ABSTRAK
Sistem pergerakan lalu lintas khususnya di Medan masih belum baik sehingga masih menyebabkan kemacetan, aliran lalu lintas tergolong campuran
(mixed traffic) bahkan didominasi oleh kendaraan roda dua. Pergerakan arus lalu lintas tidak mengikuti aliran perlajur (lane indiscipline). Faktanya, prilaku pengemudi untuk melakukan tindakan perpindahan antar lajur (lane changing)
atau mendahului tipe kendaraan lain (overtaking) sangat sering terjadi baik oleh pengguna roda dua ataupun mobil.
Arus jenuh dan panjang antrian terjadi pada saat jam puncak pada setiap harinya. Volume lalu lintas yang terjadi pada saat jam puncak digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan suatu tindakan untuk mengurangi penyebab terjadinya arus jenuh dan panjang antrian. Pada penelitian ini, akan digunakan metode time slice untuk menghitung arus jenuh dan software Vissim untuk menghitung panjang antrian.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa nilai arus jenuh maksimum dengan metode time slice kaki simpang Kode A terjadi pada sore hari dengan nilai = 2227SMP/Jam, kaki simpang Kode B terjadi pada sore hari dengan nilai = 2774SMP/Jam, kaki simpang Kode C terjadi pada sore hari dengan nilai = 7025SMP/Jam, kaki simpang Kode D terjadi pada sore hari dengan nilai = 7427SMP/Jam, kaki simpang Kode E terjadi pada pagi hari dengan nilai = 3855SMP/Jam, dan kaki simpang Kode F terjadi pada siang hari dengan nilai = 3349SMP/Jam pada siang har1.
Berdasarkan survei lapangan, disimpulkan bahwa nilai panjang antrian maksimum dari simpang Karya Wisata = 308,2 m yang terjadi pada Kaki Simpang Jl. Ah. Nasution Timur dan nilai minimum panjang antrian dari simpang Karya Wisata = 17,2 m yang terjadi pada Kaki Simpang Jl. Ah. Nasution Barat, sedangkan nilai panjang antrian maksimum dari simpang HDTI = 175,6 m yang terjadi pada Kaki Simpang Jl. Imam Bonjol dan nilai minimum panjang antrian pada simpang HDTI = 23,7 m yang terjadi pada Kaki Simpang Jl. Zainul Arifin. Berdasarkan simulasi vissim nilai panjang antrian maksimum pada simpang Karya Wisata = 344,34 m yang terjadi pada Kaki Simpang Jl. Ah. Nasution Timur dan nilai minimum panjang antrian pada simpang Karya Wisata = 35,33 m yang terjadi pada Kaki Simpang Jl. Ah. Nasution Barat, sedangkann nilai panjang antrian maksimum pada simpang HDTI = 152,89 m yang terjadi pada Kaki Simpang Jl. Imam Bonjol dan nilai panjang antrian minimum pada simpang HDTI = 27,86 m yang terjadi pada Kaki Simpang Jl. Palang Merah.
Kata Kunci: time slice, panjang antrian, simulasi Vissim