• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Biologi Sistem Klasifikasi Makhl (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Biologi Sistem Klasifikasi Makhl (1)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BIOLOGI DASAR

SISTEM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

ANDI NUR AZIZAH S (L041 17 1307)

ANDI BULQIES RHAMADANI (L041 17 1308)

BISMAR HIMAWAN (L041 17 1309)

RIZWAN SYAWAL (L041 17 1310)

ANDI MUHAMMAD NAUFAL (L041 17 1311)

KARMILA KAHAR (L041 17 1312)

FAUZIYAH SALSABILYANA (L041 17 1313)

NUR ISLAH SUGIANTO (L041 17 1314)

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.

Shalawat serta salam kami kirimkan kepada Rasululah SAW. yang telah membimbing dan mengarahkan umatnya ke jalan yang lebih baik dari dahulu.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah mengenai “Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup” untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Biologi Dasar.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dari pembaca mengenai “Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup”.

Kami menyadari masih terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk penyusunan makalah selanjutnya.

Makassar, 20 November 2017

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan).

Adapun ilmu yang secara khusus mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup dinamakan ilmu taksonomi. Ilmu taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah pengenalan dan pembelajaran terhadap makhluk hidup serta mempermudah dalam mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ilmu taksonomi ini senantiasa berkembang dari masa ke masa, sehingga muncul tokoh – tokoh baru dalam taksonomi dan pendapat – pendapat serta teori – teori tentang taksonomi. Ilmu taksonomi ini melahirkan berbagai sistem klasifikasi yang berbeda – beda sesuai dengan dasar yang digunakan dalam kegiatan tersebut.

Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui lebih lanjut tentang bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah yang berjudul “Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup”. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

I. 2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan permasalahan yaitu : a) Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup? b) Apakah tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup? c) Bagaimanakah sejarah dan dasar-dasar klasifikasi?

d) Bagaimanakah proses klasifikasi?

(4)

f) Bagaimanakah tingkatan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup?

I. 3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah : a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup. b) Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup.

c) Untuk mengetahui sejarah dan dasar-dasar dalam mengklasifikasi makhluk hidup. d) Untuk mengetahui proses klasifikasi makhluk hidup.

e) Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. f) Untuk mengetahui bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup.

1. 4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :

a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai sistem klasifikasi makhluk hidup.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Klasifikasi Makhluk Hidup

II.1.1 Pengertian Klasifikasi

Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual yang menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan takson-akson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam keanekaragaman. Dikatakan pula bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang didasarkan pada perbedaan dan persamaan. Sedangkan Tjitrosoepomo (1993) mengatakan bahwa dasar pengadaan klasifikasi adalah keseragaman kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi. Semua ahli biologi mrnggunakan suatu sistem kasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne ( 1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang denga Carolus Linnaeus.

Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organisme baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi. Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.

II.1.2 Tujuan Klasifikasi

Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah:

1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki. 2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan

makhluk hidup dari jenis lain.

3. Mengetahui hubungan kekerabtan makhluk hidup.

4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama.

5. Membandingkan dan mempelajari makhluk hidup, membandingkan berarti mencari perbedaan dan persamaan ciri atau sifat makhluk hidup.

(6)

Manfaat klasifikasi bagi manusia, antara lain:

1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.

2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup.

3. Klasifikasi memudahkan komunikasi.

II.1.4 Sejarah Klasifikasi

Beberapa abad SM, Aristoteles, yaitu filusuf Yunani (384-422) adalah orang yang pertama merintis mengadakan klasifikasi hewanberdasarkan ciri-cirinya. Dia berhasil mengelompokan seribu jenis hewan tang dikenalnya. Oleh sebab itu, dia dijuluki bapak zoologi.

Pada abad ke-17 muncullah tokoh yang melahirkan konsep modern tentang spesies dan mencoba melanjutkan klasifikasi makhluk hidup ke arah grup-grup yang lebih kecil. Orang tersebut adalah, John Ray dari Inggris (1627-1705).

Pada pertengahan abad ke-18, Carollus Linnaeus (1707-1778), yaitu seorang ahli biologi berkebangsaan Swedia, memperkenalkan cara mengelompokan atau klasifikasi baru, berdasarkan kesamaan struktur dan menciptakan Binonium Nomenclatur.

II.1.5 Dasar-dasar Klasifikasi

Sebenarnya manusia telah lama mengelompokkan makhluk hidup, walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manusia firmitif mengelompokkan makhluk hidup menjadi kelompok makhluk hidup beracun dan makhluk hidup predator (pemangsa hewan lain).

2. Manusia mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan tempat hidupnya, yaitu organisme darat dan organisme air.

3. Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kegunaanya, baik makhluk hidup yang menguntungkan ataupun yang merugikan.

(7)

Pada perkembangan selanjutnya, ternyata mengklasifikasikan makhluk hidup yang hanya berdasarkan kesamaan struktur, mengalami kesulitan. Maka pada sistem klasifikasi terbaru cara pengklasifikasian makhlik hidup didasarkan pada:

 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimilikinya.

 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat dalam tubuh ( anatomi).

 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara hidupnya.

 Kesamaan biokimia, misalnya jenis-jenis enzim dan jenis-jenis protein yang dikandung makhluk hidup tersebut.

 Kesamaan genetik, khususnya kesamaan struktur bahan genetiknya, yaitu DNA.

II.1.6 Proses Klasifikasi

Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup, yaitu:

1. Pencandraan (identifikasi),

Pencandraan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi.

2. Pengelompokan

Setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.

3. Pemberian Nama

(8)

sistem tata nama ganda (Binomial Nomenclature) dan trinomial. Dengan adanya nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.

Tata Nama Binomial Nomenclature

Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan spesies)

Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :

1. Spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum).

2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk jenis digunakan huruf kecil.

3. Nama spesies menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkanNama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis bawah, atau lainnya).

4. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.

5. Jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies, melainkan nama subspesies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah spesies. 6. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya

(9)

II.1.7 Tingkatan Klasifikasi

Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature.

Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat-tingkat takson maka faedah dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Takson dinyatakan sebagai unit taksonomi tingkat yang manapun. Bila setiap bagian yang lebih kecil pada takson itu disebut dengan istilah yang sama dan diberi awalan anak (sub), kita dapat memilah 25 takson termasuk yang terkecil yaitu individu. Berikut ini urutan 25 takson tersebut dari yang paling besar ke yang kecil:

Dunia = regnum/kingdom Anak dunia = sub regnum/kingdom Divisi = division/filum Anak divisi = sub division/filum Kelas = classis

Anak kelas = sub classis Bangsa = ordo Anak bangsa = sub ordo Suku = familia Anak suku = sub familia Rumpun = tribus Anak rumpun = sub tribus Marga = genus

Anak marga = sub genus Seksi = sectio Anak seksi = sub sectio Seri = series Anak seri = sub series Jenis = spesies Anak jenis = sub spesies Varitas = varietas Anak varitas = sub varietas Bentuk = forma Anak bentuk = sub forma Individu = individu

Disebabkan karena tingkatan takson yang terlalu banyak, maka untuk mempermudah hal tersebut didalam kehidupan sehari-hari kita hanya menggunakan 7 tingkatan takson utama. Adapun tingkatan takson utama yang sering kita kenal sehari-hari yaitu :

(10)

b) Filum/divisio (keluarga besar), Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.

c) Classis (kelas), Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio

d) Ordo (bangsa), Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales.

e) Family (keluarga), Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.

f) Genus (marga), genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.

g) Species (jenis). Spesies adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).

II.2 Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

II.2.1 Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Pembagian Kingdom

Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Namun ternyata setelah dipelajari lebih lanjut terdapat jenis makhluk tertentu yang umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Hal ini yang kemudian membuat para ahli taksonomi mengelompokkan makhluk hidup kedalam 3 kelompok yaitu: protista, plantae dan animalia.

Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Monera, protista, Plantae, dan Animalia. Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.

(11)

sistem klasifikasi 6 kingdom. Adapun sistem klasifikasi berdasarkan atas pembagian kingdom secara garis besar dibedakan atas beberapa sistem, yaitu :

1. Sistem dua kingdom : Kelompok tumbuhan dan kelompok hewan 2. Sistem tiga kingdom : Protista, plantae, dan animalia

3. Sistem empat kingdom : Monera, protista, plantae, dan animalia 4. Sistem lima kingdom : Monera, protista, fungi, plantae, animalia

5. Sistem enam kingdom : Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae dan animalia

1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom

Sistem klasifikasi 2 kingdom merupakan awal mula majunya perkembangan sistem taksonomi. Pada masa ini dikenal adanya 2 macam kingdom yaitu kingdom animalia (hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan). Pada masa ini, seorang ilmuwan asal Swedia bernama C. Linneaus adalah tokoh yang berperan besar melakukan sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi 2 kingdom diterapkan pada tahun 1735.

Kingdom Plantae

Kingdom tumbuhan mencakup makhluk hidup yang memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu berfotosintesis. Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji termasuk kerajaan tumbuhan. Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan jamur dimasukkan ke dalam kelompok ini meskipun tidak memiliki klorofil.

Kingdom Animalia

Kingdom hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas. Contohnya adalah hewan bersel satu (Protozoa), hewan berpori (Porifera), cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan berbuku-buku (Arthropoda), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata), dan hewan bertulang belakang (Chordata).

(12)

belum sempura dan masih memiliki kekurangan, sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap sebagai cikal bakal atau pengarah utama untuk menuju sistem kingdom selanjutnya.

2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom

Jika sebelumnya Linneaus mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 kingdom, selanjutnya Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 3 kingdom. Sistem klasifikasi 3 kingdom ini terdiri atas kingdom animalia (hewan), kingdom plantae (tumbuhan), dan kingdom protista (organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana). Awal mula dimasukkannya protista menjadi salah satu kingdom ialah ketika makhluk hidup bersel satu mulai ditemukan. Makhluk hidup bersel satu tersebut dibagi menjadi 2 filum, filum pertama ialah filum Protozoa yaitu untuk menyebutkan makhluk bersel satu yang dapat bergerak, filum yang kedua adalah Thallophyta atau Protophyta yaitu filum yang menyatakan makhluk hidup bersel satu seperti alga dan bakteri. Kingdom Protista digunakan untuk menyatakan organisme bersel satu. Kingdom ini memiliki sifat hewan dan tumbuhan sekaligus.

Kingdom Fungi

Kingdom jamur meliputi semua organisme yang memperoleh makanan secara heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi). Jamur dibedakan karena dinding sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel tumbuhan melainkan dari bahan kitin. Jamur mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun dengan cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).

Kingdom Plantae

Dunia tumbuhan meliputi semua organisme yang mampu membuat makanannya sendiri (Autotrof) dengan melalui fotosintesis.

Kingdom Animalia

(13)

Sayangnya, sistem klasifikasi 3 kingdom ini masih belum sempurna. Bakteri yang termasuk ke dalam makhluk hidup tidak dapat dimasukkan ke dalam kingdom manapun. Hal tersebut tidak lain karena bakteri merupakan organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel. Terlepas dari itu semua, sistem klasifikasi 3 kingdom menunjukkan adanya kemajuan dalam sistem klasifikasi. Organisme bersel satu atau multiseluler sederhana telah memiliki kingdom tersendiri, mengingat makhluk hidup tersebut memiliki ciri yang berbeda dengan hewan dan tumbuhan.

3. Sistem Empat Kingdom

Copeland dan Whittaker adalah dua tokoh yang sangat berperan dalam penemuan sistem klasifikasi 4 kingdom. Dua ilmuwan tersebut mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom. Meskipun sama-sama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4 kingdom, keduanya memiliki sistem klasifikasi yang berbeda. Copeland mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom Monera, kingdom Protoctista, kingdom Metaphyta dan kingdom Metazoa. Tumbuhan Kingdom Monera merupakan kumpulan organisme yang tidak memiliki membran inti dan memiliki sifat prokariotik. Lain halnya dengan kingdom Protoctista (Protista) yang bersifat eukariotik. Kingdom Metaphyta merupakan kumpulan tumbuhan yang mengalami masa pertumbuhan embrio. Sedangkan kingdom Metazoa merupakan kingdom dengan kumpulan hewan yang mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya.

(14)

Kingdom Monera

Semua anggota kingdom Monera tidak mempunyai selaput inti, sehingga disebut organisme prokariotik. Contoh dari kingdom Monera adalah bakteri dan ganggang biru-hijau.

Kingdom Fungi

Semua jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi

Kingdom Plantae

Semua ganggang (Kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji dimasukkan kedalam kingdom ini.

Kingdom Animalia

Semua hewan mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom animalia.

4. Sistem Lima Kingdom

Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Whittaker (1969) mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pada sistem klasifikasi lima kingdom, ganggang yang sebelumnya dimasukkan pada kingdom Plantae, dan Protozoa yang semula dimasukkan di dalam kingdom Animalia selanjutnya dikelompokkan menjadi satu kingdom, yaitu Kingdom Protista. Kingdom ini dianggap sebagai penyempurna dari sistem klasifikasi sebelumnya, yakni klasifikasi 4 kingdom.

Kingdom Monera

(15)

Eubacteria ialah kelompok bakteri yang menghasilkan gas metan dari sumber karbon yang sederhana dan hidup di lingkungan biasa

Archaebacteria ialah kelompok bakteri yang dapat hidup di lingkungan ekstrim, misalnya pada sumber air panas, di dalam laut dengan kadar garam tinggi, atau di tempat yang asam.

Kingdom Protista

Kingdom ini terdiri dari organisme yang memiliki selaput inti dan bersel tunggal. Protista dapat ditemui di mana saja, baik di air tawar, air laut, daerah lembab, atau pun hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Protista dikelompokkan menjadi tiga, yaitu protista menyerupai hewan (Protozoa), protista menyerupai tumbuhan (Ganggang), dan protista menyerupai jamur. Hampir semua protista hidup di air karena mereka tidak memiliki pelindung yang dapat menjaga tubuhnya dari kekeringan.

Kingdom Fungi

Kingdom ini umumnya bersel banyak, punya membran inti, dan memiliki peran sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan makanan dengan cara saprofit atau parasit.

Kingdom Plantae

Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran inti (Eukariotik) yang dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak. Pada umumnya plantae hidup di darat. Perkembangbiakannya bisa secara kawin dan tidak kawin.

Kingdom Animalia

Animalia atau hewan adalah organisme yang memakan makhluk hidup lain untuk kebutuhan makanannya. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel. Hewan ada yang tinggal di laut, di air tawar, dan juga di darat.

Namun, klasifikasi ini ternyata masih dianggap memiliki kelemahan. Sistem klasifikasi 5 kingdom belum mampu mengklasifikasikan kingdom monera secara tepat. Di dalam kingdom monera masih terdapat banyak perbedaan yang signifikan, seperti dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid, dan lainnya.

(16)

Sistem klasifikasi makhluk hidup menjadi 6 kingdom pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan asal Amerika bernama Carl Woese pada tahun 1977. 6 kingdom yang diklasifikasikan oleh Carl Woese adalah kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Protista, kingdom Mycota, kingdom Eubacteria, dan kingdom Archaebacteria. Awal mula dilakukannya klasifikasi 6 kingdom ini karena adanya penemuan monera archaebacteria di samudera. Ternyata monera archaebacteria tersebut memiliki perbedaan dengan kingdom monera lainnya yang merupakan eubacteria. Berdasarkan penelitian, arcahaebacteria lebih menyerpai sel eukariotik. Namun pada masa ini banyak ilmuwan yang pro dan kontra terhadap pengklasifikasian kingdom monera. Para ilmuwan menganggap bahwa kingdom monera sudah mencakup eubacteria dan juga archaebacteria sekaligus. Namun banyak juga ilmuwan yang setuju dengan sistem klasifikasi pada kingdom monera tersebut. Alasannya, penjelasan mengenai kingdom monera menjadi lebih spesifik sehingga mempermudah proses penelitian lebih lanjut.

II.2.2. a Kindom Plantea

Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu :

1. Tumbuhan belah (Schizophyta), meliputi kurang lebih 35.000 jenis tumbuhan Divisi Tumbuhan belah merupakan tumbuhan yang paling primtif hal ini karena tumbuhan tersebut membelah diri dengan membelah diri,tubuh hanya dengan sebuah sel, protoplas belum terdiferensiasi dengan jelas sehingga inti belum nampak jelas/nyata, demikian pula dengan plastidanya. Secara garis besar Schyzophyta dibedakan menjadi 2 kelas yaitu: bakteri (Bacteria/schyzomycetes)dan Ganggang biru,ganggang belah, atau ganggang lender (Cyanophyceae,Schizophyceace atau Myxophyceae) (Gembong,1981:3)

Secara spesifikasi tumbuhan belah dibagi menjadi 7 ordo yaitu: Pseudomonales,

Chlamydobacteriales, Eubacteriales, Actinomycetes, Beggiatoales,

Myxobacteriales dan Spirochaetales.

(17)

Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.

Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet). Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit. Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid).

Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk. Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas. Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).

a. Lumut Daun (Musci)

Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum. Klasifikasi lumut daun :

(18)

Spesies : Bryopsida

b. Lumut Hati (Hepaticea)

Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia. Adapun klasifikasi lumut hati :

Regnum : Plantae Division : Hepaticohyta Classis : Hepaticosida Ordo : Hepaticoccales Family : Hepaticoceae Genus : Hepaticopsida Spesies : Hepaticiopsida sp

c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)

Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.

3. Tumbuhan talus (Thallophyta), meliputi kurang lebih 60.000 jenis tumbuhan

Thalus dipakai untuk menyatakan jaringan yang tidak berdiferensiasi (masih belum bisa dibedakan bagian-bagiannya) yang membentuk tubuh sekelompok vegetasi tingkat rendah. Istilah Thallophyta ("tumbuhan talus") dipakai untuk menggolongkan alga ("ganggang") dan lumut kerak. Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – layang didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik. Berdasarkan sifatnya ganggang digolongkan menjadi;

a. Epilitik ( hidup diatas batu)

(19)

c. Epipitik ( melekat pada tanaman ) d. Epizoik ( melekat pada hewan).

Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas: a. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,

b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air akibat pasang susrut.

c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air, d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.

Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang Platimonas sp, hidup bersama cacing pipih Convolutta roscofencis.

Macam bentuk tubuh ganggang yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament. Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil. Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat. Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.

Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami. Adapun beberapa ciri – ciri talus yaitu:

1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.

2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.

3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.

(20)

5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.

4. Tumbuhan paku (Pteridophyta), meliputi kurang lebih 10.000 jenis tumbuhan Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xylem dan fleom).

Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.

Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku ekor kuda.

(21)

paku homospora dan heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :

I. Psilotophyta

Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.

II. Lycophyta

Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).

III. Sphenophyta

Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

IV. Pterophyta

Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cunatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

5. Tumbuhan biji (Spermathopyta), meliputi kurang lebih 170.000 jenis tumbuhan Tumbuhan biji terbagi atas 2, yaitu:

A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)

(22)

luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut tumbuhan biji telanjang. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa ciri tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).

1. Akar

Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).

2. Batang

Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu mengadakan pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus, misalnya pada pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.

3. Daun

Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip (misalnya pada belinjo). Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan

bantuan energi cahaya. 4. Bunga

Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga, mahkota berwarna tidak mencolok.

5. Biji

Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan menghasilkan sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-sel kelamin betina.

(23)

Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada pakis haji. Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.

Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut : 1. Pteridospermae (Paku Biji)

Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.

2. Cycadinae

Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).

Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman hias.

3. Ginkgoinae

Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.

4. Gnetinae

Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota kelas Gnetinae.

(24)

yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.

5. Coniferinae

Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian bahan balsam.

B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)

Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati. Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Akar

Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.

2. Batang

Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.

Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:

a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.

(25)

c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya kelapa, karet, durian, dan jati.

3. Daun

Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena mengandung klorofil.

4. Bunga

Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin (benang sari atau putik saja)

5. Biji

Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung oleh daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.

Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)

Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji. Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Susunan akarnya berupa akar serabut. b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas. c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.

(26)

e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah. f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai cambium,

kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang dan palem raja.

Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang penting adalah sebagai berikut:

a. Gramineae (Poaceae)

Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin. Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.

b. Cyperaceae

Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di pangkal batang. Contohnya: rumput teki.

c. Liliaceae

Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan untuk bumbu masakan.

d. Palmae

(27)

e. Zingiberaceae

Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.

f. Cannaceae

Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.

g. Orchidaceae

Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.

h. Pandanaceae

Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah. Contohnya: pandan wangi.

i. Musaceae

Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang

2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)

Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Biji berkeping dua.

(28)

d. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.

e. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang berpelepah. f. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.

g. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.

h. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari dengan jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.

Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut: a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)

Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh: kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang

b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)

Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.

c. Mimmosaceae

Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).

d. Caesalpiniaceae (suku jo har)

Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat. Contoh: kembang merak, asam, johar.

e. Labiatae

Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.

f. Convolvulaceae

Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.

(29)

Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan jambu biji.

h. Moraceae

Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.

i. Rutaceae (jeruk)

Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk nipis.

j. Rubiaceae

Daunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.

k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang. Contoh: kapas dan rosela.

l. Bombaceae

Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik. Contoh: durian.

m. Apocynaceae (suku kamboja)

Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan alamanda.

n. Verbenaceae

Contahnya tanaman jati.

o. Annonaceae

Contahnya srikaya dan sirsak.

(30)

Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.

q. Asteraceae

Tumbuhan yang mempunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.

II.2.2 b Kindom Animalia

Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler, bersifat heterotrof, organisme yang aktif. Kingdom animalia dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu:

1) Avertebrata

Avertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata terdiri dari 8 filum, yaitu:

a) Porifera (hewan berpori)

Porifera merupakan kelompok hewan multiseluler yang paling sederhana, tubuh berpori-pori, sebagian besar hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar. Tubuhnya berbentuk seperti bunga pada umumnya. Contoh: Niphates digitalis, Clathrina. b) Coelenterata (Hewan berongga)

Struktur tubuh Coelenterata lebih kompleks dibanding porifera. Dalam daur hidupnya mempunyai bentuk tubuh sebagai polip dan medusa. Mulut memiliki tentakel, pada tentakel terdapat alat penyengat. Contoh: Chrysaora fruttescena (ubur-ubur). c) Plathyhelminthes (cacing pipih)

Berbentuk pipih, lunak dan simetris bilateral. Dapat hidup bebas di air tawar dan air laut. Misalnya, planaria dan sebagai parasit pada hewan atau manusia seperti cacing hati

d) Nemathelminthes (Cacing gilig)

Bentuk tubuh gilig/silindris, memiliki rongga tubuh tapi tidak sejati. Permukaan tubuh dilapisi kutikula, memiliki sistem pencernaan ya ng lengkap. Hidup bebas atau sebagai parasit. Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut).

e) Annelida (Cacing gelang)

(31)

f) Mollusca (Hewan bertubuh lunak)

Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak, tubuh di lindungi cangkang, ada pula yang tidak bercangkang. Ukuran bervariasi. Hidup di perairan laut, air tawar, ataupun darat. Contoh: Achatina fulica (bekicot).

g) Arthropoda (Hewan berbuku-buku)

Memiliki kaki beruas-ruas, tubuh dapat dibedakan antara kepala, dada, da n perut. Mempunyai rangka luar yang keras (kutikula). Hidup bebas, parasit, simbiosis. Contoh: Pardosa amenata (jenis laba-laba).

h) Echinodermata (Hewan berkulit duri)

Struktur tubuh simetri radial, seperti bintang, bulat, pipih. Permukaan tubuh umumnya berkulit duri. Bergerak menggunakan kaki ambulakral. Hidup bebas atau di perairan laut. Contoh: Acanthaster sp (bintang laut).

2) Vertebrata

Kelompok hewan ini memiliki tulang belakang, rangka dalam, rongga tubuh, sistem pernapasan, pencernaan, peredaran darah, ekskren, saraf, alat reproduksi terdiri dari kelamin jantan dan betina. Vertebrata terdiri atas:

a. Pisces (ikan) yaitu jenis hewan yang hidup di air, bernafas dengan insang, contoh: ikan louhan.

b. Amphibia, yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air, bernafas dengan kulit. Contoh : katak.

c. Reptilia yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air, bernafas dengan paru- paru, contoh: komodo.

d. Aves (burung), yaitu hewan yang memiliki bulu, ekor, badan, leher dan kepala, berkembang biak dengan cara bertelur, contoh: penguin.

e. Mamalia, jenis hewan yang menyusui anaknya. Bernafas dengan paru- paru. Contoh: kera.

II.2.2 c Kingdom Protista

(32)

sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organismeeukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah, baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.

Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewanbersel satu, Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algaebersel satu), serta jamur lendir dan jamur air yang menyerupai jamur. Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista dalam sistem tiga kerajaan (Animalia, Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari protista setelah diketahui bahwa ia adalah prokariotik.

II.2.2 d Kingdom Monera

Monera adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi biologi sistem lima-kingdom, yang sekarang sudah tidak dipakai lagi. Monera meliputi sebagian besar prokariotik (yaitu tidak punya inti sel. Oleh sebab itu, nama lainnya adalah Prokaryota atau Prokaryotae. Kingdom ini dibagi menjadi dua divisi yaitu Bacteria (atau Schizomycetes) dan Cyanophyta atau alga hijau-biru.

Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi, setelah berbagai temuan menunjukkan bahwa Cyanophyta sekarang ini lebih tepat dianggap sebagai bakteria dan dinamakan sebagai Cyanobacteria.

II.2.2 e Kingdom Fungi

(33)

besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.

Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Fungi diklasifikasikan menjadi 6 klasifikasi, yaitu:

a. Zygomycota b. Ascomycota c. Basidiomycota d. Deuteromycota e. Mikoriza f. Lumut Kerak

II.2.2 f Kingdom Eubacteria

Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal (uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.

II.2.2 g Kingdom Archaebacteria

Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria.

(34)

mereka dulunya satu Kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrem.

6. Sistem Tujuh Kingdom

-Kingdom Animalia (Hewan) -Kingdom Plantae (Tumbuhan) ·Kingdom Protista (Protozoa) ·Kingdom Chromista

(35)

Pada tahun 2015, sebuah jurnal ilmiah taksonomi dengan judul "A Higher Level Classification of All Living Organisms" dengan author Michael A. Ruggiero, dkk (salah satunya juga Cavalier-Smith) melakukan revisi sistem klasifiksi yang melibatkan sekitar 3.000 ahli taksonomi dunia dan berdasarkan konsensus Taxonomic Outline of Bacteria and Archaea (TOBA) dan the Catalogue of Life menyatakan bahwa archae dan bacteria dipisah menjadi kingdom yang berbeda.

Sistem ini diperkenalkan oleh ahli Cavalier-Smith tahun 1998. sistem ini dikembangkan dari sistem kingdom sebelumnya dan secara garis besar digolongkan dalam dua kelas utama prokariot dan eukariot (2 Empires, Chatton 1937) dari kedua golongan besar ini dibagi lagi, eukariot mencakup Animalia, Plantae, Protozoa (protista), Eumycota dan Chromista. Sedangkan golongan prokariot mencakup Eubacteria dan Archaebacteria.

Kelebihan sistem klasifikasi tujuh kingdom ini lebih adalah lebih detail. Lahir kingdom baru yaitu Chromista yang anggotanya merupakan bagian dari kingdom fungi dan protista yaitu Oomycota, Hyphochytriomycota, Bacillariophyta, Xanthophyta, Silicoflagellates, Chrysophyta, dan Phaeophyta. Golongan ini berbeda dari kingdom asalnya karena mereka meiliki klorofil a dan c, tidak menyimpan makanan sebagai kanji melainkan sebagai minyak dan umumnya menghasilkan sel dengan dua flagella yang berlainan. Karena sebagian kingdom mycota sudah digolongkan ke dalam kingdom chromista maka kingdom ini berubah menjadi kingdom eumycota. Kingdom protista lebih akrab dikenal sebagai kingdom protozoa.Klasifikasi system ini lebih sempurna dari kingdom sebelumnya.

(36)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.

Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam

suatu herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi

makhluk hidup secara individual yang menggambarkan kekerabatan.

2.

Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan

makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui

ciri-ciri untuk mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut.

Kemudian untuk manfaat dari sistem klasifikasi yaitu untuk memudahkan

mempelajari setiap makhuk hidup yang beraneka ragam.

3.

Klasifikasi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Yunani bernama

Aristoteles

(384-422), kemudian dikembangkan oleh John Ray dan

Carollus Linnaeaus. Kemudian dasar-dasar pengklasifikasian terdiri dari

persamaan dan perbedaan yang dimiliki, ciri morfologi dan anatomi,

manfaat, ukuran, habitat, dan cara hidupnya, biokimia serta kesamaan

genetiknya.

4.

Proses klasifikasi terdiri dari tiga tahap, yaitu pencandraan, (Identifikasi),

pengelompokan dan pemberian nama menggunakan tata nama Binomial

Nomenclature.

5.

tingkatan takson pada makhluk hidup terdiri dari 25, namun yang umum

digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu hanya tujuh, yaitu

kingdom/regnum, filum/divisio, classis, ordo, family, genus

dan

species.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 1984.

Ringkasan Biologi

. Ganeca Exact. Bandung.

Dwidjoseputro. 1986.

Biologi.

Erlangga. Jakarta.

Kimball, J. W. 1993.

Biologi Umum

. Erlangga. Jakarta.

Lumowa, sonja V.T. 2012 .

Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi.

Universitas

Mulawarman: Samarinda.

Dwidjoseputro. 1994.

Pengantar Fisiologi Tumbuhan

. Jakarta: Gramedia pustaka

Utama

Fried, dkk. 2005.

Biologi

. Jakarta: Erlangga

Karmana Oman. 2007.

Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XII SMA/MA

program IPA

. Bandung : Grafindo

Kimball, John W. 1992.

Biologi

. Jakarta: Erlangga

Kimball, dkk. 2002.

Biology Jilid I

. Jakarta: Erlangga.

Lehninger. 2005.

Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2

. Jakarta: Erlangga.

Nisrina.2009.

Katabolisme

.

http://www.scribd.com/doc/36876038/katabolisme

dia

kses tanggal 04 Oktober 2012, pukul 19.34

Rahmawati Diah. 2001.

Pelajaran Biologi SMU 3

. Surakarta : PT. Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri

Referensi

Dokumen terkait

berpikir siswa pada materi relasi dan fungsi berdasarkan Teori Piaget..

Untuk bentuk dan fungsinya, bentuk yang dominan yang digunakan adalah bentuk deklaratif dengan fungsi direktif, selain fungsi direktif juga ditemukan fungsi komisif dari

DVR (Dynamic Voltage Restorer) dapat memperbaiki profile teganggan hingga mencapai kisaran 0.95 pu pada setiap type gangguan, Besar nilai kapasitas perbaikan dalam tegangan

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan tersebut diatas, Dengan ini kami beritahukan bahwa Perusahaan Saudara telah lulus

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Brand iB terhadap keputusan nasabah

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan tepid water sponge adalah penelitian lain dilakukan oleh Setiawati (2009) tentang “Pengaruh tepid sponge terhadap penurunan  suhu tubuh

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat saya harapkan demi

Lebih besarnya penerimaan negara tersebut disebabkan oleh hasil usaha mobilisasi dana-dana dari sumber-sumber dalam negeri khususnya pajak, dan di samping itu