• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bobby Presley vol 11 no 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bobby Presley vol 11 no 3"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 11 No. 3 Buletin Rasional

Terapi

23

Si ndrom a koro ne r a kut /S KA

merupakan penyakit kronis dengan

risiko terjadinya keterulangan gejala/

kekambuhan, termasuk pada SKA

dengan peningkatan segmen ST/

STE MI . Pasi en d e ng an STEM I

memiliki risiko munculnya serangan

baru dan juga penyebab kematian

kardiovaskular prematur.

1

Salah satu

penelitian kohort pada pasien STEMI

mau pu n N STEM I men un j uk ka n

pasien yang meninggal saat di rumah

sakit akibat STEMI lebih tinggi,

namun secara kumulatif memiliki

angka kematian yang hampir sama,

dimana pada

follow up

selama 5

tahun angka kematian akibat STEMI

seb anya k 19% de ng an an gk a

kematian 68% setelah keluar dari

ru ma h sa ki t.

2

O le h k a re n a i tu ,

penatalaksanaan jangka panjang

pasien dengan STEMI ber tujuan

untuk mengurangi risiko terjadinya

komplikasi jangka panjang yang

dapat menjadi penyebab kematian

pada pasien dengan STEMI.

Penatalaksanaan STEMI dapat

terbagi menjadi saat terjadi serangan

dan terapi jangka panjang yang harus

digunakan rutin oleh pasien untuk

men cegah kekambuhan dan

komplikasi sesuai dengan salah satu

tujuan penatalaksanaan STEMI.

Penatalaksanaan jangka panjang

pada pasien STEMI , termasuk di

dalamnya perubahan gaya hidup dan

pengobatan yang digunakan rutin

pada pasien dengan STEMI diberikan

pada tabel 1 dan 2.

Penatalaksanaan Jangka Panjang Sindroma Koroner Akut dengan Elevasi

Segmen ST

Tabel 1. Intervensi Perubahan Gaya Hidup Pasien STEMI Setelah Keluar Rumah Sakit1

Faktor Risiko Target Intervensi

Merokok Berhenti merokok Strategi 5 A:

Menghindari paparan asap rokok Ask: menanyakan status perokok

pada perokok pasif Advise: memberikan nasehat dan dorongan untuk berhenti

merokok disertai advokasi bahaya rokok

Assess: menilai tingkat adiksi rokok serta kesediaan perokok untuk berhenti

Assist: membantu dalam menetapkan strategi berhenti merokok termasuk tanggal berhenti, konseling, maupun dengan bantuan obat.

Arrange: merencanakan follow up

Farmakologi

Penggunaan terapi pengganti nikotin seperti vareniklin atau bupropion

Terapi ini akan bermanfaat apabila disertai komitmen berhenti dari perokok

Kelebihan berat Body mass index/BMI <25 kg/m2 Konsumsi makanan yang bervariasi

badan/obesitas Lingkar pinggang Menghindari konsumsi kalori yang berlebihan seperti soft drink

Laki-laki <90 cm Banyak makan sayur dan buah-buahan bersama dengan gandum,

Wanita <80 cm ikan, daging tanpa lemak, susu rendah lemak

Mengurangi konsumsi garam (<5 g/hari)

Mengurangi konsumsi makanan berlemak serta lemak jenuh dengan bahan yang berasal dari sayur dan ikan.1,3

Kurangnya aktivitas Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga Olahraga minimal 30 menit selama 3 kali dalam seminggu dan

fisik terdistribusi merata.1,3

Hipertensi Tekanan darah <140/90 mmHg Penggunaan antihipertensi secara rutin disertai dengan per hari, pada sebagian besar hari perubahan gaya hidup.

(2)

Vol. 11 No. 3 Buletin Rasional

Terapi

24

Kesimpulan

Sindroma koroner akut sebagai

salah satu penyakit kronis dengan risiko

komplikasi dan kematian yang cukup

tinggi. Oleh sebab itu, tidak hanya

penanganan pada masa akut namun

penatalaksanaan jangka panjang pasca

serangan juga memegang peranan

penting dalam mengurangi risiko

komplikasi dan kematian akibat

penyakit kardiovaskular, selain

mengurangi kejadian kekambuhan dan

kejadian masuk rumah sakit.

Ditulis oleh:

Bobby Presley, M. Farm-Klin., Apt.

Kepustakaan

1. Perk J,De Backer G,Gohlke H,Graham I,Reiner Z,Verschuren WM,et al. European guidelines on cardiovascular disease prevention in clinical practice (version 2012): The Fifth Joint Task Force of the European Society of Cardiology and Other Societies on Cardiovascular Disease Prevention in Clinical Practice (constituted by representatives of nine societies and by invited experts). Atherosclerosis.2012 Jul;223(1):1-68. 2. Fox KA,Carruthers KF,Dunb ar

DR,Graham C,Manning JR,De Raedt H, et al. Underestimated and under-recognized: the late consequences of acute coronary syndrome (GRACE

UK-Belgia n Study).Eur Hea rt J .2010 Nov;31(22):2755-64.

3. Steg PG,James SK,Atar D,Badano LP,Blömstrom-Lundqvist C,Borger MA, et al. ESC guidelin es for the management of a cutemyocardial infarctionin patients presenting with ST-segment elev ation.Eu r Heart J.2012 Oct;33(20):2569-619. 4. O’Gara PT, Kushner FG, Ascheim DD,

Casey DE Jr, Chung MK, de Lemos JA, et al. 2013 ACCF/AHA guideline for the management of ST-elevation myocardial infarction: a report of the American College of Cardiology Foundation/ American Heart Association Task Force on Practice Guidelines. J Am Coll Cardiol. 2013 Jan 29;61(4):e78-140.

Tabel 2. Rekomendasi Penatalaksanaan Jangka Panjang Pasien STEMI3,4

Golongan obat Jenis obat yang banyak diteliti Rekomendasi

Penyekat / Metoprolol, karvedilol. bisoprolol Pada semua pasien STEMI termasuk setelah keluar rumah sakit

beta blocker kecuali terdapat kontraindikasi

CCB/calcium Verapamil Pada pasien STEMI yang kontraindikasi dengan beta bloker

channel blocker

ACEI/angiotensin Lisinopril, kaptopril, ramipril, Pada semua pasien STEMI tanpa kontraindikasi

converting enzyme trandolapril Untuk pasien dengan infark anterior, post infark miokard dengan

inhibitor disfungsi sistolik (EF/Ejection Fraction 0,4) atau pasien gagal

jantung

ARBs/angiotensin Valsartan, losartan Pada semua pasien STEMI sebagai alternatif apabila intoleransi

receptor blocker terhadap ACEI

Statin Simvastatin, atorvastatin, pravastatin, Semua pasien STEMI tanpa kontraindikasi lovastatin, fluvastatin

Nitrat Nitrat Pada pasien STEMI apabila terdapat gejala nyeri dada

Antiplatelet Aspirin, klopidogrel, ticagrelor, Pada pasien STEMI disarankan penggunaan aspirin dosis rendah

prasugrel (75-100 mg/hari) untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Apabila

terdapat kontraindikasi maka dapat digunakan klopidogrel (75 mg/hari)

Pada pasien STEMI yang sudah mendapat terapi PCI disarankan penggunaan kombinasi antiplatelet aspirin-prasugrel atau aspirin-ticagrelor dibandingkan aspirin-klopidogrel selama 1 tahun.

Faktor Risiko Target Intervensi

Diabetes mellitus HbA1c <7% Penggunaan obat antidiabetes (baik oral maupun insulin) secara Gula darah puasa 70-130 mg/dL rutin disertai perubahan gaya hidup

Gula darah 2 jam pp <180 mg/dL

Dislipidemia LDL <70 mg/dL atau penurunan Penggunaan obat penurun kolesterol khususnya statin secara rutin

LDL 50% dari baseline pada pasien dengan STEMI.

TG <150 mg/dL

Total kolesterol <190 mg/dL

Gambar

Tabel 1. Intervensi Perubahan Gaya Hidup Pasien STEMI Setelah Keluar Rumah Sakit1
Tabel 2. Rekomendasi Penatalaksanaan Jangka Panjang Pasien STEMI3,4

Referensi

Dokumen terkait

a. Shirkah amlak adalah beberapa orang memiliki secara bersama-sama sesuatu barang, pemilikan bersama-sama atas barang tersebut bukan disebabkan adanya perjanjian

• Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan Pengertian Animasi Tweening... • Guru meminta

1) KUR melalui lembaga linkage dengan pola channeling berdasarkan dengan lampiran Permenko No. 8 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat:.. Lembaga

Tidak dilaksanakannya kewenangan tersebut secara yuridis tampaknya disebabkan oleh adanya dualisme pengaturan hukum tentang pengawasan terhadap notaris, yaitu

PENYELESAIAN KASUS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MELALUI PROSES MEDIASI PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA GORONTALO ”..

Hasil pengembangan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dan pengembangan, yaitu (1) menghasilkan produk berupa buku penunjang materi kuliah apresiasi cerpen

analisis regresi linier berganda, uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, koefisien determinasi (uji R2 ), uji regresi simultan (Uji F), dan uji regresi parsial

Torsades de pointes dapat muncul tidak hanya selama terapi dengan aritmia yang memperpanjang potensial aksi, tetapi juga karena obat-obat lain yang umumnya tidak