11
BAB III
ANALISIS KOMPOSISI
Komposisi “Kehilangan Ayah” Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu tentang pengalaman hidup keluarga yang harus kehilangan seorang ayah. Pembagian sonata ke dalam tiga movement disesuaikan dengan pengalaman keluarga yang dibagi menjadi tiga fase yaitu fase awal, keadaan keluarga yang sederhana dan suasana kebersamaan dalam satu keluarga. Fase kedua adalah perasaan sedih yang mendalam karena harus kehilangan seorang ayah. Fase ini juga menggambarkan saat dimana ayah mengalami rasa sakit hingga akhirnya pergi selamanya, harapan, dan upaya dari keluarga dan teman-teman demi memberikan kekuatan dan harapan untuk terus menjalani kehidupan. Fase yang terakhir adalah perasaan keluarga yang mulai berangsur membaik dan melanjutkan perjuangan hidup.
Penggunaan motif atau tema musikal yang berulang pada setiap movement bertujuan untuk menghubungkan movement satu sampai tiga, sehingga setiap movement dalam sonata ini tidak berdiri sendiri melainkan memiliki keterkaitan sebagai sebuah kesatuan cerita. Komposisi ini menggunakan leitmotif yang berfungsi menggambarkan karakter ayah, ibu, dan keempat anaknya, juga suasana senang, sedih, serta harapan keluarga disampaikan dengan menggunakan leitmotif.
Untuk lebih jelasnya analisis komposisi akan dipaparkan sebagai berikut : a. Leitmotif Ayah
12 Leitmotif Kakak Laki-laki
c. Leitmotif Penulis
d. Leitmotif Adik Perempuan
e. Leitmotif Adik Laki-laki
A. Movement Pertama
Bagian Birama Keterangan
Introduksi 1-16 Menggambarkan
suasana pagi hari
Eksposisi Tema A 17-24 Tema 1, tonalitas A
Mayor leitmotif Ayah 25-33 Tema 2, tonalitas A
Mayor leitmotif Ibu 33-38 Tema 3, tonalias A
Mayor leitmotif
saudara pertama
Transisi 42-46 Jembatan menuju
subtema
Subtema 47-52 Tema 4, tonalitas E
Mayor leitmotif penulis 53-59 Tema 5, tonalitas E
Mayor leitmotif
saudara ketiga 61-65 Tema 6, tonalitas E
Mayor leitmotif
13
Tabel 3.1 Struktur movement pertama
1. Bagian Introduksi (Birama 1-16)
Bagian ini merupakan bentuk pembuka yang menggambarkan suasana pagi hari yang mengibaratkan awal hari baru /awal setiap cerita akan di mulai. Diawali dengan permainan Gitar I yang memainkan broken chord8 pada birama 1-4(gambar 3.1) kemudian disusul dengan Gitar II (gambar 3.2) pada birama 5–8 dan Gitar III (gambar 3.3) pada birama 9-12. Bagian ini merupakan rangkaian melodi dengan tangga nada A Mayor.
8
Kelompok nada yang dimainkan satu demi satu yang akan membentuk sebuah akor
67-71 Jembatan menuju
development/pengemb
a-ngan
Pengembang-an
Interlude 72-105 Menggambarkan
suasana kebersamaan dalam keluarga, saling berbincang satu sama lain, tonalitas E Mayor. Rekapitulasi Introduksi 106-110 Jembatan menuju
rekapitulasi
Tema A 111-118 Tema 1 dalam tonalitas
A Mayor
119-127 Pengulangan Tema 2 128-132 Pengulangan Tema 3
133-140 Jembatan menju subtema
Subtema 141-146 Pengulangan Tema 4
dengan tonalitas A Mayor
147-154 Pengulangan Tema 5 dengan tonalitas A Mayor
155-160 Pengulangan Tema 6 dengan tonalitas A Mayor
160-181 Subtema tonalitas A Mayor,
14
Gambar 3.1 Pola ritme gitar I birama 1-4 bagian Introduksi broken chord A Mayor
Gambar 3.2 Pola ritme Gitar II birama 5-8 bagian Introduksi
Gambar 3.3 Pola ritme Gitar III birama 9–12 bagian introduksi
2. Bagian Eksposisi
Bagian eksposisi secara keseluruhan merupakan bagian perkenalan masing-masing karakter dalam keluarga yang penulis sebut sebagai tema utama yang terdiri dari tema 1, 2, dan 3 yang menggambarkan karakter dari anggota keluarga ayah, ibu dan kakak laki-laki dan bagian transisi, sedangkan analisis lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
a. Tema 1
Bagian perkenalan sosok ayah dengan melodi utamanya berupa leitmotif mulai birama 17-20 pada gitar II, dengan register nada tengah dan pola ritme sederhana dan iringan blok akor (gambar 3.4) mencoba menggambarkan pribadi yang tenang dan tidak banyak berbicara.
I
II
III I
I
15
17
26
Gambar 3.4 Leitmotif Ayah pada gitar II dan pola iringan
b. Tema 2
Bagian perkenalan sosok ibu dengan melodi utama berupa leitmotif mulai birama 26-29 pada gitar I. (gambar 3.5) mencoba menggambarkan pribadi yang aktif dan cerewet.
Gambar 3.5 Leitmotif Ibu pada gitar I dan pola iringan
c. Tema 3
Bagian perkenalan sosok kakak laki-laki berupa leitmotif mulai birama 34-38 dengan iringan blok akor menggambarkan pribadi yang tidak banyak bicara dan dingin (gambar 3.6) dengan progresi akor A–D– Bm7–C#m–D7
I
II
III
IV
I
II
III
16
Gambar 3.6 Leitmotif kakak laki-laki pada gitar II dan pola iringan
d. Transisi
Bagian transisi birama 42-45 merupakan penghubung dari tema utama ke subtema. Modulasi dari A Mayor ke E Mayor. (Gambar 3.7)
Gambar 3.7 Transisi ke subtema
e. Subtema 1
Bagian subtema 1 bertujuan sebagai perkenalan seluruh anggota dalam satu keluarga. Pada bagian ini terdapat tema berupa leitmotif mulai birama 45-49 (gambar 3.8) menggambarkan penulis dengan iringan riang dengan tonalitas E Mayor. Bagian ini mencoba menggambarkan sifat penulis yang paling aktif dan ceria dalam keluarga tersebut.
34
42 I
II
I
II
III
17
Gambar 3.8 Leitmotif penulis pada gitar II dan pola iringan
f. Subtema 2
Bagian subtema 2 menggambarkan adik perempuan yang digambarkan melalui leitmotif mulai birama 53-56 (gambar 3.9) pada gitar III. Menggambarkan pribadi yang riang dengan pola iringan seperdelapan dan sinkopasi.
Gambar 3.9 Leitmotif adik perempuan pada gitar III
g. Subtema 3
Bagian subtema 3 menggambarkan adik laki-laki melalui leitmotif mulai birama 60-63 pada gitar III kemudian terjadi repetisi leitmotif oleh gitar III (gambar 3.10). menggambarkan pribadi yang suka membantah.
45
53 I
II
III
IV
I
II
III
18
60
73
Gambar 3.10 Leitmotif adik laki-laki pada gitar III
3. Bagian Pengembangan
Pada bagian pengembangan ini secara keseluruhan menggambarkan suasana kebersamaan dalam satu keluarga dimana terjadi percakapan antara anggota keluarga yang satu dengan lain. Digambarkan dengan munculnya lagi leitmotif dari masing-masing anggota keluarga dengan berbagai pola iringan yang menggambarkan topik pembicaraan yang bermacam-macam dengan tonalitas E Mayor.
Pada birama 73-74 muncul leitmotif adik laki-laki dengan pola iringan seperdelapan dan seperenambelas menggambarkan anak yang cerewet dan pembantah (gambar 3.11).
Gambar 3.11 Leitmotif Adik laki-laki dengan pola iringan
Pada birama 75–76 muncul Leitmotif ayah pada gitar III (gambar 3.12) dengan isian melodi seperenambelas yang saling bergantian antara gitar I
I
II
III
IV
I
II
III
19
75
77
dan gitar II menunjukan adanya topik pembicaraan antara ayah dan adik laki-laki.
Gambar 3.12 Suasana perbincangan
Munculnya leitmotif dari kakak laki-laki pada gitar III di birama 77-78 (gambar 3.13) menggambarkan adanya kebersamaan dalam keluarga. Dengan isian topik pembicaraan yang sama.
Gambar 3.13 Suasana Kebersamaan
Pada birama 83-84 muncul lagi leitmotif adik laki-laki (gambar 3.14) kemudian pada birama 85–87 terdapat melodi seperenambelasan pada gitar I dengan nada yang berulang-ulang dan pengulangan motif pada gitar III (gambar 3.15) menggambarkan bahwa harus dengan berulang kali untuk memberikan nasihat padanya.
I
II
III
IV
I
II
III
20
88
Gambar 3.14 Leitmotif adik laki-laki
Gambar 3.15 Penggambaran karakter Adik laki-laki
Masuknya leitmotif ibu pada birama 87–89 dengan pola iringan seperdelapan yang teratur mengubah suasana percakapan yang ada menjadi lebih serius (gambar 3.16). Pola ini berulang sampai dengan birama 95 (gambar 3.17).
Gambar 3.16 Leitmotif Ibu, suasana serius
85 I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
21
Gambar 3.17 Leitmotif Ibu, suasana serius
Pada birama 97–100 muncul kembali Leitmotif ayah pada gitar II dan Leitmotif Kakak laki-laki pada gitar III (gambar 3.18) dengan pola ritme gitar IV memainkan staccato menggambarkan pembicaraan yang santai dengan progresi akor E–A-F#m–B.
Gambar 3.18 Suasana santai Ayah dan Kakak
Masuk bagian jembatan untuk memasuki bagian rekapitulasi pada birama 105-108 pada gitar IV memainkan broken chord dengan progresi akor E– E–A–A (gambar 3.19).
97 I
II
III
IV
I
II
III
22
Gambar 3.19 Jembatan rekapitulasi
4. Pengulangan (Rekapitulasi)
Bagian rekapitulasi merupakan pengulangan dari bagian Eksposisi yang terdiri dari tema utama 1, 2, dan 3 pada birama 111-132, transisi pada birama 133-140, subtema pada birama 141–160. Bagian rekapitulasi ini terdapat penambahan frase sebelum masuk coda yaitu birama 164–181 dan terakhir adalah coda pada birama 182-185. Secara keseluruhan bagian ini tidak jauh berbeda dengan bagian Eksposisi, namun terdapat perbedaan di beberapa bagiannya.
a. Tema Utama
Bagian ini tidak terjadi perubahan pada setiap bagiannya, seluruh bagian tema utama diulang secara utuh pada birama 116-134. Terdapat tiga buah tema utama yang berupa lietmotif ayah, ibu dan kakak laki-laki.
b. Transisi
Bagian transisi ini terjadi perubahan bentuk pola melodi dan ritme pada birama 135–140 (gambar 3.20). Hal ini bertujuan sebagai penghubung ke subtema yang memiliki tonalitas A Mayor.
I
II
III
23
Gambar 3.20 Transisi
c. Subtema
Bagian ini secara melodi dan pola iringan dan ritme tidak jauh berbeda dengan subtema pada bagian eksposisi. Tonalitas yang digunakan adalah A Mayor. Bagian subtema rekapitulasi ini memiliki tema-tema utama yang menggambarkan tiga tokoh lainnya yaitu penulis, adik perempuan dan adik laki-laki, birama141-160. (gambar 3.21)
I
II
III
24
Gambar 3.21 Subtema dalam tonika
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
25
d. Rekapitulasi Pengembangan
Secara keseluruhan bagian ini menggambarkan suasana percakapan pada sore hari, dimana pola ritme dan iringan menggunakan not seperenambelasan dengan melodi yang berulang dan bersahutan menunjukan adanya suasana kebersamaan keluarga pada saat sore hari. Bagian ini merupakan sebuah kalimat tambahan sebagai penghubung untuk masuk ke dalam coda. Dimulai pada birama 164-181. Pada bagian ini muncul leitmotif ibu pada birama 164-165, kemudian disambung dengan leitmotif adik laki-laki birama 166 pada Gitar I dan pola melodi Gitar II seperenambelas pada dengan progresi akor A–D–Bm–E, menggambarkan suasana percakapan antara ibu dan adik laki-laki (gambar 3.22)
Gambar 3.22 Percakapan Ibu dan Adik laki-laki
Pada birama 168–169 (gambar 3.23) pada Gitar III muncul leitmotif Ayah yang disambung dengan leitmotif kakak laki-laki pada birama 170–171 (gambar 3.24) dengan progresi akor Bm–E–C#m-F#m–E.
I
II
III
26
Gambar 3.23 Birama 168-169
Gambar 3.24 Birama 170-171
e. Coda
Sebelum memasuki bagian coda pada birama 180 terdapat pelambatan tempo pada birama 179 menggunakan ritardando9(gambar 3.25)sebagai persiapan untuk memasuki suasana coda yang menunjukan bahwa sosok seorang ayah berulang tahun sebulan sebelum kepergiannya. Ditandai dengan melodi lagu selamat ulang tahun pada Gitar I yang dimainkan bersamaan dengan leitmotif ayah pada gitar III (gambar 3.26)
9
Ritardando: istilah perubahan tempo dalam musik, yaitu melambat secara bertahap
168
170 I
II
III
IV
I
II
III
27
Gambar 3.25 Ritardando pada birama 179
Gambar 3.26 Coda
B. Movement Dua
Bagian Birama Keterangan
Bagian A Tema 1 1-28 Tonalitas A minor Tema 2 29-39 Tonalitas A minor Bagian B Interlude 40-51 Tonalitas A mayor Bagian A’ Tema 1 52-74 Tonalitas A minor, palm
mute10 Tabel 3.2 Struktur movement kedua
10
28
Movement kedua ini menceritakan masa-masa dimana Ayah mengalami rasa sakit ketika berada di rumah hingga suasana di dalam Rumah Sakit dan sampai akhirnya harus pergi untuk selamanya. Bagian ini menggambarkan perasaan penulis yang gundah, sedih dan penyesalan. Bagian ini berpola A–B–A’ atau biasa disebut dengan ternary dengan tempo adagio. Pada bagian A dibagi menjadi dua bagian yaitu a dan b. Bagian a menceritakan saat-saat Ayah mengalami sakit di rumah. Bagian b menceritakan saat dirawat dalam Rumah Sakit.
a. Bagian A
Pada bagian A ini menggunakan tonalitas Am yang menggambarkan suasana sedih. Menggambarkan suasana saat Ayah mengalami rasa sakit dengan iringan broken chord pada Gitar I dan leitmotif Ayah pada Gitar II birama 1–4 (gambar 3.27) dengan progresi akor Am–Dm– Am–E dengan dinamika mezzopiano.
Gambar 3.27 Gambaran awal Ayah menderita sakit
Pada birama 7–8 muncul leitmotif Ibu pada Gitar III dengan interpolasi11 motif. Menggambarkan suasana kekawatiran seorang Ibu (gambar 3.28) dan disambung leitmotif kakak laki-laki muncul pada birama 10–13 (gambar 3.29).
11
Interpolasi: Teknik pengolahan motif dengan memberikan sisipan nada pada sebuah motif.
I
29
Gambar 3.28 Perasaan kekawatiran Ibu
Gambar 3.29 Perasaan kekawatiran kakak
Bagian A ini leitmotif Ayah sering muncul menandakan berkisah tentang rasa sakit dan perasaan sedih Ayah ketika mengalami sakit hingga pada birama 19–22 pola ritme yang dimainkan oleh gitar III memainkan sixtool12 menandakan detak jantung yang semakin berdenyut kencang karena rasa sakit yang dialami (gambar 3.30) hingga pada akhirnya harus dirawat di Rumah Sakit pada birama 24-33 yang ditandai dengan nada E tinggi dimainkan secara staccato menggambarkan bunyi alat pengukur tekanan jantung diikuti oleh leitmotif Ayah pada birama 31-34 (gambar 3.31).
12
Dalam satu ketukan terdapat enam nada setiap nada memiliki nilai nada yang sama
7
10
I
II
III
IV
I
II
III
30
19
Gambar 3.30 Gambaran detak jantung
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
31
Gambar 3.31 Gambaran suasana rumah sakit
Birama selanjutnya menggambarkan perasaan penulis yang gelisah dengan perasaan sedih ketika melakukan perjalanan ke Rumah Sakit karena mendapat berita duka sebelumnya, dituliskan melalui pola arpeggio13 dengan progresi akor Am-G–Fm–E (gambar 3.32) pada birama 35-38/314. Birama 38/4–39 dimainkan dengan akor E mayor dengan dinamika fortessimoyang sebelumnya diawali dengan ritardando pada birama 38 menandakan kepergian Ayah. (gambar 3.33)
Gambar 3.32 Perasaan gundah penulis
13
Kelompok nada yang dimainkan satu demi satu yang akan membentuk sebuah akor
14
“/” menunjukkan ketukan ke sekian
35 I
II
III
IV
I
II
III
32
Gambar 3.33 Akhir bagian A
b. Bagian B
Bagian B ini mengalami modulasi ke A Mayor yang dimulai dengan dinamika mezzopiano, gitar IV memainkan akor A mayor kemudian crescendo menandakan adanya dorongan semangat ( gambar 3.34). Bagian B ini dibangun dari dukungan kerabat, teman-teman sebagai penghiburan dan kekuatan.
Birama 40-44 merupakan bagian “a” dengan progresi akor A–F#m-E– D (gambar 3.35) dan bagian “b” birama 45–50 dengan progresi akor A–E/G#-D–A–E/G# (gambar 3.36)
Gambar 3.34 Crescendo bagian awal B I
II
III
IV
I
II
III
33
Gambar 3.35 Gambaran dukungan dari kerabat dan teman-teman
43 40
I
II
III
IV
I
II
III
34
Gambar 3.36 Ketegaran seorang Ibu
c. Bagian A’
Bagian A’ adalah pengulangan dari bagian A, tetapi tidak semua bagian. Terdapat perbedaan teknik cara bermain, yaitu menggunakan palm mute pada setiap bagian A’ (gambar 3.37). Palm mute yang digunakan bertujuan untuk menunjukan perbedaan cerita antara A dengan A’. Palm mute digunakan untuk menggambarkan sebuah memori tentang seorang ayah.
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
35
Gambar 3.37 Palm mute bagian A’
C. Movement Ketiga
Movement ketiga merupakan bagian terakhir dari seluruh komposisi “Sonata A Mayor Untuk Kuartet Gitar”. Bagian terakhir ini berbentuk rondo dengan struktur A-B-A’-C-A’, bertempo Allegro 130 bpm. Secara keseluruhan bagian ini menggambarkan ketenangan hati setelah ditinggal pergi Ayah. Berikut tabel struktur movement ketiga.
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
36
Bagian Birama Keterangan
Bagian A 1 – 16 Tonalitas A Mayor Bagian B 17 – 24 Tonalitas A Mayor Bagian A’ 25 – 39 Tonalitas A Mayor Bagian C 41 – 48 Tonalitas A Mayor Bagian A’ 49 – 64 Tonalitas A Mayor Tabel 3.3 struktur movement ketiga
a. Bagian A
Bagian ini terdapat dua periode, periode pertama birama 1–8, leitmotif dari semua anggota keluarga dimunculkan dimulai dari birama 1–5 pada gitar II memainkan leitmotif penulis dan leitmotif kakak laki-laki dimainkan pada gitar I dengan progresi akor A–Dadd9-A-E (gambar 3.38). Birama 5–6 gitar III memainkan leitmotif Ibu (gambar 3.39).
Gambar 3.38 Perasaan tenang penulis dan kakak
I
II
III
37
Gambar 3.39 Perasaan tenang Ibu
Periode kedua, birama 9–16, leitmotif dari adik perempuan dan adik laki-laki masing-masing dimainkan oleh gitar I dan gitar II pada birama 9–10 (gambar 3.40). pada birama 13-16 seluruh gitar I s/d gitar IV memainkan nada unison dengan akor A Mayor menggambarkan kekuatan dan keutuhan di dalam keluarga (gambar 3.41).
Gambar 3.40 Perasaan tenang adik
Gambar 3.41 Unison melambangakan keutuhan keluarga
5
9
13 I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
38
b. Bagian B
Bagian B dimulai pada birama 17 dan berakhir pada birama 24. Frase pertama melodi utama berupa leitmotif penulis pada birama 17–20 (gambar 3.42). Frase kedua dimulai pada birama 21–24 menggambarkan ketegaran hati penulis setelah kematian Ayah (gambar 3.43)
Gambar 3.42 Ketegaran penulis
Gambar 3.43 Penggambaran suasana tegar
c. Bagian C
Bagian C dimulai pada birama 41–48 , Pada bagian ini leitmotif ayah dimunculkan kembali sebagai sebuah ingatan akan sosok seorang Ayah. Pada gitar I memainkan nada harmoniksebagai gambaran sebuah ingatan. Progresi akor yang digunakan adalah A–D–D/F#-Bm7–E (gambar 3.44).
I
II
III
IV
I
II
III
39
Gambar 3.44 Memori akan seorang Ayah
41