• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Dimensi Budaya Globalisasi docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Review Dimensi Budaya Globalisasi docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Review Dimensi Budaya Globalisasi

Pengenalan yang sangat singkat globalisasi akan sangat tidak memadai tanpa pemeriksaan dimensi budaya. Globalisasi budaya mengacu pada intensifikasi dan expansi dari kultur yang mengalir di seluruh dunia. Jelas kebudayaan adalah konsep yang sangat luas. Itu sering digunakan untuk menggambarkan pengalaman manusia secara keseluruhan. Dalam rangka untuk menghindari masalah selanjutnya yaitu generelasisasi yang berlebihan merupakan hal yang penting untuk membuat perbedaan anlisis antara aspek dalam kehidupan sosial, contoh yang paling sederhana ialah kita mengasosiasikan kebutuhan ekonomi dari produksi, pertukaran dan konsumsi.

Jika kita mendiskusikan mengenai politik, itu berarti partisipasi masyarakat pada generalisasi dan distribusi ada pada kekuatan masyarakat. Jika kita berbicara mengenai budaya1, kita akan

fokus dengan konstruksi simbol, artikulasi dan penyebaran. Memberikan sebuah bahasa, musik dan gambaran dari simbol ekspresi. Itu sama saja dengan mereka menggangap makna khusus pada bidang budaya.

Ledakan sebuah jaringan dari interkoneski budaya dan ketergantungan dalam beberapa tahun terakhir membuat beberapa komentator untuk menyarankan membuat latihan kebudayaan . Sekarang kultur globalisasi tidak akan di mulai dengan penyebaran diseluruh dunia tidak seperti rock n roll, coca cola, dan sepak bola. Sebagai catatan di bagian kedua, pertukaran peradaban ekspansif jauh lebih tua dari modernitas .

Tetap pada volume dan tingkat transmisi budaya dalam periode kontemporer telah jauh melebihi orang orang dari era sebelumnya. Dengan menggunakan fasilitas dari Internet dan berbagai teknologi terbaru. Dominasi sistem simbol sejalan dengan usia kita seperti individualisme, konsumerisme dan wacana keagamaan – berdar lebih bebas dan luas daripada sebelumnya. Sebagai gambaran dan beberapa ide dapat lebih memudahkan dan lebih cepat berhubungan dari satu tempat ke tempat yang lain nya, mereka dapat merasakan pengalaman orang dalam kehidupan mereka sehari hari. sekarang praktik budaya seiring menghilang dari kota hingga bangsa. Akhirnya memperoleh makna baru didalam interaksi dengan tema yang dominan global.

(2)

Daripada menawarkan sederetan daftar panjang topik yang relevan, bab ini akan fokus pada empat tema penting yaitu yang pertama ketegangan antara persamaan dan perbedaan budaya global yang muncul, yang kedua peran penting dari perusahaan perusaahan media transnasional dalam menyebarluaskan budaya populer, yang ketiga globalisasi bahasa dan yang terakhir dampak materialisme dan konsumerisme nilai pada sistem ekologi planet kita.

(3)

Apakah globalisasi membuat seluruh orang di dunia lebih mirip atau lebih berbeda ? ini adalah pertanyaan yang sering kali muncul ketika berdiskusi tentang kebudayaan globalisasi. Sekelompok komentator kita sebut hyperglobalizers2 pesimis berpendapat

mendukung mantan. mereka menyarankan bahwa kita tidak bergerak menuju Rainbow

budaya yang mencerminkan bahwa keragaman budaya yang ada di dunia. bukan kita menyaksikan munculnya budaya populer yang semakin homogen ditanggung oleh industri budaya barat yang berbasis di new york, hollywood. sebagai bukti untuk interprentation mereka, komentator ini menunjukkan Amazonian indians mengenakan sepatu pelatihan nike, penghuni dari sahara selatan membeli topi baseball texaco dan Palestin

pemuda dengan bangga menampilkan mereka chicago bulls swearshirts di pusat kota Ramallah. mengacu pada difusi nilai-nilai Amerika anglo dan barang-barang konsumen sebagai hesis amercianization berpendapat bahwa norma-norma dan lifestyes barat yang melanda budaya lebih rentan. meskipun ada upaya serius oleh beberapa negara menolak kekuatan-kekuatan dari imperilaism budaya misalnya, larangan piring satelit di iran, dan pengenaan Perancis tarif dan quatoas impor film dan televisi, penyebaran budaya populer Amerika tampaknya tak terbendung

tetapi manifestasi dari samenes juga terlihat di negara-negara dominan dari utara global. amerika socilogist george titzer menciptakan mcdonald istilah untuk menggambarkan proses sosial budaya luas dimana priinciples dari restoran makanan cepat saji yang datang untuk mendominasi semakin banyak sektor masyarakat Amerika serta sisa wolrd. di permukaan, prinsip thse tampak rasional dalam upaya mereka untuk menawarkan cara yang efisien dan dapat diprediksi melayani kebutuhan masyarakat. Namun, melihat ke belakang fasad iklan tv berulang yang mengaku senang melihat Anda tersenyum

kita dapat mengidentifikasi sejumlah masalah serius. untuk satu, nilai gizi umumnya rendah dari makanan cepat saji dan khususnya kandungan lemak tinggi telah impicated dalam kebangkitan masalah kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, diabetes, kanker dan obesitas remaja. apalagi, operasi rutin impersonal establis pelayanan yang cepat rasional sebenarnya melemahkan ekspresi dari bentuk keragaman budaya. dalam jangka panjang, Mc Donald dunia sebesar pengenaan standar seragam ecplise kreativitas manusia dan merendahkan hubungan sosial.

2 Para pihak yang mendukung globalisasi dan menganggap globalisasi adalah hal yang baik.

(4)
(5)

Dalam peranan yang besar demi untuk mengalirkan aliran budaya global dalam perkembangan kehidupan kita peranan yang besar di ambil alih oleh media – media global yang mengandalkan alat komunikasi massa yang massive atau besar untuk menyampaikan pesan – pesan kebudayaan mereka.

Membanjiri acara – acara telivisi dengan kebudayaan global dan iklan – iklan komersil besar tanpa pertimbangan yang matang, telah membentuk identitas kita sebagai masyarakat dan malah membentuk struktur keinginan ( dan tentunya prioritas keinginan ) masyarakat di banyak belahan dunia.

Dalam dua dekade terakhir sejumlah kecil transnational cooperation atau perusahaan multi nasional telah berhasil menguasai pangsa pasar global untuk entertaiment ( hiburan ) dan media serta sektor news atau pemberitaan dan perfilman. Pada tahun 2000 , hanya 10 konglomerat pada sektor media , yaitu ; AT&T, Sony, AOL/Time Warner, Bertelsmann, Liberty Media, Vivendi, Universal, Viscom, General Electric, Disney, dan News Corporation – telah mencetak angga pendapan dari dua pertiga $250 - $2703 juta penghasilan tahunan

mereka hanya dari industri telekomunikasi. Pada 6 bulan pertama volume transaksi dan merger dari media global , internet dan telekomunikasi mencapai angka 300 $ juta , 3 kali lipat angka pada enam bulan pertama pada tahun 1999.

Pada 15 tahun silam , tidak ada dari perusahaan tersebut yang bisa mendominasi sektor ‘Infotaiment Telesector’4 sebagaimana Benjamin Barber menyebutkan sebagai sesuatu bagian

yg eksis diantara perusahaan atau bisnis media telekomunika. Pada 2001 , hampir semua korporasi ini termasuk dalam 3005 korporasi besar bidang non finansial (keuangan) di dunia .

Terlihat dalam perkembangan nya saat ini korporasi diatas mencapai angka dan kondisi dimana memungkinkan terjadinya oligopoli ( pemegangan atau pengendalian pasar oleh beberapa kelompok orang atau perusahaan ) pada bidang entertaiment , sama seperti pada saat abad ke 20 dimana oli dan otomotif menjadi komoditi paling di gandrungi jaman itu.

3 Stegar, The Cultural Dimension of Global Media, 5:76.

4 Infotaiment Telesector : Adalah suatu ungkapkan dari Benjamin Barber yang merujuk kepada media massa ( baik digital maupun cetak ) yang dikendalikan oleh beberapa kelompok konglomerat dan elit demi tujuan tertentu. Sumber :

(6)

Efek negative dari kemajuan jaman dan ledakan indrustri dimana sektor keuangan bergabung dengan budaya sudah sangat jelas, Televisi yang seharusnya menjadi sarana media masa penyebar berita dan informasi menjadi pangsa pasar budaya komersil Barat. Dimana kehidupan glamour artis – artis Amerika diangkat menjadi gossip dan pusat gaya sehingga tersusunlah rasa konsumerisme dan mengikuti pola – pola yang mereka anggap sebagai ‘trend’ yang belum jelas juga kegunaan serta fungsinya.

Dan dalam kajian bahan globalisasi kali ini mengambarkan bagaimana dampak iklan dalam kehidupan masyarakat dimana tv menjadi suatu kebutuhan dibanding sekedar hiburan. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya orang menonton tv di United States , dari 5 jam 56 menit pada tahun 1970 menjadi 7 jam 26 menit ( dilihat dari rata – rata jam siaran televisi ) dalam tahun 1999.

Pada tahun 1999 iklan – iklan komersil mulai meledak dan dalam tingkat yang tidak diduga mencapai 2000 iklan6, lebih dari 15 menit Iklan pada jam tayang utama pada setiap stasiun

TV ( prime time hours7 ) dan tidak termasuk potongan tayangan kecil untuk iklan domestik

dan lokal. Pemasukan iklan atau total transaksi untuk bidang pengiklanan pada TV Amerika mencapa angka 3.60 $ juta pada 1970 meningkat menjadi 50.44 $ juta dalam 1999. Peneliti pada tahun – tahun tersebut pernah mengemukakan bahwa anak umur 12 tahun sudah bisa meilhat iklan sebanyak 20.000 dalam setahun dan juga anak umur 2 tahun sudah bisa menjadi loyal terhadap produk yang sering di iklankan ( selain mengingat produk juga mungkin diteliti bagaimana anak tersebut sering mengucapkan nama brand tersebut).

Nilai – nilai diatas dapat diterjemahkan sebagai bukan hanya sebagai media publikasi pop culture yang sangat populer dalam kehidupan sehari – hari , namun juga sebagai alat depolitisasi masyarakat dalam kehidupan politik sosial dan juga sebagai alat perusak atau memperlemah ikatan sosial dalam masyarakat.

6 Stegar, The Cultural Dimension of Global Media, 5:77.

7 Prime Time Hours : Adalah jam – jam dimana penonton ada pada kondisi terbanyak , biasanya terjadi pada pukul 19:00 sampai dengan 22:00. Sumber :

(7)

Salah satu hal yang sangat dapat dirasakan dalam dunia Entertaiment dua dekade terakhir adalah mulai berubahnya tindakan broadcasts8 dan program pendidikan menjadi acara

hiburan yang kurang bernilai. Hal ini karena pertimbangan bahwa program berita bernilai keuntungan lebih rendah dari pada entertaiment ataupun gossip. Hal ini juga dapat menjadikan siaran berita menjadi media publikasi yang disalah gunakan baik untuk menaikan popularitas artis , iklan atau pun bisa juga untuk membuat image pejabat politis baik atau bahkan buruk. Hal ini sangat menghawatirkan diakarenakan akan mempengaruhi profesionalisme jurnalis yang ada pada saat itu. Sehingga perputaran globalisasi entertaiment dan trend ini juga merupakan serangan terhadap profesionalitas dan kredibelitas media maupun jurnalis yang berdampak langsung pada penyajian fakta yang akan di konsumsi khayalak luas.

8 Broadcast : Pada awalnya didefinisikan sebagai tindakan petani untuk menanam benih lalu berubah menjadi tindakan para penyiar radio yang menanam sinyal dan

menyebarkan informasi – informasi dan berita. Sumber :

(8)

Penurunan Nilai-nilai Budaya dan Lingkungan

Globalization – A Very Short Introduction | by Manfred B. Steger

Pada dasarnya lingkungan alamiah yang dilihat orang-orang di dunia tergantung pada seberapa besar pengaruh lingkungan budaya di sekitar mereka. Dalam budaya animisme yang ada pada agama seperti Tao dan Buddha cenderung menekankan adanya hubungan saling ketergantungan antara semua makhluk hidup, dengan kata lain budaya ini memiliki perspektif bahwa harus ada keseimbangan antara keinginan manusia dan kebutuhan ekologis. Di satu sisi, Humanisme Yahudi-Kristen justru mengandung nilai dualistik yang dalam, yang menempatkan manusia di pusat alam semesta. Sedangkan alam dianggap sebagai sumber yang akan digunakan sebagai alat untuk memenuhi keinginan manusia. Dalam hal ini, AS mendominasi budaya industri yang berusaha meyakinkan khalayak global bahwa makna dan nilai utama dari hidup ini dapat ditemukan dalam kepemilikan akumulasi material atau harta benda yang tak terbatas. Sehingga tercipta manifestasi ekstrim dari paradigma ini, yang merefleksikan nilai-nilai dominan dan keyakinan akan budaya konsumerisme.

Ketika awal abad ke-21, kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa seluruh umat manusia di bumi ini terkait erat satu sama lain, melalui udara yang mereka hirup. Iklim di sekitar mereka juga tergantung pada makanan yang mereka makan dan minuman yang mereka minum. Dari sini sudah terdapat pelajaran yang cukup jelas tentang adanya saling ketergantungan, namun ekosistem di planet ini terkait dengan serangan manusia yang terus menerus dilakukan dalam rangka memenuhi gaya hidup yang boros. Memang beberapa tantangan ekologi dunia yang dihadapi saat ini adalah masalah yang menimpa peradaban sejak di zaman kuno. Tapi hingga datangnya revolusi industri pun, degradasi lingkungan telah melokalisir secara relatif dan terjadi selama ribuan tahun. Adapun dalam beberapa dekade terakhir ini, skala, kecepatan dan kedalaman lingkungan bumi telah terjadi penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

(9)

terakhir. Saat ini, manusia merupakan mamalia yang paling banyak di bumi, terlepas dari beberapa spesies hewan pengerat. Tuntutan akan makanan, kayu, dan serat jauh lebih meningkat, sehingga timbul tekanan yang berat terhadap ekosistem di planet ini. Perlu diketahui, sebagian besar area di permukaan bumi, terutama di daerah kering dan semi-kering, tak lagi memiliki tanah yang produktif secara biologis.

Dampak global dari manusia terhadap lingkungan adalah sebanyak fungsi konsumsi per-kapita sebagaimana hal itu adalah ukuran populasi secara keseluruhan. Sebagai contoh, Amerika Serikat terdiri dari hanya 6% dari populasi dunia, namun tingkat konsumsinya mencapai 30-40% dari sumber daya alam di bumi ini. Secara luas dapat dikatakan bahwa konsumsi yang berlebihan dan populasi yang tak terkontrol menimbulkan masalah serius terhadap kelangsungan planet kita ini. Kecuali jika kita mau mengubah struktur nilai budaya dan agama yang menopang dinamika yang tak menyenangkan ini, jika tidak mau kelangsungan bumi ini akan jauh lebih buruk kedepannya.

Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia seperti pemanasan global merupakan contoh lain dari pergeseran yang sifatnya menentukan, baik intensitas dan luasnya terkait masalah lingkungan kontemporer. Penumpukan yang cepat dari gas emisi, termasuk karbon dioksida, metana, nitrous, sulfur oksida, dan chlorofluorocarbon. Atmosfer di planet ini meningkatkan kapasitas bumi untuk menangkap panas. Dampak dari “Efek Rumah Kaca” secara langsung dapat meningkatkan suhu di seluruh dunia.

(10)

Efek Rumah Kaca

Diramalkan bahwa mencairnya es di kutub bumi akan menyebabkan peninggian permukaan air laut setinggi 90 cm pada tahun 2100. Tentunya hal ini sangatlah mengancam daerah – daerah pesisir laut.

Polusi merupakan hal serius yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia, emisi polusi berupa gas yang dilepaskan keudara pasca produksi menciptakan kondisi yang dapat merusak lingkungan hidup. Sebagai contoh penggunaan gas CFC (Chlorofluorocarbon) pada separuh kedua abad ke-20 sebagai bahan pelengkap industri. Hingga pada tahun 1970, sejumlah peneliti dan ahli kimia menyatakan bahwa gas CFC yang terlepas pasca industri tersebut dapat merusak lapisan ozon yang melindungi bumi dari efek sinar UV matahari.

Hal ini memunculkan upaya untuk mengurangi penggunaan CFC dan juga zat – zat kimia lainnya yang dapat merusak ozon. Tidak hanya merusak ozon, penggunaan bahan – bahan kimia juga dapat meningkatkan kadar sulfur dan nitrogendioksida yang berakumulasi di awan dan dapat menimbulkan “hujan asam” yang dapat merusak ekosistem, tanah dan juga air tawar.

Menurut laporan OECD, 2/3 dari lahan pertanian dunia telah rusak, ¾ keaneka ragaman hayati telah banyak mengalami kerusakan sejak tahun 1900an. Beberapa ahli khawatir bahwa sampai 50% dari semua spesies tanaman dan juga hewan kebanyakan akan hilang pada akhir abad ini9.

Oleh karena itu, untuk melindungi berbagai spesies baik tumbuhan maupun hewan yang terancam punah.Dibuatlah berbagai macam traktat serta perjanjian global yang menyepakati tentang pengurangan emisi serta penggunaan zat – zat kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Tetapi sangat disayangkan karena beberapa Negara industrial terbesar dunia seperti AS dan juga China belum meratifikasi perjanjian tersebut.

(11)

Referensi

Dokumen terkait