah tersebut harus di kaji ulang lagi silabusnya agar sesuai dengan Capaian Pembelajaran yang berbasis KKNI

Referensi

Dokumen terkait