• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh RESI PATRIOTI

B 200140321

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh opini audit going concern, pergantian manajemen,ukuran KAP, ukuran perusahaan,dan fee audit terhadap auditor switching. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling dengan jumlah akhir 130 sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa opini audit going concern berpengaruh terhadap audtor switching. Sedangkan pergantian manajemen, ukuran KAP, ukuran perusahaan, fee audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Kata kunci: auditor switching, opini going concern, ukuran KAP, ukuran perusahaan, fee audit.

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of going concern opinion, management change, the size of public accountant, and the size of client company, and audit fee for auditor switching. The population in this study are manufacturing company and non manufacturing company listed in Indonesa Stock Exchange (IDX) in the period 2012 to 2016. Sample obtained by the method purposive sampling with 130 samples late. Data analysis technique used is logistic regression analysis. The result show that going concern opinion have effect on auditor switching. Wheras management change, the size of public accountant, and the size of client company , and audit fee don’t have effect on auditor switching.

Keywords: auditor switching, going concern opinion, the size of public accountant, and the size of client company , and audit fee

1. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan yang telah go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh pihak independen. Laporan keuangan tersebut memberikan informasi yang bermanfaat kepada pihak internal maupun eksternal dalam proses pengambilan keputusan. Untuk meningkatkan keandalan dari laporan keuangan, maka dalam melaksanakan penugasan audit, auditor harus bersifat independen. Independensi merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam menilai kewajaran laporan keuangan. Independensi merupakan cara

(6)

2

pandang yang tidak memihak didalam pelaksanaan evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit (Arens, et al., 2008:111).

Independensi seorang auditor bisa terancam jika terjadi kerjasama dalam jangka waktu yang lama antara auditor dengan klien (Aprillia,2013). Seorang auditor yang terlibat hubungan pribadi dengan klien akan mempengaruhi sikap mental dan opini mereka sehingga independensi auditor akan hilang (Nasser et al, 2006) dalam (Suarjana dan Widhiyani, 2015). Pembatasan tenure adalah usaha yang dilakukan untuk mencegah agar auditor tidak terlalu lama berinteraksi dengan klien yang akan mempengaruhi independensinya. Untuk menghindari hal tersebut maka diberlakukan peraturan mengenai kewajiban pergantian KAP oleh perusahaan atau yang disebut juga auditor switching (Wea dan Murdiawati,2015).

Adanya auditor switching juga disebabkan karena adanya kasus kecurangan akuntansi pada perusahaan Enron di Amerika sekitar tahun 2001, dimana KAP Arthur Anderson gagal mempertahankan independensinya. Semenjak kasus tersebut terungkap, pemerintah Amerika mengeluarkan peraturan yang tertuang dalam The Sarbanes Oxley Act (SOX) pada tahun 2002 yang digunakan untuk mencegah kasus serupa (Adhiputra,2015).

Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan peraturan serupa untuk menindaklanjuti The Sarbanes Oxley Act (SOX) yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang kemudian diubah dengan keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tetang “Jasa Akuntan Publik” (pasal 6). Peraturan ini menyebutkan bahwa tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan pada sebuah perusahaan yang dilakukan oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) paling lama yaitu lima tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk tiga tahun berturut-turut. Peraturan tersebut kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” (pasal 3 ayat 1) yang berisi tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas paling lama enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun berturut-turut. Seiring berjalannya waktu, peraturan tersebut disempurnakan kembali dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20/2015 yaitu pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa pemberian jasa audit untuk

(7)

3

informasi keuangan historis sebagaimana dijelaskan dalam pasal 10 ayat (1) huruf a untuk sebuah entitas oleh seorang akuntan publik paling lama yaitu lima tahun buku berturut-turut (Soraya dan Haridhi, 2017).

Pada penelitian Santriantini, Sinarwati, dan Musmini (2014) mengenai pengaruh pergantian manajemen, opini audit, dan ukuran KAP terhadap Pergantian KAP menunjukkan hasil bahwa pergantian manajemen, opini audit, dan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian KAP.

Putra (2014) meneliti pengaruh financial distress, perubahan rentabilitas, pertumbuhan perusahaan klien dan opini audit terhadap pergantian auditor. Penelitian ini memberikan hasil bahwa financial distress, perubahan rentabilitas dan pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap perusahaan sampel untuk mengganti auditornya, sedangkan opini audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap perusahaan sampel untuk mengganti auditornya.

Astuti dan Ramantha (2014) meneliti pengaruh audit fee, opini audit going concern, financial distress dan ukuran perusahaan pada pergantian auditor. Penelitian ini memberikan hasil bahwa audit fee, opini audit going concern dan ukuran perusahaan berpengaruh pada pergantian auditor. Sedangkan financial distress tidak berpengaruh pada pergantian auditor.

Ginting dan Fransisca (2014) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik di Malaysia. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara simultan, ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan perusahaan, fee audit, dan opini audit berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik. Namun secara parsial, hanya Fee audit yang berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik, sedangkan ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan perusahaan, opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Pergantian KAP.

Adanya perbedaan hasil penelitian di atas, mungkin dikarenakan perbedaaan sifat variabel dependen dan variabel independen yang diteliti, perbedaan periode pengamatan, maupun perbedaaan dalam metodologi statistik yang digunakan. Hal tersebut yang mendorong peneliti tertarik untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Juliantari dan Rasmini (2013) yang berjudul Auditor Switching dan

(8)

4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variabel penelitian Juliantari dan Rasmini (2013) antara lain: Pergantian Manajemen, Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan. Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah memasukkan variabel opini audit going concern dan fee audit dan penelitian ini dilakukan di perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2016. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2016)”.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis. Sumber data tersebut diperoleh dari sumber- sumber yang tersedia seperti Bursa Efek Indonesia dalam situs resminya yaitu idx.co.id, pusat referensi pasar modal dan lain-lain. Data tersebut berupa laporan keuangan dan annual report perusahaan manufaktur dan non manufaktur serta data-data lain yang berhubungan dengan variabel penelitian.

2.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai 2016. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling yatu pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau pertimbangan yang ditetapkan oleh peneliti.Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu, perusahaan manufaktur dan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2016 secara berturut-turut, perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit (laporan tahunan, laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah, memiliki data yang lengkap untuk pengukuran variabel-variabel terkait, dan perusahaan yang melakukan auditor switching lebih dari satu kali.

(9)

5 2.3 Definisi dan Operasional Variabel 2.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor switching. Auditor switching merupakan pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan klien karena beberapa faktor, baik faktor klien maupun faktor auditor. Variabel auditor switching diukur dengan menggunakan variabel dummy (Salim dan Rahayu, 2014). Jika perusahaan klien melakukan auditor switching, maka diberikan nilai 1. Sedangkan, jika peusahaan klien tidak melakukan auditor switching, maka diberikan nilai 0.

2.3.2 Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini didasarkan pada faktor- faktor yang dapat mempengaruhi auditor switching, yaitu:

a. Opini Audit Going Concern

Opini audit going concern merupakan suatu opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2011). Opini audit going concern diukur dengan variabel dummy. Kode 1 diberikan apabila opini audit going concern diterima perusahaan, sedangkan kode 0 diberikan apabila tidak menerima opini audit going concern (Robbitasari dan Wiratmaja,2013). b. Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen perusahaan terjadi jika perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Variabel ini adalah variabel dummy. Jika perusahaan melakukan pergantian manajemen, diberi kode 1 dan jika tidak melakukan pergantian manajemen, diberikan kode 0

c. Ukuran KAP

Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan perbedaan besar kecilnya KAP.Ukuran KAP dibagi menjadi dua yaitu KAP besar (Big-four) dan KAP kecil (non Big 4).Variabel ukuran KAP ini menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien diaudit oleh KAP besar (Big-four) maka, akan diberikan nilai 1 tetapi, jika perusahaan klien diaudit oleh KAP kecil

(10)

6

maka akan diberikan nilai 0(Nasser et al, 2006) dalam (Salim dan Rahayu,2014).

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung dengan logaritma natural (Ln) atas total aset perusahaan (Nasser et al, 2006) dalam (Harvianto, 2015).

e. Fee Audit

Fee audit adalah biaya yang dibebankan oleh auditor dalam proses audit kepada perusahaan yang diaudit. Tidak melakukan perpindahan kelas artinya sudah setuju dengan fee audit (Ginting dan Francisca, 2014). Fee audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan proksi logaritma natural pada profesional fees atau honorarium tenaga ahli (Wijaya, 2015) dalam (Sari dan Widanaputra, 2016).

2.4 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching). Berikut model regresi logistik dalam penelitian ini:

Ln ASW = α + β₁OGC + β₂CEO +β₃KAP + β₄UKP+ β₅FEE+ε

1-ASW Keterangan:

Ln ASW : Auditor Switching 1-ASW

α : Konstanta

β₁-β6 : Koefisien Arah Regresi

OGC : Opini Audit Going Concern

CEO : Pergantian Manajemen

KAP : Ukuran KAP

UKP : Ukuran Perusahaan

(11)

7 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif

N Minimum Maksimum Mean Standar

Deviasi

Auditor Switching 130 0 1 0,43 0,497

Opini Going Concern 130 0 1 0,27 0,445

Pergantian Manajemen 130 0 1 0,15 0,362

Ukuran KAP 130 0 1 0,14 0,347

Ukuran Perusahaan 130 22,604 33,863 27,93548 1,890080

Fee Audit 130 17,297 24,944 21,36294 1,622693

Valid N (listwise) 130 Sumber: Hasil Olah Data 2018

Berdasarkan tabel tersebut hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap auditor switching menunjukkan nilai maksimum sebesar 1, nilai minimum sebesar 0, nilai standar deviasi sebesar 0,497, dan memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,43 yang berarti sebagian besar perusahaan tidak melakukan auditor switching selama tahun penelitian.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen menunjukkan nilai maksimum sebesar 1, nilai minimum 0, dengan standar deviasi 0,445, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,27 yang berarti sebagian besar perusahaan tidak mendapatkan opini audit going concern selama tahun penelitian.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap variabel pergantian manajemen diketahui nilai minimum 0 dan nilai maksimum sebesar 1 sedangkan nilai standar deviasi sebesar 0,362, dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,15 yang berarti sebagian besar perusahaan tidak melakukan pergantian manajemen selama tahun penelitian.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel ukuran KAP diketahui nilai minimum 0 dan nilai maksimum sebesar 1, nilai standar deviasi sebesar 0,347, dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,14 yang berarti sebagian besar perusahaan diaudit oleh KAP non Big-four selama tahun penelitian.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap variabel ukuran perusahaan diketahui nilai minimum 22,604, nilai maksimum sebesar 33,863, nilai standar deviasi sebesar 1,890080, dan nilai rata-rata (mean) sebesar 27,93548 yang

(12)

8

menggambarkan ukuran perusahaan jika dinilai dengan logaritma natural (ln) selama tahun penelitian atas total aset sebesar 27,93548.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap variabel fee audit diketahui nilai minimum17,297, nilai maksimum sebesar 24,94, sedangkan nilai standar deviasi sebesar 1,622693, dan nilai rata-rata (mean) sebesar 21,36294.

3.2 Analisis Regresi Logistik

3.2.1 Hasil Uji Keseluruhan Model Uji Fit Model 1

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 177.718 -.277 2 177.718 -.279 3 177.718 -.279

Sumber: Hasil Olah Data 2018 Uji Fit Model 2 Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant OGC CEO KAP UKP FEE

Step 1

1 166.874 5.376 .95 -.376 .589 -.282 .091 2 166.717 6.176 1.055 -.425 .654 -.333 .119 3 166.717 6.207 1.059 -.426 .657 -.336 .120 4 166.717 6.208 1.059 -.426 .657 -.336 .120 Sumber: Hasil Olah Data 2018

Pada tabel pertama dan kedua menunjukkan perbandingan nilai -2LL block pertama sebesar 177,718 lebih besar dari pada nilai -2LL pada block kedua sebesar 166,717, dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model kedua setelah memasukan variabel independen lebih baik daripada belum memasukan variabel model sebelum memasukan variabel independen, hal ini artinya model penelitian dikatakan fit dengan data.

(13)

9 3.2.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 166.717a .081 .109

Sumber :Hasil Olah Data 2018

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,109, hal ini berarti bahwa 10,9% variabel auditor switching dapat dijelaskan oleh variasi variabel opini audit going concern, pergantian manajemen, ukuran KAP, ukuran perusahaan dan fee audit. Sedangkan sisanya 89,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian.

3.2.3 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Uji Kelayakan Model

Step Chi-square Df Sig.

1 4.371 8 .822

Sumber :Hasil Olah Data 2018

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,822 nilai ini lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkanbahwa model dapat memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya, sehingga model dapat dilanjutkan untuk uji hipotesis.

3.3 Regresi Logistik

Uji Regresi Logistik

95% C.I.for EXP(B) B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Lower Step 1a OGC 1.059 .468 5.118 1 .024 2.885 1.152 CEO -.426 .549 .602 1 .438 .653 .222 KAP .657 .628 1.095 1 .295 1.928 .564 UKP -.336 .172 3.831 1 .050 .715 .511 FEE .120 .178 .454 1 .500 1.128 .795 Constant 6.208 3.280 3.581 1 .058 496.474 Sumber :Hasil Olah Data 2018

(14)

10

Berdasarkan tabel tersebut , maka model regresi logistik yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Ln ASW = 6,208 + 1,059OGC-0,426CEO +0,657KAP-0,336UKP+0,120FEE+ε 1-ASW

Jika Nilai konstanta tetap atau variabel independen yaitu, opini audit going concern(OGC), pergantian manajemen (CEO), ukuran KAP (KAP), ukuran perusahan (UKP), dan fee audit (FEE) diasumsikan konstan atau sama dengan nol, maka kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching akan naik sebesar 6,208.

3.4 PEMBAHASAN

3.4.1 Pengaruh Opini Going Concern terhadap Auditor Switching

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan hasil bahwa tingkat signifikansinya sebesar 0,024 lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel opini audit going concern berpengaruh terhadap auditor switching sehingga H1 diterima.

Opini audit going concern merupakan suatu opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP,2011). Pemberian opini audit going concern merupakan hal yang tidak diharapkan perusahaan karena dapat berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, hilangnya kepercayaan kreditor, investor, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan.

Sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa perusahaan yang memperoleh opini audit going concern akan mempengaruhi perusahaan untuk mengganti auditornya. Perusahaan melakukan hal tersebut untuk memperoleh opini audit yang lebih baik, sehingga dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan hidup perusahaan.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Astuti dan Ramantha(2014), Adhiputra(2015) dan Wijaya dan Rasmini(2015) yang menyatakan bahwa opini audit audit going concern berpengaruh terhadap auditor switching.

(15)

11

3.4.2 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan hasil bahwa tingkat signifikansinya sebesar 0,438 lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching sehingga H2 ditolak.

Pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan, sehingga auditor lama tetap digunakan oleh perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi oleh auditor lama juga dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara negosiasi ulang. Perusahaan yang menggunakan jasa auditor yang besar jarang melakukan auditor switching. Hal tersebut dikarenakan kualitas auditor berukuran besar dan berafiliasi dengan KAP Big-four diyakini memiliki kemampuan yang baik dalam memonitor kondisi perusahaan. Jika dilakukan pergantian auditor ke auditor yang ukurannya lebih kecil, maka akan menimbulkan kecurigaan dari publik mengenai tujuan dari manajemen perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Juliantari dan Rasmini(2013), Aprillia(2013), dan Fitriani dan Zulaikha(2014) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

3.4.3 Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor Switching

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan hasil bahwa tingkat signifikansinya sebesar 0,295 lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching sehingga H3 ditolak.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KAP Big-four ataupun KAP non Big-four yang digunakan perusahaan pada tahun sebelumnya tidak menentukan perusahaan melakukan auditor switching dengan berpindah ke KAP Big-four. KAP Big-four dan KAP non Big-four tetap memberikan kualitas audit yang sesuai dengan standar audit yang telah ditetapkan. Kode etik auditor menyebutkan bahwa auditor harus senantiasa menjaga integritas, obyektifitas dan independensinya. Sehingga auditor harus tetap professional

(16)

12

dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Selain itu juga, auditor switching terjadi karena perusahaan mentaati aturan yang ada mengenai pergantian auditor yang harus dilakukan setelah batas waktu yang ditentukan.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Salim dan Rahayu (2014) dan Asih dan Anisykurlillah (2015) yang menyatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

3.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan hasil bahwa tingkat signifikansinya sebesar 0,050 tidak lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching sehingga H4 ditolak.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika suatu perusahaan sudah yakin dan percaya pada reputasi KAP yang mengauditnya, maka perusahaan akan mempertahankan KAP tersebut. Adanya kenaikan ataupun penurunan ukuran perusahaan yang dilihat dari total asetnya tidak dapat memprediksi adanya auditor switching. Selain itu juga, di Indonesia hubungan antara ukuran perusahaan dan ukuran KAPnya searah. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar akan menggunakan KAP yang besar atau KAP Big-4. Sementara, perusahaan yang total asetnya kecil, maka akan menggunakan KAP yang kecil atau KAP Non Big-4. Sehingga, perusahaan besar cenderung rendah melakukan auditor switching untuk menghindari agency cost dan tetap mempertahankan kualitas audit.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Effendi dan Rahayu (2015) dan Putri dan Nazar (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

3.4.4 Pengaruh Fee Audit terhadap Auditor Switching

Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan hasil bahwa tingkat signifikansinya sebesar 0,500 lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan

(17)

13

bahwa variabel fee audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching sehingga H5 ditolak.

Manajemen sebagai agen memiliki fungsi untuk pengambilan keputusan dan memiliki otoritas, maka apabila manajemen menganggap telah memilih KAP yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan dan sesuai dengan pandangan manajemen tersebut, fee audit yang cukup tinggi bukan merupakan suatu masalah. Jika hal tersebut dihubungkan dengan teori agensi yang mengasumsikan salah satu sifat agen adalah rasional yaitu, dapat membandingkan antara cost dan benefit, maka kondisi dimana manajemen memilih auditor yang memiliki fee audit yang tinggi sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Sehingga, benefit yang diperoleh lebih tinggi dari cost yang dikeluarkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwiyanti dan Sabeni (2014) dan Amalia (2015) yang menyatakan bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil uji dan analisis data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1) Opini audit going concern berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi 0,024 lebih kecil dari 0,05, sehingga H1 diterima.

2) Pergantian Manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi 0,43 lebih besar dari 0,05, sehingga H2 ditolak.

3) Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi 0,295 lebih besar dari 0,05, sehingga H3 ditolak.

4) Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi 0,050 tidak lebih kecil dari 0,05, sehingga H4 ditolak.

5) Fee Audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi 0,500 lebih besar dari 0,05, sehingga H5 ditolak.

(18)

14 4.2 Keterbatasan Penelitian

Beberapa hal yang menjadikan adanya keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Penelitian hanya menggunakan periode waktu selama 5 (lima) tahun yaitu, 2012-2016.

2) Variabel yang digunakan hanya opini audit going concern, pergantian manajemen, ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan fee audit. Masih banyak variabel lain yang perlu ditambahkan.

4.3 Saran

Adanya keterbatasan dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1) Penelitian selanjutnya dapat menambahkan periode waktu penelitian lebih dari lima tahun agar dapat diketahui secara pasti alasan perusahaan melakukan auditor switching.

2) Penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel independen lain yang diduga berpengaruh terhadap auditor switching seperti rasio keuangan, audit delay, kompleksitas perusahaan, dan kepemilikan publik.

DAFTAR PUSTAKA

Adhiputra,Made Wahyu.2015.Pengaruh Penerbitan Opini Going Concern Pada Pergantian Auditor Pada Perusahaan Yang TerdaftarPada Bursa Efek Indonesia.Jurnal Dinamika Akuntansi.Vol.7, No.1, pp. 22-36.

Amalia, Rizki Fitri.2015.Pengaruh Opini audit, Pergantian Manajemen, Audit Fee, terhadap Auditor Switching secara Voluntary dengan Reputasi Auditor Sebagai Variabel Moderating.Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Vol.5,No.3.

Aprillia, Ekka.2013.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching. Accounting Analysis Journal. ISSN 2252-6765.

Arens, et. al. 2008.Auditing dan jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi.Jilid I, Edisi keduabelas.Jakarta:Erlangga.

Arsih, Luki dan Indah Anisykurlillah.2015.Pengaruh Opini Going Concern, Ukuran KAP, dan Profitabilitas terhadap Auditor Switching. Accounting Analysis Journal.ISSN:2302-8556.Vol.4, No.3.

(19)

15

Astuti, Ni Luh Putu Paramita dan I Wayan Ramantha.2014.Pengaruh Audit Fee, Opini Going Concern, Financial Distress dan Ukuran Perusahaan pada Pergantian Auditor.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.7.3:663-676.

Boynton, William C., Johnson, Raymond N. danKell, Walter G 2008.Modern Auditing. Edisi Ketujuh.Jilid I.Jakarta: Erlangga

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston.2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta selatan: Salemba Empat (penerjemah Ali Akbar Yulianto).

Dwiyanti, R. Meike Erika dan Arifin Sabeni. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching secara Voluntary. Diponegoro Journal of Accounting. ISSN: 2337-3806. Vol 3.No. 3.

Effendi, Mareti, dan Sri Rahayu.2015.Analisis Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur SubsektorMakanan dan Minuman, Farmasi, Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013). Jurnal Akuntansi dan Keuangan FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-7141.Vol. 4,No.1.

Firyana, Rachma Aulia dan Aditya Septiani.2014. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggantian Kantor Akuntan Publik Secara Voluntary (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEI).Diponegoro Journal of Accounting.Volume 3, Nomor 2,Hal.1.

Fitriani, Nurin Ari dan Zulaikha. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Voluntary Auditor Switching di Perusahaan Manufaktur Indonesia. DiponegoroJuornal of Accounting.Vol.3, No. 2, hal.1-13.

Ghozali, Imam.2012.AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ginting, Suriani dan Erlina Fransisca.2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Malaysia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil.Volume 4, No.01.

Gudono.2012.Teori Organisasi. Yogyakarta: BPFE.

Harvianto, Bayu Putra. 2015. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching). Jom FEKOM. Volume 2 No.2. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011.Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:

(20)

16

Juliantari, Ni Wayan Ari dan Ni Ketut Rasmini. 2013.Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.ISSN:2302-8556. 3.3: 231-246.

Khasharmeh, H.A.2015.Determinants of auditor switching in Bahraini’s listed companies-an empirical study.European Journal of Accounting, Auditing and Finance Research.3(11), 73-99.

Menteri Keuangan. 2002. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2002 Tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.

Menteri Keuangan.2003.Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”.

Menteri Keuangan.2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”.

Mulyadi. 2002. Auditing.Jakarta: Salemba Empat.

Otoritas Jasa Keuangan 2016 “Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang “Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik ” .

Pawitri, Ni Made Puspa danYadnyana, Ketut. 2015. Pengaruh Audit Delay, Opini Audit, Reputasi Auditor dan Pergantian Manajemen pada Voluntary Auditor Switching. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1. pp.214-228.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang “Praktik Akuntan Publik”.

Pradhana, Made AdityaBayudan I.D.G Dharma Saputra. 2015. Pengaruh Audit Fee, Going Concern, Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Pergantian Manjemen Pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.ISSN :2302–8556 11.3:713-729.

Putra, I Wayan Deva Widia.2014.Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Dan Opini Audit Pada Pergantian Auditor. E-JurnalAkuntansi Universitas Udayana 8.2. ISSN: 2302-8556.

Pusat, Pembinaan Profesi Keuangan Sekretariat Jendral Kementrian Keuangan.2015.Pendapatan The Big-Four Masih Tinggi (online),

http://pppk.kemenkeu. go.id/News/Details/18.

Putri, Desty Eka dan Muhammad Rafli Nazal.2014.Pengaruh Pergantian Manajemen, Ukuran Perusahaan Klien, dan Opini Audit terhadap Keputusan Auditor Switching.E-proceeding of management. ISSN: 2355-9357. Vol. 2,No.1.

(21)

17

Rahayu, Santi danAdhikara, Arrozy. 2016.Pengaruh OpiniGoing Concern, Pertumbuhan,Financial Distress, Management Change, danUkuran Perusahaan Terhadap Auditor Switching yang Dimoderasi oleh Reputasi Auditor.Jurnal Ilmiah Revenua Vol. 2 No.2.

Robbitasari, Ainurrizky Putri dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. 2013. Pengaruh Opini Audit Going Concern, Kepemilikan Institusionaldan Audit Delay pada Voluntary Auditor Switching. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.5, No. 3, Hal.652-665.

Salim, Apriyeni dan Sri Rahayu.2015.Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP, Pergantian Manajemen, dan Financial Distress Terhadap Auditor Switching.Universitas Telkom. ISSN:2355-9357. Vol.1, No.3 2:388.

Sari, I. W., dan Widanaputra, A. 2016. Reputasi Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Fee Pada Auditor Switching. E-JurnalAkuntansi Universitas UdayanaVol.16.1,527-556.

Soraya, Ella dan Musfiari Haridhi.2017.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Non Financing yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi(JIMEKA).Vol.2,No.1, Hal.48-62.

Suarjana, I Wayandan Widhiyani, Ni Luh Sari.2015.Faktor Klien Yang Memengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Di Bursa Efek Indonesia .E-JurnalAkuntansi Universitas Udayana,volume 10.1.

Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wahyuningsih, Nurdan I Ketut Suryanawa.2012.Analisis Pengaruh Opini Audit

Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching.Jurnal Publikasi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Wea, Alexandros Ngala Solo dan Dewi Murdiawati.2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching secara Voluntary pada Perusahaan Manufaktur.Jurnal Bisnis dan Ekonomi STIE Perbanas Surabaya. ISSN: 1412-3126. Hal.154-170.

Wijaya, Edwin dan Ni Ketut Rasmini. 2015. Pengaruh Audit Fee, Opini Going Concern, Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP Pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana ISSN: 2302-8559.

www.idx.co.id.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis data untuk skor postes dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dapat disimpulkan peningkatan kemampuan koneksi matematis pada kelas yang

PENGARUH MATOS TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG DENGAN BERBAGAI NILAI INDEKS PLASTISITAS (PI)i.

Mengetahui sifat fisis tanah meliputi Atterberg Limits, Kadar Air, Analisa Saringan dan Berat Jenis (Gs) di 4 lokasi yang berbeda yaitu : daerah Tanon Sragen,

Penelitian ini terdiri dari empat tahapan penelitian yaitu : (1) identifikasi dan karakter ngengat parasitoid (Lepidoptera: Epipyropidae) dan wereng pucuk mete

[r]

The objectives of this research are to describe (1) physical characteristic of school library at SDSN Batursari 6 Mranggen Demak, (2) service characteristic of

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan karakteristik positif individu sebagai predictor negatif dari prokrastinasi, misalnya efikasi diri memiliki hubungan