• Tidak ada hasil yang ditemukan

Official Site of Missa Lamsani - Gunadarma University Eldas 3. Transistor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Official Site of Missa Lamsani - Gunadarma University Eldas 3. Transistor"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Transistor Bipolar

BJT

(2)

SAP

bentuk fisik transistor NPN dan PNP

injeksi mayoritas dari emiter, lebar daerah base, rekomendasi hole-elektron, efisiensi emitter

persamaan arus tegangan pada transistor dengan kurva arus tegangan karakteristik transistor dengan kurva arus tegangan

faktor penguatan arus dan tegangan

konfigurasi common emitter, common base dan common collector daerah operas: aktif, cutoff dan saturasi dan aplikasinya

tegangan-tegangan pada pada dioda B/E dan dioda B/C, dan hubungan arus collector dan arus base pada ketiga daerah operasi

jenis-jenis pemberian prategangan: bias tetap, emiter bias, voltage divder, dc bias dengan feedback tegangan, prategangan yang lain

analisa garis beban untuk menentukan titik kerja

efek perubahan temperatur terhadap parameter transistor

(3)

BJT

Bipolar Junction Transistor

Selama tahun 1904 – 1947 vacuum tube digunakan sebagai komponen elektronika

Pada akhir 1947 ditemukan transistor sebagai pengganti dari vacuum tube

(4)
(5)
(6)

Transistor PNP

(7)

Transistor NPN

(8)
(9)

Common Base Configuration

Base (basis) dihubungkan bersama ke bagian input dan output dari transistor

(10)
(11)

Kurva Karakteristik

Common Base Configuration

ration

(12)

Kurva Karakteristik

Common Base Configuration

Pada Active Region, collector-base

mengalami reverse bias, sementara base-emitter mengalami forward bias

Pada Cuttoff Region, collector-base dan base-emitter mengalami reverse bias

(13)

Alpha ( )

Dalam analisa DC, besarnya arus � berkaitan dengan besarnya arus � yang diakibatkan adanya pembawa mayoritas

Hubungan ini disebut dengan alpha ( )

(14)

Common Emitter Configuration

Emitter dihubungkan bersama ke bagian input dan output dari transistor

(15)
(16)

Kurva Karakteristik

Common Emitter Configuration

Satu

ration

Aktif

(17)

Kurva Karakteristik

Common Emitter Configuration

Pada Active Region, collector-base

mengalami reverse bias, sementara base-emitter mengalami forward bias

Pada Cuttoff Region, collector-base dan base-emitter mengalami reverse bias

(18)

Beta ( )

Dalam analisa DC, besarnya arus � dan � direlasikan dengan sebutan beta ( )

Dalam datasheet, biasa dituliskan sebagai

ℎ .

(19)

Hubungan antara α dan β

(20)

Common Collector Configuration

Collector dihubungkan bersama ke input dan output dari transistor

(21)
(22)
(23)

Rangkaian Transistor Linier

Rangkaian transistor linier beroperasi pada : Dioda emitter di bias forward

(24)

Pembiasan BJT

Tujuannya untuk menentukan titik kerja transistor

Analisa rangkaian elektronik mempunyai 2 komponen

Analisa DC

untuk menetapkan titik operasi dari transistor dengan jalan mengatur besarnya arus dan tegangan

Analisa AC

penguatan tegangan dan arus, impedansi input dan output

� = .7�

(25)

Daerah Kerja (Titik Operasi ) pada transistor

Daerah aktif

(26)

Rangkaian Fixed Bias

B

C

(27)

Rangkaian Fixed Bias

Sederhanakan menjadi rangkaian ekivalen DC :

B

(28)

Rangkaian Fixed Bias

Forward Bias pada Basis – Emiter

Menggunakan hukum Krichoff Tegangan pada loop B-E

+� − � − � = +� − � � − � = � = � − �

Catt : � = 0.7 V

Karena � dan � bernilai tetap, maka

Arus basis dapat diatur dengan memilih nilai � untuk operasi yang diinginkan

B

C

(29)

Rangkaian Fixed Bias Loop Kolektor – Emitter

Menggunakan hukum kirchoff tegangan pada loop C-E Nilai arus pada kolektor berhubungan

Dengan � dimana � = �

+� − � − � � = � + � � − � =

� = � − � � B

(30)

Rangkaian Fixed Bias Contoh Perhitungan

Hitunglah nilai-nilai berikut :

(31)

Rangkaian Fixed Bias Contoh Perhitungan

(32)
(33)

Rangkaian Fixed Bias Transistor Saturation

Daerah saturasu adalah daerah dimana arus kolektor bernilai maksimum.

Secara normal kondisi saturasi adalah kondisi yang dihindari karena akan berakibat sinyal output terdistorsi

Pada keadaan saturasi, collekctor dan emitter terhubung singkat, sehingga : Karena � = 0, maka :

(34)

Rangkaian Fixed Bias Load Line Analysis

� = � − � �

=

.

= �

(35)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter

Konfigurasi rangkaian ini adalah merupakan modifikasi rangkaian fixed bias dengan

maksud untuk

(36)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Loop Base - Emiter

+� − � − � − � =

+� − � � − � − � � =

+� − � � − � − + � � =

(37)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Loop Kolektor - Emiter

+� − � − � − � = � = � − � − �

� = � − � � − � � � = � , maka :

� = � − � � + �

Tegangan antara emitter dan ground (� ) � = � � = � �

(38)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Contoh Latihan

(39)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Contoh Latihan

(40)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Tingkat Saturasi

Tingkat saturasi / arus kolektor yang

maksimum pada konfigari dapat diketahui dengan menghubung singkat terminal

kolektor dengan emitter � = � + �

(41)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Bias Pembagi Tegangan

Arus bias � dan tegangan � merupakan fungsi dari penguatan arus (β) transistor

Β sangat sensitif terhadap perubahan suhu Bias pembagi tegangan yang lebih

(42)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Bias Pembagi Tegangan

Bagian Input dari rangkaian pembagi tegangan

diperoleh dengan mematikan sumber tegangan

= � ⫽ �

= �

(43)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Bias Pembagi Tegangan

Rangkaian ekuivalen Thevenin

Menerapkan KVL pada loop basis – emitter dan loop kolektor – emitter � = � − � �

� � + + ��

(44)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Contoh Bias Pembagi Tegangan

(45)

Rangkaian Fixed Bias Dengan Tahanan Emitter Tingkat Saturasi Transistor

(46)

Bias DC dengan tegangan Umpan Balik

Menerapkan KVL pada semua loop : � = � − � �

� + � + ��

(47)

Rangkaian Bias Lain

(48)

Referensi