• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Blue Bird Group Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Blue Bird Group Medan Tahun 2013"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini, transportasi atau pengangkutan menjadi bidang

kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya

transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain kebutuhan akan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang

menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran kebutuhan

pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan di

berbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya sektor industri,

perdagangan, pariwisata, dan pendidikan (Abdulkadir, 1998: 7).

Pada umumnya sebagian besar masyarakat sangat tergantung dengan

angkutan umum bagi pemenuhan kebutuhan mobilitasnya, karena sebagian besar

masyarakat tingkat ekonominya masih tergolong lemah atau sebagian besar tidak

memiliki kendaraan pribadi. Banyaknya kelompok yang masih tergantung dengan

angkutan umum ini tidak diimbangi dengan penyediaan angkutan umum yang

memadai, terutama ditinjau dari kapasitas angkut. Akibatnya hampir semua angkutan

umum yang tersedia terisi penuh sesak oleh penumpang. Hal ini menyebabkan para

penumpang berusaha memilih alternatif angkutan umum lainnya yang dirasa lebih

(2)

Ada berbagai macam jenis sektor transportasi yaitu sektor trasportasi

darat, laut dan udara. Pada sector darat salah satu yang terkenal adalah taksi. Taksi

merupakan salah satu angkutan yang tidak hanya menyediakan jasa angkut,

melainkan juga rasa nyaman dan aman lebih besar kepada penumpang daripada

angkutan umum lainnya. Pemakaian taksi memungkinkan penumpang sampai ke

tujuan akhir tanpa harus berhenti di halte seperti angkutan lainnya. Rute yang

dipilih pun sangat bebas dan tanpa jadwal yang mengikat. Fasilitas AC yang

memisahkan penumpang dari panas terik dan asap kendaraan lain nyaris

membuatnya sama dengan kendaraan pribadi. Kemewahan ini yang kemudian

dibayar oleh penumpang dengan tarif yang lebih mahal.

Taksi menjadi pilihan karena angkutan umum lainnya kurang menawarkan

pelayanan yang baik. Banyak angkutan umum seperti angkot dan becak namun

pelayanan yang diberikan kurang memadai. Banyak kasus seperti kecelakaan

angkot, penumpang diturunkan di tegah jalan, tarif angkot dan becak yang

ditentukan sendiri oleh supir, dan angkot yang dikemudikan dengan ugal-ugalan.

Hal tersebut menjadikan angkot dan becak kurang menjadi pilihan lagi dan taksi

muncul dengan penawaran yang lebih baik.

Seiring dengan banyaknya pengguna taksi maka semakin banyak pula

perusahaan taksi di Indonesia. Persaingan bisnis antara perusahaan taksipun

semakin ketat. Pada tahun 2012 saja, salah satu perusahaan taksi di Indonesia,

Blue Bird Group mengoperasikan 22.000 unit taksi dan tahun ini akan menambah

(3)

Taksi Express yang mengoperasikan sekitar 2.000 unit taksi. Belum lagi

perusahaan taksi lainnya dengan jumlah beragam

ngit

Dengan semakin ketatnya persaingan, membuat para perusahaan taksi

berusaha memberikan layanan yang terbaik untuk pelanggannya. Ada yang

memberikan layanan televisi di dalam taksi, layanan pemesanan melalui

Blackberry, penggunaan radio, bahkan GPS untuk memantau armada taksinya.

Berbagai upaya yang dilakukan perusahaan taksi untuk bersaing dalam persaingan

yang ketat ini bertujuan untuk mempertahankan eksistensinya. Walaupun

melakukan berbagai upaya untuk melayani pelanggan dengan cara terbaik, tetapi

bila tidak didukung dengan kinerja sumber daya manusia yang andal maka

kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. diakses pada tanggal 6 Mei 2013 pada pukul 13.57).

Keberhasilan sebuah perusahaan sangat tergantung pada baik atau

buruknya kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja sebuah perusahaan tergantung

pada kinerja karyawan di mana karyawan merupakan motor penggerak

berjalannya setiap kegiatan perusahaan. Kinerja yang baik dari karyawan akan

berdampak pada kemajuan atau kemunduran yang diperoleh dari perusahaan

tersebut. Tangkilisan (2002: 138) menyatakan bahwa unsur manusia merupakan

unsur penting. Manusia adalah perencana, pelaku sekaligus penentu terwujudnya

tujuan perusahaan.

Kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam

(4)

tugas tersebut didasarkan pada indikator-indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan. Sebagai hasilnya, akan diketahui apakah kinerja karyawan tergolong

tingi, menengah atau rendah.

Perusahaan harus senantiasa memberikan perhatian pada karyawan dengan

memberikan perhatian baik berupa moral maupun material. Berupa moral dengan

memberikan pengawasan terhadap karyawan sehingga perusahaan dapat

mengawasi apabila kinerja karyawan menurun sehingga dapat diantisipasi.

Material berupa pemberian gaji yang tepat, menyediakan fasilitas ibadah dan

tempat kerja yang aman.

Dalam mempengaruhi kinerja karyawan, perusahaan harus memperhatikan

budaya kerja. Perusahaan harus memahami bahwa kinerja karyawan dapat

meningkat maupun menurun, maka mengetahui seberapa besar pengaruh dari

budaya kerja akan membantu perusahaan untuk mengawasi kinerja karyawan agar

selalu dalam posisi yang baik. Dengan demikian tujuan perusahaan dapat tercapai

karena kinerja karyawan selalu baik yang dipengaruhi oleh pengetahuan

perusahaan mengenai budaya kerja.

Aspek budaya kerja adalah nilai yang menjadi pedoman sumberdaya

manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian

integrasi ke dalam perusahaan, sehingga anggota organisasi mampu memahami

nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku

(Susanto, 1997: 3). Apabila budaya kerja tersebut berjalan dengan baik maka akan

(5)

Budaya kerja dapat digunakan dalam upaya penyelesaian permasalahan

internal maupun eksternal dalam perusahaan sebagai upaya meningkatkan mutu

kinerja para karyawan dalam bekerja. Apabila terdapat karyawan yang semakin

berkurang kinerjanya maka akan diingatkan mengenai budaya kerja yang terdapat

di perusahaan. Hal tersebut akan menjadikan karyawan sadar dan meningkatkan

kinerjanya dalam bekerja.

Blue Bird Group adalah kelompok usaha yang melayani kebutuhan akan

transportasi dan pariwisata. Bermula dari hanya 25 taksi di tahun 1972, kini

armada Blue Bird Group telah mencapai 26.000 yang tersebar di seluruh kota

besar di Indonesia. Cabang Blue Bird di Indonesia ada di beberapa kota seperti

Jakarta, Bandung, Surabaya, Cilegon, Semarang, Manado, Denpasar, Mataran dan

Medan. Di Medan, Blue Bird didirikan pada tahun 2010.

Visi Blue Bird Group adalah menjadi perusahaan yang mampu bertahan

dan mengedepankan kualitas untuk memastikan kesejahteraan yang berkelanjutan

bagi para stakeholder. Sedangkan misinya adalah tercapainya kepuasan

pelanggan, dan mengembangkan serta mempertahankan diri sebagai pemimpin

pasar di setiap kategori yang kita masuki. Dalam transportasi darat, kita

menyediakan layanan yang handal, dan berkualitas tinggi dengan penggunaan

sumber daya yang efisien dan kita melakukannya sebagai satu tim yang utuh.

2013 pukul 5.41 WIB). Berdasarkan hal tersebut, Blue Bird Group senantiasa

(6)

Dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan menerapkan standart

operational procedure (SOP) diantaranya mengemudi sesuai rambu lalu lintas dan

dengan kecepatan tertentu serta memiliki argo untuk menentukan tarif taksinya.

Sikap profesionalitas yang ditunjukkan Blue Bird ini didasarkan pada latar

belakang berdirinya perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki perusahaan

sehingga setiap kegiatan operasional harus memenuhi budaya kerja yang tertera

pada SOP perusahaan.

Selain itu, Blue Bird merupakan satu-satunya taksi yang tidak bisa dibeli

sehingga sahamnya dimiliki seluruhnya oleh pemilik. Maka, perusahaan ini

memiliki organisasi yng jelas dimana para karyawannya merupakan hasil

penseleksian, bukan karyawan berdasarkan kepemilikan saham. Hal inilah yang

menjadi nilai lebih perusahaan sehingga konsumen lebih memilih Blue Bird

dibandingkan taksi lainnya.

Blue Bird menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan sumber

daya yang paling berharga. Bagi perusahaan taksi, karyawannya tidak hanya

pengemudi namun juga para staf. Kinerja karyawan harus senantiasa diawasi

karena mereka sebagai Brand Image (tampilan merek) bagi perusahaan. Apabila

karyawan melayani konsumen dengan baik maka konsumen akan menganggap

bahwa perusahaan taksi tersebut adalah baik dan profesional. Berdasarkan data

dari kantor Blue Bird Group di Medan, sampai saat ini staf berjumlah 113 orang

sedangkan pengemudinya berjumlah 559 orang.

Banyaknya jumlah karyawan taksi Blue Bird maka harus dikelola dengan

(7)

di lapangan, ada karyawan yang tidak mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh

perusahaan dimana aturan tersebut merupakan wujud penerapan budaya kerja

yang berlaku di perusahaan, misalnya menyapa pelanggan dengan biasa saja. Hal

tersebut akan kurang memberikan kesan kepada pelanggan, padahal aturan

menyapa pelanggan terdapat pada Standart Operational Procedure (SOP) Blue

Bird Group.

Adapun budaya kerja di Blue Bird Group adalah jujur, disiplin, kerja

keras, sopan santun, dan loyal. Semua bentuk aktualisasi budaya kerja itu

sebenarnya bermakna komitmen. Jujur berarti bahwa karyawan harus jujur dalam

setiap pekerjaannya. Disiplin berarti bahwa dalam bekerja karyawan harus taat

pada aturan pekerjaan misalnya bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah

ditetapkan. Kerja keras berarti setiap karyawan harus bekerja dengan

sungguh-sungguh untuk melakukan pekerjaannya. Sopan santun berarti dalam bekerja

terdapat adat kesopanan yang harus diterapkan oleh karyawan. Sedangkan loyal

berarti bahwa karyawan diharapkan loyal terhadap perusahaan sehingga

perusahaan berusaha untuk selalu memperhatikan karyawannya. Setiap karyawan

menerapkan budaya kerja tersebut dalam setiap kegiatan operasionalnya. Selain

itu, perusahaan juga menjadikan budaya kerja dalam peraturannya seperti jam

masuk dan jadwal kerja.

Perusahaan telah menerapkan budaya kerja dalam meningkatkan kinerja

karyawannya, terbukti dari berbagai penghargaan yang berhasil diperoleh oleh

(8)

Tabel 1.1

Penghargaan Blue Bird Group

No. Penyelenggara Penghargaan

1

“Keris Panglima” Medan Tourism Award 2011

oleh pemerintah kota Medan &Inside Sumatra

Tourism & Lifestyle Measure

Angkutan Umum Terbaik

2 Markplus Inc. Oktober 2012

The Best of Medan

Service Exchellenge

Champion Category:

Taxi

3 Medan Tourism Awards 2012 Transportation Company of The Year 2012

Sumber: Blue Bird Group Medan, diolah peneliti 2013

Pencapaian tersebut bukanlah hal mudah bagi Blue Bird. Pada saat

memasuki pasar kota Medan, Blue Bird harus bersaing dengan budaya yang

diterapkan angkot dan becak dimana tidak adanya halte pemberhentian yang

berarti mereka dapat berhenti di setiap titik, menerobos lampu merah dan

menggunakan jalur sepeda motor bahkan pejalan kaki. Hal ini menjadi tugas bagi

Blue Bird untuk menerapkan budaya kerja mereka sendiri.

Oleh karena itu, pemahaman mengenai budaya kerja perlu diketahui oleh

perusahaan untuk mengawasi kinerja karyawan Blue Bird Group di Medan

sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang melakukan penelitian

berhubungan dengan budaya kerja dan kinerja karyawan. Pradana (2012) Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya melakukan penelitian berjudul “Pengaruh

(9)

Bojonegoro (Kareb)”. Sampel yang diambil berjumlah 31 orang. Berdasarkan

hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan yang berarti bahwa budaya kerja akan

mampu berdampak positif dalam upaya peningkatan kinerja karyawan di Koperasi

Kareb Bojonegoro.

Kurnaiawan (2012) Jurusan Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

dalam jurnal berjudul “Pengaruh Budaya Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan International Federation Red Cross (IFRC) Banda Aceh”. Hasil

penelitian terhadap variabel budaya kerja (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 5.545

sedangkan ttabel = 1.977, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.0001 atau probabilitas jauh dibawah α = 5%.

Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial

variabel budaya kerja berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja

karyawan Lembaga International Federation Red Cross (IFRC) Banda Aceh.

Fahdiansyah (2012) Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas

Tanjungoura melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Negeri Sipil di Kantor Camat Sungai Raya

Kabupaten Kubu Raya”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif

dengan menggunakan uji statistik regresi linear sederhana. Hasil menunjukkan

bahwa fhitung lebih besar dari ftabel (9,454 > 4,45) dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,456 sehingga hasil penelitian ini diterima bahwa terdapat pengaruh yang

(10)

Nugroho (2011) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Diponegoro melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompensasi dan

Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pura Barutama Unit Offset

Kudus” menyimpulkan bahwa kompensasi dan budaya kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Assagaf (2012) Jurusan Ekonomi dan Bisnis Fakultas Manajemen

Universitas Hasanuddin melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Budaya Kerja

terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Hadji Kalla Cabang Alauddin Makassar”

menunjukkan bahwa untuk uji signifikan dari budaya kerja dengan 3 indikator

(inisiatif individu, toleransi risiko dan dukungan manajemen) mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merasa

penting dan tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyajikannya dalam

bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Budaya Kerja terhadap Kinerja

Karyawan pada Blue Bird Group Medan Tahun 2013”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh yang

signifikan dari budaya kerja terhadap kinerja karyawan pada Blue Bird Group

(11)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat atau tidak

terdapat pengaruh yang signifikan dari budaya kerja terhadap kinerja karyawan

pada Blue Bird Group Medan Tahun 2013.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi dalam

rangka:

1. Pengembangan teori-teori tentang budaya kerja dan kinerja karyawan.

2. Pengembangan model-model tentang budaya kerja sehingga berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Pengembangan kinerja karyawan perusahaan melalui pengembangan

Gambar

Tabel 1.1 Penghargaan Blue Bird Group

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan spiritual

tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan keuangan

Hasil identifikasi dari sampel air yang diambil di danau Teluk kota Jambi pada tiga stasiun yang berbeda, ternyata mendapatkan berbagai filum dari kelompok

Di tahun 2003, Matahari yang telah menjadi salah satu pemimpin pasar supermarket di Indonesia memperkenalkan konsep baru yang didirikan dengan nama Market Place.. Toko

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Jadi, yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105°C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap (Apriyanti, 2012)..

tentang hubungan tingkat stres dengan diabetes mellitus tipe II menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat stres ringan dan diabetes mellitus sangat tinggi