• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme pembiayaan akad murabahah di KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mekanisme pembiayaan akad murabahah di KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

Disusun Oleh: Fitri Zahiroh Mahfudoh

1505015098 Pembimbing :

PROGRAM STUDI (D3) PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)











































































……..









“orang-oramg yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba……” (QS. Al-Baqarah 2:275)

(8)
(9)

Puji syukur kepada-mu, tatkala cinta-mu menetes ke jiwa. Titik cerah berlahan beranjak, mengelayut mesra di puncak, awal kebahagiaan. Nyanyian hati, gejolak, jiwa tak tertahankan muncul bersamaan kata tak terucap.

Selalu tersimpan, terpahat dalam sebuah kado kecil atas doa, perhatian dan perjuangan yang telah mengajariku untuk bisa tersenyum di kala asa tiba-tiba menghilang, selalu menemaniku, memapahku menjemput impian tak terbatas, menggapai, mendekap mahligai bahagia, buat yang tercinta yang tersayang yaitu Kedua orang tuaku (Bapak H. Muflihin dan Ibu Hj. Mutmainah) tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberiku bimbingan. Semoga beliau temukan istana kebahagiaan di sisi Allah, dan selalu berada dalam pelukan kasih dan saying-Nya. Ridhomu adalah SEMANGAT HIDUPKU.

(10)
(11)

menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dari referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 20 Juli 2018 Deklarator

Fitri Zahiroh Mahfudoh NIM. 1505015098

(12)
(13)

berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

ا A ط ṭ ب B ظ ẓ ت T ع ‘ ث Ś غ G ج J ف F ح ḥ ق Q خ Kh ك K د D ل L ذ Ż م M ر R ن N ز Z و W س S ه H ش Sy ء ʾ ص ṣ ي Y ض ḍ

Bacaan Mad: Bacaan Diftong:

ā = a panjang au = ْ وَا

ī = i panjang ai =ْ يَا ْ

ū = u panjang iy =ْ يِا ْ

(14)
(15)

Tugas Akhir ini dengan judul ‘Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah di BMT Walisongo Semarang’ ini merupakan penelitian kualitatif. Adapun permasalahannya : a.bagaimana mekanisme pengajuan pembiayaan dalam pembiayaan murabahah di BMT Walisongo Semarang? b. factor apa saja yang menjadi alasan pembiayaan murabahah di BMT Walisongo Semarang?

Adapun metodologi penelitiannya adalah menggunakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan menganalisis permasalahan yang digunakan. Penelitian kualitatif didasarkan pada data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di BMT Walisongo Semarang, dapat disimpulkan sebagai berikut: nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan murabahah harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh pihak BMT Walisongo Semarangdan yang akan diterima oleh costomer service atau account officer. Dengan menyertakan fotocopy identitas KTP suami istri, KK, akta nikah, rekening listrik, telepon beserta fotocopy kepemilikan barang jaminan yang dijaminkan, dan melampirkan foto suami istri 1 lembar. Dan petugas akan melakukan wawancara terlebih dahulu kepada calon nasabah dan survey ke tempat lokasi nasabah. untuk mengetahui apakah layak atau tidak untuk diberikan pembiayaan, dan untuk penilaian pembiayaan murabahah yang ditetapkan di BMT Walisongo Semarang adalah menggunakan prinsip 5C (character, capacity, capital, condition, collateral).

Kata kunci : nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan murabahah harus mengikuti prosedur

(16)
(17)

Alhamdulillah puji syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini. Shalawat serta salam semoga tetap tersanjung kepada junjungan Nabi Agung Muhammas SAW. Beserta keluarga, para sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejaknya.

Penulisan Tugas Akhir ini, dimaksudkan untuk memenuhi tugas dan melengkapi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya Perbankan Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut serta membantu dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini. Kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. H. Muhibbin, M. Ag, selaku Rektor UIN Walisongo Semarang.

2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang beserta Wakil Dekan I, II, III.

3. Bapak, Johan Arifin, S.Ag.,MM, selaku Ketua Program Studi D3 Perbankan Syariah UIN Walisongo Semarang.

4. Bapak H. Ade Yusuf Mujadid, M.Ag, selaku Desen Pembimbing dengan penuh kesabaran dan keteladanan telah berkenan

(18)

Tugas Akhir ini.

5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang yang telah membimbing, mengajar dan memberikan pelayanan kepada penulis selama proses belajar di bangku kuliah.

6. Bapak Drs. Nuryanto selaku Manajer KJKS BMT Walisongo Semarang semarang yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian Tugas Akhir.

7. Ibu Hafidhah, Ibu Ekowati, Ibu Sumiyati dan Bapak Heru Setyawan yang telah memberikan banyak informasi untuk kepentingan penulisan Tugas Akhir.

8. Kakak-kakakku yaitu Mbak Lina Urwatul Izzah, Mbak Layyin Tanal Zulfa, Mbak Kelly Ayu Utami yang memberikan dorongan baik moral, material selama penulis menempuh studi ini, memberikan dukungan dan motivasi sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

9. Adikku Farha Maemanah yang senantiasa memberikan semangat agar cepat wisuda.

10. Kepada Abah Yai dan Ibu Nyai Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur KH. Abdul Karim as syalawy M. Ag (Alm) dan Hj. Lutfah Karim yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam menuntut ilmu, semoga saya dapat membalas jasa-jasanya dengan memberikan yang terbaik dalam segala hal.

(19)

untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Sahabatku yaitu Yuwis Putri Nila Sari, Rina Ilma Anjani, Yuyun Rohmania Sittah Ayuni, Ulfa Wahyu Istiqomah, Ade Fitrianingsih, Feti Eri Lestari, Dwi Nor Faiq Zakiyya yang telah member semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

13. Teman-temanku PONPES An-Nur Tugu Semarang yang selalu member hiburan di kala hati saya dalam keadaan senang maupun susah.

14. Temen-temenku di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program studi Perbankan Syariah terutama teman-temanku di kelas PBSC angkatan 2015 dan temanku PBSA, PBSB yang telah mengajariku untuk berani berpendapat, mau berdiskusi bersama selama masa perkuliahan dan mengingatkan Tugas Akhir ini cepat selesai.

15. Berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung telah membantu, baik dukungan moral maupun material dengan penyusunan Tugas Akhir ini.

Terima kasih atas semua kebaikan yang telah diberikan, semoga Allah SWT membalas kebaikan untuk semua dan membawa keberkahan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis. Akhirnya penulis

(20)

penting dalam proses pemikiran Perbankan Syariah, Amin.

Semarang, 20 Juli 2018 Penulis

Fitri Zahiroh Mahfudoh

(21)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN DEKLARASI ... vi

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI... vii

HALAMAN ABSTRAK ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

D. Tinjauan Pustaka ... 12

E. Metode Penelitian... 16

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Murabahah ... 20

1. Pengertian Murabahah ... 20

2. Landasan Hukum Penerapan Akad Jual Beli ... 22

3. Fatwa DSN Tentang Ketentuan Murabahah ... 25

4. Rukun Murabahah ... 28

(22)

8. Jaminan dalam Pembiayaan Murabahah ... 33 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Deskriptif KJKS BMT Walisongo ... 37 1. Sejarah Berdirinya BMT Walisongo ... 37 2. Visi dan Misi BMT Walisongo ... 40 3. Struktur Organisasi BMT Walisongo ... 41 4. Produk-produk dan Pelayanan BMT Walisongo ... 46 5. Jenis Angsuran yang digunakan untuk Pembiayaan .... 55 6. Penilaian Kelayakan Pembiayaan ... 57 7. Pengawasan Pembiayaan di BMT Walisongo ... 60 8. Pembiayaan Bermasalah ... 61 9. Kebijakan dan Penyelesaian Pembiayaan ... 62 BAB IV PEMBAHASAN

1. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan dan Prinsip Penilaian Pembiayaan Murabahah di BMT Walisongo ... 68 2. Analisis ... 72 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77 B. Saran/Rekomendasi ... 78 C. Penutup ... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(23)

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga Keuangan Syariah adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan danan maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalanatau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.yang dimaksud dengan mengkhususkan diri untuk melakukan kegiatan tertentu adalah melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangkan pengusaha golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migrasi dan pengembangan pembangunan perumahaan.

Lembaga Keuangan Syariah, dalam setiap transaksi tidak mengenal bunga, baik dalam menghimpun tabungan investasi masyarakat ataupun dalam pembiayaan bagi dunia usaha yang membutuhkannya. Menurut Rs. M. Umer Chapra, penghapusan bunga akan menghilangkan sumber ketidak adilan antara penyedia dana dan pengusaha. Keuntungan total pada modal akan dibagi di antara kedua pihak menurut keadilan. Pihak penyedia dana tidak akan dijamin dengan laju keuntungan di depan meskipun bisnis itu ternyata tidak menguntungkan.

System bunga akan merugikan penghimpunan modal, baik suku bunga tersebut tinggi maupun rendah. Suku bunga yang

(24)

tinggi akan menghukum pengusaha sehingga akan menghambat investasi dan formasi modal yang pada akhirnya akan menimbulkan penurunan dalam produktivitas dan kesempatan kerja serta laju pertumbuhan yang rendah.1 Suku bunga yang rendah akan menghukum para penabung dan menimbulkan ketidakmerataan pendapatan dan kekayaan, karena suku bunga yang rendah akan mengurangi, rasio, tabungan kotor, merangsang pengeluaran konsumtif sehingga akan menimbulkan tekanan inflasioner, serta mendorong investasi yang tidak produktif dan spekulatif yang pada akhirnya akan menciptakan kelangkaan modal dan menurunnya kualitas investasi.

Cirri-ciri sebuah Lembaga Keuangan Syariah dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah harus sesuai dengan Fatwa Dewan Pengawas Syariah. 2. Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana, dan Lembaga Keuangan Syariah sebagai intermediary institution, berdasarkan kemitraan, bukan hubungan debitur-kreditur.

3. Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya berdasarkan profit oriented, tetapi juga falah oriented, yakni kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

1 Heri Sudaesono. Bank dan lembaga keuangan syariah,Yogyakarta:

(25)

4. Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariah berdasarkan prinsip kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna transaksi komersial, dan pinjam meminjam (qard/kredit) guna transaksi social.

5. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan tidak menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syair islam.

Dalam membangun sebuah usaha, salah satu yang dibutuhkan adalah modal. Modal dalam pengerian ekonomi syariah bukan hanya uang, tetapi meliputi materibai9k berupa uang maupun materi lainnya, serta kemampuan dan kesempatan. Salah satu modal yang penting adalah sumber daya insane yang mempunyai kemampuan di bidangnya.

Berdasarkan fatwa-fatwa DSN yang terkait dengan pembiayaan, adanya jaminan untuk pembiayaan diperolehkan. Namun bagaimana bentuk pengikatan jaminan tersebit tidak ditegaskan lebih lanjut dalam praktek perbankan syariah, apabila mengenai suatu tindakan tidak ditentukan pengaturannya dalam UU Perbankan Syariah, peraturan Bank Indonesia dan Fatwa Dewan Syariah dan sebagaimana UU No 7 tahun 1992 tentang perbankan syariah sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 tahun 1998.

Dalam pembiayaan akad murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual

(26)

menginformassikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli. Dan hal tersebut yang menjadi dasar terjadinya jual beli secara murabahah (menggunakan akad murabahah sehingga hal ini dapat dijadikan produk yang paling utama atau di unggulkan di dalam perbankan syariah.

BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) adalah suatu lembaga berorientasi social keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan dana masyarakat berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan al quran dan sunnah rasulnya karena berorientasi social keagamaan, ia tidak dapat di manipulasi untuk kepentingan bisnis atau mencari laba (profit). Termonologi Baitu Al Mal dan Baitul Tamwil. Istilah al-mal dari kata bait berarti bangunan atau rumah, sedangkan al mal artinya harta benda atau kekayaaan. Jadi baitu al mal berarti rumah harta benda atau kekayaan. Namun baitul mal juga diartikan sebagai perbendaharaan (umum atau Negara). Sedangkan baitul mal dilihat dari istilah fikih adalah suatu lembaga yang bertugas mengurusi kekayaan Negara terutama keuangan, baik berkenan dengan pemasukan dan pengelolaan, maupun yang terkait dengan pengeluaran. Sedangkan baitl tamwil berarti rumah penyimpanan harta milik pribadi yang dikelola oleh suatu lembaga.2

Dalam lembaga keuangan syariah, khususnya perbankan syariah Bai’ Al-Murabahah diterapkan sebagai produk

2 Dr. A. Wangsawidjaja Z., S. H., M. H. Pembiayaan Bank Syariah Jakarta: PT

(27)

pembiayaan untuk membiayai pembelian barang-barang konsumen, kebutuhan modal kerja, dan kebutuhan investasi. Pembiayaan dalam bentuk konsumen seperti pembelian kendaraan, rumah dan barang-barang multiguna (barang elektronik, pelengkapan rumah tangga, renovasi rumah dan barang-barang kebutuhan konsumen lainnya).3

Mekanisme penerapan murabahah di Lembaga Keuangan Syariah, didasarkan pada asumsi bahwa nasabah membutuhkan barang/objek tertentu, tetapi kemampuan financial tidak mencukupi untuk melakukan pembayaran secara tunai, untuk itulah nasabah berhubungan dengan LKS, namun Lembaga Keuangan Syariah tidak memiliki investory terhadap barang/objek yang dibutuhkan nasabah, maka LKS melakukan pembelian barang yang diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti barang supplier/pemasok, dealer, developer, atau penyedia barang lainnya, dengan demikian Lembaga Keuangna Syariah bertindak selakupembeli yang kemudian akan dijual kembali kepada nasabah pemesan dengan harga jual yang disepakati.

Harga yang disepakati adalah harga jual yaitu harga beli plus margin dan biaya-biaya yang timbul dari proses pembelian barang tersebut, apabila pembelian barang dari supplear atau pemasok yang dibeli oleh LKS mendapatkan potongan harga/diskon, dan hal tersebut terjadi sebelum dilakukan

3 Prof, Dr.Fathurrahman Djamil. M. A. penerapan hokum perjanjiandalam

(28)

perjanjian (akad) dengan nasabah. Akan tetapi apabila potongan harga itu terjadi setelah akad dilakukan, maka pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalamkad antaraLembaga Keungaan Syariah dan nasabah.

BMT memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafat yang sama yaitu dari anggota dan untuk anggota. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992, BMT berhak menggunakan badan hokum koperasi. Berdasarkan UU tersebut BMT pada dasarnya sama dengan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam konvensional, perbedaannya hanya terletak pada kegiatan opersional yang menggunakan prinsip syariah dan etika moral dengan melihat kaidah halal dan haramnya dalam melakukan usahanya.4

Fungsi dan peran koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 yaitu: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

4 Hendar S. E,. Si. Manajemen Perusahaan Koperasi, Jakarta: Erlangga, 2010,

(29)

4. Berusaha untuk pewujudan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

BMT Walisongo mulai operasional sejak tanggal 9 September 2005, para pendiri yang secara kebetulan mayoritas adalah para dosen dan karyawan fakultas syariah bermaksud mensejahterakan anggota sekaligus sebagai laboratorium bagi mahasiswa D3 Perbankan Syariah fakultas FEBI khususnya adalah mahasiswa UIN Walisongo pada umumnya untuk mengimplementasikan apa yang telah dipelajari di bangku kuliah untuk diterapkan dalam praktek keseharian dunia kerja dalam lembaga keuangan syariah.5

Dalam pengembangan usaha, pendiri sepakat untuk selalu berusaha untuk mengembangkan koperasi ini dengan penambahan anggota-anggota baru yang melibatkan masyarakat diluar kampus, sehingga keberadaan koperasi dapat dirasakan oleh semua masyarakat baik dari intern UIN Walisongo maupun masyarakat umum yang tergabung dalam keanggotaan KJKS BMT Walisongo. Legalitas koperasi kita ini telah mendapatkan pengesahaan dari pemerintah melalui kantor pelayanan koperasi PK dan M Propinsi Jawa Tengah Nomer 13119/BH/KDK II/X/2006 tanggal 27 Nopember 2006.

5

(30)

Sebagai salah satu bentuk BMT adalah merupakan lembaga keuangan berbadan hokum koperasi yang bergerak di bidang jasa keuangan syariah yaitu melayani anggota dan calon anggota dalam bertransaksi dengan jenis produk simpanan dan pembiayaan syariah. Ada beberapa produk simpanan yang paling banyak diminati oleh nasabah yaitu meliputi simpanan SIRELA (Simpanan Sukarela), dan SIJANGKA (Simpanan Berjangka). Salah satu akad dalam melakukan pembiayaan yang sering digunakan di BMT Walisongo yaitu akad murabahah . murabahah adalah jual beli yang dilakukan seseorang dengan harga awal ditambah dengan margin yang yang disepakati oleh kedua belah pihak dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli. Dalam menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, UU Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.6

Dalam hal ini untuk menilai bagaimana mekanisme pengajuan pembiayaan yang ada di BMT Walisongo adalah harus menilai layak dan tidaknya barang/agunan yang akan di jadikan jaminan dalam pembiayaan, keyakinan dan kemampuan dan kesanggupan oleh nasabah untuk melunasi kredit sesuai dengan

6 Dr. A. Wangsawidjaja Z., S.H., M. H. pembiayaan bank syariah, Jakarta: PT

(31)

yang diperjanjikan. Berupa barang yang akan di agunankan itu benar-benar milik sendiri dan barang yang berharga. Dan juga harus meliputi penilaian watak, kemampuan, modal, agunan, dan usaha yang dimiliki oleh nasabah. Untuk factor yang menjadi alasan adalah peminat dari masyarakat mijen sekitar dan juga pedagang mikro yang adadi pasar mijen yang menjadikan masyarakat sekitar lebih mudah untuk melakukan pembiayaan. Lebih memudahkan masyarakat sekitar melakukan pembiayaan yang sedang membutuhkan modal yang cepat dan aman. Banyak sekali masyarakat sekarang yang ingin membutuhkan yang cepat dan aman, seperti halnya pedagang sekarang ingin melaukan usaha harus memiliki modal yang besar. Dan bagaimana cara KJKS BMT Walisongo Semarang untuk lebih menarik minat nasabah lebih banyak dan selalu lebih mementingkan kebutuhan calon nasabah kita yang sedang membutuhkan dana, dengan melakukan pembiayaan murabahah yang begitu mudah diaplikasikan kepada masyarakat untuk menarik minatnya nasabah, untuk melukan pembiayaan disini. Dalam Bai’ Al

Murabahah penjual harus memberitahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkatan keuntungan sebagai tambahan.7 Akad Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu

7 Syafii Antoni Muhammad Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta:

(32)

harga perolehan penjual adalah margin keuntungan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga pembelian secara tunai. Sedangkan jual beli barang atau uang diharamkan seperti halnya diartikan sebagai riba, dalam hal disini tidak diperjual beli barang atau uang dimaksutkan, yaitu kami memberi modal kerja kepada calon nasabah yang membutuhkannya dan ditambah dengan margin.

Setiap produk yang ditawarkan di BMT Walisongo akan mengguankan akad/perjanjian sesuai dengan dasar syariah yang seharusnya dengan perjanjian atau kesepakatan bertransaksi dapat diartikan sebagi komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai syariah. Seperti halnya di BMT Walisongo yaitu menggunakan akad pembiayaan murabahah (jual beli). Dari pengamatan seperti yang terlihat pewnggunaan akad untuk pembiayaan sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh syariah dan prinsip-prinsip syariah. Dari latar belakang masalah di atas maka penulis teratrik melakukan penelitian ini dengan membahas judul tentang “MEKANISME PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT WALISONGO MIJEN SEMARANG”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(33)

1. Bagaimana Mekanisme pengajuan pembiayaan dan prinsip penilaian pembiayaan murabahah di BMT Walisongo Mijen Semarang?

2. Bagaimana Menganalisis mekanisme pengajuan pembiayaan dan prinsip penilaian pembiayaan murabahah di BMT Walisongo mijen semarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini yang dilakukan penulis di BMT Walisongo Mijen Semarang adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai mekanisme pengajuan pembiayaan dalam prinsip penilaian pembiayaan murabahah di BMT Walisongo Mijen Semarang.

b. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadikan alasan pembiayaan akad murabahah dijadikan sebagai produk unggulan.

2. Manfaat yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti

 Melatih bekerja dan berfikir kreatif dan inovatif dengan mencoba mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah, lapangan maupun dunia kerja.

(34)

 Untuk meningkatkan pengetahuan praktikum berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh ditempat magang.

 Menambah pengalaman turun langsung di lapangan, masuk ke dalam dunia kerja dan untuk melatih mental masing-masing.

 Dan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi dan BIsnis Islam UIN Walisongo Semarang.

 Langsung bias sharing dalam maslah perbankan. b. Bagi BMT Walisongo

Untuk memperkenalkan produk-produk yang ada di BMT Walisongo kepada masyarakat sehingga dapat memberikan informasi dan pengetahuan.

c. Bagi masyarakat

Sebagai informasi dan pengetahuan bagi masyarakt yang menginginkan mengajukan pembiayaan di BMT Walisogo Mijen Semarang.

D. Tinjauan Pustaka

Mengenai masalah pembiayaan murabahah sudah banyakdibahas dalam buku jurnal, maupun karya ilmiah lainnya. Untuk mendukung persoalan yang lebih mendalam terhadap masalah diatas, penulis berusaha untuk melakukan penelitian

(35)

terhadap literature yang relevan dengan pokok masalah dan penyusunan tugas akhir. Dianatara penelitian terdahulu yang terkait dengan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Skripsi yang berjudul “analisis terhadap murabahah sebagai akad dalam produk pembiayaan di KJKS BINAMA” yang dilakukan oleh Rifa Mawati mahasiswa IAIN Walisongo membahas tentang kegunaan akad murabahah dalam semua produk pembiayaan yang ada di KJKS BINAMA, yang meliputi tentang penerapan akad pada produk murabahah, murabahah dipilih sebagai akad pada semua produk pembiayaan. Dapat disimpulkan bahwa di KJKS BINAMA hanya menggunakan akad murabahah sebagai akad untuk semua produk pembiayaan. Didalam penerapan sebagai suatu tujuan pinjam-meminjam antara mitra dan KJKS BINAMA. Dengan dipilihnya menggunakan akad pembiayaan murabahah adalah lebih mudah diaplikasikan, pelaksanaanya yang mudah, memberikan keuntungan dan resikonya kecil. 2. Dalam penulisan yang berjudul “mekanisme pembiayaan

murabahah di BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal”. Yang disusun oleh Yanuar Tri Nugraha IAIN Walisongo Semarang meneliti tentang bagaimana proses pembiayaan di BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal, hubungan antara jaminan dengan pembiayaan murabahah. Dari penelitian yang dilakukan oleh Yanuar Tri Nugraha dapat disimpulkan sebagai berikut:

(36)

a. Setiap pembiayaan yang disalurkan oleh sebuah lembaga keuangan wajib mensyaratkan adanya jaminan/agunan untuk mengatasi ketika ada pembiayaan bermasalah. b. Dalam penilaian terhadap jaminan/agunan yang diajukan

oleh nasabah, BPRS Asad Alif harus mempertimbangkan umur jaminan, harga jual, jaminan bila dijual harga pasarannya berapa.

c. Dengan adanya perjanjian dan pengikatan terhadap jaminan akan mempermudah BPRS Asad Alif dalam proses eksekusian jaminan tersebut ketika nasabah debitur tidak mampu lagi melunasi angsuran pembiayaan.

3. Skripsi yang berjudul “ aplikasi pembiayaan murabahah pada sektor usaha mikro di BMT Pasadena Semarang “yang dilakukan oleh Farida Ratna Wijyanti IAIN Walisongo Semarang yang membahas tentang aplikasi pembiayaan murabahah pada sektor usaha mikro di BMT Pasadena Semarang yang meliputi aplikasi operasinal, metode angsuran pembiayaan murabahah pada sektor usaha mikro, analisa kemampuan membayar nasabah pembiayaan murabahah serta hambatan dalam aplikasi pembiayaan murabahah di BMT Pasadena Semarang. Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian murabahah di BMT Pasadena Semarang yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan oleh nasabah untuk membeli jasa/barang dengan kewajiaban mengembalikan talangan dana tersebut, seluruhnya ditambah

(37)

margin keuntungan BMT pada jangka murabahah pada sektor usaha mikro. Nasabah harus mengikuti prosedur yanag sudah telah ditetapkan oleh BMT Pasadena Semarang, yang menjadi pedoman dalam melakukan analisis adalah aspek personal, aspek jaminan, aspek keuangan serta prinsip analisis yang dipakai BMT Pasadena semarang adalah character, chapacity ,capital, collateral, conditional. Pasadena juga menggunakan prinsip personality, purpose, rospect,dan payment. Dari penelitian yang dilakukan Farida Ratna Wijyanti sebagai berikut:

a. Dalam pengajuan pembiayaan murabahah pada sektor usaha mikro nasabah harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh BMT Pasadena Semarang, disamping itu nasabah harus mau di survei atau di analisis adalah aspek personal, aspek jaminan, dan aspek kuangan serta aspek prinsip analisi yang di pakai di BMT Pasadena adalah

character, chapacity, capital, collateral, conditional.

Selain itu BMT Pasadena juga menggunakan prinsip

personality, purpose, prospect, dan payment.

b. Dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah dapat dikatakan sukses karena pembiayaan murabahah khususnya untuk usaha mikro adalah produk pembiayaan yang lebih banyak diminati nasabah karena kebanyakan nasabah berprofesi di bidang usaha mikro, sehingga

(38)

sangat mendukung prinsip penentuan margin yang dipakai tidak terdapat unsur penipuan diantara kedua belah pihak. c. Sistem angsuran yang dipakai dalam aplikasi pembiayaan

murabahah ini lain dari koperasi yang lain karena sistemnya adalah margin dibayar di awal yang di catat langsung dalam pembukuan pokok angsuran tidak dapat ditutup atau dilunasi pada pertengahan periode/jangka waktu.

Penelitian yang saya lakukan ini juga sama menggunakan akad murabahah tetapi penelitian yang saya lakukan ini adalah Pada pembiayaan akad muarabahah di BMT Walisongo Mijen Semarang, yang meliputi mekanisme pengajuan pembiayaan dan prinsip penilaian pembiayaan murabahah serta faktor-faktor yang menjadi alasan pembiayaan murabahah dijadikan produk unggulan di BMT Walisongo mijen semarang.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara kerja untuk memahami obyek-obyek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian.8Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut:

8 Husein Umar, Research methods infinance and banking, Jakarta: PT

(39)

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang mana penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata yang bahasa pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Dan sebagai metode kualitatif untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.

2. Sumber data

a. Primer yaitu data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu ataupun perseorangan. Penulis mengumpulakn datanya melalui wawancara, interview dengan karyawan. Dan data yang di dapat antara lain dari profil, brosur, formulir dan data-data lainnya di BMT Walisongo

b. Sekunder yaitu data primer yang diolah secara lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpulan data primer atau pihak lain. Data sekunder yang diperoleh dari laporan-laporan maupun dari referensi buku-buku.

F. Sistematika Penulisan

Tugas Akhir (TA) ini di bagi menjadi empat bab yaitu:

(40)

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang akan membahas tentang garis besar penulisan tugas akhir ini. Yang terdiri dari latar belakang permasalahan, tujuan dan manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Babini membahas tentang tinjauan umum tentang murabahah yaitu pengertian murabahah, landasan hokum penerapan akad jual beli, fatwa DSN ketentuan murabahah, rukun murabahah, syarat murabahah, pembiayaan murabahah, skema aplikasi pembiayaan murabahah, dan jaminan dalam pembiayaan murabahah.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang sejarah berdirinya, visi dan misi BMT Walisongo Mijen Semarang, wilayah kerja BMT Walisongo Mijen Semarang, produk-produk BMT Walisongo Mijen Semarang, struktur organisasi BMT Walisongo Mijen Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang ulasan mengenai pembiayaan yang berisi tentang permasalahan yang diangkay yaitu pembahasan mengenai

(41)

mekanisme pengajuan pembiayaan dan prinsip penilaian pembiayaan murabahah di KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir sekaligus bab penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan kritik.

(42)

A. Tinjauan Umum Tentang Murabahah a. Murabahah

1. Pengertian Murabahah

Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli. Dalam penyaluran pembiayaan berdasarkan akad pembiayaan murabhah, Undang-Undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengn menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Dalam pembiayaan berdasarkan akad murabahah, bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi murabahah dengan nasabah.

Fuqaha mendefinisikan murabahah adalah jual beli dengan harga pokok ditambah keuntungan yang diketahui. Dan para fuqaha mensifati murabahah sebagai bentuk jual beli atas dasar kepercayaan. DSN mendefinisikan

(43)

harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Bank Indonesia mendefinisikan murabahah adalah akad jaul beli antar bank dengan nasabah. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah dan menjual kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati.1

Murabahah dalam praktik adalah apa yang

diistilahkan dengan bai al-murabahah liamir bisy-syira’ yaitu permintaanseseorang atau pembeli terhadap orang lain untuk membelikan barang dengan ciri-ciri yang ditentukan. Muhammad mendefinisikan murabahahadalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkatan keuntungan sebagai tambahannya.2 Dalam fatwa DSN No. 04/DSN MUI/IV/2000 tentang murabahah antara lain ditegaskan bahwa jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya.3Jual beli dengan

1

Prof. Dr. H. Faturrahman Djamil, M.A,penerapan hokum perjanjian dalam transaksi di LKS, jakarta: Sinar Grafika, 2013, hlm.108

2Syafi’I antoni, Muhammad, bank syariah dan teori ke praktek, Jakarta: Gema

Insani 2001, hlm 101

3 Dr. A. H. Wangsawidjaja Z., S.H., M.H., pembiayaan bank syariah, Jakarta:

(44)

akad murabahah adalah mekanisme jual beli dengan murabahah ialah ketika nasabah membutuhkan suatu barang kemudian mengajukan permintaan tersebut kepada pihak bank setelah disetujui, pihak bank akan membeli barang tersebut dan nasabah akan menerima barang dari pihak bank dengan harga sebesar harga pokok (historical cost) ditambah dengan besarnya keuntungan yang diinginkan pihak bank, tentu harus ada kesepakatan mengenai hal tersebut pada saat perjanjian (anshori, 2008:21).4

Dari pengertian murabahah yang diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah adalah akad pembiayaan jual beli barang pada harga asal ditambahkan dengan tambahan keuntungan yang disepakati (margin). Pembiayaan murabahah berupa talangan dana yang dibutuhkan oleh nasabah untuk membeli suatu barang/jasa dengan kewajiban mengembalikan talangan dan tersebut seluruhnya ditambah dengan margin keuntungan bank pada waktu jatuh tempo.

2. Landasan Hukum Penerapan Akad Jual Beli Dalam Praktik Perbankan Syariah

4 Muhammad Nadratuzzaman, produk keuangan islam di Indonesia dan

(45)

a. Al-Quran

Ayat ini menunjukkan bolehnya melakukan transaksi jual beli dan murabahah merupakan salah satu bentuk dari jual beli.

1. Dalam firman Allah:

لطابلاب مكنيب مكلاومأ اولكأتلا اونما نيذلا اهيأ َاي

نأ َلاا

نوكت

....مكنم ضارت نع ةراجت

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman,

janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak

benar), kecuali dengan jalan

perniagaan/perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu” (QS.An-Nisaa:29).5

2. Dalam firman Allaah:

رظنف ةرسعوذ ناك ناو

...ةرسيم يلا ة

.

Artinya:“Dan jika (orang berhutang itu) dala, kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan...” (QS. Al-Baqarah (2): 280)6

5 QS. An-Nisa’ (4): 29

(46)

b. Hadits

1. Hadits Nab SAW:

يضر يردخلا ديعس يبأ نع

الله ىلص الله ل وسر نأ هنع الله

نباو يقيبلا هاور( ,ضارت نع عيبلا امنا :لاق ملسو هلا و هيلع

)نابح نبا هححص و هج ام

“Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. Al-baihaqi dan Ibnu Majah, serta dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)7

2. Hadits Nabi SAW :Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad:

هتبوقعو هض رع لحي دح اولا يل ...

“menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkanharga diri dan pemberian sanksi kepadanya.”8

Bagi jumhur ulama, murabahah adalah salah satu jenis jual beli yang dihalalkan oleh syara’. Oleh sebab itu, secara umum ia tunduk kepala rukun dan syarat jual

7 HR.AL-baihaqi dan Ibnu Malik, serta dinilai shahih oleh Ibnu Hibban

(47)

beli. Walaupun begitu, terdapat beberapa syarat khusus untuk jual beli murabahah ini, yaitu:

a. Penjual hendaknya menyatakan modal yang sebenarnya bagi barang yang hendak dijual.

b. Pembeli setuju dengan keuntungan yang ditetapkan oleh penjual sebagai imbalan dari harga perolehan/harga beli barang, yang selanjutnya menjadi harga jual barang secara murabahah.

c. Sekiranya ada ketidak jelasan/ketidak cocokan masalah harga jual barang, maka pihak pembeli boleh membatalkan akad yang telah dijalankan, sehingga bubarlah jual beli secara murabahah tersebut.

d. Barang yang dijual secara murabahah bukan barang ribawi.

3. Fatwa DSN Tentang Ketentuan Murabahah9

Pembiayaan murabahah telah diatur dalam fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum mengenai. Murabahah yaitu sebagai berikut:

9

Dr. Muhammad,. M.Ag, modal-modal akad pembiayaan di bank syariah (panduan teknis pembuatan akad/perjanjian pembiayaan pada bank syariah), Yogyakarta: UII Press 2009, hlm 62

(48)

a. Bank nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

b. Barang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah islam.

c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang-barang yang telah disepakati kualifikasinya. d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas

nama bank sendiri, dan pembeli ini harus sah dan bebas riba.

e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang.

f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadaakan perjanjian khusus dengan nasabah berupa pengikatan jaminan dan atau asumsi.

(49)

i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga (akad wakalah), akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.

Aturan yang dikenakan kepada nasabah dalam murabahah ini dalam fatwa DSN adalah sebagai berikut: a. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian

pembelian suatu barang atau asset kepada bank. b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus

membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

c. Bank kemudian menawarkan asset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)nya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya, karena secara hokum perjanjian tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

d. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesan.

e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biayai riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

(50)

f. Jika uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali kerugiannya kepada nasabah.

4. Rukun Murabahah a. Penjual (Ba’i)

Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komoditas atau barang yang dijual belikan, kepada konsumen atau nasabah.

b. Pembeli (Al-Musytari’)

Pembeli merupakan seseorang yang membutuhkan barang untuk digunakan dan biasa didapatkan ketika melakukan transaksi dengan penjual.

c. Barang yang dibeli (Al-Mabi’)

Barang yang diperjual belikan merupakan salah satu unsure terpenting demi suksesnya transaksi. Contohnya alat komoditas transaksi, alat kebutuhan rumah tangga dan lain-lainnya.

d. Harga (tsaman)

Harag merupakan unsure terpenting dalam jual beli karena merupakan suatu nilai tukar dari barang yang akan atau sudah dijual.

e. Ijab qabul

Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsure utama dari jual beli adalah kedua belah pihak, kedua

(51)

belah pihak dapat dilihat dari ijab qabul yang dilangsungkan. Menurut para ulama ijab qabul perlu diungkapkan secara jelas dan transaksi yang bersifat meninggalkan kedua belah pihak, seperti akad jual beli, akad sewa, dan akad nikah.

5. Syarat Ba’I Murabahah

a. Penjual memberitahu biaya modal dari murabahah b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang

ditetapkan.

c. Kontrak harus bebas dari murabahah.

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atau barang sesuai pembelian.

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

Secaraprinsip, jiak syarat dalam a,b, atau e tidak terpenuhi, maka pembeli memiliki pilihan:

1. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

2. Kembali pada penjual yang menyatakan ketidak setujuan atas barang yang dijual.

3. Membatalkan barang.

Jual beli secara murabahah diatas hanya untuk barang atau produk yang telah dikuasai atau memiliki oleh penjual pada waktu negosiasi dan

(52)

berkontrak. Bila produk tidak dimiliki oleh penjual, system yang digunakan adalah murabahah kepada pemesan pembelian (murabahah KPP). Hal ini dinamakan demikian karena si penjual semata-mata mengadakan barnag untuk memenuhi kebutuhan si pembeli yang memesannya.10

6. Jenis produk pembiayaan

1. Pembiayaan dengan akad murabahah

Akad murabahah yaitu akad transaksi jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan.11

Persyaratan untuk mengajukan pembiayaan ini adalah: a. Beragama islam

b. Memiliki usaha dan pekerjaan tetap c. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan d. Fotocopy KTP suami istri 3 lembar e. Fotocopy KK 1 lembar

f. Fotocopy agunan

10 Syafi’I Antonio, Muhammad, bank syariah dari teori ke praktek, Jakarta:

Gema Insani Press, 2001. Hlm 103

11 Kasmir, bank dan lembaga keuangan lainnya, Jakarta: rajawali pers, 2012,

(53)

g. Bersedia di survey12

2. Pembiayaan dengan akad Ba’I Bistaman Ajil

Pengertian akad BBA yaitu akad pembiayaan dengan konsep jual beli antara BMT dan nasabah dimana BMT mendapat keuntungan (margin) dari penjualan tersebut. Pengembalian pokok dan keuntngan dilakukan dengan cicilan.13

Persyaratn untuk pengajukan pembiayaan: a. Beragama islam

b. Memiliki usaha dan pekerjaan tetap c. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan d. Fotocopy KTP suami istri 3 lembar e. Fotocopy KK 1 lembar

f. Fotocopy agunan g. Bersedia di survey14

7. Skema Aplikasi Pembiayaan Murabahah

Secara umum aplikasi pembiayaan murabahah dapat digambarkan sebagai berikut:

12

Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah berdirinya BMT Waliosngo, di unduh pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 10:15 WIB

13 Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah berdirinya BMT Walisongo, di unduh pada

tanggal 24 Mei 2018 pukul 10:40 WIB

14 Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah berdirinya BMT Walisongo, di unduh pada

(54)

Skema teknis Pebankan Penyaluran dan Murabahah

Keterangan :

a. Bank dan nasabah melakukan negoisasi dan persyaratan akad murabahah.

b. Setelah kedua belah pihak bernegoisasi dan setuju atas persyaratan yang ada di bank dan nasabah melakukan akad jual beli.

c. Bank syariah memesan barang yang telah dipesan nasabah kepada pemasok atau penjual utama.

1. Negosiasi

dan

persyarat

Ban

k

2. akad

pembiayaan

Nasab

Suppli

er

3.Beli

4.Kiri

m

5 Bayar

Angsuran

(55)

d. Setelah baramg dipesan supplier mengirimkan barang kepada nasabah.

e. Nasabah menerima barang pesanan dan dokumen yang diperlukan dari supplier.

f. Nasabah membayar pembelian barang dagangan kepada bank sesuai kesepakatan, secara tunai atau tangguh, lama pembayaran dan sebagainya.

8. Jaminan Dalam Pembiayaan Murabahah a) Pengertian jaminan/agunan pembiayaan

Sehubungan dengan fungsi bank syariah sebagaimana lembaga perantara (intermediaty) tersebut dalam kaitanya penyaluran dana masyrakata atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,bank syariah mengandung resiko kegagalan atau kemacetan dalam pelunasannya sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan bank syariah dan UUS,untuk mengurangi resiko tersebut,maka undang-undang tentang perbankan mewajibkaqn bank untuk melakukan penilaian yang saksama terhadap jaminan termasuk aguanan( jaminan yang bersifat kebendaan ) dan jaminan no kebendaan (immaterial)lainnya sebelum memberikan pembiayaan kepada calon debiturnya.Agunan pembiayaan atau jaminan adalah keyakinan bank

(56)

atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan dalam perjanjian pembiayaan.

a. Yang dimaksud dengan jaminan kredit atau pembiayaan adalah keyakinan atau kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan.

b. Jaminan kredit atau pembiayaan dalam arti luas meliputi watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha yang dimiliki dari nasabah. Dalam arti sempit jaminan kredit atau pembiayaan adalah Agunan.

c. Jenis agunan/pembiayaan

1. Agunan pokok yaitu berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan fasilitas pembiayaan yang bersangkutan.

2. Agunan tambahan yaitu berupa barang, surat berharga, atau garansi resiko yang ditambah sebagai agunan tambahan dan tidak dibiayai dengan fasilitas pembiayaan. Barang yang tidak berkaitan langsung dengan obyek yang dibiayai.

(57)

b) Fungsi jaminan/agunan kredit/pembiayaan

Jaminan secara umum berfungsi sebagai jaminan pelunasan pembiayaan jaminan kredit/pembiayaan berupa watak, kemampuan, modal, dan prospek usaha yang dimiliki oleh nasabah merupakan jaminan immaterial yang berfungsi sebagai firs way out. Dengan jaminan immaterial tersebut, debitur diharapkan dapat mengelola modal dan perusahaannya dengan baik sehingga memperoleh pendapatan (revenue) bisnis guna melunasi pembiayaan yang telah diterimanya dari bank syariah atau UUS sesuai dengan akad pembiayaan.

Jaminan kredit/pembiayaan yang berupa agunan bersifat material/kebendaan berfungsi sebagai second way out. Sebagai second way out,

pelaksanaan penjualan agunan (eksekusi) baru dilakukan apabila debitur gagal (wanprestasi) atau macet dalam pelunasan/pembayaran kembali pembiayaan melalui firs way out.

c) Jaminan dalam hokum nasional

Dalam tata hokum nasional, jaminan dapat di golongan sebagai berikut:

(58)

a. Dilihat dari kelahirannya, jaminan ada yang lahir karena Undang-Undang dan jaminan yang lahir karena perjanjian.

b. Dilihat dari sifatnya, jaminan ada yang bersifat kebendaan dan juga ada yang bersifat perorangan.

c. Dilihat dari wujud objeknya, jaminan ada yang berwujud (material) dan yang tidak berwujud (imaterial).

d. Dilihat dari jenis benda yang menjadi objek jaminan, jaminan ada yang berupa benda bergerak dan jaminna berupa benda tidak bergerak.

e. Dikaitkan dengan objek yang dibiayai fasilitas kredit/pembiayaan, jaminan dalam bentuk agunan ada yang berupa agunan pokok dan agunan tambahan.

Pada dasarnya, jaminan atau agunan bukanlah salah satu rukun atau syarat yang mutlak untuk dipenuhi dalam akad pembiayaan. Hanya saja agunan yang dimaksutkan untuk menjaga agar nasabah atau debitur tidak main-main dengan perjanjian pembiayaan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak bank dan nasabah.

(59)

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. DESKRIPTIF KJKS BMT WALISONGO MIJEN

1. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang KJKS BMT Walisongo Mijen adalah lembaga keuangan syariah milik UIN Walisongo Semarang yangakan menjadi salah satu pioneer lembaga keuangan syariah dengan tujuan untuk membangun dan mengembangkan ekonomi umat, serta menjadi laboratorium ekonomi syariah bagi Civitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.1

KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang sebagai lembaga keuangan syariah yang berdiri atas perpaduan dua lembaga yang saling mendukung yaitu lembaga akademik (program D III Perbankan dan Ekonomi Islam di UIN Walisongo Semarang) dan lembaga praktisi (KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang). UIN Walisongo Semarang khususnya program program D III Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam UIN

1 Eprint. Walisongo. Ac.id, tentang sejarah berdirinya BMT Walisongo Mijen

(60)

Walisongo Semarang menyiapkan insane perbankan yang professional yang berbasis syariah.2

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang mulai beroperasi sejak tanggal 9 September 2005, para pendirinya yang secara kebutulan mayoritas adalah para dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang bermaksud mensejahterakan anggota. Dalam pengembangan usahanya, pendiri sepakat untuk selalu berusaha mengembangkan koperasi ini dengan penambahan anggota-anggota baru yang melibatkan masyarakat di luar kampus, sehingga keberadaanya koperasi dapat dirasakan oleh semua warga masyarakat baik dari intern UIN Walisongo Semarang maupun masyarakaat umum yang tergabung dalam keanggotaan KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang.3

Legalitas koperasi ini telah mendapat pengesahan dari Dinas Koperasi Provinsi Jawa Tengah dengan Nomor: 14119/BH/KDK.II/X/2006 tanggal 27 November 2006.4

2 Eprints. Walisongo.ac.id, tentang sejarah berdirinya BMT Walisongo Mijen

Semarang. Di unduh pada tanggal 01 Mei 2018 pukul 11:50 WIB

3 Buku rapat Anggota Tahunan KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang , Hlm. 13

(61)

Pada mulanya KJlami KS BMT Walisongo Mijen Semarang di bawah manajemen dari BMT Ben Taqwa mengalami krisis maka sejak tanggal 9 September 2005 KJKS BMT Walisongo mulai membuka usahanya sendiri.

Sampai pada tutup buku tahun 2015 ini anggota yang terlayani baik dalam bentuk simpanan maupun pembiayaan telah mencapai 1800 (95%) masyarakat luar kampus 90 (5%). Dan guna pelayanan maksimum terhadap anggota dan calon anggota KJKS BMT Walisongo Mijen telah melakukan kerjasama dengan pihak-pihak luar, baik dengan lembaga keuangan perbankan, lembaga keuangan social, antar koperasi, dan lembaga keuangan non bank maupun yang lainnya.

Di antara kerjasama dengan lembaga lain, antara lain sebagai berikut:

a. Bank Muamalat Indonesia (BMI) b. Bank Syariah Mandiri (BSM) c. P. T Cahaya Aqila

Untuk pengembangan SDM pengelola dan pengurus setiap awal bulan diadakan briefing pengembangan SDM di kantor KJKS BMT Walisongo Mijen yang membahas tentang pendalaman ilmu syariah, marketing, akuntansi serta evaluasi

(62)

bulanan dan laporan pertanggungjawaban pengelola kepada pengurus dan lain-lain.5

2. Visi dan Misi Visi

“solusi tepat pembangunan dan pengembangan ekonomi umat sesuai system syariah”.

Misi

a. Membangun ekonomi umat dengan system syariah.

b. Menjadikan BMT Walisongo pioneer Lembaga Keuangan Syariah.

c. Melayani umat tanpa membedakan status social.

d. Melaksanakan program ekonomi kerakyatan serta integral dan komprehensif.

e. Menjadikan BMT Walisongo sebagai Laboratorium praktikum ekonomi syariah bagi civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah UIN Walisongo Semarang.6

5

Buku rapat Anggota Tahunan , KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang, Hlm. 14-15

(63)

3. Struktur Organisasi7

7 Buku rapat Anggota Tahunan, KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang, Hlm. 23

RAT

PENGURUS

Ketua

: Prof. Dr. Muhibbin,

M. Ag

Sekretaris

:Dr. Imam Yahya, M.

Ag

Bendahara

: Prof. Dr. Hj. Siti

Mujibatun, M.Ag

Bendahara

: Ratno

Agriyanto,SE,M.Si,Akt,CA,CPAI

PENGAWAS

Drs. H.

Muhyyidin, M.Ag

Drs. H. M Nafis

Junalia, M.A

MANAJER

Drs.

NURYANTO

TELLER

HAFIDHAH

, SE

PEMBUKUAN SUMIYATI,

S.Ei

MARKETING

EKOWATI, S.Ei

HERU

SETYAWAN, S.Ei

(64)

Tugas masing-masing bagian adalah: a. Dewan Pengawas Syariah

Tugas pengawas:

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi

2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya

3. Melakukan rencana kerja yang sesuai dengan keputusan rapat anggota

4. Mengawasi, mengevaluasi dan mengarahkan pelaksaan pengelolaan BMT yang dijalankan agar tetap mengikuti kebijakan dan keputusan yang disetujui oleh rapat anggota

5. Melaporkan operasional BMT pada rapat anggota akhir tahun

Wewenang pengawas:

1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi

2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan8 b. Pengurus

Tugas dan tanggung jawab pengurus

1. Merumuskan kebijakan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari organisasi

8 Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah BMT Walisongo, di unduh pada tanggal 23

(65)

2. Menggali modal dan pinjaman-pinjaman serta mengawasi

3. Memberikan pengarahan-pengarahan yang menyangkut pengelolaan organisasi

4. Mampu menyediakan adanya eksekutif atau manajer yang cakap dalam organisasi9

c. Manajer

Tugasa manajer:

1. Memotifasi karyawan atau staf-stafnya

2. Menjalankan pencapaian target atas lending maupun

fundingyang sudah ditargetkan

3. Mengadakan briefing dan evaluasi setiap harinya 4. Membuat suasana yang islami

5. Membuat draf pencapaian target secara priodik10 Wewenang manajer:

1. Mengadakan evaluasi terhadap kinerja bawahan 2. Menyetujui pembiayaan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

3. Membuat rencana jangka pendek

4. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk11

9 Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah BMT Waliosngo, di unduh pada tanggal 23

Mei 2019 pukul 13:35 WIB

10 Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah BMT Walisongp. Di unduh pada tanggal 23

(66)

d. Teller Tugas teller:

1. Memberikan pelayanan terbaik kepada anggota atau nasabah, baik untuk hal penarikan maupun penyetoran

2. Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap harinya

3. Mengatur dan mempersiapkan pengeluaran uang tunai yang telah disetujui manajer

4. Menandatangani formulir serta slip dari anggota atau nasabah serat mendokumentasikannya

Wewenang teller:

1. Megatur pola administrasi secara efektif 2. Mengajukan pengeluaran kas kepada manajer 3. Menunda penarikan-penarikan bila persyaratan yang

diberikan kurang

4. Mengeluarkan dan operasional12 e. Pembukuan

Tugas pembukuan:

1. Menandatangani administrasi keuangan, menghitung bagi hasil serta menyusun laporan keuangan

11 Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah BMT Walisongo, di unduh pada tanggal 23

Mei 2018 pukul 14:30 WIB

12 Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah BMT Walisongo, di unduh pada tanggal 23

(67)

2. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan kepada peminjam serta melakukan pembinaan agar pembiayaan tidak macet

3. Menyusun laporan secara priodik13 f. Marketing

Tugas marketing:

1. Menjalankan tugas laporan yaitu: menawarkan produk-produk dari KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang

2. Membuka daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan mendatang dan pada akhir pecan berjalan 3. Mengatur rute kunjungan ke nasabah per harinya 4. Membuat laporan harian pemasaran individual untuk

funding, lending dan konfirmasi kepada manajer 5. Melakukan pendataan nasabah potensial, baik

perorangan maupun pimpinan jami’yyah pengajian yang akan dikunjungi

6. Melakukan pembinaan hubungan yang baik dengan nasabah melalui bantuan konsultasi bisnis, diskusi manajemen maupun bimbingan pengelolaan keuangan secara blok system masing-masing moneter

13 Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah BMT Walisongo, di unduh pada tanggal 23

(68)

7. Melaporkan kepada manajer tentang kebdala-kendala yang dihadapi14

4. Produk-produk dan pelayanan BMT Walisongo Mijen Semarang

Dalam bidang pelayanan KJKS BMT Walisongo berusaha melayani anggota dan calon anggota yang ada di wilayah semarang dan sekitarnya, sampai saat ini daerah operasionalnya yang telah dilayani adalah:

1. Kecamatan Mijen 2. Kecamatan Ngaliyan 3. Kecamatan Tembalang 4. Kecamatan Boja Kendal 5. Kecamatan Limbangan Kendal 6. Kecamatan Tugu

7. Kecematan Banyumanik15

Dalam proses pelayanan KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang memberikan kemudahan bagi para anggota dan calon anggotanya dalam bertransaksi. Kemudahan proses transaksi ini diwujudkan dalam berbagai jenis produk layanan oleh KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang yang ditawarkan kepada

14

Eprints. Walisongo.ac.id, sejarah BMT Walisongo, di unduh pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 18:30 WIB

(69)

anggota dan calon anggota, berupa produk simpanan atau tabungan maupun produk pembiayaan yaitu:

a. Jenis produk simpanan

1) Simpanan sukarela (Si Rela)

Produk simpanan ini di dasarkan atas prinsip syariah dengan akad wadiah yadhammanah dan mudharabah. Adapun syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut:16

a) Biaya pembukuan rekening Rp 20.000

b) Fotocopy identitas diri (KTP/SIM/PASPOR dll) Keuntungan dari simpanan sukarela ini adalah: a) Dapat ditarik sewaktu-waktu

b) Tidak ada biaya administrasi c) Tidak ada potongan tiap bulan d) Mendapat bagi hasil tiap bulan 2) Simpanan berjangka (Si Jangka)

Simpanan berjangka (Si Jangka) merupakan simpanan deposito yang berdasarkan pada prinsip syariah dengan akad mudharaba. Syarat pembukuan rekening ini adalah:17

16

Observasi di KJKS BMT Walisongo tanggal 24 Januari 2018

17 Wawancara manajer BMT Walisongo Bapak Nuryanto pada tanggal 24 Januari

(70)

a) Fotocopy identitas diri

b) Sudah memiliki tabungan si ela (digunakan untuk pembagian bagi hasil tiap bulan)

c) Setoran pertama untuk deposito minimal Rp 1.000.000

Jangka waktu perhitungan bagi hasil

a) 1 bulan (Rp 6.000) setiap Rp 1.000.000 b) 3 bulan (Rp 6.500) setiap Rp 1.000.000 c) 6 bulan (Rp 7.500) setiap Rp 1.000.000 d) 12 bulan (Rp 8.500) setiap Rp 1.000.00018 Perhitungannya:

Misalkan tuan A mendepositokan uangnya di BMT Walisongo dengan uang sebesar Rp 3.000.000 selama 3 bulan, maka berapa bagi hasil yang akan diterima tuan A per bulan?

Jawab:

6.500 X 3 (dalam jutaan) = Rp 19.500

Jadi selama 3 bulan tuan A akan mendapat bagi hasil sebesar Rp 19.500 X 3 (bulan) = Rp 58.00019

Kelebihan simpanan berjangka: a) Tidak ada biaya administrasi b) Tidak ada potongan per bulan

18 Observasi di KJKS BMT Walisongo pada tanggal 24 Januari 2018

(71)

c) Ada layanan antar jemput tabungan

b. Pembiayaan Murabahah di BMT Walisongo Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah pembiayaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujian atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi utang setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, sedangkan pengertian pembiayaan secara luas berarti

financing atau pembelanjaan, yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut, setelah uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.20

Adapun jenis pembiayaan yang diberikan oleh BMT Walisongo menurut penggunaannya adalah sebagai berikut:

20 Kasmir, bank dan lembaga keuangan lainnya, Jakarta: rajawali pers, 2012,

(72)

a. Pembiayaan Konsuntif

Pembiayaan konsuntif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk keperluan konsumsi nasabah yang bersangkutan atau dengan kata lain pembiayaan yang tidak berkembang.

b. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang diberikan kepada pengusaha baik dibidang perdagangan umum, jasa atau industry yang tujuan menggunakan pembiayaannya adalah untuk menambah modal kerja untuk meningkatkan volume yaitu untuk menutupi kebutuhan pembelian persediaan ataupun membiayai piutang dagang.

c. Murabahah Investasi (MI)

Murabahah investasi adalah pembiayaan jangka menengh atau panjang yang tujuannya untuk pembelian barang modal yang diperlukan untuk rehabilitasi, perluasan, atau pembuatan proyek baru.

Referensi

Dokumen terkait

Mutu pendidikan di Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK UNUD / RSUP Sanglah dapat dipahami sebagai pencapaian tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan yang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh profil kedalaman penetrasi maksimum gelembung udara terhadap laju volumetrik cairan yang berbeda pada ukuran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BIS Fermentasi dengan beberapa bakteri probiotik berpengaruh nyata (P<0,05) pada perlakuan P1 terhadap konsumsi

Jenis bambu yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah bambu tali, bambu andong, bambu petung dan bambu hitam.. Bambu yang dimanfaatkan umumnya yang sudah masak

Pada sub fokusKerjasama, peneliti melakukan pengamatan di kelas X A SMA Negeri 2 Pontianak, selama 3 hari penelitian, terlihat pada saat kerjasama antar siswa dalam mengerjakan

penampungan kesempatan kerja dengan produktivitas rendah. Usaha perluasan kesempatan kerja tidak terlepas dari faktor- faktor seperti, pertumbuhan jumlah penduduk dan angkatan

Ahmad Saiful Anam, M.Ag 14 MUHAMMAD HANIEF FAI Universitas Islam

Jasa Raharja (Persero) sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah dalam pelaksanan Program Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan memiliki peranan dan tanggung