BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi Kabupaten Murung Raya ditujukan untuk
mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Bupati Kabupaten
Murung Raya periode 2013 - 2018, serta isu strategis daerah, sebagai payung
untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan
dilaksanakan pada tahun 2017.
Di dokumen RPJPD tahun 2008 – 2028 telah dikemukakan arah kebijakan
yang terkait dengan pembangunan ekonomi yaitu kebijakan umum dan program
untuk mewujudkan masyarakat Murung Raya yang maju, mandiri dan sejahtera.
Maju dalam hal peningkatan fasilitas wilayah/infrastruktur, peningkatan
pelayanan dasar, peningkatan kemajuan seni budaya dan olah raga dan
peningkatan iklim berinvestasi.Mandiri dalam hal kemampuan dan ketangguhan
dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara, terwujudnya
ekonomi daerah yang bertumpu pada kemampuan serta potensi sumber daya
daerah yang ada serta memiliki kepribadian bangsa dan identitas budaya
Indonesia yang berakar dari potensi budaya daerah.Sejahtera dalam hal
peningkatan kemampuan ekonomi daerah, peningkatan kesejahteraan sosial dan
peningkatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka
disusun berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan untuk
menghadapi tantangan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah
pembangunan daerah Tahun 2017 dapat dicapai sesuai dengan sasaran program
(1) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Perhubungan
Peningkatan pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
darat, sungai, dan udara,
Peningkatan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
LLAJ,
Peningkatan pelayanan angkutan darat, sungai dan udara,
Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan,
Peningkatan pengendalian dan pengamanan lalu lintas darat, sungai
dan udara,
Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaran bermotor, kapal motor,
dan pesawat udara.
(2) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Tenaga Kerja
Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja,
Peningkatan kesempatan kerja,
Optimalisasi perlindungan dan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan.
(3) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi
Terwujudnya peningkatan kualitas iklim usaha kecil menengah yang
kondusif,
Terwujudnya peningkatan keunggulan kompetitif usaha kecil
menengah,
Terwujudnya peningkatan kualitas sistem pendukung usaha bagi
usaha mikro kecil menengah,
Terwujudnya peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
(4) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Penanaman Modal
Peningkatan promosi dan kerjasama investasi,
Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi,
Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang investasi
(5) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan,
Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan,
Peningkatan partisipasi dalam membangun desa,
Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa,
Peningkatan peran perempuan di perdesaan.
(6) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Pertanian (arti luas)
Peningkatan kesejahteraan petani,
Peningkatan ketahanan pangan,
Peningkatan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan,
Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak,
Peningkatan produksi hasil peternakan,
Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan,
Peningkatan penerapan teknologi peternakan,
Pengembangan budidaya perikanan,
Pengembangan sistem penyuluhan perikanan,
Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan,
Pengembangan kawasan budidaya air tawar,
Peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya hutan,
Peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan,
Peningkatan pembangunan kawasan hutan industri,
Peningkatan pembinaan dan penertiban industri hasil hutan,
Optimalisasi perencanaan dan pengembangan hutan,
Peningkatan pemanfaatan potensi perkebunan,
Peningkatan dan rehabilitasi perkebunan rakyat,
Peningkatan pembangunan kawasan perkebunan,
(7) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Energi dan Sumber daya Mineral
Peningkatan pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan,
Peningkatan pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang
berpotensi merusak lingkungan,
Peningkatan pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan.
(8) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Perindustrian
Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi,
Peningkatan pembangunan industri kecil dan menengah,
Peningkatan kemampuan teknologi industri,
Optimalisasi penataan struktur industri,
Peningkatan pembangunan sentra-sentra industri potensial.
(9) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bidang Perdagangan
Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan,
Peningkatan kerjasama perdagangan internasional,
Peningkatan ekspor non migas,
Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri,
Peningkatan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan,
Pengurangan hambatan perdagangan.
Arah kebijakan ekonomi daerah di Kabupaten Murung Raya pada
masing-masing bidang tersebut akan dilakukan melalui kebijakan umum dan
program-program pembangunan tahun 2017 sebagai berikut:
1. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan perhubungan dilakukan
melalui program :
Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan,
Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
perhubungan,
Program peningkatan pelayanan angkutan,
Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas,
Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor.
2. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan kebijakan umum tenaga kerja
dilakukan melalui program :
Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja,
Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan,
Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja (PPKK).
3. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan usaha mikro kecil menengah
dan koperasi dilakukan melalui program :
Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi,
Program peningkatan akses pembinaan organisasi dan usaha koperasi
UMKM dan UKM,
Program fasilitas pembiayaan koperasi dan UMKM,
Program pengembangan sumber daya manusia koperasi dan UMKM.
4. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan penanaman modal dilakukan
melalui program :
Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi,
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi,
Program penciptaan iklim usaha yang kondusif kompetitif dan non
diskriminatif,
Program peningkatan penanaman modal asing dan penanaman modal
dalam negeri.
5. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan pemberdayaan masyarakat
dan desa dilakukan melalui program :
Peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan,
Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan,
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa,
Program percepatan pembangunan desa dan kelurahan,
Program Gerakan Membangun Desa Manggatang Utus (Gerbang Desamu),
Program pengembangan pemanfaatan potensi sumber daya lokal
perdesaan,
Program peningkatan koordinasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perusahaan (TSLP),
Program peningkatan kapasitas pos pelayanan teknologi (Posyantek)
tepat guna,
Program pengembangan jenis, spesifikasi dan adopsi teknologi tepat
guna (TTG),
Program pemberdayaan masyarakat desa tertinggal,
Program pemberdayaan masyarakat miskin,
Program pembinaan desa perbatasan.
6. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan pertanian (arti luas) dilakukan
melalui program :
Program peningkatan kesejahteraan petani,
Program Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan,
Program Peningkatan produksi hasil peternakan,
Program pengembangan agribisnis,
Program budidaya perikanan,
Program Pengembangan Usaha Tani Menetap,
Program pengawasan konservasi dan perlindungan sumber daya
perikanan,
Program peningkatan penerapan teknologi,
Program peningkatan sarana dan prasarana pertanian,
Program peningkatan kualitas sumber daya manusia,
Program peningkatan hasil produksi pertanian,
Program peningkatan produksi hasil peternakan,
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan,
Program peningkatan penanganan panen dan pasca panen,
Program peningkatan kualitas SDM petani dan petugas,
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
Program pengembangan pertanian di daerah terpencil dan rawan
pangan,
Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan,
Program rehabilitasi hutan dan lahan,
Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan,
Program Perencanaan dan Pengembangan Perkebunan,
Program pengembangan sarana dan prasarana perkebunan,
Program pengembangan agribisnis perkebunan,
Pengembangan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan,
Program pengembangan kebun masyarakat desa,
7. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan energi dan sumberdaya
mineral dilakukan melalui program :
Pembinaan dan pengusahaan bidang pertambangan umum,
Program bidang pengawasan pertambangan,
Program pemetaan dan konservasi pertambangan,
Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan.
8. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan perindustrian dilakukan
melalui program :
Program pengembangan industri kecil dan menengah,
Program pengembangan industri kerajinan dan industri rumah tangga.
9. Kebijakan umum meningkatkan pembangunan perdagangan dilakukan
melalui program :
Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan,
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri,
Program peningkatan dan pengembangan perdagangan dalam negeri,
3.1.1. Kondisi Ekonomi Kabupaten Murung Raya Tahun 2016 dan Perkiraan Tahun 2017
3.1.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu. Dengan kata lain
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah pada waktu tertentu.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi di
suatu wilayah pada suatu periode tertentu.
Secara makro, gambaran kondisi ekonomi Kabupaten
Murung Raya dapat diketahui melalui gambaran struktur ekonomi,
pertumbuhan ekonomi dan sumbernya, dan gambaran PDRB
perkapita.
A. Struktur Ekonomi
Perekonomian Murung Raya secara umum didominasi
oleh sektor primer, yaitu sektor pertanian serta sektor
pertambangan dan penggalian. Tahun 2007 sektor pertanian
lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertambangan dan
penggalian. Sektor pertambangan dan penggalian mulai
menggeser posisi pertama pada tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014.
Peran sektor pertanian terhadap perekonomian Murung
Raya sampai dengan tahun 2014 terus mengalami penurunan.
Larangan pembakaran lahan diduga sebagai faktor dominan
penyebab penurunan ini, karena masyarakat Murung Raya
terbiasa melakukan pembakaran lahan untuk membuka lahan
pertanian baru. Salah satu subsektor yang cukup dominan di
komoditas utamanya. Produksi subsektor perkebunan terus
mengalami penurunan di tahun 2014, namun penurunan
tersebut mengalami pengaruh yang sangat besar secara
bersamaan di sektor pertambangan juga mengalami penurunan
dari tahun 2012 mencapai 55,93 persen dan tahun 2013 naik
mencapai 56,26 persen sampai dengan tahun 2014 yang
kembali menurun mencapai 53,33 persen.
Tabel 3.1 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2010-2014 (Persen).
NO Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
1 Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan 14,19 12,88 12,39 12,12 12,28
2 Pertambangan dan
Penggalian 52,82 55,66 55,93 56,26 53,33
3 Industri Pengolahan 3,08 2,83 2,75 2,8 3,19
4 Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02
5 Air, Pengelolaan Sampah
dan Daur ulang 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
6 Bangunan/Konstruksi 6,26 5,77 5,79 6,38 7
7 Perdagangan Besar dan
15 Jasa Pendidikan 4,24 4,12 4,26 4,28 4,28
16 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
1,8 1,72 1,76 1,86 1,98
17 Jasa lainnya 1,65 1,56 1,62 1,74 1,81
Total 100 100 100 100 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya.
Pada tahun 2014 PDRB Murung Raya didominasi oleh
sektor pertambangan dan penggalian. Dihitung atas dasar
harga tahun berlaku, peran sektor pertambangan dan
penggalian terhadap PDRB Murung Raya tahun 2014 adalah
sebesar 53,33 persen.
Selama lima tahun terakhir sektor pertambangan dan
penggalian telah menggeser sektor pertanian sebagai leading
sektor bagi PDRB Murung Raya. Sayangnya sektor ini sebagian
besar modalnya adalah milik asing, sehingga kontribusi nyata
terhadap kesejahteraan masyarakat Murung Raya secara
langsung kurang dirasakan.
Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian dalam lima tahun
terakhir semakin menurun. Sektor yang terdiri dari pertanian
tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan ini dari tahun ke tahun secara rata-rata semakin
turun.
Sektor pertanian terdiri dari subsektor pertanian
tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan
dan kehutanan. Dari kelima subsektor tersebut, pertanian
memberi kontribusi yang beranjak stabil dalam peran sektor
pertanian. Produksi karet Murung Raya menurut data dari
instansi terkait penurunan dari tahun ke tahun. Namun jika
dibandingkan dengan produksi sektor pertambangan dan
signifikan, sehingga ditahun 2014 kembali mengalami
penurunan.
Sub sektor kehutanan merupakan motor kedua di sektor
pertanian, namun akibat kebijakan pelarangan illegal logging,
kontribusi subsektor ini terus menurun dari tahun ke tahun.
Disusul di urutan berikutnya, sektor perdagangan, hotel
dan restoran yang tidak mau ketinggalan dalam
meningkatkanperekonomian Murung Raya. Kontribusinya
sempat mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 5,03,
namun kembali meningkat pada tahun 2014 yaitu sebesar 5,28
dengan sub sektor perdagangan. Sektor ini mempunyai peran
penting dalam perekonomian Murung Raya, mengingat
kurangnya produktivitas sektor-sektor sekunder. Dengan
demikian kebutuhan masyarakat akan output sektor sekunder
dapat dipenuhi melalui sektor perdagangan.
Di urutan berikutnya, sektor jasa memberikan peran
yang cukup besar terhadap perekonomian Murung Raya
dengan sub sektor jasa Pendidikan umum sebagai kontributor
terbesarnya.
Keempat sektor tersebut di atas kontribusi dominan
dalam sektor ini disumbang tanaman perkebunan, meskipun
juga nilainya juga terus menurun dalam kurun waktu tahun
2010 sampai tahun 2014. Pada tahun 2014 kontribusi sub
sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Murung
Raya sebesar 5,00 persen.
B. Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Indonesia secara umum, termasuk
Kalimantan Tengah pada tahun 2014 tumbuh lebih lambat
demikian halnya dengan perekonomian Murung Raya pada
tahun 2013 PDRB Kabupaten Murung Raya tumbuh semakin
melambat.
Laju pertumbuhan PDRB tahun 2013 Kabupaten Murung
Rayamengalami perlambatan sebesar 6,43 persen, melambat
kembali 6,00 persen pada tahun2014. Sedangkan PDRB
Kalimantan tengah di tahun yang sama tumbuh sebesar 6,21
persen, melambat setelahmengalami pertumbuhan dari 7,38
persen pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB atas dasar harga
konstan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Murung Raya dari
tahun 2010sampai dengan Tahun 2014 secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Murung Raya (Juta Rp;Persen) Tahun 2010-2014
Tahun PDRB ADHK(Juta Rp) Pertumbuhan(%)
(1) (2) (3)
2010 3.379.391,83
-2011 3.639.678,92 7,70
2012 3.887.840,65 6,82
2013 4.137.789,18 6,43
2014 4.386.136,56 6,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya
Nilai PDRB Murung Raya yang dihitung dengan harga
tahun dasar 2010 selama lima tahun terakhir selalu
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2013 nilai PDRB atas
dasar harga tahun 2010 sudah menembus nilai empat Juta
rupiah, dan terus meningkat pada tahun 2014. Namun jika
cenderung mengalami perlambatan.
Jika ditinjau menurut Laju pertumbuhan menurut
lapangan usaha dapat menjelaskan kategori mana yang
memicu terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi
Murung Raya pada tahun 2014, serta kategori lapangan usaha
mana yangperlu dipacu untuk percepatan pertumbuhan
ekonomi tahun-tahun berikutnya.
Tabel 3.3 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Murung Raya (Persen)Tahun 2011-2014
No Kategori / Sub Kategori 2011 2012 2013 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya
Jadi, dari tujuh belas sektor yang ada, sepuluh sektor di
antaranya memicu percepatan laju pertumbuhan ekonomi
Murung Raya tahun 2014, yaitu Sektor Informasi dan
pengadaan listrik dan gas sebesar 14,99 %, selanjutnya sektor
konstruksi sebesar 11,27 %, sektor industri pengolahan sebesar
10,43 %, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar
9,44 %, sektor administrasi perusahaan sebesar 7,83 %, sektor
jasa lainnya sebesar 6,62 %, sektor penyediaan akomodasi
makan dan minuman sebesar 6,51 %, sektor pertambangan
dan penggalian 6,14 % da sektor jasa keuangan dan asuransi
sebesar 5,41 %.
Sumber pertumbuhan perekonomian Murung Raya Atas
Dasar Harga Konstan secara lebih detail menurut sektor
dijabarkan dalam tabel berikut :
Tabel 3.4 Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Konstan 2011-2014 (Persen)
No Kategori / Sub Kategori 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,19 0,27 0,15 0,51
Dari Tabel Sumber pertumbuhan PDRB Kabupaten
Murung Raya Tahun 2014 peringkat pertama adalah Sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 3,46 %, selanjutnya
sektor bangunan/konstruksi sebesar 0,68 % dan sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,51 %.
C. PDRB Per Kapita
Pendapatan regional per kapita adalah nilai PDRB suatu
wilayah pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk
wilayah tersebut pada pertengahan tahun yang bersangkutan.
PDRB per kapita dapat menggambarkan besarnya pendapatan
yang diperoleh setiap jiwa dalam satu tahun secara rata-rata,
meskipun untuk tingkat pemerataannya diperlukan kajian lebih
lanjut lagi.
Perkembangan PDRB per kapita Murung Raya ADHB dan
ADHK dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 disajikan
secara lengkap pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5 PDRB Perkapita Murung Raya Menurut ADHB dan ADHK 2000 Tahun 2010-2014
Tahun PDRB Perkapita (Rp)
ADHB ADHK 2000
(1) (2) (3)
2010 34.890.527,57 34.890.527,57
2011 40.538.557,90 36.469.728,63
2012 43.413.801,22 37.930.152,69
2013 46.080.219,12 39.370.106,41
2014 48.485.911,60 40.716.428,63
Berdasar tabel diatas terjadi pertumbuhan positif terhadap
PDRB per kapita Murung Raya Menurut ADHB dimana dari
Tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan, PDRB
Perkapita Murung Raya Menurut ADHB pada tahun 2010
berkisaran angka 34 Juta Rupiah dan pada Tahun 2014
mencapai angka 48 Juta Rupiah ( dimana bila dirata – ratakan
kenaikan pertahunnya kurun waktu 2010 – 2014 berkisar 3,5
Juta Rupiah).
Sementara itu, PDRB per kapita menurut ADHK 2000
tahun 2014 mencapai 40,7 juta rupiah, atau tumbuh sebesar
1,4 juta dari tahun sebelumnya yang juga sudah menembus
39,3 juta rupiah. Artinya PDRB per kapita atas dasar harga
konstan tahun 2000 perbulan secara rata-rata mencapai 3,3
jutarupiah untuk tahun 2014.
3.1.1.2. Tingkat Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan
kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang
berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi
didasarkan pada indeks harga konsumen (IHK) yang dihitung dari
Survey Harga Konsumen (SHK) di 82 (delapan puluh dua) kota di
Indonesia yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan kota besar.
Adapun target survey tersebut mencakup 284-441 komoditas
barang dan jasa. Jika dari penghitungan indeks menunjukkan nilai
positif artinya terjadi kenaikan harga komoditas survey sehingga
dikenal terjadi inflasi. Sedangkan kondisi sebaliknya, dimana
harga-harga pada umumnya turun, disebut deflasi. Angka inflasi dan
deflasi disajikan pada tingkat provinsi dan kota dilaksanakannya
survei tersebut.Keadaan inflasi ataupun deflasi di Kabupaten
Murung Raya tercermin melalui data inflasi/deflasi di Kalimantan
Pada bulan Desember 2013 terjadi inflasi di Kota Palangka
Raya sebesar 1,47 persen. Laju inflasi “year on year” (Desember 2013 terhadap Desember 2012) adalah 6,45 persen. Kelompok
komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi
tertinggi adalah kelompok bahan makanan andil inflasi sebesar 3,81
persen; kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan
mempunyai andil inflasi sebesar 1,53 persen; kelompok perumahan,
air, listrik, gas dan bahan bakar memiliki andil inflasi sebesar 0,71
persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga andil inflasinya
sebesar 0,07 persen; serta kelompok kesehatan mempunyai andil
sebesar 0,20 persen.Sedangkan kelompok komoditas yang
mengalami penurunan harga dengan andil tertinggi antara lain :
kelompok sandang sebesar 0,20 persen dan kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau yang memiliki andil penurunan
sebesar 0,12 persen. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan
harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Palangka Raya antara
lain angkutan udara, ikan gabus, daging ayam ras, ikan baung dan
udang basah. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan
harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain tempe, bawang
putih, garam, emas perhiasan dan semangka.
Pada bulan Desember 2013 terjadi inflasi di Sampit sebesar
1,03 persen. Laju inflasi “year on year” (Desember 2013 terhadap Desember 2012) adalah 7,25 persen. Komoditas yang mengalami
kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Sampit selama
bulan Desember 2013 antara lain :udang basah, jagung muda,
bawang merah, ikan tongkol dan daun singkong. Sedangkan
komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi
tertinggi antara lain : tahu mentah, nangka muda, gula pasir,
wortel dan terong panjang.
Pada bulan Desember 2013 keadaan inflasi di Kalimantan
Kota Sampit mengalami inflasi sebesar 1,28 persen dan laju inflasi
“year on year” adalah 6,79 persen. Sementara Murung Raya belum
melakukan penghitungan inflasi secara mandiri maka inflasi “year
on year”yang terjadi di Kabupaten Murung Raya mengacu pada
inflasi Kalimantan Tengah yakni sekitar 6,79 persen.
Bila dilihat dari faktor jarak dan infrastruktur ke kota Puruk
Cahu Kabupaten Murung Raya, maka dapat diperkirakan bahwa
inflasi di Kabupaten Murung Raya tahun 2013 pada Desember 2013
berada di sekitar dan atau lebih besar dari 1,28 persen yang
merupakan inflasi Desember 2013 Kalimantan Tengah. Sedangkan
besaran inflasi dari 8 kota IHK di Kalimantan yang menghitung
inflasi pada bulan Desember 2013, secara berurutan yaitu di Kota
Banjarmasin 1,23 persen; Palangka Raya 1,47 persen; Sampit 1,03
persen; Balikpapan 1,31 persen; Tarakan 0,63 persen; Singkawang
0,59 persen; Samarinda 0,24 persen dan Pontianak 1,23 persen.
Perubahan harga barang dan jasa di Murung Raya masih
sangat tergantung pada kemudahan aksesibilitas dari tempat asal
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Murung Raya yang
notabene sebagian besar komoditi konsumsi masih dipasok dari
daerah lain. Jika terjadi gangguan atau rusaknya sarana dan
prasarana aksesibilatas tersebut maka akan langsung berpengaruh
pada harga barang dan jasa di Murung Raya. Di mana inflasi yang
ekstrim akan berdampak pada perekonomian masyarakat di
antaranya yaitu turunnya daya beli masyarakat terutama yang
pendapatannya cenderung tetap, masyarakat yang memiliki uang
tunai akan cenderung rugi karena nilai riil uang semakin turun,
kreditur akan dirugikan jika bunga pinjaman lebih rendah daripada
inflasi dan nilai inflasi yang terlalu tinggi dapat menurunkan volume
Dengan demikian inflasi yang tinggi akan melemahkan
kinerja industri manufaktur dan UMKM di Kabupaten Murung Raya,
karena biaya bahan baku dan upah tenaga kerja di wilayah ini
menjadi lebih mahal. Pengaruh inflasi yang terasa paling parah di
Kabupaten Murung Raya yaitu bagi masyarakat di pedalaman. Oleh
karena itu program yang perlu dipertajam dalam RKPD Murung
Raya tahun 2017adalah program pengembangan dan peningkatan
insfrastruktur jalan darat ke wilayah pedesaan untuk mengurangi
kesenjangan antar daerah dan desa.
3.1.1.3. Sumbangan Sektoral
1) Sumbangan Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan
Sektor ini mencakup sub sektor tanaman bahan
makanan (tabama), tanaman perkebunan, peternakan dan
hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Sektor pertanian
merupakan sektor yang memberikan andil cukup besar dalam
perekonomian Murung Raya.
Sebelum tahun 2008, sektor pertanian merupakan
leading sektor dalam perekonomian Murung Raya. Namun
semenjak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 posisi leading
sektor digeser oleh sektor pertambangan dan penggalian.
Pada tahun 2008 kontribusi sektor pertanian sebesar
30,83 persen terhadap total perekonomian Murung Raya.
Kontribusi tersebut terus menurun dari tahun ke tahun sampai
dengan tahun 2014. Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian
tinggal 14,1 persen, tahun 2011 kembali turun menjadi 12,88
persen. Pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan
kontribusi 12,39 persen dan pada tahun 2013 tinggal 12,12
Kontribusi dominan dalam sektor ini disumbang oleh sub
sektor tanaman perkebunan, meskipun nilainya juga terus
menurun dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun
2014. Pada tahun 2014 kontribusi sub sektor tanaman
perkebunan terhadap PDRB Murung Raya sebesar 12,28 persen
yang mengalami perbaikan kembali diposisi terendah ditahun
2012 dan tahun 2013. Komoditi yang termasuk di dalam sektor
ini antara lain karet, kelapa, kopi, tebu dan lain sebagainya.
Dari komoditi-komoditi tersebut produksi karet memberikan
andil terbesar di sub sektor tanaman perkebunan, sehingga bila
terjadi perubahan volume produksi atau harga akan sangat
berpengaruh terhadap sub sektor ini. Sub sektor ini juga
merupakan andalan sumber mata pencaharian bagi sebagian
besar masyarakat Murung Raya.
Total produksi karet Murung Raya sepanjang tahun 2014
menurut data dari instansi terkait mencapai 31.656,53 ton.
Jumlah tersebut yang digarap sebanyak 12.746 keluarga petani
karet yang tersebar di seluruh wilayah Murung Raya dan
hampir 50 persen rumah tangga yang berada di Murung Raya.
Pada tahun tersebut mengalami penurunan sekitar 5 persen
dibanding tahun 2013 yang mencapai produksi 33.467,02 ton.
Produktifitas karet Murung Raya bernilai sekitar 6 kwintal
perhektarnya, namun nilainya cenderung terus menurun dari
tahun ke tahun.
Di urutan kedua, sub sektor kehutanan memberi
kontribusi sebesar 3,31 persen terhadap PDRB Murung Raya
2014. Dalam kurun waktu 2010 sampai dengan 2014 kontribusi
sub sektor ini terus mengalami penurunan, diduga akibat
semakin ketatnya pemberian sanksi atas illegal logging.
Termasuk di dalam sub sektor ini adalah kayu gelondongan,
Selain dua sub sektor di atas, komponen lain dari sektor
ini adalah sub sektor perikanan yang pada tahun 2014
memberikan andil sebesar 1,22 persen, sub sektor tanaman
bahan makanan sebesar 1,04 persen serta subsektor
peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 0,69 persen terhadap
perekonomian total Murung Raya.
Untuk lebih jelasnya distribusi persentase sektor
pertanian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.6. Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun2010-2014(Persen)
Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013*) 2014**)
1 2 3 4 5 6
PERTANIAN, KEHUTANAN dan
PERIKANAN 14,19 12,88 12,39 12,12 12,28
Pertanian, Perternakan,
Perburuan dan Jasa Pertanian 9,25 8,46 8,07 7,82 7,76
1 Tanaman Pangan 1,21 1,09 1,07 1,08 1,04
2 Tanaman Hortikultural 0,65 0,61 0,64 0,64 0,66
3 Perkebunan Tahunan 6,24 5,71 5,31 5,04 5
4 Peternakan 0,77 0,69 0,7 0,71 0,69
5 Jasa Pertanian dan Perburuan 0,38 0,37 0,36 0,35 0,37
6 Kehutanan dan Penebangan Kayu 3,78 3,34 3,16 3,13 3,31
7 Perikanan 1,16 1,07 1,15 1,16 1,22
Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya
Keterangan : *} Angka Sementara
*) Angka Sangat Sangat Sementara
Dirasa perlu adanya kebijakan untuk meningkatkan
produksi pertanian, seperti halnya tanaman bahan makanan,
karena selama ini hasil tanaman bahan makanan yang
besar berasal dari luar daerah Murung Raya, hal ini secara tidak
langsung akan meningkatkan ketergantungan terhadap daerah
lain, akibatnya jika stok tidak stabil, masyarakat akan menjadi
korban peningkatan harga yang dengan kata lain dapat
menurunkan daya beli masyarakat.
2) Sumbangan Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini mencakup sub sektor pertambangan minyak
dan gas bumi, sub sektor pertambangan non migas dan sub
sektor penggalian. Khusus untuk sub sektor pertambangan
minyak dan gas bumi tidak dibahas dalam publikasi ini, karena
keberadaannya belum pernah diketahui di Murung Raya.
Sektor pertambangan dan penggalian merupakan
penyumbang terbesar terhadap PDRB Murung Raya tahun
2014. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap
perekonomian Kabupaten Murung Raya pada tahun 2014
sebesar 53,33 persen. Sub kategori yang memberikan
kontribusi paling besar terhadap total PDRB Kabupaten Murung
Raya adalah Pertambangan Batubara dan Lignit yaitu sebesar
45,96 persen. Kemudian lapangan usaha dengan kontribusi
terbesar berikutnya adalah Sub Kategori Pertambangan Bijih
Logam dengan nilai kontribusi sebesar 0,67 persen perannya
dalam sektor ini.
Tabel 3.7 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor Pertambangan dan Penggalian
Kabupaten Murung Raya, Tahun 2010-2014 (Persen)
Sektor/Sub Sektor 2010 2011 2012 2013 2014
Pertambangan dan Penggalian 52,82 55,66 55,93 55,26 53,33
1 Pertambangan, Batubara dan Lignit 44,72 46,7 46,16 46,42 45,96
2 Pertambangan Bijih Logam 7,46 8,37 0,61 0,63 0,67
3 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0,64 0,58 0,61 0,63 0,67
Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya
Produksi pertambangan emas dan perak Murung Raya
2012 merupakan yang terbesar di Kalimantan Tengah,
sedangkan produksi batu baranya berada di urutan kedua.
Namun perlu dikaji lebih jauh sumbangan sektor ini terhadap
kesejahteraan masyarakat Murung Raya. Apakah hasil produksi
dari sektor ini benar-benar dinikmati oleh masyarakat Murung
Raya, atau justru seluruh hasilnya dinikmati oleh pihak lain.
Selain itu perlu diperhatikan juga apakah kerusakan lingkungan
yang diakibatkan adanya aktifitas pertambangan setara dengan
hasil yang diperoleh. Sekiranya sangat perlu diperhatikan juga
kelestarian lingkungan bagi daerah yang digunakan untuk
aktifitas pertambangan.
3) Sumbangan Sektor Industri Pengolahan
Perekonomian Murung Raya tidak dapat dipisahkan dari
peranan sektor industri pengolahan, seperti halnya sektor
Pertambangan dan penggalian, pada sektor ini hanya
mencakup sub sektor industri non migas, karena di Murung
Raya tidak terdapat industri migas.
Tabel 3.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Industri Pengolahan 2011 – 2014 (Persen)
Kategori / Sub Kategori
2011 2012 2013 2014
IndustriPengolahan 4,10 2,57 4,58 9,99
1. Industri Non Migas 4,10 2,57 4,58 9,99
Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya
Jika dilihat dari Laju pertumbuhannya, bisa dikatakan
sektor ini bergairah, karena kontribusinya mengalami pasang
surutakan tetapi di tahun 2014 mengalami peningkatan. Tahun
2011 sektor ini memberi kontribusi sebesar 4,10 persen, tahun
2012 menurun menjadi 2,57 persen, sedangkan pada tahun
2013 mengalami peningkatan menjadi 4,58 persen dan puncak
tertinggi mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu
sebesar 9,99 Persen.
Industri pengolahan yang terdapat di Kabupaten
Murung Raya adalah industri kecil menengah dan rumah rumah
tangga. Jenis usaha antara lain adalah industri anyaman rotan
dan bambu, penggilingan padi, moulding, pengolahan
makanan, industri batu bata dan lain-lain. Diperlukan usaha
keras untuk terus meningkatkan kontribusi ini, seperti
mengasah ketrampilan dan kewirausahaan, menyediakan
pinjaman modal dengan bunga lunak, mempermudah
mendapatkan bahan baku dan penolong dari dalam atau luar
daerah, serta pemasaran produk dan lain sebagainya. Karena
pada dasarnya masyarakat enggan untuk mengolah bahan
baku menjadi barang jadi maupun setengah jadi, dikarenakan
tingginya biaya antara yang harus dikeluarkan.
4) Sumbangan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor ini merupakan sektor yang menunjang seluruh
kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong
aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan
dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan
sebagiannya lagi oleh listrik Non PLN. Untuk air bersih
diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ,
sedangkan produksi gas dihasilkan oleh Perusahaan Gas Negara
(PGN), namun di Murung Raya sampai dengan saat ini belum
terdapat Perusahaan Gas Negara.
Peran sektor listrik, gas dan air bersih terhadap
pembentukan PDRB Murung Raya pada periode tahun 2010
sampai dengan tahun 2014 merupakan yang paling kecil
diantara delapan sektor lainnya. Ditambah lagi, peran sektor ini
pada tahun 2013 tidak mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 0,01 persen.
Tabel 3.9 Distribusi Persentase PDRB Sektor Listrik dan Gas Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2010-2014 (Persen)
Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pengadaan Listrik, Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02
1. Ketenagalistrikan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
2.Pengadaan Gas dan produksi Es 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya
Tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan salah
satu sarana penting dalam menunjang berbagai kegiatan
masyarakat, baik di bidang ekonomi, sosial budaya dan bahkan
pendidikan. Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik, aktivitas
masyarakat di malam hari akan lebih beragam. Mereka dapat
mengakses televisi untuk kebutuhan informasi dan hiburan,
dan juga tidak menutup kemungkinan adanya kegiatan
ekonomi yang bisa dilakukan di malam hari.
Data yang dihimpun dari instansi terkait, dari total 125
desa/kelurahan yang ada di Murung Raya, sampai dengan
tahun 2014 baru sebanyak 90 desa/kelurahan yang sudah
teraliri listrik, baik dari PLN maupun non PLN. Sisanya sebanyak
35 desa belum teraliri listrik.
5) Sumbangan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Selain pada kategori pengadaan listrik dan gas, sektor
pengadaan air juga sektor vital yang menunjang aktivitas
ekonomi serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Pengadaan air bersih dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) di Kabupaten Murung Raya.Dalam kategori ini,
mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan
pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk
kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan
pengumpulan, penjernihan, pengolahan air dan sungai, danau,
mata air, hujan dan lain-lain. Tidak termasuk pengoperasian
peralatan irigasi untuk keperluan pertanian.
Nilai PDRB nominal kategori Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulangselama 2010-2014 mengalami
peningkatan setiap tahunnya, namun dalam nilai kontribusi
setiap tahunnya terhadap perekonomian yang hanya sekitar
0,04 persen setiap tahunnya. Laju pertumbuhan ekonomi pada
kategori ini mengalami perlambatan yang sangat signifikan
pada tahun 2014 jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Walaupun kategori ini tidak memberikan dampak yang besar
sektor ini merupakan sektor yang penting dalam memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat. Jika ketersediaan air tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka aktivitas
ekonomi masyarakat tidak dapat berjalan sebagai mana
mestinya, secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi
jalannya perekonomian di Kabupaten Murung Raya.
6) Sumbangan Sektor Bangunan/Konstruksi
Output sektor bangunan, merupakan output yang paling
mudah untuk diamati perkembangannya. Dari tahun ke tahun,
output sektor ini terlihat nyata perkembangannya, baik yang
dihasilkan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Mulai
dari jalan raya, jembatan, gedung-gedung kantor, hotel,
pertokoan, perumahan, fasilitas umum dan lain lain.
Selama periode 2010 hingga 2014, nilai kontribusi yang
diberikan ternyata tidak terlalu banyak mengalami perubahan,
nilai kontribusi yang diberikan pada perekonomian Kabupaten
Murung Raya berkisar antara 5 persen hingga 7 persen.
7) Sumbangan Sektor Perdagangan Besar dan Ecer, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Dalam lima tahun terakhir, yaitu tahun 2010 hingga
tahun 2014 sumbangan yang diberikan oleh Kategori
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor terhadap perekonomian Kabupaten |Murung Raya tidak
mengalami banyak perubahan yakni berkisar antara 5 persen
hingga 6 persen.Dari nilai tersebut, dalam rentang periode yang
sama sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil
dan Sepeda Motor memberikan kontribusi yang lebih besar
dibanding sub kategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor terhadap
perekonomian Kabupaten Murung Raya menduduki
urutankeempat setelah sektor konstruksi. Adapun kontribusi
kategori ini terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya
adalah 5,28 persen, sedangkan menurut kategorinya sebesar
5,20 persen disumbang oleh kategori Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor. Sedangkan sisanya
sebesar 0,08 persen disumbang oleh Sub Kotegori Perdagangan
Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya.
Secara lengkap kontribusi sektor Perdagangan, Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 3.10 Distribusi Persentase PDRB Sektor Perdagangan, Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda MotorKabupaten Murung Raya Atas Dasar HargaBerlaku Tahun 2010-2014 (Persen)
Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
Perdagangan, Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,17 5,22 5,21 5,03 5,28
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasinya 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
2 Perdagangan Besar dan Eceran Bukan
Mobil dan Sepeda Motor 5,09 5,14 5,14 4,95 5,20
Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya
8) Sumbangan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor Transportasi dan Pergudangan memiliki peranan
sebagai pendorong aktivitas setiap sektor ekonomi. Dalam era
kemajuan suatu daerah.Transportasi memiliki peran sebagai
jasa pelayanan bagi mobilitas perekonomian.
Terdapat empat dari enam sub kategori Transportasi dan
Pergudangan yang ada di Kabupaten Murung Raya yakni Sub
Kategori Angkutan Darat, Sub Ketegori Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan, Sub Kategori Angkutan Udara,
serta Sub Kategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan.
Secara lengkap kontribusi sektor pengangkutan dan
pergudangandisajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.11 Distribusi Persentase PDRB Transportasi dan Pergudangan Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2010-2014 (Persen)
Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
Transportasi dan Pergudangan 4,04 3,67 3,41 3,16 3,14
1 Angkutan Darat 1,22 1,13 1,13 1,21 1,29
2 Angkutan Sungai, Danau &
Penyeberangan 2,61 2,34 2,06 1,74 1,63
3 Angkutan Udara 0,03 0,04 0,05 0,05 0,04
4 Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan 0,18 0,17 0,17 0,17 0,18
Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya
Dalam kurun waktu 2010 hingga 2014 kontribusi sektor
transportasi dan pergudangansemakin menurun. Pada tahun
2010 kontribusinya masih mencapai 4,04 persen dan semakin
menurun hingga pada tahun 2014 kontribusinya tinggal 3,14
persen. Penurunan ini diduga lebih dikarenakan adanya
peningkatan dari sektor lain yang lebih signifikan dibandingkan
dengan peningkatan nilai tambah sektor transportasi dan
Kontribusi sektor transportasi dan pergudangan masih
didominasi oleh sub sektor angkutan sungai, danau dan
penyeberangan. Dua sub sektor yang menarik untuk diamati
dalam sektor ini adalah sub sektor angkutan darat (jalan raya)
dan sub sektor angkutan sungai, danau dan penyeberangan.
Meski kontribusi sub sektor angkutan sungai, danau dan
penyeberangan lebih unggul dibandingkan dengan sub sektor
angkutan darat (jalan raya), namun besaran kontribusinya dari
tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Sebaliknya Jembatan Merdeka Murung Raya yang
diresmikan pertengahan tahun 2008 mampu sedikit
mendongkrak kontribusi angkutan darat (jalan raya), namun
sepertinya masyarakat masih enggan meninggalkan angkutan
sungai yang selama ini biasa mereka gunakan. Selain itu, akses
dari ibu kota kabupaten ke kecamatan, desa/kelurahan di
seluruh Murung Raya belum semuanya dapat dijangkau melalui
moda transportasi darat. Mengingat sebagian besar
desa/kelurahan yang ada di pelosok-pelosok berada di daerah
aliran sungai, serta belum ada jalur transportasi darat yang
dibuka, sehingga beberapa wilayah memang tidak ada pilihan
lain selain melalui transportasi sungai.
Penurunan kontribusi angkutan jalan raya juga ditunjang
oleh peningkatan di sub sektor angkutan udara. Waktu tempuh
Murung Raya – Palangka Raya melalui jalur darat selama 12 jam dapat disingkat menjadi kurang dari satu jam. Pada tahun
2012 jumlah penumpang pesawat yang berangkat adalah
sebanyak 8.983 orang, sedangkan penumpang datang
sebanyak 8.822, dengan frekuensi penerbangan tiga kali pulang
Dengan semakin baiknya infrastruktur jalan raya yang
menghubungkan Murung Raya dan Barito Utara, mobilisasi
masyarakat berkendaraan motor roda dua juga semakin
meningkat. Pada tahun 2012 tercatat ada 8.418 sepeda motor
di Murung Raya.Alternatif ini juga secara tidak langsung
mengurangi kontribusi sektor transportasi dan pergudangan di
Murung Raya.
9) Sumbangan Sektor Akomodasi dan Makan Minum
Kontribusi yang diberikan oleh Lapangan usaha Kategori
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum terhadap
perekonomian Kabupaten Murung Raya dari tahun 2010
hingga 2014 relatif sangat kecil yakni kurang dari satu persen
dari setiap tahunnya. Dari nilai kontribusi tersebut, hampir tiga
seperempatnya disumbang oleh subkategori Penyedia Makan
Minum setiap tahunnya, sedangkan sisa disumbang oleh
subkategori Penyedia Akomodasi. Walaupun demikian, nilainya
terus meningkat sedikit demi sedikit dari tahun ke tahun. Hal ini
disebabkan oleh semakin banyaknya penyedia makanan dan
minuman serta menggunakan fasilitas hotel dan penginapan
oleh masyarakat.
Tabel 3.12 Distribusi Persentase PDRB Kategori Penyedia Akomodasi dan Makan Minum Kabupaten Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2010-2014 (Persen)
Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
Penyedia Akomodasi dan
Makan Minum 0,58 0,57 0,60 0,62 0,65
1 Penyediaan Akomodasi 0,16 0,16 0,16 0.15 0,17
2 Penyediaan Makan Minum 0,41 0,42 0,44 0,47 0,49
Pada tahun 2014, kategori Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Murung
Raya sebesar 0,65 persen, dari nilai tersebut sebesar 0,49
persennya merupakan kontribusi dari subkategori Penyediaan
Makan Minum dan sebesar 0,17 persen disumbangkan oleh sub
kategori Penyediaan Akomodasi.
10)Sumbangan Sektor Informasi Dan Komunikasi
Dalam era globalisasi peranan kategori Informasi dan
Komunikasi sangat vital serta menjadi indikator kemajuan
suatu daerah, terutama jasa telekomunikasi. Peranan kategori
ini terhadap perekonomian di Kabupaten Murung Rayaselama
tahun2010-2014 hanya memberikan kontribusi yang relatif
kecil yakni kurang dari dua persen.
Bila dilihat dari perkembangan kontribusi di subkategori
ini dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami peningkatan yang
kurang signifikan di tahun 2010 sebesar 0,89 persen ditahun
2011 sebesar 0,88 persen selanjutnya ditahun 2012 sebesar
0,98 persen jika dilihat perkembangan ini sangat tidak
bepengaruh di dalam perkembangan perekonomian
Kabupaten Murung Raya yang kembali meningkat sedikit
ditahun 2013 sebesar1,11 persen dan pada tahun 2014 juga
mengalami pergeseran sebesar1,17persen.
Jika dilihat dari peran penting Informasi dan Komunikasi
subkategori ini harus lebih ditingkatkan karena suatu daerah
akan dapat menikmati pengetahuan informasi dan komunikasi
baik dari dalam ataupun luar daerah untuk menghindari atau
menanggulangi Gaptek pada masyarakat. Karena sistem
teknologi semakin lama lebih canggih untuk masa globalisasi
11) Sumbangan Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
Sektor ini disebut sebagai sektor finansial, karena secara
umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan
pengelolaan keuangan yang berupa penarikan dana dari
masyarakat maupun pengalirannya ( penyalurannya ) kembali.
Selama periode 2010 hingga 2014, lapangan usaha pada
kategori Jasa Keuangan dan Asuransi memberikan kontribusi
yang relatif sangat kecil terhadap total PDRB Kabupaten
Murung Raya. Dalam rentang waktu tersebut, kontribusi yang
diberikan oleh sektor kategori Jasa Keuangan dan Asuransi
dibawah satu persen. Dari nilai tersebut kegiatan ekonomi pada
Sub Kategori Jasa perantara keuangan menjadi penyumbang
mayoritas kontribusi perekonomian pada kategori jasa
keuangan dan asuransi ini.
Jika dilihat sisi kontribusinya terhadap perekonomian
total sub kategori yang paling dominan adalah jasa perantara
keuangan. Pada tahun 2014 kontribusinya sebesar 0,50 persen,
jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya cenderung
mengalami peningkatan. Kontribusi terbesar kedua dalam
sektor finansial ini adalah sub kategori asuransi dan dana
pensiun. Pada tahun 2014 kontribusinya mencapai 0,26 persen.
Secara lengkap kontribusi sektor Jasa Keuangan, dan
Asuransi disajikan dalam tabel berikut :
Kategori / Sub Kategori 2010 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,65 0,60 0,66 0,78 0,77
1. Jasa Perantara Keuangan 0,38 0,35 0,41 0,52 0,50
2. Asuransi dan Dana Pensiun 0,26 0,24 0,25 0,25 0,26
3. Jasa Keuangan Lainnya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
4. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya
Jika dilihat dari sisi kontribusinya terhadap perekonomian
total, sektor jasa keuangan dan asuransi pada kurun waktu
2010 sampai dengan 2014 cenderung stabil. Pada tahun 2010
kontribusi sektor ini sebesar 0,65 persen dan sempat
mengalami penurunan menjadi 0,60 persen pada tahun 2011,
0,66 persen pada tahun 2012, hingga tahun2013 kontribusinya
meningkat kembali sebesar 0,78 persen. Meski kembali ke
posisi sedikit menurun tahun 2014 sebesar 0,77 persen yang
hanya terjadi penurunan pada posisi 0,01 persen dari tahun
2013.
11)Sumbangan Sektor Real Estate
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Murung Raya ADHK
2010 kategori real estate mengalami perlambatan pada tahun
2014 yaitu sebesar 4,91 persen dibanding pada tahun 2011
sebesar 8,78 persen, namun tetap menunjukan pertumbuhan
yang positif dengan nilai diatas 3 persen. Jika dilihat dari
kontribusi yang diberikan oleh kategori Real Estate terhadap
perekonomian Kabupaten Murung Raya selama lima tahun
terakhir, ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan
12) Sumbangan Sektor Jasa Perusahaan
Nilai kontribusi yang diberikan oleh kategori jasa
perusahaan relatif sangat kecil yaitu kurang dari setengah
persen setiap tahunnya.Hal ini menunjukkan bahwa peran
kategori jasa perusahaan relatif sangat kecil dibanding peran
kategori-kategori lainnya pada perekonomian Kabupaten
Murung Raya. Laju pertumbuhan kategori jasa perusahaan
terus mengalami perlambatan dari tahun 2011 hingga tahun
2014. Pada tahun 2011 nilai laju pertumbuhan mencapai 5,02
persen kemudian mengalami perlambatan hingga menjadi 0,56
persen pada tahun 2014.
Diperkirakan perusahaan-perusahaan yang berada
didalam wilayah Kabupaten Murung Raya mulai mengurangi
aktivitas kegiatan mereka, dikarenakan kondisi pasar global
yang cenderung tidak stabil khususnya dibidang pertambangan.
Sehingga mereka me-non aktifkan perusahaan untuk
sementara.
13) Sumbangan Sektor Pemerintahan
Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya
pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi
pemerintah termasuk juga perundang-undangan dan
penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan
menurut peraturannya. Selama tahun 2010 – 2014 peranan
kategori ini relatif stabil dengan menunjukkan sedikit
peningkatan dengan nilai kontribusi secara berturut-turut
sebesar 3,21 persen; 3,12 persen; 3,26 persen; 3,43 persen
dan 3,62 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya selalu
sebesar 6,26 persen pada tahun 2011 menjadi 7,83 persen
pada tahun 2014.
14) Sumbangan Sektor Jasa Pendidikan
Selama periode 2010 hingga 2014, kontribusi Kategori
Jasa Pendidikan tidak mengalami perubahan yang signifikan
dengan nilai kontribusi sekitar empat persen. Pada tahun 2014
kontribusi ini menyumbang sebesar 4,28 persen terhadap total
perekonomian Kabupaten Murung Raya, sedikit mengalami
peningkatan dibanding pada tahun 2010 yang mencapai 4,24
persen. Laju pertumbuhan jasa pendidikan di Kabupaten
Murung Raya terus mengalami perlambatan dari tahun 2011
hingga tahun 2014. Nilai laju pertumbuhan ekonomi kategori
ini mencapai 6,53 persen pada tahun 2011, kemudian terus
mengalami perlambatan hingga mencapai 2,24 persen pada
tahun 2014.
15) Sumbangan Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kategori ini mencangkup kegiatan penyediaan jasa
kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya.
Pada tahun 2014, kontribusinya terhadap perekonomian
Kabupaten Murung Raya sebesar 1,98 persen dengan laju
pertumbuhan sebesar 9,44 persen. Selama tahun 2010-2014
peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit
peningkatan, secara berturut-turut nilai kontribusinya adalah
1,80 persen; 1,72 persen; 1,76 persen; 1,86 persen; 1,98
persen. Dalam rentang waktu tersebut, nilai laju pertumbuhan
kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial selalu diatas lima
persen. Secara berturut-turut nilai laju pertumbuhan kategori
ini mulai tahun 2011 hingga 2014 adalah 8,75 persen; 7,98
16) Sumbangan Sektor Jasa Lainnya
Kontribusi Jasa Lainnya terhadap perekonomian Kabupaten
Murung Raya relatif kecil (kurang dari dua persen). Nilai
kontribusi kategori Jasa Lainnya secara berturut-turut dari
tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah 1,65 persen; 1,56
persen; 1,62 persen; 1,74 persen dan 1,81 persen. Sedangkan
laju pertumbuhannya selama 2011 sampai dengan 2014 selalu
positif dan berfluktuatif dengan nilai secara berturut-turut
yakni 5,56 persen; 6,41 persen; 6,15 persen dan 6,62 persen.
3.1.1.4. Indikator Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi A. Laju Pertumbuhan Ekonomi (ADHK-2010)
Pada tahun 2011 angka laju pertumbuhan ekonomi
(ADHK - 2010) di Kabupaten Murung Raya yaitu sebesar
7,70%. Selanjutnya pada tahun 2012 menurun sebesar
6,82%, kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi
6,43%, kemudian pada tahun 2014 kembali melemah sebesar
6,00%.Pada tahun yang sama yaitu tahun 2011 angka laju
pertumbuhan ekonomi (ADHK- 2010) di Provinsi Kalimantan
Tengah yaitu sebesar 7,01 %, dan pada tahun 2012 melemah
sebesar 6,87%, kemudian pada tahun 2013 kembali melemah
sebesar 7,38%, dan ditahun 2014 semakin melemah pada
posisi 6,21% (lihat tabel berikut) :
Tabel 3.14. Angka Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi (ADHK - 2010) Kabupaten Murung Raya Tahun 2010 – 2014
No Daerah 2011 2012 2013 2014
1 Kabupaten Murung Raya 7,70 6,82 6,43 6,00
2 Provinsi Kalimantan Tengah 7,01 6,87 7,38 6,21
Sumber : Badan Statistik kabupaten Murung Raya
Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa pencapaian angka
laju pertumbuhan ekonomi (AHK- 2010) di Kabupaten Murung
Raya tahun 2011–2014 menunjukkan kecenderungan semakin
menurun. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Murung Raya
memang berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah.
Faktor penyebab angka laju pertumbuhan ekonomi
(ADHK- 2010) di Kabupaten Murung Raya periode tahun
2009 – 2011 lebih rendah dibandingkan dengan provinsi
Kalimantan Tengah yaitu karenaprogram pengembangan
investasi sektor rill di daerah lebih diarahkan pada investasi
jangka panjang, sehingga dalam jangka pendek (1-2 tahun)
belum berhasil menunjukkan kenaikan produksi. Selain itu
karena Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten yang
baru dan jauh dari akses pelabuhan, sehingga ekspor masih
belum terealisasi; dan juga sektor-sektor ekonomi yang
mampu memberikan nilai tambah masih belum banyak
berkembang.
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Murung Raya, maka melalui RKPD tahun 2017 ini, disamping
tetap dilakukan pengembangan sektor pertanian dalam arti
luas, dan pengembangan sektor pertambangan; juga
dilakukan melalui pengembangan sektor perdagangan
(ekspor), meningkatkan belanja rumah tangga (belanja
konsumen), investasi, dan belanja pemerintah.
Pengembangan investasi dapat dilakukan melalui
sektor-sektor tradisional. Pengembangan investasi pada
sektor-sektor tradisional diperlukan dalam rangka
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
B. PDRB Perkapita Kabupaten Murung Raya 2010 – 2014 Berdasarkan ADHK 2010
Pada tahun 2010Pendapatan Regional Perkapita di
Kabupaten Murung Raya yaitu sebesar Rp. 34.890.527,57.
Selanjutnya pada tahun 2011 naik menjadi sebesar Rp.
36.469.728,63 kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi
sebesar Rp. 37.930.152,69. Pada tahun 2013 juga mengalami
kenaikan sebesar Rp 39.370.106,41 dan ditahun 2014 terus
meningkat menjadi Rp 40.716.428,63.
Program peningkatan pertumbuhan pendapatan
perkapita yang perlu dipertajam dalam RKPD Murung Raya
tahun 2017 terutama pada aspek pemerataan pendapatan,
yaitu melalui penajaman program peningkatan keterampilan,
program peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan
program alih teknologi pada sektor-sektor ekonomi rakyat
(sektor tradisional).
C. Infrastruktur
Pada tahun 2013 panjang jalan darat dengan kondisi
baik di Kabupaten Murung Raya yaitu sebesar 141,71 Km dan
pada tahun 2014 data panjang jalan menurut ruas masih
belum Update. Selama periode tahun 2013-2014 total prediksi
panjang jalan darat juga mengalami peningkatan. Sementara
itu sampai dengan kondisi tahun 2013 panjang jalan
kabupaten yang kondisinya baik cenderung meningkat seiring
tahunnya, peningkatan tersebut juga diikuti total panjang
jalan kabupaten sehingga mencerminkan penambahan ruas
jalan baru terus berjalan. Hal ini perlu terus ditingkatkan
untuk menunjang perekonomian masyarakat yang nantinya
akan meratakan taraf perekonomian masyarakat Murung
Raya.
Utamanya daerah pedalaman perlu adanya gebrakan
atau program percepatan peningkatan infrastruktur yang
utamanya jalan darat sehingga masyarakat tidak lagi
kesulitan dalam hal pemasaran produk usahanya maupun
dalam proses mendatangkan sarana produksi lainnya.
Tabel 3.15. Panjang Jalan Kabupaten Berdasarkan Kondisi Tahun 2013 – 2014 (dalam Km)
NO Kondisi Jalan Panjang (Km)
2013 2014
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 )
1 Baik 141,71 -
2 Sedang 56,34 -
3 Rusak Ringan 347,74 -
4 Rusak Berat 298,83 -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum
Masalah pembangunan infrastruktur (jalan) di
Kabupaten Murung Raya yaitu masih banyak dijumpai panjang
jalan dalam kondisi buruk (belum tuntas). Secara umum
masalah pembangunan infrastruktur (jalan) di Kabupaten
Murung Raya tahun 2010 – 2014 dapat dikatakan belum dapat
memenuhi secara tepat akan kebutuhan infrastruktur (jalan
dan jembatan) bagi masyarakat. Kriteria ketepatan ini
mencakup waktu, kualitas, kuantitas dan lokasi.
Sasaran pembangunan daerah bidang infrastruktur
dalam RKPD tahun 2017 ini yaitu pemenuhan secara tepat
masyarakat. Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, maka
program pengembangan dan peningkatan insfrastruktur masih
perlu di pertajam, dengan sasaran prioritas : (1)
meningkatnya kualitas jalan dan jembatan pada ruas jalan
antar kota kabupaten dan kecamatan, (2) meningkatnya
kuantitas (panjang dan lebar) jalan dan jembatan pada ruas
jalan dan jembatan antar kecamatan dengan perdesaan.
3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun 2017
Di sini akan dilakukan identifikasi tantangan dan prospek
perekonomian Kabupaten Murung Raya, khususnya pada tahun
rencana (2016) dan 1 (satu) tahun setelah tahun rencana (2017),
antara lain dengan terlebih dahulu mengadakan analisis atas
kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan juga kondisi
eksternal (peluang dan ancaman) terhadap pencapaian
tujuan-tujuan pembangunan daerah. Hasil analisis ini digunakan
sebagai pertimbangan dalam memperkirakan proyeksi keuangan
daerah serta perkiraan kerangka pendanaan untuk tahun
mendatang (2017).
3.1.2.1. Tantangan
Pembangunan ekonomi Murung Raya tahun 2017masihakan
menghadapi berbagai tantangan yang berasal dari faktor
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang terjadi
sebagai berikut :
1) Tantangan meningkatkan stabilitas ekonomi makro.
Tantangan ini sangat tergantung dari pemulihan gejolak
ekonomi di negara-negara Eropa. Dampak penurunan ekspor
berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Meningkatnya
angka pengangguran di negara-negara tujuan ekspor tersebut
akan berdampak menurunkan permintaan yang selanjutnya
akan menurunkan ekspor dari dalam negeri termasuk dari
Kabupaten Murung Raya.
2) Tantangan meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sangat signifikan dipengaruhi oleh
investasi; dan investasi baik di sektor riil maupun di sektor
finansial tergantung dari kondisi iklim investasi yang kondusif.
Tantangan ini cukup berat mengingat pengembangan
investasi di Kabupaten Murung Raya sangat tergantung
dengan kepastian tata ruang, baik provinsi maupun
kabupaten. Komitmen perbaikan iklim investasi tersebut telah
dilakukan pemerintah dengan mengadakan perbaikan di
bidang peraturan daerah termasuk percepatan pengesahan
tata ruang, pelayanan, dan penyederhanaan prosedur
termasuk penyederhanaan birokrasi.
3) Tantangan penyediaan infrastruktur yang cukup memadai dan
berkualitas. Tantangan ini cukup berat mengingat di satu sisi
wilayah Kabupaten Murung Raya cukup luas, namun dana
pembangunan infrastruktur masih terbatas. Pembangunan
infrastruktur ini merupakan prasyarat agar dapat mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan.
Ketersediaan infrastruktur yang memadai akan memperlancar
arus barang dan orang. Keadaan infrastruktur yang baik dan
lancar sangat membantu untuk menurunkan unit biaya
angkut, sehingga turut meningkatkan daya saing produk
lokal.
4) Tantangan meningkatkan volume perdagangan dalam negeri