• Tidak ada hasil yang ditemukan

JDIH Murung Raya 6. BAB III_2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JDIH Murung Raya 6. BAB III_2017"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah kebijakan ekonomi Kabupaten Murung Raya ditujukan untuk

mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Bupati Kabupaten

Murung Raya periode 2013 - 2018, serta isu strategis daerah, sebagai payung

untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan

dilaksanakan pada tahun 2017.

Di dokumen RPJPD tahun 2008 – 2028 telah dikemukakan arah kebijakan

yang terkait dengan pembangunan ekonomi yaitu kebijakan umum dan program

untuk mewujudkan masyarakat Murung Raya yang maju, mandiri dan sejahtera.

Maju dalam hal peningkatan fasilitas wilayah/infrastruktur, peningkatan

pelayanan dasar, peningkatan kemajuan seni budaya dan olah raga dan

peningkatan iklim berinvestasi.Mandiri dalam hal kemampuan dan ketangguhan

dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara, terwujudnya

ekonomi daerah yang bertumpu pada kemampuan serta potensi sumber daya

daerah yang ada serta memiliki kepribadian bangsa dan identitas budaya

Indonesia yang berakar dari potensi budaya daerah.Sejahtera dalam hal

peningkatan kemampuan ekonomi daerah, peningkatan kesejahteraan sosial dan

peningkatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka

disusun berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan untuk

menghadapi tantangan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah

pembangunan daerah Tahun 2017 dapat dicapai sesuai dengan sasaran program

(2)

(1) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Perhubungan

 Peningkatan pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

darat, sungai, dan udara,

 Peningkatan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

LLAJ,

 Peningkatan pelayanan angkutan darat, sungai dan udara,

 Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan,

 Peningkatan pengendalian dan pengamanan lalu lintas darat, sungai

dan udara,

 Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaran bermotor, kapal motor,

dan pesawat udara.

(2) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Tenaga Kerja

 Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja,

 Peningkatan kesempatan kerja,

 Optimalisasi perlindungan dan pengembangan lembaga

ketenagakerjaan.

(3) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi

 Terwujudnya peningkatan kualitas iklim usaha kecil menengah yang

kondusif,

 Terwujudnya peningkatan keunggulan kompetitif usaha kecil

menengah,

 Terwujudnya peningkatan kualitas sistem pendukung usaha bagi

usaha mikro kecil menengah,

 Terwujudnya peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.

(4) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Penanaman Modal

 Peningkatan promosi dan kerjasama investasi,

 Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi,

 Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang investasi

(3)

(5) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

 Peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan,

 Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan,

 Peningkatan partisipasi dalam membangun desa,

 Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa,

 Peningkatan peran perempuan di perdesaan.

(6) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Pertanian (arti luas)

 Peningkatan kesejahteraan petani,

 Peningkatan ketahanan pangan,

 Peningkatan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan,

 Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak,

 Peningkatan produksi hasil peternakan,

 Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan,

 Peningkatan penerapan teknologi peternakan,

 Pengembangan budidaya perikanan,

 Pengembangan sistem penyuluhan perikanan,

 Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan,

 Pengembangan kawasan budidaya air tawar,

 Peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya hutan,

 Peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan,

 Peningkatan pembangunan kawasan hutan industri,

 Peningkatan pembinaan dan penertiban industri hasil hutan,

 Optimalisasi perencanaan dan pengembangan hutan,

 Peningkatan pemanfaatan potensi perkebunan,

 Peningkatan dan rehabilitasi perkebunan rakyat,

 Peningkatan pembangunan kawasan perkebunan,

(4)

(7) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Energi dan Sumber daya Mineral

 Peningkatan pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan,

 Peningkatan pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang

berpotensi merusak lingkungan,

 Peningkatan pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan.

(8) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Perindustrian

 Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi,

 Peningkatan pembangunan industri kecil dan menengah,

 Peningkatan kemampuan teknologi industri,

 Optimalisasi penataan struktur industri,

 Peningkatan pembangunan sentra-sentra industri potensial.

(9) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Perdagangan

 Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan,

 Peningkatan kerjasama perdagangan internasional,

 Peningkatan ekspor non migas,

 Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri,

 Peningkatan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan,

 Pengurangan hambatan perdagangan.

Arah kebijakan ekonomi daerah di Kabupaten Murung Raya pada

masing-masing bidang tersebut akan dilakukan melalui kebijakan umum dan

program-program pembangunan tahun 2017 sebagai berikut:

1. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan perhubungan dilakukan

melalui program :

 Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan,

 Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

perhubungan,

 Program peningkatan pelayanan angkutan,

(5)

 Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas,

 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor.

2. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan kebijakan umum tenaga kerja

dilakukan melalui program :

 Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja,

 Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan,

 Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja (PPKK).

3. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan usaha mikro kecil menengah

dan koperasi dilakukan melalui program :

 Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi,

 Program peningkatan akses pembinaan organisasi dan usaha koperasi

UMKM dan UKM,

 Program fasilitas pembiayaan koperasi dan UMKM,

 Program pengembangan sumber daya manusia koperasi dan UMKM.

4. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan penanaman modal dilakukan

melalui program :

 Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi,

 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi,

 Program penciptaan iklim usaha yang kondusif kompetitif dan non

diskriminatif,

 Program peningkatan penanaman modal asing dan penanaman modal

dalam negeri.

5. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan pemberdayaan masyarakat

dan desa dilakukan melalui program :

 Peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan,

 Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan,

 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa,

 Program percepatan pembangunan desa dan kelurahan,

(6)

 Program Gerakan Membangun Desa Manggatang Utus (Gerbang Desamu),

 Program pengembangan pemanfaatan potensi sumber daya lokal

perdesaan,

 Program peningkatan koordinasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Perusahaan (TSLP),

 Program peningkatan kapasitas pos pelayanan teknologi (Posyantek)

tepat guna,

 Program pengembangan jenis, spesifikasi dan adopsi teknologi tepat

guna (TTG),

 Program pemberdayaan masyarakat desa tertinggal,

 Program pemberdayaan masyarakat miskin,

 Program pembinaan desa perbatasan.

6. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan pertanian (arti luas) dilakukan

melalui program :

 Program peningkatan kesejahteraan petani,

 Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan,

 Program Peningkatan produksi hasil peternakan,

 Program pengembangan agribisnis,

 Program budidaya perikanan,

 Program Pengembangan Usaha Tani Menetap,

 Program pengawasan konservasi dan perlindungan sumber daya

perikanan,

 Program peningkatan penerapan teknologi,

 Program peningkatan sarana dan prasarana pertanian,

 Program peningkatan kualitas sumber daya manusia,

 Program peningkatan hasil produksi pertanian,

 Program peningkatan produksi hasil peternakan,

 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan,

(7)

 Program peningkatan penanganan panen dan pasca panen,

 Program peningkatan kualitas SDM petani dan petugas,

 Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

 Program pengembangan pertanian di daerah terpencil dan rawan

pangan,

 Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan,

 Program rehabilitasi hutan dan lahan,

 Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan,

 Program Perencanaan dan Pengembangan Perkebunan,

 Program pengembangan sarana dan prasarana perkebunan,

 Program pengembangan agribisnis perkebunan,

 Pengembangan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan,

 Program pengembangan kebun masyarakat desa,

7. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan energi dan sumberdaya

mineral dilakukan melalui program :

 Pembinaan dan pengusahaan bidang pertambangan umum,

 Program bidang pengawasan pertambangan,

 Program pemetaan dan konservasi pertambangan,

 Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan.

8. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan perindustrian dilakukan

melalui program :

 Program pengembangan industri kecil dan menengah,

 Program pengembangan industri kerajinan dan industri rumah tangga.

9. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan perdagangan dilakukan

melalui program :

 Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan,

 Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri,

 Program peningkatan dan pengembangan perdagangan dalam negeri,

(8)

3.1.1. Kondisi Ekonomi Kabupaten Murung Raya Tahun 2016 dan Perkiraan Tahun 2017

3.1.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu. Dengan kata lain

PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah pada waktu tertentu.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi di

suatu wilayah pada suatu periode tertentu.

Secara makro, gambaran kondisi ekonomi Kabupaten

Murung Raya dapat diketahui melalui gambaran struktur ekonomi,

pertumbuhan ekonomi dan sumbernya, dan gambaran PDRB

perkapita.

A. Struktur Ekonomi

Perekonomian Murung Raya secara umum didominasi

oleh sektor primer, yaitu sektor pertanian serta sektor

pertambangan dan penggalian. Tahun 2007 sektor pertanian

lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertambangan dan

penggalian. Sektor pertambangan dan penggalian mulai

menggeser posisi pertama pada tahun 2010 sampai dengan

tahun 2014.

Peran sektor pertanian terhadap perekonomian Murung

Raya sampai dengan tahun 2014 terus mengalami penurunan.

Larangan pembakaran lahan diduga sebagai faktor dominan

penyebab penurunan ini, karena masyarakat Murung Raya

terbiasa melakukan pembakaran lahan untuk membuka lahan

pertanian baru. Salah satu subsektor yang cukup dominan di

(9)

komoditas utamanya. Produksi subsektor perkebunan terus

mengalami penurunan di tahun 2014, namun penurunan

tersebut mengalami pengaruh yang sangat besar secara

bersamaan di sektor pertambangan juga mengalami penurunan

dari tahun 2012 mencapai 55,93 persen dan tahun 2013 naik

mencapai 56,26 persen sampai dengan tahun 2014 yang

kembali menurun mencapai 53,33 persen.

Tabel 3.1 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2010-2014 (Persen).

NO Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6

1 Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 14,19 12,88 12,39 12,12 12,28

2 Pertambangan dan

Penggalian 52,82 55,66 55,93 56,26 53,33

3 Industri Pengolahan 3,08 2,83 2,75 2,8 3,19

4 Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02

5 Air, Pengelolaan Sampah

dan Daur ulang 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

6 Bangunan/Konstruksi 6,26 5,77 5,79 6,38 7

7 Perdagangan Besar dan

(10)

15 Jasa Pendidikan 4,24 4,12 4,26 4,28 4,28

16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

1,8 1,72 1,76 1,86 1,98

17 Jasa lainnya 1,65 1,56 1,62 1,74 1,81

Total 100 100 100 100 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya.

Pada tahun 2014 PDRB Murung Raya didominasi oleh

sektor pertambangan dan penggalian. Dihitung atas dasar

harga tahun berlaku, peran sektor pertambangan dan

penggalian terhadap PDRB Murung Raya tahun 2014 adalah

sebesar 53,33 persen.

Selama lima tahun terakhir sektor pertambangan dan

penggalian telah menggeser sektor pertanian sebagai leading

sektor bagi PDRB Murung Raya. Sayangnya sektor ini sebagian

besar modalnya adalah milik asing, sehingga kontribusi nyata

terhadap kesejahteraan masyarakat Murung Raya secara

langsung kurang dirasakan.

Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian dalam lima tahun

terakhir semakin menurun. Sektor yang terdiri dari pertanian

tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan

kehutanan ini dari tahun ke tahun secara rata-rata semakin

turun.

Sektor pertanian terdiri dari subsektor pertanian

tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan

dan kehutanan. Dari kelima subsektor tersebut, pertanian

memberi kontribusi yang beranjak stabil dalam peran sektor

pertanian. Produksi karet Murung Raya menurut data dari

instansi terkait penurunan dari tahun ke tahun. Namun jika

dibandingkan dengan produksi sektor pertambangan dan

(11)

signifikan, sehingga ditahun 2014 kembali mengalami

penurunan.

Sub sektor kehutanan merupakan motor kedua di sektor

pertanian, namun akibat kebijakan pelarangan illegal logging,

kontribusi subsektor ini terus menurun dari tahun ke tahun.

Disusul di urutan berikutnya, sektor perdagangan, hotel

dan restoran yang tidak mau ketinggalan dalam

meningkatkanperekonomian Murung Raya. Kontribusinya

sempat mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 5,03,

namun kembali meningkat pada tahun 2014 yaitu sebesar 5,28

dengan sub sektor perdagangan. Sektor ini mempunyai peran

penting dalam perekonomian Murung Raya, mengingat

kurangnya produktivitas sektor-sektor sekunder. Dengan

demikian kebutuhan masyarakat akan output sektor sekunder

dapat dipenuhi melalui sektor perdagangan.

Di urutan berikutnya, sektor jasa memberikan peran

yang cukup besar terhadap perekonomian Murung Raya

dengan sub sektor jasa Pendidikan umum sebagai kontributor

terbesarnya.

Keempat sektor tersebut di atas kontribusi dominan

dalam sektor ini disumbang tanaman perkebunan, meskipun

juga nilainya juga terus menurun dalam kurun waktu tahun

2010 sampai tahun 2014. Pada tahun 2014 kontribusi sub

sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Murung

Raya sebesar 5,00 persen.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Indonesia secara umum, termasuk

Kalimantan Tengah pada tahun 2014 tumbuh lebih lambat

(12)

demikian halnya dengan perekonomian Murung Raya pada

tahun 2013 PDRB Kabupaten Murung Raya tumbuh semakin

melambat.

Laju pertumbuhan PDRB tahun 2013 Kabupaten Murung

Rayamengalami perlambatan sebesar 6,43 persen, melambat

kembali 6,00 persen pada tahun2014. Sedangkan PDRB

Kalimantan tengah di tahun yang sama tumbuh sebesar 6,21

persen, melambat setelahmengalami pertumbuhan dari 7,38

persen pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB atas dasar harga

konstan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Murung Raya dari

tahun 2010sampai dengan Tahun 2014 secara lengkap dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Murung Raya (Juta Rp;Persen) Tahun 2010-2014

Tahun PDRB ADHK(Juta Rp) Pertumbuhan(%)

(1) (2) (3)

2010 3.379.391,83

-2011 3.639.678,92 7,70

2012 3.887.840,65 6,82

2013 4.137.789,18 6,43

2014 4.386.136,56 6,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya

Nilai PDRB Murung Raya yang dihitung dengan harga

tahun dasar 2010 selama lima tahun terakhir selalu

menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2013 nilai PDRB atas

dasar harga tahun 2010 sudah menembus nilai empat Juta

rupiah, dan terus meningkat pada tahun 2014. Namun jika

(13)

cenderung mengalami perlambatan.

Jika ditinjau menurut Laju pertumbuhan menurut

lapangan usaha dapat menjelaskan kategori mana yang

memicu terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi

Murung Raya pada tahun 2014, serta kategori lapangan usaha

mana yangperlu dipacu untuk percepatan pertumbuhan

ekonomi tahun-tahun berikutnya.

Tabel 3.3 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Murung Raya (Persen)Tahun 2011-2014

No Kategori / Sub Kategori 2011 2012 2013 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya

Jadi, dari tujuh belas sektor yang ada, sepuluh sektor di

antaranya memicu percepatan laju pertumbuhan ekonomi

Murung Raya tahun 2014, yaitu Sektor Informasi dan

(14)

pengadaan listrik dan gas sebesar 14,99 %, selanjutnya sektor

konstruksi sebesar 11,27 %, sektor industri pengolahan sebesar

10,43 %, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar

9,44 %, sektor administrasi perusahaan sebesar 7,83 %, sektor

jasa lainnya sebesar 6,62 %, sektor penyediaan akomodasi

makan dan minuman sebesar 6,51 %, sektor pertambangan

dan penggalian 6,14 % da sektor jasa keuangan dan asuransi

sebesar 5,41 %.

Sumber pertumbuhan perekonomian Murung Raya Atas

Dasar Harga Konstan secara lebih detail menurut sektor

dijabarkan dalam tabel berikut :

Tabel 3.4 Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Konstan 2011-2014 (Persen)

No Kategori / Sub Kategori 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,19 0,27 0,15 0,51

(15)

Dari Tabel Sumber pertumbuhan PDRB Kabupaten

Murung Raya Tahun 2014 peringkat pertama adalah Sektor

pertambangan dan penggalian sebesar 3,46 %, selanjutnya

sektor bangunan/konstruksi sebesar 0,68 % dan sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,51 %.

C. PDRB Per Kapita

Pendapatan regional per kapita adalah nilai PDRB suatu

wilayah pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk

wilayah tersebut pada pertengahan tahun yang bersangkutan.

PDRB per kapita dapat menggambarkan besarnya pendapatan

yang diperoleh setiap jiwa dalam satu tahun secara rata-rata,

meskipun untuk tingkat pemerataannya diperlukan kajian lebih

lanjut lagi.

Perkembangan PDRB per kapita Murung Raya ADHB dan

ADHK dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 disajikan

secara lengkap pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5 PDRB Perkapita Murung Raya Menurut ADHB dan ADHK 2000 Tahun 2010-2014

Tahun PDRB Perkapita (Rp)

ADHB ADHK 2000

(1) (2) (3)

2010 34.890.527,57 34.890.527,57

2011 40.538.557,90 36.469.728,63

2012 43.413.801,22 37.930.152,69

2013 46.080.219,12 39.370.106,41

2014 48.485.911,60 40.716.428,63

(16)

Berdasar tabel diatas terjadi pertumbuhan positif terhadap

PDRB per kapita Murung Raya Menurut ADHB dimana dari

Tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan, PDRB

Perkapita Murung Raya Menurut ADHB pada tahun 2010

berkisaran angka 34 Juta Rupiah dan pada Tahun 2014

mencapai angka 48 Juta Rupiah ( dimana bila dirata – ratakan

kenaikan pertahunnya kurun waktu 2010 – 2014 berkisar 3,5

Juta Rupiah).

Sementara itu, PDRB per kapita menurut ADHK 2000

tahun 2014 mencapai 40,7 juta rupiah, atau tumbuh sebesar

1,4 juta dari tahun sebelumnya yang juga sudah menembus

39,3 juta rupiah. Artinya PDRB per kapita atas dasar harga

konstan tahun 2000 perbulan secara rata-rata mencapai 3,3

jutarupiah untuk tahun 2014.

3.1.1.2. Tingkat Inflasi

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan

kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang

berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi

didasarkan pada indeks harga konsumen (IHK) yang dihitung dari

Survey Harga Konsumen (SHK) di 82 (delapan puluh dua) kota di

Indonesia yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan kota besar.

Adapun target survey tersebut mencakup 284-441 komoditas

barang dan jasa. Jika dari penghitungan indeks menunjukkan nilai

positif artinya terjadi kenaikan harga komoditas survey sehingga

dikenal terjadi inflasi. Sedangkan kondisi sebaliknya, dimana

harga-harga pada umumnya turun, disebut deflasi. Angka inflasi dan

deflasi disajikan pada tingkat provinsi dan kota dilaksanakannya

survei tersebut.Keadaan inflasi ataupun deflasi di Kabupaten

Murung Raya tercermin melalui data inflasi/deflasi di Kalimantan

(17)

Pada bulan Desember 2013 terjadi inflasi di Kota Palangka

Raya sebesar 1,47 persen. Laju inflasi “year on year” (Desember 2013 terhadap Desember 2012) adalah 6,45 persen. Kelompok

komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi

tertinggi adalah kelompok bahan makanan andil inflasi sebesar 3,81

persen; kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan

mempunyai andil inflasi sebesar 1,53 persen; kelompok perumahan,

air, listrik, gas dan bahan bakar memiliki andil inflasi sebesar 0,71

persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga andil inflasinya

sebesar 0,07 persen; serta kelompok kesehatan mempunyai andil

sebesar 0,20 persen.Sedangkan kelompok komoditas yang

mengalami penurunan harga dengan andil tertinggi antara lain :

kelompok sandang sebesar 0,20 persen dan kelompok makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau yang memiliki andil penurunan

sebesar 0,12 persen. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Palangka Raya antara

lain angkutan udara, ikan gabus, daging ayam ras, ikan baung dan

udang basah. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan

harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain tempe, bawang

putih, garam, emas perhiasan dan semangka.

Pada bulan Desember 2013 terjadi inflasi di Sampit sebesar

1,03 persen. Laju inflasi “year on year” (Desember 2013 terhadap Desember 2012) adalah 7,25 persen. Komoditas yang mengalami

kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Sampit selama

bulan Desember 2013 antara lain :udang basah, jagung muda,

bawang merah, ikan tongkol dan daun singkong. Sedangkan

komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi

tertinggi antara lain : tahu mentah, nangka muda, gula pasir,

wortel dan terong panjang.

Pada bulan Desember 2013 keadaan inflasi di Kalimantan

(18)

Kota Sampit mengalami inflasi sebesar 1,28 persen dan laju inflasi

“year on year” adalah 6,79 persen. Sementara Murung Raya belum

melakukan penghitungan inflasi secara mandiri maka inflasi “year

on year”yang terjadi di Kabupaten Murung Raya mengacu pada

inflasi Kalimantan Tengah yakni sekitar 6,79 persen.

Bila dilihat dari faktor jarak dan infrastruktur ke kota Puruk

Cahu Kabupaten Murung Raya, maka dapat diperkirakan bahwa

inflasi di Kabupaten Murung Raya tahun 2013 pada Desember 2013

berada di sekitar dan atau lebih besar dari 1,28 persen yang

merupakan inflasi Desember 2013 Kalimantan Tengah. Sedangkan

besaran inflasi dari 8 kota IHK di Kalimantan yang menghitung

inflasi pada bulan Desember 2013, secara berurutan yaitu di Kota

Banjarmasin 1,23 persen; Palangka Raya 1,47 persen; Sampit 1,03

persen; Balikpapan 1,31 persen; Tarakan 0,63 persen; Singkawang

0,59 persen; Samarinda 0,24 persen dan Pontianak 1,23 persen.

Perubahan harga barang dan jasa di Murung Raya masih

sangat tergantung pada kemudahan aksesibilitas dari tempat asal

barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Murung Raya yang

notabene sebagian besar komoditi konsumsi masih dipasok dari

daerah lain. Jika terjadi gangguan atau rusaknya sarana dan

prasarana aksesibilatas tersebut maka akan langsung berpengaruh

pada harga barang dan jasa di Murung Raya. Di mana inflasi yang

ekstrim akan berdampak pada perekonomian masyarakat di

antaranya yaitu turunnya daya beli masyarakat terutama yang

pendapatannya cenderung tetap, masyarakat yang memiliki uang

tunai akan cenderung rugi karena nilai riil uang semakin turun,

kreditur akan dirugikan jika bunga pinjaman lebih rendah daripada

inflasi dan nilai inflasi yang terlalu tinggi dapat menurunkan volume

(19)

Dengan demikian inflasi yang tinggi akan melemahkan

kinerja industri manufaktur dan UMKM di Kabupaten Murung Raya,

karena biaya bahan baku dan upah tenaga kerja di wilayah ini

menjadi lebih mahal. Pengaruh inflasi yang terasa paling parah di

Kabupaten Murung Raya yaitu bagi masyarakat di pedalaman. Oleh

karena itu program yang perlu dipertajam dalam RKPD Murung

Raya tahun 2017adalah program pengembangan dan peningkatan

insfrastruktur jalan darat ke wilayah pedesaan untuk mengurangi

kesenjangan antar daerah dan desa.

3.1.1.3. Sumbangan Sektoral

1) Sumbangan Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan

Sektor ini mencakup sub sektor tanaman bahan

makanan (tabama), tanaman perkebunan, peternakan dan

hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Sektor pertanian

merupakan sektor yang memberikan andil cukup besar dalam

perekonomian Murung Raya.

Sebelum tahun 2008, sektor pertanian merupakan

leading sektor dalam perekonomian Murung Raya. Namun

semenjak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 posisi leading

sektor digeser oleh sektor pertambangan dan penggalian.

Pada tahun 2008 kontribusi sektor pertanian sebesar

30,83 persen terhadap total perekonomian Murung Raya.

Kontribusi tersebut terus menurun dari tahun ke tahun sampai

dengan tahun 2014. Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian

tinggal 14,1 persen, tahun 2011 kembali turun menjadi 12,88

persen. Pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan

kontribusi 12,39 persen dan pada tahun 2013 tinggal 12,12

(20)

Kontribusi dominan dalam sektor ini disumbang oleh sub

sektor tanaman perkebunan, meskipun nilainya juga terus

menurun dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun

2014. Pada tahun 2014 kontribusi sub sektor tanaman

perkebunan terhadap PDRB Murung Raya sebesar 12,28 persen

yang mengalami perbaikan kembali diposisi terendah ditahun

2012 dan tahun 2013. Komoditi yang termasuk di dalam sektor

ini antara lain karet, kelapa, kopi, tebu dan lain sebagainya.

Dari komoditi-komoditi tersebut produksi karet memberikan

andil terbesar di sub sektor tanaman perkebunan, sehingga bila

terjadi perubahan volume produksi atau harga akan sangat

berpengaruh terhadap sub sektor ini. Sub sektor ini juga

merupakan andalan sumber mata pencaharian bagi sebagian

besar masyarakat Murung Raya.

Total produksi karet Murung Raya sepanjang tahun 2014

menurut data dari instansi terkait mencapai 31.656,53 ton.

Jumlah tersebut yang digarap sebanyak 12.746 keluarga petani

karet yang tersebar di seluruh wilayah Murung Raya dan

hampir 50 persen rumah tangga yang berada di Murung Raya.

Pada tahun tersebut mengalami penurunan sekitar 5 persen

dibanding tahun 2013 yang mencapai produksi 33.467,02 ton.

Produktifitas karet Murung Raya bernilai sekitar 6 kwintal

perhektarnya, namun nilainya cenderung terus menurun dari

tahun ke tahun.

Di urutan kedua, sub sektor kehutanan memberi

kontribusi sebesar 3,31 persen terhadap PDRB Murung Raya

2014. Dalam kurun waktu 2010 sampai dengan 2014 kontribusi

sub sektor ini terus mengalami penurunan, diduga akibat

semakin ketatnya pemberian sanksi atas illegal logging.

Termasuk di dalam sub sektor ini adalah kayu gelondongan,

(21)

Selain dua sub sektor di atas, komponen lain dari sektor

ini adalah sub sektor perikanan yang pada tahun 2014

memberikan andil sebesar 1,22 persen, sub sektor tanaman

bahan makanan sebesar 1,04 persen serta subsektor

peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 0,69 persen terhadap

perekonomian total Murung Raya.

Untuk lebih jelasnya distribusi persentase sektor

pertanian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6. Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun2010-2014(Persen)

Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013*) 2014**)

1 2 3 4 5 6

PERTANIAN, KEHUTANAN dan

PERIKANAN 14,19 12,88 12,39 12,12 12,28

Pertanian, Perternakan,

Perburuan dan Jasa Pertanian 9,25 8,46 8,07 7,82 7,76

1 Tanaman Pangan 1,21 1,09 1,07 1,08 1,04

2 Tanaman Hortikultural 0,65 0,61 0,64 0,64 0,66

3 Perkebunan Tahunan 6,24 5,71 5,31 5,04 5

4 Peternakan 0,77 0,69 0,7 0,71 0,69

5 Jasa Pertanian dan Perburuan 0,38 0,37 0,36 0,35 0,37

6 Kehutanan dan Penebangan Kayu 3,78 3,34 3,16 3,13 3,31

7 Perikanan 1,16 1,07 1,15 1,16 1,22

Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya

Keterangan : *} Angka Sementara

*) Angka Sangat Sangat Sementara

Dirasa perlu adanya kebijakan untuk meningkatkan

produksi pertanian, seperti halnya tanaman bahan makanan,

karena selama ini hasil tanaman bahan makanan yang

(22)

besar berasal dari luar daerah Murung Raya, hal ini secara tidak

langsung akan meningkatkan ketergantungan terhadap daerah

lain, akibatnya jika stok tidak stabil, masyarakat akan menjadi

korban peningkatan harga yang dengan kata lain dapat

menurunkan daya beli masyarakat.

2) Sumbangan Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini mencakup sub sektor pertambangan minyak

dan gas bumi, sub sektor pertambangan non migas dan sub

sektor penggalian. Khusus untuk sub sektor pertambangan

minyak dan gas bumi tidak dibahas dalam publikasi ini, karena

keberadaannya belum pernah diketahui di Murung Raya.

Sektor pertambangan dan penggalian merupakan

penyumbang terbesar terhadap PDRB Murung Raya tahun

2014. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap

perekonomian Kabupaten Murung Raya pada tahun 2014

sebesar 53,33 persen. Sub kategori yang memberikan

kontribusi paling besar terhadap total PDRB Kabupaten Murung

Raya adalah Pertambangan Batubara dan Lignit yaitu sebesar

45,96 persen. Kemudian lapangan usaha dengan kontribusi

terbesar berikutnya adalah Sub Kategori Pertambangan Bijih

Logam dengan nilai kontribusi sebesar 0,67 persen perannya

dalam sektor ini.

Tabel 3.7 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kabupaten Murung Raya, Tahun 2010-2014 (Persen)

Sektor/Sub Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

(23)

Pertambangan dan Penggalian 52,82 55,66 55,93 55,26 53,33

1 Pertambangan, Batubara dan Lignit 44,72 46,7 46,16 46,42 45,96

2 Pertambangan Bijih Logam 7,46 8,37 0,61 0,63 0,67

3 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0,64 0,58 0,61 0,63 0,67

Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya

Produksi pertambangan emas dan perak Murung Raya

2012 merupakan yang terbesar di Kalimantan Tengah,

sedangkan produksi batu baranya berada di urutan kedua.

Namun perlu dikaji lebih jauh sumbangan sektor ini terhadap

kesejahteraan masyarakat Murung Raya. Apakah hasil produksi

dari sektor ini benar-benar dinikmati oleh masyarakat Murung

Raya, atau justru seluruh hasilnya dinikmati oleh pihak lain.

Selain itu perlu diperhatikan juga apakah kerusakan lingkungan

yang diakibatkan adanya aktifitas pertambangan setara dengan

hasil yang diperoleh. Sekiranya sangat perlu diperhatikan juga

kelestarian lingkungan bagi daerah yang digunakan untuk

aktifitas pertambangan.

3) Sumbangan Sektor Industri Pengolahan

Perekonomian Murung Raya tidak dapat dipisahkan dari

peranan sektor industri pengolahan, seperti halnya sektor

Pertambangan dan penggalian, pada sektor ini hanya

mencakup sub sektor industri non migas, karena di Murung

Raya tidak terdapat industri migas.

Tabel 3.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Industri Pengolahan 2011 – 2014 (Persen)

Kategori / Sub Kategori

2011 2012 2013 2014

(24)

IndustriPengolahan 4,10 2,57 4,58 9,99

1. Industri Non Migas 4,10 2,57 4,58 9,99

Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya

Jika dilihat dari Laju pertumbuhannya, bisa dikatakan

sektor ini bergairah, karena kontribusinya mengalami pasang

surutakan tetapi di tahun 2014 mengalami peningkatan. Tahun

2011 sektor ini memberi kontribusi sebesar 4,10 persen, tahun

2012 menurun menjadi 2,57 persen, sedangkan pada tahun

2013 mengalami peningkatan menjadi 4,58 persen dan puncak

tertinggi mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu

sebesar 9,99 Persen.

Industri pengolahan yang terdapat di Kabupaten

Murung Raya adalah industri kecil menengah dan rumah rumah

tangga. Jenis usaha antara lain adalah industri anyaman rotan

dan bambu, penggilingan padi, moulding, pengolahan

makanan, industri batu bata dan lain-lain. Diperlukan usaha

keras untuk terus meningkatkan kontribusi ini, seperti

mengasah ketrampilan dan kewirausahaan, menyediakan

pinjaman modal dengan bunga lunak, mempermudah

mendapatkan bahan baku dan penolong dari dalam atau luar

daerah, serta pemasaran produk dan lain sebagainya. Karena

pada dasarnya masyarakat enggan untuk mengolah bahan

baku menjadi barang jadi maupun setengah jadi, dikarenakan

tingginya biaya antara yang harus dikeluarkan.

4) Sumbangan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor ini merupakan sektor yang menunjang seluruh

kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong

aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan

(25)

dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan

sebagiannya lagi oleh listrik Non PLN. Untuk air bersih

diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ,

sedangkan produksi gas dihasilkan oleh Perusahaan Gas Negara

(PGN), namun di Murung Raya sampai dengan saat ini belum

terdapat Perusahaan Gas Negara.

Peran sektor listrik, gas dan air bersih terhadap

pembentukan PDRB Murung Raya pada periode tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 merupakan yang paling kecil

diantara delapan sektor lainnya. Ditambah lagi, peran sektor ini

pada tahun 2013 tidak mengalami peningkatan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 0,01 persen.

Tabel 3.9 Distribusi Persentase PDRB Sektor Listrik dan Gas Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2010-2014 (Persen)

Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengadaan Listrik, Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02

1. Ketenagalistrikan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

2.Pengadaan Gas dan produksi Es 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya

Tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan salah

satu sarana penting dalam menunjang berbagai kegiatan

masyarakat, baik di bidang ekonomi, sosial budaya dan bahkan

pendidikan. Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik, aktivitas

masyarakat di malam hari akan lebih beragam. Mereka dapat

mengakses televisi untuk kebutuhan informasi dan hiburan,

(26)

dan juga tidak menutup kemungkinan adanya kegiatan

ekonomi yang bisa dilakukan di malam hari.

Data yang dihimpun dari instansi terkait, dari total 125

desa/kelurahan yang ada di Murung Raya, sampai dengan

tahun 2014 baru sebanyak 90 desa/kelurahan yang sudah

teraliri listrik, baik dari PLN maupun non PLN. Sisanya sebanyak

35 desa belum teraliri listrik.

5) Sumbangan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Selain pada kategori pengadaan listrik dan gas, sektor

pengadaan air juga sektor vital yang menunjang aktivitas

ekonomi serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

Pengadaan air bersih dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) di Kabupaten Murung Raya.Dalam kategori ini,

mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan

pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk

kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan

pengumpulan, penjernihan, pengolahan air dan sungai, danau,

mata air, hujan dan lain-lain. Tidak termasuk pengoperasian

peralatan irigasi untuk keperluan pertanian.

Nilai PDRB nominal kategori Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulangselama 2010-2014 mengalami

peningkatan setiap tahunnya, namun dalam nilai kontribusi

setiap tahunnya terhadap perekonomian yang hanya sekitar

0,04 persen setiap tahunnya. Laju pertumbuhan ekonomi pada

kategori ini mengalami perlambatan yang sangat signifikan

pada tahun 2014 jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Walaupun kategori ini tidak memberikan dampak yang besar

(27)

sektor ini merupakan sektor yang penting dalam memenuhi

kebutuhan dasar masyarakat. Jika ketersediaan air tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka aktivitas

ekonomi masyarakat tidak dapat berjalan sebagai mana

mestinya, secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi

jalannya perekonomian di Kabupaten Murung Raya.

6) Sumbangan Sektor Bangunan/Konstruksi

Output sektor bangunan, merupakan output yang paling

mudah untuk diamati perkembangannya. Dari tahun ke tahun,

output sektor ini terlihat nyata perkembangannya, baik yang

dihasilkan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Mulai

dari jalan raya, jembatan, gedung-gedung kantor, hotel,

pertokoan, perumahan, fasilitas umum dan lain lain.

Selama periode 2010 hingga 2014, nilai kontribusi yang

diberikan ternyata tidak terlalu banyak mengalami perubahan,

nilai kontribusi yang diberikan pada perekonomian Kabupaten

Murung Raya berkisar antara 5 persen hingga 7 persen.

7) Sumbangan Sektor Perdagangan Besar dan Ecer, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Dalam lima tahun terakhir, yaitu tahun 2010 hingga

tahun 2014 sumbangan yang diberikan oleh Kategori

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor terhadap perekonomian Kabupaten |Murung Raya tidak

mengalami banyak perubahan yakni berkisar antara 5 persen

hingga 6 persen.Dari nilai tersebut, dalam rentang periode yang

sama sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil

dan Sepeda Motor memberikan kontribusi yang lebih besar

dibanding sub kategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan

(28)

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor terhadap

perekonomian Kabupaten Murung Raya menduduki

urutankeempat setelah sektor konstruksi. Adapun kontribusi

kategori ini terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya

adalah 5,28 persen, sedangkan menurut kategorinya sebesar

5,20 persen disumbang oleh kategori Perdagangan Besar dan

Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor. Sedangkan sisanya

sebesar 0,08 persen disumbang oleh Sub Kotegori Perdagangan

Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya.

Secara lengkap kontribusi sektor Perdagangan, Besar

dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor disajikan dalam

tabel berikut :

Tabel 3.10 Distribusi Persentase PDRB Sektor Perdagangan, Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda MotorKabupaten Murung Raya Atas Dasar HargaBerlaku Tahun 2010-2014 (Persen)

Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6

Perdagangan, Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,17 5,22 5,21 5,03 5,28

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan

Reparasinya 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08

2 Perdagangan Besar dan Eceran Bukan

Mobil dan Sepeda Motor 5,09 5,14 5,14 4,95 5,20

Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya

8) Sumbangan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor Transportasi dan Pergudangan memiliki peranan

sebagai pendorong aktivitas setiap sektor ekonomi. Dalam era

(29)

kemajuan suatu daerah.Transportasi memiliki peran sebagai

jasa pelayanan bagi mobilitas perekonomian.

Terdapat empat dari enam sub kategori Transportasi dan

Pergudangan yang ada di Kabupaten Murung Raya yakni Sub

Kategori Angkutan Darat, Sub Ketegori Angkutan Sungai,

Danau dan Penyeberangan, Sub Kategori Angkutan Udara,

serta Sub Kategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan.

Secara lengkap kontribusi sektor pengangkutan dan

pergudangandisajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.11 Distribusi Persentase PDRB Transportasi dan Pergudangan Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2010-2014 (Persen)

Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6

Transportasi dan Pergudangan 4,04 3,67 3,41 3,16 3,14

1 Angkutan Darat 1,22 1,13 1,13 1,21 1,29

2 Angkutan Sungai, Danau &

Penyeberangan 2,61 2,34 2,06 1,74 1,63

3 Angkutan Udara 0,03 0,04 0,05 0,05 0,04

4 Pergudangan dan Jasa

Penunjang Angkutan 0,18 0,17 0,17 0,17 0,18

Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya

Dalam kurun waktu 2010 hingga 2014 kontribusi sektor

transportasi dan pergudangansemakin menurun. Pada tahun

2010 kontribusinya masih mencapai 4,04 persen dan semakin

menurun hingga pada tahun 2014 kontribusinya tinggal 3,14

persen. Penurunan ini diduga lebih dikarenakan adanya

peningkatan dari sektor lain yang lebih signifikan dibandingkan

dengan peningkatan nilai tambah sektor transportasi dan

(30)

Kontribusi sektor transportasi dan pergudangan masih

didominasi oleh sub sektor angkutan sungai, danau dan

penyeberangan. Dua sub sektor yang menarik untuk diamati

dalam sektor ini adalah sub sektor angkutan darat (jalan raya)

dan sub sektor angkutan sungai, danau dan penyeberangan.

Meski kontribusi sub sektor angkutan sungai, danau dan

penyeberangan lebih unggul dibandingkan dengan sub sektor

angkutan darat (jalan raya), namun besaran kontribusinya dari

tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Sebaliknya Jembatan Merdeka Murung Raya yang

diresmikan pertengahan tahun 2008 mampu sedikit

mendongkrak kontribusi angkutan darat (jalan raya), namun

sepertinya masyarakat masih enggan meninggalkan angkutan

sungai yang selama ini biasa mereka gunakan. Selain itu, akses

dari ibu kota kabupaten ke kecamatan, desa/kelurahan di

seluruh Murung Raya belum semuanya dapat dijangkau melalui

moda transportasi darat. Mengingat sebagian besar

desa/kelurahan yang ada di pelosok-pelosok berada di daerah

aliran sungai, serta belum ada jalur transportasi darat yang

dibuka, sehingga beberapa wilayah memang tidak ada pilihan

lain selain melalui transportasi sungai.

Penurunan kontribusi angkutan jalan raya juga ditunjang

oleh peningkatan di sub sektor angkutan udara. Waktu tempuh

Murung Raya – Palangka Raya melalui jalur darat selama 12 jam dapat disingkat menjadi kurang dari satu jam. Pada tahun

2012 jumlah penumpang pesawat yang berangkat adalah

sebanyak 8.983 orang, sedangkan penumpang datang

sebanyak 8.822, dengan frekuensi penerbangan tiga kali pulang

(31)

Dengan semakin baiknya infrastruktur jalan raya yang

menghubungkan Murung Raya dan Barito Utara, mobilisasi

masyarakat berkendaraan motor roda dua juga semakin

meningkat. Pada tahun 2012 tercatat ada 8.418 sepeda motor

di Murung Raya.Alternatif ini juga secara tidak langsung

mengurangi kontribusi sektor transportasi dan pergudangan di

Murung Raya.

9) Sumbangan Sektor Akomodasi dan Makan Minum

Kontribusi yang diberikan oleh Lapangan usaha Kategori

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum terhadap

perekonomian Kabupaten Murung Raya dari tahun 2010

hingga 2014 relatif sangat kecil yakni kurang dari satu persen

dari setiap tahunnya. Dari nilai kontribusi tersebut, hampir tiga

seperempatnya disumbang oleh subkategori Penyedia Makan

Minum setiap tahunnya, sedangkan sisa disumbang oleh

subkategori Penyedia Akomodasi. Walaupun demikian, nilainya

terus meningkat sedikit demi sedikit dari tahun ke tahun. Hal ini

disebabkan oleh semakin banyaknya penyedia makanan dan

minuman serta menggunakan fasilitas hotel dan penginapan

oleh masyarakat.

Tabel 3.12 Distribusi Persentase PDRB Kategori Penyedia Akomodasi dan Makan Minum Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2010-2014 (Persen)

Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6

Penyedia Akomodasi dan

Makan Minum 0,58 0,57 0,60 0,62 0,65

1 Penyediaan Akomodasi 0,16 0,16 0,16 0.15 0,17

2 Penyediaan Makan Minum 0,41 0,42 0,44 0,47 0,49

(32)

Pada tahun 2014, kategori Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Murung

Raya sebesar 0,65 persen, dari nilai tersebut sebesar 0,49

persennya merupakan kontribusi dari subkategori Penyediaan

Makan Minum dan sebesar 0,17 persen disumbangkan oleh sub

kategori Penyediaan Akomodasi.

10)Sumbangan Sektor Informasi Dan Komunikasi

Dalam era globalisasi peranan kategori Informasi dan

Komunikasi sangat vital serta menjadi indikator kemajuan

suatu daerah, terutama jasa telekomunikasi. Peranan kategori

ini terhadap perekonomian di Kabupaten Murung Rayaselama

tahun2010-2014 hanya memberikan kontribusi yang relatif

kecil yakni kurang dari dua persen.

Bila dilihat dari perkembangan kontribusi di subkategori

ini dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami peningkatan yang

kurang signifikan di tahun 2010 sebesar 0,89 persen ditahun

2011 sebesar 0,88 persen selanjutnya ditahun 2012 sebesar

0,98 persen jika dilihat perkembangan ini sangat tidak

bepengaruh di dalam perkembangan perekonomian

Kabupaten Murung Raya yang kembali meningkat sedikit

ditahun 2013 sebesar1,11 persen dan pada tahun 2014 juga

mengalami pergeseran sebesar1,17persen.

Jika dilihat dari peran penting Informasi dan Komunikasi

subkategori ini harus lebih ditingkatkan karena suatu daerah

akan dapat menikmati pengetahuan informasi dan komunikasi

baik dari dalam ataupun luar daerah untuk menghindari atau

menanggulangi Gaptek pada masyarakat. Karena sistem

teknologi semakin lama lebih canggih untuk masa globalisasi

(33)

11) Sumbangan Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Sektor ini disebut sebagai sektor finansial, karena secara

umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan

pengelolaan keuangan yang berupa penarikan dana dari

masyarakat maupun pengalirannya ( penyalurannya ) kembali.

Selama periode 2010 hingga 2014, lapangan usaha pada

kategori Jasa Keuangan dan Asuransi memberikan kontribusi

yang relatif sangat kecil terhadap total PDRB Kabupaten

Murung Raya. Dalam rentang waktu tersebut, kontribusi yang

diberikan oleh sektor kategori Jasa Keuangan dan Asuransi

dibawah satu persen. Dari nilai tersebut kegiatan ekonomi pada

Sub Kategori Jasa perantara keuangan menjadi penyumbang

mayoritas kontribusi perekonomian pada kategori jasa

keuangan dan asuransi ini.

Jika dilihat sisi kontribusinya terhadap perekonomian

total sub kategori yang paling dominan adalah jasa perantara

keuangan. Pada tahun 2014 kontribusinya sebesar 0,50 persen,

jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya cenderung

mengalami peningkatan. Kontribusi terbesar kedua dalam

sektor finansial ini adalah sub kategori asuransi dan dana

pensiun. Pada tahun 2014 kontribusinya mencapai 0,26 persen.

Secara lengkap kontribusi sektor Jasa Keuangan, dan

Asuransi disajikan dalam tabel berikut :

(34)

Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,65 0,60 0,66 0,78 0,77

1. Jasa Perantara Keuangan 0,38 0,35 0,41 0,52 0,50

2. Asuransi dan Dana Pensiun 0,26 0,24 0,25 0,25 0,26

3. Jasa Keuangan Lainnya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

4. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya

Jika dilihat dari sisi kontribusinya terhadap perekonomian

total, sektor jasa keuangan dan asuransi pada kurun waktu

2010 sampai dengan 2014 cenderung stabil. Pada tahun 2010

kontribusi sektor ini sebesar 0,65 persen dan sempat

mengalami penurunan menjadi 0,60 persen pada tahun 2011,

0,66 persen pada tahun 2012, hingga tahun2013 kontribusinya

meningkat kembali sebesar 0,78 persen. Meski kembali ke

posisi sedikit menurun tahun 2014 sebesar 0,77 persen yang

hanya terjadi penurunan pada posisi 0,01 persen dari tahun

2013.

11)Sumbangan Sektor Real Estate

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Murung Raya ADHK

2010 kategori real estate mengalami perlambatan pada tahun

2014 yaitu sebesar 4,91 persen dibanding pada tahun 2011

sebesar 8,78 persen, namun tetap menunjukan pertumbuhan

yang positif dengan nilai diatas 3 persen. Jika dilihat dari

kontribusi yang diberikan oleh kategori Real Estate terhadap

perekonomian Kabupaten Murung Raya selama lima tahun

terakhir, ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan

(35)

12) Sumbangan Sektor Jasa Perusahaan

Nilai kontribusi yang diberikan oleh kategori jasa

perusahaan relatif sangat kecil yaitu kurang dari setengah

persen setiap tahunnya.Hal ini menunjukkan bahwa peran

kategori jasa perusahaan relatif sangat kecil dibanding peran

kategori-kategori lainnya pada perekonomian Kabupaten

Murung Raya. Laju pertumbuhan kategori jasa perusahaan

terus mengalami perlambatan dari tahun 2011 hingga tahun

2014. Pada tahun 2011 nilai laju pertumbuhan mencapai 5,02

persen kemudian mengalami perlambatan hingga menjadi 0,56

persen pada tahun 2014.

Diperkirakan perusahaan-perusahaan yang berada

didalam wilayah Kabupaten Murung Raya mulai mengurangi

aktivitas kegiatan mereka, dikarenakan kondisi pasar global

yang cenderung tidak stabil khususnya dibidang pertambangan.

Sehingga mereka me-non aktifkan perusahaan untuk

sementara.

13) Sumbangan Sektor Pemerintahan

Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya

pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi

pemerintah termasuk juga perundang-undangan dan

penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan

menurut peraturannya. Selama tahun 2010 – 2014 peranan

kategori ini relatif stabil dengan menunjukkan sedikit

peningkatan dengan nilai kontribusi secara berturut-turut

sebesar 3,21 persen; 3,12 persen; 3,26 persen; 3,43 persen

dan 3,62 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya selalu

(36)

sebesar 6,26 persen pada tahun 2011 menjadi 7,83 persen

pada tahun 2014.

14) Sumbangan Sektor Jasa Pendidikan

Selama periode 2010 hingga 2014, kontribusi Kategori

Jasa Pendidikan tidak mengalami perubahan yang signifikan

dengan nilai kontribusi sekitar empat persen. Pada tahun 2014

kontribusi ini menyumbang sebesar 4,28 persen terhadap total

perekonomian Kabupaten Murung Raya, sedikit mengalami

peningkatan dibanding pada tahun 2010 yang mencapai 4,24

persen. Laju pertumbuhan jasa pendidikan di Kabupaten

Murung Raya terus mengalami perlambatan dari tahun 2011

hingga tahun 2014. Nilai laju pertumbuhan ekonomi kategori

ini mencapai 6,53 persen pada tahun 2011, kemudian terus

mengalami perlambatan hingga mencapai 2,24 persen pada

tahun 2014.

15) Sumbangan Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Kategori ini mencangkup kegiatan penyediaan jasa

kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya.

Pada tahun 2014, kontribusinya terhadap perekonomian

Kabupaten Murung Raya sebesar 1,98 persen dengan laju

pertumbuhan sebesar 9,44 persen. Selama tahun 2010-2014

peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit

peningkatan, secara berturut-turut nilai kontribusinya adalah

1,80 persen; 1,72 persen; 1,76 persen; 1,86 persen; 1,98

persen. Dalam rentang waktu tersebut, nilai laju pertumbuhan

kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial selalu diatas lima

persen. Secara berturut-turut nilai laju pertumbuhan kategori

ini mulai tahun 2011 hingga 2014 adalah 8,75 persen; 7,98

(37)

16) Sumbangan Sektor Jasa Lainnya

Kontribusi Jasa Lainnya terhadap perekonomian Kabupaten

Murung Raya relatif kecil (kurang dari dua persen). Nilai

kontribusi kategori Jasa Lainnya secara berturut-turut dari

tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah 1,65 persen; 1,56

persen; 1,62 persen; 1,74 persen dan 1,81 persen. Sedangkan

laju pertumbuhannya selama 2011 sampai dengan 2014 selalu

positif dan berfluktuatif dengan nilai secara berturut-turut

yakni 5,56 persen; 6,41 persen; 6,15 persen dan 6,62 persen.

3.1.1.4. Indikator Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi A. Laju Pertumbuhan Ekonomi (ADHK-2010)

Pada tahun 2011 angka laju pertumbuhan ekonomi

(ADHK - 2010) di Kabupaten Murung Raya yaitu sebesar

7,70%. Selanjutnya pada tahun 2012 menurun sebesar

6,82%, kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi

6,43%, kemudian pada tahun 2014 kembali melemah sebesar

6,00%.Pada tahun yang sama yaitu tahun 2011 angka laju

pertumbuhan ekonomi (ADHK- 2010) di Provinsi Kalimantan

Tengah yaitu sebesar 7,01 %, dan pada tahun 2012 melemah

sebesar 6,87%, kemudian pada tahun 2013 kembali melemah

sebesar 7,38%, dan ditahun 2014 semakin melemah pada

posisi 6,21% (lihat tabel berikut) :

Tabel 3.14. Angka Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi (ADHK - 2010) Kabupaten Murung Raya Tahun 2010 – 2014

No Daerah 2011 2012 2013 2014

(38)

1 Kabupaten Murung Raya 7,70 6,82 6,43 6,00

2 Provinsi Kalimantan Tengah 7,01 6,87 7,38 6,21

Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa pencapaian angka

laju pertumbuhan ekonomi (AHK- 2010) di Kabupaten Murung

Raya tahun 2011–2014 menunjukkan kecenderungan semakin

menurun. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Murung Raya

memang berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Tengah.

Faktor penyebab angka laju pertumbuhan ekonomi

(ADHK- 2010) di Kabupaten Murung Raya periode tahun

2009 – 2011 lebih rendah dibandingkan dengan provinsi

Kalimantan Tengah yaitu karenaprogram pengembangan

investasi sektor rill di daerah lebih diarahkan pada investasi

jangka panjang, sehingga dalam jangka pendek (1-2 tahun)

belum berhasil menunjukkan kenaikan produksi. Selain itu

karena Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten yang

baru dan jauh dari akses pelabuhan, sehingga ekspor masih

belum terealisasi; dan juga sektor-sektor ekonomi yang

mampu memberikan nilai tambah masih belum banyak

berkembang.

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Murung Raya, maka melalui RKPD tahun 2017 ini, disamping

tetap dilakukan pengembangan sektor pertanian dalam arti

luas, dan pengembangan sektor pertambangan; juga

dilakukan melalui pengembangan sektor perdagangan

(ekspor), meningkatkan belanja rumah tangga (belanja

konsumen), investasi, dan belanja pemerintah.

Pengembangan investasi dapat dilakukan melalui

(39)

sektor-sektor tradisional. Pengembangan investasi pada

sektor-sektor tradisional diperlukan dalam rangka

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

B. PDRB Perkapita Kabupaten Murung Raya 2010 – 2014 Berdasarkan ADHK 2010

Pada tahun 2010Pendapatan Regional Perkapita di

Kabupaten Murung Raya yaitu sebesar Rp. 34.890.527,57.

Selanjutnya pada tahun 2011 naik menjadi sebesar Rp.

36.469.728,63 kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi

sebesar Rp. 37.930.152,69. Pada tahun 2013 juga mengalami

kenaikan sebesar Rp 39.370.106,41 dan ditahun 2014 terus

meningkat menjadi Rp 40.716.428,63.

Program peningkatan pertumbuhan pendapatan

perkapita yang perlu dipertajam dalam RKPD Murung Raya

tahun 2017 terutama pada aspek pemerataan pendapatan,

yaitu melalui penajaman program peningkatan keterampilan,

program peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan

program alih teknologi pada sektor-sektor ekonomi rakyat

(sektor tradisional).

C. Infrastruktur

Pada tahun 2013 panjang jalan darat dengan kondisi

baik di Kabupaten Murung Raya yaitu sebesar 141,71 Km dan

pada tahun 2014 data panjang jalan menurut ruas masih

belum Update. Selama periode tahun 2013-2014 total prediksi

panjang jalan darat juga mengalami peningkatan. Sementara

itu sampai dengan kondisi tahun 2013 panjang jalan

kabupaten yang kondisinya baik cenderung meningkat seiring

(40)

tahunnya, peningkatan tersebut juga diikuti total panjang

jalan kabupaten sehingga mencerminkan penambahan ruas

jalan baru terus berjalan. Hal ini perlu terus ditingkatkan

untuk menunjang perekonomian masyarakat yang nantinya

akan meratakan taraf perekonomian masyarakat Murung

Raya.

Utamanya daerah pedalaman perlu adanya gebrakan

atau program percepatan peningkatan infrastruktur yang

utamanya jalan darat sehingga masyarakat tidak lagi

kesulitan dalam hal pemasaran produk usahanya maupun

dalam proses mendatangkan sarana produksi lainnya.

Tabel 3.15. Panjang Jalan Kabupaten Berdasarkan Kondisi Tahun 2013 – 2014 (dalam Km)

NO Kondisi Jalan Panjang (Km)

2013 2014

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 )

1 Baik 141,71 -

2 Sedang 56,34 -

3 Rusak Ringan 347,74 -

4 Rusak Berat 298,83 -

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum

Masalah pembangunan infrastruktur (jalan) di

Kabupaten Murung Raya yaitu masih banyak dijumpai panjang

jalan dalam kondisi buruk (belum tuntas). Secara umum

masalah pembangunan infrastruktur (jalan) di Kabupaten

Murung Raya tahun 2010 – 2014 dapat dikatakan belum dapat

memenuhi secara tepat akan kebutuhan infrastruktur (jalan

dan jembatan) bagi masyarakat. Kriteria ketepatan ini

mencakup waktu, kualitas, kuantitas dan lokasi.

Sasaran pembangunan daerah bidang infrastruktur

dalam RKPD tahun 2017 ini yaitu pemenuhan secara tepat

(41)

masyarakat. Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, maka

program pengembangan dan peningkatan insfrastruktur masih

perlu di pertajam, dengan sasaran prioritas : (1)

meningkatnya kualitas jalan dan jembatan pada ruas jalan

antar kota kabupaten dan kecamatan, (2) meningkatnya

kuantitas (panjang dan lebar) jalan dan jembatan pada ruas

jalan dan jembatan antar kecamatan dengan perdesaan.

3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun 2017

Di sini akan dilakukan identifikasi tantangan dan prospek

perekonomian Kabupaten Murung Raya, khususnya pada tahun

rencana (2016) dan 1 (satu) tahun setelah tahun rencana (2017),

antara lain dengan terlebih dahulu mengadakan analisis atas

kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan juga kondisi

eksternal (peluang dan ancaman) terhadap pencapaian

tujuan-tujuan pembangunan daerah. Hasil analisis ini digunakan

sebagai pertimbangan dalam memperkirakan proyeksi keuangan

daerah serta perkiraan kerangka pendanaan untuk tahun

mendatang (2017).

3.1.2.1. Tantangan

Pembangunan ekonomi Murung Raya tahun 2017masihakan

menghadapi berbagai tantangan yang berasal dari faktor

lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang terjadi

sebagai berikut :

1) Tantangan meningkatkan stabilitas ekonomi makro.

Tantangan ini sangat tergantung dari pemulihan gejolak

ekonomi di negara-negara Eropa. Dampak penurunan ekspor

(42)

berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Meningkatnya

angka pengangguran di negara-negara tujuan ekspor tersebut

akan berdampak menurunkan permintaan yang selanjutnya

akan menurunkan ekspor dari dalam negeri termasuk dari

Kabupaten Murung Raya.

2) Tantangan meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi sangat signifikan dipengaruhi oleh

investasi; dan investasi baik di sektor riil maupun di sektor

finansial tergantung dari kondisi iklim investasi yang kondusif.

Tantangan ini cukup berat mengingat pengembangan

investasi di Kabupaten Murung Raya sangat tergantung

dengan kepastian tata ruang, baik provinsi maupun

kabupaten. Komitmen perbaikan iklim investasi tersebut telah

dilakukan pemerintah dengan mengadakan perbaikan di

bidang peraturan daerah termasuk percepatan pengesahan

tata ruang, pelayanan, dan penyederhanaan prosedur

termasuk penyederhanaan birokrasi.

3) Tantangan penyediaan infrastruktur yang cukup memadai dan

berkualitas. Tantangan ini cukup berat mengingat di satu sisi

wilayah Kabupaten Murung Raya cukup luas, namun dana

pembangunan infrastruktur masih terbatas. Pembangunan

infrastruktur ini merupakan prasyarat agar dapat mencapai

tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai akan memperlancar

arus barang dan orang. Keadaan infrastruktur yang baik dan

lancar sangat membantu untuk menurunkan unit biaya

angkut, sehingga turut meningkatkan daya saing produk

lokal.

4) Tantangan meningkatkan volume perdagangan dalam negeri

Gambar

Tabel 3.1 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Laju
Tabel 3.3 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

In the Europe most countries prefer hole game (players shoot marbles to the hole), in America and United Kingdom the game called Ringer is more popular (the object of the game is

Apabila dalam waktu tersebut perusahaan Saudara tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka perusahaan Saudara

A look at different types of yacht charter on the market - flotilla sailing, skippered yacht charter, crewed yacht charter, bareboat yacht

Apabila dalam waktu tersebut perusahaan Saudara tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka perusahaan Saudara

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis, evaluasi harga serta evaluasi penilaian kualifikasi penawaran oleh Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Bidang Bina Marga Dinas

Tandem jumping can be less frightening than an accelerated free fall, and many people opt to start out with a tandem jump in order to get a taste of what skydiving is like

Because society tends to only honor the big-star players, the organization makes sure all players are recognized as individuals who were important to their teams, our society and

Menunjukan Dokumen Asli (Ya/Tidak) Legalisir (Ya/ Tidak) Menyerahkan Copy KETERANGAN. (Sah/