• Tidak ada hasil yang ditemukan

Post 7eb689190d59dfb2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Post 7eb689190d59dfb2"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK

PADA PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

QUMI LAILA

NIM 11107108

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK

PADA PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

QUMI LAILA

NIM 11107108

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :

Nama : Qumi Laila

NIM : 11107108

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : Pendidikan Agama Islam

Judul : METODESTIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PADA PERIODE PENDIDIKAN

PRANATAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM Telah disetujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 11 Agustus 2011 Pembimbing

(5)

KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

JL. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.id E-Mail:administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

SKRIPSI

METODE STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PADA PERIODE

PENDIDIKAN PRANATAL

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

DISUSUN OLEH

QUMI LAILA

NIM: 11107108

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusn Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga, pada tanggal 19 Agustus 2011 dan telah

dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : H. Agus Waluyo, M.Ag Sekretaris Penguji : M. Hafidz, M.Ag Penguji I : Mufiq, S. Ag. M. Phil Penguji II : M. Ghufron, M.Ag

Penguji III : Prof. Dr. H. Mansur , M.Ag

Salatiga, Agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Bismillahirrohmanirrohim

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Qumi Laila

NIM : 11107108

Jurusan : Tarbiyah

Bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 11 Agustus 2011 Yang menyatakan

(7)

MOTTO

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati,

agar kamu bersyukur.

~ An-Nahl (Lebah) 78 ~

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari

sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya

berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau

Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari

kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah

orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"

~ Al-A raaf (Tempat yang tinggi) 172~

Jiwa anak-anak adalah jiwa yang suci yang dapat merasakan betapa besar

karya-karya Tuhan di bumi ini. Maka kembalilah pada jiwa anak-anak tetapi

bukan kekanak-kanakan

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Dua orang terhebat dan sumber motivasi dalam hidupku Ayahanda Bp.

Jumardi dan Bunda Ibu Yasiroh yang telah mempertaruhkan hidup

mereka untuk membesarkan dan mendidikku. Yang tanpa lelah

memberikan segenap kebahagiaan untuk ku walaupun dengan

mengabaikan kebahagiaan mereka. Ya Robb curahkan lah kasih

sayang-Mu seperti mereka mencurahkan kasih sayang mereka untukku

2. Sofhatun Jamilah, Tri Lutfatul Hasanah, dan Atika Nur Hanifah,

adik-adik ku tersayang yang senantiasa memberikan warna-warni pelangi

dalam kehidupanku

3. Sahabat-sahabat terbaik ku Sidah, Umi W, Kasun, Dina, dan Intan yang

tak pernah lelah memberi motivasi dan semangat dalam menjalani pahit

manisnya perjalanan ini. Semoga Allah senantiasa mengukuhkan tali

persaudaraan kita. Amin

4. Teman-teman ku Seven D Best PAI D 2007 yang selalu bersama dalam

menapaki hari hari untuk menuntut ilmu di jalan Illahi. We are

Seven D Best

5. Teman-teman Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi STAIN Salatiga

dan Panter-panter Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi.

6. Teman-teman ku KKN yang berjuang bersama-sama di Kampung Bambu

Sidodadi .Semoga apa yang pernah kita dapatkan di sana menjadi guru

yang baik untuk kehidupan kita. Dan seluruh teman-teman, saudara ku di

Kampung Bambu Dusun Sidodadi trimakasih atas segala pelajaran

berharga yang pernah kalian berikan .

7. Seluruh teman-teman PAI angkatan 2007 STAIN Salatiga. Semoga

(9)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohiim

Segenap rasa syukur terucap atas kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat Iman Islam, taufik serta hidayahnya kepada kita semua. Sholawat beriring salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir nanti.

Tak henti tercurah rasa yukur penulis kepada Allah SWT yang senantiasa membukakan pintu kemudahan sehingga dengan pertolongan dan ijin dari Allah dan usaha yang dilakukan penulis maka skripsi ini dapat terselesaikan

Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucakan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga

2. Dra. Siti Asdiqoh selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga 3. Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku pembimbing yang telah membibing penulis

dengan sabar untuk menyelesaikan skripsi ini

4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(10)

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi pengembangn dunia Pendidikan khususnya dan di dunia Pendidikan Islam pada umumnya.

Amin ya robbal ‘alamin

Salatiga, 11 Agustus 2011

(11)

ABSTRAK

Laila, Qumi. 2011. Stimulasi Kecerdasan Spiritual Pada Periode Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam.Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Prof. Dr. Mansur, M.Ag

Kata Kunci: Kecerdasan Spiritual, Pendidikan Pranatal

Manusia di dunia ini dibekali dengan kecerdasan oleh Tuhan, kecerdasan tersebutlah yang dapat menjadikan perbedaan antara manusia dengan makhluk lain. Ada banyak jenis kecerdasan yang ditemukan oleh para ahli, diantaranya tiga kecerdasan Q, yaitu IQ,EQ,SQ. masyarakat pada umumnya lebih cenderung memperhatikan kecerdasan otak saja (IQ), padahal ada kecerdasan yang lebih utama yaitu EQ, seiring dengan perkembagan jaman EQ juga dirasa kurang dapat memberikan makna dalam kehidupan manusia, dan pada akhirnya ditemukan jenis kecerdasan tertinggi yaitu SQ atau Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual rupaya sudah dianugerahkan oleh Allah saat manusia belum dilahirkan, akan tetapi perlu adanya stimulus-stimulus yang berfungsi untuk menjaga dan mengembangkan kecerdasan tersebut. Stimulasi tersebut dilakukan oleh orang tua khususnya ibu sebagai orang yang paling dekat dan berinteraksi paling banyak dengan sang janin. Dalam skripsi ini peulis membahas tentang kecerdasan spiritual dalam prspektif Islam dan bagaimana menstimulasi kecerdasan spiritual dalam perspektif Islam

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

LEMBAR JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

(13)

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Metode Penelitian... 10

F. Penegasan Istilah ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kecerdasan Spiritual ... 17

B. Pendidikan Pranatal ... 22

C. Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan Pranatal dalam Skripsi Ini ... 26

BAB III : KONSEP KECERDASAN SPIRITUAL DAN PENDIDIKAN PRANATALDALAM PERSPEKTIF ISLAM A. Kecerdasan Spiritual dalam Perspektif Islam ... 28

B. Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam ... 45

BAB IV : STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PADA PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM A. Pendidikan Pranatal Dalam Perspektif Islam ... 53

B. Tahap Perkembangan Janin Menurut Islam ... 56

(14)

D. Metode Stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak Pada Periode Pendidikan Pranatal Perspektif Islam ... 60

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran-saran ... 70

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ary Ginanjar. 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ The ESQ Way 165. Jakarta: Arga.

Ari Kunto, Suharsimi. 1990.Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arifin. 1977. Hubungan Timabl balik Pendidikan Agama di Sekolah dan

Keluarga (Sebagai Pola Pengembangan Metodologi). Jakarta: Bulan Bintang

Az-Zumaro, Lutfil Kirom. 2011. Aktifitas Energi Doa & Dzikir Khusus Untuk Kecerdasan Super (Otak + Hati). Jogjakarta: Diva Press.

Badiah, Zahrotul. 2006. Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Anak dalam Perspektif Islam. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

Buzan, Tony. 2003.The Power Of Spiritual Intelligence, Sepuluh Cara Jadi Orang Yang Cerdas Secara Spiritual. Terjemahan oleh Alex dan Febrina. Jakarta: Gramedia

Fajri, Em Zul dan Senja, Ratu Aprilia. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta:

Difa Publisher

Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM..

Hasbi, ash-Shiddieqy. 2003. Tafsir al-Qur anul Majid An-Nur. Semarang: PT. Rineka Cipta

Hujjati, MuhammadBaqir. 2008. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Terjemahan oleh MJ. Bafaqih.Jakarta: Cahaya.

Hurlock, Elizabeth. 1996.Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Ridwa.Erlangga J. Suherman, Rizki dan Suherman. 2010.Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak

Dalam Kandungan. Jogjakarta:Madani

Mansur. 2004.Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Jogjakarta:Mitra Pustaka Marimba. 1964. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: al- Maarif

(16)

Monks, Knoers, dan Siti Rahayu. Tt. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.Jogjakarta : UGM Press

Muallifah. 2009.Psycho Islamic Smart Parenting.Jogjakarta : Diva Press.

Mudrikah, Siti. 2003. Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam.Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

Mufida, Fitria. 2003. Pendidikan Pranatal dan Implikasinyaterhadap Pembentukan Kepribadian Anak. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

Munir, Moh.2007. Pranatal Dalam Perspektif Pendidikan Islam Dan Barat.

Cendekia Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan.

Mustafidz, Chairil. 2009. Pendidikan Yang Kaffah Bagi Anak Kita. Jogjakarta: Unggun Religi

Nataatmadja, Hidayat. 2003 .Intelegensi Spiritual. Jakarta: Intuisi Press.

Nurfaijah.2010. Pengaruh Qiyamul al-Lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Pendidikan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang tahun 2009. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

Peperonity. com

Rahman, Jamal Abdur. 2005. Tahapan Mendidik Anak Teladan Rosulullah. Terjemahan oleh Bahrun Abu bakar. Bandung: Irsyad Baitussalam.

Rejeki, Sri. 2006. Spiritual Quotient (SQ) Korelasinya Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah Program Studi PAI Tahun Angkatan 2002/2003.Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga : Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

Rumini, Sri dan Sundari, Siti. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta

Sambasalim.com

Sriyanti, Lilik , Muna Erawati, dan Suwardi. 2009. Teori-teori Pembelajaran. Salatiga:STAIN Salatiga

Taufik Nasution, Ahmad. 2009. Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asma ul Khusna. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

(17)

Van de Carr, Rene dan Lehrer, Marc. 1997. Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman Bandung : Kaifa.

www.itb.ac.id

http://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-content-analysis/. yundahamasah.blogspot.com

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sempurna yang dikaruniai oleh Allah seuatu kecerdasan.Dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia dapat berfikir dan memecahkan persoalan yang dihadapinya. Dalam dunia sains telah lama dikenal istilah Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient). IQ diperkenalkan oleh William Stern dan mejadi sebuah patokan bagi sukses atau tidaknya seseorang, padahal menurut seorang psikolog yang bernama Daniel Goleman IQ hanya menyumbangkan 5-10 % bagi kesuksesan hidup (Taufiq, 2004:15). Banyak masyarakat mengira jika seseorang memiliki IQ yang tinggi berarti dia memiliki peluang sukses yang lebih besar dari pada orang yang memiliki IQ yang lebih rendah. Padahal dalam kehidupan nyata orang yang secara akademis memiliki nilai yang tinggi dan berprestasi belum tentu mendapatkan pekerjaan yang layak yang sesuai kapabilitas mereka. Hal tersebut membuktikan bahwa orang yang ber-IQ tinggi tidak menjamin akan mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya.

(19)

kecerdasan emosional, keberhasilan seseorang ditentukan oleh 20% IQ dan 80% EQ (Lutfil, 2011:95), oleh sebab itu EQ dipandang lebih penting eksistensinya dibanding dengan IQ.

Selain dua kecerdasan di atas ditemukan lagi sebuah konsep kecerdasan yang tidak hanya berkutat pada ranah otak dan emosi saja, tapi lebih jauh lagi kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang mempunyai esensi yang lebih dalam tentang makna hidup seseorang. Kecerdasan tersebut yakni kecerdasan spiritual (SQ).

Kecerdasan spiritual merupakan serangkaian kecerdasan yang ada pada diri manusia, yaitu IQ, EQ, SQ. Kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan untuk memberikan makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan serta mampu mengkombinasikan 3 kecerdasan yang lain secara komprehensif. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang menyinergikan 2 kecerdasan lain secara komprehensif (Ginanjar, 2007:47).

(20)

Dengan SQ manusia mampu memandang kehidupan dengan penuh makna, tidak sebatas ukuran materiil saja yang dicari akan tetapi kehidupan imateriil yakni kepercayaan kepada Tuhannya. Orang yang cerdas secara spiritual membentuk suatu kesadaran bahwa eksistensinya tidak terjadi begitu saja dan bukan merupakan suatu kebetulan akan tetapi dia sadar sepenuhnya bahwa eksistensinya di dunia merupakan maha karya dari sang pencipta (Taufik, 2009:37).

SQ tidak terbatas hanya pada pemberian makna dalam setiap kegiatan atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang akan tetapi SQ adalah kemampuan memberikan makna spiritual dalam setiap apa yang dia perbuat dan yang dia kerjakan, ada suatu hubungan yang integral antara apa yang terjadi dalam kehidupan manusia dengan campur tangan yang Maha Kuasa.

(21)

Pendidikan sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah dekadensi moral pada diri manusia. Pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak terbatas pada suatu instansi kelembagaan saja akan tetapi pendidikan juga dapat diperoleh dari lingkungan. Lingkungan pendidikan yang paling utama adalah lingkungan keluarga terutama orang tua karena orang tua mempunyai intensitas komunikasi dan interaksi yang paling banyak dengan anak atau seseorang sejak kecil sebelum mereka mengenal pendidikan dari lingkungan luar (masyarakat dan sekolah).

Pendidikan dalam keluarga tidak terbatas ketika anak sudah dilahirkan ke dunia maupun setelah dia dewasa akan tetapi pendidikan sudah dapat diberikan sejak masa pranatal atau masa sebelum kelahiran anak. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dari luar negeri menumbangkan asumsi masyarakat bahwa pendidikan hanya dapat diberikan setelah anak sudah dilahirkan.

(22)

Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (yundahamasah.blogspot.com).Dalam periode pranatal sangat penting memberikan stimulasi – stimulasi kepada janin, stimulasi tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, stimulasi langsung adalah stimulasi yang dilakukan secara langsung kepada sang janin, sedangkan stimulasi tidak langsung dapat berupa berjalannya aktifitas otak yakni dengan belajar atau berfikir yang dilakukan oleh seorang ibu (Suherman & Rizki, 2010:63).

Seperti apa yang disampaikan F. Rene Van De carr dan Marc Lehrer (1999:40), dalam bukunya yang telah diterjemahkan yakni Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan yakni sebagai berikut

Banyak orang tua yang mengikuti Pendidikan Pralahir memberitahukan kepada kami bahwa dengan memberikan perhatian penuh selama dilakukannya stimulasi, sekalipun hanya dua menit atau kurang, mengajarkan pelajaran penting bagi mereka, yaitu bahwa stimulasi membuat mereka siap dan merasa senang memenuhi kebutuhan bayi mereka setelah dilahirkan.

Dalam Islam, pendidikan pranatal bahkan dimulai sebelum masa kehamilan. Pendidikan pranatal sudah dapat dilakukan sejak masaprakonsepsi

yaitu dalam masa dalam memilih jodoh. Seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:

(23)

Artinya: Dari Abi Hurairoh, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: Wanita

itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya,

karena kecantikannya dan karena agamanya, maka pilihlah karena

agamanya, niscaya kamu akan beruntung (HR. Ibnu Majjah)

Hadits tersebut menjelaskan kepada kita untuk memilih jodoh karena agamanya. Hal tersebut lebih penting dari pada hal-hal yang lain seperti karena kecantikannya dan karena hartanya. Orang tua yang memiliki akhlak yang baik tentu akan menurunkan sifat baiknya tersebut kepada sang anak. Sebagai contoh, orang tua yang berbakti kepada orang tuanya dimungkinkan akan menurunkan sifat-sifat berbaktinya tersebut kepada anak-anak mereka melalui gen-gen yang disumbangkan. Sedangkan jika ditinjau dari segi paedagogis dan lingkungan, orang yang berbakti kepada orang tuanya tentu akan mendidik anak-anaknya untuk berbakti kepada orang tuanya juga (Munir, 2007:159).

Perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh orang tua tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan anak yang masih berada dalam kandungan atau masih dalam masa pranatal. Perilaku yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah perilaku secara fisik dan psikhis (spiritual), atau perilaku jasmani dan rohani. Perilaku-perilaku tersebut dapat berakibat baik secara langsung maupun tidak langsung (Mansur, 2004:200).

(24)

Baqir Hujjati, penelitian dilakukan oleh Gedard terhadap seorang prajurit Amerika yang menikah dengan wanita yang lemah secara mental, keluarga tersebut menghasilkan keturunan yang kurang baik, keturunan mereka ada yang menjadi pelaku criminal, pelacur, mengalami cacat mental. Penelitian yang kedua dilakukan pada keluarga yang sama akan tetapi dari istri yang berbeda. Prajurit tersebut menikah kembali dengan wanita terhormat dan keturunan yang dihasilkan adalah keturunan yang berkualitas baik kecuali tiga orang, diantaranya menjadi dokter, hakim, guru.

Jelas dari hasil penelitian ilmiah di atas bahwa kondisi kepribadian maupun kecerdasan seseorang mempunyai andil yang besar bagi terbentuknya karakter seorang anak. Tidak cukup dengan sifat luhur dan kecerdasan dari orang tua saja yang diperlukan untuk memperoleh anak yang cerdas secara spiritual perlu adanya treatmen yang harus diberikan selama anak dalam kandungan.

Dalam perspektif agama Islam pendidikan pranatal adalah salah satu pendidikan yang sangat diperhatikan. Perhatian Islam terhadap pendidikan pranatal seperti halnya tentang mewajibkannya Islam kepada para suami untuk menafkahi isterinya yang mengandung walaupun sudah ditalak tiga. Nafkah suami memang telah gugur ketika sudah dijatuhkannya talak tiga akan tetapi nafkah yang diwajibkan kepada seorang suami tersebut ialah bertujuan untuk menafkahi anak yang sedang dikandung (Munir, 2007:154)

(25)

bulan Romadhon karena dikhawatirkan dapat membahayakan kondisi janin dan dapat diganti dengan membayar fidyah, selain hal tersebut Islam juga memerintahkan untuk menunda hukuman bagi wanita yang sedang hamil karena dikhawatirkan dapat membahayakan keadaan janin dalam kandungan (Munir, 2007:154)

Selama periode pranatal orang tua hendaknya memberikan pendidikan tentang agama, misalnya dengan memperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an, berzikir, sholawat dan amalan-amalan Islam lainnya sehingga nilai-nilai spiritual sudah tertanam sejak anak masih dalam kandungan dan mempelajari kitab suci al-Qur’an dengan mendalam akan mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak (Muallifah, 2009:185).

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui ulama-ulama besar atau kyai-kyai pemimpin pesantren merupakan keturunan dari seseorang yang menguasai ilmu agama, juga memiliki kecerdasan secara spiritual, dan tentu saja hal tersebut akan berpengaruh terhadap keturunannya.

(26)

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana konsep kecerdasan spiritual dalam perspektif Islam?

2. Bagaimana metode stimulasi kecerdasan spiritual anak pada periode pendidikan pranatal dalam perspektif Islam?

C. Tujuan Penelitian

Dalam menyusun penelitian ini penulis memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan spiritual dalam perspektif Islam 2. Untuk mengetahui bagaimana metode stimulasi kecerdasan spiritual anak

pada periode pendidikan pranatal dalam perspektif Islam.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang pendidikan pranatal

2. Manfaat secara praktis

(27)

E. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode library research

yaitu suatu research kepustakaan (Hadi, 1981:9) atau penelitian yang dilakukan dengan cara menggali informasi dari literature-literatur yang dapat berupa buku, majalah, jurnal, internet dan sebagainya.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber bahan atau dokumen yang ditemukan atau digambarkan sendiri oleh orang atau pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung, termasuk sember primer adalah misalnya buku harian, notulen, dan lain-lain (Ari Kunto,1990). Sedangkan dalam penelitian ini yang termasuk dalam sumber data primer adalah naskah-naskah atau buku-buku yang membahas tentang judul skripsi di atas, yaitu:

1) F. Rene Van de Carr, M.D. dan Marc Lehrer, Ph.D, bukunya berjudul Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

berisi tentang metode-metode pelatihan pranatal. (Kaifa, Bandung:1999)

(28)

hingga masa kandungan atau pranatal. (Mitra Pustaka, Jogjakarta:2004)

3) Dra. Nur Uhbiyati, dengan buku yang berjudul Long Life Education Pendidikan Anak Sejak Dalam Kandungan Sampai

Lansia berisi tentang paparan tentang pendidikan yang dimulai dari masa pranatal sampai masa lansia. (Walisongo Press, Semarang:2009)

4) Rizki J. Suherman dan Suherman dalam bukunya yang bertajuk

Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak Dalam Kandungan berisi cara-cara menstimulasi kecerdasan anak selam dalam kandungan. (Madani, Jogjakarta:2010)

5) Ary Ginanjar Agustina. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ The ESQ Way 165. Yang mengupas secara mendalam tentang ESQ dalam hal ini kecerdasan spiritual. (Arga, Jakarta:2007)

6) Muhammad Baqir Hujjati. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Berisi tentang pembahasan–pembahasan tantang pendidikan dan pembinaan dalam perspektif al-Qur’an. (Cahaya, Jakarta:2008)

(29)

b. Sumber Data Skunder

Sumber data sekunder adalah sumber kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang ikut mengalami (ibid), dalam penelitian ini maksudnya adalah sumber yang memiliki tema serupa dengan judul skripsi akan tetapi tidak secara khusus membahas tema judul skripsi ini.

3. Metode Analisis Data

Mengacu pada metode pengumpulan data pada penelitian ini yang berupa metode library research maka penulis menggunakan metode

content analysis untuk menganalisis penelitian ini. Sedangkan metode

(30)

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadi kesalahan pemahaman atau pemahaman yang berbeda dengan maksud penulis mengenai judul dari penelitian ini perlu adanya penjelasan dari beberapa istilah dari judul penelitian ini

Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut: 1. Metode

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki (Depdiknas, tt:740) 2. Stimulasi

Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (yundahamasah.blogspot.com), sedangkan stimulasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah merangsang janin dalam kandungan supaya janin tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. 3. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan Spiritual terdiri dari dua suku kata yang masing-masing mempunyai makna tersendiri yakni:

a. Kecerdasan : kesempurnaan perkembangan akal budi

(31)

Sedangkan definisi dari kecerdasan spiritual adalah pengetahuan akan kesadaran diri, makna hidup, tujuan hidup atau nilai-nilai tertinggi (Taufiq, 2009 : 4)

Kecerdasan Spiritual sejati adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, tidak saja terhadap manusia tetapi juga dihadapan Allah (M. Suyanto, 2006:1)

4. Anak

Yang dimaksud dengan anak adalah keturunan dari ayah dan ibu. 5. Periode

Periode adalah masa atau waktu 6. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia (Maslikhah, 2009:130-131).

7. Pranatal

Pranatal adalah masa sebelum kelahiran seorang anak atau masa dalam kandungan.

(32)

pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani (Mansur, 2004:17).

8. Perspektif Islam

Perspektif adalah pandangan atau sudut pandang ( Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: 647).

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dan hubungan dengan sesama manusia (Peperonity.com).

Jadi yang dimaksud Perspektif Islam di sini adalah suatu masalah atau persoalan yang ditinjau dari sudut pandang Islam.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari V bab yaitu dengan uraian sebagai berikut:

1. BAB I : Pendahuluan

Pada Bab I yakni pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian baik secara praktis maupun teoritis, Metode Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika Penulisan.

2. BAB II : Kajian Pustaka

(33)

3. BAB III : Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan Pranatal Dalam Perspektif Islam

Dalam Bab ini merupakan penjelasan dari Kecerdasan Spiritual dilihat dari sudut pandang agama Islam yang terdiri dari pembahasan Suara Hati manusia sebagai dasar pembentukan SQ, Ciri-ciri dari kecerdasan spiritual, manfaat yang didapat jika kita memiliki kecerdasan spiritual, Karakteristik Kecerdasan Spiritual, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjadi orang yang cerdas secara spiritual

4. BAB IV : Implikasi Pendidikan Pranatal dalam Menstimulasi Kecerdasan Spiritual Anak dalam perspektif Islam

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang interaksi edukatif yang dilakukan pada periode pranatal, tahap-tahap perkembangan janin menurut Islam, prinsip-prinsip dan metod pendidikan pranatal, Metode stimulasi Kecerdasan Spiritual Anak pada periode penddikan pranatal dalam perspektif Islam

5. BAB V: Kesimpulan dan Penutup

(34)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Spiritual

Dalam ranah psikologi kecerdasan pada manusia sebenarnya ada berbagai macam, seperti kecerdasan majemuk yang diperkenalkan oleh Gardner. Selain kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner terdapat 3 jenis kecerdasan manusia yaitu IQ, EQ, dan SQ. IQ (Inteligent Quotient) merupakan kecerdaan yang berhubungan dengan otak manusia, EQ (Emotional Quotient) adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengelola emosi dirinya sendiri ataupun orang lain (Muallifah, 2009:113). Dan yang teakhir adalah SQ (Spiritual Quotient) kecerdasan spiritual adalah pengetahuan akan kesadaran diri, makna hidup, tujuan hidup atau nilai-nilai tertinggi (Taufiq, 2009 : 4).

(35)

California University menemukan eksistensi God spot dalam otak manusia, sebagai pusat spiritual (spiritual center) yang terletak diantara saraf dan otak (Agustina, 2007:44)

Kemudian semakin bayak kajian yang membahas tentang Kecerdasan Spiritual atau SQ. Penelitian-penelitian dan kajian literatur yang pernah disusun antara lain:

1. Buku Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Way

(36)

langkah pembersih God Spot (titik Tuhan) (Agustina, 2007:104-105).

Bagian kedua dalam buku ini membahas tentang Mental Building

(pembangunan mental), Pembangunan mental ini berhubungan dengan pembangunan kecerdasan emotional setelah manusia memiliki kejernihan emosi dan suara hati.Bagian ketiga, pada bagian ini menjelaskan tentang

Personal Strenght (ketangguhan pribadi), ketangguhan pribadi ini dibangun dengan beberapa langkah yaitu, mission statement (penetapan misi), character building (pembangunan karakter), self controlling

(pengendalian diri).Bagian keempat, bagian yang terakhir ini berisi tentang Social Strenght (ketangguhan sosial), dalam membangun ketangguhan sosial ini ada dua langkah yang harus ditempuh yang merupakan implikasi dari dua rukun Islam yaitu, zakat (strategic collaboration), dan haji (total action).

2. Buku The Power Of Spiritual Intelligence, Sepuluh Cara Jadi Orang Yang Cerdas Secara Spiritual

Buku ini disusun oleh Tony Buzan dengan judul asli The Power Of Spiritual Intelligence, 10 Ways to Tap into Your Spiritual Genius . Berisi tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk menimbulkan kecerdasan spiritual, buku ini berisi latihan-latihan dalam hal spiritualitas dan dilengkapi dengan Mind-Map.10 cara yang dikemukakan oleh Tony Buzan dalam buku ini adalah sebagai berikut:

(37)

c. Visi dan Panggilan Hidup

d. Belas Kasih: Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain e. Memberi dan Menerima! Kemurahan Hati dan Rasa Syukur f. Kekuatan Tawa

g. Menjadi Kanak-Kanak Kembali h. Kekuatan Ritual

i. Ketentraman

j. Yang Anda Perlukan hanyalah Cinta

3. Buku Melejitkan SQ Dengan Prinsip 99 Asmaul Husna

Buku ini disusun oleh Ahmad Taufik Nasution, fokus dalam buku ini adalah untuk memahami secara mendalam makna tertinggi dan dampaknya dalam kehidupan manusia dengan mengenal dan memhami hati manusia melalui kecerdasan spiritual yang berprinsip pada 99 Asmaul Husna. Dia juga menjelaskan tentang kecerdasan spiritual (SQ) berdasarkan pada suara hati dan Asmaul Husna, karena Asmaul Husna sebenarnya adalah sumber dari setiap suara hati pada diri manusia.

4. Skripsi berjudul Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Anak dalam Perspektif Islam

(38)

anaknya dalam kaca mata Islam, Karena orang tua sebagai ujung tombak dari berkembangnya kecerdasan sang anak. Dalam tulisan ini di tambahkan juga dalil–dalil yang menjelaskan peranan orang tua dalam perkembangan anaknya.

5. Skripsi berjudul Spiritual Quotient (SQ) Korelasinya Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah

Program Studi PAI Tahun Angkatan 2002/2003

Skripsi ini disusun oleh Sri Rejeki pada tahun 2006, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara orang yang memiliki kecerdasan spiritual terhadap motivasi berprestasi mereka. Penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa STAIN Salatiga ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa tidak ada hubungannya antara orang yang memiliki kecerdasan spiritual dengan motivasi mereka untuk berprestasi.

6. Skripsi berjudul Pengaruh Qiyamul al-Lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama Pendidikan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf

Tegalrejo Magelang tahun 2009

(39)

melaksanakan Qiyamul al-Lail dapat berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual para santri.

B. Pendidikan Pranatal

Pendidikan pranatal merupakan pendidikan yang dilakukan sejak anak masih berada dalam kandungan, bahkan dalam beberapa buku disebutkan bahwa pendidikan pranatal sudah dimulai sebelum masa kehamilan. Pada masyarakat awam atau umumnya hanya cenderung memperhatikan pendidikan formal di sekolah saja dan masih jarang yang cenderung memperhatikan pendidikan pada masa pranatal. Padahal pendidikan pranatal merupakan step pendidikan yang tidak bisa begitu saja diabaikan, karena pendidikan pranatal memberi kontribusi dalam perkembangan anak pada masa yang akan datang. Melihat betapa pentingnya proses pendidikan pranatal para ahli mulai meneliti tentang kehidupan pranatal dan proses pendidikannya. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Buku Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

(40)

kandungan untuk menstimulasi bayi tersebut. Buku ini menunjukkan bahwa pendidikan sudah bisa dilakukan pada saat periode pranatal. Dalam buku ini berisi tentang apa saja prinsip-prinsip dari pendidikan pranatal itu, kemudian apa saja yang dapat dilakukan agar dapat memperoleh kehamilan yang sehat, beberapa langkah yang dilakukan pada pendidikan pranatal, latihan-latihan untuk sang janin, dan beberpa pembahasan tentang melahirkan.

2. Buku Long Life Education

Buku karangan dari Nur Uhbiyati ini berisi tentang tahap–thap pendidikan yang diberikan, yaitu mulai dari pendidikan anak sejak periode pranatal sampai pendidikan lansia.Dalam pembahasan tentang pendidikan pranatal dia menjelaskan tentang pengertian pendidikan pranatal, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan pranatal, bagaimana hukum Islam tentang pendidikan yang dilakjukan pada periode pranatal, siapa yang menjadi pendidik dan terdidik pada pendidikan pranatal, metode-metode yang digunakan pada pendidikan pranatal, dan materi apa saja yang diberikan pada pendidikan pranatal.

3. Buku Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

(41)

pentingnya pendidikan dalam kandungan yang menjelaskan tentang pandangan-pandangan psikologi terhadap pranatal, pandangan Islam terhadap pranatal dan pendidikannya.

Pembahasan kedua dalam buku ini adalah tentang pendidikan dalam kandungan sebagai sarana pengembangan kulitas anak, implikasi pernikahan dalam pengendalian kualitas anak, proses kejadian manusia dan pendidikan dalam kandungan, memperhatikan kualitas keturunan, dan faktor yang mempengaruhu kualitas keturunan.

Pada pembahasan yang ketiga menjelaskan tentang kewajiban ibu hamil untuk memberikan pendidikan pada bayi yang dikandungnya, pembahasan yang keempat tentang bagaimana mempersiapkan ibu hamil dan menghindari penyakit keturunan, mempersiapkan masa kehamilan yang sehat, macam-macam penyakit keturunan, faktor-faktor penyebab bayi lahir cacat, dan strategi yang dilakukan dalam mempersiapkan pendidikan dalam kandungan. Pada bagian keempat berisi tentang upaya-upaya spiritual yang dilakukan untuk memberikan pendidikan dalam kandungan., dan penjelasan pada bagian terakhir berisikan tentang implikasi pendidikan kandungan bagi pendidikan Islam.

4. Buku Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak dalam Kandungan

(42)

yang dapat dilakukan saat periode kehamilan atau pranatal, juga berisi tentang bagaimana puasa bagi ibu hamil dan menyusui.

Bab kedua menjelaskan tentang perkembangan janin berdasarkan al-Qur’an dan hadits, tumbuh kembang janin berdasarkan USG. Pada bab ketiga berisi tentang bagaimana cara mencerdaskan anak sejak dalam kandungan. Pada bab keempat menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan periode pascanatal. Pada bab lima berisitentang apa saja makanan yang bisa diberikan pada anak usia 0-6 bulan. Bab yang keenam berisi tentang penjelasan bagaimana merangsang perkembangan otak anak pada periode pascanatal. Bab ketujuh menjelaskan tentang perkembangan jiwa bayi yang sudah dilahirkan dan bab yang terakhir menjelaskan tentang kesehatan bayi yang sudah dilahirkan.

Jadi pada buku ini tidak terbatas pada penjelasan tentang stimulasi yang dapat dilakukan saat periode pranatal, akan tetapi juga menjelakan tentang stimulasi bayi pascantal dan beberapa penjelasan tentang bayi pascanatal.

5. Skripsi berjudul Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam

(43)

tentang pendidikan yang dilakukan saat anak masih dalam kandungan, serta analisis ayat-ayat al-Qur’an dan implikasinya terhadap pendidikan dalam kandungan atau pendidikan pranatal.

6. Skripsi berjudul Pendidikan Pranatal dan Implikasinyaterhadap Pembentukan Kepribadian Anak .

Kajian tentang Pendidikan Pranatal juga pernah dilakukan oleh Fitria Mufida. Penelitian ini membahas tentang implikasi dari pendidikan yang dilakukan sejak dalam kandungan, isi dari penelitian ini adalah tentang konsep-konsep dari pendidikan pranatal, pembentukan kepribadian anak, apa saja faktor yang dapat mempengaruhikepribadian anak, dan implikasi pendidikan pranatal terhadap perkembangan kepribadian anak.

C. Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan Pranatal dalam Skripsi ini

Berbagai macam penelitian atau literature telah dilakukan dan disusun. Akan tetapi penelitian dalam Skripsi ini yang berjudul Menstimulasi Kecerdasan Spiritual Anak Pada Periode Pendidikan Pranatal belum pernah dilakukan. Skripsi ini berbeda dengan kajian atau penelitian penelitian lain yang pernah dilakukan. Yang berbeda dari penelitian ini yaitu penulis mencoba meneliti tentang bagaimana cara menstimulasi kecerdasan spiritual pada anak pada saat periode pendidikan pranatal.

(44)
(45)

BAB III

KONSEP KECERDASAN SPIRITUAL DAN PENDIDIKAN PRANATAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Kecerdasan Spiritual dalam Perspektif Islam

(46)

Seperti yang diungkapkan oleh Taufiq Pasiak (2009:23) yaitu sebagai berikut

Akhir-akhir ini banyak terjadi bunuh diri dan pembunuhan. Di Jepang muncul fenomena bunuh diri bersama melalui internet, di Indonesia terjadi mutilasi (membunuh dan memotong-motong tubuh korban mnjadi beberpa bagian)….. Semua ini berakar dari krisismakna tentang siapa diri kita sesungguhnya. Dan inilah yang disebut dengan “krisis makna kehidupan”.

Mengapa semua hal ini bisa terjadi? Karena paradigma keliru yang tertanam di masyarakat dan lembaga pendidikan. Telah diajarkan bahwa kunci kesuksesan dapat diperoleh melalui kecerdasan otak semata. Padahal, kebehagiaan tidak hanya cukup dengan kecerdasan tersebut.

Seperti yang dipaparkan oleh Taufiq Pasiak di atas bahwa kecerdasan otak saja tidak akan mampu menjadikan manusia menjadi bahagia, dan manusia belum mendapatkan makna hidupnya. Bahkan kecerdasan emosipun kurang mampu menjadikan manusia menemukan nilai dari kehidupannya. Taufiq juga menuturkan bagaimana kita dapat merasa bahagia dan tentunya mengerti apa makna dan tujuan hidup kita serta memaknai setiap peristiwa yang terjadi, dia menuliskan dalam buku yang sama sebagai berikut

Jika demikian halmya, kita tidaklah cukup hanya mengandalkan dua kecerdaan itu (otak dan emosi). Dibutuhkan kiat tertentu agar kita bisa menjadi bahagia dan damai di tengah kesegsaraan, derita, dan musibah yang datang silih berganti. Kita harus cerdas mengelola penderitaan menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kita mengakui bahwa apa yang kita alami hari ini adalah sebuah ujian dan keputusan Allah. Inilah sebuh kesadaran yang dituju dari Spiritual Quotient (SQ).

(47)

Kecerdasan spiritual itu ialah kecerdasan untuk memberikan pemaknaan dalam kehidupan, nilai, serta memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupannya, serta dapat memberikan makna spiritual dalam setiap apa yang dia perbuat dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang cerdas secara spiritual membentuk suatu kesadaran bahwa eksistensinya tidak terjadi begitu saja dan bukan merupakan suatu kebetulan akan tetapi dia sadar sepenuhnya bahwa eksistensinya di dunia merupakan maha karya dari sang pencipta (Taufik, 2009:37).

1. Spiritual dan Kecerdasan Spiritual

(48)

2. Suara Hati (selfconscience) Sebagai Dasar SQ

Menurut Ary Ginanjar, Dalam konsep kecerdasan spiritual dikenal suatu istilah “self conscience , yaitu suara hati yang merupakan landasan terwujudkannya SQ. manusia memiliki suara hati yang membisikkan kebaikan pada hati seseorang, orang yang akan melakukan perbuatan buruk di dalam hatinya pasti ada larangan untuk melakukannya, suara hati memberikan nasehat bagi orang yang ingin melakukan perbuatan yang tidak baik, dan suara hati akan memberikan efek penyesalan bagi orang yang melakukan perbuatan buruk.

Dalam makna sufistik SQ berhubungan dengan fitrah pada diri mausia. Dengan fitrah tersebut manusia dapat mengenal suara buruk (fujur) maupun suara baik (Taqwa), suara-suara tersebut adalah suara hati yang dimiliki oleh manusia. Suara hati (self conscience) itulah yang merupakan basic fitrah manusia yang suci.Dengan suara hati manusia terdorong untuk berjalan ke arah perubahan yang lebih bermakna dan bernilai (Taufik, 2009:4).

(49)

Dalam perspektif Islam suara hati manusia bertumpu pada sifat-sifat Allah yang tercermin dalam 99 Asmaul Husna dan dapat dikatakan bahwa 99 Amaul Husna merupakan sumber dari segala suara hati yang baik pada manusia (Agustina, 2007: 107). Dengan tanpa melihat status sosial, suku atau agama. Suara hati dapat berupa suatu larangan, peringatan, pnyesalan, pada dasarnya manusia juga memiliki suara hati yang sama, suara hati yang universal itulah yang terdapat dalam God Spot dan inilah yang disebut “Kesadaran Spiritual” (Agustina, 2007: 73),God Spot sendiri yaitu bagian dari otak yang membri respon terhadap hal-hal yang bersifat agama, God Spot juga disebut sebagai “titik Tuhan”.

Suara hati pada diri mausia bisa tertutup, jika hati manusia terpengaruhi oleh hal-hal yang tidak benar, manusia seringkali mengabaikan pengakuan yang timbul dari suara hati, jika hal tersebut terjadi maka manusia dapat terjerumus dalam perilaku-perilaku yang tidak baik. Ary Ginanjar menjelaskan tujuh faktor yang dapat membelenggu suara hati manusia yaitu:

a. Prasangka

(50)

oleh alam fikirannya, jika alam fikiran seseorang telah terkontaminasi oleh lingkungan yang buruk, maka hal ini dapat menjadikannya merasa curiga dan selalu berprasangka buruk.

b. Prinsip-prinsip hidup

Prinsip hidup seseorang dapat mempengaruhi paradigma orang tersebut. Prinsip hidup yang baik menjadikan seseorang menjadi personal yang berkualitas, begitu pula sebaliknya. Prinsip hidup yang “salah” akan berakibat manusia terjebak dalam kehancuran, dan orang yang berprinsip baik serta kuat akan membawanya kearah kebahagiaan. c. Pengalaman

(51)

d. Kepentingan

Semua orang mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Dan masing-masing mempunyai prioritas terhadap kepentingannya terebut, apakah kepentingan pribadi menjadi prioritas utama atau kepentingan orang lain yang menjadi main priority. Dalam banyak hal manusia melakukan sesuatu bukan karena dorongan hati nurani melainkan hanya berorientsi pada kepentingan pribadinya sendiri, mereka mengabaikan suara hati yang memberikan informasi yang penting dalam menentukan prioritas. e. Sudut pandang

Sudut pandang seseorang mengenai orang lain akan menentukan sikap yang diambil orang tersebut, seseorang akan salah dalam persepsi jika tidak bijaksana menilai seseorang, sehingga yang terjadi adalah perasaan merasa benar sendiri, dan menganggap sudut pandang orang lain salah. Agar tidak terbelenggu pada sudut pandang yang kerdil diajarkan dalam Islam supaya menjadikan al-Qur’an yaitu ajaran sebagai sudut pandang ideal, karena kebenarannya mutlak (Taufik,. 2009: 96)

f. Pembanding

(52)

g. Literatur

Di zaman yang semakin berkembang ini banyak sekali literatur – literatur yang dengan mudah dapat kita peroleh, dan jika tidak cermat dalam memilih literatur yang ada kita dapat terjebak pada hal-hal yang dapat mempengaruhi diri kita kepada sesuatu yang buruk.

Ketujuh komponen di atas adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi cara berfikir seeorang. Menurut Taufik (2009:69) tujuh belenggu tersebut dapat mengesampingkan suara hati. Dan akibat dari mengesampingkan suara hati adalah menjadikan manusia mempunyai sikap-sikap berikut ini:

a. Cenderung kepada kemaksiatan

b. Mudah marah dan kehilangan kesabaran c. Melukai orang secara fisik

d. Mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain

e. Menutup diri atau menghindarkan diri untuk membantu orang lain Untuk mengatasi ketujuh belenggu (pengaruh-pengaruh buruk yang dapat mempengaruhi jernihnya suara hati) manusia harus menjernihkan lagi hati mereka, mengembalikan manusia pada fitrah hatinya (God Spot), sehingga manusia dapat menerima lagi sinyal suara hati pada diri mereka. Ary Ginanjar memunculkan konsep Zero Mind Proses (ZMP) yaitu pembentukan hati dan pikiran yang jernih dan suci. Proses dari ZMP terhadap ketujuh belenggu hati tersebut adalah sebagai berikut :

(53)

Berprasangka buruk kepada orang lain akan menimbulkan perasaan tidak suka dan tida senang terhadap orang tersebut, dan akhirny selalu memandang salah terhadap apa yang diperbuat orang lain, oleh sebab itu supaya hati kita tidak terbelenggu dan tidak tertutup maka kita sudah seharusnya berprasangka baik kepada orang lain.

b. ZMP 2: berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Abadi

Dengan berprinsip kepada Allah dapat menjadikan diri kita akan menemukan makna hakiki dalam kehidupan, karena prinsip tersebut adalah mutlak kebenarnnya, berbeda dengan prinsip yang dipegang manusia yang belum tentu benar, karena pada dasarnya mausia adalah tempat salah dan lupa

c. ZMP 3: bebaskan diri anda dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran, berpikirlah merdeka!

Pengalaman adalah hasil dari interaksi yang dilakukan dilingkungan sekitar, pengalaman yag buruk kemungkinan besar berasal dari lingkungan yang tidak kondusif, oleh sebab itu manusia hrus berhati-hati terhadap arus lingkungan yang dapat merusak kejernihan hati dan tingkah laku.

(54)

Dengan mendegarkan suara hati dapat menjadikan manusia bertindak sesuai dengan lintasannya. Karena apa yang dibisikkan dari hati pada dasarnya adalah mengajak manusia kepada kebaikan

e. ZMP 5: lihatlah semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan semua suara hati yang bersumber dari Asmaul Husna

Manusia sering salah dalam menilai orang disekitarnya hal tersebut tidak jarang disebabkan karena manusia menilai dari satu sudut pandang, untuk itu mausia seharusnya melihat sesuatu tidak hanya sebatas pada sudut pandang nya sendiri, dalam Islam diajarkan untuk melihat dari sudut pandang Qur’an dan Asmaul Khusna karena al-qur’an merupakan kebenaran yang mutlak

f. ZMP 6: periksa pikiran anda terlebih dahulusebelum menilai segala sesuatu, jangan melihat sesuatu karena pikiran anda, tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya (Taufik, 2009:99)

g. ZMP 7: Janganlah terbelenggu oleh literatur-litertur, berpikirlah dengan merdeka (Agustina, 2007:79-103).

(55)

3. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

Dalam kecerdasan spiritual terdapat ciri-ciri atau indikasi yang dapat dilihat apakah seseorang tersebut memiliki kecerdasan spiritual, ciri-ciri tesebut adalah (Nurfaijah, 2010:44):

a. Kemampuan bersikap fleksibel

b. Mengakui bahwa Tuhan sebagai sumber pembawa rizki c. Tingkat kesadaran diri yang tinggi

d. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan e. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit f. Kualitas hidup yang berdasarkan dari visi dan nilai-nilai g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal h. Menciptakan pola dan aturan baru pada kondisi sangat terjepit i. Mandiri.

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall ciri-ciri kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut (2000:14)

a. Memiliki kesadaran diri

b. Bersifat Spontanitas, sangat responsive, dan rela bertanggung jawab c. Terbimbing oleh visi dan nilai

d. Holistic, yaitu suatu kemampuan untuk melihat suatu permasalahan dari setiap sisi dan melihat bahwa setiap persoalan mempunyai dua sisi atau lebih

(56)

f. Menghargai keberagaman, menghargai orang lain dan pendapat-pendapat yang bertentangan atas daar perbedaan bukannya meremehkan perbedaan-perbedaan itu

g. Independensi terhadap lingkungan, yakni bersikap teguh, focus, tabah, berpikir independen, kritis terhadap diri sendiri, berdedikasi dan berkomitmen

h. Keingin tahuan yang aktif

i. Pemanfaatan positif atas kemalangan, berarti mengambil hikmah dalam setiap cobaan atau kesusahan

j. Rendah hati, tidak mementingkan ego

4. Urgensi kecerdasan spiritual (SQ) bagi kehidupan manusia

Menurut Taufik (2009) SQ memiliki urgensi bagi kehidupan manusia yaitu:

a. SQ menjadikan manusia kuat di ujung kegundahan, orang yang cerdas secara spiritual dapat membelokkan pandangan tentang kegagalan sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan

b. SQ menjadikan diri dapat menyatukan perbedaan secara pribadi dengan orang lain, kelompok, bahkan dalam konteks agama, sehingga seseorang lebihrespect other atau dapat menghargai orang lain

(57)

permasalahan tersebut merupkan ujian sebagai bentuk kecintaan Tuhan kepadanya.

d. SQ mampu membantu manusia keluar dari blenggu “egoisme” yang merupakan suatu kekeliruan yang menyebabkan kita lebih mementingkan diri sendiri dari pada orang lain

e. SQ bukanlah suatu agama akan tetapi dengan SQ dapat membantu manusai untuk meyakini lebih dalam terhadap keyakinan agama yang dianutnya

f. SQ membuat manusia selalu berfikir positif

Banyak sekali yang kita dapatkan jika kita memiliki kecerdasan spiritual, kita tidak akan berfikir sempit dalam menghadapi permasalahan, dengan memiliki kecerdasan spiritual kita dapat selalu mengambil hikmah dari setip peristiwa yang terjadi dan akan bangkit mecari solusi ketika mendapatkan suatu masalah. Dan yang lebih penting lagi adalah orang yang memiliki kecerdasan spiritual akan bersungguh – sungguh dalam menjalankan perintah agamanya tanpa bersifat fanatik yang berlebihan terhadap pemeluk agama lain.

Menurut Sukidi urgensi kecerdasan Spiritual (SQ) dapat ditinjau dari dua sisi (sambasalim.com), yaitu:

(58)

b. Kecerdasan spiritual secara horizontal, dimana kecerdasan spiritual mendidik hati kita di dalam budi pekerti yang baik. Diatas arus demoralisasi perilaku manusia akhir-akhir ini.

5. Karakteristik Kecerdasan Spiritual (SQ)

Ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seseorang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi atau rendah. Seperti yang dipaparkan oleh Lutfil Kiromaz-Zumaro (2011:98), yaitu sebagai berikut:

a. Karakteristik SQ tinggi

1) Kemampuan mentransendensikan yang fisik dan material 2) Memiliki fleksibilitas

3) Mempunyai kesadaran diri yang tinggi

4) Memiliki kapasitas untuk memperdayakan diri, dan bangkit dari keterpurukan

5) Kualitas kehidupan yang bersumber pada visi masa depan dan berpedoman pada nilai kebenaran

6) Kemampuan untuk menggunakan sumber spiritual dalam memecahkan masalah dan kemampuan berbuat sebaik mungkin b. Karakteristik SQ rendah

1) Fanatisme berlebihan terhadap nilai kebenaran

2) Keyakinan yang lemah dan tidak didasari oleh pertimbangan yang memadai

3) Mudah kehilangan kendali diri

(59)

6. Cara-cara menjadi orang yang cerdas secara spiritual

Tony Buzan (2003), merumuskan sepuluh cara agar seseorang dapat cerdas secara spiritual. Cara-cara tersebut adalah:

a. Mendapatkan gambaran menyeluruh

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual menyadari sepenuhnya keberdaannya di dunia ini. Melihat gambaran secara menyeluruh eksistensinya di dunia ini, dengan mengamati kebesaran alam di dunia akan menimbulkan rasa kagum, heran, dan terpesona dan pada akhirnya akan melahirkan beberapa pertanyaan spiritual tentang makna eksistensi kita di dunia ini. Cinta dan hormat kepada alam merupakan ciri sangat khas pada orang yang memiliki kecerdasan spiritual.

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual aktif dalam menimbulkan kesadaranatas eksistensi semua makhluk di dunia ini, serta betapa luasnya jagat raya hasil karya Sang Pencipta. Dengan memahami secara menyeluruh gambaran tentang eksistensi makhluk-makhluk di dunia ini maka akan menimbukan kecerdasan spiritual b. Menggali nilai-nilai

Nilai atau value adalah panduan-panduan untuk bersikap yang berasal dari dalam diri kita sendiri, nilai-nilai tersebut menimbulkan prinsip-prinsip yang akan menentukan perilaku dan hidup kita.

c. Visi dan panggilan hidup

(60)

yang kita rumuskan maka kita mempunyai harapan dalam kehidupan ini.

d. Belas kasih: Memahami diri sendiri dan orang lain

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual dan rasa belas kasihan kepada sesama akan memiliki komitmen kepada orang lain dan ikut bertanggung jawab terhadap orang lain. Dengan memiliki rasa belas kasih akan memunculkan kecerdasan pada diri kita

e. Memberi dan menerima: Kemurahan hati dan rasa sukur

Kemurahan hati dan rasa syukur merupakan rahmat spiritual. Kemurahan hati dan rasa sukur lahir dari belas kasih. Ketika kita mempraktekkan kemurahan hati dan rasa syukur maka kita sedang meningkatkan kecerdasan spiritual kita

f. Kekuatan tawa

Sense of humor atau selera humor adalah salah satu kualitas utama dari kecerdasan spiritual. Tawa akan mengurangi stress dalam diri, dan meningkatkan kesehatan secara umum. Dengan tertawa maka hati kita terasa ringan dan tidak terbebani. Maka ada sebuah senam yang berjudul senam tertawa, karena tertawa baik untuk kesehatan asal tidak berlebihan

g. Menjadi kanak-kanak kembali

(61)

Kembali menjadi kanak-kanak bukan lantas kita bersikap kekanak-kanakan, kembali menjadi anak-anak maksudnya adalah kita berfikir secara polos dan tulus dalam melaksanakan sesuatu

h. Kekuatan ritual

Ritual adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Dalam konteks agama ritual merupakan kegiatan keagamaan dari masing-masing agama. Melalui ritual yang kita lakukan dapat meningkatkan stabilitas spiritual dan emosional, mengurangi stress, menjadi lebih tekun, lebih yakin, dan lebih percaya diri

i. Ketentraman

Ketentraman adalah keadaan hening atau tenang dimana kita terbebas dari kecemasan atau kesedihan. Dengan ketenangan kita dapat menetralisir stress, karena agar dapat bertahan hidup secara spiritual maka kita perlu meredakan stress.

j. Yang anda butuhkan hanyalah cinta

Cinta terhadap diri sendiri, sesama, dan jagad raya, serta Tuhan dianggap sebagi tujuan hidup dan spiritualitas yang tinggi. Dengan cinta kita dapat memperoleh kecerdasan spiritual yang tinggi.

(62)

keberagaman pendapat. Padahal salah satu ciri dari orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi adalah orang yang dapat menghargai pendapatnya.

Jika apa yang disampaikan oleh Tony Buzan seperti di atas membuktikan bahwa kecerdasan spiritual itu dapat dilatih. Kecerdasan spiritual bukan hanya milik orang yang memiliki pondasi agama tinggi. Seperti halnya yang disampaikan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal (2000:12) “seorang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi dapat memiliki kualitas spiritual tanpa beragama sama sekali”.

B. Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam

Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari istilah educare yang berarti membawa keluar (sesuatu yang ada di dalam), sedangkan dalam bahasa Jerman berasal dari kata erziehung yang berarti menarik keluar atau mengeluarkan, sedangkan dalam Orang Belanda menggunakan istilah

opvoeden untuk pendidikan, dan orang Inggris menggunakan istilah to educate yang diartikan sebagai to give moral and intellectual training

(Noeng Muhadjir,1993:16).

(63)

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Marimba, 1964:19).

Dalam konteks pendidikan, yang berkewajiban memberikan pendidikan pertama kali adalah orang tua yakni sebagai lingkungan pendidikan primer. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua tidak hanya ketika anak sudah dilahirkan, akan tetapi pendidikan tersebut harus diberikan sedini mungkin yakni sejak masa sebelum kelahiran sang bayi (pranatal).pendidikan pranatal berarti suatu bentuk stimulasi yang dilakukan ketika bayi berada dalam kandungan yang bertujuan untuk menstimulasi kecerdasan calon bayi yang kelak akan lahir (Rizki dan Suherman 2010:60). Dalam pelaksanaan pendidikan pranatal terdapat sesuatu yang ingin dicapai sebagai tujuannya yaitu membantu orang tua dan anggota keluarga memberikan lingkungan yang lebih baik bagi sang calon bayi serta mendorong perkembangan hubungan positif antara orang tua dan anak yang dapat berlangsung selamanya (Abdurrahman,1999:27).

(64)

1. Tahap-tahap pendidikan pranatal

Pendidikan pranatal dimulai bahkan sejak sebelum kehamilan sang ibu, proses pendidikan sebelum masa kehamilan tersebut meliputi (Munir, 2007:151):

a. Yang pertama adalah hal-hal yang bersangkutan dimulai dari masa

konsepsisampai masa kelahiran,

b. Yangkedua adalah yang berhubungan dengan pemilihan jodoh, karena kualitas calon ayah dan calon ibu akan berpengaruh besar pada perkembangan sang anak. Allah SWT telah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Baqarah (221):

Ÿ

wur(

#

q

ß

s Å

3 Zs

?ÏM

»x.

ÎŽô³ ß

J

ø

9

#

$4Ó

®

L

y

`

Ï

B

÷

s

ã

ƒ

ptBV{ ru

î

poY

Ï

B

÷

s

B

׎ö

•y

z

`

Ïi

B

7

px.

ÎŽô³ •

B

ö

qs9ur

ö

N

ä

3

÷G

t

6

y

f ôã

r

&3

Ÿwur(

#

q

s Å

ß

3 Z

è?

tûü

Ï

.

ÎŽô³ ß

J9

ø

$

#

®

L

y

m

#

( q

ã

Z

Ï

B

÷

s

ã

ƒ

‰ö7

y

è

s9ur

í

` B

Ï

÷

s

B

׎ö

•y

z

`

Ïi

B

7

8

ÎŽô³ •

B

ö

qs9ru

ö

N

ä

3t

6

y

f ôã

r

&3

y7

Í

´¯»s9'r

é&

tb q

ããô‰

tƒ’ n<

Î)Í‘ $¨

Z9$

#(

ª

!

$

#

ur(

q

ããô‰

tƒ’ n<

Î)Ï

p

¨

Yy

f ø

9$

ot

•Ïÿø

ó

yJ

ø

9$

#

ur¾m

Ï

Ï

R

ø

ŒÎ*Î/(ß

û

Îi

ü

t ƒur¾

Ï

m

ÏG

»tƒ

#

Ä

¨ $¨

Y=

Ï

9

ö

N

ß

g

¯

=y

è

s9tb r

ã•©

.x

t

G

tƒÇËËÊÈ

Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum

mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih

baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan

janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan

wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya

budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia

menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah

(65)

menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada

manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Hasbi, 2000:373)

Dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk tidak menikah dengan orang yang berbeda keyakinan dan akhlaknya dengan kita orang Islam. Karena baik buruknya akhlak anak sangat dipegaruhi oleh akhlak yang dimiliki orang tua, dan keyakinan orang tua terhadap suatu agama akan berpengaruh dengan keyakinan anak terhadap agama yang dianutnya.

Dalam memilih pasangan hidup diibaratkan seorang petani yang memelihara dan memilih biji tanaman yang berkualitas dan lahan yang berkualitas sehingga panen yang berkulaitas tinggi dapat terealisasi, dengan demikian memilih jodoh seperti harapan di atas maka kemungkinan mempunyai anak turun yang diharapkan berkualitas dapat tercapai (Mansur, 2004:44). Menurut Baqir Hujjati dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Bafaqih (2008:107-109). Rasulullah menjelaskan beberapa poin tentang pemilihan jodoh yang baik, yang diantaranya adalah tentang ciri-ciri istri yang baik yang tentunya akan mempengaruhi generasi yang akan dilahirkannya ciri-ciri tersebut adalah:

a. Taat beragama

(66)

b. Berakhlak mulia akhlak mulia merupakan asas utama dalam Pembinaan generasi yang sehat. Dan kemuliaan akhlak pada diri orang tua memberikan pengaruh pada anak ketika masih berupa janin dalam kandungan

c. Berasal dari keluarga yang baik

Memilih pasangan hidup hendaklan pasangan yang berasal dari keluarga yang baik akhlaknya dan agamanya karena keadaan keluarga tentu berpengaruh pada keadaan si anak

Pentingnya pemilihan jodoh sangat berkaitan dengan eksistensi pendidikan dalam keluarga, karena pendidik yang paling utama adalah ayah dan ibu. Terutama pendidikan dalam kandungan, ayah dan ibulah sosok yang paling berpengaruh bagi perkembangan edukasi anak.

2. Kewajiban Orang Tua dalam Memeberikan Pendidikan Pranatal

Orang tua adalah elemen terpenting dalam pendidikan terhadap anak dalam kandungan, orang tua (bapak dan ibu) pada umumnya adalah orang yang paling banyak mengadakan interaksi dengan anak yang masih berada dalam kandungan, maka orang tua harus mengadakan interaki edukatif

(67)

(

)

Artinya: orang yang celaka adalah yang telah (menderita) celaka dalam perut ibunya (HR. Muslim)

Oleh sebab itu islam sangat menganjurkan bahkan memerintahkan pendidikan pranatal (Uhbiyati, 2009:11). Agar bayi yang ada dalam kandungan mulai merasakan pendidikan yang akan menuntun kehidupannya kelak ketika dia sudah lahir ke dunia.

3. Materi Pendidikan Anak Pranatal

Sejak periode pranatal sang calon anak sudah dapat diberikan pendidikan, hal ini dilakukan supaya ketika anak sudah lahir akan terbiasa melakukan hal-hal yang positif, seperti yang pernah diterimanya sewaktu dia belum dilahirkan. Menurut Uhbiyati (2009:31-33), materi yang dapat diberikan untuk menstimulasi sang calon bayi antara lain adalah sebagai berikut:

a. Bahasa

Pada periode ini jelas anak belum dapat berbahasa, akan tetapi apa yang diucapkan oleh pendidik (orang tua) sudah dapat direspon oleh janin, oleh sebab itu orang tua harus selalu mengucapkan kata-kata yang baik, seperti membaca al-Qur’an, zikir, sholawat, dan lain sebagainya.

b. Al-Qur’an dan Hadits

(68)

c. Akhlak Mulia

Ibu yang sedang hamil dan sang ayah harus selalu menjaga akhlaknya dengan baik dimana hal itu akan memberikan pengaruh yang besar pada sisi mental dan kepribadian si bayi dalam kandungan.

Materi-materi pendidikan di atas merupakan sarana untuk mendapatkan generasi atau keturunan yang berkualitas, karena sejak dia masih dalam kandungan sudah terbiasa dengan amalan-amalan yang sangat baik. Lain halnya ketika pada periode pranatal anak tidak mendapatkan pendidikan sama sekali, maka akan sangat sayang sekali karea orang tua melewatkan masa-masa pendidikan yang sangat berharga.

Islam merupakan agama yang sangat memperdulikan pendidikan anak dalam kandungan, hal tersebut dibuktikan dengan hal-hal sebagai berikut: (Abdurahman, 2005:35-37).

1) Diberikannya hak istimewa terhadap ibu yang sedang hamil selama bulan Ramadhan , yaitu diperbolehkannya ibu hamil untuk berbuka puasa walaupun belum tiba saatnya untuk berbuka puasa. Jika merasa khawatir apabila diteruskan berpuasa akan membahayakan kondisi janin dalam kandungan. Oleh karena itu, puasa tersebut dapat diganti dengan membayarkifarat.

(69)

janin dan melalui ibulah nafkah tersebut bisa sampai kepada sang janin, misalnya materi yang diberikan mantan suaminya tersebut digunakan untuk kebutuhan konsumsi.

3) Perhatian Islam terhadap periode pranatal yang lain adalah dengan menangguhkan hukuman yang akan diterima oleh sang ibu jika hukuman tersebut dapat membahayakan janin.

(70)

BAB IV

STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PADA PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pendidikan Pranatal dalam Perspektif Islam

Manusia dipandang sebagai makhluk yang harus dididik yang disebut

homo educandum , yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia tergolong sebagai animal educabic yaitu sebangsa binatang yang dapat dididik sedangkan binatang adalah makhluk yang hanya dapat dilakukan dressure yaitu dilatih untuk dapat melakukan sesuatu yang bersifat statis, sehingga fungsi dari pendidikan adalah memanusiakan manusia karena manusia tanpa pendidikan tidak dapat menjadi manusia sebenarnya (M. Arifin 1997:21-22).

Pendidikan yang harus diberikan peratama kali kepada anak atau obyek pendidikan adalah pendidikan keluarga, keluarga khususnya ayah dan ibu memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan pendidikan anak, sebelum dia memperoleh pendidikan dari milliu yang lain seperti masyarakat dan sekolah.

Seperti firman Allah yang termaktub dalam Qur’an surat at-Tahrim (66:6) yaitu:

$

pk

š

‰r

'

¯»tƒûït

Ï%©

!

$

#

(

#

q

ã

ZtB

#

uä(

q

è

%

ö/ä

3|

¡ àÿ

Rr

&ö/ä

3 ‹

Î

=

÷

dr

&

ur

#Y

‘ $

tR

$

yd

ß

Š

q

è

%ur

⨠$¨

Z9$

ou

‘ $

y

f Ïtø

:

#

$ur

$

pk

ö

Žn=t

æî

ps3

Í

´¯»n=tB

Ô

(71)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa orang tua mempunyai kewajiban untuk memelihara atau menjauhkan dirinya dan keluarganya dari api neraka, yakni salah satunya dengan memberikan pendidikan agar keluarga atau anaknya bisa mengerti mana perbuatan yang baik dan yang buruk. Menurut Ahmad Tafsir (2001:74) tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak disebabkan setidaknya oleh dua hal yaitu yang pertama karena kodrat orang tua, orang tua ditakdirkan menjadi orang tua untuk anak-anaknya dengan demikian mereka ditakdirkan juga untuk bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan untuk anak-anaknya. yang kedua adalah disebabkan karena kepentingtan orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya.

Islam mewajibkan kaumnya untuk melaksanakan pendidikan, dan pendidikan yang diberikan tidak sekedar pendidikan dari masa anak-anak sampai dewasa, akan tetapi pendidikan sudah bisa diberikan walaupun sang anak belum dilahirkan. Sejak abad 15 Islam telah mengenal konsep pendidikan seumur hidup (Life long Education) yaitu pendidikan yang dilakukan mulai dari kandungan sampai pendidikan untuk orang tua.

Pendidikan pranatal dimulai bahkan sejak sebelum kehamilan sang ibu, proses pendidikan sebelum masa kehamilan tersebut meliputi, Pertama,

(72)

kelahiran, dan yangkedua adalah yang berhubungan dengan pemilihan jodoh, karena kualitas calon ayah dan calon ibu akan berpengaruh besar pada perkembangan sang anak (Munir, 2007:151). Allah SWT telah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Baqarah (221):

Ÿ

wur(

#

q

ß

s Å

3 Zs

?ÏM

»x.

ÎŽô³ ß

J

ø

9$

#

®

L

y

`

Ï

B

÷

ã

ptBV{ ur

î

poY

Ï

B

÷

s

B

׎ö

z

y `

Ïi

B

7

px.

ÎŽô³ •

Bq

ö

s9ur

ö

N

ä

3

÷G

6

t y

f ôã

r

&3

Ÿwur(

#

q

ß

s Å

3 Z

è?

tûü

Ï

.

ÎŽô³ ß

J

ø

9$

#

®

L

y

m

#

( q

ã

Z

Ï

B

÷

s

ã

ƒ

‰ö7

y

è

s9ur

í

`

Ï

B

÷

s

B

׎ö

•y

z

`

Ïi

B8

7

ÎŽô³ •

B

ö

qs9ur

ö

N

ä

3t

6

y

f ôã

r

&3

y7 ´

Í

¯»s9'r

é&

tb q

ã

ãô‰

tƒ’ n<

Î)Í‘ $¨

Z9$

#(

!

ª $

#

ur(

q

ããô‰

tƒ’ n<

Î)Ï

p

¨

Yy

f ø

9$

ot

•Ïÿø

ó

yJ

ø

9$

#

ur¾

Ï

m

Ï

R

ø

ŒÎ*Î/(ß

ûü

Îi

t

ƒur¾

Ï

m

ÏG

»ƒt

#

Ä

¨ $¨

Y=

Ï

9N

ö

ß

g

¯

=y

è

s9tb

r

ã•©

.x

t

G

tƒÇËËÊÈ

Artinya: Dan janganlah k

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(Bandung: Mizan, 2001), 236... pemikiran beliau ini memiliki kemiripan dengan adat di sejumlah daerah di Indonesia lainnya, akan tetapi hanya di Kalimantan Selatan yang

Gapura Angkasa dalam melakukan pengukuran kinerja menggunakan sistem balance score card.Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen (dan bukan sekedar sistem

(1) Dalam hal pemilik Menara Telekomunikasi yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi dan

Struktur Organisasi PDAM Kota Denpasar telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air

belajar siswa Ilmu pengetahuan Sosial pada siswa kelas v di MI Ma’arif Karangasem kec. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam

Perairan Laut Sibolga memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup besar dimana perairannya merupakan bagian dari Pantai Barat Sumatera (WPP 9), namun diduga

Tidak hanya warga, pedagang bunga tabur yang biasa berjualan di tempat pemakaman umum (TPU) se Jabodetabek juga membeli di Rawa Belong untuk dijual

Dalam rangka peningkatan produksi tanaman pangan, pembangunan sektor pertanian mengutamakan program intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Seiring dengan perkembangan