BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menuntut setiap daerah baik
kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di
segala sektor. Hal ini ditunjukan dengan semakin pesatnya pembangunan daerah
khususnya di daerah perkotaan. Tujuan pembangunan ini, yaitu untuk
mensejahterakan kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Pada
umumnya keberhasilan pembangunan suatu daerah diindikasi dengan
berkembangnya sektor industri dalam perekonomian yang berujung pada
pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat padadaerah tersebut.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, menjadi barang jadi atau menjadi barang yang
bermutu tinggi dalam penggunaannya. Bahan-bahan industri diambil secara
langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan
barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.
Pembangunan industri merupakan salah satu dari pembangunan ekonomi
yang menjadi tolak ukur peningkatan taraf hidup masyarakat modern yang lebih
bermutu. Menurut teori pengembangan industri, industri kecil adalah cara yang
paling dinilai besar peranannya dalam pengembangan industri manufaktur
(Kuncoro, 2007:364). Pengembangan industri berskala kecil akan membantu
mengatasi masalah pengangguran mengingat teknologi yang digunakan adalah
usaha yang pada gilirannya mendorong pembangunan pembangunan daerah dan
kawasan pedesaan.
Dalam pembahasan mengenai padat modal dan padat karya, padat modal
merupakan industri yang dibangun dengan modal besar dan didukung dengan
teknologi tinggi. Industri padat modal merupakan industri yang dalam proses
produksinya cenderung menekankan dan tergantung pada penggunaan
mesin-mesin dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Industri padat
modal industri yang hanya dijalankan oleh perusahaan besar. Industri yang
berbasis padat karya cenderung lebih banyak menggunakan tenaga manusia dalam
setiap proses produksinya. Tujuan utama dari program industri padat karya adalah
untuk membuka lapangan kerja baru di daerah.
Ada beberapa sektor yang dapat dijadikan subjek penting bagi daerah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Sektor industri merupakan
pilihan terbaik. Ada tiga alasan utama sektor industri dijadikan sektor kunci bagi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Pertama, industri adalah
satu-satunya sektor ekonomi yang bisa menghasilkan nilai tambah paling besar
dan berarti penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Kedua, industri bisa sebagai penarik (lewat keterkaitan
produksi ke belakang) dan pendorong (lewat keterkaitan produksi ke depan)
terhadap perkembangan dan pertumbuhan output di sektor-sektor ekonomi
lainnya. Ketiga, industri merupakan sektor terpenting bagi pengembangan
teknologi yang selanjutnya bisa disebarkan lewat spillover effects ke sektor-sektor
atau wilayah. Disebabkan karena antara region satu dengan lainnya melakukan
interaksi ekonomi dan saling membutuhkan. Hal ini sudah dibuktikan oleh
negara-negara yang mengalami revolusi industri cenderung pertumbuhan
ekonominya meningkat pesat (Etty Puji Lestari, 2010).
Dalam percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah
satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Proses industrialisasi yang
dilakukan Indonesia sejak pelita I-V telah memberikan dampak positif dan
memberikan kontribusi besar. Periode 1965-1986 disebut sebagai era
pembangunan yang telah membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, serta menghasilkan banyak usaha-usaha baru, termasuk di dalamnya
industri kecil.
Secara umum usaha kecil yang terdapat di pedesaan adalah industri kecil
dan homeindustry. Berdasarkan definisi atau klasifikasi Badan Pusat Statistik
(BPS), perbedaan antara industri kecil dan home industry adalah pada jumlah
pekerja. Homeindustry adalah unit usaha (establishment) dengan jumlah pekerja 1
hingga 4 orang, yang kebanyakan adalah anggota-anggota keluarga
(familyworkers) yang tidak dibayar dari pemilik usaha atau pengusaha itu sendiri.
Kegiatan industri tanpa tenaga kerja, yang disebut self employment, juga termasuk
dalam kelompok homeindustry
Di Indonesia perkembangan industri tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Disisi lain didalam pengklasifikasian industri-industri di Indonesia, ada satu
industri yang langsung menyentuh kedalam sendi-sendi perekonomian masyarakat
pengaruhnya sangat signifikan dalam kegiatan perekonomian yang berlangsung di
masyarakat diantaranya dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan
pendapatan bagi masyarakat di daerah.
Tabel 1.1
Perkembangan UMKM di Indonesia Tahun 2005-2012 No 2 Pertumbuhan
Jumlah UMKM
Persen 5.0
Kerja UMKM
Orang 83 4 Pertumbuhan
Jumlah Tenaga Kerja UMKM
Persen 3.9 UMKM (harga konstan) 6 Pertumbuhan
sumbangan PDB UMKM 8 Pertumbuhan
Nilai Ekspor UMKM
Sumber : bps.go.id
Secara garis besar kendala yang dihadapi oleh hamper seluruh usaha
homeindustry adalah terbatasnya dana sebagai modal usaha, rendahnya tingkat
pendidikan pekerja dalam melakukan kegiatan produksi dan jaringan usaha yang
kurang luas. Salah satu usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di
Indonesia khususnya di Kota Binjai adalah dengan mendorong pertumbuhan dan
perkembangan kinerja dan produktivitas usaha mikro seperti industri rumahan.
home industry memiliki resistensi dan daya tahan yang kuat dalam terpaan krisis
ekonomi.
Kota Binjai merupakan salah satu kota madya di Sumatera Utara yang
memiliki lokasi dan posisi yang strategis untuk kegiatan perekonomian, dimana
letak kotanya yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat yang
notabenenya memiliki sumber daya alam seperti perkebunan sawit dan kilang
minyak, dan Kota Medan yang berperan sebagai Ibukota Sumatera Utara yang
otomatis menjadi pusat perekonomian serta Kabupaten Deli Serdang yang
pertumbuhan ekonominya juga mengandalkan hasil sumber daya alam. Maka
secara otomatis Kota Binjai teraliri kegiatan perekonomian dengan frekuensi yang
cukup cepat. Menjadi penghubung antara Kabupaten Langkat dan Kota Medan
serta Deli Serdang.
Kencang dan cepatnya frekuensi kegiatan ekonomi yang melintasi kota
tersebut menjadikan Binjai mulai bertransformasi menjadi kota yang memiliki
potensi untuk berkembang dalam hal industri karena mulai teraliri modal dan
giatnya laju transportasi karena kegiatan ekonomi menjadi stimulant bagi
penduduk setempat untuk memulai suatu industri, khususnya industri rumahan
karena memang disesuaikan dengan karakter daerahnya. Meningkatnya
pendapatan perkapita penduduk Kota Binjai tiap tahunnya, paling besar
dipengaruhi oleh sektor industri. Lihat tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.2
PDRB Per Kapita Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlaku / GRDP Per Capita at Current Prices of Binjai Municipality, 2004 – 2009.
N o
Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009
2. Penduduk
Pertengahan Tahun/ Mid year Population)
232.236 237.904 244.256 248.256 252.652 257.105
3. PDRB Per kapita /
GRDP Per Kapita
9.043.20 4
10.486.4 44
11.831.8 12
13.338.25 1
15.100.80 5
16.773.1 45 4. Persentase Kenaikan
PDRB Per Kapita
13,35 15,96 12,83 12,73 13,21 11,07
Sumber : BPS Kota Binjai
Meningkatnya PDRB suatu daerah mengindikasikan daerah tersebut
semakin maju dalam perekonomiannya. Terlebih dalam hal industri yang menjadi
penyumbang angka terbesar dalam perumusan PDRB. Industri yang berperan
dalam hal ini bisa mulai dari home industry, industri kecil hingga industri besar.
Homeindustry di bidang kuliner seperti makanan dan minuman merupakan
salah satu komponen dari sektor industri pengolahan yang terus mengalami
perkembangan, karena memang industri rumahan muncul karena dampak dari
meningkatnya minat masyarakat dalam berwirausaha,dan tingginya ide kreatifitas
dalam mengelola bahan makanan unggulan yang berasal dari daerah tersebut.
Tingginya angka pengangguran juga bisa menjadi awal menjamurnya industri
rumahan makanan karena seseorang harus tetap produktif untuk melanjutkan
kehidupannya atau yang disebut konsumsi otonom, maka dari itu lahirlah
keinginan untuk memulai usaha padat karya di rumahan, disamping sifat usahanya
yang kebanyakan masih memerlukan pembinaan yang terus menerus agar masalah
yang dihadapi dapat segera diatasi. Beberapa masalah utama yang sering dihadapi
antara lain adalah masalah permodalan, cara pemasaran dan keterampilan dalam
mengelola usaha (BPS, 1996:xxv).
Pengembangan industri kecil seperti homeindustry salah satunya bisa
faktor-faktor internal dan eksternal dari analisis SWOT itu sendiri. Diantaranya adalah
faktor internal adalah faktor yang datanya didapat dari internal industry itu
sendiri. Data lingkungan internal terdiri atas indikator kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness). Sedangkan faktor eksternalnya adalah data yang diperoleh
dari luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan
yang terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat), berawal dari
keempat indicator inilah SWOT berasal untuk di analisis lebih jauh.
Pengembangan sektor homeindustry di Indonesia khususnya di daerah
seperti Kota Binjai merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi
nasional. Ini karena sektor tersebut tahan terhadap krisis. Selain itu juga
merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya
ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan
antar pelaku usaha, lebih dari itu pengembangannya mampu memperluas basis
ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat
perubahan structural, yakni meningkatnya perekonomian dan ketahanan ekonomi
nasional. Oleh karena itu dengan besarnya peran homeindustry dalam menopang
perekonomian, sudah sepantasnya pemerintah selaku regulator dalam kegiatan
perekonomian masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan
homeindustry. Sehingga untuk mengetahui bagaimana perkembangan
homeindustry makanan dan minuman saat ini maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Analisis Perkembangan Usaha HomeIndustry
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan secara eksternal dan internal pada usaha
homeindustry makanan dan minuman di Kota Binjai ?
2. Bagaimana strategi dalam mengembangkan usaha homeindustry makanan
dan minuman di Kota Binjai ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi perkembangan secara eksternal dan internal usaha
homeindustrymakanan dan minuman di Kota Binjai
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang akan dilakukan dalam
mengembangkan usaha homeindustry makanan dan minuman di Kota
Binjai.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dan
masukan dalam melakukan perencanaan strategi pengembangan sektor
homeindustry makanan dan minuman di Kota Binjai.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
dan bahan pendukung penelitian.
3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan wadah menuangkan ide-ide kreatif
penulis untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan